Anda di halaman 1dari 6

Laporan Keberlanjutan PT Pertamina Geothermal Energy 2018

Bagian Tata Kelola Keberlanjutan

Tata Kelola Keberlanjutan


“Perusahaan meyakini bahwa komitmen yang jelas terhadap prinsip
tata kelola yang baik dan beretika akan mendorong peningkatan
kinerja dan memberikan nilai tambah bagi para pemangku
kepentingan.”

Struktur Tata Kelola Perusahaan[GRI 102-18]


Struktur tata kelola Perusahaan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu terdiri dari:
 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ yang
mempengaruhi dan mengarahkan jalannya Perusahaan;
 Dewan Komisaris yaitu organ yang bertanggung jawab melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat secara kolektif kepada Direksi dan
memastikan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik;
 Direksi merupakan organ yang memiliki tugas dan tanggung jawab
mengelola Perusahaan.

Direktur utama merupakan pengambil keputusan tertinggi yang bertanggung


jawab terhadap isu keberlanjutan. Dalam praktiknya, Direktur Utama dapat
mendelegasikan kepada Direktur lain berdasarkan aspek keberlanjutan yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan yang terkait. [GRI 102-18]

Penjelasan lebih lengkap terkait struktur tata kelola Perusahaan; kebijakan


pendukung, pedoman dan mekanisme penerapan tata kelola Perusahaan; serta
Laporan Keberlanjutan PT Pertamina Geothermal Energy 2018
Bagian Tata Kelola Keberlanjutan

uraian tugas dan pengembangan kompetensi Direksi, Dewan Komisaris dan Unit
Kerja dapat dilihat dalam Laporan Tahunan 2018 PT Pertamina Geothermal
Energy.

Standar Etika dan Integritas [GRI 102-16]

Standar etika mengatur tentang aktivitas bisnis Perusahaan secara etis dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan tanpa melanggar peraturan perundang-
undangan maupun kepentingan stakeholders sebagai penjabaran prinsip-prinsip
GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness.

Budaya Antikorupsi “PGE Bersih”

Perusahaan secara tegas berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang bersih,


bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme sekaligus menjadikan
Perusahaan sebagai perusahaan yang bercermin good corporate governance.
Budaya antikorupsi ini tertuang dalam program PGE Bersih. Melalui program PGE
Bersih, Perusahaan bertekad membangun sistem yang lebih baik untuk
mencegah dan menangkal praktik korupsi dalam bentuk apapun. Komitmen kuat
ini tentunya melibatkan pihak manajemen, pekerja dan mitra kerja Perusahaan.

Tata Nilai
Luhur dan
Integritas
Sistem Tata Pemantauan
Kerja yang dan
Baik Penegakan

PGE
Bersih

Sebagai upaya untuk mengantisipasi praktik korupsi, Perusahaan melakukan


identifikasi terhadap seluruh kegiatan operasi yang dinilai berpotensi terkait
tindakan korupsi. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh pihak Satuan
Pengawas Internal, tidak ada indikasi operasi yang berpotensi terhadap tindakan
korupsi di lingkungan Perusahaan.

Pada tahun 2018, Perusahaan tidak menerima pengaduan terkait tindakan


korupsi atau pelanggaran yang bersifat fraud yang dilakukan insan Perusahaan.
Perusahaan juga tidak menerima pengaduan tentang korupsi yang masuk
melalui whistle blowing system, yang juga diindikasikan dengan tidak ada
pemutusan hubungan kerja atau sanksi disiplin karena korupsi, pemutusan
kontrak atau tidak diperpanjang dengan mitra bisnis diakhiri karena pelanggaran
terkait korupsi maupun pengaduan terkait kasus hukum publik.
Laporan Keberlanjutan PT Pertamina Geothermal Energy 2018
Bagian Tata Kelola Keberlanjutan

Komunikasi terkait Anti-Korupsi


Sebagai bentuk komitmen terhadap pelaksanaan anti-korupsi, Perusahaan telah
memberikan sosialisasi secara menyeluruh kepada seluruh pekerja di semua
level jabatan pada seluruh wilayah kerja Perusahaan melalui ....... (sebutkan
cara komunikasi anti-korupsi kepada pekerja).

Selain melakukan sosialisasi anti-korupsi kepada pekerja, Perusahan juga telah


melakukan komunikasi kepada mitra bisnis dan pemasok mengenai kebijakan
dan prosedur anti-korupsi, sehingga kegiatan bisnis yang dilakukan dapat sesuai
dengan standar-standar tinggi dan prinsip yang berlaku dalam Perusahaan.

Whistle Blowing System [GRI 103-3]

Whistle blowing system (WBS) adalah sistem yang mengelola pengaduan


mengenai perilaku melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak semestinya
secara rahasia, anonim dan mandiri (independen) yang digunakan untuk
mengoptimalkan peran serta Insan PGE dan mitra kerja dalam mengungkap
pelanggaran yang terjadi di lingkungan Perusahaan.

Pengelolaan WBS Perusahaan diatur dalam TKO No. B-001/PGE500/2016-S0


yang telah disahkan pada bulan Juli 2016.

Whistle Blowing Laporkan pelanggaran disiplin Perusahaan


melalui:
System
Email
Pge_wbs@pertamina.com

Website
http://pge.pertamina.com/wbs

Kotak Surat:
PGE.WBS, PO BOX 2920 JKP Jakarta 10029

Manajemen Risiko Keberlanjutan


Perusahaan senantiasa melaksanakan kegiatan operasional dengan
mengedepankan upaya pencegahan dan penerapan prinsip kehati-hatian melalui
kebijakan manajemen risiko Perusahaan yang dituangkan dalam Pedoman
Manajemen Risiko Perusahaan Nomor A-001/PGE110/2016-S0 dan Pedoman
Manajemen Risiko Proyek Perusahaan Nomor A-002/PGE110/2016-S0. Selain
melakukan identifikasi risiko-risiko strategis, Perusahaan juga telah
mengidentifikasi risiko terkait aspek lingkungan dan sosial yang timbul akibat
kegiatan operasional Perusahaan. P-engelolaan risiko terkait aspek tersebut
tertuang dalam rencana respon upaya mitigasi dan pencegahan untuk
Laporan Keberlanjutan PT Pertamina Geothermal Energy 2018
Bagian Tata Kelola Keberlanjutan

mengantisipasi risiko lingkungan dan sosial. Berikut jenis risiko beserta rencana
mitigasi risiko tahun 2018:

Upaya Mitigasi terhadap Risiko Lingkungan dan Sosial [GRI 102-11]


Mitigasi Risiko tahun 2018
No Risiko Rencana Mitigasi
1. Keselamatan dan  Review kebijakan perusahaan terkait K3;
kesehatan kerja  Sosialisasi dan pelaksanaan pelatihan terkait penerapan K3 secara berkala
(K3) baik kepada pekerja maupun kontraktor;
 Inspeksi dan perawatan rutin terhadap sarana dan fasilitas kerja;
 Pemasangan rambu, stiker dan peringatan terkait keselamatan kerja;
 Pelaksanaan safety meeting dan audit (Monthly Meeting HSSE, Safety
Patrol, MWT) lengkap beserta pemantauan tindak lanjut temuan;
 Memberikan rekomendasi perbaikan untuk menciptakan lingkungan kerja
yang sehat dengan berkoordinasi dengan fungsi lain;
 Pemeriksaan kesehatan untuk pekerja dan pekarya.
2. Potensi terjadinya  Melakukan pemantauan terhadap weather station dan kondisi jalan dan
bencana alam saluran air secara berkala;
 Monitoring data pembacaan sensor EWS dan melakukan perawatan secara
optimal agar status pembacaan sensor selalu akurat;
 Memastikan kondisi sarana dan prasarana alat keselamatan dalam kondisi
baik dan siap bekerja;
 Monitoring pelaksanaan RKL-RPL;
 Melakukan simulasi keadaan darurat yang berhubungan dengan bencana
alam;
 Mitigasi longsor pasca beroperasinya PLTP oleh Tim Ahli;
 Safety Talk terkait mitigasi tindakan akibat bencana alam.
3. Pencemaran  Review berkala terhadap kebijakan Perusahaan terkait pengelolaan
lingkungan: lingkungan;
Pencemaran air  Sosialisasi penanganan dan pengelolaan lingkungan oleh fungsi HSSE
tanah dan air kepada pekerja, kontraktor maupun kepada masyarakat;
permukaan,  Monitoring terhadap kualitas air, udara dan tanah secara berkala melalui
pencemaran pelaporan RKL/RPL secara berkala;
limbah B3 padat  Inspeksi, pengelolaan dan pemantauan terhadap kondisi IPAL (pH dan
dan cair, debit), sumur pantau dan kondensat PLTP;
pencemaran  Pembuatan instalasi pengolahan air limbah sederhana;
udara, dan  Melakukan pemilahan dan pengelolaan limbah bekerjasama dengan pihak
pencemaran ketiga yang memiliki izin dari instansi terkait;
tanah  Melakukan koordinasi dan pelaporan secara berkala kepada Kementerian
Lingkungan Hidup.
4. Potensi gangguan  Melakukan sosialisasi yang sudah direncanakan dengan baik terkait
sosial dengan kegiatan operasi serta dampaknya ke masyarakat sekitar;
 Pelaksanaan kegiatan CSR secara tepat guna dan tepat sasaran;
 Melakukan kegiatan sosial dan keagamaan yang melibatkan masyarakat;
 Melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat sekitar;
 Meningkatkan koordinasi dengan musyarawah pimpinan kecamatan
(muspika) dan aparat setempat;
 Dilakukan koordinasi pengamanan dengan TNI, POLRI dan Kontraktor
untuk mengevaluasi & mengawasi sistem pengamanan terpadu serta
update informasi keamanan.
Laporan Keberlanjutan PT Pertamina Geothermal Energy 2018
Bagian Tata Kelola Keberlanjutan

Pendekatan terhadap Keterlibatan


Pemangku Kepentingan
Perusahaan telah mengidentifikasi Pemangku kepentingan Perusahaan yang
terdiri dari pemegang saham, pekerja, pelanggan, pemerintah, masyarakat
lokal, mitra usaha dan pemasok melalui metode stakeholder mapping.
Keterlibatan pemangku kepentingan tidak terbatas pada keterlibatan yang untuk
penyusunan laporan, namun pemangku kepentingan juga turut dilibatkan dalam
pengambilan keputusan strategis terutama yang berkaitan dengan isu
keberlanjutan. [GRI 102-42]

Identifikasi dan Pendekatan Keterlibatan Pemangku Kepentingan


Perusahaan [GRI 102-40, 102-43, 102-44]
Pemangku Frekuensi Topik
Metode Keterlibatan
Kepentingan Keterlibatan Utama
[GRI 102-43]
[GRI 102-40] [GRI 102-43] [GRI 102-44]
Pihak Internal
Pemegang Saham - RUPS Tahunan - Sekali setahun - Pencapaian target
- RUPS Luar Biasa - Berkala Perusahaan
- Pelaporan kegiatan - Setiap saat apabila - Perolehan dividen
operasional Perusahaan diperlukan
Pekerja - Serikat pekerja - Dilakukan secara - Peningkatan
berkala kesejahteraan
- Forum komunikasi - Dilakukan secara - Peningkatan kompetensi
manajemen dan pekerja berkala - Jenjang karir
- Badan Pembina - Dilakukan secara
Olahraga dan Seni berkala
(BAPOR), Badan
Dakwah Islamiyah
(BDI), Badan Koordinasi
Umat Kristen (BAKOR
UMKRIS)
Anak Perusahaan/ - Pertemuan regular - Apabila diperlukan - Sinergi antar Anak
Afiliasi Pertamina - Kerjasama bisnis - Apabila diperlukan Perusahaan/ Afiliasi
Group Pertamina Group
Pihak Eksternal
Pelanggan - Rapat koordinasi - Setiap saat apabila - Perjanjian Jual Beli Uap
diperlukan (PJBU)/ Perjanjian Jual
- Korespondensi surat - Setiap saat apabila Beli Listrik (PJBL)
baik cetak dan diperlukan - Implementasi proyek
elektronik - Teknis operasional
- Manajemen penanganan - Setiap saat apabila - Konsistensi kualitas
keluhan pelanggan diperlukan produk
- Gathering - Setiap saat apabila
diperlukan
Pemerintah - Pelaporan kegiatan - Setiap saat apabila - Pemenuhan pajak
operasional Perusahaan diperlukan - Ketaatan terhadap
- Kunjungan pengawasan - Berkala Peraturan Perundang-
ke lokasi Undangan dan Program
Laporan Keberlanjutan PT Pertamina Geothermal Energy 2018
Bagian Tata Kelola Keberlanjutan

Pemangku Frekuensi Topik


Metode Keterlibatan
Kepentingan Keterlibatan Utama
[GRI 102-43]
[GRI 102-40] [GRI 102-43] [GRI 102-44]
- Pelaporan kegiatan TJSL - Setiap saat apabila Pemerintah
diperlukan
Masyarakat Lokal - Focus Group Discussion - Setiap saat apabila - Pelaksanaan program
(FGD) untuk diperlukan TJSL sesuai dengan
menentukan program rekomendasi social
TJSL mapping
- Kegiatan Filantropi - Sekali setahun
- Program Pemberdayaan - Berkala apabila
Masyarakat diperlukan
- Survei Indeks Kepuasan - Sesuai Rencana
Masyarakat Strategis dan
Rencana Kerja setiap
tahun
Mitra Usaha - Pertemuan regular - Minimal setahun - Bantuan dalam proses
sekali perijinan
- Sosialisasi kebijakan - Minimal setahun - Approval WP&B
Perusahaan sekali
Pemasok - Pertemuan regular - Minimal setahun - Kelancaran dan ketepatan
pemasok sekali waktu pembayaran
- Sosialiasi kebijakan - Minimal setahun - Kesinambungan
Perusahaan sekali usaha/bisnis
Asosiasi - Pertemuan regular - Setiap saat apabila - Menjalin hubungan
diperlukan dengan pengusaha panas
bumi lainnya

Anda mungkin juga menyukai