Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH INDIVIDU

FILSAFAT PENDIDIKAN

“Hakekat dan Konsep Dasar Filsafat”

Disusun oleh:

WAHYU NINGSI (23129272)

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Yalvema Miaz, M.A., Ph,D

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya yang selalu melimpahkan kebaikan kepada kita semua. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Yalvema Miaz, M.A., Ph,D selaku dosen
pembelajaran Filsafat Pendidikan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait materi yang saya pelajari. Saya juga mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan,
dan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Karya ini merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan semangat dalam menggali,
menyusun, dan menyajikan informasi yang bermanfaat. Saya berharap karya ini dapat
memberikan kontribusi positif bagi pembaca.

Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat dan dapat memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang topik yang dibahas. Kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Masalah 4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat dan Konsep Filsafat .................................................................................5

2.2 Pentingnya filsafat bagi manusia ...........................................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................10

3.2 Saran ......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berfilsafat adalah salah satu kegiatan manusia yang memiliki peran yang penting dalam
menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir
dapat dikategorikan berfilsafat. Kadang-kadang orang berpikir hanya sekadar menggunakan akalnya
untukmemenuhi keperluannya pada waktu tertentu. Ketika keperluannya terpenuhi maka dia merasa
tidak perlu memikirkannya lagi.
Filsafat ini juga dapat menjadi pandangan hidup seseorang sekelompok orang mengenai
kehidupan yang dicita-citakan. Namun, filsafat ini dapat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang
yang sadar dan dewasa ketika memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan melihat secara
menyeluruh. filsafat adalah hasil pemikiran yang tentunya dalam proses peningkatan ilmu yang
mencakup klasifikasi yang bersifat pro dan kontra. Beberapa pendapat mengatakan filsafat adalah ilmu,
sedangkan pendapat lainmengatakan bahwa filsafat itu tidak terkait dengan ilmu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan hakikat filsafat?
2. Apa pentingnya filsafat bagi manusia?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui konsep dan hakikat filsafat
2. Untuk mengetahui pentingnya filsafat bagi manusia

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat dan Konsep Filsafat


Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari
kata ‘’philos’’ dan ‘’sophia.philos artinya cinta yang sangat mendalam ,dan sophia artinya
kearifan atau kebijakan. Jadi,arti filsafat secara harfidah adalah cinta yang sangat mendalam
terhadap kearifan atau kebijakan.Istilah filsafat sering dipergunakan secara popular dalam
kehidupan sehari-hari,baik secara sadar maupun tidak sadar.
Secara etimologi, pengertian filsafat adalah sebuah ilmu yang membahas tentang
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. Sementara itu, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Filsafat juga
dimaknai sebagai teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan, dan ilmu yang
berintikan logika, estetika, metafisika, serta epistemologi.
Selain itu, menurut Aristoteles, pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang isinya
tentang suatu kebenaran, yang memiliki unsur ekonomi, metafisika, estetika, retorika,
politik dan juga logika. Sedangkan, Menurut Immanuel Kant, pengertian filsafat adalah
sebuah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dan puncak segala pengetahuan yang
tercakup di dalamnya empat persoalan, yaitu apa yang dapat diketahui (metafisika), apa
yang seharusnya dilakukan (etika), sampai di mana harapan kita (agama), dan apa hakikat
manusia (antropologi). Untuk itu, filsafat melahirkan pemikiran-pemikiran tentang berbagai
macam hal dengan pendekatan yang lebih dalam dan bermakna.

Pandangan Para Ahli Tentang Arti dan Hakikat Filsafat


1. Plato
Plato merupakan filsuf pertama yang memiliki sebuah pandangan teoretis yang lebih
luas dan lengkap tentang filsafat. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Filsafat karena itu, berusaha
menemukan kenyataan-kenyataan atau kebenaran-kebenaran asli, murni, dan mutlak.
Plato, mengatakan juga bahwa filsafat adalah penyelidikan tetang sebab dan azas yang
paling akhir dari segala sesuatu yang ada. Ia menjelaskan bahwa filsafat sejati adalah
pengetahuan mengenai hakikat (arrete) dari sesuatu yang diperoleh melalui kontemplasi,
bukan melalui aksi. Akibatnya, kaum Platonian (pengikut fanatik Plato) telah menyamakan
filsafat sebagai pengetahuan tentang pengertian saja. Praktisnya, urusan filsafat di sini
hanya usaha mencari kebenaran hakiki, tanpa usaha mempraktikkan kebenaran tersebut
dalam kehidupan nyata.
Plato merupakan filsuf pertama yang mulai menggunakan pendekatan
rasionalistik
di dalam mengemukakan gagasan-gagasannya tentang filsafat. menurutnya, hakikat
filsafat itu, bukan terletak pada kenyataan atau penampakan lahirian yang terbatas, tetapi
pada
5
keluhuruan ide yang bersifat mendasar dan absolut. Kejelasan filsafat adalah pada rasio,
karena rasio mampu menunjukkan letak kejelasan dan ketepatan suatu pemikiran, bukan
pada dorongan-dorongan sensasi inderawi. Seiring berjalannya waktu Rasionalisme Plato,
akhirnya, berkembang menjadi Idealisme, yaitu, pengabstraksian konsep pada tataran ide.
Baginya, kebenaran filosofis bukan pada penampakan-penampakan tetapi pada ide yang
lengkap.
Menurut Plato, ada beberapa hal yang merupakan sifat kebijaksanaan filosofis, yaitu:
a. Kebijaksaanan atau pengetahuan filosofis harus tahan menghadapi ujian kritis.
Konsekueninya, semua jenis pengetahuan atau kebijaksanaan yang belum diuji
sampaidasarnya, harus ditolak.
b. Metode yang digunakan adalah dialektik, di mana filsafat berkembang dengan
pendapat atau pengendaian-pengandaian yang diuji secara kritis, diragukan sampai
pada kesimpulan atau pemikiran yang tidak dapat diragukan atau disangsikan lagi.
c. Filsafat harus menerobos masuk sampai kepada kenyataan sejati, yaitu kenyataan
essensi atau hakikat ideal dari realitas. Kenyataan sejati adalah kodrat terdalam dari
realitas, sedangkan ide itu selalu bersifat tetap melalui sistem ide, filsafat akan tetap
hidup yang berusaha menggugat dan mempertanyakan secara radikal sampai
mencapai kenyataan, sebab, atau prinsip-prinsip tertinggi dan universal dari
kenyataan

3. Aristoteles
Aristoteles merupakan murid Plato, mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip dan penyebab utama dari realitas
yang ada. Ia pun mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berupaya mempelajari
sebagaimana adanya. Aristoles adalah filsuf besar yang berjasa dalam mewariskan sejumlah
pemikiran dan karya filsafat besar,
hakikat filsafat menurut Aristoteles adalah sebagai berikut:
a. Hakikat filsafat berhubungan langsung dengan ada sebagai pengada atau ada
sebagai sebab dan prinsip pertama dari kenyataan tertinggi. Aristoteles, dalam hal
ini, berada pada posisi selaku seorang realis, atau penganut aliran realisme.
b. Filsafat harus berurusan dengan upaya membangun hidup kekinian.
c. Filsafat harus mendorong pada aksi-praksis, bukan sekedar penalaran spekulatif,
tetapi
harus mendorong pada pengalaman dan pengamalan.

4. Rene Descartes
Descartes adalah seorang filsuf Prancis yang memelopori lahirnya sejarah filsafat
modern dengan mengembangkan aliran filsafat Rasionalisme. Descartes, dengan adalah
rasio itu sendiri. Rasio atau pikiran, bagi Descartes, merupakan dasar bagi segala klaim
kebenaran, kesahihan, ketepatan, dan obyektifitas filsafat itu sendiri Konsekuensinya
segala klaim filosofis yang berada di luar tatanan rasio, harus disangkal kebenarannya dan
patut ditolak keberadaannya sebagai kepalsuan, sesat pikir, kebohongan, dan perasaan
subyektif yang menyesatkan.

6
Karakteristik filsafat

1. Berpikir Radikal
Berpikir Radikal Artinya, ciri berpikir filsafat yang ingin menggali dan menyelami
kenyataan atau ide sampai keakar-akarnya, untuk menemukan dan mengangkat dasar-
dasar pemikirannya secara utuh ke permukaan. Melalui cara pemikiran yang demikian
itu, diperoleh suatu hasil berpikir yang mendasar dan mendalam, serta sebuah
pertanggunganjawaban yang memadai di dalam membangun pemikiran filsafat dan
pikiran keilmuan itu sendiri.

2. Berpikir Sistematis dan Analitis


Berpikir Sistematis dan Analitis artinya, ciri berpikir filsafat selalu berpikir logis
(terstruktur dan teratur berdasarkan hukum berpikir yang benar). Pemikiran filsafat tidak
hanya melepaskan atau menjejerkan ide-ide, penalaran, dan kreatifitas budi secara
serampangan (sporadis). Filsafat, sebagai sebuah metode berpikir yang sistematis
merupakan salah satu pendekatan tersendiri dalam memahami kebenaran. Dalam
konteks keagamaan, pemikiran tentang berbagai hal dan urusan. Karenanya dalam
filsafat juga dibicarakan bagaimana keberadaan Tuhan, dan juga persoalan kenabian,
kedudukan dan fungsi akal dan wahyu, penciptaan manusia serta ibadah yang dilakukan
oleh manusia.

3. Integral
Integral yang berarti mempunyai kecenderungan untuk memperoleh pengetahuan yang
utuh sebagai suatu keseluruha atau filsafat memandang objekny secara integral.

4. Menyeluruh
Menyeluruh artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan hanya
ditinjau dari satu sudut pandang tertentu

5. Mendasar
Mendasar artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang fundamentalis atau
esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap
nilai dan keilmuan.

6. Rasional
Rasional adalah kemampuan untuk mempertimbangkan aspek dan menganalisis
relevansi informasi yang berhubungan dengan suatu kejadian, baik yang berupa fakta,
opini, maupun data.

7
7. Berpikir Konseptual
Berpikir konseptual adalah proses berpikir dengan menggunakan konsep yang telah
dimiliki berdasarkan hasil pelajaran sebelumnya dalam memecahkan suatu masalah.

8. Bersifat Komprehensif dan Holistik


Komprehensif dan holistik. Artinya, pemikiran filsafat selalu bersifat menyeluruh dan
utuh. Baginya, keseluruhan adalah lebih jelas dan lebih bermakna daripada bagian-
perbagian

9. Berpikir Kritis
Berpikir bukan untuk sekedar menerima kenyataan atau menyesuaikan diri dengan
kenyataan pemikiran atau pandangan orang Justru, inti dari ciri pemikiran filsafat yang
kritis (critics) ini adalah berpikir dalam rangka mengkritik, meragukan, dan
mempertanyakan segala sesuatu, sampai mencari dan memndapatkan dasar-dasar
pertanggungjwaban intelektual.

10. Bersifat filosofis dari sudut pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis
Filsafat dituntut untuk dapat menjawab pertanyaan mendasar “apa?”, “bagaimana?” dan
untuk apa?

Tujuan mempelajari filsafat menurut para ahli. Terdapat sejumlah tujuan memperlajari
filsafat menurut para ahli, antara lain:

1. Menurut Harold H. Titus, tujuan filsafat adalah upaya untuk memahai alam semesta,
makna dan nilainya. Menurutnya, apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni
adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komonikasi, dan ekspresi, maka
tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan.
2. Menurut Dr. Oemar A. Hoesin, mengatakan bahwa ilmu memberi kepada kita
pengetahuan, dan filsafat memberi kepada kita hikmah. Tujuan filosofi yaitu memberi
kepuasaan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yaitu kebenaran yang teratur.
3. Menurut Nasib Alisyahbana, berpendapat bahwa tujuan filsafat dapat memberikan
ketenangan pikiran dan ketabahan, bahkan kematian.
4. Menurut Radhakrishnan, mengatakan bahwa tujuan filsafat bukan sekedar
mencerminkan semangat semasa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju.

Manfaat Filsafat dalam Kehidupan

Dengan belajar apa itu filsafat, seseorang akan cenderung berpikir kritis dengan
mempermasalahkan hakikat persoalan dan mempertanyakan jawaban yang
dikembangkan. Hal itu tentu saja dapat membuat kita lebih arif dan bijaksana, inilah
merupakan manfaat utama filsafat.

Manfaat lain dari filsafat yaitu dapat membuat kita berpikir, merenung, memilih dan
bertingkah laku serta bertindak berdasarkan keyakinan yang kita panuti dan dinilai
merupakan permasalahan yang tidak tuntas di jawab hanya dengan tradisi, konvensi,
ilmu, atau gabungan semuanya. Pencarian dan penuntasan masalah akan banyak terbantu

8
dengan filsafat. Sebab, filsafat adalah suatu bagian dari keyakinan dan tindakan kita,
meskipun kebanyakan hal itu tanpa kita sadari.

2.2 Pentingnya filsafat bagi manusia.

1. Dengan filsafat kita lebih menjadi manusia menghargai manusia dan nilai
kemanusiaan tidak hanya mengandalkan ilmu pengetahuan dengan metode dan
pendekatannya yang spesifik tetapi di bijaksana dalam mengamalkan atau
menerapkan ilmu pengetahuan itu dalam kehidupannya filsafat berperan lebih
pendidik dan pembangunan nilai kemanusiaan dan manusia itu sendiri.
2. Dengan filsafat seseorang semakin pantas disebut berkepribadian semakin mendekati
kesempurnaan kemanusiaan semakin mendekati dan memiliki Apa yang disebut
kebijaksanaan
3. Filsafat mengajar dan melatih Kita memandang segala sesuatu dengan luas dan bijak
memandang dari berbagai sisi jadi menghindarkan diri kita dan menyembuhkan diri
kita dari kepicikan yang bersifat aku isme dan aku sentrisme
4. Filsafat diharapkan menjadikan kita orang-orang yang dapat menggunakan pikiran
secara mandiri tidak bunda terpengaruh tidak terlalu berpengaruh baginya pendapat
umum
5. Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat memperluas wawasan tentang ilmu
pengetahuan karena dengan bertambahnya ilmu pengetahuan, akan bertambah pula
cakrawala pemikiran dan pegangan yang semakin luas dan kukuh
6. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat kita
semakin ditentang dengan kemajuan teknologi beserta dampak positif dan negatifnya

Unsur Filsafat

Di dalam filsafat terdapat tiga unsur yaitu unsur epistemologi, axiologi dan juga ontologi.
Unsur-unsur ini digunakan untuk membahas tentang filsafat lebih dalam lagi. Berikut
rinciannya:

1. Unsur Epistemologi
Merupakan unsur yang berpengaruh dengan karakter pengetahuan, yang digunakan
untuk menentukan yang kebenaran, yang kemudian diklarifikasi dan juga disusun
secara sistematis.
2. Unsur Axiologi
Adalah unsur yang digunakan untuk menjawab pertanyaan ilmu pengetahuan, yang
berkaitan dengan manfaat pengetahuan, kaidah moral dan untuk menentukan objek
kajian terhadap moral tersebut.
3. Unsur Ontologi
Unsur ini untuk mengetahui sesuatu secara umum, untuk mencari sesuatu inti di
dalam sebuah kenyataan, dengan hakikat sesuai dengan realita.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang tertua dan mendasar dari semua
disiplin ilmu pengetahuan. Filsafat berusaha untuk membahas hakikat segala sesuatu,
yang berarti kebenaran yang sesungguhnya atau yang sejati, yang esensial, bukan
yang bersifat kebetulan. Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Filsafat juga
dianggap sebagai induk dari segala ilmu yang ada. Filsafat juga dapat dilihat sebagai
kearifan atau pengertian intelektual yang diperoleh lewat proses pemeriksaan secara
kritis ataupun dengan berdiskusi. Dalam konteks ini, filsafat sering disebut sebagai
"ibu dari semua seni" dan juga sebagai "seni kehidupan". Untuk memahami hakikat
filsafat, fungsi, tujuan, serta perkembangan aliran-aliran filsafat, penting untuk
memahami hubungan antara konsep yang satu dan konsep lainnya.

3.2 Saran

Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok
bacaan dalam makalah ini makalah ini belum sempurna, karena masih banyak
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan
saran dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

10
DAFTAR PUSTAKA

Alisyahbana. 1957. Pembimbing ke Filsafat I: Metafisika. Jakarta: Dian Rakyat

Jalaluddin. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Jenilan. 2018. Filsafat Pendiidkan. El-Afkar, 7(1), 70-74.

Sitoresmi, A. R. (2022, januari 7). Pengertian Filsafat, Tujuan, Karakteristik, dan


Manfaatnya dalam Kehidupan. Retrieved from liputan6.com:
https://www.liputan6.com/hot/read/4853611/pengertian-filsafat-tujuan-
karakteristik-dan-manfaatnya-dalam-kehidupan?page=4

Suminten, N. (n.d.). FILSAFAT & PEMIKIRAN KAUM MILENIAL. Retrieved


from Repository.uhamka.ac.id:
http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/14032/1/Buku%20Filsafat.pdf

Zen, Z., & Zuwirna. (2021). Filsafat Pendidikan. In F. Pendidikan, Filsafat


Pendidikan (p. 22). Jakarta: KENCANA.

11

Anda mungkin juga menyukai