Anda di halaman 1dari 5

Transformasi Efisiensi dan Keterpaduan Melalui Pendekatan Satu Atap

Muhammad Syarif Hidayat


042949383
Pelayanan publik merupakan tanggung jawab pemerintah kepada warganya yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu instansi pemerintah penyedia
pelayanan publik yaitu Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Pelayanan publik merupakan hak konstitusional warga negara dan pemerintah daerah, yang
diperkuat dengan UU No.25 tahun 2009 tentang pelayanan publik.Tapi masalah yang saya
alami adalah tentang Menurut sebuah studi tahun 2017 oleh Ombudsman Indonesia,
pelayanan publik tidak akan pernah berakhir seperti . Ada beberapa isu mendasar dalam
penyelenggaraan pelayanan publik Indonesia yang perlu menjadi sorotan.Pertama, masih
ada instansi yang belum memiliki aturan yang jelas untuk memberikan layanan seperti
prosedur pelayanan yang sangat kompleks dan kompleks menempatkan beban pada
masyarakat sebagai pengguna pelayanan Publik. (Akmal, 2022)

Kedua, karena efisiensi waktu yang buruk, layanan ini sangat lambat dan
tampaknya memakan waktu berjam-jam. Ketiga, kualifikasi staf layanan tidak cocok untuk
pekerjaan itu dan masih dianggap cukup rendah untuk memberikan layanan yang
baik.Keempat, masih banyak pejabat yang berperilaku kasar, menggunakan bahasa kasar,
dan memberikan pelayanan yang tidak ramah. Kelima, masih ada otoritas yang belum
memiliki akses terhadap sarana dan prasarana yang layak dan mutakhir, yang juga
merupakan sumber inefisiensi dan efisiensi pelayanan publik.
Tingkat kesadaran masyarakat terhadappelayanan publik saat ini semakin
meningkat sehingga penyelenggara layanan dan pemerintah dituntut untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas dan tentunya bermutu tinggi sehingga dapat memberikan
pengaruh bukan hanya pada kepuasan masyarakat namun salah satunya juga dalam potensi
investasi di suatu daerah. Di era pembangunan saat ini investasi sangat dimanfaatkan oleh
pemerintah khususnya pemerintah daerah guna meningkatkan pembangunan. Maka dari itu
kemudahan pelayanan, sarana dan prasarana yang memadai akan menjadi daya tarik bagi
para investor dalam berinvestasi. Jika pelayanan masih rumit, tidak rensponsif dan berbelit-
belit tentu saja mengurangi minat para investor untuk berinvestasi.
Menurut (Bharata, 2004) dan (Agustina,2016) unsur-unsur pelayanan publik yang
harus dipenuhi, antara lain:
a. Penyedia layanan yaitu pihak yang memberikan pelayanan tertentu kepada konsumen,
baik dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang atau jasa;
b. Penerima layanan, yaitu yang menerima berbagai pelayanan dari para penyedia layanan
atau biasa disebut dengan konsumen (customer);
c. Jenis layanan, yaitu bentuk layanan yang diberikan penyedia layanan untuk memenuhi
kebutuhan pihak yang membutuhkan layanan;
d. Kepuasan pelanggan, merupakan tujuan utama adanya layanan tersebut. Untuk
mengetahui kepuasan yang diperoleh pelanggan yakni dengan melihat kualitas barang
barang atau jasa yang mereka dapatkan.(Maysara & Asari, 2021)
Perkembangan teknologi dan informasi mempengaruhi semua bidang kehidupan. Di
ranah pemerintahan, tidak terkecuali orang. Ketika informasi teknologi diperkenalkan ke
dalam proses pemerintahan, istilah "e-government" juga muncul. Tren Baru di Abad ke-21
Dasar e-government sebenarnya terkait erat dengan prinsip-prinsip demokrasi. E-
government merupakan bagian integral dari good governance, yang bertujuan untuk
membangun dimensi gender pemerintahan yang transparan, akuntabel, efektif dan sensitif.
Oleh karenanya inovasi pelayanan yang berlandaskan pada semangat penanggulangan
digital divide diperlukan dalam rangka meningkatkan keefektifan sebuah layanan yang
tersedia, untuk itulah diperlukan sebuah perubahan dalam hal cara sebuah layanan
berkomunikasi dengan penggunannya dan kehadiran internet menjadi salah satu aspek
penting untuk mewujudkan pola komunikasi yang efektif.
Harus diakui bahwa masih terdapat jarakantara cita-cita e-government dengan
kondisi sosial demografis masyarakat di Indonesia. Jarak inilah yang membuat
implementasi program e-government masih tersendat. Sebagaimana di Kota Samarinda,
DPMPTSP Kota Samarinda sudah menyediakan terobosan dalam hal pelayanan
permohonan perizinan secara daring. Meski demikian digital literacy masyarakat yang
masih kurang menjadi kendala dalam pemanfaatan layanan tersebut secara maksimal.
(Irawan et al., 2020)
Tidak ada politik yang dapat mengatasi masyarakat tanpa melalui proses sosialisasi
politik . Menurut Edward III, komunikasi merupakan salah satu faktor keberhasilan
implementasi kebijakan, memastikan bahwa pelaksana mengetahui apa yang harus
dilakukan dan bahwa tujuan dan sasaran kebijakan ditargetkan sehingga implementasi
mengurangi bias. Ini membutuhkan di mana apa yang akan dikomunikasikan kepada
kelompok dilakukan. Dalam konteks ini, pemerintah memainkan peran strategis, karena
sosialisasi kebijakan dan program sedang berlangsung dalam implementasinya.
maka telah terjadi perubahan paragdima dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
hal ini dapat dilihat dalam penyelenggaraannya sebagai berikut:
1. Tujuan hakiki adalah peningkatan kualitas pelayanan (lebih baik, lebih murah, dan
lebih cepat)
2. Reinventing government, proses transformasi sektor publik ini didasari prinsip-
prinsip: a. Pemerintah pengatur dan pengendali, bukan pelaksana; b. Pemerintah
mendorong iklim kompetisi dalam memberikan pelayanan, c. lebih berorientasi
pada hasil, d. melayani masyarakat secara optimal, e. melimpahkan tugasnya kepada
partisipasi masyarakat dan kerja tim, f. berorientasi kepada pasar mengurangi
hambatan birokrasi, dan meningkatkan daya saing.
3. Banishing Bureaucracy (memangkas birokrasi) dengan ditetapkan lima strategi
yakni: strategi inti (pendekatan pada kejelasan tujuan, peran, dan arahan), strategi
konsekuensi (pendekatan pada penilaian kerja), strategi pelanggaran (pendekatan
pada pilihan pelanggan, kompetensi, dan kualitas), strategi kekuatan (pendekatan
pada pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, strategi kultur (pendekatan pada
nilai, kebiasaan, visi, dan nurani).
4. Penyederhanaan birokrasi penyelenggaraan perizinan tersebut misalnya dalam
bentuk; pemangkasan tahapan dan prosedur lintas instansi maupun dalam instansi
yang bersangkutan,pemangkasan biaya,pengurangan jumlah persyaratan,
pengurangan jumlah paraf dan tanda tangan yang diperlukan, dan pengurangan
waktu pemrosesan perizinan3.(Robby, U. B. dan Tarwini, 2019)
Penyelenggaraan pelayanan publik yang baik ditandai dengan inovasi yang dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat. Perubahan ini merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, mendukung
partisipasi masyarakat dan komunitas bisnis yang beretika, yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan investasi, sehingga menciptakan lapangan kerja yang baik, dan
mendukung lokal dan Memastikan kemandirian dan daya saing nasional.
Inovasi pelayanan di Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng
dilakukan demi mencapai tujuan peningkatan daya saing daerah pada bidang investasi,
peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan prima bagi masyarakat, penguatan
kelembagaan pemerintah dan terwujudnya good governance serta melestarikan kearifan
lokal. Pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) merupakan bagian dari inovasi sebuag
kabupaten diseluruh indonesia khusunya Dinas Penanaman Modal dan PTSP,adapun
inovasi lainnya yaitu antara lain; inovasi Klik, palayanan anti pungli, pengantaran dokumen
izin, Layanan Otomatis, memaksimalkan PTSP, dan kebijakan perizinan pararel.
(Jumhariani, Gunawan Bata Ilyas, 2018)
Komponen standar pelayanan publik ini didesain untuk memberikan akses
informasi seluas-luasnya kepada publik sehingga masyarakat dimudahkan menjangkau
pelayanan dasar yang mengarah kepada kesejahteran masyarakat. Di samping itu, dengan
terpenuhinya standar pelayanan tersebut, dapat meminimalisir tindakan-tindakan
maladminsitrasi seperti pungutan liar, penyimpangan prosedur, penudaan berlarut dan
sebagainya yang merupakan celah terjadinya tindakan korupsi. Adanya standar pelayanan
publik memberikan keterbukaan akses informasi kepada masyarakat sehingga dalam
sebuah pelayanan baik persyaratan, prosedur, biaya dan jangka waktu dapat diukur dan
diketahui masyarakat tanpa mengalami kebingungan serta menunutut pengawasan
masyarakat dalam penyelenggaraannya. Dengan terpenuhnya standar pelayanan publik
tersebut, harapannya hanyalah mewujudkan Indonesia menjadi welfare state yang dapat
memenuhi kebutuhan dasar sebagai bentuk mekanisme pemerataan terhadap kesejangan
yang ada.
Pemerintah sebagai “public service” harus mewujudkan tugas pelayanan tersebut
dalam kinerja pemerintah daerah dan diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi
masyarakat secara menyeluruh dan mampu memberikan kenyamanan dan keamanan.
Masyarakat yang dilayani harus merasakan pelayanan yang optimal dalam wujud pelayanan
prima dengan prinsip mengutamakan pelanggan, sistem yang efektif, melayani dengan hati
nurani, perbaikan berkelanjutan dan memberdayakan pelanggan. Pelayanan prima juga
harus mencerminkan karakteristik pelayanan umum yang sederhana, kejelasan dan
kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan dan ketepatan waktu. Maka
cukup jelas, bahwa pelayanan harus mampu dilaksanakan baik oleh Instansi Pemerintah
untuk meningkatkan kepuasan masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik dan
perbaikan iklim investasi di daerah khususnya di bidang administrasi pelayanan perizinan,
pemerintah telah melakukan berbagai langkah kebijakan antara lain melalui penertiban
peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang pedoman peningkatan
pelayanan terpadu satu pintu dan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2008
tentang pedoman organisasi dan tata kerja unit pelayanan perizinan terpadu di daerah yang
esensinya mewajibkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk
membentuk perangkat daerah berupa lembaga pelayanan perizinan sebagai penyelenggara
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di daerah. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu merupakan salah satu instansi yang dibentuk Pemerintah Daerah
dengan maksud agar pelayanan perizinan dan non perizinan sudah melalui pelayanan
terpadu satu pintu sehingga pelayanan masyarakat khususnya di bidang perizinan tidak
berbelit-belit dan menyusahkan.
Kebijakan mengenai penggunaan lembaga negara untuk meningkatkan kualitas
layanan harus mempertimbangkan kebutuhan dan harapan masyarakat lokal untuk
memastikan bahwa layanan nasional kepada masyarakat lokal selalu disampaikan dengan
cepat, akurat dan hemat biaya. harus dilaksanakan secara konsisten. Ini terbuka, sederhana,
mudah diterapkan dan tidak diskriminatif. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat setempat merupakan kegiatan yang berkesinambungan dan
berkesinambungan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga nasional di semua tingkatan.
Untuk mengetahui kinerja pelayanan pemerintah, pelayanan pegawaI pemerintah kepada
masyarakat harus terus ditingkatkan agar kualitas yang diharapkan tercapai. Penting bagi
masyarakat untuk mengevaluasi pendapatnya.(Partiwi, 2020)
Sumber referensi:
Akmal, F. (2022). Pengaruh Intergovernmental Revenue, Temuan Audit, Umur Pemerintah
derah, Spesialisasi Pekerjaan, dan Jumlah Penduduk terhadap Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. 1, 1–25.
Irawan, B., Nizar, M., Akbar, P., & Khanz, A. H. (2020). Inovasi Pelayanan Permohonan
Pengajuan Izin Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kota Samarinda. Matra Pembaruan, 4(2), 135–145.
https://doi.org/10.21787/mp.4.2.2020.135-145
Jumhariani, Gunawan Bata Ilyas, A. R. M. (2018). Persepsi Kualitas Jasa Layanan
Perizinan Terhadap Inovasi Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) Kabupaten Bantaeng. Jurnal Mirai Managemnt, 3(1).
https://journal.stieamkop.ac.id/index.php/mirai/article/view/217/112
Maysara, M., & Asari, H. (2021). Inovasi Pelayanan Publik melalui Sistem Aplikasi
Potensi Investasi (Siapi) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Dumai. Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik (JMIAP),
3(September), 215–226. https://doi.org/10.24036/jmiap.v3i3.290
Partiwi, S. (2020). Kualitas Pelayanan Perizinan Satu Pintu di Kabupaten Kebumen. Jurnal
E-Bis (Ekonomi-Bisnis), 4(1), 12–24. https://doi.org/10.37339/e-bis.v4i1.249
Robby, U. B. dan Tarwini, T. (2019). Inovasi Pelayanan Transportasi Publik Ramah
Penyandang. Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, 10(2), 51–57.

Anda mungkin juga menyukai