Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

ADMINISTRASI KEUANGAN (ADPU 4333)

Disusun Oleh :

SITI ANISA MAGHFIROH (043072925)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

2024
1. Jelaskan makna otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah
berdasarkan teori, melibatkan BMP ADPU 4333 Administrasi Keuangan
dan referensi tambahan!

2. Kemudaian, pilih satu Pemerintah Daerah dan uraikan bagaimana


kekuasaan pengelolaan keuangan daerah diimplementasikan,
mengidentifikasi pemegang kekuasaan dan tugasnya sesuai dasar hukum
yang berlaku.

3. Jelaskan dengan merinci peran jabatan yang bertanggung jawab atas


pengelolaan keuangan daerah di pemerintah daerah tersebut. Selanjutnya,
pilih satu contoh pemerintah daerah dan gambarkan proses penyusunan
anggaran di wilayah tersebut. Sampaikan pandangan bahwa penyusunan
anggaran tersebut bersifat berbasis kinerja dengan menganalisis sesuai
dengan teori anggaran berbasis kinerja.

JAWAB

1. Otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah Merujuk pada


kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah (provinsi,
kabupaten, dan kota) untuk mengelola sumber daya keuangan mereka
sendiri. Hal ini adalah konsep yang mendasari prinsip-prinsip keuangan
dalam sistem pemerintahan. Otonomi keuangan daerah memiliki
beberapa makna penting berdasarkan teori dan regulasi yang berlaku,
termasuk BMP (Buku Materi Pokok) yang menjadi dasar bagi
pembelajaran di bidang keuangan pemerintah daerah di Indonesia:

Pengaturan Pembiayaan: Otonomi daerah memberikan pemerintah daerah


kebijakan dan wewenang untuk mengatur sumber-sumber pendapatan
daerah mereka. Ini mencakup pertemuan, pertemuan, dan pengelolaan
pendapatan asli daerah, seperti pajak daerah, retribusi daerah, dan
lainnya.Pemerintah daerah dapat membuat kebijakan pajak dan retribusi
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal.

Pengelolaan Anggaran: Otonomi daerah juga melibatkan pemerintah


daerah dalam penyusunan dan pengelolaan anggaran mereka sendiri
(APBD). Mereka memiliki wewenang untuk menentukan alokasi sumber
daya ke berbagai sektor dan program sesuai dengan prioritas
pembangunan daerah.

Penyusunan Peraturan Daerah: Pemerintah daerah mempunyai


kewenangan untuk mengeluarkan peraturan daerah (Perda)yang berkaitan
dengan keuangan daerah, termasuk pengaturan pendapatan dan
pengeluaran. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengadaptasi aturan
dan regulasi keuangan sesuai dengan kebutuhan lokal.

Pemberian Dana Alokasi Umum (DAU):Pemerintah pusat memberikan


Dana Alokasi Umum (DAU) kepada pemerintah daerah.DAU adalah
sumber pendapatan transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah
untuk mendukung otonomi daerah. Meskipun DAU merupakan sumber
dana transfer,Pemerintah daerah memiliki otonomi dalam pengelolaan
dan alokasi DAU sesuai dengan kebutuhan lokal.

Akuntabilitas dan Transparansi:Otonomi daerah juga memerlukan


pemerintah daerah untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
dalam pengelolaan keuangan daerah. Mereka harus memenuhi kewajiban
pelaporan kepada publik dan lembaga pengawas seperti Badan Pemeriksa
Keuangan Daerah (BPKD).

Otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan juga harus sejalan dengan


regulasi dan aturan nasional, seperti UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara. Hal ini untuk memastikan bahwa pemerintah daerah
tetap dalam kerangka hukum yang mengatur pengelolaan keuangan
pemerintah daerah

2. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah biasanya mencakup


beberapa aktordan jabatan yang berperan dalam pengelolaan keuangan
pemerintah daerah. Dasar hukum yang mengatur hal ini biasanya adalah
Undang-Undang Keuangan Negara dan Undang-undangUndang-Undang
Keuangan Daerah, serta peraturan-peraturan terkait. Berikut adalah
beberapa pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah beserta
tugas-tugas mereka:

Gubernur atau Bupati/Wali Kota:

Gubernur sebagai kepala pemerintah provinsi dan Bupati/Wali Kota


sebagai kepala pemerintah kabupaten/kota memiliki peran utama dalam
pengelolaan keuangan daerah.Tugas utama mereka adalah menyusun dan
mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) kepada legislatif daerah, serta memastikan pelaksanaannya
APBD sesuai dengan rencana.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD):

DPRD memiliki peran dalam pengawasan dan pengesahan APBD.Tugas


DPRD meliputi menelaah, memeriksa, dan memberikan persetujuan
terhadap RAPBD yang dibuat oleh kepala daerah. Mereka juga
memadukan pelaksanaan anggaran.

Badan Pemeriksa Keuangan Daerah (BPKD):

BPKD adalah lembaga yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan


pengawasan keuangan daerah.Tugas BPKD meliputi pemeriksaan laporan
keuangan daerah, evaluasi kepatuhan terhadap aturan dan regulasi, serta
memberikan rekomendasi perbaikan.
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD):

BPKAD bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan aset


daerah.Tugas BPKAD meliputi pengelolaan kas daerah, administrasi
perbendaharaan,pemungutan dan penyetoran pendapatan daerah, serta
pengelolaan aset daerah.

Contoh:

Misalnya, dalam Pemerintah Kabupaten Bulungan di Indonesia,


Gubernur adalah Bupati, dan DPRD Kabupaten Bulungan memiliki izin
untuk menyalakannya dan menyetujui RAPBD yang diusulkan oleh
Bupati. BPKD Kabupaten Bulungan bertanggung jawab untuk memeriksa
laporan keuangan daerah dan memberikan rekomendasi kepada DPRD.
Sementara itu, BPKAD Kabupaten Bulungan mengelola kas daerah,
melakukan administrasi perbendaharaan, dan mengelola pendapatan serta
aset daerah.

Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten


Bulungan dilaksanakan oleh berbagai jabatan dan lembaga sesuai dengan
peran dan tugas yang telah dijelaskan di atas. Mereka harus beroperasi
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku untuk memastikan
transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan
daerah.

3. Contoh Pemerintah Daerah Pemerintah Kabupaten Bulungan

Proses Penyusunan Anggaran di Pemerintah Kabupaten Bulungan:

Penyusunan anggaran di Pemerintah Kabupaten Bulungan mengikuti


tahapan-tahapan proses anggaran yang umumnya berlaku dalam anggaran
berbasis kinerja.
Berikut adalah langkah-langkahnya:

Perencanaan Awal:

Pemerintah Kabupaten Bulungan memulai proses penyusunan anggaran


dengan perencanaan awal, termasuk merumuskan visi, misi, tujuan, dan
sasaran pembangunan daerah yang akan dicapai dalam jangka waktu
tertentu.

Pengidentifikasian Program dan Kegiatan:

Selanjutnya, pemerintah daerah mengidentifikasi program dan kegiatan


yang akan dilakukan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan. Program dan kegiatan Ini mencakup sektor-sektor seperti
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lainnya.

Penyusunan RKA-K/L (Rencana Kerja dan Anggaran-Kegiatan/Lokasi):

Pemerintah Kabupaten Bulungan memfasilitasi program dan kegiatan


tersebut dalam RKA-K/L. RKA-K/L adalah dokumen perencanaan yang
menyajikan indikator kinerja, target pencapaian, alokasi anggaran, dan
sumber pendanaan untuk masing-masing kegiatan.

Evaluasi Kinerja:

Evaluasi kinerja program dan kegiatan dilakukan berdasarkan indikator


yang telah ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Bulungan memenuhi
pencapaian target kinerja dan melibatkan pemangku kepentingan untuk
memastikan efektivitas program.

Penyusunan RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah):

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan prioritas pembangunan,


Pemerintah Kabupaten Bulungan menyusun RAPBD yang mencakup
alokasi anggaran untuk seluruh programdan kegiatan. RAPBD harus
disusun dengan mempertimbangkan sumber pendapatan daerah, termasuk
pajak daerah, retribusi daerah, dan Dana Alokasi Umum (DAU) dari
pemerintah pusat.

Pembahasan dan Tujuan:

RAPBD disampaikan kepada DPRD Kota Surabaya untuk pembahasan


dan persetujuan.DPRD memiliki peran penting dalam mengawasi dan
menyetujui RAPBD sesuai dengan yang diharapkanperaturan yang
berlaku.

Implementasi Anggaran:

Setelah anggaran disetujui oleh DPRD, pemerintah daerah melaksanakan


program dankegiatan sesuai dengan alokasi anggaran yang telah
ditetapkan.

Pemantauan dan Evaluasi Kinerja:

Selama pelaksanaan anggaran, pemerintah daerah terus berdiskusi dan


berdiskusi kinerja program dan kegiatan untuk memastikan tercapainya
target kinerja.

Anggaran Berbasis Kinerja dalam Pemerintah Kabupaten Bulungan:

Penyusunan anggaran di Pemerintah Kabupaten Bulungan dapat dianggap


sebagai anggaran berbasis kinerja dengan alasan sebagai berikut:

Dalam proses penyusunan anggaran, terdapat perhatian yang kuat pada


penentuan indikator kinerja dan target yang jelas untuk setiap program
dan kegiatan. Hal ini mencerminkan fokus pada hasil yang diinginkan
dari setiap alokasi anggaran
Evaluasi kinerja dilakukan secara berkelanjutan untuk mencapai
pencapaiankinerja target. Jika ada ketidaksesuaian antara hasil yang
diharapkan dan hasilyang dicapai, tindakan perbaikan dapat diambil
untuk memastikan efektivitas penggunaan anggaran.

Anggaran disusun dengan mempertimbangkan prioritas pembangunan


daerah dan kebutuhan masyarakat, sehingga alokasi anggaran didasarkan
pada urgensi dan dampak positif yang diharapkan.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Bulungan menerapkan


pendekatan anggaran berdasarkan kinerja untuk memastikan bahwa
alokasi sumber daya keuangan daerah digunakan secara efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan pembangunan daerah.

Referensi :

1.BMP ADPU4333 - Administrasi Keuangan, Rahman Mulyawan,


Enceng,Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016

2.https://jdih.bulungan.go.id/resources/product/sistem-dan-
prosedur1630396426.pdf

3. https://djpk.kemenkeu.go.id/?p=460

4.https://jatim.bpk.go.id/wp-content/uploads/2019/11/1.-Tulisan-Hukum-
Wewenang-Keuda-Revisi-infokum.pdf

5. https://ejournal.ipdn.ac.id/JMP/article/view/446/271

Anda mungkin juga menyukai