Ajis Safarudin B
Ajis Safarudin B
Oleh:
AJIS SAFARUDIN
M1B1 22 015
KELOMPOK X
KECIL
Oleh:
AJIS SAFARUDIN
M1B1 22 015
diajukan sebagai salah syarat memenuhi mata kuliah Ekosistem Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil”
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tim Asisten
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Asisten Praktikum,
Roland Tandiongan
NIM. M1B1 21 103
Mengetahui,
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
laporan praktikum mata kuliah Ekosistem Wilayah Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau
Kecil yang berjudul "Pengukuran Pasang Surut, Arus, dan Gelombang”. Ucapkan
terima kasih saya kepada Bapak Herlan Hidayat S.Pi., M.Sc. selaku dosen
pendapinging I dan Bapak Muhammad Saleh Qadri, S.Pi., M.Si selaku dosen
pendapinging II, serta para asisten yang telah mendampingi saya selama
hambatan, dan tantangan, tetapi dengan kerja keras dan ridho Tuhan Yang Maha
Esa, akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik, dan semua itu
tidak lepas dan dukungan, bantuan, dan dorongan dari orang-orang yang berada di
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian
selanjutnya.
AJIS SAFARUDIN
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Halaman persetujuan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan kegunaan
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lingkungan
2.2 Wilayah pesisir
2.3 Ekosistem wilayah pesisir
2.4 Pulau-pulau kecil
2.5 Pasang Surut
2.6 Arus dan Gelombang
vi
4.2 Pembahasan
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
1
I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.499 pulau dan
total luas 7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2
lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Karena luas wilayah
laut lebih besar, sumber daya pesisir dan lautan memiliki potensi yang tinggi
dengan diperkirakan 60% atau 150 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah
Wisata bahari memiliki daya tarik yang begitu besar bagi wisatawan lokal
maupun mancanegara karena memiliki pesona bawah laut yang indah serta
keanekaragaman biota laut sehingga hal ini dapat memberikan solusi yang tepat
bawah laut yang beragam serta pantai pasir putih sehingga memiliki daya tarik
tersendiri, dengan keindahan alam yang dimiliki, adapun objek pada wisata di
Pulau Bokori memiliki berbagai macam wahana air seperti berenang, snorkling,
2
diving, surving, banana boat, dan voli pantai yang dapat di nikmati, objek wisata
di Pulau Bokori cukup menarik akan tetapi ada kekurangan seperti fasilitas
khususnya akomodasi pada penyebrangan dari desa menuju Pulau Bokori yang
dimana tidak adanya fasilitas dermaga di area Pulau Bokori sendiri, kekurangan
ini sangat terasa dampaknya ketika memasuki hari libur, karena banyaknya
membuat keindahan dari pasir tersebut hilang. Oleh karena itu, wisata di Pulau
Bokori ini begitu menjanjikan dikarenakan Pulau ini merupakan hal yang sama
yang di uraikan di atas, perancangan ini akan di fokuskan pada Pulau Bokori
pulau Bokori.
sehingga dapat membantu para nelayan dalam memutuskan kapan harus melaut
atau tidak.
2.1 Lingkungan
organisme adalah segala sesuatu yang hadir di sekeliling organisme tersebut, yang
segala sesuatu yang hidup, baik makro biologis maupun mikro biologis, dari dunia
fauna dan dunia flora. Segala sesuatu yang hadir di sekeliling organisme antara
lain, berbagai bentuk benda (anorganik), organisme itu sendiri, proses dan gejala
alam (hujan, angin, letusan gunung, air mengalir, erosi, longsor, air, udara, iklim,
suhu, laut, pantai, danau, gunung, bukit, lembah dsb) (Mutakin et al, 2018).
sebagai semua komponen alami Bumi (udara, air, tanah, vegetasi, hewan, dll.)
Beserta semua proses yang terjadi di dalam dan di antara komponen ini
Segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme meliputi lingkungan abiotik dan
keamanan dan ketertiban masyarakat. Salah satu unsur lingkungan hidup yang
terdapat di alam adalah benda. Benda dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
Wilayah adalah satu satuan atau unit geografis dengan batas-batas tertentu, di
fungsional. Pada konsep wilayah nodal, wilayah ditafsirkan sebagai sel hidup
yang mengandung inti dan. Inti adalah pusat atau kutub yang berfungsi sebagai
pusat konsentrasi tenaga kerja, lokasi industri dan jasa serta pasar bahan mentah,
pemasok tenaga kerja, pemasok bahan mentah serta pasar dari industri dan jasa
(Ekosafitri, 2017).
Pesisir adalah daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut
seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air laut, sedangkan pantai adalah
daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut
terendah. Pada saat air laut pasang, maka pesisir akan terendam oleh air dan tidak
6
terlihat. Sementara jika air laut sedang surut pada daerah pesisir tidak akan
dengan laut; ekosistem wilayah pesisir memiliki peranan yang sangat penting dan
nilai yang paling tinggi di antara ekosistem di bumi ini dalam memberikan
laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan
surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di
darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena
dari aktivitas pembangunan yang terdapat di lahan atas (lahan daratan) seperti
Sumber daya alam yang terdapat di wilayah pesisir adalah ekosistem estuari,
(Asyiawat, 2014).
Ekosistem adalah suatu unit fungsional dari berbagai ukuran yang tersusun
dari bagian komponen dan sistem secara keseluruhan berfungsi berdasarkan suatu
urutan kegiatan yang menyangkut materi dan energi serta pemindahan energi.
keseimbangan antara satu sama lain. Oleh karena itu, kedua komponen tersebut
tidak dapat dipisahkan dan akan saling mempengaruhi. Apabila terjadi perubahan
organisme akuatik. Begitu juga sebaliknya, apabila jumlah organisme yang hidup
siklus hidup organisme yang lain dan menyebabkan perubahan karakter habitat
Wilayah Pesisir adalah ruang wilayah ekoton (peralihan) antara daratan dan
perairan paparan benua (continental shelf), sampai batas terjauh pengaruh proses-
proses alami di daratan ke laut (sedimen, aliran air tawar/lidah banjir) dihitung
dari garis pantai pada saat surut terendah, serta daerah-daerah laut yang
hidroklimat laut (pasang-surut, intrusi air asin, angin laut) (Anwar et al., 2019).
dibutuhkan oleh manusia untuk hidup dan untuk meningkatkan mutu kehidupan.
Komponen hayati dan nir-hayati secara fungsional berhubungan satu sama lain
dan saling berinteraksi membentuk suatu sistem, yang dikenal dengan ekosistem
atau sistem ekologi. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari kedua
komponen tersebut, maka akan dapat mempengaruhi keseluruhan sistem yang ada
(Bengen, 2016).
Ekosistem yang terdapat di wilayah pesisir ini terdiri dari ekosistem yang
bersifat alami dan bersifat buatan. Ekosistem yang bersifat alami, antara lain
terumbu karang, hutan mangrove, estuaria dan delta, sedangkan ekosistem yang
bersifat buatan antara lain tambak dan sawah pasang surut. Ekosistem di kawasan
pesisir menyediakan berbagai sumber daya alam, baik sebagai sumber daya alam
yang terbarukan maupun sumber daya alam tak terbarukan (Utina et al., 2018).
pulau dan jumlah penduduk yang menghuninya. Definisi pulau-pulau kecil yang
dianut secara nasional sesuai dengan Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan No.
41/2000 Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan No. 67/2002 adalah pulau yang
berukuran kurang atau sama dengan 10.000 km2, dengan jumlah penduduk
9
kurang atau sama dengan 200.000 jiwa. Di samping kriteria utama tersebut,
beberapa karakteristik pulau-pulau kecil adalah secara ekologis terpisah dari pulau
induknya (mainland island), memiliki batas fisik yang jelas dan terpencil dari
habitat pulau induk, sehingga bersifat insular; mempunyai sejumlah besar jenis
endemik dan keanekaragaman yang tipikal dan bernilai tinggi; tidak mampu
relatif kecil sehingga sebagian besar aliran air permukaan dan sedimen masuk ke
laut serta dari segi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat pulau-pulau kecil
pulau vulkanik dan pulau karang. Masing-masing tipe pulau tersebut memiliki
dalam kajian dan penentuan pengelolaannya agar berkelanjutan. Hal ini akan
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki potensi sumber daya alam
dan jasa lingkungan yang tinggi. Hal ini dapat dijadikan sebagai modal dasar
menyediakan sumber daya alam yang produktif seperti terumbu karang, padang
lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan dan kawasan konservasi, tetapi juga
10
kelautan. Hal ini tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2014 pasal 53 menyatakan
bahwa bencana kelautan dapat berupa bencana yang disebabkan oleh fenomena
tenggelamnya suatu pulau kecil terluar? tempat kedudukan titik pangkal secara
berpengaruh di perairan. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena
adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap
massa air laut di bumi. Fluktuasi muka air laut berubah-ubah secara periodik
dalam suatu selang waktu tertentu atau sering disebut dalam satu siklus pasang
morfologi pantai, maupun batimetri perairan. Akibat dari pengaruh faktor lokal
Tipe pasang surut ditentukan oleh frekuensi air pasang dan surut setiap
harinya. Suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu
hari, kawasan tersebut dikatakan bertipe pasang surut harian tunggal (diurnal
tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka
tipe pasang surutnya disebut tipe harian ganda (semi diurnal tides). Tipe pasang
surut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan
tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasang surut ini digolongkan menjadi dua
bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal
Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer
(atmospheric tide), pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat
(tide of the solid earth). Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik
gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
Pasang surut air laut bukan saja merupakan sebuah fenomena biasa. Pasang
surut yang terjadi di lautan ini ternyata membawa dampak baik bagi manusia yang
notabene tinggal di daratan. Pasang surut air laut ini memberikan manfaat karena
tenaga yang ditimbulkannya. Beberapa manfaat pasang surut air laut ini untuk
12
manusia antara lain sebagai sumber penghasil tenaga listrik, dapat menghasilkan
Arus laut (sea current) adalah perpindahan massa air dari satu tempat menuju
tempat lain, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti gradien tekanan,
hembusan angin, perbedaan densitas, atau pasang surut. Arus merupakan gerakan
mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh pengaruh gaya internal dan
gaya eksternal. Gaya internal yang mempengaruhi arus laut adalah perbedaan
densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan upwelling. Sementra itu, gaya
eksternal yang mempengaruhi arus laut adalah angin, gaya gravitasi, gaya tarik
matahari dan bulan terhadap bumi, gaya tektonik dan gaya Coriolis
Gelombang laut merupakan salah satu parameter laut yang dominan terhadap
laju mundurnya garis pantai. Gelombang laut terjadi karena hembusan angin
dipermukaan laut, perbedaan suhu air laut, perbedaan kadar garam dan letusan
gunung berapi yang berada dibawah atau permukaan laut. Proses mundurnya garis
pantai dari kedudukan semula antara lain disebabkan oleh gelombang dan arus,
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/ grafik sinusoidal. Salah satunya
gelombang laut yang disebabkan oleh angin, angin di atas lautan mentransfer
13
gelombang akan berubah sesuai dengan kedalaman dasar air laut. Apabila
gelombang akan pecah (surf). Pada perairan pantal yang landal gelombang akan
pecah perlahan-lahan (spilling breaker). Jika dasar pantai terjal dan gelombang
datang tiba-tiba, gelombang akan membubung keatas dan segera pecah (plunging
breaker). Pada dasar perairan yang sangat terjal dan gelombang sama sekali tidak
sempat pecah akan mendorong air ke atas dan menyedotnya kembali (surging
breaker). Yang terakhir ini biasanya terjadi pada dinding pantai yang terjal atau
dinding dermaga buatan manusia. Gempa, Gelombang juga bisa ditimbulkan oleh
gempa di dasar laut. Gelombang ini biasa disebut sebagai tsunami. Gelombang
jenis ini mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang mencapai 200 Km
dengan periode sampai 20 menit, tinggi 0,5 m dan mempunyai kecepatan sampai
dilaksanakan selama 2 hari pada hari sabtu-minggu, tanggal 6-7 Mei 2023.
a. Pasang surut
3.3.1 Obsevasi
arus dan gelombang dengan mengamati langsung fenomena pasang surut, arus,
data pasang surut, saya mencatat ketinggian air laut mengukur suhu air. Untuk
pengukuran arus dan gelombang, saya mengukur arah arus, ketinggian air, serta
surut arus dan gelombang dengan mencari data dan informasi terkait pasang surut,
3.3.3 Dokumentasi
surut arus dan gelombang dengan mengumpulkan data dan informasi dari
dokumen, laporan, dan catatan terkait yang ada di intermet serta mengmbil
3.4.2 Arus
Arus
4.1 Hasil
data yang diperoleh dengan waktu 24 jam selisih. hasil pengukuran pada
4.1.2 Arus
data yang diperoleh dengan waktu 24 jam selisih. hasil pengukuran pada
4.1.3 Gelombang
yang diperoleh dengan waktu 24 jam selisih. hasil pengukuran pada pengamatan
ketinggian air
No. waktu jarak Arah Arus waktu renggang
(cm)
1 13.37 5m 295° (barat laut) 135 cm 03.23
2 14.07 5m 301° (barat laut) 137 cm 03.18
3 14.37 5m 297° (barat) 132 cm 08.49
4 15.07 5m 69° (timur Laut) 129 cm 06.50
5 15.37 5m 341° (utara) 130 cm 01.33
6 16.07 5m 315° (barat laut) 98 cm 06.38
7 16.37 5m 333° (barat laut) 83 cm 02.34
8 17.07 5m 82° (timur) 45 cm 07.58
9 17.37 5m 5° (utara) 43 cm 03.20
10 18.07 5m 1° (utara) 65 cm 03.35
11 18.37 5m 26° (utara) 62 cm 11.10
12 19.07 5m 356° (barat) 42 cm 02.50
13 19.37 5m 319° (barat laut) 33 cm 02.50
14 20.07 5m 312° (barat laut) 24 cm 04.47
15 20.37 5m 162° (selatan) 22 cm 02.29
16 21.07 5m 100° (utara) 25 cm 07.00
17 21.37 5m 67° (timur Laut) 21 cm 02.46
18 22.07 5m 250° (barat) 24 cm 01.53
19 22.37 5m 322° (barat Laut) 26 cm 04.15
20 23.07 5m 357° (timur Laut) 76 cm 04.07
21 23.37 5m 316° (barat laut) 25 cm 02.57
22 00.07 5m 27° (timur Laut) 190 cm 05.39
23 00.37 5m 48° (timur Laut) 180 cm 04.27
24 01.07 5 m 34° (timur Laut) 115 cm 05.12
25 01.37 5m 20° (utara) 119 cm 03.14
26 02.07 5m 323° (barat laut) 153 cm 04.04
27 02.37 5m 327° (barat laut) 154 cm 06.38
28 03.07 5m 0°(utara) 166 cm 11.35
29 03.37 5m 95° (utara) 169 cm 14.02
30 04.07 5m 164° (selatan) 152 cm 05.32
31 04.37 5m 61° (timur) 156 cm 16.20
24
4.2 Pembahasan
26
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN