Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

S DENGAN DIAGNOSA
DIARE DI RUANG ANGGREK RSUD dr.CHASBULLAH
ABDULMADJID KOTA BEKASI
TAHUN 2023

Disusun Oleh :

Lisa Sukma Meidia, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN DIARE PADA ANAK

A. Konsep Dasar Diare


1. Pengertian

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuktinja dengan intensitas
buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kalidalam kurun waktu satu hari (Prawati & Haqi,
2019).

Diare adalah kondisidimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau
cair,bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tigakali atau lebih) dalam
satu hari (Direktorat Jenderal Pengendalian PenyakitDan Penyehatan Lingkungan, 2011).

2. Etiologi

Etiologi pada diare menurut Yuliastati & Arnis (2016) ialah :

a. Infeksi enteral yaitu adanya infeksi yang terjadi di saluran pencernaandimana merupakan
penyebab diare pada anak, kuman meliputi infeksibakteri, virus, parasite, protozoa, serta jamur
dan bakteri
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alatpencernaan seperti pada
otitis media, tonsilitis, bronchopneumonia sertaencephalitis dan biasanya banyak terjadi pada
anak di bawah usia 2 tahun
c. Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadapkarbohidrat seperti
disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),monosakarida intoleransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa), malabsorpsiprotein dan lemak
d. Faktor Risiko
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit DanPenyehatan Lingkungan (2011) faktor
risiko terjadinya diare adalah :
1) Faktor perilaku yang meliputi :
a. Tidak memberikan air susu Ibu (ASI eksklusif), memberikan makanan pendamping/MP,
ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman
b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena
sangat sulit untuk membersihkan botol susu
c. Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum memberi ASI/makan,
setelah buang air besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak
d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis
2) Faktor lingkungan antara lain :
a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan mandi cuci kakus
(MCK)
3. Patofisiologi

Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya diare diantaranya karena faktor infeksi
dimana proses ini diawali dengan masuknya mikroorganisme ke dalam saluran pencernaan
kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan
usus. Berikutnya terjadi perubahan dalam kapasitas usus sehingga menyebabkan gangguan
fungsi usus dalam mengabsorpsi (penyerapan) cairan dan elektrolit. Dengan adanya toksis
bakteri maka akan menyebabkan gangguan sistem transpor aktif dalam usus akibatnya sel
mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit meningkat.

Faktor malaborpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang


mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran cairan dan
elektrolit ke dalam usus yang dapat meningkatkan rongga usus sehingga terjadi diare.
Pada faktor makanan dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak diserap dengan baik sehingga
terjadi peningkatan dan penurunan peristaltic yang mengakibatkan penurunan penyerapan
makanan yang kemudian terjadi diare.
4. Pathway
5. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsih (2013) adalah sebagai berikut :

a. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan
wiata
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat
banyaknya asam laktat
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun
dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan darah menurun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,samnolen,spoor,komatus)
sebagai akibat hipovokanik
g. Diueresis berkurang (oliguria sampai anuria)
h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam

Sedangkan manifestasi klinis menurut Elin (2009) dalam Nuraarif & Kusuma (2015) yaitu

a. Diare Akut
1) Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
2) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas- gas dalamperut, rasa
tidak enak, nyeri perut
3) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
4) Demam
b. Diare Kronik
1) Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
2) Penurunan BB dan nafsu makan
3) Demam indikasi terjadi infeksi
4) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Nuraarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjangpada diagnos medis diare
adalah :

a. Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis,Ph dan kadar


gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur)
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguankeseimbangan asam basa
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na,K,kalsium dan Prosfat

7. Penatalaksanaan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan PenyehatanLingkungan (2011)


program lima langkah tuntaskan diare yaitu :

a. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah.

Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natriumklorida (NaCl), kalium


klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, sertaglukosa anhidrat. Oralit diberikan untuk
mengganti cairan dan elektrolitdalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat
penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih
diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap
dengan baik oleh usus penderita diare.

Aturan pemberian oralit menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi
dapat dibagi berdasarkan :

1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%


Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
2) Dehidrasi ringan bia terjadi penurunan berat badan 2,5%-5%
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kgbb dan selanjutnya
diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi
3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas.
Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan
cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh
dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi
muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya
1 sendok setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai dengan
diare berhenti
b. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar
ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak
dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap
sehat.

Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30 detik.
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan dosis sebagai berikut :

1) Balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10 mg)/ hari


2) Balita umur ≥ 6 bulan: 1 tablet (20 mg)/ hari

c. Pemberian Makan

Memberikan makanan selama diare kepada balita (usia 6 bulan keatas) penderita diare
akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Sering
sekali balita yang terkena diare jika tidak diberikan asupan makanan yang sesuai umur dan
bergiziakan menyebabkan anak kurang gizi. Bila anak kurang gizi akan meningkatkan
risiko anak terkena diare kembali. Oleh karena perlu diperhatikan :

1) Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusuibahkan meningkatkan
pemberian ASI selama diare dan selama masa penyembuhan (bayi 0 – 24 bulan atau lebih)
2) Dukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi berusia 0-6 bulan, jika bayinya
sudah diberikan makanan lain atau susu formula berikan konseling kepada ibu agar
kembali menyusui eksklusif. Dengan menyusu lebih sering maka produksi ASI akan
meningkat dan diberikan kepada bayi untuk mempercepat kesembuhan karena ASI
memiliki antibodi yang penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi
3) Anak berusia 6 bulan ke atas, tingkatkan pemberian makan. Makanan Pendamping ASI
(MP ASI) sesuai umur pada bayi 6 – 24 bulan dan sejak balita berusia 1 tahun sudah
dapat diberikanmakanan keluarga secara bertahap
4) Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama2 minggu untuk membantu
pemulihan berat badan anak
d. Antibiotik Selektif

Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena
kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Efek samping dari penggunaan antibiotik yang
tidak rasional adalah timbulnya gangguan fungsi ginjal, hati dan diare yang disebabkan oleh
antibiotik

e. Nasihat kepada orang tua/pengasuh

Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian Oralit,
Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika
anak

1) Buang air besar cair lebih sering


2) Muntah berulang-ulang
3) Mengalami rasa haus yang nyata
4) Makan atau minum sedikit
5) Demam
6) Tinjanya berdarah
7) Tidak membaik dalam 3 hari
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Aniq Noor Mutsaqof, Wiharto S.T M.Kom, Esti Suryani S.Si M.Kom

(2016). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Infeksi Menggunakan

Forward Chaining.

Amih Huda Nuraarif, S.Kep., Ns & Hardhi Kusuma, S.Kep., Ns. (2015). Aplikasi

Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.

Yogyakarta.

Kartika Sari Wijayaningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta.

M. Fadila Arie Novard, Netti Suharti, Roslaili Rasyid. (2019). Gambaran Bakteri

Penyebab Infeksi Pada Anak Berdasarkan Jenis Spesimen dan Pola

Resistensinya di Laboratorium RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-

2016.

Ns. Yuliastati,S.Kep, M.Kep, Amelia Arnis. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta Selatan.

Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Infodatin).

(2014). Kondisi pencapaian program kesehatan anak Indonesia. Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018).

Rospita, Teuku Tahlil, Mulyadi. (2017). Upaya Pencegahan Diare Pada Keluarga

Dengan Balita Berdasarkan Pendekatan Planned Behavior Theory.

Tim Pokja Siki PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta

Selatan.

Tim Pokja Slki PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta

Selatan
FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : Lisa Sukma Meidia


Tempat praktek : Ruang Anggrek RSUD CAM Kota Bekasi
Tanggal praktek : 9-14 Oktober 2023

I. Identitas data
Nama pasien : An. S
Tempat/tgl.lahir : Bekasi,
Usia : 14 bulan
Nama Ayah : Wargono
Pekerjaan Ayah : Buruh
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp. Penggilingan, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara
Agama : Islam
Suku bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA Sederajat
Pendidikan ibu : SMA Sederajat

II. Riwayat masa lampau


1. Penyakit waktu kecil : Batuk dan pilek
2. Pernah dirawat di RS : Tidak ada
3. Obat-obatan yang digunakan : Hufagrip
4. Tindakan : Tidak ada
5. Alergi : Alergi susu sapi (laktosa)
6. Kecelakaan : Tidak ada
7. Imunisasi : Pasien mengatakan anaknya sudah imuniasi lengkap,
namun tidak ingat jenis imunisasi yang telah diberikan
Jenis Keterangan
Hepatitis B Dosis pertama dapat diberikan 24 jam setelah
Tahap 1 kelahiran bayi. Terdiri dari 4 dosis, setelah dosis
(0-6 bulan) pertama diberikan maka akan diberi jeda sebulan
untuk berikutnya diberikan pada usia bulan ke-2, ke-
4, dan ke-6. Kegunaan imunisasi ini untuk
melindungi fungsi hati
Polio Diberikan pada saat usia satu bulan, dapat diberikan
dengan rute melalui mulut (OPV) atau suntikan
(IPV). Imunisasi jenis ini berguna untuk melindungi
tubuh dari potensi penyakit yang menimbulkan
kelumpuhan
BCG Diberikan pada saat usia 2-3 bulan. Imunisasi jenis
ini berguna untuk mencegah penyakit TBC
DPT Merupakan akronim dari Difteri, Pertusis, dan
Tetanus. Dapat diberikan pada saat usia 2-4 bulan
dengan jeda pemberian satu bulan
PCV Vaksin yang sangat direkomendasikan oleh para ahli
Tahap 2 medis untuk mencegah gangguan paru-paru taraf
(6-12 bulan) sedang-berat yang sulit ditanggulangi
Rotavirus Diberikan pada saat usia anak 6 atau 8 bulan, dengan
pemberian dosis sebanyak 2 kali. Vaksin ini
diberikan untuk melindungi pencernaan
Campak Diberikan pada saat anak berusia 9 bulan dengan
dosis tambahan yang akan diberikan pada saat anak
sudah berusia 18 bulan
Sumber : Kemenkes RI 2022
III. Riwayat keluarga (disertai genogram)

Keterangan :

: Pria

: Wanita

: Pasien

: Garis Keturunan

Pasien merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Diantara orang tua dan saudara kandung
pasien yang tinggal dalam satu rumah, hanya pasien saja yang mengalami diare dan demam

Riwayat Sosial

1. Yang mengasuh
Ayah dan Ibu kandung
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya memiliki kepribadian yang baik dan sayang
kepada anggota keluarganya
3. Hubungan dengan teman sebaya
Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya memiliki ketertarikan bergaul atau bermain
dengan teman sebayanya dengan baik sesuai pertumbuhan, pasien juga mudah untuk
berkenalan dengan teman baru
4. Pembawaan secara umum
Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya memiliki emosi yang cukup stabil, namun
memiliki sikap yang kurang mandiri dan mudah bergantung pada Kakak dan orang tua di
sekitarnya karena pasien merupakan anak bungsu
5. Lingkungan rumah
Orang tua pasien mengatakan bahwa mereka sering mengajak anaknya untuk
bersosialisasi dan mengenal lingkungan tempat tinggalnya, sehingga anaknya mudah
beradaptasi dan juga memiliki sifat yang cenderung tidak pemalu

IV. Kebutuhan Dasar


1. Makanan yang disukai/tidak disukai
Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya kurang menyukai sayur-mayur
Selera :
Orang tua pasien mengatakan anaknya cenderung menyukai makanan manis dan juga
camilan ringan
Alat makan yang dipakai :
Sendok
Pola makan/jam
Sesuai jam makan yang ditentukan oleh ahli gizi di RSUD CAM Kota Bekasi
2. Pola tidur
Tidur malam : 7-8 jam/hari
Tidur siang : 1-2 jam/hari
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa saat tidur,
dll) :
Kebiasaan sebelum tidur menonton Youtube Tayo
3. Mandi
Orang tua pasien mengatakan bahwa selama di Rs, anaknya tidak mandi, hanya mengganti
pakaian saja
4. Aktifitas bermain
Pasien cenderung terlihat tidak berdaya dan juga tidak memiliki minat untuk aktifitas
bermain
5. Eliminasi
BAB : 4-5 kali/hari, konsistensi cair, berwarna hitam
BAK : 4-6 kali/hari, tidak ada keluhan nyeri berkemih, berwarna kuning

V. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa Medis :
Diare
2. Tindakan Operasi :
Tidak ada
3. Status Nutrisi :
Makan 3 kali/hari
Porsi makan habis ½ dari porsi yang telah ditentukan
Tidak ada penggunaan alat bantu
4. Status Cairan :
Orang tua pasien mengatakan anaknya mau minum air putih
Terpasang RL 500 ml/18 jam
5. Obat – obatan
Liprolac
Zinc tablet
PCT Drip 15 ml
Inj. Ceftriaxone
Ondansetrone
RL 500 ml/18 jam
6. Aktifitas
Pasien hanya terbaring di bed perawatan ditemani oleh orang tuanya
7. Tindakan Keperawatan
Manajemen Diare
VI. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : sedang
TB/BB (persentile) : 76 cm / 12 kg
Lingkar kepala : 44,5 cm
Mata : Mata cekung, simetris kanan dan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis
Hidung : Hidung bersih, simetris, tidak ada polip
Mulut : Mulut bersih, tidak sariawan
Telinga : Telinga simetris kiri kanan, bersih
Tengkuk : Tidak ada pembengkakan
Dada : Dada simetris kiri dan kanan
Jantung : Suara jantung normal, terdengar lub-dup
Paru-paru : Suara napas vesikuler
Perut : Bising usus 18 kali/menit
Punggung : Punggung bersih, tidak ada lesi
Genitalia : Bersih dan normal
Ekstremitas : Ekstremitas lengkap, tidak ada edema
Kulit : Turgor kulit tidak elastis
Tanda vital : Nadi 81 kali/mnt, pernapasan 28 kali/mnt, suhu 36,8 c

VII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


1. Kemandirian dan bergaul
Anak dapat membuka pakaian sendiri
Anak dapat menggunakan sendok/garpu
Anak dapat minum dengan cangkir
2. Motorik halus
Anak dapat menyusun 2 kubus
Anak dapat mengambil barang yang ditunjukkan
Anak dapat mencorat-coret
Anak dapat menaruh kubus di cangkir
3. Kognitif dan bahasa
Anak dapat menyebutkan 6 kata benda
4. Motorik kasar
Anak dapat berlari
Anak dapat berjalan mundur
Anak dapat berjalan dengan baik
Anak dapat membungkuk lalu berdiri

VIII. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN (USIA 0 - 6 TAHUN)


Perkembangan Fisik
 Duduk tanpa dipegangi
 Menjulurkan lengan dan kaki untuk membantu saat pakaiannya dikenakan dan
dilepaskan
 Berjalan tanpa bantuan
 Mulai belajar menaiki tangga
Perkembangan Kognitif dan Bahasa
 Belajar untuk menggunakan sendok sendiri
 Mengambil benda dengan Ibu jari dan telunjuk
 Memasukkan barang ke suatu wadah, lalu dikeluarkan lagi
 Mencorat-coret dengan krayon
 Mengenali nama anggota keluarga
 Paham nama benda di sekelilingnya
 Mengangkat tangan saat ingin digendong
 Memahami perintah dasar
Perkembangan Sosial dan Emosional
 Tersenyum dan tertawa sebagai reaksi terhadap orang lain atau saat bermain
 Menangis saat sedang kesal
 Merasa nyaman bermain dan mengeksplorasi sesuatu ketika berada di dekat orang
yang mengasuhnya
 Gugup ketika berada di dekat orang baru
IX. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
An. S datang bersama orang tuanya ke IGD RSUD CAM Kota Bekasi pada tanggal 9
Oktober 2023 sore hari. Lalu, pada hari Selasa 10 Oktober 2023 jam 20.00 WIB, pasien ditransfer
ke Ruang Anggrek dan telah terpasang infus RL 500 ml/18 jam. Dilakukanlah pengkajian dan
didapatkan data, Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya diare sudah 3 hari disertai dengan demam
dan tidak nafsu makan, mual dan muntah, diare pada hari ke 3 sudah 5 kali dengan konsistensi cair
dan berwarna hitam. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil N : 81
x/mnt, pernapasan 28 x/mnt, S : 36,8 c, SpO2 98%, BB : 12 kg, TB : 76 cm, LK : 44,5,
composmentis, KU sedang, akral teraraba hangat, turgor kulit lambat, CRT > 3 dtk, mata cekung,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mukosa bibir kering, kulit kuning langsat

X. ANALISA DATA

No. DATA KLIEN MASALAH KEPERAWATAN

Diare
1. DS :

 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya diare


sudah 3 hari disertai dengan demam
 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya diare
pada hari ke 3 sudah 5 kali dengan
konsistensi cair dan berwarna hitam

DO :

 N : 81 x/mnt
 Pernapasan 28 x/mnt
 S : 36,8 c
 SpO2 98%
 BB : 12 kg
 TB : 76 cm
 LK : 44,5
 Composmentis
 KU sedang
 Akral teraraba hangat
 Turgor kulit lambat
 CRT > 3 dtk
 Mata cekung
 Konjungtiva tidak anemis
 Sklera tidak ikterik
 Mukosa bibir kering
 Kulit kuning langsat
Hipovolemia
2. DS :

 Ibu pasien mengatakan anaknya mual dan


mutah

DO :

 N : 81 x/mnt
 Pernapasan 28 x/mnt
 S : 36,8 c
 SpO2 98%
 BB : 12 kg
 TB : 76 cm
 LK : 44,5
 Composmentis
 KU sedang
 Akral teraraba hangat
 Turgor kulit lambat
 CRT > 3 dtk
 Mata cekung
 Konjungtiva tidak anemis
 Sklera tidak ikterik
 Mukosa bibir kering
 Kulit kuning langsat
Defisit Nutrisi
3. DS :

 Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu


makan
 Ibu pasien mengatakan anaknya mual dan
mutah

DO :

 N : 81 x/mnt
 Pernapasan 28 x/mnt
 S : 36,8 c
 SpO2 98%
 BB : 12 kg
 TB : 76 cm
 LK : 44,5
 Composmentis
 KU sedang
 Akral teraraba hangat
 Turgor kulit lambat
 CRT > 3 dtk
 Mata cekung
 Konjungtiva tidak anemis
 Sklera tidak ikterik
 Mukosa bibir kering
 Kulit kuning langsat
XI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Tgl Pengkajian : 10-10-23 Nama pasien : An. S
Nama Mhs : Lisa Sukma Meidia Umur : 14 bulan
Ruang praktek : Anggrek Jenis kelamin : Perempuan
Nama Dokter : Dr. Dina No. Rekam medis : 18215074

TGL / JAM DIAGNOSIS INTERVENSI

10-10-2023 Diare b.d inflamasi Intervensi Utama : Manajemen Diare


gastrointestinal d.d pasien Observasi
mengalami diare  Identifikasi penyebab diare (mis.
inflamasi gastrointestinal, iritasi
gastroitenstinal, proses infeksi,
malabsorpsi, ansietas, stres, efek obat-
obatan, pemberian botol susu)
 Identifikasi riwayat pemberian makanan
 Identifikasi gejala infaginasi (mis.
tangisan keras, kepucatan pada bayi)
 Monitor warna, volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja
 Monitor tanda dan gejala hipovolemia
(mis. takikardia, nadi teraba lemah,
tekanan darah turun, turgor kulit
menurun, mukosa bibir kering, CRT
melambat, BB menurun)
 Monitor iritasi dan ulserasi kulit di
daerah perianal
 Monitor jumlah pengeluaran diare
 Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
 Berikan asupan cairan oral (mis. larutan
garam gula, oralit, pedialyte, renalyte)
 Pasang jalur intravena
 Berikan cairan intravena (mis. Ringer
Laktat/asetat), jika perlu
 Ambil sample darah untuk pemeriksaan
darah lengkap dan eletrolit
 Ambil sample feses untuk kultur, jika
perlu
Edukasi
 Anjurkan makan porsi kecil dan sering
secara bertahap
 Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas, dan mengandung
laktosa
 Anjurkan melanjutkan pemberian asi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
(mis. loperamid, difenoksilat)
10-10-2023 Hipovolemia b.d kekurangan Intervensi Utama : Manajemen
intake cairan d.d pasien Hipovolemia
mengalami diare, turgor kulit Observasi
tidak elastis, mukosa bibir
 Periksa tanda dan gejala hipovolemia
kering, mata cekung, CRT > 3
(mis. frek nadi meningkat, nadi teraba
dtk
lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, vol urine
menurun, hematokrit meningkat, haus,
lemah)
 Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
 Hitung kebutuhan cairan
 Berikan posisi modified trendelenburg
 Berikan asupan cairan oral
Edukasi
 Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
 Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL)
 Kolaborasi pemberian cairan hipotonis
(mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
 Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
albumin, plasmanate)
 Kolaborasi pemberian produk darah
10-10-2023 Defisit Nutrisi b.d Intervensi Utama : Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan mencerna Observasi
makanan d.d pasien mengalami  Identifikasi status nutrisi
diare, tidak nafsu makan
 Identifikasi alergi dan intoleransi
disertai mual dan muntah
makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
 Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor BB
 Monitor hasil pemeriksaan lab
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makanan melalui
selang nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jenis nutrien dan jumlah
kalori yang dibutuhkan, jika perlu
XVII. IMPLEMENTASI

NAMA PASIEN : An.S


NO.REKAM MEDIK : 18215074
RUANG RAWAT : Anggrek A9/2
NO. Paraf dan
TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL
DX nama jelas
10-10- 1 15.10  Mengidentifikasi penyebab diare (inflamasi
2023 WIB gastrointestinal)
 Mengidentifikasi riwayat pemberian makanan
 Mengidentifikasi gejala infaginasi (kepucatan pada
anak)
 Memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi
tinja
 Memonitor tanda dan gejala hipovolemia (takikardia,
nadi teraba lemah, tekanan darah turun, turgor kulit
menurun, mukosa bibir kering, CRT melambat, BB
menurun)
 Memonitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal
 Memonitor jumlah pengeluaran diare
 Memonitor keamanan penyiapan makanan
 Memberikan asupan cairan oral
 Memberikan cairan intravena (Ringer Laktat)
 Mengambil sample darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan eletrolit
 Menganjurkan makan porsi kecil dan sering secara
bertahap
 Menganjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung laktosa
 Menganjurkan melanjutkan pemberian asi
 Memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi
11-10- 1 21.40
tinja
2023 WIB
 Memonitor jumlah pengeluaran diare
 Memonitor keamanan penyiapan makanan
 Memberikan asupan cairan oral
 Memberikan cairan intravena (Ringer Laktat)
 Menganjurkan makan porsi kecil dan sering secara
bertahap
 Menganjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung laktosa
 Menganjurkan melanjutkan pemberian asi

1 08.04  Memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi


13-10-
WIB tinja
2023
 Memonitor jumlah pengeluaran diare
 Memonitor keamanan penyiapan makanan
 Memberikan asupan cairan oral
 Memberikan cairan intravena (Ringer Laktat)
 Menganjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung laktosa
 Menganjurkan melanjutkan pemberian asi

NAMA PASIEN : An.S


NO.REKAM MEDIK : 18215074
RUANG RAWAT : Anggrek A9/2
NO. Paraf dan
TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL
DX nama jelas
10-10- 2 15.30  Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia (frek nadi
2023 WIB meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran
mukosa kering, vol urine menurun, haus, lemah)
 Memonitor intake dan output cairan
 Menghitung kebutuhan cairan
 Memberikan asupan cairan oral
 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Menganjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
 Melakukan tindakkan kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (RL)

11-10-
2 22.03
2023  Memonitor intake dan output cairan
WIB
 Menghitung kebutuhan cairan
 Memberikan asupan cairan oral
 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Melakukan tindakkan kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (RL)

13-10-  Memonitor intake dan output cairan


2 08.20
2023  Menghitung kebutuhan cairan
WIB
 Memberikan asupan cairan oral
 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Melakukan tindakkan kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (RL)
NAMA PASIEN : An.S
NO.REKAM MEDIK : 18215074
RUANG RAWAT : Anggrek A9/2
NO. Paraf dan
TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL
DX nama jelas
10-10- 3 16.00  Mengidentifikasi status nutrisi
2023 WIB  Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Mengidentifikasi makanan yang disukai
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
 Memonitor asupan makanan
 Memonitor BB
 Memonitor hasil pemeriksaan lab
 Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
 Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Memberikan suplemen makanan
 Melakukan tindakkan kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jenis nutrien dan jumlah kalori yang
dibutuhkan

11-10-  Mengidentifikasi status nutrisi


3 22.09
2023  Memonitor asupan makanan
WIB
 Memonitor BB
 Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
 Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Memberikan suplemen makanan
 Melakukan tindakkan kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jenis nutrien dan jumlah kalori yang
dibutuhkan
13-10- 3 09.01  Mengidentifikasi status nutrisi
2023 WIB  Memonitor asupan makanan
 Memonitor BB
 Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
 Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Memberikan suplemen makanan
Melakukan tindakkan kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jenis nutrien dan jumlah kalori yang dibutuhkan

XVIII. EVALUASI (S O A P)

NAMA PASIEN : An.S


NO.REKAM MEDIK : 18215074
RUANG RAWAT : Anggrek A9/2

No. Hari / Tanggal Evaluasi Hasil Paraf dan


Diagnosa Jam (SOAP) Nama Jelas

S:
13-10-2023
 Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak diare
 Ibu pasien mengatakan BAB anaknya sudah tidak
cair dan tidak berwarna hitam
1
O:

 N : 96 x/mnt
 Pernapasan 28 x/mnt
 S : 36,4 c
 SpO2 98%
 BB : 12 kg
 TB : 76 cm
 LK : 44,5
 Composmentis
 KU sedang
 Akral teraraba hangat
 Turgor kulit membaik
 CRT < 2 dtk
 Konjungtiva tidak anemis
 Sklera tidak ikterik
 Mukosa bibir lembab
 Kulit kuning langsat

A:

 Masalah diare teratasi, pasien pulang

P:

 Intervensi manajemen diare dihentikan, pasien


pulang

13-10-2023 S:

 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah


tidak mual dan muntah
 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya telah
2 diberikan asupan cairan oral sesuai dengan
kebutuhan tubuh

O:

 N : 96 x/mnt
 Pernapasan 28 x/mnt
 S : 36,4 c
 SpO2 98%
 BB : 12 kg
 TB : 76 cm
 LK : 44,5
 Composmentis
 KU sedang
 Akral teraraba hangat
 Turgor kulit membaik
 CRT < 2 dtk
 Konjungtiva tidak anemis
 Sklera tidak ikterik
 Mukosa bibir lembab
 Kulit kuning langsat

A:

 Masalah hipovolemia teratasi, pasien pulang

P:

 Intervensi manajemen hipovolemia dihentikan,


pasien pulang

S:

 Ibu pasien mengatakan bahwa nafsu makan

13-10-2023 anaknya mulai meningkat


3  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
tidak mual dan muntah jika makan

O:

 N : 96 x/mnt
 Pernapasan 28 x/mnt
 S : 36,4 c
 SpO2 98%
 BB : 12 kg
 TB : 76 cm
 LK : 44,5
 Composmentis
 KU sedang
 Akral teraraba hangat
 Turgor kulit membaik
 CRT < 2 dtk
 Konjungtiva tidak anemis
 Sklera tidak ikterik
 Mukosa bibir lembab
 Kulit kuning langsat

A:

 Masalah defisit nutrisi teratasi, pasien pulang

P:

 Intervensi manajemen nutrisi teratasi, pasien


pulang
RESUME KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama Klien : An. Athaariz Tanggal Masuk : 07-10-23

Usia : 11 bulan No. Register : 18368809

Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosa Medik : Febris

2. Alasan Masuk Dirawat : Demam disertasi batuk dan pilek


3. Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami demam yang
tidak kunjung turun, disertai batuk berdahak, sesak pada pernapasan, dan pilek
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : sedang
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : - Pernafasan : 26 x/menit

Nadi : 84 x/menit Suhu Tubuh : 37,9 C

d. Tinggi Dan Berat Badan


Berat Badan Dirumah : Ibu pasien mengatakan tidak tahu
Berat Badan Dirumah Sakit : Tidak dilakukan penimbangan berat badan
Berat Ideal : 7,6 – 11,7 kg
Tinggi Badan : 72 cm
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d proses penyakit d.d peningkatan suhu tubuh (37,9C)
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk berdahak
dan pilek
C. INTERVENSI
Intervensi Utama : Manajemen Hipertermia
Observasi
 Identifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
 Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik

 Sediakan lingkungan yang dingin


 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (kompres dingin)
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi

 Anjurkan tirah baring


Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu


D. IMPLEMENTASI
 Mengidentifikasi penyebab hipertermia
 Memonitor suhu tubuh
 Memonitor kadar elektrolit
 Memonitor haluaran urine
 Memonitor komplikasi akibat hipertermia
 Menyediakan lingkungan yang dingin
 Melonggarkan atau melepaskan pakaian
 Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
 Memberikan cairan oral
 Melakukan pendinginan eksternal (kompres dingin)
 Menghindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Menganjurkan tirah baring
 Melakukan tindakan kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
E. EVALUASI (SOAP)
S:
 Ibu pasien mengatakan demam pada anaknya sudah mulai turun
O:
 N : 86 x/mnt
 RR : 25 x/mnt
 S : 36, 9 C
 SpO2 98%
 KU sedang
 Akral teraba hangat
 Composmentis
 Konjungtiva tidak anemis
 Sklera tidak ikterik
 CRT < 2 dtk
 Turgor kulit elastis
A:
 Masalah hipertermia teratasi sebagian; suhu tubuh 36,9 C
P:
 Intervensi dilanjutkan, lakukan manajemen hipertermia

Anda mungkin juga menyukai