Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN BSI

“PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM BSI”


Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Akmal Hamsa, M.Pd.
Dedi Gunawan Saputra, S.Pd., M.Pd., M.M.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6

NURUL INTAN SALEH (220501501002)


RASNIATI (220501501004)
ANDI AISYAH DUSRENI (220501500003)
RAHMAYANTI (220501501009)
MUHAMMAD AZZAM WAHID (220501502005)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Proyek dalam BSI” ini dengan
baik dan tepat waktu. Penulis dan seluruh anggota kelompok berharap makalah ini
bisa bermanfaat untuk ibu dan teman-teman sekalian.

Ucapan terima kasih penulis di berikan kepada Prof. Dr. H. Akmal Hamsa,
M.Pd. dan Dedi Gunawan Saputra, S.Pd., M.Pd., M.M. Selaku penanggung jawab
pada mata kuliah Metode Pembelajaran BSI. Tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, termasuk anggota kelompok
makalah ini yang ikut berkontribusi dalam pengumpulan materi, sehingga makalah
ini bisa disusun dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, penulis dan seluruh anggota kelompok membutuhkan saran dan kritik
yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh teman-teman yang membacanya.

Makassar, 30 April 2024

Penulis (Kelompok 6)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek ....................................................3


B. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ..............5
C. Landasan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek .................7
D. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek..................................8
E. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek .....................................9
F. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek ............................................10

BAB III PENUTUP ..............................................................................................12

A. Kesimpulan ..................................................................................................12
B. Saran ............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan abad ke-21, pendidikan di Indonesia pun mulai
merevisi kembali sistem pendidikan dalam praktik pendidiknya sebagai upaya
dalam mengimbangi perubahan zaman. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada
BAB 2 Buku tentang Kriteria Buku dalam KK 2013 point 4 yaitu setiap buku
memuat model pembelajaran dan project yang akan dilakukan peserta didik Masih
dalam rujukan yang sama, Kemendikbud pun menyebutkan bahwa setiap
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kreativitas
siswa antara lain mengamati, menanya, mencoba, menalar, mencipta, dan
mengomunikasikan (Kemendikbud, 2014). Hal ini dianggap sebagai upaya yang
inovatif untuk mengatasi permasalahan mengenai lingkungan belajar. Dengan
demikian, salah satu konsep pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan abad ke-
21 adalah model PjBL.
Memahami lebih jauh sejarah konsep PjBL, kemunculannya berawal dari
adanya persoalan yang terjadi di lingkungan persekolahan, salah satunya yaitu
kejenuhan siswa di sekolah yang disebabkan oleh sistem pengajaran yang masih
tradisional. Namun hal ini menjadi hal yang lumrah diterima oleh sebagian
kalangan pendidikan. Bahkan banyak dari mereka cenderung menganggap bahwa
kebosanan tidak menjadi masalah bagi peserta didik terbaik.
PJBL (Project Based Learning) adalah bentuk pembelajaran yang didasarkan
pada temuan konstruktivis bahwa peserta didik mendapatkan pemahaman materi
yang lebih dalam saat mereka secara aktif membangun pemahaman mereka
dengan bekerja serta menggunakan gagasan. Dalam PjBL, peserta didik terlibat
dalam masalah nyata dan bertanya yang penting bagi mereka dan itu serupa dengan
apa yang ilmuwan, matematikawan, pemulia, dan sejarawan lakukan. Kelas
berbasis proyek memungkinkan siswa untuk menyelidiki pertanyaan, mengajukan
hipotesis dan penjelasan, mendiskusikan gagasan mereka, menantang gagasan
orang lain, dan mencoba gagasan baru.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek
2. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
3. Apa saja Landasan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
4. Apa Saja Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek
5. Apa Saja Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek
6. Bagaimana Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek
2. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis
Proyek
3. Untuk mengetahui Landasan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis
Proyek
4. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek
5. Untuk mengetahui Apa Saja Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek


Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah harus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengonstruksi pengetahuannya, sehingga guru perlu
mendorong siswa untuk memecahkan masalah, menemukan ide-ide cemerlang dan
berusaha mewujudkan ide-ide tersebut. Pembelajaran sangat diperlukan upaya
untuk mengubah pembelajaran dimana siswa hanya mendengar dan menghafal
tanpa memahami konteks materi yang dipelajari, menjadi proses pembelajaran
yang menantang untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, salah satu
caranya adalah belajar dengan memecahkan masalah karena dalam pembelajaran
memecahkan masalah selain melatih siswa menghubungkan konsepnya dengan
kehidupan nyata, siswa juga dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan
berpikir untuk memecahkan masalah yang dihapainya agar siswa mampu
menguasai hal-hal yang diperlukan dalam setiap pembelajaran, sebelumnya siswa
harus memiliki motivasi dalam setiap pembelajaran. (Arisanti, dkk, 2016).
Sebagai seorang guru yang berperan sebagai penentu keberhasilan Pendidikan
dan terlibat langsung selama proses pembelajaran, guru dituntut untuk dapat
memadukan pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat memotivasi
agar siswa dapat menggali kemampuannya dalam mengembangkan penguasaan
konsep dan berpikir kreatif.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) adalah pendekatan inovatif dalam
pendidikan yang semakin menarik perhatian pendidik dan peneliti. PBL memiliki
landasan kuat dalam konstruktivisme, sebuah teori pembelajaran yang
menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan mereka melalui
pengalaman dan refleksi. Dalam PBL, siswa diajak untuk mengambil kendali atas
pembelajaran mereka melalui partisipasi aktif dalam proyek-proyek yang
mencerminkan situasi dunia nyata.
PBL menekankan pentingnya relevansi dalam pembelajaran. Siswa terlibat
dalam proyek-proyek yang mencakup pertanyaan atau masalah yang harus mereka

3
jawab atau selesaikan. Proyek-proyek ini diciptakan untuk menciptakan hubungan
yang kuat antara konsep-konsep dalam mata pelajaran dan dunia nyata. Ketika
siswa melihat relevansi dalam pembelajaran mereka, motivasi mereka meningkat,
dan mereka lebih termotivasi untuk belajar. (Thomas, 2000).
Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran di mana siswa
terlibat dalam proyek nyata atau simulasi yang memungkinkan mereka untuk
mengembangkan pemahaman mendalam tentang materi pelajaran dan
keterampilan praktis. Berikut adalah beberapa definisi dari beberapa ahli:
1. Thomas Markham: Menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah
pendekatan pembelajaran di mana siswa memecahkan masalah dunia nyata
melalui penelitian yang mendalam dan kerja sama tim.
2. John Dewey: Menekankan bahwa pembelajaran berbasis proyek memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar dengan melakukan, menciptakan, dan
menyelesaikan proyek-proyek yang bermakna yang relevan dengan
kehidupan mereka.
3. Seymour Papert: Menggambarkan pembelajaran berbasis proyek sebagai
pendekatan di mana siswa belajar dengan menciptakan produk nyata atau
solusi untuk masalah yang dihadapi, seringkali menggunakan teknologi
sebagai alat untuk mengeksplorasi dan mewujudkan ide-ide mereka.
4. David Jonassen: Mengartikan pembelajaran berbasis proyek sebagai
pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas
autentik yang mencerminkan tantangan dunia nyata, sambil mengembangkan
pemahaman konseptual dan keterampilan kognitif.

Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar


yang mampu mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab,
percaya diri dan berpikir kritis siswa. Dalam penerapan pembelajaran berbasis
proyek ini menggunakan proyek atau kegiatan sebagai tujuannya dan menitik
beratkan pada kegiatan siswa berupa pengumpulan informasi sehingga bermanfaat
bagi siswa.

Dalam model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) siswa akan

4
dihadapkan pada suatu masalah atau diberikan proyek sesuai dengan materi
pembelajaran yang terkait, kemudian siswa ditugaskan untuk memecahkan suatu
masalah atau membuat proyek, kemudian dilanjutkan dengan proses pencarian,
penyelidikan, dan menemukan dirinya sendiri sehingga siswa memperoleh
pengetahuan yang utuh dengan menggunakan ide-ide atau ide-ide baru yang
diperoleh melalui pengalaman belajar yang telah dilakukan baik dari teori, konsep
informasi yang telah dikembangkan menjadi sesuatu yang baru dan berbeda.

B. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek


1. Kelebihan
Afriani (2015) menyebutkan beberapa kelebihan menggunakan PJBL adalah:
a. Peningkatan motivasi
Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, siswa bekerja dengan tekun dan berusaha
untuk belajar lebih dalam dan mencari jawaban atas raga ingin tahunya
dan dalam menyelesaikan projek.
b. Peningkatan kemampuan
Pemecahan masalah, lingkungan belajar PJBL dapat membuat siswa lebih
aktif dalam memecahkan masalah siswa memiliki pilihan untuk
menyelidiki topik yang terkait dengan masalah dunia nyata, bertukar
pendapat antar kelompok yang membahas topik yang berbeda,
mempresentasikan proyek atau hasil diskusi mereka.
c. Meningkatkan kolaboratif
Siswa dapat mengembangkan dan melatih keterampilan komunikasi
karena pentingnya kerja kelompok dalam proyek.
d. Peningkatan keterampilan
Riset kepustakaan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mencari
dan memperoleh informasi karena PJBL menuntut siswa untuk dapat
dengan cepat memperoleh informasi melalui berbagai sumber informasi.
e. Peningkatan keterampilan

5
Manajemen sumber daya memberikan pengalaman kepada siswa dalam
mengatur proyek, mengalokasikan waktu dan mengelola sumber daya
seperti alat dan bahan untuk menyelesaikan tugas, siswa belajar untuk
meningkatkan keterampilan merencanakan, mengorganisasikan,
bernegosiasi, dan membuat kesepakatan tentang tugas yang akan
dikerjakan, penanggung jawab setiap tugas dan cara menyampaikan
informasi yang akan dikumpulkan dan disajikan, hal ini dapat ditingkatkan
karena siswa bekerja dalam kelompok.
Dalam model pembelajaran berbasis proyek, kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan proyek sebagai Langkah mengumpulkan
informasi dan melakukan investigasi terhadap pembelajaran yang dilakukan,
dengan dilaksanakannya pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
semangat belajar siswa, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,
serta dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menganalisi masalah
siswa karena keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran yang
meneyenangkan ini. Motivasi belajar siswa dikelas memliki banyak manfaat
bagi siswa itu sendiri, yaitu maupun mewujudkan siswa yang berpikir kritis,
mandiri dan memberikan solusi yang tepat, serta akan lebih siap menghadapi
berbagai masalah dalam proses kehidupan nantinya.
2. Kekurangan
Selain memiliki kelebihan yang menguntungkan peserta didik, model
pembelajaran berbasis proyek juga memiliki kekurangan di dalamnya antara lain:
a. Pertama, PBL membutuhkan banyak waktu. Guru harus menyelesaikan
banyak persiapan sebelum memulai proyek. Ini membutuhkan waktu
untuk menentukan tujuan belajar, masalah yang akan diangkat dan sumber
daya (tempat ataupun orang-orang) yang akan diajak bekerja sama.
b. Kedua, PBL membutuhkan Guru untuk berjejaring. Seperti diungkapkan
diatas bahwa idealnya dalam project-based learning, anak-anak diberikan
kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang baru dan pergi ke tempat-
tempat baru. Namun, hal ini membutuhkan guru yang memiliki banyak
jejaring dan mitra. Sedangkan tidak semua guru mungkin memilikinya.

6
c. Ketiga, PBL mungkin tidak sesuai dengan keinginan semua anak. Terdapat
beberapa hal yang dapat membuat anak tidak termotivasi melakukan
project-based learning. Salah satunya adalah anak-anak kita terbiasa untuk
pasif dan mendengarkan di kelas. Hal ini bagi beberapa anak sudah
mendarah daging, sehingga berpindah ke metode baru yang mana anak
diajak untuk lebih aktif dan bergerak, sangat mungkin membuat anak tidak
ingin mengikuti metode ini.
Secara keseluruhan, walaupun project-based learning memang tidak mudah
dilakukan terutama dengan keterbatasan sumber daya, waktu serta kebiasaan
anak, kelebihan-kelebihan dari pendekatan ini sangatlah besar dan bisa sangat
berperan bagi pembentukan ketrampilan yang penting bagi masa depan anak
seperti kreatifitas, komunikasi, dan pemecahan masalah. Hal ini menjadikan
usaha untuk melakukan project-based learning sangat kayak untuk dicoba demi
masa depan anak-anak yang lebih baik.

C. Landasan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Secara teoretis dan konseptual PjBL didukung oleh teori aktivitas seperti yang
dikemukakan oleh Hung dan Wong (dalam Wena, 2014) bahwa struktur dasar suatu
kegiatan terdiri atas: (1) tujuan yang ingin dicapai; (2) subjek yang berada dalam
konteks; (3) suatu masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan;
(4) alat-alat, dan (5) peraturan kerja dan pembagian tugas. Dengan demikian,
kegiatan memprioritaskan siswa untuk berlaku aktif selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain teori aktivitas, pembelajaran berbasis proyek juga dilandasi
oleh teori konstruktivisme. Berdasarkan teori ini, pembelajaran berbasis proyek
dapat menciptakan lingkungan belajar di mana siswa membangun pengetahuannya
secara mandiri, sementara tugas guru hanya memfasilitasi berlangsungnya proses
pembelajaran (Stivers, 2010).
Lebih sederhana menurut teori konstruktivis, kerja proyek dipandang sebagai
suatu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa
mengonstruk pengetahuan dan keterampilannya secara personal. Adanya peluang
untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain, dan merefleksikan ide

7
sendiri dengan sman sebaya dimungkinkan dapat membantu proses konstraksi
pengetahuan. Hal ini berarti PjBL, diharapkan dapat membantu sinsa meningkatkan
keterampilan dan memecahkan masalah secara kolaboratif.
Model PjBL. diresmikan John Dewey sebagai metode pendidikan yang
diarahkan pada kerja proyek yang memperjuangkan prinsip-prinsip konstruktivis
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang akan menggantikan
pendekatan yang lebih pasif. Dalam pandangan mereka, untuk tujuan belajar
menanam benih di kebun secara langsung lebih unggul daripada membaca tentang
siklus hidup tanaman dalam sebuah buku. Setelah siswa merianam benih, menyiram
tanaman kecil, dan kemudian dipanen tanaman, mereka akan lebih memahami
proses.

D. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Menurut Pendapat Fathurrohman (2016), bahwa prinsip-prinsip model
pembelajaran PjBL (Project based Learning) adalah Pembelajaran yang
menekankan bahwa pembelajaran harus berpusat pada peserta didik karena model
pembelajaran ini menggunakan permasalahan yang mungkin dialami pada
kehidupan nyata berdasarkan tema dan topik, kemudian dilakuakan eksperimen
atau penelitian agar dapat menghasilkan produk nyata sesuai dengan kemampuan
peserta didik. Hal ini memungkinkan peserta didik dapat menyelesaikan
permasalahan dengan konsep, prinsip, dan ilmu pengetahuan yang sesuai agar
månjadi lebih bermakna.
Berikut beberapa prinsip-prinsip pembelajaran model Project Based Learning
(PjBL) menurut Faturrohman (2016:121-122) yaitu:
1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas tugas pada
kehidupan nyata untuk memperkaya pelajaran.
2. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan pada tema
atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
3. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara autentik dengan menghasilkan
produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema atatu
topik yang disajikan dalam bentuk produk (laporan tatu hasil karya).

8
4. Kurikulum. PJBL berbeda dari kurikulum tradisional karena memerlukan
strategi sasaran dimana proyek sebagai pusat.
5. Responbility. PJBL menekankan responbility dan answerbility para peserta
didik ke diri panutannya.
6. Realisme. Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa
dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas autentik
dan menghasilkan sikap profesional.
7. Active learning. Menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan
keinginan peserta didik untuk menentukan jawaban yang relevan sehingga
terjadi proses pembelajaran mandiri.
8. Umpan balik. Diskusi. Presentasi dan evaluasi terhadap peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Hal ini mendorong ke arah
pembelajaran berdasarkan pengalaman.
9. Keterampilan umum. PJBI, dikembangkan tidak hanya pada keterampilan
pokok dan pengetahuan saja, akan tetapi juga mempunyai pengaruh besar
terhadap keterampilan mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok,
dan self menegement.
10. Driving question. PJBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang
memicu peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dengan konsep,
prinsip, dan ilmu pengetahuan yang sesuai
11. Constructive investigation. PJBL sebagai titik pusat, proyek perlu disesuaikan
dengan pengetahuan peserta didik.
12. Autonomy. Proyek menjadikan aktivitas peserta didik yang penting.
Blumenfeld mendeskripsikan model pembelajaran berbasis proyek berpusat
pada proses relatif terhadap jangka waktu, dan unit pembelajaran bermakna.

E. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah


Karakteristik pembelajaran berbasis proyek menurut Center for Youth
Development and Education Boston (M. Hosnan, dalam Widyantini. 2014) yaitu:
1. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah
ditentukan bersama sebelumnya.

9
2. Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang tidak
memiliki satu jawaban pasti.
3. Siwa didorong untuk berfikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, serta
mencoba berbagai bentuk komunikasi.
4. Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi yang
mereka kumpulkan.
5. Evaluasi dilakukan secara terus-menerus selama proyek berlangsung.
6. Siswa secara reguler merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka
lakukan, baik proses maupun hasilnya.

F. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah


Model pembelajaran berbasis proyek mempunyai tahapan atau sintaks tertentu
yang mudah diterapkan guru dalam pembelajaran di sekolah. Kermendikbud (2013)
mengusulkan sintaks PjBL dalam pembelajaran yang terdiri dari 6 fase, yaitu:
1. Fase 1: Mengamati Fenomena, pada tahap ini siswa mengamati sumber
masalah yang terjadi di lingkungan sekitar atau melalui media pembelajaran
dan menanggapi atau menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan.
2. Fase 2: Menentukan Pertanyaan Mendasar, pada tahap ini siswa
mengidentifikasi masalah dan merumuskannya dalam bentuk pertanyaan.
3. Fase 3: Mendesain Perencanaan Proyek, pada tahap ini secara kolaboratif
siswa menyusun langkah-langkah yang tepat untuk sebuah proyek yang akan
mereka kerjakan.
4. Fase 4: Menyusun Jadwal Proyek, pada tahap ini siswa menyusun jadwal
pelaksanaan proyek. Mulai dari jadwal awal kegiatan proyek, jadwal
kunjungan bila perlu, dan jadwal tambahan lainnya jika diperlukan.
5. Fase 5: Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek, pada tahap ini siswa mulai
membuat produk sesuai dengan rencana sebelumnya. Sedangkan tugas guru
hanya memonitoring kemajuan pengerjaan siswa dalam membuat proyek.
6. Fase 6: Menguji Hasil dan Mengevaluasi Pengalaman, pada tahap akhir,
siswa mengumpulkan seluruh data hasil proyek, kemudian membuat catatan
singkat atau laporan kegiatan sederhana kemudian dipresentasikan bersama

10
kelompok atau individu. Laporan hasil proyek juga dapat dibuat dalam
bentuk pamflet, atau media informasi lainnya. Selain itu, guru dan siswa
berkolaborasi untuk mengevaluasi seluruh kegiatan proyek yang telah
dilaksanakan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran Berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang dibangun


di atas kegiatan belajar dan tugas nyata yang telah membawa tantangan bagi
peserta didik untuk dipecahkan. Kegiatan ini umumnya mencerminkan jenis
pembelajaran dan pekerjaan yang dilakukan orang dalam kehidupan sehari-hari.
PjBL. Umumnya dilakukan oleh kelompok peserta didik yang bekerja bersama
menuju satu tujuan bersama. PjBL mengajarkan peserta didik bukan hanya konten,
tetapi juga keterampilan penting dengan cara peserta didik harus dapat berfungsi
seperti orang dewasa di masyarakat kita. Keterampilan Ini termasuk keterampilan
berkomunikasi. Tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek terdiri dari 6
fase, antara lain: Fase (1) mengamati fenomena; Fase (2) menentukan pertanyaan
mendasar; Fase (3) mendesain perencanaan proyek; Fase (4) menyusun jadwal
proyek; Fase (5) memonitor peserta didik dan kemajuan proyek; Fase (6) menguji
hasil dan mengevaluasi pengalaman.
B. Saran
Setelah memahami dan mempelajari tentang Pembelajaran Berbasis Proyek
dalam BSI diharapkan mahasiswa mampu memahami apa yang telah dipelajari dan
diperolehnya serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis
juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah di atas masih jauh dari
sempurna. Adapun untuk kedepannya penulis akan segera memperbaiki susunan
makalah dengan menggunakan pedoman dari berbagai sumber dan kritik yang
membangun dari pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Jaka. 2015. Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL). Sekolah Pascasarjana.


Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Arisanti, Wa Ode Lidya, Wahyu Sopandi, dan Ari Widodo. 2016. Analisis Penguasaan
Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SD Melalui Pembelajaran Berbasis
Proyek. Jurnal Pendidikan Dasar, Jurnal Ilmiah PGSD FKIP Universitas Mandiri
Volume 08 Nomor 02.
Bahirah, Nurul. 2022. Kelebihan dan Kekurangan Project-Based learning. Diakses pada
laman https://www.nurulbahirah.com/kelebihan-dan-kekurangan-project-based-
learning
Fathurrohman. 2016. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyayakarta: Ar-ruzz Media
J. W., Thomas, A Review of Research on Project-Based Learning (The Autodesk
Foundation, 2000, halaman 6)
Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kemendikbud.

Sunjani A. dan Wahyu Sopandi, 2020. Model-Model Pembelajaran Inovatif: Teori


dan Implementasi. Depok: PT. RajaGrafindo Persada.

Suryani, Dewi Asrilika, and Durinta Puspasari. "Penerapan Model Project Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X
OTKP SMKN 2 Tuban." Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) 8.3
(2020): 351 360.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap/article/download/8644/4031/26928.

Widyantini. (2014). Laporan Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran Project


Based Learning dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: PPPTK.

13

Anda mungkin juga menyukai