Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG BADAN USAHA YANG BERBENTUK

BADAN HUKUM

Dosen Pengampu:

Muhammad Taufik Laode, SH, MKn

Disusun oleh:

Nama: Asriyani A. Sehe

Npm: 01012111064

Kelas: 6-A

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

FAKULTAS ILMU HUKUM

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar. Terima kasih kepada pak
Muhammad Taufik Laode, SH,MKn selaku dosen mata kuliah Hukum perusahan yang
senantiasa membimbing kami baik secara moral maupun materi dan teman-teman kami
yang selalu mendukung pembuatan makalah ini sehingga saya dapat menyelesaikannya
dengan tepat waktu.

Makalah ini berisikan tentang Badan Usaha yang Berbadan Hukum. Diharapkan
makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca mengenai tema
yang saya angkat dengan baik dan benar serta memahami bagaimana badan usaha
berbadan hukum itu. Kami menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, dan penulisan. Oleh karena itu, kami harap pembaca
dapat memberikan masukan, kritikan, maupun saran yang membangun untuk pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca sekaligus meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan.

Ternate, 26 April 2024

Asriyani A. Sehe

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii


BAB 1 ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB 2 ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Badan Usaha Berbentuk Badan Hukum ...................................................... 3
2.2 Macam-Macam Bentuk Badan Usaha yang Berbentuk Badan Hukum ....................... 3
2.3 Dasar Hukum yang Mengatur Tentang Badan Usaha Yang Berbentuk Badan
Hukum....................................................................................................................................... 4
2.4 Syarat yang Diperlukan Dalam Mendirikan Badan Usaha yang Berbentuk Badan
Hukum....................................................................................................................................... 5
BAB 3 .......................................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa Badan Usaha adalah
sekumpulan orang dan modal uang mempunyai aktivitas yang bergerak dibidang
perdagangan atau dunia usaha/perusahaan. Definisi lain menyatakan bahwa badan usaha
adalah suatu kesatuan organisasi dan ekonomis yang mempunyai tujuan untuk
memperoleh laba atau keuntungan dan memberikan layanan kepada masyarakat. Dari
beberapa definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa badan usaha merupakan
suatu tempat atau organisasi yang memiliki tujuan untuk mendapatkan laba dan untuk
memberikan pelayanan pada masyarakat. 1 Secara teoritis badan usaha dapat di bagi dalam
2 (dua) golongan, yakni badan usaha yang bukan berbadan hukum (nonbadan hukum),
dan badan usaha yang berbadan hukum (badan hukum). Secara sepintas tampaknya kedua
badan usaha ini tidak ada perbedaan. Namun, jika dilihat dari perspektif hukum
perusahaan, ada pebedaan yang cukup mendasar, yakni masalah tanggung jawab.

Pada makalah ini penulis membahas tentang Badan Usaha yang Berbadan
Hukum. Mengingat rumusan badan hukum tidak ditemui dalam undang-undang maka
para ahli hukum mencoba membuat kriteria badan usaha yang dapat dikelompokkan
sebagai badan hukum jika memiliki unsur, pertama adanya pemisahan harta kekayaan
antara perusahaan dan pemilik usaha, kedua mempunyai tujuan tertentu, ketiga
mempunyai kepentingan sendiri, keempat adanya organisasi yang teratur. Jika tidak
memenuhi unsur-unsur tersebut di atas,suatu badan usaha tidak dapat di kelompokkan
sebagai badan hukum.2 Terhadap tanggung jawab hukum atas bentuk usaha berbadan
hukum, maka tanggung jawab dapat dijatuhkan kepada pengurus dari korporasi atau
perusahaan tersebut. Badan Usaha Berbadan hukum terdiri dari PT (Perseroan Terbatas),
Yayasan, dan Koperasi. Beberapa bentuk badan usaha tersebut dimiliki oleh BUMN,
BUMD dan BUMS.

1PRS, “Badan Usaha (Tidak Berbadan Hukum dan Berbadan Hukum)”,


(https://menuruthukum.com/2020/01/15/badan-usaha-tidak-berbadan-hukum-dan-berbadan-hukum/,
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020, 2020)
2 Erie haryanti, Hukum Dagang dan Perusahaan di Indonesia, (Surabaya:Pena Salsabila, 2013), hal. 17

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Jelaskan apa pengertian Badan Usaha yang Berbadan Hukum?

1.2.2 Sebutkan dan jelaskan macam-macam bentuk Badan Usaha yang Berbadan Hukum?

1.2.3 Apa dasar hukum yang mengatur tentang Badan Usaha yang Berbadan Hukum?

1.2.4 Bagaimana syarat yang diperlukan dalam mendirikan Badan Usaha yang Berbadan
Hukum?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui apa saja macam-macam badan usaha yang berbadan hukum beserta
dasar hukumnya.

1.3.2 Mengetahui tentang syarat syah pendirian badan usaha yang berbentuk badan
hukum.

1.3.3 Untuk mengimplementasikan bagaimana menjadi pengusaha yang baik dan benar,
sehingga menjadi teladan bagi pengusaha lain.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Badan Usaha Berbentuk Badan Hukum


Badan usaha berbadan hukum adalah badan usaha yang terdapat pemisahan
kekayaan pemilik dengan kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya
bertanggung jawab sebatas harta yang dimilikinya. Badan hukum merupakan
pendukung hak dan kewajiban, sama seperti manusia pribadi. Sebagai pendukung hak
dan kewajiban, dia dapat mengadakan hubungan bisnis dengan pihak lain. Untuk itu
dia memiliki kekayaan sendiri, yang terpisah dari kekayaan pengurus atau pendirinya.
Segala kewajiban hukumnya dipenuhi dari kekayaan yang dimilikinya itu. Apabila
kekayaannya tidak mencukupi untuk menutup kewajibannya, itu pun tidak akan dapat
dipenuhi dari kekayaan pengurus atau pendirinya guna menghindarkannya dari
kebangkrutan atau likuidasi. Kendatipun mendapat pinjaman dana dari pengurus atau
pendirinya atau jika Badan Usaha Miliki Negara mendapat suntikan dana dari Negara,
pinjaman atau suntikan dana tersebut tetap dihitung sebagai hutang badan.

2.2 Macam-Macam Bentuk Badan Usaha yang Berbentuk Badan Hukum


Perusahaan badan hukum ada yang dimiliki oleh pihak swasta, yaitu perseroan
terbatas (PT) dan koperasi, ada pula yang dimiliki oleh Negara, yaitu perusahaan
umum (Perum) dan perusahaan perseroan (Persero). Badan Usaha yang berbentuk
Badan Hukum terdiri dari:

2.2.1 Perseroan Terbatas (“PT”)

Perseroan Terbatas merupakan bentuk persekutuan yang berbadan hukum,


merupakan kumpulan modal/saham, memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan
para perseronya, pemegang saham memiliki tanggung jawab yang terbatas, adanya
pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus atau direksi, memiliki
komisaris yang berfungsi sebagai pengawas, serta kekuasaan tertinggi berada pada
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perseroan Terbatas atau PT adalah badan
hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian. Karena merupakan “ perjanjian” maka
ada pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut yang artinya ada lebih dari satu

3
atau sekurang-kurangnya ada dua orang atau dua pihak dalam perjanjian tersebut,
seperti yang disebutkan dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 3

2.2.2 Yayasan

Yayasan merupakan suatu badan yang melakukan berbagai kegiatan yang


bersifat sosial dan mempunyai tujuan idiil. Yayasan sebagai suatu badan hukum,
memiliki hak dan kewajiban yang independen, yang terpisah dari hak dan kewajiban
orang atau badan yang mendirikan yayasan, maupun para Pengurus serta organ
yayasan lainnya. Umumnya, yayasan didirikan oleh beberapa orang atau dapat juga
oleh seorang saja, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dengan
memisahkan suatu harta dari seorang atau beberapa orang pendiriannya, dengan
tujuan idiil atau sosial yang tidak mencari keuntungan, mempunyai pengurus yang
diwajibkan mengurus dan mengelola segala sesuatu yang bertalian dengan
kelangsungan hidup yayasan.4

2.2.3 Koperasi

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian , Koperasi


adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam melaksanakan
kegiatannya Koperasi berdasarkan prinsip Koperasi yang merupakan esensi dari
dasar kerja Koperasi sebagai badan usaha dan merupakan cirri khas dan jati diri
Koperasi yang membedakannya dari badan usaha lain. Sejak pertama kali
diperkenalkan pada masyarakat Indonesia, badan usaha koperasi telah mampu
membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya melalui
kegiatan-kegiatan usaha koperasi. 5

2.3 Dasar Hukum yang Mengatur Tentang Badan Usaha Yang Berbentuk Badan
Hukum
• Perseroan Terbatas (PT)
1. Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3 Nicky Yitro Mario Rambing, “Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan Terbatas (Pt) Di Indonesia”. Lex
Privatum. Vol.1, (No.2), Apr-Jun, 2013, hal. 72
4 Grace E. A. Sambodeside, “Kajian Hukum Yayasan Sebagai Badan Hukum Private Menurut Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan”. Lex Privatum. Vol. 4, (No. 2), April 2018, hal. 95
5 Meidya Anugrah, “Tinjauan Hukum Pendirian Badan Hukum Koperasi”. Jurnal Ilmu Hukum Legal

Opinion. Vol. (No.5) 1, 2013, hal. 1

4
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar
Perseroan Terbatas
4. Pasal 1653 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
• Yayasan
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan.
• Koperasi
1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah.
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan
Pinjam oleh Koperasi.
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada
Koperasi.
2.4 Syarat yang Diperlukan Dalam Mendirikan Badan Usaha yang Berbentuk
Badan Hukum
2.4.1 Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan Terbatas di Indonesia
Adapun syarat t syarat sahnya pendirian suatu perseroan terbatas di Indonesia
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
terbatas, yaitu:
1. Akta Pendirian.
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, prosedur pendirian
PT juga tidak banyak berubah dengan prosedur pendirian PT yang ditentukan oleh
UU No. 1 Tahun 1995. Prosedur pendirian PT di dalam UU No. 40 Tahun 2007
tentang PT diatur di dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 14 (delapan pasal).
Menurut Pasal 7 ayat ( 1 ) UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, dikatakan bahwa
“Perseroan didirikan minimal oleh 2 ( dua ) orang atau lebih dengan akta notaris
yang dibuat dalam bahasa Indonesia”. Akan tetapi, menurut Pasal 7 ayat ( 7 ) UU

5
No. 40 Tahun 2007, ketentuan pemegang saham minimal 2 (dua) orang atau lebih
tidak berlaku bagi:
a. Perseroan yang sahamnya dimiliki oleh negara.
b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,
lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal.

2. Pengesahan Oleh Menteri.


Dimaksud dengan Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang hukum dan hak asasi manusia. Dalam mendirikan perseroan
terbatas tidak cukup dengan cara membuat akta pendirian yang dilakukan dengan
akta otentik. Akan tetapi harus diajukan pengesahan kepada Menteri, guna
memperoleh status badan hukum. Pengajuan pengesahan dapat dilakukan oleh
Direksi atau kuasanya. Jika dikuasakan hanya boleh kepada seorang Notaris
dengan hak substitusie. Agar Perseroan diakui secara resmi sebagai badan hukum,
akta pendirian dalam bentuk akta notaris tersebut harus diajukan oleh para pendiri
secara bersama-sama melalui sebuah permohonan untuk memperoleh Keputusan
Menteri ( Menteri Hukum dan HAM ) mengenai pengesahan badan hukum
Perseroan.

3. Pendaftaran.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT yang melakukan pendaftaran
setelah diperoleh pengesahan dibebankan kepada Direksi Perseroan maka di
dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT ini maka yang menyelenggarakan daftar
perseroan setelah diperoleh pengesahan adalah Menteri yang memberikan
pengesahan badan hukum dan memasukkan data perseroan secara langsung.
Daftar perseroan memuat data tentang Perseroan yang meliputi :
a. Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka
waktu pendirian, dan permodalan.
b. Alamat lengkap Perseroan
c. Nomor dan tanggal akta pendirian dan Keputusan Menteri mengenai
pengesahan badan hukum Perseroan.
d. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan Menteri.

6
e. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal penerimaan
pemberitahuan oleh Menteri.
f. Nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan akta
perubahan anggaran dasar.
g. Nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris Perseroan.
h. Nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal penetapan
pengadilan tentang pembubaranPerseroan yang telah diberitahukan kepada
Menteri.
i. Berakhirnya status badan hukumPerseroan.
j. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi Perseroan
yang wajib diaudit.6

2.4.2 Syarat-Syarat Pendirian Yayasan Sebagai Badan Hukum


1. Didirikan oleh satu orang atau lebih.
Syarat yang pertama memperlihatkan, bahwa setiap orang dapat mendirikan
yayasan, baik secara sendiri atau bersama. Orang yang dimaksud dalam ketentuan
ini adalah baik perorangan maupun badan hukum. Menurut Tumbuan, perbuatan
hukum pendirian yayasan pada dasarnya adalah perbuatan hukum sepihak. Apabila
yayasan didirikan oleh dua orang atau lebih pendiri, sifat perbuatan hukum dimaksud
secara esensial berbeda dengan perbuatan hukum pendirian perseroan terbatas.
Pendirian yayasan juga tidak memandang kewarganegaraan seseorang, sehingga
baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dapat mendirikan yayasan.
Namun ada perbedaan persyaratan jika yayasan didirikan oelh pihak asing. Dalam
hal yayasan didirikan oleh orang asing atau bersama-sama orang asing, maka syarat
dan tata cara pendirian yayasan tersebut diatur dengan peraturan pemerintah. Bagi
yayasan yang didirikan oleh orang perseorangan asing dipersyaratkan harus
memenuhi ketentua yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun
2008 sebagai berikut:
1. Identitas pendiri yang dibuktikan dengan paspor yang sah,

6 Nicky Yitro Mario Rambing, “Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan Terbatas (Pt) Di Indonesia”. Lex
Privatum. Vol.1, (No.2), Apr-Jun, 2013, hal. 74

7
2. Yayasan yang didirikan oleh orang asing atau orang asing bersama orang
Indonesia, salah satu anggota pengurus yang menjabat sebagai ketua, sekretaris,
atau bendahara wajib dijabat oleh warga negara Indonesia,
3. Anggota pengurus yayasan yang didirikan oleh orang asing atau orang asing
bersama orang Indonesia wajib bertempat tinggal di Indonesia,
4. Anggota pengurus yayasan yang berkewarganegaraan asing harus pemegang izin
melakukan kegiatan atau usaha diwilayah negara Republik Indonesia dan
pemegang kartu izin tinggal sementara. Ketentuan ini tidak berlaku bagi pejabat
korps diplomatik beserta keluarganya yang ditempatkan di Indonesia.

2. Ada kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan pendirinya.


Syarat yang kedua mengharuskan adanya kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan
pendiri. Perbuatan hukum atau badan hukum sebagai pendiri suatu yayasan untuk
memisahkan kekayaan yang kemudian dijadikan sebagai kekayaan awal yayasan
merupakan elemen penting dalam pendirian yayasan. Dengan pemisahan kekayaan,
maka hubungan antara pendiri dengan kekayaannya terputus. Pendiri yayasan bukanlah
pemilik yayasan yang didirikan, sehingga didalam UndangUndang Yayasan tidak
dikenal istilah pemilik (ownership) berbeda dengan pemisahan kekayaan dalam
pendirian perseroan terbatas, karena pada pendirian perseroan terbatas, pemisahan ini
sekaligus mengandung penyertaan dalam perseroan selaku persekutuan modal.
Persekutuan ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Anggapan yang
berkembang selama, bahwa seolah-olah yayasan mempunyai pemilik yaitu pendiri,
sehingga seringkali pendiri melakukan tindakan sebagai layaknya seorang pemilik
yayasan, misalnya menjual atau mewariskan yayasan. Dalam Undang-Undang No. 28
Tahun 2004 ini telah disyaratkan adanya batas minimum kekayaan yang harus
dipisahkan untuk mendirikan yayasan.

3. Harus dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
Syarat yang ketiga mengenai keharusan membuat akta untuk mendirikan yayasan
telah lama dilakukan jauh sebelum Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 diundangkan.
Pembuatan akta pendirian yayasan dilakukan oleh pendiri atau orang lain yang
mendapatkan kuasa dari pendiri. Akta pendirian yayasan membuat anggaran dasar dan
keterangan lain yang dianggap perlu. Seperti: nama, alamat, pekerjaan, tempat dan
tanggal lahir, serta kewarganegaraan pendiri, pembina, pengurus dan pengawas.
8
4. Harus memperoleh pengesahan menteri.
Pengesahan menteri dimaksudkan oleh syarat yang keempat ini adalah Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta
pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh pengurus atas nama yayasan sebelum
yayasan memperoleh status badan hukum menjadi tanggung jawab pengurus secara
tanggung renteng. Untuk memperoleh pengesahan, pendiri atau kuasanya mengajukan
permohonan kepada menteri melalui notaris yang membuat akta pendirian yayasan
tersebut. Notaris tersebut wajib menyampaikan permohonan pengesahan kepada
menteri dalam jangka waktu paling lambat 10 hari terhitung sejak tanggal akta pendirian
yayasan ditandatangani.
5. Diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Permohonan untuk pengumuman ini diajukan oleh pengurus yayasan atau
kuasanya. Selama pengumuman belum dilakukan, pengurus yayasan bertanggung
jawab secara tanggung renteng atas seluruh kerugian yayasan. Jika membaca ketentuan
dalam Pasal 25 Undang-Undang Yayasan, maka akan menimbulkan keragu-raguan
karena disitu dicantumkan bahwa, selama pengumuman belum dilakukan maka
pengurus yayasan secara tanggung renteng bertanggung jawab atas segala kerugian
yayasan.

6. Tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh yayasan lain atau
bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.
Ketentuan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesamaan nama dengan yayasan
lain. Hal ini berkaitan pula dengan perlindungan merek. Larangan ini dimaksudkan agar
tidak menyesatkan masyarakat atau pihak lain yang berkepentingan atau berhubungan
dengan yayasan. Selama ini sering kali dijumpai persamaan nama beberapa yayasan
walaupun kegiatan atau tujuannya berbeda.

7. Nama Yayasan harus didahului dengan kata Yayasan.


Persyaratan ini dimaksudkan untuk lebih memberikan penegasan identitas bagi
yayasan. Ketentuan ini sama dengan penyebutan untuk Perseroan Terbatas (PT), Firma
(Fa), atau Perseroan Komanditer (CV). Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, pengumuman dilakukan oleh
9
Menteri Hukum dan HAM, bukan lagi dilakukan oleh pengurus yayasan. Hal ini
dikarenakan pada masa lalu banyak yayasan yang dengan sengaja tidak mengajukan
permohonan untuk menjadi badan hukum juga tidak melakukan pengumuman pada
Lembaran Berita Negara Republik Indonesia.7

2.4.3 Syarat Pendirian Koperasi


1. Koperasi primer harus didirikan oleh minimal 20 orang yang punya kegiatan dan
kepentingan ekonomi yang sama. Sedangkan pendiri koperasi sekunder minimal 3
badan hukum Koperasi.
2. Para Pendiri atau kuasa pendiri koperasi mengajukan permintaan pengesahan akta
pendirian koperasi secara tertulis dan/atau secara elektronik kepada Menteri Koperasi
dan UKM
3. Pengajuan pengesahan akta pendirian koperasi perlu melampirkan: 2 rangkap akta
pendirian koperasi dan satu di antaranya bermaterai; berita acara Rapat Pendirian
Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan; surat
bukti penyetoran modal yang paling sedikit sebesar simpanan pokok; dan rencana awal
kegiatan usaha Koperasi.
4. Berita acara Rapat Pendirian Koperasi harus dilengkapi: daftar hadir rapat pendirian;
foto copy KTP pendiri sesuai daftar hadir; surat kuasa pendiri; surat rekomendasi
instansi terkait dengan bidang usaha yang akan dijalani
5. Untuk koperasi sekunder harus ditambahkan dokumen: Hasil berita acara rapat
pendirian koperasi dan surat kuasa koperasi primer dan/atau koperasi sekunder untuk
pendirian koperasi sekunder; Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer
dan/atau sekunder calon anggota; Koperasi primer dan/ atau sekunder calon anggota
melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) aktif
6. Ada syarat tambahan untuk pendirian koperasi simpan pinjam dan koperasi simpan
pinjam syariah (bisa dilihat di pasal 10 ayat 5 dan 6 Permen Koperasi dan UKM
9/2018).8

7 Grace E. A. Sambodeside, “Kajian Hukum Yayasan Sebagai Badan Hukum Private Menurut Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan”. Lex Privatum. Vol. 4, (No. 2), April 2018, hal. 97
8 Addi M Idhom. 2019. “Tahapan Pendirian Koperasi dan Syarat Pengesahan Badan Hukumnya”.

https://tirto.id/tahapan-pendirian-koperasi-dan-syarat-pengesahan-badan-hukumnya-ekom Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2020

10
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Karakteristik suatu badan hukum yaitu terdapat pemisahan kekayaan pemilik


dengan kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab sebatas harta
yang dimilikinya. Perusahaan badan hukum dapat menjalankan usaha dalam semua
bidang perekonomian, yaitu perindustrian, perdagangan, perjasaan, dan pembiayaan.
Perusahaan ini mempunyai bentuk hukum perseroan terbatas (PT) dan koperasi yang
dimiliki oleh pengusaha swasta. Badan hukum merupakan pendukung hak dan kewajiban,
sama seperti manusia pribadi. Sebagai pendukung hak dan kewajiban, dia dapat
mengadakan hubungan bisnis dengan pihak lain. Untuk itu dia memiliki kekayaan sendiri,
yang terpisah dari kekayaan pengurus atau pendirinya. Segala kewajiban hukumnya
dipenuhi dari kekayaan yang dimilikinya itu. Apabila kekayaannya tidak mencukupi
untuk menutup kewajibannya, itu pun tidak akan dapat dipenuhi dari kekayaan pengurus
atau pendirinya guna menghindarkannya dari kebangkrutan atau likuidasi.

3.2 Saran

1. Dengan mendirikan badan usaha yang legal secara hukum berarti bisnis anda telah
memiliki izin usaha. Dengan izin usaha, seorang pengusaha telah sedini mungkin
menjauhkan kegiatan usahanya dari tindakan pembongkaran dan penertiban. Hal tersebut
berefek memberikan rasa aman dan nyaman akan keberlangsungan usahanya. Legalisasi
merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah agar kenyamaan dalam melakukan
kegiatan usaha dirasakan oleh para pelakunya.

2. Dengan mengurus dokumen-dokumen hukum tentang kegiatan usaha, secara tidak


langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi. Karena Pencatatan izin usaha
dilakukan beberapa tahapan lokasi, pertama melalui kantor kelurahan atau kantor
kecamatan dan seterusnya. Setelah izin usaha dan dokumen-dokumen lainya telah selesai,
promosi secara inventaris dan administratif mulai dapat dilakukan.Sebagai usaha yang
telah terdaftar dalam lembaga pemerintahan yang menaungi jenis usaha maka setiap
orang dapat mengakses data-data tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

PRS. 2020. “Badan Usaha (Tidak Berbadan Hukum dan Berbadan Hukum)”,
https://menuruthukum.com/2020/01/15/badan-usaha-tidak-berbadan-hukum-dan-
berbadan-hukum/, Diakses pada 16 Oktober 2020 pukul 20.15

Erie haryanti. 2013. Hukum Dagang dan Perusahaan di Indonesia. Surabaya:Pena


Salsabila.

Nicky Yitro Mario Rambing. 2013. Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan


Terbatas (Pt) Di Indonesia. Lex Privatum. Vol.1. (No.2). hal. 72-74

Grace E. A. Sambodeside. 2018. Kajian Hukum Yayasan Sebagai Badan Hukum


Private Menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan. Lex
Privatum. Vol. 4. (No. 2). hal. 95

Meidya Anugrah. 2013. Tinjauan Hukum Pendirian Badan Hukum Koperasi. Jurnal
Ilmu Hukum Legal Opinion. Vol. (No.5). hal. 1

Addi M Idhom. 2019. “Tahapan Pendirian Koperasi dan Syarat Pengesahan Badan
Hukumnya”. https://tirto.id/tahapan-pendirian-koperasi-dan-syarat-pengesahan-badan-
hukumnya-ekom, Diakses pada 19 Oktober 2020 pukul 19.52

12

Anda mungkin juga menyukai