Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN KEK


PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
PUSKESMAS PUTRI AYU JAMBI

DISUSUN OLEH:
Fadillah Nisa Afrilia

G1B223062

PEMBIMBING AKADEMIK:
Dr. Muthia Mutmainnah, M.Kep, Sp. Mat
Ns. Sri Mulyani, S.Kep., M.Kep
Ns. Meinarisa, S.Kep., M.Kep

PEMBIMBING KLINIK:
Ns. Ana, S.Kep.

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
A. Konsep KEK (Kekurangan Energi Kronik)
1. Defenisi
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau
lebih zat gizi.
Kurang Energi Kronis (KEK) adalah kurangnya asupan energi
yang berlangsung lama/kronik. Ibu hamil dengan ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm dinyatakan menderita KEK.
2. Etiologi
Yang mempengaruhi keperluan gizi ibu hamil diantaranya yaitu :
a. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan
b. Status ekonomi, ekonomi seseorang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya.
c. Pengetahuan zat gizi dalam makanan, pengetahuan yang dimiliki
oleh seseorang ibu mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
dan juga akan berpengaruh pada perilaku.
d. Status kesehatan. Status kesehatanseseorang kemungkinan sangat
berpengaruh terhadap nafsu makannya.
e. Aktifitas, aktifitas dan gerakan berbeda-beda.
f. Suhu lingkungan pada dasarnya duhu tubuh dipertahankan pada
36,5-37⁰C untuk metabolisme yang optimum.
g. Berat badan, berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan
menentukan zat makanan yang diberikan agar kehamilannya
dapat berjalan dengan lancar.
h. Umur, semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang
sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang
diperlukan
3. Patofisiologis
Proses terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan
akibat dari faktor lingkungandan faktor manusia yang didukung oleh
kekurangan asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya
terjadi kemerosotan jaringan. Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
besar organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh
ibu. Bila status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami
masalah gizi seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK).
4. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda klinis KEK meliputi :
a. LILA kurang dari 23,5 cm.
b. Ibu menderita anemia dengan Hb ˂11 gr%
c. Lelah, letih, lesu, lemah. Lunglai
d. Bibir tampak pucat
e. Nafas pendek
f. Denyut jantung meningkat
g. Susah buang air besar
h. Nafsu makan berkurang
i. Kadang-kadang pusing
j. Mudah mengantuk
5. Komplikasi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan akan
menimbulkan masalah pada ibu, janin dan proses persalinan yaitu:
a. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal dan mudah terkena infeksi.
b. Terhadap persalinan
Pengaruh gizi terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan belum
waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran
abortus pada bayi, asfiksia intra partum, bayi lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR).
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ibu hamil dengan KEK adalah
a. Peningkatan suplemen tablet Fe pada ibu hamil dengan
memperbaiki sistem distribusi dan monitoring secara terintegrasi
dengan program lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll.
b. Rutin memeriksa kehamilannya minimal 4 kali selama hamil
untuk mendapatkan pelayanan secara maksimal.
c. Pengaturan konsumsi makanan
Penambahan kebutuhan untuk memperbaiki jaringan tubuh
dengan menkonsumsi gizi seimbang. Bahan makanan yang
terdapat dalam tiap kelompok bahan makanan sebagai sumber
energi atau tenaga yaitu : padi-padian, tepung, umbi-umbian,
sagu,pisang. Sumber pengatur yaitu sayur-sayuran dan buah-
buahan. Sumber zat pembangun yaitu ikan, daging, telur, susu,
kacang-kacangan, dan hasil olahannya seperti tahu, tempe, dan
oncom.
d. Istirahat yang cukup.
e. pengukuran LILA.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada hamil KEK sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA(Lingkar
Lengan Atas) < 23,5 em, IMT 18,5, kenaikan berat badan ibu
kurang dari 1 kg pada trimester pertama, kurang dari 3 kg pada
trimester kedua, dan kurang dari 6 kg pada trimester ketiga
b. Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva
pucat, nadi lemah atau lambat, keringat dingin
c. Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml)
wanita hamil <3.0 (kurang). 3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup)
dan serum protein (gr/100ml) wanita hamil 5,5 (kurang), 5,5-
5,9(criteria margin), 6.0+ (cukup).
d. Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini
dapat memberikan gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal
dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake ibu hamil
(individu). Hasil dibandingkan dengan AKG yakni 1900 kkal
ditambah 180 kkal pada trimester 1, 300 pada trimester II dan III.
e. Sensitivity dan Specifity dalam penelitian ini pengukuran LILA
tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi
dalam jangka pendek melainkan jangka panjang (kronis) karena
mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang
tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. LILA hanya sensitif
untuk mereka wanita usia subur dan ibu hamil. Pengukuran LILA
digunakan karena pengukurannya sangat mudahdan dapat
dilakukan oleh siapa saja.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, status
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, tanggal MRS
b. Keluhan utama: letih, lesu, lemah, lelah. pandangan berkunang-
kunang
c. Riwayat kesehatan sekarang kaji pada pasien anemia masa
kehamilan, pasien bias mengeluh pusing, lelah
d. Riwayat kesehatan dahulu ditemukan riwayat kehamilan yang
berdekatan dan riwayat penyakit tertentu seperti infeksi.
e. Riwayat kesehatan keluarga : Penyakit keluarga yang
berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu factor
predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara
genetik
f. Riwayat kehamilan: biasanya ditemukan kehamilan pada usia
muda dan kehamilan yang terdekat
g. Riwayat menstruasi: adakah gangguan haid dan usia berapa haid
pertama, pernah mengalami
1) Dysminore yaitu nyeri yang berhubungan dengan menstruasi
dan paling kuat dan bersifat kolik atau terus menerus
2) Metrorhagi yaitu perdarahan pervaginam yang berlebih yang
tidak teratur dan tidak ada hubungan dengan siklushaid.
3) Menoraghi yaitu pengeluaran darah menstruasi yang lebih
banyak dari pada biasanya dan terjadi pada siklus yang teratur
atau normal.
h. Pemeriksaan fisik: keadaan umum, kesadaran, berat badan
sebelum hami, berat badan Sekarang , tinggi badan, LILA, tanda
vital.
i. Pemeriksaan head to toe
1) Breath (B1)
Inpeksi bentuk dada simetris/tidak. pola nafas efektif tidak,
ekspansi dada. payudara menonjol, aerola hitam, putting
menonjol.
Palpasi terdapat nyeri tekan/tidak
Auskultasi terdapat suara nafas tambahan tidak
2) Blood (B2)
Inspeksi: mengalami sianosis/tidak, Anemis, pucat, perdarahan
pervaginam
Palpasi tekanan darah bisa naik atau turun, bradikardi atau
takikardia,CRT kurang atau lebih dari 2 detik, irama jantung
teratur/tidak Perkusi : terdapat suara pekak/tidak
Auskultasi bunyi jantung S1 (lup), S2 (dup)
3) Brain (B3)
Inspeksi Kaji adanya penurunan kesadaran menurun (GCS),
orientasi baik. conjungtiva merah muda, pupil isokor
Palpasi tidak ada
Perkusi tidak ada
Auskultasi tidak ada
4) Bladder (B4)
Inspeksi :Kaji warna, produksi urin yang keluar. Palpasi: kaji
keluhan nyeri tekan pada perkemihan
Perkusi tidak ada
Auskultasi : tidak ada
5) Bowel (B5)
Inspeksi: mukosa bibir lembab, bibir normal, terdapat striae
Palpasi abdomen: Tidak teraba jelas bagian janinnya, terdapat
nyeri tekan atau tidak
Perkusi : terdapat suara abdominal tympani
Auskultasi : dengarkan denyut jantung janin antara 120-
130x/menit
6) Bone (B6)
Inspeksi Turgor kulit elastis, tidak terdapat edema, terdapat
kelemahan ekstremitas dan keletihan
Palpasi kulit teraba hangat dingin
Perkusi: reflek patella
Auskultasi : tidak ada
2. Diagnosa
a. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan energi
b. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan kosentrasi hemoglobin
c. Resiko perdarahan d.d komplikasi kehamilan
3. Intervensi
a. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan energi
Luaran utama : pola nafas membaik
Kriteria hasil:
1) Dispnea menurun
2) Penggunaan otot bantu napas menurun
3) Pemanjangan fase ekspirasi menurun
4) Frekuensi napas membaik
5) Kedalaman napas membaik
Intervensi
Manajemen jalan nafas
Observasi
1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
2) Monitor bunyi napas tambahan (misalnya: gurgling, mengi,
wheezing, ronchi kering)
3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
1) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-
lift (jaw thrust jika curiga trauma fraktur servikal)
2) Posisikan semi-fowler atau fowler
3) Berikan minum hangat
4) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5) Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
7) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
8) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
Ajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu.
b. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan kosentrasi hemoglobin
Luatan utama: perfusi perifer meningkat
Kriteria hasil:
1) Kekuatan nadi perifer meningkat
2) Warna kulit pucat menurun
3) Pengisian kapiler membaik
4) Akral membaik
5) Turgor kulit membaik
Intervensi
Perawatan sirkulasi
Observasi
1) Periksa sirkulasi perifer (mis: nadi perifer, edema, pengisian
kapiler, warna, suhu, ankle-brachial index)
2) Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis: diabetes,
perokok, orang tua, hipertensi, dan kadar kolesterol tinggi)
3) Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
Terapeutik
1) Hindari pemasangan infus, atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
2) Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3) Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area
yang cidera
4) Lakukan pencegahan infeksi
5) Lakukan perawatan kaki dan kuku
6) Lakukan hidrasi
Edukasi
1) Anjurkan berhenti merokok
2) Anjurkan berolahraga rutin
3) Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit
terbakar
4) Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu
5) Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara
teratur
6) Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
7) Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis:
melembabkan kulit kering pada kaki)
8) Anjurkan program rehabilitasi vaskular
9) Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis:
rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
10) Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan
(mis: rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa).
c. Resiko perdarahan d.d komplikasi kehamilan
Luaran utama: tingkat perdarahan menurun
Kriteria hasil:
1) Membran mukosa lembab meningkat
2) Kelembaban kulit meningkat
3) Hemoptisis menurun
4) Hematemesis menurun
5) Hematuria menurun
6) Hemoglobin membaik
7) Hematokrit membaik
Intervensi
Pencegahan perdarahan
Observasi
1) Monitor tanda dan gejala perdarahan
2) Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah
kehilangan darah
3) Monitor tanda-tanda vital ortostatik
4) Monitor koagulasi (mis: prothrombin time (PT), partial
thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin
dan/atau platelet)
Terapeutik
1) Pertahankan bed rest selama perdarahan
2) Batasi tindakan invasive, jika perlu
3) Gunakan kasur pencegah decubitus
4) Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi
1) Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
2) Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
3) Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari
konstipasi
4) Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
5) Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
6) Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
2) Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
3) Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha


Ilmu
Astuti, S, dkk. 2017. Asuhan dalam Masa Kehamilan (Buku Ajar Kebidanan
Antenatal Care (ANC)). Bandung : Erlangga
Bothamley dan Boyle. 2013. Patofisiologi dalam Kebidanan. Jakarta : EGC
Fauziah dan Sutejo. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Kehamilan Vol 1.
Jakarta : Kencana
Stephanie K. Kartikasari,(2016). Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Status
Ekonomi,Pekerjaan, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu
Hamil diProvinsi Papua dan Papua Barat [Jurnal] Volume 8 Nomor 1.
Jakarta:Program Studi Ilmu Gizi Politeknik Kesehatan Depkes.
Lubis, Lili, Angriani. (2015).Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Langsa
Lama Kota Langsa[Skripsi]. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara.
Riskesdas. (2018), Data Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI
TIM Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
TIM Pokja SIKI DPP PPNI 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia:
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
TIM Pokja SLKI DPP PPNI 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia:
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat

Anda mungkin juga menyukai