Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS HUBUNGAN GURU


DENGAN SISWA TERHADAP KEPUASAN BELAJAR
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Disusun oleh
1. Ahyan Rizky (01)
2. Gita Puri Yani (13)
3. Inez Luna Marcella (17)
4. Nadira Yuliasari (22)
5. Pasha Randika Jati (24)
6. Tektonia Bumi Maharani (30)

XI MIPA 2
SMA NEGERI 1 JETIS
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian
yang berjudul PENGARUH KUALITAS HUBUNGAN ANTARA GURU
DENGAN SISWA TERHADAP KEPUASAN BELAJAR DISEKOLAH
MENENGAH ATAS.

Adapun proposal ini digunakan untuk meneliti pengaruh kualitas


hubungan siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Kami menyadari bahwa
proposal ini masih banyak kekurangan baik dalam segi penyusunan, Bahasa,
tulisan, dan lainnya. Oleh karena hal tersebut, kami dengan sangat terbuka
menerima berbagai kritik dan saran dari pembacanya dalam rangka memperbaiki
proposal penelitian ini.

Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih dan


semoga proposal ini dapat memberikan manfaat serta inspirasi bagi pembacanya.

Bantul, 10 Maret 2024


i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 2
BAB II KAJIAN TEORI 2
A. Hubungan Guru dengan Siswa 3
B. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran 3
1. Pengertian 3
2. Faktor 4
BAB III METODE PENELITIAN 4
A. Desain Penelitian 4
B. Populasi dan Sempel 5
C. Teknik Pengumpulan Data 5
1. Observasi 5
2. Wawancara 6
D. Instrumen Penelitian 6
E. Analisis Data 6
1. Secara Kualitatif 6
F. Tahapan atau Prosedur Penelitian 7
DAFTAR PUSTAKA 8
ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu sistem pendidikan yang berfungsi untuk
membantu meningkatkan sumber daya manusia. Dari pendidikan yang
diterima anak bangsa di bangku sekolah, akan mampu mengubah pola pikir
dan daya kreativitas untuk menciptakan siswa yang berprestasi baik secara
akademik maupun non akademik. Hubungan antara guru dengan siswa
memiliki dampak terhadap pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat terjadi
karena jika hubungan guru dengan siswa kurang baik maka pembelajaran
disekolah tidak akan terasa nyaman.

Suasana ini dapat tercipta karena kurangnya rasa simpati yang ada di dalam
diri. Rasa simpati memang harus ditumbuhkan sejak dini agar kedepannya
dapat menghargai dan menghormati orang lain. Dalam kegiatan belajar
mengajar, kurangnya rasa simpati merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan buruknya hubungan guru dan siswa.

Hubungan guru dan siswa harusnya selalu dijaga dengan baik agar tidak
menganggu dalam kegiatan pembelajaran. Sikap selalu membedakan guru
ataupun siswa harusnya selalu dihindari. Hal ini tentunya dapat mencegah
suasana kurang nyamannya kegiatan pembelajaran.

Suasana pembelajaran yang nyaman maka akan meningkatkan semangat siswa


dalam mengikuti pembelajaran. Tak hanya itu, hal ini tentunya juga akan
meningkatkan semangat guru dalam memberikan materi saat pembelajaran
berlangsung. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian terkait pengaruh
kualitas antara guru dengan siswa terhadap kepuasan belajar di sekolah
menengah atas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat semangat belajar siswa jika memiliki hubungan yang


buruk dengan guru?

2. Bagaimana cara agar terciptanya hubungan harmonis antara siswa dan guru?

3. Bagaimana hubungan guru dan siswa dapat mempengaruhi kepuasan belajar?

C. Tujuan

1. Mengetahui tingkat semangat belajar siswa yang memiliki hubungan buruk


dengan guru

2. Menciptakan hubungan yang harmonis antara siswa dan guru

3. Mengetahui pengaruh antar guru dan siswa dalam kepuasan belajar

D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi kajian, khususnya dalam
topik pengaruh kualitas hubungan antara guru dan siswa terhadap kepuasan
belajar di sekolah menengah atas.

2. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk referensi meningkatkan hubungan


baik antara siswa dan guru dalam kepuasan belajar mengajar.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hubungan Guru dengan Siswa

Membangun hubungan baik antara guru dan siswa dalam pendidikan sangat
diperlukan agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar.
Hubungan yang harmonis akan membuat siswa lebih bersemangat belajar dan
dapat mengikuti proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi,
kenyataan di lapangan tidak semudah itu.

Masalah relasi dan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua bisa sangat
beragam.

Guru dan siswa seharusnya tahu bagaimana membangun hubungan yang


nyaman dan hangat. Hubungan yang baik bisa terjalin, maka proses belajar dan
mengajar pun akan terbantu kelancarannya.

Bisa kita bandingkan ketika murid belajar bersama guru yang tidak dekat
dengan murid. Mereka akan canggung untuk bertanya, cepat merasa bosan dan
rasa stress pun meningkat. Beda lagi jika hubungan guru dan murid itu dekat.
Suasana bisa nyaman dan pastinya sangat mendukung proses pembelajaran.

B. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran


1. Pengertian
Keaktifan belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa selama belajar di
sekolah, yang merupakan perpaduan dari tiga ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik (Sinar, 2018, p. 15) Menurut Ruswandi Hermawan, dkk,
“keaktifan belajar adalah kemampuan siswa untuk mengkonstruksikan
pengetahuannya sendiri” (Jawadha, 2016, p. 27). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa keaktifan belajar adalah kemampuan peserta didik untuk menyusun
dan membangun sendiri pengetahuan yang didapat melalui proses belajar.

Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran meliputi berbagai


kegiatan dari segi fisik yang mudah diamati maupun psikis yang sulit
diamati. Namun, yang menjadi penghambat keaktifan belajar adalah guru
yang mendominasi pembelajaran sehingga siswa hanya menunggu sajian dari
guru tanpa menemukan sendiri pembelajaran yang diperlukan (Dimyati dan
Mudjiono, 2013, p. 117). Dari segi fisik kegiatan seperti visual, menulis, dan
lain sebagainya. Namun dari segi psikis ketika siswa melakukan kegiatan
mental dengan menganalisis pelajaran yang diterima di kelas. Paham yang
salah ketika guru menganggap hanya dirinya yang dapat menjadi sumber
satu-satunya dalam pembelajaran sehingga menjadi halangan bagi siswa
belajar secara aktif di kelas.

Menurut Sinar, keaktifan proses belajar mengajar dapat diukur melalui


pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa di kelas. Ada tiga hal indikator
keaktifan belajar yaitu proses mengalami, transaksi atau peristiwa belajar
aktif dan proses mengatasi masalah (Sinar, 2018, p. 18). Nugroho Wibowo
mengatakan bahwa keaktifan siswa dapat dilihat dari berbagai hal seperti
memperhatikan (visual activities), mendengarkan, berdiskusi, kesiapan
siswa, bertanya, keberanian siswa, mendengarkan, memecahkan soal (mental
activities) (Wibowo, 2016, p. 130). Pada dasarnya kedua pendapat ini
memiliki kesamaan dalam hal mengukur keaktifan belajar yang dimulai
dengan mendengar, aktif dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian mampu
mengatasi atau memecahkan persoalan.

3
2. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Salah satu jenis komunikasi yang paling ampuh mempersuasif peserta
didik adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi ini baik diterapkan
dalam pendidikan karena komunikasi yang baik antara guru dan siswa
harusnya membawa kedekatan secara interpersonal, adanya keterbukaan dari
masing-masing pihak, kesetaraan dalam hal berbicara dan mendengarkan
selama proses pembelajaran.

Teknik komunikasi yang dilakukan oleh guru dan hubungan yang baik
dengan siswa dapat mempersuasi siswa sehingga meningkatkan keaktifan
dalam belajar di kelas.

Keaktifan belajar siswa di kelas terlihat ketika siswa aktif melakukan


berbagai kegiatan yang melibatkan mental dan fisik. Kegiatan aktif siswa
adalah kegiatan di mana siswa dapat belajar melalui mengalami sendiri,
transaksi dalam kegiatan belajar dan yang terakhir adalah bagaimana siswa
dapat memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari.

C. Hipotesis
Terdapat pengaruh positif dan signifikan dalam menjaga kualitas
hubungan guru dan siswa dalam kepuasan belajar.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian merupakankegiatan yang bertujuan mengembangkan
pengetahuan dan menyelesaikan masalah. Dalam penelitian terdapat
beberapa metode penelitian. Metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai berbagai hal
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas hubungan


antara guru dengan siswa terhada kepuasan belajar di sekolah menengah atas.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

4
penelitian kualitatif yang menggunakan desain penelitian study kasus.
Rancangan study kasus adalah rancangan penelitian yang mencakup
pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga,
kelompok, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2009: 161).

Oleh karena itu, peneliti menggunakan desain study kasus untuk


mengetahui bagaimana pengaruh kualitas hubungan antara guru dengan
siswa terhadap kepuasan belajar di sekolah menegah atas.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik
kesimpulannya oleh peneliti. Menurut Hendryadi (2019:162-163) Terdapat
dua jenis populasi yaitu populasi terbatas danpopulasi tak terbatas. Populasi
yang diguanakan dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah atas
sebagai tempat untuk melakukan penelitian terkait dengan pengaruh kualitas
hubungan antara guru dengan siswa terhadap kepuasan belajar di sekolah
mengah atas.
2. Sampel
Populasi adalah objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik
kesimpulannya oleh peneliti. Menurut Hendryadi (2019:162-163) terdapat
dua jenis populasi yaitu populasi terbatas danpopulasi tak terbatas. Populasi
yang diguanakan dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah atas
sebagai tempat untuk melakukan penelitian terkait dengan pengaruh kualitas
hubungan antara guru dengan siswa terhadap kepuasan belajar di sekolah
mengah atas.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadan atau
perilaku objek sasaran.

5
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai observer non-partisipan/role
of a non- participant observer yang mana peneliti terlibat penuh sebagai
pengamat yang melakukan pengumpulan data tanpa terlibat dalam peristiwa
atau fenomena yang dialami.

2. Wawancara Semiterstruktur
Wawanacara semiterstruktur diperlukan untuk memperoleh jawaban yang
spesifik dari sampel/partisipan. Analisis ini umumnya melibatkan
perhitungan yang dapat diukur secara statistik guna memperoleh konsisten
jawaban dari informan. Peneliti melakukan wawancara kepada siswa.

D. Instrumen Penelitian
Menurut Sukarnyana dkk (2003:71) instrumen penelitian merupakan alat-
alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam
rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian.
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan skala likert. Skala likert
bertujuan mengukur sikap dan emosi sampel/subjek penelitian guna mencari
kebenaran yang bersifat objektif. Peneliti menggunakan skala berupa angket
yang telah disusun dan dikembangkan sendiri berdasarkan uraian yang sudah
ada dalam kajian teori.

E. Analisis Data
Analisis data berarti kategorisasi, penataan, ada peringkasan data untuk
memperoleh jawaban dalam penelitian. Langkah-langkah dalam analisis data
studi kasus, yaitu sebagai berikut.
1. Secara Kualitatif
Data kualitatif dianalisis dengan cara membuat kode data yang
disesuaikan dengan cara mengumpulkan data, dengan menyampaikan
persepsi melalui beberapa cara sebagai berikut.
a. Triagulasi Data
Data yang dikumpulkan melalui berbagai sumber agar hasil
wawancara dan observasi dapat dianalisis seutuhnya.

6
b. Member Checking
Dengan mengecek seluruh proses analisis data serta tanya jawab
bersama informasi terkait dengan hasil interpretasi peneliti tentang
realitas dan makna yang disampaikan informan untuk memastikan
nilai kebenaran data.
c. Pola Partisipatoris
Informan dilibatkan dalam sebagian besar tahap penelitian mulai
dari perencanaan hingga pemeriksaan interpretasi dan kesimpulan.
d. Waktu Observasi
Observasi dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka waktu
tertentu sehingga menemukan data jenuh.

F. Tahap atau Prosedur Penelitian


Berikut langkah-langkah dalam melakukan penelitian.
1. Pertanyaan Penelitian/Study Questions/Research Question
Peneliti memulai penelitian dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Sebagai upaya untuk memperoleh data dengan melakukan
wawancara.
2. Fokus Kajian Penelitian/Study Propositions
Pada tahap ini, peneliti mencari dan mengkaji teori yang berkaitan dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu tentang pengaruh kualitas
hubungan guru dan siswa di sekolah menegah atas, seperti jurnal maupun
penelitian-penelitian sebelumnya.
3. Analisis Data/Unit of Analysis
Peneliti menganalisis data yang sudah diperoleh dari sumber-sumber yang
ada diruang lingkup penelitian. Peneliti menganalisis data menggunakan
cara interpretasi kualitatif untuk menganalisis data dari hasil wawancara
dan observasi.
4. Menafsirkan Temuan/ Criteria for Interpreting the Findings
Pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran temuan yang disesuaikan
dengan tujuan dan kebutuhan data yang disesuaikan dengan hasil
penganalisisan data pada tahap sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sareong, Irene Priskila, and Tri Supartini. "Hubungan komunikasi interpersonal guru dan
siswa terhadap keaktifan belajar siswa di sma Kristen pelita kasih Makassar." Jurnal ilmu
teologi dan pendidikan agama Kristen 1.1 (2020): 29-42.
Sareong, I. P., & Supartini, T. (2020). Hubungan komunikasi interpersonal guru dan siswa
terhadap keaktifan belajar siswa di sma Kristen pelita kasih Makassar. Jurnal ilmu teologi dan
pendidikan agama Kristen, 1(1), 29-42.
SAREONG, Irene Priskila; SUPARTINI, Tri. Hubungan komunikasi interpersonal guru dan
siswa terhadap keaktifan belajar siswa di sma Kristen pelita kasih Makassar. Jurnal ilmu
teologi dan pendidikan agama Kristen, 2020, 1.1: 29-42.
Suwardi, Imam, and Ririn Farnisa. "Hubungan peran guru dalam proses pembelajaran
terhadap prestasi belajar siswa." Jurnal Gentala Pendidikan Dasar 3.2 (2018): 181-202.
Arifin, Muhamad, and Khoirudin Asfani. "Instrumen Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan
Pengembangan." Implementation Science 39.1 (2014): 1-24.
Arifin, M., & Asfani, K. (2014). Instrumen Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan
Pengembangan. Implementation Science, 39(1), 1-24.
Arifin, Muhamad, and Khoirudin Asfani. "Instrumen penelitian." Applied Microbiology And
Biotechnology 85.1 (2014): 2071-2079.

Anda mungkin juga menyukai