Anda di halaman 1dari 8

KARYA TULIS ILMIAH TENTANG

BAHAYA NARKOBA BAGI


MASYARAKAT LUAS
Posted on April 4, 2013 by wafanur

Oleh : Wafa Nur Izzah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Terdengar sangat ironis. Jumlah kasus pengguna narkotika, psikotropika dan bahan adiktif
(narkoba) di Indonesia tiap tahun selalu mengalami peningkatan. Terhitung sejak tahun 2005,
tercatat terdapat sekitar 2 juta pengguna narkotika, kemudian pada tahun 2008 meningkat
jumlahnya sebanyak 3,3 juta orang. Dan survey tahun 2010 mengatakan bahwa, prevalensi
penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21 persen atau sekitar 4,02 juta orang. Pada
tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,8 persen atau sekitar 5
juta orang. Oleh karena itu dituntut adanya peran serta dari berbagai pihak di Indonesia yang
dapat memerangi narkoba. Salah satunya konselor sebagai pendidik dilingkungan pendidikan
juga dapat ikut berpartisipasi dalam upaya memerangi obat-obatan terlarang tersebut.

Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah pemakain obat-obatan atau zat-zat


berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian serta digunakan tanpa
mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dalam kondisi yang cukup wajar/sesuai dosis yang
dianjurkan dalam dunia kedokteran saja maka penggunaan narkoba secara terus-menerus
akan mengakibatkan ketergantungan, depedensi, adiksi atau kecanduan.

Penyalahgunaan narkoba juga berpengaruh pada tubuh dan mental-emosional para


pemakaianya. Jika semakin sering dikonsumsi, apalagi dalam jumlah berlebih maka akan
merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi sosial di dalam masyarakat. Pengaruh narkoba
pada remaja bahkan dapat berakibat lebih fatal, karena menghambat perkembangan
kepribadianya. Narkoba dapat merusak potensi diri, sebab dianggap sebagai cara yang
“wajar” bagi seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan hidup sehari-
hari.

Remaja Indonesia terkadang berfikir, bahwa pengguanan narkoba adalah sesuatu yang ‘Tren’
atau ‘Gaul’. Sehingga, seseorang dengan tidak menggunakan narkotika, adalah remaja yang
‘Ketinggalan Zaman’ atau ‘Kampungan’. Akibatnya, kecenderungan untuk penasaran
mencoba barang haram tersebut muncul. Dan, akhirnya cukup banyak remaja yang sengaja
mencoba dan pada ujungnya hanya menimbulkan rasa kecanduan akut akan pemakaian
narkotika yang ternyata sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup setiap insan manusia.

1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami uraikan maka, masalah yang akan kami bahas yaitu :

1. Apa itu narkotika?


2. Dampak negatif apa yang ditimbulkan pengguna narkotika?
3. Zat apa yang terkandung dalam narkotika dan yang paling berbahaya?
4. Apakah yang menjadi faktor utama pecandu narkoba sengaja mengonsumsi barang
haram tersebut?

1.3.TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui apa itu Narkotika


2. Untuk mengetahui Bahaya yang ditimbulkan akibat mengonsumsi narkotika
3. Berbagi ilmu tentang bahaya mengonsumsi dan manfaat obat-obatan terlarang yang
sesungguhnya kepada pembaca

1.4.METODE PENELITIAN

Metode yang kami gunakan adalah :

1. Kajian pustaka, yang dilakukan dengan cara mencari literatur di Internet, dan buku-
buku yang tersangkut masalah narkotika

1.5.SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.4. METODE PENELITIAN

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Narkotika

2.2. Dampak negatif bagi pecandunya

2.3. Zat yang terkandung dan yang paling berbahaya di dalam narkotika

2.4. Faktor utama atau alasan-alasan pecandu


BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

3.2.SARAN

DAFTAR PUSAKA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Narkotika

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain “narkoba”, istilah
lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik “narkoba” ataupun “napza”, mengacu pada kelompok senyawa yang
umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba
sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien
saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Narkotika adalah zat obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan
ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini atau yang
kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

2.2. Dampak negatif bagi pecandunya

Sebenarnya, narkotika memang mempunyai fungsi tersendiri yang di klaim sudah biasa
dipakai oleh beberapa masyarakat pedalaman atau ilmu medis. Sebagai contoh, untuk
masyarakat di pedalaman Sumatera, mengkonsumsi daun ganja (Cannabis atau Marijuana)
sebagai bumbu masakan adalah hal yang wajar. Sebab, sebagai pohon yang tumbuh liar di
hutan-hutan pelosok Sumatera, seperti Aceh, tentunya dapat dimanfaatkan oleh penduduk
setempat untuk bahan masakan keluarganya yang berfungsi sebagai penyedap.

Atau bila kita pergi ke rumah sakit, maka narkoba jenis Morfin sering dipakai pihak
kedokteran untuk obat kebal. Jika ada sebuah operasi untuk seorang pasien, mau tidak mau
pihak rumah sakit atau tim medis akan memberikan suntik baal (kebal) agar tidak merasa
sakit saat dilakukan operasi.

Untuk itu obat-obatan narkotika seyogyanya hanya dipakai oleh pihak kedokteran atau tim
medis serta para peneliti di laboratorium tertentu yang berguna untuk melaporkan hasil
penelitiannya pada masyarakat luas. Tetapi sayangnya, terkadang penggunaan narkoba malah
disalahgunakan oleh mastarakat atau pihak tertentu yang memang bukan bagiannya
menangani persoalan narkotika.

Seperti contoh, ganja yang semestinya untuk hal positif, karena disalahgunakan malah
menjadi negatif dan sama sekali tidak bermanfaat. Sebab, ganja tersebut dipakai untuk
bersenang-senang atau euforia sesaat dengan menghisapnya yang dibuat seperti lintingan
rokok. Akibat semakin luasnya penyimpangan yang dilakukan, terutama kalangan remaja,
membuat ganja dimasukkan sebagai zat terlarang yang berada dalam golongan satu dengan
heroin.

Hampir serupa dengan ganja, pemakaian narkoba jenis serbuk putih seperti Heroin, Kokain
atau Morfin digunakan untuk bersenang-senang sesaat. Melalui efek sampingnya yang
menimbulkan euforia dan halusinasi, narkoba seperti itu malah membuat penggunanya
seperti orang yang tidak sadar.

Atau dengan kata lain, mengkonsumsi narkoba seperti itu sama saja dengan menjerumuskan
pemakainya dalam ketidakjelasan masa depan. Karena hanya senang sesaat yang didapat,
namun efek ketagihan dengan bahaya latin kerusakan mental jika dikonsumsi terus menerus
akan merenggut sang pemakainya.

Kerugian akibat mengonsumsi narkotika ini tentulah sangat banyak. Dari mulai dampak
narkoba terhadap fisik, emosi, tingkah laku dan masih banyak lagi pengaruh buruk terhadap
kelangsungan hidup si pecandu.

Dimulai dari dampak terhadap fisik si pecandu yaitu; Bobot tubuh si pecandu akan turun
drastis dengan cepat, ini disebabkan karena si pecandu kehilangan nafsu makan. Ditambah
perubahan fisik yang sangat begitu menonjol seperti mata si pecandu terlihat cekung dan
berwarna semu merah, wajahnya akan terlihat sangat pucat dengan bibir berwarna kehitam-
hitaman. Di tangannya pun terdapat bintik-bintik merah. Belum lagi gigi dan gusi yang rusak
akibat pemakaian dalam jangka waktu lama (dampak pemakaian shabu-shabu). Dan untuk
perubahan fisik lainnya adalah; Buang air besar dan kecil kurang lancar, sembelit atau sakit
perut tanpa alasan yang jelas. Itu contoh kecil dampak buruk atau negatif bagi pecandu di
ruang lingkup fisik saja.

Selanjutnya adalah dampak yang ditimbulkan akibat mengonsumsi obat-obatan terlarang


tersebut di bagian emosional pecandu. Pertama, pecandu akan terlihat lebih sensitif terhadap
orang-orang disekitarnya. Terutama, jika ia ditegur, ditegasi, dimarahi dan lain sebagainya, ia
akan lebih mudah marah atau membangkang. Rasa bosan juga sering datang hinggap
dikehidupan sehari-harinya. Akibatnya, semua aktifitasnya tidak terkelola dengan baik.
Kedua, emosi yang tak terkendali akan dirasakan si pemakai. Ya itu dia, marah, kesal, mudah
bosan, dan masih banyak lagi.

Dampak terakhir yang akan saya jelaskan adalah, dampak terhadap tingakah laku, sifat atau
perilaku pengggunanya. Banyak sekali macam dan jenis dampaknya. Saya akan garis bawahi
hal atau point pentingnya. Sebagaimana kita tahu, dampak yang awam diketahui tentang
dampak buruk terhadap perilaku pemakai adalah menunjukkan sifat yang berbalik dengan
sifat aslinya. Seperti contoh, sikap tidak peduli atau menjauh dari ruang lingkup masyarakat
sekitar. Dan survey dari beberapa kasus mengatakan bahwa, pengguna akan cenderung tidak
peduli lagi bahkan menjauhi keluarga mereka. Bisa digarisbawahi ‘Meninggalkan Tanggung
Jawabnya’. Tugas kesehariannya atau biasa kita sebut rutinitas juga ditingggalkannya begitu
saja. Dalam beberapa contoh kasus, jika penggunanya pelajar, pegawai atau bekerja di
lingkungan umum dna ramai, biasanya mereka akan mencuri uang atau barang berharga milik
rekannya. Dan dampak aneh yang wajib kita ketahui pula adalah, pengguna kan cenderung
suka menyendiri di tempat-tempat gelap, entahlah itu di kamar tidur, gudang, pojokan
ruangan, atau bahkan di kamar mandi sekali pun. Telah mengubah rutinitasnya menjadi
keseharian yang aneh dan hidupnya sebagaimana kita tahu akan terlihat tidak sama seklai
bermanfaat bagi orang lain.

Dan dampak-dampak lainnya adalah sebagai berikut; Takut akan air, batuk pilek
berkepanjangan, bersikap manipulatif dan smenjadi seorang yang juga suka berbohong atau
sering memanipulasi suatu kejadian yang telah dialaminya entah itu menjadi lebih dramatis,
sedih, bahagia, dan sebagainya. Sering menguap, mengeluarkan keringat berlebihan dan
baunya pun aneh, mimpi buruk juga sering dialaminya, sering mengalami nyeri kepala, atau
nyeris sendi berlebihan.

2.3. Zat yang terkandung

Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, dan Obat-obat berbahaya. Kadang
disebut juga Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif). Zat-zat tersebut dapat membuat
berbagai efek samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan efek psikologi lainnya. Cara
penggunaan bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap, atau dihirup. Contoh zat-zat berbahaya
yang dikonsumi dengan cara dihisap adalah Opium yang menggunakan pipa hisapan. Zat
berbahaya tersebut digolongkan menjadi : Narkotika, Psikotropika, dan Zat-zat adiktif.

- Narkotika berasal dari bahasa Inggris “narcotics” yang artinya obat bius. Narkotika
adalah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaper Somniferum (Candu), Erythroxyion
coca (kokain), dan cannabis sativa (ganja) baik murni maupun bentuk campuran. Cara
kerjanya mempengaruhi susunan syaraf yang dapat membuat kita tidak merasakan apa-apa,
bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun. Jenis-jenisnya adalah:

1. Opium atau Opioid atau Opiat atau Candu


2. Codein atau Kodein
3. Methadone (MTD)
4. LSD atau Lysergic Acid atau Acid atau Trips atau Tabs
5. PC
6. Mescalin
7. Barbiturat
8. Demerol atau Petidin atau Pethidina
9. Dektropropoksiven
10. Hashish (Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Ia dinikmati dengan cara diisap atau
dimakan. Narkotika jenis yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya hanya
karena jarang membawa kematian)

- Psikotropika adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat
buatan atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Mempengaruhi atau
mengubah keadaan mental dan tingkah laku pemakainya. Jenis-jenisnya adalah:

1. Ekstasi atau Inex atau Metamphetamines

2. Demerol
3. Speed
4. Angel Dust
5. Shabu-shabu(Sabu/Syabu/ICE)
6. Sedatif-Hipnotik(Benzodiazepin/BDZ), BK, Lexo, MG, Rohip, Dum
7. Megadon
8. Nipam

Jenis Psikotropika juga sering dikaitkan dengan istilah Amfetamin, dimana Amfetamin ada 2
jenis yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ekstasi. Nama lain
fantacy pils, inex. Kemudian jenis lain adalah Metamfetamin yang bekerja lebih lama
dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya
shabu, SS, ice.

- Zat adiktif adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin.

1. Alkohol

2. Nikotin
3. Kafein
4. Zat Desainer

2.4. Faktor utama atau alasan-alasan pecandu

Setiap orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alasan mereka masing-
masing sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam perangkap narkotika, narkoba atau
zat adiktif. Berikut di bawah ini adalah faktor sebab musabab kenapa seseorang menjadi
pecandu / pengguna zat terlarang :

1. Ingin Terlihat Gaya

Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani, keren, percaya
diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain tersebut
dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang memakai zat terlarang itu
akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya. Jelas bagi orang yang ingin disebut gaul
oleh golongan / kelompok itu, ia harus memakai zat setan tersebut.

2. Solidaritas Kelompok / Komunitas / Genk

Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar anggota
biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Jika ketua atau beberapa anggota kelompok
yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan narkotik, maka biasanya anggota yang
lain baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut menggunakan narkotik itu agar merasa
seperti keluarga senasib sepenanggungan.

3. Menghilangkan Rasa Sakit

Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dapat menimbulkan rasa sakit
yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik jalan pintas untuk mengobati sakit
yang dideritanya yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan zat terlarang.
4. Coba-Coba / Ingin Tahu / Pengen Tau

Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang,
seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat terlarang
tersebut. Jika iman tidak kuat dan dikalahkan oleh nafsu bejad, maka seseorang dapat
mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan diinginkan orang yang
sudah terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan melakukannya lagi berulang-ulang
tanpa bisa berhenti.

5. Ikut-Ikutan

Orang yang sudah menjadi korban narkoba mungkin akan berusaha mengajak orang lain yang
belum terkontaminasi narkoba agar orang lain ikut bersama merasakan penderitaan yang
dirasakannya. Pengedar dan pemakai mungkin akan membagi-bagi gratis obat terlarang
sebagai perkenalan dan akan meminta bayaran setelah korban ketagihan. Orang yang melihat
orang lain asyik pakai zat terlarang bisa jadi akan mencoba mengikuti gaya pemakai tersebut
termasuk menyalah gunakan tempat umum.

6. Menyelesaikan Dan Melupakan Masalah / Beban Stres

Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus dalam
pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak, mabok, atau jadi
gembira ria.

7. Menonjolkan Sisi Berontak / Pemberontakan / Kekuasaan / Kehebatan

Seseorang yang bandel, nakal atau jahat umumnya ingin dilihat oleh orang lain sebagai sosok
yang ditakuti agar segala keinginannya dapat terpenuhi. Dengan zat terlarang akan membantu
membentuk sikap serta perilaku yang tidak umum dan bersifat memberontak dari tatanan
yang sudah ada. Pemakai yang ingin dianggap hebat oleh kawan-kawannya pun dapat
terjerembab pada zat terlarang.

8. Melenyapkan rasa bosan agar merasa enak

Rasa bosan, rasa tidak nyaman dan lain sebagainya bagi sebagaian orang adalah sesuatu yang
tidak menyenangkan dan ingin segera hilang dari alam pikiran. Zat terlarang dapat membantu
seseorang yang sedang banyak pikiran untuk melupakan kebosanan yang melanda. Seseorang
dapat mengejar kenikmatan dengan jalan mnggunakan obat terlarang yang menyebabkan
halusinasi / khayalan yang menyenangkan.

9. Mencari Tantangan / Kegiatan Beresiko

Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam
menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang terhebat,
penuh tenaga dan penuh percaya diri.

10. Merasa Dewasa

Pemakai zat terlarang yang masih muda terkadang ingin dianggap dewasa oleh orang lain
agar dapat hidup bebas, sehingga melakukan penyalah gunaan zat terlarang. Dengan menjadi
dewasa seolah-olah orang itu dapat bertindak semaunya sendiri, merasa sudah matang, bebas
orangtua, bebas guru, dan lain-lain.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Melihat kenyataan yang telah disimpulkan pada uraian-uraian sebelumnya. Narkoba adalah
zat obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Dapat digarisbawahi,
narkoba bukanlah zat yang aman dan baik bagi tubuh kita. Bahaya dari penggunaan zat
narkoba ini meliputi dari berbagai gangguan organ tubuh, seperti pencernaan dan pernafasan.
Juga ganggguan psikis, perilaku, sampai emosional pemakai yang tak terkendali. Bahkan,
akibat terburuk dari pemakaian obat-obat ini adalah kematian. Tetapi, untuk beberapa jenis
obat-obatan tertentu dapat digunakan dalam pengobatan medis.

3.2. Saran

Setelah membaca karya tulis ini, semoga masyarakat bisa lebih membuka matanya akan
bahaya dari penggunaan narkoba. Jangan terpengaruh oleh lingkungan atau tren masa kini
yang menyebutkan bahwa, “Ketinggalan jamanlah orang yang tak mengonsumsinya.”
Janganlah kita berasumsi seperti itu, bahkan mungkin pengguna narkoba adalah orang-orang
yang tak ‘gaul’ dalam persoalan medis kedokteran atau kesehatan. Jadilah orang cerdas yang
tak mudah terjerumus ke dalam lingkungan narkoba yan sudah tentu mengancam kesehtan
jiwa, ruhani, dsb.

Anda mungkin juga menyukai