Manual Book WWTP UP FK Farmasi
Manual Book WWTP UP FK Farmasi
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 2
Latar belakang 2
Tujuan 2
Parameter Operasi WWTP 2
Diagram Alir Proses IPAL 5
BAB II URAIAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 6
BAB III SOP PENGOPERASIAN FASILITAS IPAL 12
BAB IV PROBLEM SOLVING WWTP 16
BAB V PENUTUP 20
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 TUJUAN
Tujuan dari penyusunan manual operasi ini adalah sebagai buku petunjuk
pengoperasian Instalasi pengolahan air limbah bagi operator untuk mempermudah operator
dalam mengoperasikan IPAL agar hasil pengolahan sesuai dengan baku mutu yang di
standarkan.
Adalah derajat keasaman dalam suatu larutan. Yang dinyatakan dalam jumlah ion
H yang terkandung dalam suatu larutan. Nilai pH setara dengan negatif dari
logaritma konsentrasi ion H atau pH = - log H
2. Konsentrasi
Merupakan ukuran yang menyatakan banyaknya bahan (satuan berat) yang
dilarutkan dalam pelarut(air). Satuan konsentrasi terdiri dari %, ppm (mg/l), g/l
dll.
3. Mixed Liquor Suspended Solid ( MLSS)
Menunjukkan jumlah padatan organik dan anorganik dalam bak aerasi satuannya
adalah mg/l.
Produksi Laboratorium
Pumpit Pumpit
Equalization Tank
Neutralization
Hcl NaOH
Aeration Tank
PAC
Intermediate Tank
Filter Tank
Drainase
BAB II
URAIAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
II.1 Pumpit
Sumber air limbah dari Produksi dan dari laboratorim akan ditmung sementara di bak
pumpit, sebelum dialirkan ke bak reaktor. Pumpit ini dilengkapi oleh atu unit pompa
submersible yang diatur secara otomatis oleh water level control (bandul) yang bekerja.
3. Bak netralisasi dilengkapi dengan mixer untuk mengaduk air limbah supaya homogen
dengan larutan NaOH yang ditambahkan sehingga pembacaan pH oleh sensor lebih
akurat.
4. Pembersihan sensor pH online dari kotoran seperti lumpur harus dilakukan secara
berkala seminggu sekali dengan cara mengangkat sensor dan membersihkannya
dengan air bersih,
5. Kalibrasi pH online harus dilakukan secara berkala sebulan sekali untuk menjaga
keakuratan pembacaan pH.
(NH3), nitrat ( NO3 ), dan padatan tersuspensi (SS). Walaupun demikian, tujuan utama unit
ini tetap untuk menghasilkan efluen dengan nilai BOD5 dan nilai SS yang rendah.
Mikroba aerobic akan mengkonsumsi atau menguraikan senyawa organik terurai
(biodegradable organics) yang di kandung air limbah dalam suasana aerobic. Selama
penguraian microba aerobic ini membutuhkan nutrient yaitu nitrogen dan phosphor. Hasil
dari proses penguraian ini akan terbentuk CO2, H2O, NH3 dan mikroba aerobic baru. Reaksi
biodegradasi tersebut dapat disederhnakan sebagai berikut:
Mikroba + (organic terurai + O2 + nutrient) CO2 + H2O + NH3 + mikroba aerobic baru
Prinsip Kerja
1. Jumlah organik terurai akan mempengaruhi jumlah mikroba yang akan tumbuh.
2. Jumlah mikroba yang sedikit akan menguraikan organik yang sedikit pula.
3. Banyaknya O2 terlarut harus mampu mendukung kebutuhan mikroba aerobic untuk
menguraikan organik terlarut. Semakin banyak mikroba aerobic maka kebutuhan DO
0.5 – 1
Beban permukaan Pengaturan debit influent di clarifier
m3/m3/jam
1. Lumpur aktif dari bak aerasi mengalir secara over flow ke bak sedimentasi dan
mengendap secara grafitasi di dasar bak sedimentasi.
2. Banyaknya lumpur yang dikembalikan ke bak aerasi yaitu sekitar 75-100% dari debit
limbah yang masuk ke bak aerasi. Pengaturan sludge return (pengembalian lumpur )
diatur dengan cara membuka valve fasilitas air lift ke arah bak aerasi dan menutup
valve yang menuju kea rah sludge holding.
3. Apabila ada sludge dan kotoran yang mengambang di permukaaan bak sedimentasi
dibersihkan dengan cara mengaktifkan fasilitas scum.
4. Pembersihan lumpur yang menempel pada dinding bak sedimentasi harus dilakukan
secara rutin setiap dua minggu sekali.
5. Buang lumpur di bak sedimentasi harus dilakukan rutin setiap seminggu sekali untuk
menjaga kesetabilan nilai MLVSS, dengan cara membuang lumpur di bak sedimentasi
ke bak sludge holding dengan mengaktifkan fasilitas air lift
2. Bak ini dilengkapi dengan water meter untuk mencatat debit air limbah ( outlet )
yang dibuang ke saluran
BAB III
SOP PENGOPERASIAN PASILITAS IPAL
1. Periksa semua kondisi alat dan pastikan semua dapat berfungsi dengan baik.
2. Pastikan power pusat (2 MCB Induk) pada posisi”ON”
3. Pastikan semua MCB tiap peralatan pada posis “ON”
4. Pada saat awal operasi yang perlu diperhatikan adalah switch-swich yang ada
pada panel control WWTP sebagai berikut :
Tombol/ Switch Posisi Keterangan
Blower 1 Auto Bekerjaan Bergantian menggunakan timer
Blower 2 Auto Bekerja berdasarkan pH Online
Mixer Netralisasi ON Bekerja berdasarkan pompa equaliasi
Pompa Sedimnetasi Auto - ON Bekerjaan Berdasarkan timer
Pompa Equalisasi Auto - ON Bekerja Berdasarkan bandul
Poma Filter Auto - ON Bekerja berdasarkan pH Online
Dosing pump PAC ON Bekerja berdasarkan pompa equaliasi
Dosing pump NaOH Auto Bekerja berdasarkan pH Online
Dosing pump HCL Auto Bekerja berdasarkan pH Online
Pompa Pumpit Auto Bekerja berdasarkan pH Online
5. Pada saat air limbah di pumpit mencapai level atas ( bandul ) maka secara
automatis pompa submersible di bak pumpit akan mentransfer limbah ke bak
equalisasi.
6. Pada saat air limbah dibak equalisasi mencapai level atas FS ( floating Switch )
maka secara automatis 2 pompa submersible di bak equalisasi akan mentransfer
limbah ke bak netralisasi secara bergantian berdasarkan timer yang terpasang
pada blower.
7. Debit limbah yang masuk ke bak netralisasi diatur dengan menggunakan flow
meter, debit limbah yang diolah diatur antara 0,5-0,8 m3/jam sesuai dengan
kuantitas limbah yang dibuang oleh produksi.
BAB IV
PROBLEM SOLVING WWTP
Pengamatan adalah :
a. Sludge menggumpal dari sebesar bola golf menjadi sebesar bola basket dan mengapung
di permukaan.
b. Terjadi gelembung gas di permukaan clarifier.
c. SSV test setelah 2 jam akan di dapatkan sludge mengapung di permukaan.
Kemungkinan Penyebab, adalah :
a. Terjadi denitrifikasi di clarifier
b. Terjadi kondisi septicity di clarifier
Check beberapa hal berikut :
a. Check terjadi kenaikan nitrate di effluent water.
b. Check terjadi kenaikan MCRT dan terjadi penurunan F/M ratio.
c. Check DO level di aerasi
d. Check RAS dan sludge blanket
e. Check sistem mechanical di clarifier berfungsi dengan baik
Peerbaikannya adalah sebagai berikut :
a. Naikkan WAS untuk membuang nitrate yang berlebih.
b. Pastikan kecukupan MCRT dan F/M ratio.
c. Tambahkan DO jika mengalami defisit.
d. Naikkan RAS untuk menjaga sludge blanket 1 – 3 ft di clarifier.
3. Foaming on Aeration
Pengamatan adalah :
a. Putih, berbuih, tidak stabil.
b. Putih kecoklatan, stabil, mengandung partikel MLSS.
c. Gelap, pekat, stabil, tebal seperti coklat.
BAB V
PENUTUP
Demikian manual operasi ini kami susun, sebagai panduan untuk operator
dalam melakukan maintenance proses WWTP agar kinerja WWTP berjalan dengan
baik dan optimal sehingga kualitas outlet hasil pengolahan memenuhi baku mutu
yang ditetapkan oleh pemerintah.