Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT PENDIDIKAN

“Hubungan Filsafat dengan Agama, Ilmu, dan Kebudayaan”

Disusun oleh:

WAHYU NINGSI (23129272)

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Yalvema Miaz, M.A., Ph,D

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya yang selalu melimpahkan kebaikan kepada kita semua. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Yalvema Miaz, M.A., Ph,D selaku dosen
pembelajaran Filsafat Pendidikan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait materi yang saya pelajari. Saya juga mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan,
dan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Karya ini merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan semangat dalam menggali,
menyusun, dan menyajikan informasi yang bermanfaat. Saya berharap karya ini dapat
memberikan kontribusi positif bagi pembaca.

Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat dan dapat memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang topik yang dibahas. Kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.

Padang, 17 Maret 2024

Wahyu Ningsi

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................................................5
2.1 Hubungan Filsafat dengan Agama ............................................................................5

2.2 Hubungan Filsafat dengan Ilmu ................................................................................6

2.3 Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan ...................................................................7

BAB III
PENUTUP .....................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................10

3.2 Saran........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu memiliki dua sisi yaitu sisi yang berdampak positif dan berdampak
negative. Ilmu memiliki dampak positif karena dapat memperbaiki kualitas hidup manusia
seperti implementasi ilmu dalam bidang komunikasi, transportasi, medis dan sarana industri.
Ilmu memiliki dampak negatif jika dapat merugikan dan membahayakan martabat manusia,
sehingga diperlukan tatanan ajaran Agama untuk memberikan petunjuk. Selain itu
keragaman kebudayaan dalam suatu negara turut mempengaruhi perkembangan ilmu
dikarenakan kebutuhan dan keinginan masing-masing penduduk berbeda.
Ilmu pengetahuan, agama dan filfasat merupakan tiga aspek yang dapat menuntun manusia
mencari kebenaran, meskipun ketiga aspek tersebut tidak dapat dikategorikan sesuatu hal
yang sama. Secara umum, filsafat merupakan salah satu kegiatan atau hasil kegiatanyang
menyangkut aktivitas dan olah budi manusia.1 Agama merupakan hal yang berkaitan
dengan dengan masalah hubungan manusia dan dunianya dengan Allah.2 Segala sesuatu
yang berasal dari Tuhan, dalam perspektif agama adalah sebuah kebenaran yang tidak dapat
ditolak. Sedangkan ilmu adalah deskripsi total dan konsisten dari fakta – fakta empiris yang
merumuskan secara bertanggung jawab dalam istilah – istilah yang sesederhana mungkin.3
Ketiga aspek memberikan kontribusi kepada manusia dalam proses penyelesaian masalah.
Ilmu pengetahuan pada saat ini berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan
pemikiran manusia. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat memecahkan masalah dan
memudahkan manusia mencapai tujuan. Hubungan filsafat dengan agama: Filsafat berfungsi
sebagai penemuan konsep tentang sesuatu yang berawal dari pengetahuan tentang satuan-
satuan. Setiap satuan yang ditemukan itu dipilah-pilah, dikelompokkan berdasarkan
persamaan, perbedaan, ciri-ciri tertentu dan sebagainya. Hubungan Filsafat dengan
kebudayaan: Filsafat sebagai cara atau metode berfikir sistematik dan universal yang
berujung pada setiap jiwa, sedangkan kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang
termaniferstasi pada cipta, rasa, dan karsa sikap hidup dan pandangan hidup.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hubungan filsafat dengan agama?
2. Apa hubungan filsafat dengan ilmu?
3. Bagaimana hubungan filsafat dengan kebudayaan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan agama
2. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan ilmu
3. Untuk mnegetahui hubungan filsafat dengan kebudayaan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Filsafat dengan Agama

Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya
karena ada jalan hidup yang benar dan perlu ditemukan. Manusia menjadi penganut yang
setia terhadap agama karena menurut keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang
sangat berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun
oleh akal seperti halnya menguji kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak
menyangkut perasaan dan keyakinan. Agama merupakan rujukan akhir yang digunakan oleh
manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan hidupnya ketika manusia tidak mampu
lagi memecahkan permasalahannya dengan akalnya.

Agama merupakan sesuatu yang ada walaupun keberadaan agama tidak sama dengan
keberadaan objek benda. Karena ia ada maka agama juga dapat dikaji berdasarkan
pendekatan filsafat karena keberadaannya itulah makanya agama dikatakan objek pengkajian
filsafat. Landasan agama terutama agama tauhid merupakan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di dunia dan
menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan dan
pembelajaran bagi anak didik di mana landasan tauhid dan spiritual agama ini menyangkut
dengan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan kepada agama apabila tidak berdasarkan agama
maka filsafat itu tidak akan memuat kebenaran objektif karena memberikan pandangan dan
putusan adalah akal pikiran adapun kesanggupan pikiran itu terbatas sehingga filsafat tidak
akan mampu atau sanggup memberi kepuasan bagi manusia terutama dalam tingkat
pemahamannya terhadap yang gaib.

Beberapa pendapat para ahli tentang hubungan filsafat dengan agama antara lain:

1. Ada yang mengatakan filsafat yang berpangkal dari Wahyu dari Tuhan
konsekuensinya adalah bahwa filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri yang
otonom tidak berdasarkan kodrat akal budi manusia melainkan sama sekali
tergantung dari yang ditentukan isinya oleh agama eksistensi filsafat menjadi filsafat
agama dibagi menjadi dua macam yaitu

a. Filsafat agama pada umumnya adalah hasil pemikiran mengenai dasar-dasar


agama yang bersifat analitis rasional dan kritis tapi tidak memasuki bagian
hakikat dari ajaran-ajaran agama
b. Terus apa satu agama atau teologi membahas dasar-dasar yang terdalam
tentang suatu agama tertentu misalnya teologi Islam analisis dan
pembahasannya tidak mempermasalahkan kebenaran agamanya karena
sepenuhnya diterima sebagai kebenaran.

5
2. Ada yang menyatakan bahwa ada pada kita yaitu hanya akal budi manusia saja
sedangkan agama dan kepercayaan mereka anggap kolot pemaksaan terhadap akal
tidak sesuai dengan akal pikiran manusia. Untuk pendapat ini ada aliran filsafat
rasionalisme dengan tokoh-tokohnya

a. Rene Descartes yang terkenal dengan ucapannya cogito ergo sum jepense
doncje suis ; sive existo artinya saya berpikir karena itu ada saya.
b. Bebedictus spinoza. Hanya ada satu substansi yang meliputi segala sesuatu
yang dinamakannya " duess sive subtantie" atau "dues sive natura". Yang
memiliki dua macam bentuk yang salah satu tanda kekuasaan yang lain
memiliki tanda kesadaran.
c. Gottfried Wilhelm Leibnitz. Terkenal dengan ajarannya Munadi bahwa yang
merupakan kekuatan adalah gaya atau kekuatan.

3. Menurut filsuf betrand Russel antara agama teologi dan ilmu pengetahuan terletak
pada daerah gelap yang tak bertuan daerah ini diserang baik oleh agama atau
teologi maupun ilmu pengetahuan daerah yang dimaksud tak bertuan ini adalah
ranah filsafat.

Dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya adalah bahwa


setiap orang diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadikan proses
pendidikan dan usaha-usaha pendidikan menjadi suatu usaha yang memiliki dasar
berpikir dan bertindak. Dengan demikian, usaha yang dilakukan dalam bidang
pendidikan diharapkan mampu membangun jiwa raga bangsa guna mempersiapkan
generasi muda dan warga negara agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
maha esa. Agama mengarahkan warga negara yang sadar dan insaf tentang hidup
dan kehidupan serta mempunyai teladan yang dapat dijadikan prinsip dan
keyakinan.

2.2 Hubungan Filsafat dengan Ilmu

Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan satu sama lain, bila melihat realitas
hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan bahwa semuanya merupakan dari kegiatan manusia.
Kegiatan manusia diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam hasilnya. Bila dilihat
dari hasilnya, keduanya merupakan hasil daripada berpikir manusia secara sadar. Bila dilihat
dari segi prosesnya, menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha untuk memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupan manusia (untuk memperoleh kebenaran dan
pengetahuan), dengan menggunakan metode-metode atau prosedur-prosedur tertentu secara
sistematis dan kritis.

Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan dan memiliki hubungan yang saling
melengkapi antara satu dengan lainnya. Perbedaan yang terdapat dari keduanya bukan untuk
dipertentangkan, melainkan untuk saling melengkapi, dan saling mengisi. Pada hakikatnya,
perbedaan itu terjadi disebabkan cara pendekatan yang berbeda.

6
Maka dalam hal ini perlu membandingkan antar filsafat dan ilmu pengetahuan, yang
menyangkut perbedaan-perbedaan maupun titik temu di antaranya. Semua keilmuan sudah
dibicarakan di dalam filsafat, bahkan beberapa ilmu pengetahuan lahir dari filsafat, berarti
ilmu yang memisahkan diri dari filsafat. Misalnya matematika, astronomi, fisika, kimia,
biologi, psikologi, dan sosiologi. Ilmu juga bersifat analitis, ilmu pengetahuan hanya
menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai objek formalnya (Varpio & Macleod,
2020).

Sedangkan filsafat belajar dari ilmu pengetahuan dengan menekankan keseluruhan dari
sesuatu (sinoptis), karena keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang tidak ada pada bagian-
bagiannya. Ilmu bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta-fakta,
teknik-teknik, dan alat-alat Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu
manusia untuk mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa-apa yang harus
diperbuat manusia. Filsafat tidak netral, karena faktor-faktor subjektif memegang peranan
yang penting dalam berfilsafat, ilmu mulai dengan asumsi-asumsi. Filsafat juga mempunyai
asumsi-asumsi dan menyelidiknya atau merenungkannya karena ia meragukan terhadap
asumsi tersebut. Ilmu pengetahuan menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode
yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan mengujinya dalam praktik
berdasarkan penginderaan. Sedangkan filsafat dengan melalui akal pikiran yang didasarkan
kepada semua pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat dapat menelaah
masalah-masalah yang tidak dapat dicarikan penyelesaiannya oleh ilmu Berdasarkan
penjelasan di atas, bahwa hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan saling berkaitan karena
semuanya merupakan kegiatan manusia.

Hubungan keduanya diibaratkan filsafat sebagai induknya ilmu sedangkan ilmu


pengetahuan sebagai anak filsafat. Mengapa demikian, karena filsafat sifatnya lebih luas
atau universal objeknya. Sedangkan ilmu pengetahuan objeknya terbatas karena hanya di
dalam bidang tertentu. Filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat saling bertemu sebab kedua-
duanya menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk menghadapi fakta-
fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik, dengan pikiran terbuka dan
kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat kebenaran. Mereka
berkepentingan untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur.

Ilmu membekali filsafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan faktual yang sangat
penting untuk membangun filsafat. Tiap filsuf dan suatu periode lebih condong untuk
merefleksikan pandangan ilmiah pada periode tersebut. Sementara itu, ilmu pengetahuan
melakukan pengecekan terhadap filsafat, dengan menghilangkan ide-ide yang tidak sesuai
dengan pengetahuan ilmiah. Sedangkan Filsafat mengambil pengetahuan yang terpotong-
potong dan berbagai ilmu, kemudian mengaturnya dalam pandangan hidup yang lebih
sempurna dan terpadu. Dalam hubungan ini, kemajuan ilmu pengetahuan telah mendorong
kita untuk menengok kembali ide-ide dan interpretasi kita, baik itu dalam bidang ilmu
pengetahuan maupun dalam bidang-bidang
lain.

2.3 Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta Budhayah . Kata ini berasal dari dua kata yaitu budi
dan daya. Budi artinya akal, tabiat, watak, akhlak, perangai, kebaikan, daya upaya,
kecerdikan untuk pemecahan masalah. Sementara daya berarti kekuatan, tenaga, pengaruh,
jalan, cara, muslihat. Dalam bahasa Arab, kata yang dipakai untuk kebudayaan adalah al-
Hadlarah , as Tsaqafiyah/ Tsaaqafah yang artinya juga peradaban. Kata lain yang

7
digunakan untuk menunjuk kata kebudayaan adalah Culture (Inggris), Kultuur (Jerman),
Cultuur (Belanda).

Secara istilah, banyak pengertian tentang kebudayaan di antaranya

1. kebudayaan adalah cara berpikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam
keseluruhan segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan
sosial dalam suatu ruang dan waktu;
2. aspek ekspresi simbolik perilaku manusia atau makna bersama yang memengaruhi
kehidupan sehari-hari sehingga menjadi konsesus dan karenanya mengabaikan
konflik
3. kondisi kehidupan biasa yang melebihi dari yang diperlukan (Ibnu Chaldun);
4. bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat , struktur intuitif
yang mengandung nilai- nilai rohaniah tinggi yang menggerakkan masyarakat atau
khazanah historis yang terefleksikan dalam nilai yang menggariskan bagi kehidupan
suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang jauh dari kontradiksi ruang dan waktu.

Oleh karena itu, kebudayaan adalah satu sikap batin, sifat dari jiwa manusia, yaitu usaha
untuk mempertahankan hakikat dan kebebasannya sebagai makhluk yang membuat hidup
ini lebih indah dan mulia. Hal tersebut membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat
normatif dan pedoman pelaksanaanya. Hal itu sejalan dengan pemikiran filsafat yaitu
senantiasa untuk memikirkan hakikat tentang sesuatu sehingga kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa filsafat dapat berinter- relasi dengan budaya.

Konsep dan pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli;

1. Taylor mengatakan budaya adalah suatu keseluruhan yang kompleks meliputi


pengetahuan kepercayaan kesenian moral keilmuan hukum dan adat istiadat dan
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
2. Linton menjelaskan bahwa kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah
laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari di mana unsur
pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Kuntjaningrat mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan
milik dari manusia dengan belajar.
4. Herkovits mengatakan bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang
diciptakan oleh manusia

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat dikatakan bahwa kebudayaan itu
merupakan tingkah laku yang dipelajari yang ditiru juga kebiasaan akibat pengaruh yang
terjadi dalam masyarakat berdasarkan interaksi antar manusia. pada dasarnya kebudayaan
adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan pendidikan dan
kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi yaitu pendidikan adalah proses
pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspek lain dan fungsi
pendidikan adalah mengelola kebudayaan itu menjadi sikap mental tingkah laku bahkan
menjadi kepribadian.

Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan sebenarnya menggambarkan hubungan


nilai timbal balik di mana fungsi pendidikan sebagai kebudayaan mempunyai tujuan yang
lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni
mampu menciptakan dan mengembangkan kebudayaan melalui pendidikan.

8
Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengelola lingkungan dengan
teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan pendidikannya akan
mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dahulu agar dia tidak punah dan
terjaga untuk selamanya oleh karena itu dengan adanya filsafat kita dapat mengetahui
tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadap alam lingkungannya. Dengan demikian
kebudayaan memiliki peran

1. Sebagai pedoman dalam hubungan antar manusia dan kelompoknya


2. Wadah untuk menyalurkan perasaan dan kemampuan lain
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dengan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam
pergaulan
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak berbuat
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain
7. Sebagai modal dasar pembangunan

Kebudayaan masyarakat tersebut sebagai besar dipenuhi oleh kebudayaan yang


bersumber pada masyarakat itu sendiri hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap
lingkungan di dalamnya.

Pendidikan mempunyai fungsi rangkap untuk kebudayaan yaitu

1. Menciptakan sesuatu yang belum ada sebelumnya melalui pembinaan dan


pengembangan manusia yang kreatif.
2. Mentransfer kebudayaan yang sudah ada kepada generasi demi generasi dalam proses
sosialisasi dan pengembangan diri dan kepribadian manusia.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filsafat, agama, ilmu, dan kebudayaan merupakan empat elemen yang saling terkait dalam
kehidupan manusia. Filsafat berfungsi sebagai alat berpikir kritis dan analitis yang
membantu manusia memahami dan mempertanyakan segala hal, termasuk agama, ilmu, dan
kebudayaan. Agama, sebagai sistem keyakinan dan nilai-nilai moral, sering kali menjadi
subjek kajian filsafat. Filsafat agama membantu kita memahami konsep-konsep dasar dalam
agama, seperti Tuhan, kebaikan, dan kejahatan, serta hubungan antara agama dan moralitas.
Ilmu, sebagai pengetahuan yang didasarkan pada fakta dan bukti, juga memiliki hubungan
erat dengan filsafat. Filsafat ilmu membahas tentang sifat dan tujuan pengetahuan, metode
ilmiah, dan bagaimana ilmu memengaruhi pemahaman kita tentang realitas. Kebudayaan,
sebagai cara hidup dan sistem nilai suatu masyarakat, juga menjadi subjek kajian filsafat.
Filsafat kebudayaan membantu kita memahami bagaimana nilai-nilai, norma, dan simbol
dalam kebudayaan membentuk identitas dan pandangan dunia individu dan masyarakat.

3.2 Saran
Makalah ini telah membahas hubungan antara filsafat, agama, ilmu, dan kebudayaan.
Namun, masih banyak aspek lain yang dapat diteliti lebih lanjut. Misalnya, bagaimana
filsafat dapat membantu dalam memahami konflik antara agama dan ilmu, atau bagaimana
kebudayaan mempengaruhi interpretasi filsafat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Citra Kurniawan. (n.d.). Filsafat Ilmu dalam Lingkup Agama dan Kebudayaan, Peran Ilmu
dalam Pengembangan. 1-7.

Jarnita, F. D. (2020, April). Seperti apa keterkaitan antara filsafat dengan agama dan
kebudayaan? Retrieved from dictio.id: https://www.dictio.id/t/seperti-apa-
keterkaitan-antara-filsafat-dengan-agama-dan-budaya/129389

Jiddan, A. A. (2022, January 9). Hubungan antara Ilmu Filsafat dengan Agama. Retrieved
from kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/ahmadadibjiddanalqooni7974/61daea624b660d627b1
67a62/hubungan-antara-ilmu-filsafat-dengan-agama

Putri, L. (2019, Maret). HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN ILMU. Retrieved


from researchgatr.net:
https://www.researchgate.net/publication/332014553_HUBUNGAN_ANTARA_FI
LSAFAT_DENGAN_ILMU
Romanti. (2023, oktober 10). Menelisik Hubungan Filsafat Dan Ilmu Pengetahuan.
Retrieved from kemendikbud.go.id: https://itjen.kemdikbud.go.id/web/menelisik-
hubungan-filsafat-dan-ilmu-pengetahuan/

11

Anda mungkin juga menyukai