Makalah PPKN Kelompok 1
Makalah PPKN Kelompok 1
Oleh :
Kelompok 1
22 BB 08
Husnatul Azizah (22129303)
Dosen :
Hasmai Bungsu Ladiva, M.Pd.
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Swt. Sholawat serta salam kita kirimkan kepada
junjungan kita yakninya Nabi besar Muhammad Saw, karena atas hidayah-Nyalah makalah ini
dapat diselesaikan.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen yang telah mencurahkan
ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan lancar dalam menulis
makalah ini.
Selanjutnya kami mohon kepada Ibu dosen khususnya dan pembaca pada umumnya, bila
ada kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi bahasa maupun materinya,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi
lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................... i
A. Latar Belakang........................................................................................................................ 1
C. Tujuan ....................................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 24
B. Saran ....................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Pancasila telah dianggap sebagai pondasi penting dalam pembentukan
karakter dan identitas bangsa Indonesia. Namun, dalam mengajarkan nilai-nilai Pancasila,
seringkali ditemui tantangan dalam menjaga minat dan keterlibatan siswa, terutama di
tengah dinamika perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat. Oleh karena
itu, penting bagi pendidik untuk mengadopsi pendekatan dan model pembelajaran
inovatif guna memperkaya pengalaman belajar siswa dalam memahami dan
mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, pembelajaran berbasis masalah juga menjadi pilihan yang efektif dalam
mengajarkan Pendidikan Pancasila secara inovatif. Dalam pendekatan ini, guru
menantang siswa dengan situasi atau masalah kompleks yang memerlukan pemikiran
kritis, kerja sama, dan pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Siswa
diberi kesempatan untuk menyelidiki masalah tersebut, menganalisis akar penyebabnya,
dan merumuskan solusi yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan etika yang terkandung
dalam Pancasila.
Selain itu, pembelajaran berbasis game juga dapat menjadi sarana yang efektif
untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila.
Dengan menghadirkan permainan atau simulasi yang menantang dan interaktif, siswa
dapat belajar tentang nilai-nilai Pancasila secara menyenangkan dan memotivasi. Melalui
1
permainan, mereka dapat mengalami secara langsung konsekuensi dari pilihan-pilihan
moral yang mereka buat, sehingga membantu mereka memahami pentingnya prinsip-
prinsip Pancasila dalam membentuk sikap dan perilaku mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas, yaitu :
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan yang akan
dibahas, yaitu :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan dalam kurikulum merdeka
Pendekatan pembelajaran merujuk pada cara atau strategi yang digunakan dalam
proses pengajaran dan pembelajaran. Terdapat berbagai macam pendekatan pembelajaran
yang dikembangkan dan digunakan oleh para pendidik untuk memfasilitasi pemahaman
dan pembelajaran siswa. Dalam pembelajaran PPKn (Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan), terdapat beberapa pendekatan yang sering digunakan, antara lain:
1. Pendekatan Nilai Moral Pendekatan ini berfokus pada penanaman dan pengembangan
nilai-nilai moral seperti toleransi, kejujuran, tanggung jawab, cinta tanah air, dan lain-
lain kepada peserta didik melalui pembelajaran PPKn. Contohnya melalui cerita,
keteladanan, dan refleksi.
2. Pendekatan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) Pendekatan ini
menekankan pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi
warga negara yang baik, seperti keterampilan berpikir kritis, partisipasi,
berkomunikasi, dan memecahkan masalah. Contohnya simulasi, debat, proyek
kewarganegaraan.
3. Pendekatan Kontekstual Pendekatan ini mengaitkan materi pembelajaran PPKn
dengan konteks kehidupan nyata peserta didik, sehingga materi menjadi lebih relevan
dan bermakna. Contohnya studi kasus, pembelajaran berbasis masalah, dan
pembelajaran berbasis proyek.
4. Pendekatan Pembelajaran Aktif (Active Learning) Pendekatan ini mendorong peserta
didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran PPKn melalui diskusi,
simulasi, bermain peran, dan kegiatan lainnya.
5. Pendekatan Multikultural Pendekatan ini mengakui dan menghargai keragaman
budaya, etnis, dan latar belakang peserta didik, serta mengintegrasikannya dalam
pembelajaran PPKn untuk memupuk toleransi dan pemahaman lintas budaya.
6. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Pendekatan ini menggunakan masalah-
masalah nyata yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
3
bernegara sebagai konteks untuk peserta didik belajar keterampilan pemecahan
masalah dan memperoleh pengetahuan.
7. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Pendekatan ini menggunakan kelompok-
kelompok kecil peserta didik yang bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam PPKn.
4
materi pelajaran dengan situasi atau masalah dunia nyata, yang membantu siswa
melihat relevansi dan aplikasi praktis dari apa yang mereka pelajari.
d. Kolaborasi : Kolaborasi antara siswa, serta dengan guru dan sumber daya
eksternal lainnya, sering menjadi bagian integral dari model-model pembelajaran
inovatif. Kolaborasi memungkinkan siswa untuk saling belajar, memecahkan
masalah bersama, dan mengembangkan keterampilan sosial dan kerja sama.
e. Penggunaan Teknologi : Teknologi seringkali digunakan dalam model-model
pembelajaran inovatif untuk meningkatkan interaktivitas, aksesibilitas, dan
efektivitas pembelajaran. Ini bisa termasuk penggunaan perangkat lunak
pembelajaran, simulasi, platform daring, atau alat-alat realitas virtual/augmented.
f. Pembelajaran Berbasis Keterampilan : Model-model inovatif cenderung
menekankan pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan
berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
Mereka merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan dan menerapkan keterampilan ini dalam konteks yang
bermakna.
g. Pengembangan Kemampuan Metakognitif : inovatif mendorong pengembangan
kemampuan metakognitif siswa, yaitu kemampuan untuk memahami dan
mengendalikan proses berpikir mereka sendiri. Ini termasuk kesadaran akan
strategi pembelajaran yang efektif, pemantauan terhadap pemahaman mereka
sendiri, dan refleksi terhadap proses pembelajaran.
5
memiliki kesempatan untuk membangun pemahaman mereka sendiri dan
menerapkan pengetahuan dalam konteks yang bermakna.
c. Mengembangkan Keterampilan Abad ke-21: Fungsi penting dari model
pembelajaran inovatif adalah pengembangan keterampilan abad ke-21 yang
diperlukan untuk berhasil di era modern. Ini termasuk keterampilan berpikir kritis,
kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Dengan merancang
pengalaman pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan ini, model-model inovatif membantu siswa untuk
bersiap menghadapi tuntutan dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
d. Meningkatkan Pemahaman Konsep: Model pembelajaran inovatif sering
menekankan pemahaman konsep yang mendalam dan berkelanjutan daripada
sekadar menghafal fakta-fakta. Dengan menempatkan pembelajaran dalam
konteks nyata, mendorong refleksi, dan menyediakan kesempatan untuk
penerapan konsep dalam situasi yang berbeda, model-model ini membantu siswa
memahami konsep secara lebih dalam.
e. Mempromosikan Kemandirian Belajar: Model-model pembelajaran inovatif
sering memberikan siswa lebih banyak kendali atas proses pembelajaran mereka
sendiri. Dengan mendorong pengaturan tujuan belajar sendiri, pengambilan
keputusan, dan evaluasi diri, model-model ini membantu mengembangkan
kemandirian belajar siswa.
f. Meningkatkan Keterampilan Teknologi: Dengan memanfaatkan teknologi dalam
proses pembelajaran, model-model inovatif membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan teknologi yang penting di era digital. Ini
mencakup keterampilan seperti penggunaan perangkat lunak pembelajaran,
navigasi internet, evaluasi informasi daring, dan kolaborasi daring.
6
Memilih model pembelajaran yang tepat adalah langkah penting dalam
merancang pengalaman pembelajaran yang efektif.
7
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Anda dapat membuat penyesuaian atau
memilih model lain yang lebih sesuai.
g. Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Pilih model pembelajaran yang fleksibel dan dapat
disesuaikan dengan perubahan kebutuhan atau kondisi pembelajaran. Kemampuan
untuk menyesuaikan model pembelajaran dengan dinamika kelas dan perubahan
dalam tujuan pembelajaran akan membantu Anda mencapai hasil yang lebih baik.
Berikut Implementasinya :
8
Tahap Pengorganisasian siswa Tahap Penyelidikan mandiri / kelompok
• Bagi siswa ke dalam kelompok- Siswa melakukan penyelidikan mandiri
kelompok kecil (4-6 orang) secara dengan mencari informasi dari berbagai
heterogen. sumber.
• Setiap kelompok menganalisis dan Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk
memahami masalah yang diberikan. mengintegrasikan informasi dan
• Kelompok mengidentifikasi aspek- mengembangkan solusi.
aspek penting dari masalah dan
Guru berperan sebagai fasilitator,
merencanakan strategi penyelidikan.
membimbing dan memantau proses
penyelidikan.
Tahap Presentasi dan diskusi Tahap Evaluasi
• Masing-masing kelompok • Lakukan evaluasi terhadap
mempresentasikan hasil penyelidikan pemahaman konsep, keterampilan
dan solusi terhadap masalah. proses, dan kinerja siswa.
• Kelompok lain memberikan • Evaluasi dapat dilakukan melalui tes
tanggapan, pertanyaan, atau tertulis, proyek, portofolio, atau
sanggahan. rubrik penilaian.
• Guru memfasilitasi diskusi kelas dan • Minta siswa untuk melakukan
memberikan klarifikasi jika refleksi diri dan evaluasi teman
diperlukan sejawat.
9
dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Berikut
adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk menerapkan model ini:
10
7) Pamerkan Hasil Proyek: Berikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil proyek mereka kepada kelas atau masyarakat. Ini
tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri siswa, tetapi juga memperkuat
pemahaman mereka tentang nilai-nilai Pancasila.
8) Kontinuitas dan Perbaikan: Gunakan pengalaman dari implementasi proyek
PBL untuk terus meningkatkan dan menyempurnakan pembelajaran di masa
depan. Pelajari dari keberhasilan dan tantangan yang dihadapi selama proses
tersebut.
11
4) Umpan Balik dan Remediasi: Dalam CBL, peserta didik mendapatkan umpan
balik yang jelas dan terstruktur tentang pencapaian kompetensi mereka.
Apabila mereka belum mencapai kompetensi yang diharapkan, mereka akan
mendapatkan remediasi atau pembelajaran tambahan untuk membantu mereka
mencapai kompetensi tersebut.
5) Pembelajaran Kontekstual : CBL menggunakan pendekatan pembelajaran
yang kontekstual, di mana materi dan aktivitas pembelajaran dikaitkan dengan
situasi dan masalah dunia nyata yang relevan dengan bidang yang dipelajari.
6) Kolaborasi dan Kemitraan: Model ini sering melibatkan kolaborasi antara
institusi pendidikan, industri, atau organisasi terkait untuk memastikan bahwa
kompetensi yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja atau
masyarakat.
12
2) Pilih Konteks atau Masalah: Identifikasi konteks atau masalah nyata yang
relevan dengan nilai-nilai Pancasila yang ingin dipelajari. Misalnya, masalah-
masalah seperti ketidakadilan sosial, ketidakseimbangan lingkungan, atau
konflik antarindividu bisa menjadi sumber inspirasi untuk pembelajaran.
3) Rencanakan Desain Pembelajaran: Rencanakan desain pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk merancang solusi untuk masalah yang dipilih.
Pastikan desain pembelajaran tersebut mencakup langkah-langkah konkret,
sumber daya yang dibutuhkan, dan kriteria sukses yang jelas.
4) Penyelidikan Nilai-nilai Pancasila: Fasilitasi proses penyelidikan oleh siswa
tentang nilai-nilai Pancasila yang relevan dengan masalah yang dipilih.
Dorong mereka untuk memahami nilai-nilai tersebut melalui bahan bacaan,
diskusi, wawancara, atau observasi dalam konteks masalah yang ada.
5) Perancangan Solusi: Dukung siswa dalam merancang solusi untuk masalah
yang dipilih dengan mempertimbangkan nilai-nilai Pancasila. Ajak mereka
untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam merancang solusi yang sesuai
dengan nilai-nilai tersebut.
6) Implementasi Solusi: Berikan kesempatan kepada siswa untuk
mengimplementasikan solusi yang mereka rancang dalam konteks nyata.
Dukung mereka dalam melaksanakan aksi nyata yang mencerminkan nilai-
nilai Pancasila dan mengatasi masalah yang ada.
7) Evaluasi dan Refleksi: Evaluasi hasil dari implementasi solusi yang dilakukan
oleh siswa. Selanjutnya, ajak siswa untuk merenungkan pengalaman mereka,
proses pembelajaran yang mereka alami, dan bagaimana nilai-nilai Pancasila
tercermin dalam solusi yang mereka rancang dan implementasikan.
8) Pamerkan dan Bagikan Hasil: Berikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil solusi mereka kepada kelas atau masyarakat. Ini tidak
hanya memperkuat pemahaman mereka tentang nilai-nilai Pancasila, tetapi
juga memberikan kontribusi positif kepada lingkungan sekitar.
13
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai Pancasila dan
menerapkannya dalam konteks nyata, sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diinginkan.
14
5) Diskusi dan Kolaborasi: Fasilitasi diskusi dan kolaborasi antara siswa untuk
berbagi temuan mereka dan berpikir bersama tentang implikasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dorong mereka untuk saling
mendukung dan memberikan umpan balik konstruktif.
6) Analisis dan Refleksi: Ajak siswa untuk menganalisis temuan mereka dan
merenungkan pengalaman mereka melalui proses penyelidikan. Bantu mereka
mengidentifikasi bagaimana nilai-nilai Pancasila tercermin dalam temuan
mereka dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam praktik
kehidupan mereka.
7) Penerapan dalam Konteks Nyata: Dorong siswa untuk mengaplikasikan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berikan kesempatan bagi
mereka untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan yang mencerminkan
nilai-nilai tersebut, baik di sekolah, di rumah, atau dalam komunitas.
8) Evaluasi dan Umpan Balik: Evaluasi hasil penyelidikan dan penerapan nilai-
nilai Pancasila oleh siswa. Berikan umpan balik yang konstruktif untuk
membantu mereka memperbaiki pemahaman dan penerapan nilai-nilai
Pancasila di masa depan.
15
1) Pembelajaran Daring (Online Learning): Memanfaatkan platform
pembelajaran daring seperti Google Classroom, Moodle, atau LMS (Learning
Management System) lainnya. Guru dapat membagikan materi, tugas, kuis,
dan sumber belajar digital terkait Pendidikan Pancasila. Siswa dapat
mengakses materi dan berinteraksi dengan guru serta siswa lain secara daring.
2) Video Pembelajaran: Guru dapat membuat video pembelajaran atau
memanfaatkan video yang sudah tersedia di platform seperti YouTube untuk
menjelaskan konsep-konsep Pendidikan Pancasila. Video dapat diakses oleh
siswa secara mandiri atau dijadikan bahan diskusi dalam kelas.
3) Multimedia Interaktif: Menggunakan multimedia interaktif seperti presentasi
interaktif, gambar bergerak (animasi), atau aplikasi interaktif untuk
menyampaikan materi Pendidikan Pancasila secara menarik dan interaktif.
Siswa dapat terlibat aktif dalam mempelajari materi dengan cara yang lebih
visual dan kontekstual.
4) Kelas Maya (Virtual Classroom): Memanfaatkan aplikasi konferensi video
seperti Zoom, Google Meet, atau Microsoft Teams untuk melakukan
pembelajaran secara virtual. Guru dapat memberikan penjelasan, diskusi, dan
interaksi langsung dengan siswa meskipun berada di lokasi yang berbeda
5) Media Sosial dan Forum Diskusi: Membuat grup atau forum diskusi di media
sosial atau platform khusus untuk mendiskusikan topik-topik terkait
Pendidikan Pancasila. Siswa dapat berbagi pemikiran, mengajukan
pertanyaan, dan memberikan tanggapan secara online.
6) Kuis dan Permainan Edukatif : Memanfaatkan aplikasi atau situs web untuk
membuat kuis, permainan, atau simulasi yang berkaitan dengan Pendidikan
Pancasila. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa dalam
belajar
7) Proyek Berbasis Teknologi: Memberikan tugas proyek kepada siswa untuk
membuat produk digital seperti video, poster digital, atau website yang
berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila atau isu-isu terkait dalam kehidupan
bermasyarakat.
16
Dalam implementasinya, model pembelajaran berbasis teknologi ini dapat
digunakan secara kombinasi dengan metode pembelajaran lain seperti diskusi
kelas, presentasi, atau kegiatan praktik lapangan. Guru juga perlu memastikan
bahwa siswa memiliki akses yang memadai terhadap teknologi yang digunakan
dan memberikan panduan serta dukungan yang diperlukan.
17
5) Diferensiasi Produk Berikan pilihan kepada siswa untuk menunjukkan
pemahaman mereka tentang Pendidikan Pancasila melalui berbagai jenis
produk, seperti presentasi, laporan tertulis, video, atau proyek kreatif lainnya.
6) Pembelajaran Mandiri Sediakan sumber belajar dan aktivitas pembelajaran
mandiri yang memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan
dan minat mereka sendiri. Ini dapat dilakukan melalui bahan bacaan, video
pembelajaran, atau tugas-tugas yang dapat diselesaikan secara mandiri.
7) Umpan Balik dan Penilaian Berkelanjutan Berikan umpan balik yang spesifik
dan konstruktif kepada setiap siswa berdasarkan kemajuan dan pencapaian
mereka dalam mempelajari Pendidikan Pancasila. Lakukan penilaian secara
berkelanjutan untuk memantau perkembangan siswa dan menyesuaikan
strategi pembelajaran jika diperlukan.
18
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2) Identifikasi Konteks atau Situasi yang Relevan: Identifikasi konteks atau
situasi di dalam atau di sekitar sekolah yang dapat dihubungkan dengan nilai-
nilai Pancasila yang dipilih. Misalnya, situasi konflik di antara siswa, kegiatan
gotong royong di sekolah, atau kegiatan keagamaan di masyarakat sekitar.
3) Rencanakan Kegiatan Pembelajaran: Rencanakan kegiatan pembelajaran yang
mengaitkan nilai-nilai Pancasila dengan konteks atau situasi yang telah
diidentifikasi. Pastikan kegiatan tersebut sesuai dengan tingkat pemahaman
dan kebutuhan siswa di tingkat SD.
4) Fasilitasi Diskusi dan Refleksi: Fasilitasi diskusi di kelas tentang nilai-nilai
Pancasila dan hubungannya dengan konteks atau situasi yang dipilih. Berikan
kesempatan kepada siswa untuk membagikan pengalaman mereka dan
merenungkan bagaimana nilai-nilai tersebut tercermin dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
5) Kegiatan Kolaboratif: Dorong siswa untuk bekerja sama dalam kegiatan yang
mendorong penerapan nilai-nilai Pancasila dalam konteks yang nyata.
Misalnya, mereka dapat melakukan kegiatan gotong royong di lingkungan
sekolah atau mempersembahkan kegiatan keagamaan di depan kelas.
6) Simulasi atau Permainan Peran: Gunakan simulasi atau permainan peran
untuk membantu siswa memahami konsep dan penerapan nilai-nilai Pancasila
dalam situasi tertentu. Misalnya, mereka dapat berperan sebagai pemimpin
masyarakat yang harus membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
7) Penerapan dalam Kehidupan Nyata: Berikan kesempatan kepada siswa untuk
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata mereka di luar
lingkungan sekolah. Misalnya, mereka dapat melakukan tindakan yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila di rumah, di komunitas, atau dalam
kegiatan sosial mereka.
8) Evaluasi dan Umpan Balik: Evaluasi pemahaman dan penerapan siswa
terhadap nilai-nilai Pancasila dalam konteks yang nyata. Berikan umpan balik
19
yang konstruktif untuk membantu mereka memperbaiki pemahaman dan
praktek mereka di masa depan.
20
4) Fasilitasi Diskusi dan Kolaborasi: Fasilitasi diskusi di antara anggota
kelompok untuk membahas dan merencanakan cara untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan. Dorong mereka untuk berbagi ide, pandangan,
dan pengalaman mereka dalam memahami nilai-nilai Pancasila.
5) Bimbing dan Beri Dukungan: Berikan bimbingan dan dukungan kepada siswa
saat mereka bekerja dalam kelompok. Pastikan setiap siswa memahami peran
mereka dan aktif berpartisipasi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
6) Evaluasi Bersama: Ajak setiap kelompok untuk mengevaluasi proyek atau
tugas mereka bersama-sama. Dorong mereka untuk merenungkan apa yang
telah dipelajari selama proses pembelajaran dan bagaimana nilai-nilai
Pancasila tercermin dalam hasil kerja mereka.
7) Presentasi dan Umpan Balik: Berikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerja mereka kepada kelas. Setelah presentasi,
berikan umpan balik yang konstruktif dari guru dan teman-teman sekelas
tentang kualitas proyek dan penerapan nilai-nilai Pancasila.
8) Promosikan Tanggung Jawab Bersama: Dorong siswa untuk merasa
bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok mereka secara kolektif.
Ajarkan mereka pentingnya bekerja sama dan saling mendukung dalam
mencapai tujuan bersama.
21
Pancasila dengan cara yang menarik dan bermakna. Berikut adalah langkah-
langkah untuk mengimplementasikan model pembelajaran berbasis media dalam
pelajaran pendidikan Pancasila di SD:
22
7) Diskusi dan Refleksi: Fasilitasi diskusi dan refleksi tentang materi yang
disampaikan melalui media-media tersebut. Dorong siswa untuk berbagi
pandangan mereka dan merenungkan bagaimana nilai-nilai Pancasila
tercermin dalam pengalaman mereka sendiri.
8) Evaluasi dan Umpan Balik: Evaluasi pemahaman siswa tentang nilai-nilai
Pancasila melalui penggunaan media-media tersebut. Berikan umpan balik
yang konstruktif dan dorong mereka untuk terus mempertajam pemahaman
dan penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan pendekatan dan model pembelajaran inovatif dalam konteks
pembelajaran Pendidikan Pancasila menawarkan pendekatan yang menarik dan efektif
untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Dalam lingkungan
pendidikan yang terus berkembang, di mana teknologi dan dinamika sosial memainkan
peran penting dalam kehidupan sehari-hari, diperlukan pendekatan yang sesuai untuk
menarik minat dan keterlibatan siswa dalam memahami serta menerapkan nilai-nilai
Pancasila.
Selain itu, pembelajaran berbasis game juga menjadi alternatif yang menarik
untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam pengalaman belajar siswa. Dengan
menggunakan elemen-elemen permainan yang menarik dan interaktif, siswa dapat belajar
24
dengan cara yang menyenangkan dan mengasyikkan. Melalui permainan, mereka dapat
menghadapi tantangan-tantangan yang memerlukan pemikiran kritis dan pengambilan
keputusan berdasarkan nilai-nilai Pancasila, sehingga memperdalam pemahaman mereka
tentang nilai-nilai tersebut.
B. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kesalahan
ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih
kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritikan
sangat kami butuhkan untuk membangun dalam penyempurnaan makalah ini.
25
DAFTAR PUSTAKA
26