Kon
Kon
OLEH :
2023207209078
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2023
IMPLEMENTASI PEMBERIAN MADU PADA LUKA ULKUS
DIABETIKUM DI RSU JENDRAL AHMAD YANI KOTA METRO
OLEH :
2023207209078
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau
ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari
empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para
pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkaT selama beberapa
Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular pada
tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka kejadian penyakit
menular, yaitu sebesar 47,50%. Bahkan penyakit tidak menular menjadi penyebab
kematian nomor satu di dunia (63,50%). (Faktor Risiko Diabetes Mellitus di Indonesia
(Analisis Data Sakerti 2007), Dita Garnita, FKM UI, 2012). Secara global, diperkirakan
422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108
juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah
meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5%
pada populasi orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait
seperti kelebihan berat badan atau obesitas Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada
tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan
2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya.
Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun.
Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995-2001 dan Riskesdas 2007
menunjukkan bahwa penyakit tidak menular seperti stroke, hipertensi, diabetes melitus,
tumor, dan penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Pada
tahun 2007, sebesar 59,5% penyebab kematian di Indonesia merupakan penyakit tidak
menular. Selain itu, persentase kematian akibat penyakit tidak menular juga meningkat
dari tahun ke tahun, yaitu 41,7% pada tahun 1995, 49,9% pada tahun 2001, dan 59,5%
pada tahun 2007. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, prevalensi DM berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk umur = 15 tahun hasil Riskesdas 2018 meningkat
menjadi 2%. Prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter dan usia = 15 tahun yang
tertinggi di Provinsi DKI Jakarta sebesar 3,4%. Prevalensi DM semua umur di Indonesia
pada Riskesdas 2018 sedikit lebih rendah dibandingkan prevalensi DM pada usia =15
tahun, yaitu sebesar 1,5%. Sedangkan provinsi dengan prevalensi DM tertinggi semu
umur berdasarkan diagnosis dokter juga masih di DKI Jakarta dan terendah di NTT.
terdapat 10 juta kasus diabetes yang diderita oleh penduduk dewasa dari total populasi
1,5-2,3 persen di mana prevalensi daerah perkotaan lebih tinggi dari daerah pedesaan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan pada tahun 2018 menunjukkan
hasil proporsi penderita diabetes di Indonesia pada penduduk ≥15 tahun dengan diabetes
mellitus adalah 8,5 persen. Prevalensi diabetes mellitus ini berdasarkan diagnosis dokter
mengalami peningkatan di mana sebelumnya tercatat sebanyak 6,9 persen di tahun 2013
(Kemenkes, 2018).
penderita diabetes mellitus yang terdiagnosis dokter sebesar 0,7 persen. Prevalensi
penderita diabetes mellitus di Kota Bandar Lampung berada di posisi kelima terbanyak
dengan jumlah 0,8 persen. Sementara jumlah penderita di Lampung yang terdiagnosis
dan yang tidak terdiagnosis tetapi selama sebulan terakhir mengalami gejala-gejala
diabetes mellitus berjumlah lebih besar yaitu 0,8 persen dengan prevalensi di Kota
menggunakan minyak zaitun, madu dan aloe vera. Penanganan luka pada pasien
terapi nonfarmakologis yang biasa diberikan dalam perawatan luka Diabetes Mellitus.
Madu sebagai tanaman herbal memiliki sifat asam yang terkandungnya dengan ph
3,9, sehingga membuat beberapa bakteri tidak dapat hidup dan akan lisis dengan
sendirinya. Sifat osmotik pada madu menyebabkan aliran getah bening/limfe meningkat
kearah luka. Madu juga efektif untuk mengatasi luka antara lain ulkus pada penderita
diabetes, luka bakar, bekas luka operasi, maupun luka kanker. Beberapa manfaat dimiliki
dan jaringan nektroik, memberikan kelembaban pada daerah luka dan mengurangi bau
magnesium alumunium, fosfor, besi dan kalsium. Vitamin yang terkandung didalamnya
adalah thiamin (B1), riboflavin (B12) asam askorbat, piridoksin (B6), niasin, asam
pantetota, biotin, asam folat dan vitamin K, sedangkan enzim yang penting terkandung
dalam madu adalah enzim diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase.
Penggunaan madu dalam perawatan luka terbukti efektif, pada sebuah penelitian di
yang baik dan ratarata Dirawat selama 5-6 minggu. Tiga orang tidak menunjukkan hasil
dengan proses penyembuhan luka yang cepat, bersih, mengurangi bau, slough dan
nekrotik berkurang, granulasi dan epitelisasi meningkat serta penyembuhan luka minim
Ada beberapa hasil penelitian yang melaporkan bahwa madu sangat efektif di
gunakan sebagai terapi topikal pada luka, yang akan menghasilkan terjadinya
peningkatan jaringan granulasi dan kolagen serta periode epitelisasi secara signifikan.
maupun sodium, bedanya jumlah kandungannya ini empat kali lipat lebih banyak dari
madu bisa, yang lebih istimewa lagi madu dari pohon manuka memiliki kandungan
methylglyoxal (MGO) alami 100-800 mg/kg yang bersifat anti bakteri, Madu ini juga di
perkaya asam folat yang kaya anti oksidan, peptida anion kation untuk membantu
regenerasi sel kulit, anti inflamasi. Ph rendah Madu manuka juga sangat asam (pH 3,9-
4,5) dimana dapat menghentikan pertumbuhan sebagian besar bakteri dan mengandung
sekitar 70-80 % gula proses ini di tingkatkan dalam lingkungan yang lemab dan madu
manuka juga tidak menyebabbkan kerusakan jaringan. Madu manuka mempunyai efek
nutrisi langsung pada luka yang mensuplai gula ke sel darah putih yang memerangi
Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan Karya Tulis Ilmiah
mengenai penyakit diabetes melitus dengan judul “ Aplikasi pemberian madu untuk
perawatan luka pada penderita diabetes mellitus di RSU Jendral Ahmad Yani Kota Metro
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Pada
perawatan luka pada penderita diabetes mellitus di RSU Jendral Ahmad Yani Kota
Metro
2. Tujuan Khusus
mellitus
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teorittis
2. Manfaat Aplikatif
diabetes mellitus”.
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
tetapi dapat dikontrol yang ditandai dengan hiperglikemik yang berhubungan dengan
penurunan sekresi insulin akibat pankreas yang menghentikan produksi insulin yang
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidaan absolut insulin atau penurunan
dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pula dalam peta, sehingga
disebut dengan pulau – pulau Langerhans pankreas. Pulau-pulau ini berisi sel alpha
yang menghasilkan hormon glukagon dan sel beta yang menghasilkan hormon
(Syaifuddin, 2012). Pankreas adalah organ abdomen difus dan besar yang berfungsi
pencernaan dan larut natrium bikarbonat dari sel-sel khusus pankreas yang disebut sel
asinus acinin. Sel-sel asinus mengeluarkan isinya ke dalam ductus pankreatik. Dari
ductus pankreatik, enzim dan larutan bikarbonat mengalir melewati sfingeter oddi
masuk ke bagian pertama dari usus halus, yaitu duodenum. Enzim pankreatik dan
glucagon, dan somatostatin, hormone ini masing – masing diprosuksi oleh sel-sel
khusus yang berbeda di pancreas, yang disebut pulau Langerhans. (Corwin, 2009)
Gambar 2.1 Pankreas
Pankreas adalah suatu alat tubuh yang agak bening terletak retroperitonial dalam
abdomen bagian atas, di depan vertebrae lumbalis I dan II. Kepala pankreas terletak
dua kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. (Syaifuddin, 2012).
pencernaan dan larut natrium bikarbonat dari sel-sel khusus pancreas yang disebut sel
asinus acinin. Sel-sel asinus mengeluarkan isinya ke dalam ductus pankreatik. Dari
ductus pankreatik, enzim dan larutan bikarbonat mengalir melewati sfingeter oddi
masuk ke bagian pertama dari usus halus, yaitu duodenum. Enzim pankreatik dan
oleh kolesistokinin (CCK), suatu hormon yang dikeluarkan oleh usus halus.
lalu disalurkan ke usus halus, sebagai respons terhadap hormon usus halus
terhadap kimus yang sangat asam yang datang dari lambung . ketika kimus
insulin, glukagon, dan somatostatin, hormon ini masing – masing diproduksi oleh
sel – sel khusus yang berbeda di pankreas, yang disebut pulau Langerhans.
(Corwin, 2009)
1. Sintesis dan Sekresi Insulin
lebih besar. Insulin dilepaskan pada tingkat/kadar basal oleh sel-sel beta pulau
adalah peningkatan glukosa darah. Kadar glukosa gula darah puasa dalam
dengan cepat meningkat cepat dan kembali ke tingkat basal dalam 2-3 jam.
terjadi setelah makan. Diantara waktu waktu makan, kadar glukosa rendah.
(Corwin,2009)
2. Sekresi Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon protein yang dikeluarkan oleh sel alfa pulau
langershans sebagai respons terhadap kadar glukosa darah yang rendah dan
pasca absorptive pencernaan, yang terjadi selama periode puasa antara waktu
3. Sekresi Somatostatis
diketahui. (Corwin,2009)
4. Etiologi
Sebab yang tepat timbulnya penyakit ini belum diketahui. Tetapi diantaranya
disebabkan oleh timbulnya defensiasi insulin, relatif ataupun absolut. Jadi dibutuhkan
lebih banyak daripada yang dapat dibentuk oleh tubuh. Selain itu juga berhubungan
dengan growth hormone yang dibuat oleh kelenjar hiposis dan berbagai steroid yang
dibentuk oleh kelenjar adrenal. Kerena itu diabetes akan timbul bila keseimbangan
5. DM Tipe I
Sebelumnya, tipe diabetes ini disebut sebagai diabetes mellitus dependen insulin
(IDDM), karena individu pengidap penyakit ini harus mendapatkan insulin pengganti.
Penyebab diabetes tipe 1 diperkirakan terjadi akibat destruksi otoimun sel-sel beta
mellitus tipe2.(Corwin,2009)
6. DM Tipe II
diabetes mellitus tipe 2. Selain itu, terjadi defek sekresi insulin ketidakmampuan
corwin,2009). Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Faktor reaksi yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia,
7. Klasifikasi
disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin, resistensi
glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh
hati:
2016).
8. Patofisiologi
Diabetes mellitus merupakan kumpulan gejala yang kronik dan bersifat sistemik
dengan karakteristik peningkatan gula darah atau glukosa atau hiperglikemi yang
bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah dan sangat dibutuhkan untuk
kebutuhan sel dan jaringan. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang yang
dikonsumsi. Makanan yang masuk sebagian digunakan untuk kebutuhan energy dan
jaringan lainnya dengan bantuan insulin. Insulin merupakan hormone yang
diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans pankreas yang kemudian produksinya
masuk dalam darah dengan jumlah sedikit kemudian meningkat jika terdapat
makanan yang masuk. Insulin disekresikan oleh sel beta, satu diantara empat sel
memindahkan glukosa dari darah ke otot, hati, dan sel lemak. Diabetes terjadi
berkurangnya insulin atau adanya insulin berakibat pada gangguan tiga metabolism
9. Patofisiologi
10. Manifestasi klinis
DM umumnya tidak ada, sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan
akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan syaraf. Pada DM
klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang
luas, keluhan yang sering muncul adalah gangguan penglihatan karena katarak, rasa
kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (nueropati perifer) dan luka pada
tungkai yang suka sembuh dengan pengobatan lazim. (Padila, 2012). Berikut ini
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak
kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat
melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalah tafsirkan. Dikiranya sebab
rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul karena mengalami keseimbangan
energi negative sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar. Untuk
menimbulkan kecurigaan. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan
tenaga.
11. komplikasi
yaitu metabolik akut dan metabolik kronik. Komplikasi Metabolik Akut Komplikasi
akut merupakan komplikasi diabetes yang terjadi dalam jangka waktu pendek, atau
bersifat mendadak.
a. Ketoasidosis Diabetic
akibat hiperglikemia dimana terbentuk banyak asam dalam darah sehingga sel
otot tidak mampu lagi memebentuk energy sehingga dalam keadaan darurat ini
tubuh akan memecah lemak dan terbentuk asam yang ada dalam peredaran darah
c. Efek Somogyi
Efek somogyi merupakan komplikasi akut yang ditandai dengan penurunan unik
kadar gula darah dimalam hari, ketika kemudian di pagi harigula darah kembali
Adalah hiperglikemia pada pagi hari (anatara jam 5 dan 9 pagi) yang tampak
e. Hipoglikemia
Terjadi pada penderita Diabetes Melitus yang diobati dengan suntikan insulin
maupun minum tablet antidiabetes, tetapi tidak makan dan olahraga melebihi
takaran.(Tanda, 2017)
Komplikasi Kronik Jangka Panjang Penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol
dalam waktu lama akan menyebabkan komplikasi kronik yaitu berupa kerusakan pada
a) Sistem kardiovaskuler
terjadi di arteri besar dan sedang. Semua organ dan jaringan di tubuh akan terkena
b) Gangguan pengelihatan
pada retina karena tidak mendapatkan oksigen. Retina adalah jaringan sangat aktif
c) Kerusakan ginjal
tingginya kadar glukosa dengan aliran darah yang tinggi pada ginjal dan hipertensi
intraglumerular.(Tanda, 2017)
d) System saraf(neuropati)
Hal ini biasanya terjadi setelah gula darah terus tinggi dan tidak terkontrol dengan
baik, dan langusng sampai 10 tahun atau lebih yang melemahkan dan merusak
dinding pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke saraf sehingga terjadi
saraf yang disebut neuropatik diabetes. (Tanda, 2017) Komplikasi dari diabetes
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus sedikitnya dua kali pemeriksaan :
3) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengonsumsi
Menurut Tarwoto dkk, 2011 pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada pasien
DM adalah :
a. Pemeriksaan urine
b. Pemeriksaan darah
- Peningkatan HgbA1c
- Pemeriksaan elektrolit
c. Rontgen foto
Tujuan utama terapi diabetes mellitus dalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes mellitus adalah mencapai kadar
gula darah normal. (Padila,2012). Tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah secara
1. Pengkajian Keperawatan
kesehatan yang dialami oleh klien. Pengkajian yang digunakan dalam laporan ini
berikut:
2. Health Promotion
3. Nutrisi
Pada pasien diabetes ditandai dengan kulit kering, turgor kulit buruk, muntah, dengan
gejala yang biasanya timbul yaitu anoreksia, mual/muntah, polidipsia, dan polifagia.
Pada pasien diabetes biasanya ditandai dengan urin encer, warna kuning, poliuria,
5. Aktivitas/Istirahat
Pada pasien diabetes biasanya ditandai dengan takikardi pada keadaan istirahat
maupun saat aktivitas. Gejala yang biasanya timbul yaitu lemah, letih, tonus otot
6. Persepsi/Kognisi
Pada pasien diabetes biasanya ditandai dengan keadaan cemas, gangguan peran dalam
7. Persepsi Diri
Pada pasien diabetes ditandai dengan lemas, pusing, keringat dingin dengan gejala
yang timbul yaitu cemas, gula darah naik, dan sering merasa lelah.
8. Hubungan Peran
Lamanya waktu perawatan pada pasien diabetes menyebabkan gejala psikologis yang
Gejala yang muncul pada pasien diabetes biasanya yaitu rebas vagina (cenderun
infeksi), masalah impoten pada pria, dan kesulitan orgasme pada wanita.
Pada pasien diabetes biasanya ditandai dengan gejala pusing, cemas, kelelahan, dan
Lamanya waktu perawatan pada pasien diabetes biasanya muncul perasaan tidak
berdaya yang menyebabkan gejala psikologis yang negatif berupa mudah marah,
12. Keamanan/Perlindungan
Pada pasien diabetes biasanya ditandai dengan munculnya luka yang tidak kunjung
13. Kenyamanan
Pada pasien diabetes biasanya ditandai dengan wajah meringis dan palpitasi. Gejala
Secara teoritis dignosa keperawatan yang dapat muncul dengan klien DM adalah sebagai
berikut :
gangreng).
D. Rencana Keperawatan
3. Ajarkan tentang
modifikasi faktor-
faktor
resiko berupa :
hindari diet tinggi
kolesterol, teknik
relaksasi,
menghentikan
kebiasaan merokok,
dan penggunaan
obat
vasokontriksi.
4. Kolaborasi
dengan tim
kesehatan lain
dalam pemberian
vasodilator,
pemerikssaan gula
darah secara rutin
dan
terapi oksigen.
3 SDKI SLKI
Gangguan integritas Setelah dilakukan asuhan
jaringan berhubungan keperawatan selama 3x24 1. Kaji luas dan
dengan nekrosis kerusakan jam diharapkan masalah keadaan luka serta
jaringan (nekrosis gangguan integritas jaringan proses
gangrene). dapat teratasi dengan kriteria penyembuhan.
hasil :
1. Luka dapat sembuh 2. Rawat luka
2. Tidak ada luka/lesi pada dengan baik dan
kulit benar :membersikan
3. Perfusi jaringan baik luka secara
Menunjukkan pemahaman aseptikmenggunakan
dalam proses perbaikan larutan yang
kulit dan mencegah tidakiritatif,angkat
terjadinya sedera berulang sisa balutan
4. Mampu melindungi kulit menempelpada luka
dan mempertahankan
dan nekroktomi
kelembaban kulit dan
perawatan alami
jaringan yangmati.
5. Menunjukkan terjadinya
3. Kolaborasi
proses penyembuhan luka dengan dokter
pemberianinsulin.
4. Kolaborasi
dengan dokter
pemeriksaankultur
pus, pemeriksaan
gula darah.
5. Kolaborasi
dengan dokter
pemberianantibiotik.
Madu merupakan cairan alami yang dihasilkan oleh lebah. Madu ini diambil dari
Dalam hal ini metode perawatan luka menggunakan madu bisa mempercepat
penyembuhan luka pada Diabetes Mellitus tipe II. Karena madu dapat menciptakan
lingkungan yang lembab, anti inflamasi, dan madu juga tidak menyebabkan kerusakan
jaringan, ini dapat menghasilkan fenomena baik debridement dan pertumbuhan pada saat
yang sama. Selain itu madu juga mengandung metilglioksal pangan yang berfungsi
sebagai zat anti bakteri, senyawa ini bisa membunuh bakteri-bakteri jahat yang membawa
aktivitas protease yang rusak, dan osmolariltas madu yang tinggi menarik cairan yang
Cara menggunakan Madu saat perawatan luka yaitu gunakan jumlah madu
sesuai dengan jumlah cairan atau eksudat yang keluar dari luka, Frekuensi penggantian
balutan tergantung pada cepatnya madu terlarut dengan eksudat luka. Jika tidak ada
cairan luka, balutan dapat di ganti 1 minggu 3 kali supaya komponen antibakteri yang
terkandung di dalam madu dapat terserap ke dalam jaringan luka. Gunakan balutan yang
bersifat “ oklusif “yaitu menutup semua permukaan luka untuk mencegah Madu meleleh
Menurut klasifikasi standar ulkus tekanan I - IV derajat, baik luka kuning merah
maupun hitam dengan aplikasi pemberian madu memiliki waktu yang lebih cepat dalam
penyembuhan luka dengan langkah pertama di gunakan metode pencucian luka kemudian
Debridement, setelah itu kemudian madu di oleskan pada luka setiap perawatan setelah
debridemen kemudian di tutup menggunakan kasa agaar tidak terkontaminasi dan kotor.
Selama 12x pertemuan, 1x minggu 3x perawatan luka kemudian menutupi luka dengan
kasa steril dan pembalut. Kandungan madu sendiri melebabkan daerah luka dan menarik