Anda di halaman 1dari 22

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dosen Pengampu : Syafran Arrazy, M. K.M., Ph. D.

Disusun Oleh : Kelompok 4

Fatimah Azzahra (0801231048)

Dwi Rizky Sidabalok (0801233333)

Natasya Balqis (0801231066)

Devi Helma Fitri H. (0801231043)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATRA UTARA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Asssalamualaikum wr, wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Pencegahan
Penyakit” dengan tepat waktu. Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat ini disusun guna
memenuhi tugas dari bapak Syafran Arrazy, M. K.M., Ph. D. pada mata kuliah Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Konsep Pencegahan Penyakit. Penulis mengucapkan terimah kasih sebesar –
besarnya kepada Syafran Arrazy, M. K.M., Ph. D. selaku dosen mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami mengharap kritik dan saran demi kebaikan makalah ini
agar menjadi pembelajaran bagi kami selanjutnya. Dan kami berharap semoga para
pembaca dapat menambah pengetahuan dari makalah yang kami buat.

Medan, 28 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1
RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 1
TUJUAN ...................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
Pengertian Pencegahan Penyakit ........................................................................... 3
Tingkat Pencegahan Penyakit ( 5 Levels Of Prevention ) ................................... 6
Bentuk Upaya Pencegahan Penyakit ....................................................................11
Strategi Pencegahan Penyakit .............................................................................. 13
Aplikasi Konsep Pencegahan Penyakit dalam berbagai Keadaan ................... 15
BAB III .......................................................................................................................... 18
PENUTUP ..................................................................................................................... 18
KESIMPULAN ...................................................................................................... 18
SARAN ................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan faktor yang penting bagi manusia. Seseorang hanya dapat
melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan maksimal apabila ia dalam keadaan
sehat. Menurut WHO, sehat adalah keadaan dimana adanya kesejahteraan fisik,
mental dan sosial dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Jadi,
berlawanan dengan pendapat kebanyakan orang, kata sehat meliputi faktor-faktor
selain kesehatan tubuh, yang apabila terganggu dapat menurunkan produktivitas
pribadi dan dapat berefek tidak baik bagi sekeliling.

Penyakit merupakan salah satu faktor utama yang dapat mengganggu kualitas
hidup dan menghambat kemajuan manusia. Upaya untuk mengatasi penyakit tidak
hanya berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pencegahan. Pencegahan penyakit
merupakan langkah proaktif untuk menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya
penyakit.

Konsep pencegahan penyakit telah berkembang sejak zaman dahulu. Pada


awalnya, pencegahan penyakit difokuskan pada upaya sanitasi dan kebersihan
lingkungan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, konsep pencegahan
penyakit terus berkembang dan menjadi lebih komprehensif.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pencegahan penyakit?


2. Apa saja Tingkat pencegahan penyakit ( 5 levels of prevention )
3. Apa saja bentuk-bentuk upaya pencegahan penyakit?
4. Apa saja strategi yang dapat digunakan untuk pencegahan penyakit?
5. Bagaimana konsep pencegahan penyakit dapat diterapkan dalam berbagai
setting?

1
TUJUAN
1. Memahami definisi pencegahan penyakit secara komprehensif.
2. Mengenal dan memahami lima tingkatan pencegahan penyakit.
3. Mengidentifikasi berbagai bentuk Upaya pencegahan penyakit yang dapat
dilakukan.
4. Mengetahui dan memahami strategi dalam pencegahan penyakit.
5. Mempelajari bagaimana konsep pencegahan penyakit yang dapat diterapkan
dalam berbagai setting.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencegahan Penyakit


Pencegahan penyakit adalah upaya untuk melindungi individu dan masyarakat
dari penyakit dan meningkatkan kualitas hidup. Upaya ini dilakukan dengan
berbagai cara, termasuk promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini,
pengobatan dini, dan pembatasan kecacatan. Pencegahan penyakit juga menjadi
Upaya yang mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi masyarakat dari
ancaman kesehatan potensial. Pencegahan penyakit adalah upaya mengekang
perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit, dan melindungi tubuh
dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan. Pencegahan mengambil
suatu tindakan yang diambil terlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan
pada data / keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil
pengamatan / penelitian epidemiologi.

Pencegahan merupakan komponen yang paling penting dari berbagai aspek


kebijakan publik (sebagai contoh pencegahan kejahatan, pencegahan
penyalahgunaan anak, keselamatan berkendara), banyak juga yang berkontribusi
secara langsung maupun tidak langsung untuk kesehatan. Konsep pencegahan
adalah suatu bentuk upaya sosial untuk promosi, melindungi, dan mempertahankan
kesehatan pada suatu populasi tertentu. Pengertian pencegahan secara umum adalah
mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-
langkah pencegahan, haruslah didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber
dari hasil analisis dari epidemiologi. Pencegahan penyakit berkembang secara terus
menerus dan pencegahan tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi
pencegahan penyakit non-infeksi, seperti yang dianjurkan oleh James Lind yaitu
makanan sayur dan buah segar untuk mencegah penyakit scorbut. Bahkan pada saat
ini pencegahan dilakukan pada fenomena non-penyakit seperti pencegahan terhadap
ledakan penduduk dengan keluarga berencana.

Upaya preventif/pencegahan adalah sebuah usaha yang dilakukan individu


dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara

3
etimologi berasal dari bahasa latin, praevenire, yang artinya datang sebelum atau
antisipasi, atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat
luas, prevensi diartikan sbegai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya ganggguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.
Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan
yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam strategi
penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan seperti
tersebut di atas, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat Kesehatan
individu dan masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan,
penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha
rehabilisasi lingkungan.

Salah satu kegunaan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit adalah untuk
dipakai dalam merumuskan dan melakukan upaya pencegahan. Artinya, dengan
mengetahui perjalanan penyakit dari waktu ke waktu serta perubahan yang terjadi di
setiap masa/fase, dapat dipikirkan upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai dan
dapat dilakukan sehingga penyakit itu dapat dihambat perkembangannya sehingga
tidak menjadi lebih berat, bahkan dapat disembuhkan. Upaya pencegahan yang
dapat dilakukan akan sesuai dengan perkembangan patologis penyakit itu dari waktu
ke waktu, sehingga upaya pencegahan itu di bagi atas berbagai tingkat sesuai
dengan perjalanan penyakit.

Beberapa definisi pencegahan penyakit dari berbagai sumber:

 Leavell dan Clark (1965) : Pencegahan penyakit adalah upaya yang dilakukan
untuk menghambat terjadinya penyakit atau proses patologis pada orang yang
sehat, termasuk promosi kesehatan dan perlindungan khusus.
 Winslow (1920) : Pencegahan penyakit adalah upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan dan efisiensi hidup, memperpanjang usia, dan
mencegah kematian dan penyakit.

4
 WHO (2023) : Pencegahan penyakit adalah tindakan yang diambil untuk
mencegah terjadinya penyakit dan cedera, dan untuk mempromosikan kesehatan
dan kesejahteraan.1

Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit dan


kesakitan sebelum sempat berlanjut. Pencegahan penyakit bertujuan untuk
mengenali, menemukan, dan menunda segala kemungkinan penyakit yang mungkin
muncul atau diderita. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit.
Juga meningkatkan kualitas hidup individu dan masyarakat. Dan mengurangi beban
biaya kesehatan.

Manfaat pencegahan penyakit memiliki tujuan yang sama yaitu agar kita bisa
lebih hemat biaya dibandingkan dengan pengobatan. Meningkatkan kualitas hidup
individu dan masyarakat. Dan juga memperkuat sistem kesehatan.

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

A. Promosi kesehatan: Menyebarkan informasi dan edukasi tentang kesehatan dan


gaya hidup sehat melalui berbagai media, seperti penyuluhan, seminar, dan
kampanye kesehatan.
B. Perlindungan khusus: Memberikan imunisasi, skrining kesehatan, dan
pemberian suplemen makanan kepada kelompok yang berisiko tinggi.
C. Pengobatan dini: Memberikan pengobatan yang tepat dan efektif untuk penyakit
pada tahap awal.
D. Rehabilitasi: Membantu pasien untuk kembali ke fungsi optimal setelah
mengalami penyakit.
E. Paliatif: Meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
penyakit kronis.

Pencegahan penyakit merupakan bagian penting dari sistem kesehatan yang


komprehensif. Upaya pencegahan yang efektif dapat membantu mengurangi beban
penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

1
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku.

5
B. Tingkat Pencegahan Penyakit ( 5 Levels Of Prevention )

Menurut Leavel and Clark, pencegahan penyakit terbagi dalam 5 tahapan, yang
sering disebut 5 level of prevention. Adapun five level of prevention tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Health Promotion (Promosi Kesehatan).


Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan, misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan dan
sebagainya. seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara
pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex
education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada
umumnya. Beberapa usaha di antaranya :
a) Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
b) Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah
tangga yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air
limbah dan sebagainya.
c) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
d) Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.

b. Specific Protection (Perlindungan Khusus)


Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan
yang diberikan kepada Orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu
penyakit tertentu. Perlindungan tersebut Dimaksudkan agar kelompok yang
beresiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang Mengincarnya.
Oleh karena demikian, perlindngan khusus ini juga dapat disebut kekebalan
buatan.
Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus,
pendidikan kesehatan sangat Diperlukan terutama di Negara-negara
berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang Pentingnya imunisasi
sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun anak-anaknya
Masih rendah. Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sebagai pencegahan

6
terjadinya kecelakaan Baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja.
Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung
tangan dan masker saat bekerja sebagai tenaga Kesehatan. Beberapa usaha lain
di antaranya:
a) Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
b) Isolasi penderitaan penyakit menular
c) Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di
tempat kerja.

c. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan


Pengobatan yang Cepat dan Tepat)

Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah
pertama ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-
orang yang telah jatuh sakit,agar sakit yang dideritanya dapat segera
diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan pengobatan yang tepat. Tindakan
ini dapat mencegah orang yang sudah sakit, agar penyakinya tidak tambah
parah. Perlu kita ketahui bahwa faktor yang membuat seseorang dapat sembuh
dari penyakit yang dideritanya bukan hanya dipengaruhi oleh jenis obat yang
diminum dan kemampuan si tenaga medisnya. Tetapi juga dipengaruhi oleh
kapan pengobatan itu diberikan. Semakin cepat pengobatan diberikan kepada
penderita, maka semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh. Diagnosis dini
dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat mengurangi biaya pengobatan dan
dapat mencegah kecacatan yang mungkin timbul jika suatu penyakit dibiarkan
tanpa Tindakan kuratif

Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap


kesehatan dan penyakit,maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang
terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau
diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak
memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab itu pendidikan
kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini. Pemeriksaan pap smear,
pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini penyakit kanker.Bila

7
dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan
diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau
mamografi atau kolposcopy.

Tujuan utama dari usaha ini adalah Pengobatan yang setepat-tepatnya dan
secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang
sempurna dan segera. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya
menular. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :
a) Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan : misalnya
pemeriksaan darah, roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera
memberikan pengobatan.
b) Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person)
untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan
pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya
isolasi,desinfeksi dan sebagainya.
c) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala
penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat
perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak
hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga
kesehatannya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu
diberikan.

Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan Usaha penyembuhan menjadi


lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya Pengobatan
kanker (neoplasma) yang terlambat. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih
besar. Penderitaan si sakit menjadi lebih lama. Biaya untuk perawatan dan
pengobatan menjadi lebih besar.

d. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)


Karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai

8
tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan
yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna
dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan.
Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah
terjadinya infertilitas. Pada tahapan ini dapat disebut juga pengobatan yang
sempurna (perfect treatment) karena kecacatannya yang ditakutkan terjadi
disebabkan pengobatan kepada penderita tidak sempurna.
Adapun pembatasan kecacatan terkesan membiarkan penyakit menyerang
dan membuat cacat si penderita baru kemudian diambil tindakan. Banyak
penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dapat dicegah dengan pengobatan
yang lebih sempurna. Salah satunya adalah dengan meminum obat yang
diberikan oleh dokter sampai habis.

e. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Selanjutnya yang terakhir adalah tahapan rehabilitasi. Rehabilitasi
merupakan tahapan yang sifatnya Pemulihan. Ditujukan pada kelompok
masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga Diharapkan agar benar-
benar pulih dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali.
Apalagi kalau suatu penyakit sampai menimbulkan cacat kepada penderitanya,
maka tahapan Rehabilitasi ini bisa dibilang tahapan yang menentukan hidupnya
kedepan akan seperti apa nantinya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi
cacat, untuk Memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan
tertentu. Oleh karena kurangnya Pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak
akan segan melakukan latihanlatihan yang Dianjurkan. Disamping itu orang
yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untik Kembali ke
masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai
anggoota Masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk Orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu
pendidikan kesehatan pada masyarakat. Sebagai contoh pusat-pusat rehabilitasi

9
bagi korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba. Rehabilitasi ini
terdiri atas :

a) Rehabilitasi fisik Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik


semaksimal-maksimalnya. Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah
kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari Kaki yang patah ini sama dengan
kaki yang sesungguhnya.
b) Rehabilitasi mental Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam
hubungan perorangan dan social Secara memuaskan. Seringkali bersamaan
dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula Kelainan-kelainan atau gangguan
mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan Bimbingan kejiwaan
sebelumm kembali ke dalam masyarakat.
c) Rehabilitasi sosial vokasional Yaitu agar bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan Kapasitas kerja yang semaksimal-
maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidakvmampuannya Rehabilitasi
aesthesis Yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, Walaupun kadang-kadang fungsi dari alat
tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan Misalnya: penggunaan mata
palsu.
d) Rehabilitasi aesthesis Yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, Walaupun kadang-kadang fungsi dari alat
tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan Misalnya: penggunaan mata
palsu.

10
C. Bentuk Upaya Pencegahan Penyakit
Upaya preventif/pencegahan adalah sebuah usaha yang dilakukan individu
dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara
etimologi berasal dari bahasa latin, praevenire, yang artinya datang sebelum atau
antisipasi, atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat
luas, prevensi diartikan sbegai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya ganggguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.

Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan


yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam strategi
penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan seperti
tersebut di atas, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat Kesehatan
individu dan masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan,
penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha
rehabilisasi lingkungan.

Salah satu kegunaan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit adalah untuk
dipakai dalam merumuskan dan melakukan upaya pencegahan. Artinya, dengan
mengetahui perjalanan penyakit dari waktu ke waktu serta perubahan yang terjadi di
setiap masa/fase, dapat dipikirkan upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai dan
dapat dilakukan sehingga penyakit itu dapat dihambat perkembangannya sehingga
tidak menjadi lebih berat, bahkan dapat disembuhkan.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan akan sesuai dengan perkembangan


patologis penyakit itu dari waktu ke waktu, sehingga upaya pencegahan itu di bagi
atas berbagai tingkat sesuai dengan perjalanan penyakit.

b) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah kegiatan yang bertujuan mengencegah kejadian
suatu masalah atau kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan kesehatan
yang bisa kita lakukan seperti promosi kesehatan, lalu meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran tentang Kesehatan. Kemudian membentuk
perilaku hidup sehat. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan.
Perlindungan khusus yang bisa di lakukan seperti Imunisasi, pemberian
Vitamin dan Mineral, pengendalian faktor resiko penyakit.

11
c) Pencegahan Sekunder
Pencegahan skunder adalah kegiatan yang bertujuan mendeteksi penyakit
sejak dini agar cepat ditangani dan mencegah penyakit menyebar. Pada
pencegahan Sekunder kita bisa melakukan pengobatan dini, skrining dan
pemeriksaan kesehatan berkala, diagnosis dini dan melakukan pengobatan
yang tepat, pencegahan komplikasi, juga rehabilitasi fisik dan mental.

d) Pencegahan Tersier
Pencegahan Tersier adalah kegiatan yang bertujuan mengembalikan klien ke
tingkat fungsi tertinggi dan mencegah kerusakan lebih lanjut dalam
kesehatan. Pada pencegahan tersier kita bisa melakukan pembatasan
kecacatan, rehabilitasi fisik dan mental pemberian alat bantu dan dukungan
sosial peningkatan kualitas hidup seperti edukasi tentang manajemen
penyakit juga dukungan psikologis dan sosial.

Contoh penerapan pencegahan penyakit seperti:

 Promosi kesehatan: Kampanye hidup sehat di sekolah dan komunitas.


 Perlindungan khusus: Pemberian imunisasi lengkap pada anak.
 Penemuan dini dan pengobatan: Skrining kanker serviks pada wanita.
 Pencegahan komplikasi: Pengobatan diabetes untuk mencegah komplikasi.
 Pembatasan kecacatan: Rehabilitasi fisik untuk pasien stroke.
 Peningkatan kualitas hidup: Dukungan psikologis untuk pasien kanker.

12
D. Strategi Pencegahan Penyakit
Strategi pencegahan meliputi sasaran dan kegiatan pencegahan yang bervariasi
sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi serta tingkat pencegahannya.
Sasaran pencegahan dapat merupakan individu maupun organisasi masyarakat.
Dalam melaksanakan pencegahan dengan sasaran tersebut dapat dilakukan melalui
usaha setempat yang bersifat tradisional terutama pencegahan dasar atau premordial,
dan dapat pula dilakukan melalui pusat-pusat pelayanan kesehatan yang tersedia di
tempat tersebut.

Pelaksanaan usaha pencegahan yang terencana dan terprogram dapat bersifat


wajib maupun sukarela, seperti pemberian imunisasi dasar, perbaikan sanitasi
lingkungan, penyediaan air minum, dan peningkatan status gizi melalui perbaikan
gizi masyarakat termasuk pemberian makanan tambahan, juga termasuk berbagai
usaha untuk mencegah kebiasaan yang dapat menimbulkan atau menigkatkan risiko
terhadap berbagai gangguan kesehatan tertentu. Sasaran pencegahan juga meliputi
berbagai usaha perbaikan dan peningkatan lingkungan hidup, perbaikan standar
hidup seperti perbaikan perumahan, sistem pendidikan, sistem kehidupan sosial
serta peningkatan standar hidup sehat.

Dalam usaha pencegahan penyait secara umum dikenal berbagai strategi


pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam
strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat degan prinsip tingkat pencegahan
seperti tersebut di atas, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat
kesehatan individu dan masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan ganguan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta
masalah kesehatan, serta usaha rehabilitasi lingkungan.

a) Sasaran yang bersifat umum yang ditujukan kepada individu mauun


organisasi masyarakat, dilakukan dengan pendekatan melalui usaha
setempat/mandiri yang sesuai dengan bentuk dan tatanan hidup Masyarakat
setempat (tradisional) maupun melalui berbagai program pelayanan kesehata
yang tersedia.
b) Usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencana dan terprogram
(bersifat wajib maupun sukarela) seperti pemberin imunisasi dasar serta

13
perbikan sanitasi lingkungan dan pengadaan air bersih, peningkatan status
gizi melalui pemberian makanan tambahan maupun berbagai usaha yang
bertujuan untuk menghentikan/mengubah kebiasaan yang mengandung
risiko penyakit tertentu.
c) Usaha yang diarahkan pada peningkatan standar hidup dan lingkungan
pemukiman seperti perbaikan perumahan dan pemukiman, perbaikan system
pendidikan serta social ekonomi masyarakat, yang pada dasarnya merupakan
kegiatan di luar bidang kesehatan.
d) Usaha pencegahan dan penanggulangan keadaan luar biasa seperti kejadian
wabah, adanya bencana alam/situasi perang serta usaha penanggulangan
melalui kegiatan rawat darurat.

Disamping usaha pencegahan yang terencana dan berkesinambungan dikenal


juga berbagai usaha pencegahan yang bersifat darurat seperti usaha pencegahan
dan penanggulangan wabah, usaha pencegahan penyakit akibat bencana alam
maupun akibat perang, dan adanya usaha pencegahan tingkat ketiga dalam
bentuk rawat darurat dan lain sebagainya.

Dalam menilai derajat kesehatan/ situasi morbiditas dan mortalitas untuk


program pencegahan, harus dipertimbangkan beberapa hal lain diluar kesehatan
seperti sistem persediaan makanan, keadaan keamanan, sistem perekonomian
termasuk pendapatan per kapita, keadaan lapangan kerja dan tingkat
pengangguran, system kehidupan sosial, adat kebiasaan, kebijakan pemerintah
dan lain-lain. Keseluruhan hal tersebut dapat mempengaruhi program
pencegahan dan strategi pencegahan yang sedang dilaksanakan. Penyakit dapat
dicegah dan keehatan dapat dipromosikan melalui perubahan lingkungan. Hal
ini antara lain dapat dilakukan dengan mengeringkan rawa, mengatur bahan
yang digunakan dalam kontruksi dan industry, ataupun pengorganisasi serikat-
serikat pekerja.

14
E. Aplikasi Konsep Pencegahan Penyakit dalam berbagai Keadaan

a) Konsep Pencegahan Penyakit Pada Populasi

Pencegahan penyakit pada populasi dapat dibagi menjadi dua jenis


utama, yaitu pencegahan penyakit infeksi dan pencegahan penyakit non-infeksi.
Pencegahan penyakit infeksi melibatkan upaya untuk mencegah terjadinya
penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen seperti bakteria, virus, dan
parasit. Pencegahan penyakit non-infeksi melibatkan upaya untuk mencegah
terjadinya penyakit yang tidak disebabkan oleh organisme patogen, seperti
penyakit kronis, penyakit genetik, dan penyakit yang disebabkan oleh faktor
lingkungan.2

Konsep pencegahan penyakit pada populasi memiliki peran penting


dalam mencegah terjadinya penyakit di masyarakat, sehingga dapat
meminimalisir dampak negatif terhadap kesehatan individu dan
masyarakat sekaligus. Konsep pencegahan penyakit pada populasi merupakan
upaya untuk mencegah terjadinya penyakit di suatu populasi tertentu. Konsep ini
melibatkan tiga aspek utama yaitu promosi, melindungi, dan mempertahankan
kesehatan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyakit pada populasi:

 Promosi kesehatan: Menyebarkan informasi penting tentang kesehatan dan


cara mencegah penyakit, seperti mengurangi konsumsi gula, garam, dan
lemak, serta melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
 Melindungi populasi: Mengurangi risiko penyakit dengan cara seperti
memperkuat sistem pengendalian penyakit, seperti imunisasi, pengendalian
penyebaran penyakit, dan peningkatan kesehatan umum.
 Mempertahankan kesehatan: Menjaga kesehatan individu dengan mengikuti
petunjuk kesehatan yang benar, seperti tidak merokok, mengonsumsi
makanan sehat, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

2
Universitas Indonesia. Pediatri Pencegahan. Dalam : Hassan R, Natipulu PM, eds. Buku kuliah Ilmju
Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Catatan ke 4, Jakarta
1985;I:1-2.

15
b) Konsep Pencegaahan Penyakit Pada Lingkungan

Konsep pencegahan penyakit dapat diterapkan dalam pengendalian


lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit pada lingkungan:

 Kontrol pencemaran udara: Mengurangi emisi gas rumah kaca, debu, dan
bahan kimia yang dapat merusak lingkungan, seperti asap industri,
kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah
 Pengendalian pencemaran air: Mengurangi kontaminasi air, seperti
dengan mengendalikan pengelolaan limbah industri, pertanian, dan
perikanan, serta melindungi sumber air dari kontaminasi.
 Pengendalian pencemaran tanah: Mengurangi kontaminasi tanah, seperti
dengan mengendalikan pengelolaan limbah industri, pertanian, dan
perikanan, serta memperkuat pengendalian hama dan penyakit tanaman.
 Pengendalian penggunaan bahan kimia: Mengurangi penggunaan bahan
kimia yang dapat merusak lingkungan, seperti penggunaan pestisida,
herbisida, dan bahan kimia industri yang dapat mengganggu lingkungan.
 Pengendalian penggunaan energi: Mengurangi penggunaan energi yang
dapat merusak lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, energi
terbarukan terbaik, dan energi terbarukan terbaik.
 Pengendalian penggunaan sumber daya alam: Mengurangi penggunaan
sumber daya alam yang dapat merusak lingkungan, seperti hutan, laut,
dan air.
 Pengendalian penggunaan bahan bangunan: Mengurangi penggunaan
bahan bangunan yang dapat merusak lingkungan, seperti bahan
bangunan kimia, plastik, dan bahan bangunan yang dapat mengganggu
lingkungan.

Dalam setiap konsep tersebut, konsep pencegahan penyakit dapat diterapkan


melalui berbagai upaya seperti promosi kesehatan, melindungi populasi dari
penyakit, dan mempertahankan kesehatan umum.

16
c) Konsep Pencegaahan Penyakit Pada Industri Makanan

Pencegahan penyakit dalam industri makanan merupakan konsep penting


untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat mengganggu kesehatan
konsumen dan pekerja di dalam industri tersebut. Berikut adalah beberapa hal
yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit pada industri makanan:

 Penggunaan bahan kimia yang dilarang: Penggunaan bahan kimia yang


dilarang pada pangan, seperti boraks, formalin, dan pewarna rhodamin B
serta methanil yellow, harus ditinggalkan untuk mencegah terjadinya
keracunan setelah mengkonsumsi pangan.
 Implementasi 5R: Metode 5R dapat diterapkan di industri makanan
untuk mencegah penyakit akibat kerja, seperti penyakit mulut dan
saluran pernapasan, dengan penataan tempat kerja yang aman dan
nyaman.3
 Amankan pangan dan bebaskan produk dari bahan berbahaya:
Pengendalian penggunaan bahan berbahaya dalam pangan dan produk
makanan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit yang
disebabkan oleh bahan berbahaya.
 Konsep pencegahan penyakit: Konsep pencegahan penyakit dapat
diterapkan dalam industri makanan untuk mencegah terjadinya penyakit
yang dapat mengganggu kesehatan konsumen dan pekerja.
 Peringkat pengendalian penyakit: Peringkat pengendalian penyakit
dalam industri makanan meliputi pengendalian penyakit yang disebabkan
oleh bahan kimia, hama, dan penyakit tanaman.

3
Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015

17
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Secara keseluruhan pencegahan penyakit merupakan upaya sosial yang
bertujuan untuk promosi, melindungi, dan mempertahankan kesehatan pada suatu
populasi tertentu. Pencegahan penyakit juga memiliki tujuan untuk mengenali,
menemukan, dan menunda segala kemungkinan penyakit yang mungkin muncul
atau diderita. Pencegahan penyakit harus dilakukan secara berkesinambungan dan
terintegrasi dengan program pencegahan lainnya, seperti pencegahan primer,
sekunder, dan tresier. Pencegahan penyakit sangat membutuhkan dukungan dan
kerjasama dari masyarakat, pemerintah, dan institusi kesehatan untuk berhasil.

SARAN
Dalam konsep pencegahan penyakit maka sebagai mahasiswa kesehatan
masyarakat sangat membutuhkan bantuan juga dukungan kerjasama dari
masyarakat, pemerintah juga institusi kesehatan agar dalam melakukan program
pencegahan penyakit bisa berhasil. Tenaga kesehatan juga harus mempelajari lebih
dalam dan juga membahas bagaimana pencegahan penyakit yang benarn kepada
masyarakat

18
DAFTAR PUSTAKA

Soekidjo, Notoatmodjo. (2007). PRINSIP-PRINSIP DASAR ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2012).PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PRILAKU. Jakarta:


Rineka Cipta.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 02, Desember 2015

Universitas Indonesia. Pediatri Pencegahan. Dalam : Hassan R Natipulu PM, eds. Buku
Kuliah Ilmu Anak Bagian Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas

World Health Organization. (2023). Disease prevention.

Winslow, C. E. A (1920). The Evolution and Significance of the modern publik health
campaign. American Journal Of Public Health,

19

Anda mungkin juga menyukai