Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK LAPANG MATA KULIAH PENGANTAR

LINGKUNGAN LAHAN BASAH

PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA PANTAI HAMBAWANG RT 04


KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA

Oleh:

Ira zahra 2310911220062


Muhammad Irfan Hanif 2310911210018
Sania 2310911220026
Denissa Zafira Naura Haliza 2310911310044
M. Zaini Hulmi Prasetyo 2310911110014
Khaidir Yazid Ghozali 2310911310027
Shalsa Mutia 2310911320022
Arvita Kholestyana 2310911320020
Daffa Abdurrahman 2310911110029

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
APRIL 2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
BAB III METODE KEGIATAN .................................................................. 5
BAB IV HASIL .............................................................................................. 8
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 15
BAB VI KESIMPULAN ................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17
LAMPIRAN ..................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahan basah merupakan wilayah lahan tergenang oleh air dengan kadar air
yang tinggi (Tiner, 2017). Tergolong lahan basah adalah lahan tergenang berupa
gambut, rawa, dengan air yang statis atau mengalir, tawar, payau atau asin, dan
termasuk wilayah air laut dengan kedalaman ketika saat surut tidak lebih dari
enam meter. Lahan basah adalah ekosistem penting dalam menopang
kelestarian lingkungan global karena berguna untuk mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim. Lahan basah seperti tanah gambut (organik) merupakan
wilayah dengan kandungan tinggi karbon. Lahan basah merupakan habitat yang
cocok untuk flora maupun fauna (Garg, 2015). Lahan basah berpengaruh
penting dalam siklus hidrologi yang terjadi secara alami maupun dari hasil
aktivitas manusia (Na et al., 2015). Lahan basah dapat menjaga kapasitas air
tanah, melindungi kualitas air di permukaan bumi secara alami, serta
melindungi bencana alam seperti banjir dan kekeringan (Fickas et al., 2016).

Pantai Hambawang adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan


Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia
Desa termasuk lingkungan lahan basah karena letaknya dekat dengan sungai
warga desa ini kebanyakan berprofesi sebagai petani dan tukang bangunan desa
ini merupakan desa binaan Universitas Lambung Mangkurat.

untuk air minum warga menggunakan air dari PAMSINAS, PAMSINAS adalah
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, atau dikenal
dengan sebutan PAMSIMAS, merupakan platform pembangunan air minum
dan sanitasi perdesaan yang dilaksanakan dengan pendekatan berbasis
masyarakat. Program PAMSIMAS I (2008-2012) dan PAMSIMAS II (2013-
2015), telah berhasil menambah akses air minum aman bagi 10,4 juta jiwa dan
akses sanitasi layak bagi 10,4 juta jiwa di lebih dari 12.000 desa/kelurahan yang
tersebar di 233 kabupaten/kota di 32 provinsi di Indonesia. Saat ini Program
PAMSIMAS memasuki fase ketiga (PAMSIMAS III) yang dilaksanakan pada
kurun waktu 2016-2020, dan akan menyasar 15.000 desa sasaran baru serta
mengelola keberlanjutan program di hampir lebih dari 27.000 desa peserta
PAMSIMAS di seluruh Indonesia.(Website resmi PAMSIMAS)
belum banyak penelitian apakah air sungai dan air Pamsimas di desa Pantai
Hambawang yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dapat mengakibatkan
masalah kesehatan Oleh karena itu, praktek lapangan ini bertujuan untuk
menginvestigasi aspek kesehatan penduduk Desa Pantai Hambawang sebagai
lingkungan lahan basah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada praktek lapangan ini adalah bagaimana kondisi kesehatan
penduduk Desa Pantai Hambawang sebagai desa dengan kriteria lahan basah.

1.3 Tujuan
Tujuan praktek lapangan ini yaitu, menganalisis hubungan antara topografi Desa Pantai
Hambawang yang tergolong lahan basah dengan aspek kesehatan penduduknya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Praktik Lapangan


Praktek lapangan adalah salah satu bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk terjun langsung dalam
masyarakat dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menerapkan ilmu yang telah didapatkan di kampus dalam program pengabdian
masyarakat. Pengabdian masyarakat merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk membantu masyarakat dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan
imbalan dalam bentuk apa pun.

2.2 Pengertian Lahan Basah


Lahan basah (wetland) merupakan wilayah daratan yang selalu tergenang
air, baik secara permanen maupun musiman. Lahan basah adalah wilayah paya,
rawa, gambut, atau perairan, baik alami maupun buatan, permanen atau
temporer (sementara), dengan air yang mengalir atau diam, tawar, payau, atau
asin, termasuk pula wilayah dengan air laut yang kedalamannya pada saat surut
tidak melebihi 6 meter (Ramsar, Iran, 1971). Menurut Konvensi Ramsar, tipe
lahan basah dibagi menjadi tiga, yakni lahan basah pesisir dan lautan (lahan
basah alami), lahan basah daratan (lahan basah alami), dan lahan basah buatan.
Lahan basah alami adalah lahan yang tergenang air dengan sendirinya akibat
adanya peristiwa alam. Sementara itu, lahan basah buatan adalah lahan yang
sengaja dibuat manusia dengan menambahkan air untuk membuat tanah tumpat
air (waterlogged) atau untuk mempertahankan air pada permukaan tanah
selama waktu tertentu. Lahan basah alami meliputi rawa-rawa air tawar, hutan
bakau, rawa gambut, hutan gambut, paya-paya, dan riparian (tepian sungai)
sedangkan lahan basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi, dan
kolam. Lahan basah memiliki beberapa karakteristik unik, termasuk tingkat
kelembaban yang tinggi, tanah berair atau tergenang, keberagaman flora dan
fauna, serta peran penting dalam menyimpan karbon dan menyediakan habitat
bagi berbagai spesies.
2.3 Desa Pantai Hambawang
Pantai Hambawang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Desa ini
termasuk salah satu desa yang terletak di wilayah lahan basah. Desa Pantai
Hambawang terkenal dengan adanya distrik yang disebut dengan Kampung
Inggris. Data penduduk yang menempati desa ini sekitar 1307 jiwa. Penduduk
Desa Pantai Hambawang terdiri dari beberapa suku, diantaranya suku Jawa dan
Banjar. Desa ini merupakan daerah datar yang dominan bertanah rawa.
Kesuburan tanahnya dipengaruhi oleh pasang surut air yang sebagian
tergenang dan didominasi oleh rawa. Kondisi lingkungan ini juga membuat
Desa Pantai Hambawang terkenal dengan hasil perkebunannya berupa padi dan
jeruk.
BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Kegiatan pelaksanaan praktik lapangan lahan basah ini dilaksanakan oleh
kelompok 4 pada tanggal 20 April 2024. Bertempat di Desa Pantai Hambawang
RT 04, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

3.2 Metode Praktik Lapangan


Metode yang digunakan untuk kegiatan pelaksanaan praktik lapangan
lahan basah ini adalah pengabdian masyarakat yaitu mahasiswa turun langsung
ke desa dan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat sekitar, untuk
melihat langsung bagaimana kondisi kesehatan masyarakat, kegiatan,
kebiasaan, dan adat masyarakat. Berkaitan juga dengan identifikasi korelasi
antara lingkungan lahan basah dengan kegiatan masyarakat serta kesehatan
masyarakat di desa.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Pada kegiatan ini, data yang diambil terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung saat kegiatan
pelaksanaan praktik lapangan lahan basah. Metode untuk pengumpulan bisa
dengan cara wawancara langsung, pengisian data kesehatan, pengamatan
atau observasi langsung, dan diskusi dengan masyarakat sekitar.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau
didapatkan dari data-data sebelumnya yang sudah diperoleh dan
mendukung data primer. Data sekunder meliputi data jumlah penduduk,
karakteristik masyarakat, kondisi fisik desa, dan sanitasi. Data sekunder
dapat berupa data yang dicetak atau data digital. Data sekunder adalah suatu
fakta atau tempat dimana dapat dimanfaatkan sebagai pelaporan identifikasi
suatu kasus atau masalah serta tata laksana untuk pencegahan masalah yang
ditemukan di lapangan secara efektif dan komprehensif. Sumber untuk
mendapatkan data sekunder beragam mulai dari instansi pemerintah,
website desa, jurnal, dan banyak lagi. Data sekunder juga dapat diartikan
sebagai informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber atau
informannya.

Data FGD
Jumlah lansia : 10 orang
Jumlah ibu hamil : 1 orang
Jumlah balita : 4 orang (<5 tahun), 5 orang (5-10 tahun)
Jumlah remaja putri : 5 orang
Jumlah remaja putra : 2 orang
Penyakit yang diderita warga : Demam, kolesterol, hipertensi
Sumber air minum : PAMSIMAS (olahan air sungai)
Kebiasaan BAB : Di rumah masing-masing (WC) kecuali 1 keluarga
di jamban
Kebiasaan membuang sampah : Ditumpuk di sekitar rumah dan dibakar
Kebiasaan berobat jika sakit : Ke polindes atau ke puskesmas
Jarak faskes terdekat : 6 km dan 100 km (polindes)
Transportasi menuju faskes tersebut : Mobil, sepeda motor

Masalah utama di desa


1. Tenaga kesehatan di desa hanya ada bidan desa
2. Tempat sampah masih jarang
3. Tempat pembakaran sampah ada 1 di SD (sekolah)
4. Tempat cuci tangan ada 1 di SD (sekolah)
5. Penyakit kemungkinan besar terkait pola makan

Pengukuran PH air
PAMSIMAS : 8
Air sungai :4

Check List Data FGD


Key Person 1
1. Nama : Lisdarati
2. Umur : 29 tahun
3. Jabatan di lingkungan RT atau Desa : Perangkat Desa/Kasi kesejahteraan
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Key Person 2
1. Nama : Mahdiana
2. Umur : 45 tahun
3. Jabatan di lingkungan RT atau Desa : Sekretaris desa/Perangkat Desa
4. Pekerjaan : Sekretaris desa
Key Person 3
1. Nama : Sri Hartati
2. Umur : 39 tahun
3. Jabatan di lingkungan RT atau Desa : Ibu RT
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
BAB IV

HASIL

4.1 Identitas Masyarakat dan Hasil Pemeriksaan


1. Umur

Berdasarkan data tersebut, terlihat rentang umur dari 22


warga yang mengikuti tes kesehatan di RT.04 Desa Pantai
Hambawang terbanyak di rentang dewasa awal dan lansia awal
masing-masing sebanyak 4 orang, diikuti dewasa akhir, kanak-
kanak, dan manula masing-masing sebanyak 3 orang, balita dan
remaja akhir sebanyak 2 orang, masa lansia akhir sebanyak 1 orang.

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan data tersebut, terlihat banyak warga yang


mengikuti pemeriksaan kesehatan berjenis kelamin perempuan
sebanyak 18 orang dan laki-laki sebanyak 4 orang
3. Pekerjaan

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat kebanyakan bekerja


sebagai petani yaitu 4 orang, PNS sebanyak 3 orang, pelajar
sebanyak 2 orang, dan yang tidak bekerja ataupun sebagai ibu rumah
tangga sebanyak 13 orang.

4. Pendidikan terakhir
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan
terakhir warga RT 4 kebanyakan adalah SMA sebanyak - orang,
diikuti TK - orang, SMP - orang, tidak sekolah - orang, SD - orang,
dan S1 hanya - orang.
5. Status pernikahan

Berdasarkan data di atas, mayoritas warga RT 4 yang


mengikuti pemeriksaan kesehatan sudah berstatus menikah yaitu
sebanyak - orang dan tidak menikah sebanyak - orang.

6. Indeks Massa Tubuh

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui indeks massa tubuh


warga yang mengikuti pemeriksaan kesehatan kebanyakan
tergolong normal yaitu 7 orang, kelebihan berat badan tingkat berat
sebanyak 2 orang, kekurangan berat badan sebanyak 7 orang.

4.1 Demografi Responden

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Jenis Kelamin:
Pria 4 18.18
Wanita 18 81.82

Usia
0-5 Tahun 2 9.09
5-11 Tahun 3 13.6
12-16 - 0
17-25 2 9.09
26-35 4 18.2
36-45 3 13.6
46-55 4 18.2
56-65 1 4.55
65< 3 13.6

Pekerjaan
Petani 4 18.2
PNS 3 13.6
Pelajar 2 9.09
Tidak Bekerja atau 13 59.1
Ibu Rumah
Tangga
4.2 Kondisi Lingkungan Masyarakat
Desa Pantai Hambawang merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Mandastana, yang terletak pada bagian selatan dari Ibukota
Kabupaten Barito Kuala. Luas wilayah Desa Pantai Hambawang adalah 11
km2 yang terdiri dari 7 RT dan 2 RW. Ketinggian Desa Pantai Hambawang
sekitar 0,75 meter dpl dari permukaan laut, beriklim tropis dengan suhu rata-
rata 28C-32C. Kemampuan fungsional dan kesuburan tanahnya dipengaruhi
oleh pasang surut air, dengan sebagian wilayahnya tergenang dan sebagian
besar oleh rawa. Secara keseluruhan wilayah Desa Pantai Hambawang
merupakan daerah dataran rendah yang relatif datar. Desa ini terletak pada –
3,219386 Lintang Selatan dan 114,6668 Bujur Timur dengan batas batas
wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tabing Rimbah Kecamatan


Mandastana
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Antasan Segera
Kecamatan Mandastana
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bangkit Baru Kecamatan
Mandastana
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cahaya Baru Kecamatan
Jejangkit

Luas lahan desa tersebut terbagi dalam beberapa pemanfaatan, dapat dibagi
dengan alokasi untuk fasilitas umu, pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi
dan lain-lain, yang terdiri dari :

Tabel 4.2

Luas dan Pemanfaatan Tanah

No Tata Guna Tanah Luas (Ha)

1 Tanah Pemukiman 10

2 Tanah sawahh 510

3 Pekarangan 15
4 Perkebunan 3

5 Hutan -

6 Jalan, Sungai, Kuburan dll 18


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Desa Pantai Hambawang


Kegiatan ini berlangsung di Desa Pantai Hambawang, salah satu desa di
Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan
Selatan. Desa Pantai Hambawang terletak di pinggir cabang Sungai Barito,
yang berjarak 23 km dari Kota Banjarmasin. Penduduk desa Pantai
Hambawang terdiri dari beberapa suku antara lain suku Banjar dan Jawa.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa secara langsung kepada
masyarakat di lingkungan lahan basah serta aspek sosial budaya kearifan lokal
dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa di kawasan ini,
serta sebagai sarana bagi mahasiswa untuk menjalin interaksi dan komunikasi
dengan masyarakat.
Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data
melalui formulir pemeriksaan kesehatan dan wawancara, teknik analisis data
dibagi menjadi pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan
kesimpulan. Dari hasil ekstraksi data dari Desa Pantai Hambawang Kecamatan
Mandastana Kabupaten Barito Kuala, di RT 04 hanya terdapat 13 kepala
keluarga dengan jumlah sekitar 40 jiwa. Berdasarkan daftar hadir masyarakat
kegiatan ini diikuti oleh 23 responden, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
usia responden mulai dari anak-anak hingga lanjut usia. Sebagian besar warga
desa Pantai Hambawang adalah seorang petani, tetapi banyak juga warga desa
pantai Hambawang yang bekerja di luar desa. Bertani adalah mata pencaharian
utama bagi warga desa pantai Hambawang. Setelah mendapatkan data
mengenai identitas responden, selanjutnya mengumpulkan informasi mengenai
keluhan, riwayat kesehatan, dan riwayat kebiasaan responden. Kolesterol
tinggi, diabetes melitus, dan hipertensi merupakan riwayat kesehatan sebagian
besar responden, yang mana riwayat kebiasaan responden dapat dikaitkan
dengan kondisi mereka saat ini.
BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Desa Pantai Hambawang memiliki lingkungan lahan basah yang berpotensi
mempengaruhi kesehatan penduduk, dengan adanya riwayat penyakit seperti
kolesterol tinggi, diabetes, dan hipertensi. Meskipun ada Program PAMSIMAS
untuk meningkatkan akses air bersih, perlu penelitian lebih lanjut tentang
kualitas air yang disediakan oleh program ini. Partisipasi masyarakat sangat
penting dalam memahami dan mengatasi masalah kesehatan di lingkungan
mereka. Diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman mengenai kesehatan
dan dampak lingkungan melalui program pendidikan yang sesuai dengan tingkat
pendidikan masyarakat. Selain itu, kajian lanjutan diperlukan untuk menyelidiki
lebih jauh faktor-faktor risiko kesehatan dan dampak dari program-program
pembangunan seperti PAMSIMAS di Desa Pantai Hambawang.

6.2 Saran
Saran penulis pada makalah ini adalah untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan penduduk Desa Pantai Hambawang, penting untuk
menggabungkan upaya pemahaman lingkungan, penguatan program-program
kesehatan, serta partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan program-program pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Panghiyangani R, Lenie M, Husairi. Kesehatan masyarakat di lingkungan lahan


basah. Banjarmasin: CV IRDH; 2019.
2. Andi Tenri Sompa, Safa Muzdalifah, Arif Rahman Hakim, M. Padeli. MODEL
PERILAKU PEMERINTAHAN DAERAH LAHAN BASAH STUDI KASUS:
PELAYANAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN HULU SUNGAI
UTARA KALIMANTAN SELATAN. PROSIDING SEMINAR NASIONAL
LINGKUNGAN LAHAN BASAH. 2021 Jan 1;6(3).
3. Ringkas Program [Internet]. Pamsimas. Available from:
https://pamsimas.pu.go.id/profil/ringkas-program/
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Praktik Kerja Lapangan


Lampiran 2. Hasil Data Kuesioner

Gula
Nama Umur BB (Kg) Tb (cm) TD Hb Darah Kolesterol
(Th)
Lisdawati 29 64,4 154 150/97 11,3 153 252
Mahdiana 45 35,8 170 104/72 13,9 77 228
Umi Kasum 71 43,4 149 193/113 8,9 279 248
Mustofa Ali 6 14,8 112 - - - -
Ahmad Alwi 2 9,1 85 - - - -

Linda 23 36,9 154 106/81 13,5 83 288


Hamdanah 52 48,5 149 129/81 13,5 87 243
Ikhsan 6 16,5 106 - - - -
Diansyah 50 54,8 160 149/107 16,7 107 198
Ervina 30 44,6 150 99/74 11,8 76 393
Nor Hikmah 28 66,5 161 126/71 12,2 95 167
Saniah 75 44,7 144 156/81 15,2 90 264
Marsiah 85
- 157 142/87 13,7 91 272
Salsa 5 11,3 120 - - - -
Medina
Nur Aisyah 4 33,5 152 136/115 - - -
Sri Hartati 41 56,9 160 147/111 14,5 260 177
Masliana 42 33,5 152 108/83 12 77 214
Patimah 59 49,1 - 137/80 13,8 91 261
Aslamiah 49 64,2 167 150/91 14,4 >250 277
Fatimah 26 - - 133/87 14,8 88 205
Ari 23 - - 170/92 8,5 99 215
Hariyanto
Saidah 49 - - 175/88 12,8 227 270
Lampiran 3. Surat Tugas
Lampiran 4. Daftar Hadir Dosen Pembimbing Dan Mahasis

Anda mungkin juga menyukai