Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

“ANALISIS MATERI AJAR : MOMENTUM SUDUT”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Viola Maharani Agustin A24121023


Maryana A24121064
Rio Setiawan Syam A24121007

Rasti Nova Elisa A24121091


Tiara Viorentina A24121032
Siti Aisah A. Puasa A24121093

Cindy Giral Ishak A24121059


Ketut Anggun Anggara A24119131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2024
PENDAHULUAN

Pembelajaran materi momentum sudut memegang peranan penting dalam kurikulum


fisika. Momentum sudut merupakan konsep penting yang tidak hanya meningkatkan
pemahaman kita tentang gerak rotasi benda, tetapi juga memiliki penerapan luas di berbagai
bidang ilmu pengetahuan seperti fisika, teknik, dan teknologi. Oleh karena itu, analisis materi
pembelajaran momentum sudut sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
pada bidang tersebut.

Laporan ini menguraikan hasil analisis kurikulum, perbedaannya dengan modul resmi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta
evaluasi kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) Berkaitan dengan materi momentum
sudut. Selain itu, kami menyajikan peta konsep yang menunjukkan hubungan antar konsep
yang diajarkan pada materi ini, serta memberikan rincian dan kesimpulan serta rekomendasi
untuk pengembangan materi selanjutnya.

Oleh karena itu, laporan ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang
pembelajaran momentum sudut tetapi juga menjadi panduan untuk mengembangkan
kurikulum dan strategi pembelajaran yang lebih efektif di masa depan.
SILABUS/ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam Kurtilas dikenal adanya silabus. Istilah dalam ilmu keguruan serta
relevansinya dari silabus dalam Kurikulum Merdeka adalah Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP). Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan rangkaian tujuan pembelajaran
yang tersusun secara sistematis dan logis, menurut urutan pembelajaran sejak awal
hingga akhir suatu fase. Alur tujuan pembelajaran (ATP) ini memiliki fungsi yang sama
dengan Silabus pada kurikulum 2013 (Kurtilas), yaitu sebagai acuan perencanaan
pembelajaran.

Penyusunan ATP dalam kurikulum Merdeka dilakukan dengan menganalisis


Capaian Pembelajaran. ATP ini kemudian dijadikan sebagai panduan guru dan siswa
untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir fase tersebut. Komponen Tujuan
Pembelajaran dapat memuat tiga aspek, yaitu: Kompetensi, konten, dan variasi. Alur
tujuan pembelajaran dalam satu fase dapat memberikan gambaran tentang cakupan dan
tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase. Alur tujuan pembelajaran
pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase dan jenjang pendidikan.

Pada laporan ini, ATP yang dibuat oleh guru MAN Cendekia Jambi yaitu Hesti
Widayani, M. Pd.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase. Untuk mata pelajaran Fisika, capaian yang ditargetkan
dimulai sejak Fase E dan berakhir di Fase F.

Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mengkaji sifat-sifat materi
dalam ruang dan waktu beserta konsep-konsep gaya dan energi terkait. Fisika mengkaji
fenomena alam mulai dari skala atomik hingga jagat raya dengan menggunakan nalar
ilmiah secara objektif dan kuantitatif yang terwujud dalam proses pengamatan,
pengukuran, perancangan model hubungan antar variabel yang terlibat yang
mencerminkan keteraturan alam, serta penarikan kesimpulan yang terwujud dalam suatu
teori yang valid dan dapat diaplikasikan. Fisika mendasari perkembangan khasanah
bidang ilmu pengetahuan alam lainnya serta perkembangan teknologi modern yang
memudahkan kehidupan manusia diawali dari perkembangan mekanik dan permesinan,
otomotif, komputer dan otomasi, serta teknologi informasi dan komunikasi.

Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang
baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam serta mengelola
sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak. Pemahaman yang baik tentang fisika
mendukung upaya mitigasi dan pengurangan dampak bencana alam secara optimal.

Pada proses pembelajaran fisika, peserta didik dilatih untuk melakukan penelitian
sederhana mengenai fenomena alam. Peserta didik belajar menemukan permasalahan,
membuat hipotesis, merancang percobaan sederhana, melakukan percobaan,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil percobaan baik
secara tertulis maupun secara lisan. Dari proses pembelajaran fisika peserta dilatih untuk
memiliki penalaran ilmiah, kemampuan berfikir kritis serta keterampilan memecahkan
masalah yang semuanya sejalan dengan upaya pengembangan profil pelajar Pancasila
yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Pada tingkat SMA/MA/Program Paket C, fisika diajarkan sebagai mata pelajaran


tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, pemahaman fisika yang benar dan
mendalam berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari- hari. Kedua,
pemahaman fisika yang kuat menjadi jembatan keberhasilan peserta didik dalam
menempuh studi lanjut di perguruan tinggi baik pada ilmu-ilmu dasar/ sains maupun
ilmu-ilmu keteknikan/rekayasa dan teknologi.
HASIL ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN/KI DAN KD DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip vektor
kedalam kinematika dan dinamika gerak, usaha dan energi, fluida, getaran harmonis,
gelombang bunyi dan gelombang cahaya dalam menyelesaikan masalah, serta
menerapkan prinsip dan konsep energi kalor dan termodinamika dengan berbagai
perubahannya dalam mesin kalor. Peserta didik mampu menerapkan konsep dan
prinsip kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai
penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi, menerapkan konsep dan
prinsip gejala gelombang elektromagnetik dalam menyelesaikan masalah. Peserta
didik mampu menganalisis keterkaitan antara berbagai besaran fisis pada teori
relativitas khusus, gejala kuantum dan menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan
radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Peserta didik mampu
memberi penguatan pada aspek fisika sesuai dengan minat untuk ke perguruan tinggi
yang berhubungan dengan bidang fisika. Melalui kerja ilmiah juga dibangun sikap
ilmiah dan profil pelajar pancasila khususnya mandiri, inovatif, bernalar kritis, kreatif
dan bergotong royong.

TUJUAN PEMBELAJARAN
6.1 Menerapkan konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar dalam
kehidupan sehari-hari

INDIKATOR PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN

6.2 Menemukan hubungan usaha dan energy dalam gerak benda yang mengalami
gerak translasi dan rotasi secara bersamaan.
6.3 Menganalisis momen gaya yang menyebabkan benda berotasi
6.4 Melakukan percobaan yang berhubungan dengan gerak menggelinding
6.5 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan gerka benda menggelinding pada
alat percoban ahwood dan bidang miring
PETA KONSEP
Peta konsep adalah alat peraga untuk memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep.
Untuk membuat peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang
berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis.

Berikut ini adalah peta konsep dari momentum sudut.

Hukum Kekekalann
Momentum Sudut

Momen Inersia
Momentum Sudut

Gerak Rotasi

Hubungan
Momentum
Sudut Dengan
Gerak Menggelinding
Momen Gaya
MATERI AJAR

Momentum Sudut (L)


Momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki oleh suatu benda bermassa m dan
berputar dengan kecepatan sudut sebesar . Oleh karena itu, momentum sudut dapat juga
dianalogikan sebagai momentum linear (p). Sehingga persamaandari momentum sudut adalah:
𝐿 =𝑟×𝑝
Dengan persamaan momentum linear p adalah: 𝑝 = 𝑚𝑣
Maka persamaan momentum sudut menjadi:
𝐿 = 𝑟 × 𝑚𝑣
Bila persamaan kecepatan v adalah: 𝑣 = 𝜔𝑟, maka:
𝐿 = 𝑟 × 𝑚𝜔𝑟 = 𝑚𝑟2𝜔 = 𝐼𝜔
Dengan:
L = momentum sudut dalam kg. m2/s
I = momen inersia dalam kg.m2
ω = kecepatan sudut dalam rad/s.

Hubungan momentum sudut dengan momen gaya

Analogi dengan hubungan impuls dan momentum maka hubungan momentum sudut dengan
momen gaya dapat diperoleh :

dt = dL atau

dengan = momen gaya dan dL/dt adalah turunan dari momentum sudut terhadap waktu

Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Dalam gerak translasi dikenal istilah kekekalan momentum, pada gerak rotasi jugamengenal
adanya hukum kekekalan momentum sudut. Bunyi hukum kekekalan momentum berbunyi
sebagai berikut:
“Apabila resultan momen gaya yang bekerja pada sistem adalan nol, maka momentum sudut
sistem akan konstan”
Secara matematis dapat dituliskan:
𝑑𝐿
=0
𝑑𝑡

Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda ( = 0) maka berlaku hukum kekekalan
momentum sudut yaitu :
a. untuk satu benda

Dimana:
I1 = momen inersia keadaan 1,
ω1 = kecepatan sudut keadaan 1,
L1 = momentum sudut keadaan 1
I2 = momen inersia keadaan 2,
ω2 = kecepatan sudut keadaan 2,
L2 = momentum sudut keadaan 2
b. untuk dua benda
I1. ω1 + I2. ω2 = ( I1 + I2 )ω Bila arah gerak searah
I1. ω1 - I2. ω2 = ( I1 + I2 )ω Bila arah gerak berlawanan arah
Dimana :
I1 = momen inersia benda 1 dalam kg.m2
ω1 = kecepatan sudut benda 1 dalam rad/s
I2 = momen inersia benda 2 dalam kg.m2
ω2 = kecepatan sudut benda 2 dalam rad/s
ω = kecepatan sudut benda gabungan benda 1 dan benda 2 dalam rad/s

Momen Inersia
Pada gerak translasi, percepatan linear (𝑎) tidak hanya sebanding dengan resultan gaya Σ𝐹
namun juga berbanding terbalik dengan massa benda m.
Pertama-tama kita tinjau sebuah partikel bermassa m bergerak melingkar diikat pada tali
dengan jari-jari gerak melingkar r dan terdapat gaya F yang menyinggunglintasan seperti pada
gambar berikut:
F

Gambar: ilustrasi momen gaya


Torsi yang dialami oleh benda m adalah :

𝑟 = 𝑟𝐹

Bila kita masukkan persamaan gaya adalah

𝐹 = 𝑚𝑎⊥

Bila percepatan 𝑎⊥ adalah percepatan tangensial, maka akan diperoleh :

𝑎⊥ = 𝛼𝑟

Sehingga diperoleh

𝑟 = 𝑟𝐹 = 𝑟𝑚𝑎𝑟

𝑟 = 𝑚𝑟2𝑎 (𝑁𝑚)

dengan didefinisikan 𝑚𝑟2 adalah suatu besaran yang menunjukkan kelembaman rotasi
benda yang disebut momen inersia.

Berikut ini diberikan table persamaan momen inersia untuk beberapa benda.
Gerak Rotasi
Gerak rotasi adalah suatu gerak yang arahnya mengalami perputaran terhadap poros
tertentu. Gerak ini dipengaruhi oleh torsi. Sebelumnya kita belajar juga tentang torsi.
Contohnya gerak rotasi itu apa? Contohnya adalah bola yang berputar pada porosnya. Maka,
rumus energi kinetik gerak rotasi adalah sebagai berikut :

Ek = ½ I.ω2
Keterangan:
Ek : energi kinetik (joule)
I : momen inersia (kgm2)
ω : kecepatan sudut (rad/s)

Gerak Menggelinding
Gerak Menggelinding berbeda dengan gerak rotasi. Suatu benda dikatakan berotasi bila benda
tersebut berputar pada satu titik dan tidak mengalami perpindahan tempat, sedangkan benda
akan dikatakan bergerak menggelinding bila berputar pada satu titik sumbu putar namun juga
mengalami perpindahan tempat. Akibatnya benda yang menggelinding akan memiliki jarak
tempuh selamaia berotasi pada sumbu putarnya. Misal : jarum jam yang berputar merupakan
gerak rotasi, sedangkan roda pada kendaraan yang bergerak mengalami gerak menggelinding.

Benda yang bergerak menggelinding dapat juga disebut mengalami gerak rotasi (berputar
pada sumbu) dan translasi (perpindahan). Gerak menggelinding adalah hasil jumlahan atau
superposisi dari gerak translasi dan gerak rotasi. Bila benda hanya bergerak translasi maka
kecepatan dari setiap titik pada benda sebesar kecepatan pusat massa 𝑣→𝑝𝑚. Benda hanya
bergerak rotasi terhadap pusat massa, maka bila jari-jarinya R; kecepatan pusat massanya
adalah : 𝑣 = 𝑅𝜔. Untukbenda menggelinding yang tak lain adalah penjumlahan antara gerak
translasi dan rotasi, Energi kinetik totalnya merupakan penjumlahan dari energi kinetik
translasidan energi kinetik rotasi.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis materi ajar tentang momentum sudut dalam fisika, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran materi ini memiliki peran yang sangat penting dalam kurikulum fisika.
Momentum sudut merupakan konsep yang fundamental dan memiliki aplikasi luas dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam laporan ini, telah dilakukan analisis
terhadap kurikulum yang ada, perbedaannya dengan modul resmi Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi, serta evaluasi terhadap kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang terkait dengan materi momentum sudut. Selain itu, peta konsep
juga telah disajikan untuk memperlihatkan hubungan antar konsep yang diajarkan dalam materi
ini. Hasil analisis ini memberikan pemahaman mendalam tentang pembelajaran momentum
sudut dan dapat menjadi panduan untuk pengembangan kurikulum serta strategi pembelajaran
yang lebih efektif di masa depan. Dengan demikian, laporan ini memiliki nilai penting dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam bidang fisika dan memberikan rekomendasi untuk
pengembangan materi selanjutnya.
REFERENSI

Isnaini. (2024). MODUL 1 FISIKA XI 2324 OK. Merdeka Mengajar.

Ariyani, Agnes.(2013). DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN PETA KONSEP


SISWA TENTANG MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Universitas Kristen Satya Wacana.(
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8417/2/T1_192004019_Full%20text.pdf)

Hariwangsa, Albertus.” DINAMIKA ROTASI”. MODUL BELAJAR MANDIRI.(


https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Fisika/Media/Fisika-PB5.pdf)

Nanan. “Hukum Kekekalan Momentum Sudut”.


(https://www.scribd.com/doc/110256231/Hukum-Kekekalan-Momentum-Sudut)

Anda mungkin juga menyukai