MAKALAH 4 WAHYU NINGSI 23129272 (Hubungan Filsafat Dengan Agama, Ilmu Dan Kebudayaan)
MAKALAH 4 WAHYU NINGSI 23129272 (Hubungan Filsafat Dengan Agama, Ilmu Dan Kebudayaan)
Disusun oleh:
Dosen Pengampu :
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya yang selalu melimpahkan kebaikan kepada kita semua. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Yalvema Miaz, M.A., Ph,D selaku dosen
pembelajaran Filsafat Pendidikan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait materi yang saya pelajari. Saya juga mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan,
dan bantuan dalam penulisan laporan ini.
Karya ini merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan semangat dalam menggali,
menyusun, dan menyajikan informasi yang bermanfaat. Saya berharap karya ini dapat
memberikan kontribusi positif bagi pembaca.
Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat dan dapat memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang topik yang dibahas. Kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.
Wahyu Ningsi
2
DAFTAR ISI
BAB III
PENUTUP .....................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan agama
2. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan ilmu
3. Untuk mnegetahui hubungan filsafat dengan kebudayaan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya
karena ada jalan hidup yang benar dan perlu ditemukan. Manusia menjadi penganut yang
setia terhadap agama karena menurut keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang
sangat berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun
oleh akal seperti halnya menguji kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak
menyangkut perasaan dan keyakinan. Agama merupakan rujukan akhir yang digunakan oleh
manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan hidupnya ketika manusia tidak mampu
lagi memecahkan permasalahannya dengan akalnya.
Agama merupakan sesuatu yang ada walaupun keberadaan agama tidak sama dengan
keberadaan objek benda. Karena ia ada maka agama juga dapat dikaji berdasarkan
pendekatan filsafat karena keberadaannya itulah makanya agama dikatakan objek pengkajian
filsafat. Landasan agama terutama agama tauhid merupakan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di dunia dan
menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan dan
pembelajaran bagi anak didik di mana landasan tauhid dan spiritual agama ini menyangkut
dengan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan kepada agama apabila tidak berdasarkan agama
maka filsafat itu tidak akan memuat kebenaran objektif karena memberikan pandangan dan
putusan adalah akal pikiran adapun kesanggupan pikiran itu terbatas sehingga filsafat tidak
akan mampu atau sanggup memberi kepuasan bagi manusia terutama dalam tingkat
pemahamannya terhadap yang gaib.
Beberapa pendapat para ahli tentang hubungan filsafat dengan agama antara lain:
1. Ada yang mengatakan filsafat yang berpangkal dari Wahyu dari Tuhan
konsekuensinya adalah bahwa filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri yang
otonom tidak berdasarkan kodrat akal budi manusia melainkan sama sekali
tergantung dari yang ditentukan isinya oleh agama eksistensi filsafat menjadi filsafat
agama dibagi menjadi dua macam yaitu
5
2. Ada yang menyatakan bahwa ada pada kita yaitu hanya akal budi manusia saja
sedangkan agama dan kepercayaan mereka anggap kolot pemaksaan terhadap akal
tidak sesuai dengan akal pikiran manusia. Untuk pendapat ini ada aliran filsafat
rasionalisme dengan tokoh-tokohnya
a. Rene Descartes yang terkenal dengan ucapannya cogito ergo sum jepense
doncje suis ; sive existo artinya saya berpikir karena itu ada saya.
b. Bebedictus spinoza. Hanya ada satu substansi yang meliputi segala sesuatu
yang dinamakannya " duess sive subtantie" atau "dues sive natura". Yang
memiliki dua macam bentuk yang salah satu tanda kekuasaan yang lain
memiliki tanda kesadaran.
c. Gottfried Wilhelm Leibnitz. Terkenal dengan ajarannya Munadi bahwa yang
merupakan kekuatan adalah gaya atau kekuatan.
3. Menurut filsuf betrand Russel antara agama teologi dan ilmu pengetahuan terletak
pada daerah gelap yang tak bertuan daerah ini diserang baik oleh agama atau
teologi maupun ilmu pengetahuan daerah yang dimaksud tak bertuan ini adalah
ranah filsafat.
Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan satu sama lain, bila melihat realitas
hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan bahwa semuanya merupakan dari kegiatan manusia.
Kegiatan manusia diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam hasilnya. Bila dilihat
dari hasilnya, keduanya merupakan hasil daripada berpikir manusia secara sadar. Bila dilihat
dari segi prosesnya, menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha untuk memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupan manusia (untuk memperoleh kebenaran dan
pengetahuan), dengan menggunakan metode-metode atau prosedur-prosedur tertentu secara
sistematis dan kritis.
Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan dan memiliki hubungan yang saling
melengkapi antara satu dengan lainnya. Perbedaan yang terdapat dari keduanya bukan untuk
dipertentangkan, melainkan untuk saling melengkapi, dan saling mengisi. Pada hakikatnya,
perbedaan itu terjadi disebabkan cara pendekatan yang berbeda.
6
Maka dalam hal ini perlu membandingkan antar filsafat dan ilmu pengetahuan, yang
menyangkut perbedaan-perbedaan maupun titik temu di antaranya. Semua keilmuan sudah
dibicarakan di dalam filsafat, bahkan beberapa ilmu pengetahuan lahir dari filsafat, berarti
ilmu yang memisahkan diri dari filsafat. Misalnya matematika, astronomi, fisika, kimia,
biologi, psikologi, dan sosiologi. Ilmu juga bersifat analitis, ilmu pengetahuan hanya
menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai objek formalnya (Varpio & Macleod,
2020).
Sedangkan filsafat belajar dari ilmu pengetahuan dengan menekankan keseluruhan dari
sesuatu (sinoptis), karena keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang tidak ada pada bagian-
bagiannya. Ilmu bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta-fakta,
teknik-teknik, dan alat-alat Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu
manusia untuk mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa-apa yang harus
diperbuat manusia. Filsafat tidak netral, karena faktor-faktor subjektif memegang peranan
yang penting dalam berfilsafat, ilmu mulai dengan asumsi-asumsi. Filsafat juga mempunyai
asumsi-asumsi dan menyelidiknya atau merenungkannya karena ia meragukan terhadap
asumsi tersebut. Ilmu pengetahuan menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode
yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan mengujinya dalam praktik
berdasarkan penginderaan. Sedangkan filsafat dengan melalui akal pikiran yang didasarkan
kepada semua pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat dapat menelaah
masalah-masalah yang tidak dapat dicarikan penyelesaiannya oleh ilmu Berdasarkan
penjelasan di atas, bahwa hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan saling berkaitan karena
semuanya merupakan kegiatan manusia.
Ilmu membekali filsafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan faktual yang sangat
penting untuk membangun filsafat. Tiap filsuf dan suatu periode lebih condong untuk
merefleksikan pandangan ilmiah pada periode tersebut. Sementara itu, ilmu pengetahuan
melakukan pengecekan terhadap filsafat, dengan menghilangkan ide-ide yang tidak sesuai
dengan pengetahuan ilmiah. Sedangkan Filsafat mengambil pengetahuan yang terpotong-
potong dan berbagai ilmu, kemudian mengaturnya dalam pandangan hidup yang lebih
sempurna dan terpadu. Dalam hubungan ini, kemajuan ilmu pengetahuan telah mendorong
kita untuk menengok kembali ide-ide dan interpretasi kita, baik itu dalam bidang ilmu
pengetahuan maupun dalam bidang-bidang
lain.
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta Budhayah . Kata ini berasal dari dua kata yaitu budi
dan daya. Budi artinya akal, tabiat, watak, akhlak, perangai, kebaikan, daya upaya,
kecerdikan untuk pemecahan masalah. Sementara daya berarti kekuatan, tenaga, pengaruh,
jalan, cara, muslihat. Dalam bahasa Arab, kata yang dipakai untuk kebudayaan adalah al-
Hadlarah , as Tsaqafiyah/ Tsaaqafah yang artinya juga peradaban. Kata lain yang
7
digunakan untuk menunjuk kata kebudayaan adalah Culture (Inggris), Kultuur (Jerman),
Cultuur (Belanda).
1. kebudayaan adalah cara berpikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam
keseluruhan segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan
sosial dalam suatu ruang dan waktu;
2. aspek ekspresi simbolik perilaku manusia atau makna bersama yang memengaruhi
kehidupan sehari-hari sehingga menjadi konsesus dan karenanya mengabaikan
konflik
3. kondisi kehidupan biasa yang melebihi dari yang diperlukan (Ibnu Chaldun);
4. bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat , struktur intuitif
yang mengandung nilai- nilai rohaniah tinggi yang menggerakkan masyarakat atau
khazanah historis yang terefleksikan dalam nilai yang menggariskan bagi kehidupan
suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang jauh dari kontradiksi ruang dan waktu.
Oleh karena itu, kebudayaan adalah satu sikap batin, sifat dari jiwa manusia, yaitu usaha
untuk mempertahankan hakikat dan kebebasannya sebagai makhluk yang membuat hidup
ini lebih indah dan mulia. Hal tersebut membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat
normatif dan pedoman pelaksanaanya. Hal itu sejalan dengan pemikiran filsafat yaitu
senantiasa untuk memikirkan hakikat tentang sesuatu sehingga kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa filsafat dapat berinter- relasi dengan budaya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat dikatakan bahwa kebudayaan itu
merupakan tingkah laku yang dipelajari yang ditiru juga kebiasaan akibat pengaruh yang
terjadi dalam masyarakat berdasarkan interaksi antar manusia. pada dasarnya kebudayaan
adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan pendidikan dan
kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi yaitu pendidikan adalah proses
pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspek lain dan fungsi
pendidikan adalah mengelola kebudayaan itu menjadi sikap mental tingkah laku bahkan
menjadi kepribadian.
8
Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengelola lingkungan dengan
teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan pendidikannya akan
mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dahulu agar dia tidak punah dan
terjaga untuk selamanya oleh karena itu dengan adanya filsafat kita dapat mengetahui
tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadap alam lingkungannya. Dengan demikian
kebudayaan memiliki peran
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat, agama, ilmu, dan kebudayaan merupakan empat elemen yang saling terkait dalam
kehidupan manusia. Filsafat berfungsi sebagai alat berpikir kritis dan analitis yang
membantu manusia memahami dan mempertanyakan segala hal, termasuk agama, ilmu, dan
kebudayaan. Agama, sebagai sistem keyakinan dan nilai-nilai moral, sering kali menjadi
subjek kajian filsafat. Filsafat agama membantu kita memahami konsep-konsep dasar dalam
agama, seperti Tuhan, kebaikan, dan kejahatan, serta hubungan antara agama dan moralitas.
Ilmu, sebagai pengetahuan yang didasarkan pada fakta dan bukti, juga memiliki hubungan
erat dengan filsafat. Filsafat ilmu membahas tentang sifat dan tujuan pengetahuan, metode
ilmiah, dan bagaimana ilmu memengaruhi pemahaman kita tentang realitas. Kebudayaan,
sebagai cara hidup dan sistem nilai suatu masyarakat, juga menjadi subjek kajian filsafat.
Filsafat kebudayaan membantu kita memahami bagaimana nilai-nilai, norma, dan simbol
dalam kebudayaan membentuk identitas dan pandangan dunia individu dan masyarakat.
3.2 Saran
Makalah ini telah membahas hubungan antara filsafat, agama, ilmu, dan kebudayaan.
Namun, masih banyak aspek lain yang dapat diteliti lebih lanjut. Misalnya, bagaimana
filsafat dapat membantu dalam memahami konflik antara agama dan ilmu, atau bagaimana
kebudayaan mempengaruhi interpretasi filsafat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Citra Kurniawan. (n.d.). Filsafat Ilmu dalam Lingkup Agama dan Kebudayaan, Peran Ilmu
dalam Pengembangan. 1-7.
Jarnita, F. D. (2020, April). Seperti apa keterkaitan antara filsafat dengan agama dan
kebudayaan? Retrieved from dictio.id: https://www.dictio.id/t/seperti-apa-
keterkaitan-antara-filsafat-dengan-agama-dan-budaya/129389
Jiddan, A. A. (2022, January 9). Hubungan antara Ilmu Filsafat dengan Agama. Retrieved
from kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/ahmadadibjiddanalqooni7974/61daea624b660d627b1
67a62/hubungan-antara-ilmu-filsafat-dengan-agama
11