Best Practices Fitriani - 115452
Best Practices Fitriani - 115452
Menyusun Praktik Baik (Best Practice) Meningkatkan minat dan motivasi siswa dengan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan metodeTPACK
OLEH:
NAMA : FITRIANI
KELOMPOK : 3
Menyusun Praktik Baik (Best Practice) Meningkatkan minat dan motivasi siswa dengan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan metodeTPACK
Penulis Fitriani
Tanggal
29 Januari 2024
Bagaimana prosesnya
Proses yang dilakukan antara lain.
1. TahapPersiapan
Guru dengan bimbingan dosen dan guru pamong
mendesain pembelajaran yang inovatif. Selain itu
diperkuat dengan arahan dan masukan teman-teman
satu kelompok.
Aksi: 2. TahapPelaksanaan
Guru melaksanakan desain pembelajaran yang telah
dibuat sesuai dengan sintaks PBL. Kegiatan
Langkah-langkah apa yang
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti,
dilakukan untuk menghadapi dan penutup.
tantangan tersebut/strategi apa 3. Tahap Evaluasi dan Refleksi Merefleksi kegiatan
yang digunakan/ bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan sudah
menyelesaikan permasalahan atau belum. Serta
prosesnya, siapa saja yang terlibat Menentukan rencana tindak lanjut untuk
/ Apa saja sumber daya atau pembelajaran selanjutnya.
materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi.
Sumber daya yang diperlukan yaitu.
1. Kompetensi Guru
2. Sarana dan Prasarana(LCD,android, speaker,
jaringan internet)
Media pembelajaran (bahan ajar,LKPD, lembar evaluasi,
video pembelajaran, powerpoitn.
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah
yang dilakukan? Dampak dari aksi yang telah
dilakukanya itu.
1. Dampak bagi guru
a. Meningkatkan kompetensi guru dalam
mendesain pembelajaran yang bermakna,
menarik, dan inovatif.
b. Meningkatkan ketrampilan guru dalam
mengoperasikan aplikasi edit yaitu canva
c. Meningkatkan kompetensi guru dalam
mengelola kelas agar peserta didik selalu aktif
dalam pembelajaran.
2. Dampak bagi peserta didik
a. Peserta didik lebih bersemangat saat proses
pembelajaran.
b. Peserta didik terlatih dalam
mengkomunikasikan hasil dengan
tanggungjawab.
c. Peserta didik mampu menganalisis reaksi
kimia dan peranannya dalam kehidupan
sehari-hari dengan tepat
d. Minat membaca peserta didik pada
pembelajaran reaksi kimia meningkat dengan
e. indikasi mereka mampu menyelesikan LKPD
dengan tepat
f. Peserta didik telah mampu mempresentasikan
LKPD dengan media powerpoin dengan baik
Menyusun Praktik Baik (Best Practice) Meningkatkan minat dan motivasi siswa dengan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan metodeTPACK
Disusun oleh:
FITRIANI, ST
Disusun oleh:
FITRIANI, ST
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran pasti terdapat beberapa kendala yang dihadapi salah satunya yaitu
kesulitan belajar. Dalam belajar siswa akan sulit dalam memahami dan menguasai materi , salah satunya
adalah pelajaran kimia. Menurut beberapa penelitian, kimia adalah salah satu mata pelajaran yang
dianggap paling sulit oleh sebagian besar siswa SMA. Pada kurikulum pendidikan di tingkat SMA
menempatkan mata pelajaran kimia harus dikuasai setiap siswa. Namun, tetap saja banyak siswa
mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep kimia, baik dari makroskopis, mikroskopis atau
simbolik. Hal ini menjadi tantangan bagi guru dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa pada
pembelajaran kimia. Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu proses belajar dilihat dari hasil belajar
yang optimal. Hasil belajar optimal salah satu faktor penyebabnya adalah minat belajar dari peserta didik.
Minat sangat berpengaruh terhadap aktifitas belajar peserta didik. Peserta didik yang berminat akan
mempelajari kimia dengan bersungguh-sunggah seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti
pembelajaran, dapat menyelesaikan soal-soal latihan dan melakukan praktikum dengan baik dan benar.
Dari identifikasi beberapa permasalahan berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang
timbul dalam pembelajaran di antara : kurangnya motivasi, metode pembelajaran yang tidak menarik,
atau kurangnya relevansi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-har siswa. Ketika siswa tidak
memiliki minat belajar yang kuat, proses pembelajaran menjadi lebih sulit dan hasil yang dicapai
cenderung rendah. Ketidak cocokkan metode pembelajaran karena setiap siswa memiliki gaya belajar
yang berbeda-beda. Beberapa siswa lebih baik dalam pembelajaran visual, sementara yang lain lebih baik
dalam pembelajaran auditori atau kinestetik. Tingkat kesulitan materi pembelajaran yang tidak sesuai
dengan kemampuan siswa juga menjadi problematika. Jika materi pelajaran terlalu mudah siswa mungkin
merasa bosan dantidak tertantang . Di sisi lain, jika materi terlalu sulit , siswa akan butuh waktu lama
untuk menyerap dan memahaminya sehingga terganggu pembelajaran
Berdasarkan permasalahan di atas, permasalahan yang mendasar adalah berkenaan dengan
motivasi siswa yang rendah dalam belajar kimia khususnya pada materi reaksi kimia karena peserta didik
masih kesulitan dalam menentukan jenis reaksi kimia dan menuliskan persamaaan reaksinya.
Untuk itu, upaya yang harus dilakukan adalah menghadirkan pembelajaran yang inovatif dan
kreatif melalui model Problem Based Learning pada mata pelajaran Kimia. Model pembelajaran ini
penting untuk diterapkan karena sesuai dengan karakteristik peserta didik di era digitalisasi dimana proses
pembelajaran harus berpusat pada siswa dan terintegrasi TPACK.
B. PEMBAHASAN
Dari hasil kajian wawancara dan literatur penyebab hambatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yaitu kurang inovasi dalam pembelajaran karena guru tidak menerapkan model
pembelajaran yang inovatif dan strategi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik serta pendekatan
yang terupdate. Guru hanya menyampaikkan materi lewat ceramah dan hana berpusat pada guru. Siswa
hanya duduk mendengarkan tanpa ikut aktif dalam pembelajaran
Dalam kegiatan penilaian, terdapat beberapa tantangan yang dapat yang dihadapi, diantaranya:
1. Penilaian yang subjektif
Penilaian reaksi kimia dan peranannya dalam kehidupan dalam tugas presentasi dapat bersifat
subjektif. Tafsiran tentang reaksi kimia dan peranannya dalam kehidupan bisa bervariasi antara
penilai, terutama jika siswa memiliki cara pandang yang berbeda dalam menganalisi reaksi kimia
dan peranannya dalam kehidupan. Hal ini menjadi tantangan untuk memastikan penilaian yang
konsisten dan adil.
2. Waktu yang diperlukan
Penilaian tugas presentasi membutuhkan waktu yang cukup untuk mengevaluasi setiap presentasi
denga cermat. Ini menjadi tantangan jika jumlah siswa dalam kelas banyak.
3. Pemahaman yang tidak merata
Tidak semua siswa memiliki tingkat pemahaman yang sama terhadap materi. Beberapa siswa
mungkin memerlukan bantuan dan panduan untuk menganalisis reaksi kimia dalam kehidupan
dengan baik dan mempengaruhi hasil penilaian
4. Kendala teknologi
Presentasi tugas melibatkan teknologi ,penggunaan perangkat lunak untuk presentasi, maka
masalah teknis menjadi hambatan yang mengganggu proses penilaian.
5. Kesiapan siswa
Tidak semua siswa siap atau percaya diri dalam hal berbicara didepan kelas atau melakukan
presentasi. Ini bisa mempengaruhi kualitas presentasi mereka, sehingga hasil penilaian kurang
C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi bahwa model pembelajaran PBL sangat efektif dan
berdampak positif bagi peserta didik. Hal tersebut terlihat dari antusiasme peserta didik dalam
pembelajaran dan kemampuan mempresentasikan hasil diskusi. Pemilihan model PBL menumbuhkan
kemampuan peserta didik berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan dan tanya jawab saat
presentasi berlangsung. Pemilihan metode yang variatif sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik pada saat proses pembelajaran. Penggunaan media video dan juga ppt/canva dapat
meningkatkan penguasaan materi peserta didik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kemampuan saat
menjawab soal tes tertulis yang nilai rata-rata 95 dan lebih cekatan dalam melakukan praktikum sesuai
prosedur yang tepat.
Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang. Hal ini dibuktikan
dengan lembar refleksi yang di bagikan kepada peserta didik. Mereka mengatakan bahwa pembelajaran
menyenangkan dan media pembelajarannya juga menarik dan mudah dipahami.
Faktor-faktor keberhasilan ditentukan oleh penguasaan guru pada model pembelajaran, media
pembelajaran dan materi palajaran. Semakin baik penguasaan guru terhadap model, media serta materi
pembelajaran, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan proses pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu proses
pembelajaran harus didukung oleh beberapa faktor, diantaranya pemilihan model, media dan metode
pembelajaran. Guru juga harus memahami karakteristik peserta didik serta materi yang akan diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Shoimin Aris. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media. Tersedia dari Perpusnas. Go.id
Yanti Febri, (2022) Pengembangan Buku Dan Kit Praktikum Kimia Terintegrasi PBL. Yogyakarta:
Eureka Media Aksara
LAMPIRAN
Berikur ini saya lampirkan link video PPL yang telah saya lakukan pada tanggal 29 Januari 2024 di
sekolah tempat saya PPL: https://youtu.be/crLoe3mQN5M?si=aPMb2luq7PfOcjW4