Anda di halaman 1dari 29

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan : Aditya sahril rhamadan

1. Mengapa sebelum pembuatan tablet ada granulasi?

Menjawab : Rohmaniah

• Meningkatkan alira: Granulasi memungkinkan bahan aktif dan bahan tambahan lainnya

untuk mengalir lebih baik. Ini membantu dalam proses pengisian cetakan tablet secara merata

dan konsisten.

• Meningkatkan kepadatan: Granulasi meningkatkan kepadatan bahan aktif dan bahan

tambahan lainnya. Ini membantu dalam pembentukan tablet yang kokoh dan tahan terhadap

kerusakan.

• Memperbaiki sifat alira: Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tablet mungkin

memiliki sifat aliran yang buruk secara alami. Melalui granulasi, sifat aliran bahan-bahan ini

dapat diperbaiki, sehingga proses pembentukan tablet menjadi lebih efisien.

• Memperbaiki kelarutan: Proses granulasi dapat membantu dalam meningkatkan kelarutan

bahan aktif, yang dapat memengaruhi bioavailabilitas dan efektivitas obat. Dengan

melakukan proses granulasi sebelum pembuatan tablet, hasil akhirnya adalah tablet yang

memiliki karakteristik fisik dan kinerja yang diinginkan.

Pertanyaan : heru ardiansyah

2. Masalah apa yang terjadi pada proses granulasi?

Menjawab : Rohmaniah

Proses granulasi dapat mengalami beberapa masalah, termasuk:


• Kepadatan dan Konsistensi Tidak Konsisten : Variasi dalam ukuran partikel atau kepadatan

granul dapat menyebabkan masalah dalam penanganan dan aliran bahan.

• Kepadatan yang Terlalu Rendah atau Tinggi: Kepadatan yang tidak sesuai dapat

memengaruhi laju pelarutan dan stabilitas produk akhir.

• Kontaminasi Silang: Kontaminasi dari bahan lain dapat terjadi selama proses granulasi,

menghasilkan produk yang tidak sesuai.

• Debu atau Penggumpalan: Debu atau penggumpalan dapat terjadi akibat kondisi operasional

yang tidak sesuai atau kualitas bahan yang buruk.

• Pengaruh Cuaca: Perubahan suhu dan kelembaban dalam lingkungan produksi dapat

memengaruhi konsistensi dan sifat aliran bahan.

• Kehilangan Pelarutan: Granul yang tidak cukup larut dapat menyebabkan ketidakseragaman

dosis atau efek samping pada penggunaan produk.

• Kehilangan Air: Kehilangan air yang tidak terkontrol selama proses granulasi dapat

menyebabkan perubahan dalam sifat fisik dan kimia produk akhir.

• Kerusakan Mekanis: Gesekan atau tekanan berlebihan selama granulasi dapat menyebabkan

kerusakan pada partikel dan mengurangi kualitas produk.

Petanyaan : Rizki amelia lestari

3. Jelaskan tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk tablet kempa langsung?

Menjawb : Rohmaniah

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan meliputi:


▪ Bahan Baku yang Sesuai: Memilih bahan baku yang cocok untuk tablet kempa langsung,

termasuk bahan pengikat (binder), pengisi (filler), dan pelumas (lubricant), serta bahan-bahan

lain seperti disintegrant dan glidant.

▪ Kompatibilitas Bahan: Memastikan kompatibilitas antara semua bahan yang digunakan

dalam formulasi tablet untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan atau degradasi bahan.

▪ Rasio Bahan yang Tepat: Menentukan rasio yang tepat antara bahan-bahan dalam formulasi

untuk mencapai sifat fisik dan kimia yang diinginkan dalam tablet akhir.

▪ Kondisi Proses: Memperhatikan kondisi proses seperti suhu, kelembaban, dan tekanan

selama pembuatan tablet untuk mencapai konsistensi dan kualitas yang konsisten dari tablet

yang dihasilkan.

▪ Teknik Pencampuran yang Baik: Memastikan pencampuran bahan yang homogen untuk

mendistribusikan bahan secara merata dan mencegah heterogenitas dalam tablet.

▪ Pemadatan yang Tepat: Menggunakan tekanan yang tepat selama proses kempa untuk

mencapai kepadatan tablet yang sesuai tanpa merusak bahan atau menyebabkan kegagalan

tablet.

▪ Pengontrolan Berat dan Dimensi: Memastikan setiap tablet memiliki berat dan dimensi

yang konsisten untuk mengontrol dosis dan kualitas produk.

▪ Uji dan Validasi Proses: Melakukan uji kualitas seperti uji kekerasan, disolusi, dan

kestabilan untuk memastikan bahwa tablet memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum

memasuki produksi massal.


Pertanyaan : Trikasayanti

4. Apa saja persyaratan krim sebagai obat luar?

Menjawab : Rohmaniah

➢ Kestabilan Fisik dan Kimia: Krim harus stabil secara fisik dan kimia selama masa simpan

agar tetap efektif dan aman digunakan. Ini melibatkan stabilitas terhadap perubahan suhu,

kelembaban, dan cahaya.

➢ Komposisi yang Tepat: Formulasi krim harus mengandung bahan-bahan aktif dan bahan

tambahan lainnya dalam konsentrasi yang tepat untuk memberikan efek terapeutik yang

diinginkan.

➢ Kesesuaian dengan Spesifikasi Farmakope: Krim harus memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam farmakope yang berlaku untuk memastikan kualitasnya sesuai standar.

➢ Sterilitas (jika diperlukan): Jika krim tersebut digunakan untuk aplikasi pada area yang

terbuka atau luka terbuka, maka krim tersebut harus steril untuk mencegah infeksi.

➢ Kesesuaian dengan Peraturan Pemerintah: Krim harus mematuhi semua peraturan dan

peraturan yang berlaku dalam pembuatan, penyimpanan, dan distribusinya, termasuk label

yang sesuai dan informasi instruksi yang jelas.

➢ Uji Keamanan dan Efektivitas: Krim harus melalui serangkaian uji keamanan dan

efektivitas, termasuk uji klinis pada manusia jika diperlukan, untuk memastikan bahwa krim

tersebut aman dan efektif dalam penggunaannya.

➢ Toleransi Kulit: Krim harus diuji untuk memastikan bahwa tidak menyebabkan iritasi atau

reaksi alergi pada kulit pengguna.


➢ Stabilitas Dosis: Krim harus memberikan dosis bahan aktif yang konsisten dari waktu ke

waktu untuk memastikan efek terapeutik yang diinginkan.

Pertanyaan : silva dewi febrianty

5. Sediaan kapsul harus disimpan menggunakan gelas/kaca. Bagaimana dengan kemasan

plastik seperti yang banyak beredar di apotek?

Menjawab : Rohmaniah

Sediaan kapsul disarankan disimpan dalam wadah kaca atau gelas karena lebih inert dan tidak

bereaksi dengan bahan kimia dalam kapsul. Namun, kemasan plastik yang banyak beredar di

apotek juga sering digunakan dan aman asalkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan

dan tidak bereaksi dengan kandungan kapsulnya. Penting untuk memeriksa kemasan plastik

tersebut apakah sudah teruji dan direkomendasikan untuk penyimpanan sediaan kapsul.

Syarat botol penyimpanan :

• Dilakukan pengujian terlebih dahulu sebelum digunakan • Menjaga stabilitas isi

• Tidak mencemari isi/kemasan stabil

Menjawab : dea maulidi saputri

Pada kenyataan industry farmasi sudah punya standarisasi dan perhitungan masing masing

untuk memilih kemasan yang cocok dan itu Keputusan bpom tentang standar kemasan,

kemasan tidak berinteraksi dengan zat aktif, tidak ada tosisitas, dan kemasan tersebut dapat

menjaga isi dari sediaan dan pertimbangan lain juga terkait pemilihan kemasan itu segi

ekonomi
Pertanyaan : tamara puspa naillah amalia

6. bagaimana cara mengatasi kekurangan / kerugian dari pembuatan tablet yang cukup

rumit

Menjawab : Irma Maulidatul sarah

Dengan cara membuat dalam bentuk sediaan obat yang lain jika tidak dapat dibuat menjadi

tablet dapat dibuat kapsul

Pertanyaan : Florentia dian pertiwi

7. bedanya tablet lepas terkendali dan lepas tunda beserta contoh

Menjawab : Irma Maulidatul sarah

Perbedaannya untuk obat lepas tunda obat tidak langsung dilepaskan dan diabsorbsi oleh

tubuh, ada jeda waktu sebelum obat dilepaskan dan diabsorbsi. Contohnya sediaan salut

enteric pelepasannya tertunda sampai obat mencapai usus halus maupun usus besar. Obat

tablet lepas terkendali waktu lepasnya dikendalikan

Pertanyaan : siti hadiyanti

8. apakah ada perbedaan waktu dari jenis sediaan tablet yang ada terhadap pelepasan zat

aktif dalam tubuh

Menjawab : Irma Maulidatul sarah

ada yang dimana pada tablet lepas terkendali waktu lepasnya dikendalikan sedangkan pada

tablet lepas tunda obat tidak langsung dilepaskan, ada jeda waktu sebelum obat dilepaskan

dan diabsorbsi
Pertanyaan : adelia febrianty

9. contoh obat yang dibuat dengan proses granulasi basah, granulasi kering, dan kempa

langsung

Menjawab : Irma Maulidatul sarah

Granulasi basah : ibuprofen, pct

Granulasi kering :asetosal

Kempa langsung : aspirin

Pertanyaan : Irma Maulidatul sarah

10. mengapa perlu dilakukan uji stabilitas terhadap sediaan farmasi

Menjawab : Irma Maulidatul sarah

untuk memastikan spesifikasi produk jadi tetap sama mulai dari spesifikasi bahan pengemas

hingga penyimpanan pada kondisi tertentu sesuai dengan masa simpan yang telah ditentukan

Pertanyaan : Dicki Ramadhan

11. efek samping supetaera?

Menjawab : Ari subekti eka putra

Efek samping dari supositoria dapat meliputi iritasi lokal di area pemberian, sensasi terbakar,

atau gatal. Terkadang, reaksi alergi juga dapat terjadi, meskipun jarang.

Pertanyaan : dimas Raka herlambang

12. tablet dan pil sama- sama diberikan secara oral apa efek samping nya dan cara

kerjanya dalam tubuh?

Menjawab : Ari subekti eka putra


Tablet dan pil memiliki cara kerja yang berbeda dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi

bagaimana efek sampingnya dirasakan. Berikut adalah perbedaan dalam efek samping antara

tablet yang biasanya dikonsumsi dan diabsorpsi di dalam lambung sebelum diedarkan dalam

aliran darah, dengan pil yang sering kali diserap melalui mukosa di bawah lidah atau di dalam

pipi:

Efek Samping Tablet (Diabsorpsi dalam Lambung): Gangguan Pencernaan: Mual, muntah,

diare, dan sakit perut dapat menjadi lebih umum karena efek langsung pada lambung.

Gangguan pada Lambung: Iritasi atau peradangan pada dinding lambung bisa terjadi, yang

dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri.

Efek Samping Pil (Diserap melalui Mukosa): Sensasi Lokal: Sensasi terbakar atau gatal di

area tempat pil ditempatkan, seperti di bawah lidah atau di dalam pipi. Reaksi Alergi Lokal:

Pembengkakan atau iritasi pada mukosa di bawah lidah atau di dalam pipi dapat terjadi,

meskipun jarang.

Pertanyaan : A miftahul muarif

13. apa saya tantangan yang dihadapi dalam sediaan padat dan semi padat pada cnd?

Menjawab : Ari subekti eka putra

Dalam penyediaan sediaan padat dan semi-padat pada Clinical Nutrition Department (CND),

Anda mungkin menghadapi sejumlah tantangan, termasuk:

Stabilitas Obat: Beberapa zat aktif dalam sediaan padat atau semi-padat mungkin kurang

stabil dalam bentuk padat, memerlukan formulasi khusus untuk mempertahankan

stabilitasnya.
Dosis yang Tepat: Penting untuk memastikan bahwa dosis obat yang tepat tersedia dalam

setiap unit sediaan padat atau semi-padat, karena kesalahan dosis dapat berdampak serius

pada pasien.

Bioavailabilitas: Beberapa zat aktif mungkin memiliki bioavailabilitas yang rendah dalam

bentuk padat, memerlukan formulasi atau teknik pengiriman khusus untuk meningkatkan

penyerapan dalam tubuh.

Keterbatasan Penggunaan: Pasien mungkin memiliki kesulitan dalam menelan atau mencerna

sediaan padat atau semi-padat, sehingga memerlukan formulasi alternatif seperti sediaan cair.

Kontaminasi Silang: Risiko kontaminasi silang antar obat atau bahan makanan pada sediaan

padat atau semi-padat perlu diwaspadai dan dihindari sebisa mungkin.

Penyimpanan dan Penanganan: Sediaan padat atau semi-padat mungkin memerlukan kondisi

penyimpanan khusus untuk mempertahankan stabilitas dan kualitasnya.

Pertanyaan : Rama prawira harahap

14. Apa penyebab terjadinya masalah dalam compounding dan dispensing?

Menjawab : Ari subekti eka putra

Basahnya serbuk bisa disebabkan oleh keberadaan obat tertentu yang bersifat hidroskopis

atau lembab, seperti bentuk garam (seperti HCl, HBr, dll.) atau dalam bentuk kapsul yang

kemudian isinya dikeluarkan untuk dicampur dengan bahan obat lain.

Contohnya, Mucohexin mengandung Bromhexin HCl, Tremenza mengandung Tripolidine

HCl dan Pseudoefedrin HCl. Meskipun disimpan dalam wadah tertutup rapat, penurunan

stabilitas masih mungkin terjadi; namun, penyimpanan dalam wadah tersebut dapat

memperlambat proses serbuk menjadi basah.


Solusinya adalah: Tambahkan Bahan Hidrofobik Terakhir: Pastikan bahan yang bersifat

hidrofobik ditambahkan sebagai langkah terakhir dalam proses pencampuran. Lakukan

Peracikan dalam Ruangan Berpendingin: Proses pencampuran dilakukan di ruangan dengan

pendingin udara untuk menjaga suhu dan kelembaban yang optimal. Simpan Resep dalam

Wadah Tertutup: Wadah penyimpanan resep harus tertutup rapat untuk melindungi dari

paparan kelembaban.

Gunakan Mortar Kering dan Hangat untuk Penggilingan: Proses penggilingan dilakukan

dalam mortar yang kering dan hangat untuk mencegah penambahan kelembaban. Tambahkan

Absorben: Beberapa bahan pengabsorpsi ditambahkan ke dalam formula untuk menyerap

kelembaban yang mungkin ada dalam sediaan.

Lakukan Pengemasan yang Baik dan Rapat: Pastikan sediaan dikemas secara rapat dan aman

untuk melindungi dari paparan kelembaban lingkungan.

Pertanyaan : Robet domelo

15. Apakah obat salut gula akan tetap efektif jika diracik dengan obat lain?

Menjawab : Ari subekti eka putra

Obat salut gula mungkin tidak bermasalah jika diracik dengan obat lain, namun hal ini dapat

mengakibatkan hilangnya efek penyalutan yang bertujuan untuk menutupi rasa obat yang

pahit.

Pertanyaan : Mutiara Annisa

16. Tablet implatansi itu seperti apa? Bagaimana cara penggunaannya ?

Menjawab : Al Hikmah
Tablet Implantasi (Pelet) adalah tablet kecil, bulat atau oval, steril, yang dimasukkan ke

bawahkulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit

kembalilalu zat khasiatnya akan dilepas secara perlahan-lahan

Pertanyaan : Muhammad Yusril hifni

17. apakah supositoria dan ovula termasuk dalam sediaan padat ?

Menjawab : Al Hikmah

ya, termasuk dalam sediaan padat menurut fi edisi v sediaan padat dalam berbagai bobot dan

bentuk,yang diberikan melalui rektal

Pertanyaan : Azmi awaliya

18. apa bedanya tablet salut gula dan salut film? Prinsip Pembuatannya apakah sama dan

jelaskan?

Menjawab : Al Hikmah

Salut film tablet kempa disalut dengan salut tipis, berwarna dan tidak berwarna dari bahan

polimer yang larut dalam air yang hancur cepat didalam saluran cerna. Salut gula tablet

kempa disalut dengan beberapa lapisan gula baik berwarna maupun tidak

Pertanyaan : Febri Ananda nadin

19. apakah metode dalam pembuatan tablet ?metode apa yang paling baik digunakan?

Menjawab : Atika azahrah

Dalam pembuatan tablet, ada beberapa metode yang umum digunakan. Berikut adalah

beberapa metode utama:

1. Direct Compression (Pengempaan Langsung): Metode ini melibatkan pencampuran bahan-

bahan aktif dan bahan tambahan langsung tanpa memerlukan proses granulasi. Campuran
kemudian dipadatkan menjadi tablet dengan menggunakan mesin tekan tablet. Ini adalah

metode yang cepat dan ekonomis, terutama untuk bahan yang stabil secara fisik dan kimia.

2. Dry Granulation (Granulasi Kering): Proses ini melibatkan pembentukan granul dari

bahan-bahan aktif dan tambahan melalui kompresi mekanis tanpa menggunakan cairan.

Granul kemudian dipecahkan menjadi partikel yang lebih kecil dan dicetak menjadi tablet.

Metode ini cocok untuk bahan yang sensitif terhadap panas atau air.

3. Wet Granulation (Granulasi Basah): Proses ini melibatkan pencampuran bahan-bahan aktif

dan tambahan dengan pelarut atau agen pengikat air, diikuti dengan pengeringan dan

pembentukan granul. Ini adalah metode yang umum digunakan dan cocok untuk bahan

dengan sifat aliran yang buruk atau yang memerlukan pelepasan terkendali.

4. Hot Melt Granulation (Granulasi Cairan Panas): Metode ini melibatkan penggunaan cairan

panas untuk melarutkan atau melelehkan bahan-bahan aktif dan tambahan, yang kemudian

didinginkan dan dibentuk menjadi granul. Ini adalah alternatif untuk granulasi basah dan

kering untuk bahan yang sensitif terhadap air.

5. Molding (Pencetakan): Metode ini melibatkan penempatan bahan-bahan aktif dan

tambahan ke dalam cetakan dan pemanasan untuk membentuk tablet. Ini adalah metode yang

digunakan untuk tablet mastik yang memerlukan pengikatan yang kuat antara partikel. Tidak

ada metode yang satu paling baik untuk semua formulasi tablet. Pilihan metode tergantung

pada karakteristik bahan baku, sifat fisik dan kimia obat, profil pelepasan yang diinginkan,

dan kemampuan peralatan produksi yang tersedia. Oleh karena itu, penting untuk

mempertimbangkan berbagai faktor tersebut saat memilih metode pembuatan tablet yang

sesuai.
Pertanyaan : aldise indah nurdevi

20. dalam pembuatan sediaan tablet, ada beberapa metode yang bisa digunakan, dan dari

masing-masing metode tersebut apa keuntungan dan kerugiaanya?

Menjawab : Nanda pinata

1. Metode Pengempaan Langsung (Direct Compression):

➢ Keuntungan:

• Sederhana dan cepat.

• Membutuhkan sedikit bahan tambahan.

• Tidak memerlukan proses pemanasan atau pengeringan tambahan.

• Cocok untuk obat-obatan yang stabil secara kimia dan fisik.

➢ Kerugian:

• Tidak cocok untuk bahan baku yang memiliki sifat aliran yang buruk.

• Diperlukan kontrol yang ketat terhadap ukuran partikel bahan baku.

2. Metode Granulasi Kering (Dry Granulation):

➢ Keuntungan:

• Cocok untuk bahan baku yang sensitif terhadap panas atau air.

• Menghasilkan tablet yang lebih padat dan lebih keras.

• Memungkinkan penggunaan bahan baku yang memiliki sifat aliran yang buruk.
➢ Kerugian:

• Prosesnya lebih kompleks dan memerlukan lebih banyak waktu.

• Dapat menghasilkan debu yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan pekerja.

3. Metode Granulasi Basah (Wet Granulation):

➢ Keuntungan:

• Memungkinkan penambahan bahan-bahan tambahan yang larut dalam air.

• Menghasilkan tablet yang lebih seragam dalam berat dan kekerasan.

• Meningkatkan aliran bahan baku.

➢ Kerugian:

• Memerlukan lebih banyak waktu dan biaya.

• Memerlukan pengeringan setelah granulasi, yang dapat mempengaruhi kestabilan zat aktif.

4. Metode Matriks (Matrix Tablets):

➢ Keuntungan:

• Memungkinkan pelepasan obat yang diperpanjang atau berkelanjutan.

• Dapat meningkatkan kepatuhan pasien karena dosis harian dapat diberikan dalam satu

tablet.

➢ Kerugian:

• Diperlukan perhatian khusus dalam formulasi agar memastikan pelepasan obat yang tepat.

• Memerlukan pemahaman yang baik tentang sifat fisik dan kimia bahan baku.
Pertanyaan : Anglia Ananda agustin

21. apa perbedaan pasta dengan gel jika ditinjau dari kelebihan dan kekurangannya

terhadap kulit ?

Menjawab : Atika azahrah

Pasta

➢ Kelebihan:

✓ Pasta umumnya lebih kental dan dapat menempel dengan baik pada kulit.

✓ Pasta sering kali memiliki sifat penyerapan yang baik, sehingga dapat menyerap kelebihan

kelembapan atau cairan dari kulit, membantu mengeringkan dan melindungi area yang

terkena.

✓ Beberapa pasta juga memiliki sifat pendinginan atau menenangkan, yang dapat membantu

mengurangi iritasi atau peradangan pada kulit.

➢ Kekurangan:

✓ Pasta cenderung lebih tebal dan bisa terasa lengket pada kulit, yang mungkin tidak nyaman

bagi beberapa orang.

✓ Beberapa pasta mengandung bahan-bahan yang mungkin menyebabkan reaksi alergi pada

kulit sensitif.

Gel:

• Kelebihan:
• Gel memiliki konsistensi yang lebih ringan dan cepat meresap ke dalam kulit, sehingga

tidak meninggalkan rasa lengket atau berat pada kulit.

• Beberapa gel memiliki sifat pendinginan atau menenangkan, yang dapat memberikan

sensasi dingin dan membantu meredakan rasa sakit atau peradangan pada kulit.

• Gel dapat memberikan efek pendinginan yang menyegarkan pada kulit yang terbakar atau

iritasi.

• Kekurangan:

• Gel mungkin kurang efektif dalam menyerap kelebihan kelembapan atau cairan dari kulit

dibandingkan dengan pasta.

• Beberapa gel mungkin mengandung bahan pengawet atau bahan kimia lainnya yang bisa

menyebabkan reaksi alergi pada kulit sensitif.

Pertanyaan : dewi wahyuni

22. apakah ada acara lain selain mengurangi konsentrasi komponen lilin pada saat sediaan

semi solid diaplikasikan?

Menjawab : Atika azahrah

Ya, ada beberapa hal lain yang dapat mempengaruhi konsentrasi komponen lilin pada sediaan

semi padat selain saat aplikasi. Berikut adalah beberapa contoh:

1. Stabilitas Panas: Pada suhu yang tinggi, komponen lilin dalam sediaan semi padat dapat

cenderung meleleh atau berubah struktur, yang dapat mempengaruhi konsistensi dan stabilitas

produk.

2. Stabilitas Dingin: Pada suhu yang rendah, beberapa sediaan semi padat dapat mengalami

kristalisasi komponen lilin, yang dapat mempengaruhi tekstur dan penyebaran produk.
3. Pengaruh Zat Tambahan: Penggunaan bahan tambahan seperti pengemulsi, pengental, atau

pelarut dapat mempengaruhi interaksi antara komponen lilin dan bahan lain dalam formulasi,

yang pada gilirannya dapat memengaruhi konsentrasi dan distribusi komponen lilin.

4. Interaksi Bahan Aktif: Komponen lilin dalam sediaan semi padat dapat berinteraksi dengan

bahan aktif atau zat lain dalam formulasi, yang dapat mengubah sifat fisik dan kimia produk.

5. Pengaruh Proses Pembuatan: Proses pembuatan sediaan semi padat, seperti proses

pencampuran atau pengolahan panas, dapat mempengaruhi distribusi dan konsentrasi

komponen lilin dalam produk akhir.

6. Pengaruh Penyimpanan: Lama penyimpanan sediaan semi padat dapat mempengaruhi

stabilitas dan konsentrasi komponen lilin, terutama jika terjadi reaksi kimia atau degradasi

bahan selama penyimpanan.

7. Pengaruh Penggunaan Produk: Pada saat penggunaan, faktor seperti tekanan aplikasi, suhu

kulit, atau interaksi dengan bahan lainnya (seperti keringat atau zat kimia lainnya pada kulit)

juga dapat memengaruhi penyebaran dan konsentrasi komponen lilin dalam sediaan semi

padat. Semua faktor ini perlu dipertimbangkan dalam pengembangan, formulasi, dan evaluasi

sediaan semi padat untuk memastikan konsentrasi komponen lilin yang diinginkan dan

konsistensi produk yang stabil dan efektif.

Pertanyaan : dicky Chandra

23. kenapa sediaan salep harus homogen ?

Menjawab : atika azahrah

Agar terdistribusi dan tidak menimbulkan iritasi

Pertanyaan : sherly Agnes pelima

24. perbedaan tablet lepas tunda dan lepas terkendali dan contohnya
Menjawab : Atika azahrah

Perbedaan antara tablet lepas tunda (extended-release) dan tablet lepas terkendali (controlled-

release) terletak pada cara dan tingkat kontrol pelepasan obat ke dalam tubuh. Berikut adalah

penjelasan singkat beserta contohnya:

1. Tablet Lepas Tunda (Extended-Release Tablets):

• Penjelasan: Tablet lepas tunda dirancang untuk melepaskan obat secara bertahap ke dalam

tubuh selama periode waktu yang lebih panjang daripada tablet konvensional. Pelepasan obat

ini biasanya terjadi secara lambat dan bertahap, memungkinkan pemakaian dosis yang lebih

jarang.

• Contoh: Contoh tablet lepas tunda adalah OxyContin (oksikodon), yang digunakan untuk

pengobatan nyeri kronis. Tablet ini melepaskan oksikodon secara perlahan selama 12 jam

untuk memberikan efek analgesik yang berkelanjutan.

2. Tablet Lepas Terkendali (Controlled-Release Tablets):

• Penjelasan: Tablet lepas terkendali juga merilis obat secara bertahap ke dalam tubuh, tetapi

dengan tingkat kontrol yang lebih besar terhadap kecepatan dan jumlah obat yang dilepaskan.

Pelepasan obat biasanya dikontrol melalui matriks atau lapisan pelindung khusus yang

mempengaruhi laju pelarutan atau difusi obat.

• Contoh: Contoh tablet lepas terkendali adalah Procardia XL (nifedipin), yang digunakan

untuk pengobatan tekanan darah tinggi dan angina. Tablet ini mengandung matriks yang

mengontrol pelepasan nifedipin secara terkendali selama periode waktu yang lama,

memberikan efek antihipertensi dan antiangina yang berkelanjutan. Perbedaan utama antara

kedua jenis tablet ini adalah tingkat kontrol yang lebih besar pada tablet lepas terkendali

dalam mengatur kecepatan dan jumlah obat yang dilepaskan, sementara tablet lepas tunda
biasanya lebih fokus pada pelepasan obat secara bertahap tanpa kontrol yang terlalu rumit.

Kedua jenis tablet ini memiliki manfaat klinis yang unik tergantung pada kondisi medis dan

kebutuhan pasien.

Pertanyaan : hilma azizah

25. bagaimana jika tablet lepas lambat digerus , mekanisme reaksi dalam tubuh? Berapa

% efek terapi yang dicapai?

Menjawab : Atika azahrah

Jika tablet lepas lambat digerus atau dipecahkan sebelum dikonsumsi, ini bisa mempengaruhi

mekanisme pelepasan obat ke dalam tubuh dan potensialnya mengurangi efek terapi yang

diinginkan. Sebagai Berikut :

1. Mekanisme Pelepasan: Tablet lepas lambat didesain untuk melepaskan obat secara

bertahap, entah melalui matriks yang mengontrol pelepasan atau lapisan pelindung khusus.

Dengan mengunyah atau menghancurkan tablet, matriks atau lapisan pelindung tersebut

terganggu, memungkinkan obat untuk dilepaskan dalam satu waktu atau dalam dosis yang

tidak terkontrol.

2. Absorpsi Cepat: Mengunyah atau menghancurkan tablet lepas lambat dapat menghasilkan

peningkatan absorpsi obat ke dalam aliran darah karena permukaan obat yang lebih besar

terpapar pada saluran pencernaan. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan risiko efek

samping atau toksisitas.

3. Perubahan Profil Farmakokinetik: Perubahan pada profil pelepasan obat dapat

memengaruhi profil farmakokinetiknya. Sebagai contoh, puncak konsentrasi plasma (Cmax)

bisa meningkat, sedangkan waktu mencapai puncak (Tmax) bisa menjadi lebih pendek.
4. Efek Terapi: Efek terapi yang dihasilkan dari mengunyah atau menghancurkan tablet lepas

lambat bisa bervariasi tergantung pada jenis obat dan kondisi medis pasien. Dalam beberapa

kasus, efek terapi yang diinginkan mungkin tidak tercapai sepenuhnya karena perubahan

dalam profil pelepasan dan absorpsi obat. Penting untuk dicatat bahwa menghancurkan atau

mengunyah tablet lepas lambat dapat menyebabkan perubahan dalam dosis dan kecepatan

pelepasan obat, yang berpotensi mengurangi efektivitas terapi atau meningkatkan risiko efek

samping. Oleh karena itu, selalu penting untuk mengikuti instruksi penggunaan yang

diberikan oleh dokter atau apoteker dan tidak mengubah bentuk atau cara konsumsi obat

tanpa berkonsultasi terlebih dahulu. Jika ada kekhawatiran atau pertanyaan tentang

penggunaan obat, sebaiknya diskusikan dengan profesional kesehatan yang bersangkutan.

Menjawab : dea Mengiritasi lambung karena kan fungsi dari penyalutan itu biar enggak di

absorpsi di lambung, tapi usus harusnya

Pertanyaan : emalia saudo

26. mengapa dikatakan racikan bahan obat yang bersifat higroskopis

Menjawab : Atika azahrah

Bahan obat yang bersifat higroskopis adalah bahan yang cenderung menyerap atau menarik

air dari lingkungannya. Ini dapat berarti bahwa bahan tersebut dapat menyerap kelembaban

dari udara atau lingkungan sekitarnya. Dalam konteks pembuatan obat, sifat higroskopis dari

bahan obat dapat memiliki beberapa implikasi:

1. Stabilitas: Bahan obat yang higroskopis dapat menjadi tidak stabil jika terpapar

kelembaban berlebih. Peningkatan kadar air dalam bahan obat dapat mempengaruhi stabilitas

kimia atau fisiknya, menghasilkan degradasi atau perubahan yang tidak diinginkan.

2. Proses Manufaktur: Dalam proses pembuatan obat, bahan obat yang higroskopis dapat

menimbulkan tantangan dalam penanganan dan pemrosesan. Kelembaban yang terserap oleh
bahan obat dapat memengaruhi aliran, konsistensi, atau sifat fisik lainnya dari bahan tersebut,

sehingga mempengaruhi kualitas dan konsistensi produk akhir.

3. Pelepasan Obat: Sifat higroskopis dari bahan obat juga dapat mempengaruhi profil

pelepasan obat dari formulasi. Penyerapan kelembaban oleh bahan obat dapat memengaruhi

laju pelepasan obat atau disolusi dari tablet atau kapsul.

4. Penyimpanan: Produk farmasi yang mengandung bahan obat higroskopis mungkin

memerlukan kondisi penyimpanan khusus untuk mencegah penyerapan kelembaban yang

berlebihan. Penyimpanan dalam wadah kedap udara atau penggunaan desikan dapat

membantu menjaga stabilitas produk. Contoh bahan obat yang bersifat higroskopis meliputi

berbagai senyawa seperti beberapa garam, asam, basa, atau senyawa organik tertentu. Penting

untuk memahami sifat fisik dan kimia dari bahan obat yang digunakan dalam formulasi untuk

memastikan stabilitas dan kualitas produk farmasi yang dihasilkan.

Pertanyaan : yana arni

27. berdasarkan penyalutan antara lain tablet polos, tablet salut gula, tablet salut film,

jelaskan dan berikan contohnya

Menjawab : Atika azahrah

Berikut adalah penjelasan singkat tentang beberapa metode penyalutan tablet beserta

contohnya:

1. Tablet Polos:

• Penjelasan: Tablet polos adalah tablet yang tidak memiliki lapisan tambahan di luar

permukaannya. Mereka terdiri dari bahan obat aktif yang dicetak menjadi bentuk tablet tanpa

pelapis tambahan.
• Contoh: Parasetamol Tablet 500 mg adalah contoh tablet polos yang digunakan untuk

meredakan demam dan nyeri ringan hingga sedang.

2. Tablet Salut Gula (Sugar-Coated Tablets):

• Penjelasan: Tablet salut gula adalah tablet yang dilapisi dengan lapisan gula untuk

melindungi bahan obat dari rasa yang tidak enak atau menyengat, serta untuk memberikan

tampilan yang lebih menarik.

• Contoh: Aspirin Tablet 325 mg adalah contoh tablet salut gula yang sering digunakan

sebagai analgesik dan antipiretik.

3. Tablet Salut Film (Film-Coated Tablets):

• Penjelasan: Tablet salut film adalah tablet yang dilapisi dengan lapisan film tipis yang

biasanya terbuat dari polimer. Lapisan film ini bertujuan untuk melindungi bahan obat dari

degradasi oleh asam lambung, serta untuk mempermudah menelan dan memberikan tampilan

yang lebih halus.

• Contoh: ibuprofen Tablet 200 mg adalah contoh tablet salut film yang digunakan untuk

mengurangi nyeri, peradangan, dan demam. Setiap metode penyalutan memiliki kelebihan

dan kekurangan tertentu tergantung pada kebutuhan formulasi dan preferensi pengguna.

Misalnya, tablet salut film umumnya lebih mudah ditelan dan memiliki daya tahan yang baik

terhadap lingkungan asam lambung, sementara tablet salut gula mungkin lebih cocok untuk

obat dengan rasa yang tidak enak yang perlu disamarkan.

Penanya : charindra otista kafuri

28. Tablet Implantasi itu seperti apa? Bagaimana cara penggunaannya?

Menjawab : Atika azahrah


Tablet implantasi adalah bentuk khusus dari sistem penghantaran obat yang dirancang untuk

ditanamkan di dalam tubuh, biasanya di bawah kulit. Ini adalah metode yang digunakan

untuk memberikan obat secara bertahap ke dalam sistem sirkulasi darah selama periode

waktu tertentu. Berikut adalah gambaran umum tentang tablet implantasi dan cara

penggunaannya:

Deskripsi Tablet Implantasi:

• Bentuk: Tablet implantasi biasanya berbentuk silinder atau disk kecil.

• Bahan: Mereka terbuat dari bahan-bahan biokompatibel yang aman digunakan di dalam

tubuh manusia.

• Isi: Tablet ini mengandung obat dalam bentuk padat atau campuran yang memungkinkan

pelepasan bertahap obat ke dalam tubuh.

• Pelarut: Beberapa tablet implantasi mungkin mengandung pelarut atau matriks yang larut

secara lambat untuk mengontrol pelepasan obat.

Cara Penggunaan:

1. Penanaman: Tablet implantasi ditanamkan di bawah kulit, biasanya di area lengan atas atau

punggung bagian bawah, menggunakan alat khusus seperti trocar atau jarum khusus.

Prosedur ini biasanya dilakukan oleh profesional medis terlatih.

2. Pelepasan Obat: Setelah ditanamkan, tablet mulai melepaskan obat ke dalam jaringan

sekitar atau ke dalam sistem sirkulasi darah. Pelepasan obat biasanya terjadi secara bertahap

selama periode waktu yang telah ditentukan.

3. Monitor dan Penggantian: Pasien perlu dipantau secara teratur untuk memastikan bahwa

dosis obat yang tepat diberikan. Tablet implantasi mungkin perlu diganti setelah periode

waktu tertentu tergantung pada formulasi dan dosis obat yang diberikan.
Keuntungan:

• Pelepasan Bertahap: Tablet implantasi memungkinkan pelepasan obat secara bertahap, yang

dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan mengurangi frekuensi dosis yang diperlukan.

• Pengurangan Efek Samping: Dengan pelepasan obat yang bertahap, risiko efek samping

akibat puncak konsentrasi obat yang tinggi dapat dikurangi.

• Kemudahan Penggunaan: Pasien tidak perlu mengonsumsi obat secara berkala, karena

tablet implantasi memberikan dosis obat secara otomatis.

Keterbatasan:

• Prosedur Invasif: Penanaman tablet implantasi melibatkan prosedur invasif dan memerlukan

pengetahuan dan keterampilan khusus dari profesional medis.

• Keterbatasan Pelepasan: Beberapa tablet implantasi mungkin memiliki keterbatasan dalam

mengatur pelepasan obat, terutama dalam hal kontrol dosis yang presisi. Tablet implantasi

adalah opsi pengobatan yang digunakan terutama untuk obat obatan yang memerlukan

pelepasan bertahap atau dosis yang stabil dalam periode waktu yang panjang. Keputusan

untuk menggunakan tablet implantasi harus dibuat setelah konsultasi dengan dokter dan

evaluasi kondisi medis pasien.

Penanya : tiara inggrit margareta

29. Apakah suppositoria dan ovula termasuk dalam sediaan tablet?

Menjawab: Atika azahrah


Tidak, suppositoria dan ovula tidak termasuk dalam kategori sediaan tablet. Meskipun

keduanya merupakan bentuk sediaan padat, mereka memiliki bentuk dan cara aplikasi yang

berbeda dari tablet. Berikut adalah perbedaan antara suppositoria, ovula, dan tablet:

1. Suppositoria:

• Deskripsi: Suppositoria adalah sediaan padat yang dimaksudkan untuk dimasukkan ke

dalam rektum (suppositoria rektal) atau vagina (suppositoria vaginal). Mereka biasanya

berbentuk silindris atau kerucut dan dapat terbuat dari berbagai bahan, termasuk lemak atau

basis yang mudah meleleh di suhu tubuh.

• Penggunaan: Suppositoria direkomendasikan untuk administrasi obat melalui rektum atau

vagina. Mereka meleleh pada suhu tubuh dan melepaskan obat ke dalam tubuh melalui lendir

atau membran mukosa di daerah aplikasi.

2. Ovula:

• Deskripsi: Ovula adalah sediaan padat yang dirancang khusus untuk aplikasi ke dalam

vagina. Mereka biasanya berbentuk bulat atau oval dan seringkali terbuat dari bahan yang

larut dalam air atau gelatin.

• Penggunaan: Ovula digunakan untuk administrasi obat secara lokal ke dalam vagina.

Mereka meleleh atau larut pada suhu tubuh dan melepaskan obat secara bertahap ke dalam

vagina.

3. Tablet:

• Deskripsi: Tablet adalah sediaan padat yang terdiri dari bahan bahan obat yang dicetak

menjadi bentuk padat, biasanya berbentuk bulat atau oval. Mereka dapat memiliki berbagai

macam formulasi, termasuk tablet yang dipecahkan, tablet salut film, atau tablet kunyah.
• Penggunaan: Tablet digunakan untuk administrasi obat melalui mulut (oral). Mereka

diambil dengan menelan secara langsung dan obat kemudian dilepaskan ke dalam saluran

pencernaan untuk diserap ke dalam aliran darah. Meskipun ketiganya adalah sediaan padat,

suppositoria dan ovula khususnya dirancang untuk aplikasi melalui rute yang berbeda

(rektum atau vagina), sedangkan tablet secara khas diambil secara oral. Oleh karena itu,

meskipun memiliki karakteristik yang sama dalam bentuk padat, mereka termasuk dalam

kategori sediaan yang berbeda.

Penanya : Atika azahrah

30. Apa bedanya tablet salut gula dan salut film? Prinsip pembuatannya apakah sama dan

jelaskan ?

Menjawab : aulia Gita wardhani

Tablet salut gula dan tablet salut film adalah dua jenis tablet dengan lapisan luar yang

berbeda. Berikut adalah perbedaan antara keduanya dan prinsip pembuatannya:

Perbedaan:

1. Tablet Salut Gula (Sugar-Coated Tablets):

• Deskripsi: Tablet salut gula adalah tablet yang dilapisi dengan lapisan gula untuk

melindungi bahan obat dari rasa yang tidak enak atau menyengat, serta untuk memberikan

tampilan yang lebih menarik.

• Karakteristik: Lapisan gula pada tablet salut gula biasanya tebal dan memberikan tampilan

yang mengkilap dan warna yang menarik.

• Kelebihan: Menyamarkan rasa tidak enak, meningkatkan daya tahan obat terhadap kondisi

lingkungan.
• Kekurangan: Proses pelapisan yang memakan waktu dan biaya.

2. Tablet Salut Film (Film-Coated Tablets):

• Deskripsi: Tablet salut film adalah tablet yang dilapisi dengan lapisan film tipis yang

biasanya terbuat dari polimer. Lapisan film ini bertujuan untuk melindungi bahan obat dari

degradasi oleh asam lambung, serta untuk mempermudah menelan dan memberikan tampilan

yang lebih halus.

• Karakteristik: Lapisan film pada tablet salut film tipis dan transparan, memberikan

tampilan yang lebih elegan dan modern.

• Kelebihan: Mempermudah menelan, melindungi obat dari pengaruh asam lambung, proses

pelapisan lebih cepat dan efisien.

• Kekurangan: Tidak menyamarkan rasa tidak enak seperti pada tablet salut gula. Prinsip

Pembuatan: Prinsip pembuatan tablet salut gula dan salut film pada dasarnya sama, yaitu

melibatkan proses pelapisan tablet dasar dengan bahan tambahan yang sesuai. Namun, ada

perbedaan dalam bahan yang digunakan untuk melapisi tablet dan proses pelapisannya:

1. Tablet Salut Gula:

• Proses dimulai dengan tablet dasar yang telah dicetak.

• Tablet kemudian dilapisi dengan campuran larutan gula, pewarna, dan bahan tambahan

lainnya.

• Setelah itu, tablet dikeringkan untuk menghasilkan lapisan gula yang keras dan berkilap.

2. Tablet Salut Film:

• Proses dimulai dengan tablet dasar yang telah dicetak.


• Tablet kemudian dilapisi dengan lapisan film tipis yang biasanya terbuat dari larutan

polimer yang diaplikasikan melalui teknik penyemprotan atau pencelupan.

• Setelah itu, lapisan film dikeringkan untuk menghasilkan lapisan tipis dan transparan yang

melindungi tablet. Meskipun prinsip dasarnya serupa, teknik dan bahan yang digunakan

dalam pembuatan tablet salut gula dan salut film berbeda untuk mencapai karakteristik yang

diinginkan.

Penanya : annis salma dzikriani

31. Apa metode dalam pembuatan tablet? Metode apa yang paling baik digunakan?

Menjawab : aulia Gita wardhani

Dalam pembuatan tablet, ada beberapa metode yang umum digunakan, masing masing

dengan kelebihan dan kekurangannya. Berikut adalah beberapa metode utama dalam

pembuatan tablet:

1. Direct Compression (Pengempaan Langsung): Metode ini melibatkan pencampuran

bahan aktif dan bahan tambahan secara langsung tanpa proses granulasi. Campuran

kemudian dipadatkan menjadi tablet menggunakan mesin tekan tablet. Ini adalah

metode yang cepat, ekonomis, dan cocok untuk bahan yang stabil secara fisik dan

kimia.

2. Dry Granulation (Granulasi Kering): Proses ini melibatkan pembentukan granul dari

bahan aktif dan tambahan melalui kompresi mekanis tanpa penggunaan cairan. Granul

kemudian dipecahkan menjadi partikel yang lebih kecil dan dicetak menjadi tablet. Ini

cocok untuk bahan yang sensitif terhadap air atau panas.

3. Wet Granulation (Granulasi Basah): Proses ini melibatkan pencampuran bahan aktif

dan tambahan dengan pelarut atau agen pengikat air, diikuti dengan pengeringan dan
pembentukan granul. Ini adalah metode yang umum digunakan dan cocok untuk bahan

dengan sifat aliran yang buruk atau yang memerlukan pelepasan terkendali.

4. Hot Melt Granulation (Granulasi Cairan Panas): Metode ini melibatkan penggunaan

cairan panas untuk melarutkan atau melelehkan bahan aktif dan tambahan, yang

kemudian didinginkan dan dibentuk menjadi granul. Ini adalah alternatif untuk granulasi

basah dan kering untuk bahan yang sensitif terhadap air.

5. Molding (Pencetakan): Metode ini melibatkan penempatan bahan aktif dan tambahan

ke dalam cetakan dan pemanasan untuk membentuk tablet. Ini cocok untuk tablet mastik

yang memerlukan pengikatan yang kuat antara partikel. Tidak ada metode yang satu

paling baik untuk semua formulasi tablet. Pilihan metode tergantung pada karakteristik

bahan baku, sifat fisik dan kimia obat, profil pelepasan yang diinginkan, dan kemampuan

peralatan produksi yang tersedia. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan

berbagai faktor tersebut saat memilih metode pembuatan tablet yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai