Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ROTASI (PERPUTARAN)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geometri Transformasi

Dosen Pengampu:

Ulfa Masamah, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 6

1. Nurdini Ayuni (220108110042)


2. Lidiana Fitria Ningsih (220108110043)
3. Farsya Risanda Faradiba (220108110050)

KELAS B
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan dan
rintangan dalam proses pengerjaannya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Ulfa Masamah, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Geometri Transformasi yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena kita sebagai manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 22 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Rotasi................................................................................................................... 3
2.2 Faktor yang mempengaruhi Rotasi Matematika ................................................................. 4
2.3 Definisi Rotasi dan Teorema ................................................................................................. 4
2.4 Konsep Rotasi Berdasarkan Koordinat Kartesius ................................................................. 6
2.5 Matriks Rotasi ....................................................................................................................... 9
2.6 Komposisi Rotasi ................................................................................................................ 10
2.7 Contoh Soal Rotasi ...............................................................................................................11
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 14
3.2 Saran .................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geometri transformasi adalah cabang matematika yang mempelajari perubahan
bentuk dan posisi suatu objek melalui transformasi matematika. Salah satu jenis
transformasi yang sering digunakan dalam geometri transformasi adalah rotasi. Rotasi
dalam geometri transformasi adalah perubahan posisi suatu objek dengan memutar
objek tersebut mengelilingi suatu titik tertentu yang disebut pusat rotasi. Rotasi dapat
dilakukan dalam berbagai sudut dan arah, dan dapat memberikan efek perubahan yang
menarik pada objek tersebut.

Dalam makalah ini, kami akan membahas lebih lanjut mengenai rotasi dalam
konteks geometri transformasi. Kami akan menjelaskan konsep dasar rotasi, termasuk
pusat rotasi, sudut rotasi, dan arah rotasi. Kami juga akan membahas beberapa sifat dan
properti rotasi, serta bagaimana rotasi dapat digunakan untuk mentransformasikan
objek-objek geometri. Selain itu, kami akan membahas beberapa contoh aplikasi rotasi
dalam geometri transformasi, seperti transformasi objek dua dimensi dan tiga dimensi
menggunakan rotasi. Kami juga akan membahas beberapa metode dan rumus yang
digunakan untuk menghitung rotasi dalam geometri transformasi.

Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami konsep rotasi


dalam konteks geometri transformasi dan dapat mengaplikasikannya dalam pemodelan
dan analisis objek-objek geometri. Rotasi merupakan salah satu transformasi yang
penting dan sering digunakan dalam geometri transformasi, dan dengan pemahaman
yang baik mengenai rotasi, kita dapat memanfaatkannya secara efektif dalam
mempelajari dan menganalisis objek-objek geometri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian rotasi dalam matematika?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi rotasi?
3. Apa definisi dan teorema rotasi dalam matematika?
4. Bagaimana konsep rotasi dalam koordinat kartesius?

1
5. Bagaimana konsep matriks rotasi?
6. Bagaimana konsep komposisi rotasi?
7. Bagaimana contoh-contoh soal rotasi matematika?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian rotasi dalam matematika.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rotasi matematika.
3. Untuk mengetahui definisi dan teorema rotasi dalam matematika.
4. Untuk mengetahui konsep rotasi dalam koordinat kartesius.
5. Untuk mengetahui matriks rotasi.
6. Untuk mengetahui komposisi rotasi.
7. Untuk mengetahui contoh-contoh soal rotasi matematika.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rotasi
Perputaran (rotasi) merupakan suatu transformasi yang memasangkan titik ke
himpunan titik lainnya dengan cara memutar. Namun, ada pula yang menyimpulkan sebagai
peristiwa memindahkan suatu objek (gambar) melalui garis lengkung dengan pusat pada titik
tertentu dan dengan sudut putar yang tertentu dengan arah searah atau berlawanan arah jarum
jam yang menyebabkan kedudukan gambar berubah.
Pada transformasi, perputaran (rotasi) terlihat bahwa titik atau bangun bayangan
kongruen dengan bangun semula, maka rotasi memiliki sifat transformasi isometri seperti
translasi dan refleksi. Pada transformasi isometri, jarak merupakan besaran yang tidak
berubah (inverian). Perputaran (rotasi) ditentukan oleh:
1. Titik pusat rotasi
2. Besar sudut rotasi
3. Arah sudut rotasi
Apabila arah perputaran searah dengan arah jarum jam, maka a dipandang sebagai
sudut yang negatif. Sebaliknya apabila arah perputaran berlawanan dengan arah jarum jam
maka a dipandang sebagai sudut yang positif.

Untuk menyatakan bahwa ABC merupakan sebuah sudut berarah dengan BA


sebagai sisi awal dan BC sebagai sisi akhir, digunakan notasi ABC.

3
Ukuran sudut dari
1. s ke t = m APB = 70
2. s ke u = m APF = -80
3. u ke t = m CPB = -30
Dengan dimikian, ukuran sudut berarah dari garis ke garis lain mempunyai nilai dari -
90 sampai + 90, sedangkan sudut antara dua garis berukuran antara 0 dan 90.

2.2 Faktor yang mempengaruhi Rotasi Matematika


Faktor Yang Mempengaruhi Rotasi Matematika bayangan atau hasil akhir yang
dihasilkan oleh rotasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu :

1. Titik Pusat Rotasi


Titik pusat rotasi adalah suatu titik yang menjadi acuan pergerakan putaran dari
titik awal ke titik akhir. Titik pusat rotasi dibagi menjadi dua, yaitu titik (0,0) dan titik
(a,b).
➢ Jika kita ingin merotasikan suatu bangun dari titik (0,0), itu artinya bangun tersebut
diputar sejauh α dari titik (0,0).
➢ Jika kita ingin merotasikan suatu bangun dari titik (a,b), itu artinya bangun tersebut
diputar sejauh α dari titik (a,b).
2. Besar sudut rotasi
Pada translasi, besar sudut rotasi ini bisa dianalogikan sebagai jumlah pergeseran
suatu bangun atau titik. Besar kecilnya perputaran suatu bangun atau titik dipengaruhi
oleh besar sudut rotasinya.
3. Arah Rotasi
Arah rotasi menunjukkan arah putaran titik atau bangun. Arah rotasi berpengaruh
pada tanda sudut rotasinya. Contoh:
α = 90o, artinya suatu titik diputar sejauh 90o berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
α = -90o, artinya suatu titik diputar sejauh 90o searah dengan arah putaran jarum jam.

2.3 Definisi Rotasi dan Teorema


Misalkan ∁ ∈ 𝑅 2 adalah titik dan 𝜃 ∈ 𝑅. Rotasi titik P ∈ 𝑅 2 sebesar 𝜃 ° dengan titik
pusat C adalah transformasi 𝜌𝑐, 𝜃: 𝑅 2 → 𝑅 2 sedemikian sehingga berlaku:

• Jika P = C maka 𝜌𝑐, 𝜃(𝑃) = 𝜌𝑐, 𝜃(𝐶) = 𝐶 = 𝑃

4
• Jika P ≠ 𝐶 maka 𝜌𝑐, 𝜃(𝑃) = 𝑃′ sedemikian sehingga 𝐶𝑃 = 𝐶𝑃′ 𝑑𝑎𝑛 𝑚 < 𝑃𝐶𝑃′ ≡ 𝜃

Teorema 9.1

Jika s dan t adalah dua garis yang tidak tegak lurus dan saling berpotongan di A dan jika
𝜃
sudut antara garis s ke garis t adalah 2 maka 𝜌𝐴,𝜃= 𝑅𝑡 𝑅𝑠

Bukti:

𝜌𝐴,𝜃(𝐾)=𝐾′

𝑅𝑡 𝑅𝑠 (𝐾) = 𝑅𝑡 (𝐾)

𝑅𝑡 𝑅𝑠 (𝐾) = 𝐾 ′

∴ 𝜌𝐴,𝜃(𝐾)= 𝑅𝑡 𝑅𝑠 (𝐾)

Contoh Soal 9.1

5
Diketahui 𝐴(3,0), 𝐵(0,0)
Tentukan :
a) 𝑂𝐵, 90°(𝐴)
b) 𝑂𝐵, −30°(𝐴)
c) Garis 𝑠 dan 𝑡 sehingga 𝑂𝐵, 90° = 𝑅𝑡 𝑅𝑠
Pembahasan:
a) 𝑂𝐵, 90°(𝐴) = 𝐴°
𝐴° = (0,3)
b) 𝑂𝐵, −30°(𝐴) = 𝑘 𝐼𝑉
𝑖) 𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 → 𝑥 = 3 𝑐𝑜𝑠 − 30 ° = 3 2 √3
𝑖𝑖) 𝑦 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝜃 → 𝑦 = 3 𝑠𝑖𝑛 − 30° = − 3 2
c) 𝑂𝐵, 90°(𝐴) = 𝑅𝑡𝑅𝑠(𝐴)
𝑅𝑡𝑅𝑠 (𝐴) = (0,3)
𝑠 = 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑥, 𝑥 = 𝑦 = 0
Persamaan garis 𝑡, 𝑚 ∥ 𝐵 dan 𝑚 = tan 45° = 1
𝑦 − 0 = 1(𝑥 −0) 𝑡 = 𝑦 = x
2.4 Konsep Rotasi Berdasarkan Koordinat Kartesius
Jenis rotasi ada 2:
1. Rotasi terhadap titik pusat (0, 0)
Misalkan kita mempunyai sebuah titik yaitu titik A (10,0) yang akan dirotasikan
terhadap titik pusat (0,0). Cara merotasikannya yaitu misalkan besar rotasinya sejauh 𝜃 =
𝛼 = 90° maka arah rotasinya tepat ke sumbu y. Karena pada sumbu x jarak titik A ke titik
pusat (0,0) adalah 10 satuan maka di sumbu y juga 10 satuan sehingga hasil dari rotasi A
(10,0) adalah A’(0,10).

6
Maka dapat ditulis sebagai :

Teorema 9.2 (rumus umum rotasi):

Misalkan 𝐶 = (𝑎𝑏) ∈ 𝑅 2 dan 𝜃 ∈ 𝑅, persamaan untuk rotasi 𝜌𝑐,𝜃 adalah sebagai berikut:

𝑥′ cos 𝜃 − 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑥 − 𝑎 𝑎
( )=( )( )+( )
𝑦′ sin 𝜃 cos 𝜃 𝑦−𝑏 𝑏

Maka,
𝑥′ cos 90° − 𝑠𝑖𝑛 90° 10 − 0 0
( ′) = ( ) ( ) + ( )
𝑦 sin 90° cos 90° 0−0 0
0 − 1 10
= ( )( )
1 0 0

0+0
=( )
10 + 0

7
0
=( )
10

Terbukti benar.
Dapat disimpulkan bahwa rumus rotasi untuk yang berpusat (0,0) adalah
𝑥′ cos 𝜃 − 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑥
( )=( )( )
𝑦′ sin 𝜃 cos 𝜃 𝑦
2. Rotasi terhadap titik pusat (a,b)
Misalkan kita mempunyai sebuah titik yaitu titik A (10,0) yang akan dirotasikan
terhadap titik pusat (4,0). Cara merotasikannya yaiti misalkan besar rotasinya sejauh 𝜃 =
𝛼 = 90° maka arah rotasinya tepat ke sumbu y. Karena pada sumbu x jarak titik A ke titik
pusat (4,0) adalah 6 satuan maka di sumbu y juga 6 satuan sehingga hasil dari rotasi A
(10,0) adalah A’ (4,6).

Maka dapat ditulis sebagai :

8
Teorema 9.2 (rumus umum rotasi):

Misalkan 𝐶 = (𝑎𝑏) ∈ 𝑅 2 dan 𝜃 ∈ 𝑅, persamaan untuk rotasi 𝜌𝑐,𝜃 adalah sebagai berikut:

𝑥′ cos 𝜃 − 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑥 − 𝑎 𝑎
( )=( )( )+( )
𝑦′ sin 𝜃 cos 𝜃 𝑦−𝑏 𝑏

Maka,
𝑥′ cos 90° − 𝑠𝑖𝑛 90° 10 − 4 4
( ′) = ( ° °
)( )+( )
𝑦 sin 90 cos 90 0−0 0
0 −1 6 4
= ( )( ) + ( )
1 0 0 0

0+0 4
=( )+ ( )
6+0 0

4
=( )
6

Terbukti benar.

Dapat disimpulkan bahwa rumus rotasi untuk yang berpusat (a,b) adalah
𝑥′ cos 𝜃 − 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑥 − 𝑎 𝑎
( )=( )( )+( )
𝑦′ sin 𝜃 cos 𝜃 𝑦−𝑏 𝑏

2.5 Matriks Rotasi


Dengan menggunakan konsep matriks yang pernah dipelajari, sistem persamaan linier
dua variabel itu dapat ditulis dalam bentuk persamaan matriks sebagai berikut:

𝑥′ cos 𝜃 − 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑥
( )=( )=( )
𝑦′ sin 𝜃 cos 𝜃 𝑦

Dengan demikian, matriks rotasi yang bersesuaian dengan rotasi (0, 𝜃) ditetapkan sebagai
berikut:

9
cos 𝜃 − 𝑠𝑖𝑛𝜃
( )
sin 𝜃 cos 𝜃

Contoh:
Tentukan matriks yang bersesuaian dengan rotasi-rotasi berikut ini:
𝜋
a. (0, 2 )

b. (0, −𝜋)
Penyelesaian:
Bentuk matriks rotasi (0, 𝜃) ditentukan oleh (cos
𝑠𝑖𝑛𝜃
𝜃 −𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑐𝑜𝑠𝜃
)

𝜋 𝜋
a. Rotasi (0, ) berarti 𝜃 = , matriks rotasinya adalah:
2 2
𝜋 𝜋
cos 2 − 𝑠𝑖𝑛 2 0 −1
( 𝜋 𝜋 ) = (1 )
sin 2 cos 2 0

b. Rotasi (0, −𝜋) berarti 𝜃 = −𝜋, matriks rotasinya adalah:


cos(π) − sin(−𝜋) −1 0
( )= ( )
sin(−π) cos(−𝜋) 0 −1

Berikut ini contoh tabel matriks positif dan tabel matriks negatif

Ingat: sin (−𝜽) = −𝒔𝒊𝒏 𝜽 dan 𝒄𝒐𝒔 (−𝜽) = 𝒄𝒐𝒔 𝜽

2.6 Komposisi Rotasi


1. Komposisi Rotasi terhadap Titik Pusat (0,0)
Komposisi adalah gabungan dari beberapa rotasi. Misalkan titik A (x,y) akan dirotasikan
terhadap titik pusat (0,0) sejauh 𝛼. Setelah itu titik A’ (x,y) akan dirotasikan lagi terhadap

10
titik pusat (0,0) sejauh 𝛽. Cara merotasikannya yaitu dengan menjumlahkan besar
rotasinya yaitu (𝛼 + 𝛽).

Sehingga dapat disimpulkan rumus komposisi rotasi terhadap titik pusat (0,0) adalah

2. Komposisi Rotasi terhadap Titik Pusat (a,b)


Misalkan titik A (x,y) akan dirotasikan terhadap titik pusat (a,b) sejauh 𝛼. Setelah itu titik
A’ (x,y) akan dirotasikan lagi terhadap titik pusat (a,b) sejauh 𝛽. Cara merotasikannya yaitu
dengan menjumlahkan besar rotasinya yaitu (𝛼 + 𝛽).

Sehingga dapat disimpulkan rumus komposisi rotasi terhadap titik pusat (a,b) adalah

2.7 Contoh Soal Rotasi


1. Rotasi titik A (-1, 2) terhadap titik (3, 4) sebesar 90⁰. Tentukan titik Aˡ!

11
Solusi:
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (-y + a + b, x – a + b)
(-1, 2) → (xˡ, yˡ) = (-2 + 7, -1 – (-1)) = (5, 0)
2. Rotasi titik A (7, 3) terhadap titik (-2, -4) adalah sebesar 270⁰. Maka, tentukan titik Aˡ!
Solusi:
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (y + a – b, -x + a + b)
(7, 3) → (xˡ, yˡ) = (3 + (-2 -(-4), -7 + (-2) + (-4)) = (5, -13)
Jadi, nilai Aˡ adalah (5, -13).
3. Titik J (-2 , -3) dirotasikan sejauh 900 terhadap titik pusat O (0 , 0) berlawanan arah
jarum jam. Tentukan bayangan titik J!
Solusi:
Q = 900 (positif)
J (x,y_) = J' (-y,x)
J (-2,-3)= J' (3,-2)
Jadi, bayangan titik J adalah (3, -2)
4. Tentukan bayangan parabola 𝑦 = 𝑥 2 + 1 yang dirotasi sebesar 90° searah dengan arah
perputaran jarum jam dengan pusat titik P(1,-2).
Solusi:
Ambil sembarang titik A(a,b) pada 𝑦 = 𝑥 2 + 1 sehingga b=𝑎2 + 1 (*).
Rotasikan titik A sebesar 90° searah dengan arah perputaran jarum jam dengan pusat titik
P(1,-2). Dengan rotasi ini, kalian memperoleh titik A’(a’,b’).

𝑎′ cos( 90°) − 𝑠𝑖𝑛 (−90)° 𝑎−1 1


( )= ( )( )+( )
𝑏′ sin(−90° ) cos(−90)° 𝑏 − (−2) −2
0 1 𝑎−1 1 𝑏+3
= ( )( )+( )=( )
−1 0 𝑏 + 2 −2 −𝑎 − 1
Jadi, titik A’(b+3,-a-1).
Perhatikan bahwa: a’=b+3 dari persamaan ini didapat b=a’-3 dan dari b’=-a-1 didapat
a= -b’-1.
Dengan mensubstitusi nilai a dan b ke persamaan (*), kalian memperoleh:
𝑎’ − 3 = (−𝑏’ − 1) + 1
𝑎’ − 3 = ( 𝑏′)2 + 2𝑏’ + 2

12
𝑎’ = ( 𝑏′)2 + 2𝑏’ + 5
Jadi, bayangan parabola 𝑦 = 𝑥 2 + 1 yang dirotasi sebesar 90° searah dengan arah
perputaran jarum jam dengan pusat titik P(1,-2) adalah 𝑥 = 𝑦 2 + 2𝑦 + 5
5. Tentukan bayangan titik A (-1,-2) yang dirotasi berturut-turut 180° dan 90° berlawanan
dengan arah perputaran jarum jam dengan pusat yang sama, yaitu titik O (0,0).
Solusi:
Merotasi titik A (-1,2) berturut-turut sebesar 180° dan 90° berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam dengan pusat yang sama, yaitu titik O (0,0) sama artinya dengan
merotasi titik A sebesar 270° dengan pusat O (0,0).Bayangan titik A adalah sebagai
berikut.
𝑎" cos 270° − 𝑠𝑖𝑛 270° −1
𝐴" = ( ) ( )( )
𝑏" sin 270° cos 270° −2
0 1 −1 −2
= ( )( ) = ( )
−1 0 −2 1
Jadi,bayangan titik A(-1,-2) adalah A" (-2,1).

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perputaran (rotasi) merupakan suatu transformasi yang memasangkan titik ke
himpunan titik lainnya dengan cara memutar. Perputaran titik-titik tersebut bisa searah
dengan putaran jarum jam dan bisa berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Itulah
mengapa, pada rotasi berlaku perjanjian tanda sudut. Sudut rotasi akan bertanda negatif
jika arah putaran titiknya searah dengan putaran jarum jam. Sebaliknya, sudut rotasi akan
bertanda positif jika arah putaran titiknya berlawanan dengan putaran jarum jam.
Faktor Yang Mempengaruhi Rotasi Matematika bayangan atau hasil akhir yang
dihasilkan oleh rotasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: titik pusat rotasi,
besar sudut rotasi dan arah sudut rotasi. Titik pusat rotasi adalah suatu titik yang menjadi
acuan pergerakan putaran dari titik awal ke titik akhir. Titik pusat rotasi dibagi menjadi
dua, yaitu titik (0, 0) dan titik (a, b). Pada translasi, besar sudut rotasi ini bisa dianalogikan
sebagai jumlah pergeseran suatu bangun atau titik. Arah rotasi menunjukkan arah putaran
titik atau bangun.
Suatu rotasi dengan susut putar 360° disebut rotasi satu putaran penuh, rotasi
dengan sudut putar 180° disebut rotasi setengah putaran, dan rotasi dengan sudut putar 90°
disebut rotasi seperempat putaran. Jenis rotasi ada dua yaitu: rotasi yang berpusat di (0,0)
dan rotasi yang berpusat di (a,b). Rotasi dengan pusat titik A(a,b) dan sudut putar 𝜃 dapat
ditulis dengan notasi 𝑅(𝐴,𝜃) .

3.2 Saran
Setelah adanya makalah ini penulis berharap mungkin makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi pelajar yang membutuhkan ilmu ini . Penulis
juga berharap agar kedepannya materi ini lebih sering dikaitkan dengan permasalahan-
permasalahan pada kehidupan sehari-hari agar materi ini lebih mudah untuk dipelajari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aryo Andri Nugroho, S. M. (2018). Geometri Transformasi. Semarang: UPGRS Press.

Meyta Dwi Kurniasih, I. H. (2017). Tangkas Geometri Transformasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Rina Febriana, M. (2017). Geometri Transformasi Berbasis Penemuan Terbimbing. Padang :


Penerbit Erka.

15

Anda mungkin juga menyukai