Anda di halaman 1dari 19

MANUAL OPERATION

WASTE WATER TREATMENT PLANT

UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK


Ruko Graha Aldisa Pratama. Jl, Raya Sukhati No. 110
Telp/Fax : (021) 83715545
Email : tirtautamatehnik@gmail.com
MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 2
Latar belakang 2
Tujuan 2
Parameter Operasi WWTP 2
Diagram Alir Proses IPAL 5
BAB II URAIAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 6
BAB III SOP PENGOPERASIAN FASILITAS IPAL 12
BAB IV PROBLEM SOLVING WWTP 16
BAB V PENUTUP 20

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 1


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Universitas Pancasila (UP) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di
Indonesia. Universitas Pancasila memiliki kampus utama dan kampus pascasarjana. Kampus
utama terletak di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sementara, kampus
pascasarjana terletak di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.
Nama Pancasila diterangkan memiliki kedalaman arti dan sesuai dengan misi
Universitas Pancasila, yaitu “Memberikan peranan positif dalam pengembangan ilmu dan
teknologi serta pengembangan masyarakat berpancasila, seperti yang dicita-citakan dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.”
Dalam hal pengelolaan, pembinaan umum Universitas Pancasila berada di bawah
naungan yayasan, yaitu Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila yang
didirikan dengan Akte Notaris G.H.S. Loemban Tobing S.H Nomor : 14 tanggal 19 Januari
1970.
Sumber air limbah Fakutas Framasi berasal dari limbah produksi dan Limbah
Laboratorium dengan kualitas COD kurang lebih 1000-2500 ppm dengan kuantitas air limbah
yang diolah adalah 15 m3/day. Sumber air limbah di tampung sementara di pumpit lalu
dialirkan ke bak equalisasi yang bertujuan untuk menghomogenkan kualitas air limbah yang
selanjutnya akan diolah melalui system biologis.

I.2 TUJUAN
Tujuan dari penyusunan manual operasi ini adalah sebagai buku petunjuk
pengoperasian Instalasi pengolahan air limbah bagi operator untuk mempermudah operator
dalam mengoperasikan IPAL agar hasil pengolahan sesuai dengan baku mutu yang di
standarkan.

I.3 Parameter Operasi WWTP


1. pH

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 2


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

Adalah derajat keasaman dalam suatu larutan. Yang dinyatakan dalam jumlah ion
H yang terkandung dalam suatu larutan. Nilai pH setara dengan negatif dari
logaritma konsentrasi ion H atau pH = - log H
2. Konsentrasi
Merupakan ukuran yang menyatakan banyaknya bahan (satuan berat) yang
dilarutkan dalam pelarut(air). Satuan konsentrasi terdiri dari %, ppm (mg/l), g/l
dll.
3. Mixed Liquor Suspended Solid ( MLSS)
Menunjukkan jumlah padatan organik dan anorganik dalam bak aerasi satuannya
adalah mg/l.

4. Mixed Liquor Suspended Solid (MLVSS)


Menunjukkan banyaknya fraksi organik dari MLSS. Mikroorganisme pembentuk
lumpur (activated sludge) termasuk dalam fraksi ini. Satuannya mg/l.
5. Sludge volume (SV)
Menyatakan volume lumpur yang menempati ruang gelas ukur 1 liter.pengukuran
dilakukan dengan cara memasukkan 1 liter mixed liquor kedalam gelas ukur 1000
ml, setelah 30 menit, catat volume yang ditempati lumpur. Satuannya adalah
ml/L.
6. Sludge volume index (SVI)
menggambarkan karakteristik kegemburan lumpur dalam mixed liquor.
Satuannya ml/g. Artinya volume ruang yang digunakan untuk setiap gram
padatan organik. Nilai SVI didapat dari persamaan berikut ;
SVI = SV 30/MLVSS (Mg/L)
Jika nilai SVI > 150 ml/g maka lumpur dinyatakan gembur yg kemungkinan
disebabkan oleh dominasi bakteri filamen dalam mixed liquor. Nilai SVI terletak
antara 80-150 ml/g.
7. F/M ( Ratio Food – Microorganism)
Perbandingan antara makanan dengan bakteri yang harus di jaga sesuai dengan
nilai acuannya. Satuannya adalah kg BOD5 / kg VSS / hari
F/M = BOD X Q/ (MLVSS X VOL TA)

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 3


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

8. Pengembalian Lumpur (Return Sludge)


Merupakan banyaknya lumpur yang harus dikembalikan dari bak sedimentasi ke
bak aerasi, yang bertujuan untuk menjaga kesetabilan MLVSS. Besarnya debit
lumpur yang harus dikembalikan adalah 75-150 % dari debit limbah yang diolah.
9. Disolved Oksigen (DO)
Banyaknya O2 terlarut untuk mendukung kebutuhan mikroba aerobic untuk
menguraikan zat organik terlarut dalam air limbah. Satuannya mg/L.
10. Kebutuhan Oksigen Kimia (COD)
Menunjukkan jumlah oksigen yang ada dalam senyawa oksidan yang dibutuhkan
untuk menguraikan seluruh senyawa organic yang terkandung dalam 1 liter
limbah cair.

11. Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)


Menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi mikroba aerobic saat menguraikan
organic terurai dalam waktu 5 hari pada 1 liter limbah cair.
12. Nitrogen Total (TN)
Merupakan penjumlahan dari konsentrasi tiap jenis senyawa nitrogen yang
dijumpai dalam limbah cair.
(TN)=(nitrogen organic) + (NH3)+(N02)+(NO3)
13. Pospor Total (TP)
Merupakan penjumlahan dari konsentrasi tiap jenis senyawa pospat yang
dijumpai dalam limbah cair.
(TP)=(Orto-P) + (Poli-P)+(P-orghanik)
14. Total Suspended Solid (TSS)
Menunjukkan jumlah padatan yang berukuran lebih besar dari 2 mikron didalam
satu liter limbah cair.
15. Total Disolved Solid
Merupakan kadar padatan terlarut yang mempunyai ukuran 0.01 mikron – 0,1
mikron.

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 4


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

Diagram Alir Proses IPAL

Produksi Laboratorium

Pumpit Pumpit

Equalization Tank

Neutralization
Hcl NaOH

Aeration Tank

PAC

Sedimentation Tank Sludge

Intermediate Tank

Filter Tank

Tangki control Existing

Drainase

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 5


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

BAB II
URAIAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

II.1 Pumpit
Sumber air limbah dari Produksi dan dari laboratorim akan ditmung sementara di bak
pumpit, sebelum dialirkan ke bak reaktor. Pumpit ini dilengkapi oleh atu unit pompa
submersible yang diatur secara otomatis oleh water level control (bandul) yang bekerja.

II.2 Bak Equalisasi


Untuk menampung limbah dari pumpit yang selanjutnya akan di transfer ke bak
netralisasi. Keberadaan air limbah di dalam unit equalisasi dalam jangka waktu lama akan
membuat air limbah memiliki kesempatan untuk menstabilkan dirinya sendiri. Misalnya,
penurunan suhu air limbah sampai mendekati suhu udara.
Prinsip Kerja :
1. Penampungan untuk meredam fluktuasi debit influent. Bila influent besar akan
tertahan dan di tampung dahulu di dalam tangki ekualisasi dan akan di keluarkan
dengan konsentrasi yang lebih rendah dan stabil dengan menggunakan pompa
submersible yang diatur secara otomatis sesuai dengan debit yang diinginkan yang di
setting melalui flow meter ke bak netralisasi
2. Pengaduka untuk meredam fluktuasi kualitas influent, adanya blower akan
memberikan turbulensi tinggi ke dalam air limbah di dalam tanki equalisasi sehingga
membuat karakteristiknya lebih homogen.

II.3 Bak Netralisasi


Limbah dari bak equalisasi mengalir ke bak netralisasi (neutralization unit) berfungsi
untuk menetralkan pH air limbah dengan cara menambahkan senyawa basa ( NaOH). Unit
netralisasi pH digunakan untuk membantu optimasi proses-proses di unit pengolahan
selanjutnya..
Prinsip kerja
1. Penambahan larutan NaOH berjalan secara otomatis dengan cara pengaturan pH
online yang di hubungkan langsung dengan dosing pump NaOH,
2. Settingan pH online diatur on ketika pH mencapai 7,4 dan off ketika pH mencapai 7,8

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 6


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

3. Bak netralisasi dilengkapi dengan mixer untuk mengaduk air limbah supaya homogen
dengan larutan NaOH yang ditambahkan sehingga pembacaan pH oleh sensor lebih
akurat.
4. Pembersihan sensor pH online dari kotoran seperti lumpur harus dilakukan secara
berkala seminggu sekali dengan cara mengangkat sensor dan membersihkannya
dengan air bersih,
5. Kalibrasi pH online harus dilakukan secara berkala sebulan sekali untuk menjaga
keakuratan pembacaan pH.

II.4 Bak Aerasi


Limbah dari bak netralisasi mengalir secara over flow ke bak aerasi. Bak Aerasi
merupakan Unit lumpur aktif yang berfungsi menurunkan kandungan organik terurai dalam
air limbah dengan bantuan mikroba aerobic. Organik terurai umumnya di wakili oleh
parameter BOD5. Selain untuk menurunkan BOD5, unit Lumpur aktif juga memiliki
kemampuan untuk menghilangkan beberapa jenis senyawa nitrogen, misalnya ammonia

(NH3), nitrat ( NO3 ), dan padatan tersuspensi (SS). Walaupun demikian, tujuan utama unit
ini tetap untuk menghasilkan efluen dengan nilai BOD5 dan nilai SS yang rendah.
Mikroba aerobic akan mengkonsumsi atau menguraikan senyawa organik terurai
(biodegradable organics) yang di kandung air limbah dalam suasana aerobic. Selama
penguraian microba aerobic ini membutuhkan nutrient yaitu nitrogen dan phosphor. Hasil
dari proses penguraian ini akan terbentuk CO2, H2O, NH3 dan mikroba aerobic baru. Reaksi
biodegradasi tersebut dapat disederhnakan sebagai berikut:

Mikroba + (organic terurai + O2 + nutrient)  CO2 + H2O + NH3 + mikroba aerobic baru

Prinsip Kerja
1. Jumlah organik terurai akan mempengaruhi jumlah mikroba yang akan tumbuh.
2. Jumlah mikroba yang sedikit akan menguraikan organik yang sedikit pula.
3. Banyaknya O2 terlarut harus mampu mendukung kebutuhan mikroba aerobic untuk
menguraikan organik terlarut. Semakin banyak mikroba aerobic maka kebutuhan DO

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 7


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

juga semakin banyak. Jika DO (dissolved oxygen) berkurang akan menyebabkan


bakteri musnah.
4. Pengaturan suplai oksigen ke bak aerasi (DO diatur antara 2-4 ppm) dengan cara
mengatur bukaan valve dan dicari keserasian antara blower 1 dan blower 2 dengan
perbedaan nilai DO yang tidak terlalu jauh.
5. Nutrient harus cukup untuk bakteri, sehingga pemberian nutrisi Urea dan TSP harus
diberikan ke bak erasi dengan perbandingan yang tepat jika hasil analisa menunjukan
kandungan nutrient tersebut kurang.
6. Limbah dari bak aerasi akan mengalir secara over flow ke bak sedimentasi.

Parameter Operasi Nilai Acuan Pengendalian


 Pengaturan debitlumpur yang
0.05 – 0.2 kg/d F
F/M ratio diresirkulasi.
/ kg M
 Pengaturan debit effluent tangki aerasi

Pengaturan debit lumpur yang di buang ke


Usia Lumpur 15 – 30 hari
sludge drying bed

Pengaturan volume udara yang di supplai ke


Oksigen Terlarut (DO) > 2 ppm
bak aerasi

Rasio Nutrient Pengaturan jumlah nutrient ( urea dan TSP )


100:05:01
(BOD:N:P) yang di tambahkan

0.5 – 1
Beban permukaan Pengaturan debit influent di clarifier
m3/m3/jam

II.5 Bak Sedimentasi


Unit pengendapan (sedimentasi) berfungsi untuk memisahkan padatan, baik
sediment maupun padatan tersuspensi (SS), yang sudah cukup berat untuk mengendap
secara gravitasi. Lumpur aktif mengalir secara gravitasi dari bak aerasi ke bak sedimentasi,
sebagian lumpur aktif dikembalikan ke bak aerasi untuk menjaga stabilitas pengolahan
biologis dan apabila jumlahnya berlebih maka lumpur harus dibuang ke bak sludge drying
bed. Air hasil olahan yang berada di bagian atas mengalir secara over flow ke bak
intermediet.
Prinsip Kerja :

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 8


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

1. Lumpur aktif dari bak aerasi mengalir secara over flow ke bak sedimentasi dan
mengendap secara grafitasi di dasar bak sedimentasi.
2. Banyaknya lumpur yang dikembalikan ke bak aerasi yaitu sekitar 75-100% dari debit
limbah yang masuk ke bak aerasi. Pengaturan sludge return (pengembalian lumpur )
diatur dengan cara membuka valve fasilitas air lift ke arah bak aerasi dan menutup
valve yang menuju kea rah sludge holding.
3. Apabila ada sludge dan kotoran yang mengambang di permukaaan bak sedimentasi
dibersihkan dengan cara mengaktifkan fasilitas scum.
4. Pembersihan lumpur yang menempel pada dinding bak sedimentasi harus dilakukan
secara rutin setiap dua minggu sekali.
5. Buang lumpur di bak sedimentasi harus dilakukan rutin setiap seminggu sekali untuk
menjaga kesetabilan nilai MLVSS, dengan cara membuang lumpur di bak sedimentasi
ke bak sludge holding dengan mengaktifkan fasilitas air lift

II.6 Bak Intermediet


Air hasil olahan dari bak sedimentasi mengalir secara overflow ke bak ini, yang
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum di lewatkan ke multimedia
filter.
Prinsip Kerja :
Air hasil olahan dari bak sedimentasi dipompa oleh 2 buah pompa sentrifugal ke
multi media filter yang bekerja secara bergantian yang diatur secara otomatis oleh WLC.

II.7 Filter Tank


Air hasil olahan yang ditampung di bak intermediet dipompa ke filter Tank yang
bertujuan untuk menyaring kotoran dan bau yang masih terkandung dalam air tersebut
sehingga akan didapatkan hasi olahan yang jernih.
II.7 Tangki Kontrol Existing
Air yang berasal dari filter Tank ditampung di bak ini untuk sementara, sebelum
overflow ke saluran umum, bak ini juga berfungsi sebagai tempat untuk pengambilan sampel
untuk dianalisa di labolatorium.
1. Air hasil saringan dari fiter multimedia masuk ke bak ini dan secara overflow mengalir
ke saluran umum.

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 9


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

2. Bak ini dilengkapi dengan water meter untuk mencatat debit air limbah ( outlet )
yang dibuang ke saluran

II.8 Bak Penampung Sludge( sludge holding )


Lumpur tua atau yang dibuang dari bak sedimentasi ditampung dalam bak ini yang
selanjutnya akan dibuang ke bak sludge draying bed.
Prinsip Kerja :
1. Lumpur dan busa / kotoran dari bak sedimentasi dibuang ke bak ini dengan cara
mengaktifkan fasilitas air lift.

II.9 Bak Sludge Drain


Berfungsi untuk menampung air yang mengalir secara gravitasi dari filter press
system kemudian di pimpa masuk ke bak equalisasi kembali.
Prinsip Kerja :
1. Air dari filter press system mengalir secara gravitasi ke bak ini.
2. Air dari bak sludge drain di alirkan kembali ke bak equalisasi dengan cara
mengaktifkan fasilitas air lift.

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 10


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

BAB III
SOP PENGOPERASIAN PASILITAS IPAL

III. 1 Prosedur Kerja Pengoperasian IPAL

1. Periksa semua kondisi alat dan pastikan semua dapat berfungsi dengan baik.
2. Pastikan power pusat (2 MCB Induk) pada posisi”ON”
3. Pastikan semua MCB tiap peralatan pada posis “ON”
4. Pada saat awal operasi yang perlu diperhatikan adalah switch-swich yang ada
pada panel control WWTP sebagai berikut :
Tombol/ Switch Posisi Keterangan
Blower 1 Auto Bekerjaan Bergantian menggunakan timer
Blower 2 Auto Bekerja berdasarkan pH Online
Mixer Netralisasi ON Bekerja berdasarkan pompa equaliasi
Pompa Sedimnetasi Auto - ON Bekerjaan Berdasarkan timer
Pompa Equalisasi Auto - ON Bekerja Berdasarkan bandul
Poma Filter Auto - ON Bekerja berdasarkan pH Online
Dosing pump PAC ON Bekerja berdasarkan pompa equaliasi
Dosing pump NaOH Auto Bekerja berdasarkan pH Online
Dosing pump HCL Auto Bekerja berdasarkan pH Online
Pompa Pumpit Auto Bekerja berdasarkan pH Online
5. Pada saat air limbah di pumpit mencapai level atas ( bandul ) maka secara
automatis pompa submersible di bak pumpit akan mentransfer limbah ke bak
equalisasi.
6. Pada saat air limbah dibak equalisasi mencapai level atas FS ( floating Switch )
maka secara automatis 2 pompa submersible di bak equalisasi akan mentransfer
limbah ke bak netralisasi secara bergantian berdasarkan timer yang terpasang
pada blower.
7. Debit limbah yang masuk ke bak netralisasi diatur dengan menggunakan flow
meter, debit limbah yang diolah diatur antara 0,5-0,8 m3/jam sesuai dengan
kuantitas limbah yang dibuang oleh produksi.

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 11


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

8. Di bak netralisasi dan koagulasi terjadi adjustment pH yang membuat dosing


pump NaOH bekerja secara otomatis (on pada saat pH mencapai angka 7,4 dan
off pada saat pH mencapai 7,8 ). Dosing PAC selalu ON.
9. Air limbah kemudian mengalir secara overflow ke bak aerasi.
10. Di bak aerasi limbah diolah secara biologis dengan menggunakan system lumpur
aktif.
11. Waktu tinggal limbah di bak aerasi sekitar 2 hari yang selanjutnya limbah akan
mengalir secara overflow ke bak sedimentasi untuk menjalani proses
pengendapan.
12. Supernatant dari bak sedimentasi mengalir secara overflow ke bak intermediet.
13. Pada saat level atas dicapai di bak intermediet air limbah hasil olahan Akan
terpompa secara otomatis ke filter tank untuk proses filtrasi melalui dua buah
pompa yang bekerja secara bergantian.
14. Air hasil filtrasi dialirkan ke tangki control existing yang akhirnya mengalir secara
grafitasi ke saluran umum/drainase sebagai outlet hasil olahan.

III. 2 Jadwal Pekerjaan Harian Operator IPAL


N0 Uraian Pekerjaan Keterangan
1 Cek SV 30 dan DO di bak Aerasi Dilakukan setiap hari
2 Cek pH di bak aerasi dan inlet Dilakukan sekali sehari
3 Membuat dan menambahkan nutrisi ( urea dan Dilakukan pagi dan sore
fospat ) ke bak aerasi
5 Cek flow meter inlet dan outlet Dilakukan sekali sehari
6 Isi bahan kimia NaOH, PAC dan Antifoam Dilakukan ketika bahan kimia habis
7 Monitoring pH online di bak ph adjustment Dilakukan setiap 2 jam sekali
8 Monitoring blower Dilakukan setiap 2 jam sekali
9 Membersihkan kotoran yg mengambang di bak Dengan cara mengaktifkan fasilitas air
sedimentasi lift
11 Mengatur debit air yang masuk ke bak netralisasi Dengan cara mengatur flow meter

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 12


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

III. 3 Jadwal Pekerjaan Mingguan Operator IPAL


N0 Uraian Pekerjaan Keterangan
1 Sampling inlet dan outlet Untuk analisa COD,pH, BOD dan DO
2 Buang lumpur di bak sedimentasi Lumpur di masukkan ke bak sludge
draying bed
3 Sampling bak aerasi Untuk analisa SVI, MLSS, dan DO
4 Back wash karbon filter Dilakukan seminggu dua kali
Mengangkat lumpur yang telah kering di bak Dimasukkan kedalam karung untuk
5
sludge draying bed dikirim ke PPLI

III. 4 Jadwal Pekerjaan Bulanan Operator IPAL


N0 Uraian Pekerjaan Keterangan
1 Sampling inlet dan outlet Untuk analisa laboratarium luar
Dengan menggunakan larutan
2 Kalibrasi pH Online
standar buffer 4 dan 7
3 Sampling bak aerasi Untuk analisa SVI, MLSS, dan DO
4 Back wash karbon filter Dilakukan seminggu dua kali
Mengangkat lumpur yang telah kering di bak Dimasukkan kedalam karung untuk
5
sludge draying bed dikirim ke PPLI

III. 5 Jadwal Sampling dan Monitoring IPAL

NO Lokasi sampling/ monitoring Parameter yang dianalisa Waktu/periode


Setiap ada perubahan
1 Bak Equalisasi pH, COD, BOD
outlet yang signifikan
SVI, dan MLSS Setiap minggu
2 Bak Aerasi
pH, SV30 dan DO Setiap hari
3 Filter Tank Perubahan tekanan Setiap filtrasi
pH, COD Setiap minggu
4 Bak effluent/outlet BOD, TSS Sebulan sekali
Q total setiap hari
Catatan : Parameter pH dan SV harus dilakukan di lapangan

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 13


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

BAB IV
PROBLEM SOLVING WWTP

1. Bulking Sludge ( sludge tidak bisa mengendap)

Kemungkinan Penyebab, adalah :


a. Organik loading yang tidak stabil.
b. DO terlampau tinggi atau rendah.
c. Air limbah mengandung racun
d. Kekurangan nutrient sehingga muncul filamentous bulking.
e. Fluktuasi pH yang besar atau pH aerasi kurang dari 6,5

Check beberapa hal berikut :


1. Check dan monitor trend MLVSS, MCRT, F/M, DO levels, influent BOD.
2. Toxic check respiration rate (OUR)
3. Check nutrient level, residual nutrient.
4. Settleability test
5. Check DO di berbagai titik di aerasi.
6. Check fluktuasi pH influent
7. Check temp waste water atau low F/M

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 14


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

Perbaikannya adalah sebagai berikut :


1. Atur COD load tidak lebih dari 20% dari nilai rata-rata 5 hari terakhir Semakin kecil
deviasi akan semakin bagus.
2. Naikkan RAS ke maksimum limit untuk mengurangi carry over padatan di clarifier.
3. Jaga DO level di antara 1,5 – 4,0 ppm, pastikan alat ukur DO akurat.
4. Pastikan sewer management berfungsi bagus, ingat chlorine menjadi racun bagi bakteri.
5. Tambahkan nutrient baik makro maupun mikro nutrient, pastikan reasidual nutrient
mencukupi.
6. Observasi sludge melalui settling test
7. Jika filamen banyak lakukan chlorinasi 2 mg/day/1000 mg MLVSS. Hati-hati dalam
melakukan action ini.
8. Tambahkan flocculants, coagulant sampai kembali normal
9. Jika ada beberapa titik sudut yang mempunyai DO nol, tambahkan aerasi, baik dengan
penambahan aerator atau diffusi manual.
10. Jika pH rendah lakukan survei ke sumber pencemar, lakukan perubahan.
11. Lakukan adjust pH

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 15


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

2. Rising Sludge (sludge mengambang)

Pengamatan adalah :
a. Sludge menggumpal dari sebesar bola golf menjadi sebesar bola basket dan mengapung
di permukaan.
b. Terjadi gelembung gas di permukaan clarifier.
c. SSV test setelah 2 jam akan di dapatkan sludge mengapung di permukaan.
Kemungkinan Penyebab, adalah :
a. Terjadi denitrifikasi di clarifier
b. Terjadi kondisi septicity di clarifier
Check beberapa hal berikut :
a. Check terjadi kenaikan nitrate di effluent water.
b. Check terjadi kenaikan MCRT dan terjadi penurunan F/M ratio.
c. Check DO level di aerasi
d. Check RAS dan sludge blanket
e. Check sistem mechanical di clarifier berfungsi dengan baik
Peerbaikannya adalah sebagai berikut :
a. Naikkan WAS untuk membuang nitrate yang berlebih.
b. Pastikan kecukupan MCRT dan F/M ratio.
c. Tambahkan DO jika mengalami defisit.
d. Naikkan RAS untuk menjaga sludge blanket 1 – 3 ft di clarifier.

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 16


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

3. Foaming on Aeration
Pengamatan adalah :
a. Putih, berbuih, tidak stabil.
b. Putih kecoklatan, stabil, mengandung partikel MLSS.
c. Gelap, pekat, stabil, tebal seperti coklat.

Kemungkinan Penyebab, adalah :


a. Banyak material yang tidak terdegradasi, high F/M, MLSS tidak segera tercapai.
b. Keberadaan bakteri filament memproduksi extracellular polymer (ECP) sehingga
menimbulkan busa ini.
c. Long sludge age system sehingga timbul denitrifikasi.
Perbaikannya adalah sebagai berikut :
1. Reduce F/M dengan menaikkan MLSS, pastikan tidak ada detergent.
2. Gunakan strategi seperti sludge bulking.
3. Tambahkan antifoam ke bak aerasi

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 17


MANUAL OPERATION WWTP UNIVERSITAS PANCASILA FK. FARMASI

BAB V
PENUTUP

Demikian manual operasi ini kami susun, sebagai panduan untuk operator
dalam melakukan maintenance proses WWTP agar kinerja WWTP berjalan dengan
baik dan optimal sehingga kualitas outlet hasil pengolahan memenuhi baku mutu
yang ditetapkan oleh pemerintah.

PT. TIRTA UTAMA TEKNIK 18

Anda mungkin juga menyukai