Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Baeti

Kelas : PGSD 2
Matlkul : Filosofi Pendidikan Nasional
Topik : 1/Eksplorasi Konsep
Tugas : 1.4 Argumen Kritis

Argumentasi Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam


Perkembangan Pendidikan Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan

Ki Hadjar Dewantara, atau yang lebih dikenal dengan nama Pakubowono VII, adalah
salah satu tokoh pendidikan paling berpengaruh di Indonesia. Beliau dikenal sebagai pelopor
pendidikan nasional yang mengusung konsep pendidikan humanis dan demokratis. Gerakan
transformasi pendidikan yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara telah memberikan dampak
yang signifikan terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia, baik sebelum maupun sesudah
kemerdekaan.

Gerakan transformasi pendidikan Ki Hadjar Dewantara sebelum kemerdekaan. Pada


masa penjajahan Belanda, pendidikan di Indonesia didominasi oleh pendidikan kolonial yang
bersifat diskriminatif dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Pendidikan
kolonial hanya diperuntukkan bagi kalangan elite dan bertujuan untuk mencetak tenaga kerja
yang siap melayani kepentingan penjajah. Melihat kondisi tersebut, Ki Hadjar Dewantara
mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922. Taman Siswa merupakan sekolah nasional yang
mengusung konsep pendidikan humanis dan demokratis. Pendidikan di Taman Siswa bertujuan
untuk membentuk manusia yang merdeka, berjiwa Pancasila, dan memiliki rasa nasionalisme
yang tinggi. Gerakan transformasi pendidikan yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara telah
membawa perubahan yang signifikan terhadap pendidikan di Indonesia. Taman Siswa menjadi
pelopor pendidikan nasional yang memberikan alternatif bagi pendidikan kolonial. Gerakan ini
juga telah membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan.
Gerakan transformasi pendidikan Ki Hadjar Dewantara sesudah kemerdekaanSetelah
Indonesia merdeka, pendidikan menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional. Pemerintah
Indonesia berupaya untuk mengembangkan pendidikan nasional agar dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam upaya pengembangan pendidikan nasional,
pemikiran Ki Hadjar Dewantara tetap menjadi acuan. Konsep pendidikan humanis dan
demokratis yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara menjadi landasan bagi pengembangan
pendidikan nasional. Salah satu bentuk konkret dari gerakan transformasi pendidikan Ki Hadjar
Dewantara sesudah kemerdekaan adalah dibentuknya Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 31
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan. Amanat tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan dibentuknya Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 mengusung konsep pendidikan humanis dan demokratis yang sejalan dengan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara. Undang-undang tersebut juga mengamanatkan bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selain itu, gerakan transformasi pendidikan Ki Hadjar Dewantara juga terlihat dalam
berbagai kebijakan pendidikan yang telah diimplementasikan oleh pemerintah Indonesia. Salah
satu contohnya adalah kebijakan wajib belajar sembilan tahun. Kebijakan ini bertujuan untuk
meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan di Indonesia. Kebijakan wajib belajar sembilan
tahun telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan pendidikan di
Indonesia. Angka partisipasi sekolah (APS) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
mengalami peningkatan yang signifikan.

Dapat diimpulkan gerakan transformasi pendidikan Ki Hadjar Dewantara telah memberikan


dampak yang signifikan terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia, baik sebelum maupun
sesudah kemerdekaan. Gerakan ini telah membawa perubahan yang positif terhadap pendidikan
di Indonesia, yaitu dari pendidikan kolonial yang diskriminatif menjadi pendidikan nasional yang
humanis dan demokratis.
Referensi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2022).


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Kemendikbudristek.
Priyatmoko, I. (2022). Pendidikan Ki Hadjar Dewantara: Teori dan Praktik. Jakarta:
Gramedia.
Sumardiono, U. (2017). Ki Hadjar Dewantara: Pemikiran dan Pengabdiannya dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai