Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN

“Batang”

DISUSUN OLEH:
KEKEMPOK 4
JENI KRISTINA : 223020209036
LIA KUSMAWATIE : 223020209049
LASMI : 223020209056
WINDY MELANIE : ADC 118 054

DOSEN PENGAMPU:
ENNIKE GUSTI RAHMI, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIFA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Dalam makalah ini, kami membahas tentang “ANATOMI BATANG


PADA TUMBAHAN” Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari. Saya berharap bisa dimanfaatkan
semaksimal dan sebaik mungkin.

Mungkin jika terdapat kesalahan penulisan makalah ini mohon maaf


karna kami juga khilaf oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap
saya nantikan dan saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini sekian.

Palangkaraya, 02 Mei 2024

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN ANATOMI TUMBUHAN PADA TUMBUHAN
2.2. PERBEDAAN STRUKTUR BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL
2.3. TIPE-TIPE BERKAS PENGANGKUT PADA BATANG
2.4. PROSES PENYEMBUHAN LUKA DAN OKULASI PADA BATANG
2.5. DIFERENSIASI JARINGAN PEMBULUH
BAB 3 PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batang merupakan bagian tubuh-tumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat
serta kedudukan batang bagi tubuh tunbuhan, batang dapat di samakan dengan sumbu tubuh-
tumbuhan (Tjitrosoepomo). Batang bersifat umumnya berbentuk panjang bulat seperti
slinder atau dapat pula mempumyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf,
artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. Terdiri atas
ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat
daun. Tumbuhan biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau
heliotrope). Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh karena itu sering di katakan, bahwa
batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. Mengadakan percabangan, dan selama
hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting kecil.
Biasanya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput
dan waktu batang mudah. Tumbuhan biji belah pada umumnya mempunyai batang yang
dibagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat di
pandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat panjang, dan dapat mempunyai
percabangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal sebaliknya mempunyai batang yang dari
pangkal ke ujung boleh dikatakan dapat perbedaan besarnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan anatomi batang pada tumbuhan?
2. Bagaimana perbedan stuktur batang dikotil san monokotil ?
3. Apa saja tipe-tipe berkas pengangkut pada batang ?
4. Bagaimana proses penyembuhan luka dan okulasi pada batang ?
5. Bagaimana diferensiasi jaringan pembuluh ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari anatomi batang pada tumbuhan.
2. Dapat mengetahui perbedaan struktur batang dikotil dan monokotil
3. Dapat mengetahui tipe-tipe berkas pengangkut pada batang.
4. Dapat mengetahui proses penyembuhan luka dan okulasi pada batang.
5. Dapat mengetahui diferensiasi jaringan pembuluh.
1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagi penulis
a. Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk
menjelaskan pengertian dan fungsi anatomi batang pada tumbuhan, perbedaan
stuktur batang pada tumbuhan, tipe-tipe berkas pengangkut pada batang, proses
penyembuhan luka dan okulasi pada batang, serta diferensiasi jaringan pembuluh.
b. Mengimplementasikan teori dan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan
dalam mata kuliah Anatomi Tumbuhan pada mata kuliah lainnya yang berkaitan
dengan anatomi tumbuhan.
2. Pihak lain
a. Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi
dalam melakukan penelitian dan penulisan makalah yang berkaitan dengan
Anatomi tumbuhan, perbedaan struktur batang, tipe-tipe berkas pengangkut pada
batang, proses terjadinya penyembuhan luka dan okulasi pada batang, serta
diferensiasi jaringan pembuluh.
b. Diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk mempelajari lebih dalam
terkait materi Anatomi Tumbuhan terutama untuk menambah wawasan.
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Anatomi Batang
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di ujung sumbu titik
tumbuhanya, batang dikelilingi daun muda dan menjadi tunas terminal. Di bagian batang
yang lebih tua, yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun melekat pada
batang dapat dibedakan menjadi ruas (internodus), yakni bagian batang di antara dua buku
yang berurutan. Berkaitan dengan habitat tumbuh, dibedakan batang yang tumbuh dibawah
tanah (rizoma, umbi lapis, atau umbi batang), di dalam air, atau di darat. Batang juga ada
yang tegak, memanjat, atau merayap (Hidayat). Berbeda dengan akar, anatomi batang
dipengaruhi oleh daun-daun yang terdapat padanya serta terbentuk secara eksogen. Seperti
pada akar, pada batang juga ditemukan epidermis, korteks, dan bagian tengah yang
mengandung jaringan pembuluh. Jaringan pada batang dapat dibagi menjadi jaringan dermal,
jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Perbedaan struktur primer pada batang pada spesies
yang berlainan didasari oleh perbedaan dalam Jumlah jaringan dasar dan jaringan pembuluh
(Hidayat). Pada ruas batang konifer dan dikotil terdapat jaringan pembuluh berupa silinder
yang membatasi parenkim empelur di tengah serta korteks di sebelah luar. Sistem jaringan
pembuluh itu terbagi menjadi berkas (fasikel) ikatan pembuluh yang berdekatan satu sama
lain atau terpisah oleh parenkim celah daun yang disebut parenkim interfasikel. Sebuah
parenkim interfasikel sering kali disebut jari-jari empelur medulla atau jari-jari empelur
(Suradinata). Pada batang tanaman paku, beberapa dikotil dan dikotil basah dan pada
monokotil terjadi susunan yang lain. Pada paku dan dikotil basah ikatan pembuluh dapat
ditemukan dalam dua lingkaran, sedangkan pada monokotil letaknya tersebar. Dengan
demikian, batas jaringan dasar pada monokotil tidak tajam dan tidak ada, batas jaringan
pembuluh tidak merupakan lingkaran, dilihat dalam penampang melintang melalui ruas
batang (Suradinata).
2.2. Perbedaan Struktur Batang Dikotil dan Monokotil
Struktur batang tumbuhan biji berkeping dua (Dicotyledoneae) pada umumnya mempunyai
batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke ujung semakin mengecil,
bercabang atau tidak bercabang. Sebaliknya, tumbuhan biji berkeping tunggal
(Monocotyledoneae) mempunyai batang yang dari pangkal sampai ujung batang tidak
menunjukan perbedaan besarnya (Adinugraha 2019).
a) Batang Dikotil
Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan jaringan
vaskuler (stele). Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar
batang. Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam
korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaitu daerah
kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis, dan
parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan
empulur. Berkas vaskuler tersusun melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas
xilem, kambium dan floem (Sutara 2016).
Pada tumbuhan dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium. Kambium
merupakan jaringan meristematis dan aktif membelah yang dikenal dengan meristem lateral
mengakibatkan batang bertambah diameternya. Aktivitas pembelahan kambium akan
mengakibatkan terbentuknya xilem sekunder kearah dalam dan floem sekunder ke arah luar.
Pada batang dewasa kulit kayu (barak dibangun oleh tiga jenis jaringan yaitu jaringan gabus
(cork), kambium gabus (cork cambium) dan floem sekunder (Adinugraha 2019).
Aktivitas dari kambium akan membentuk lingkaran tahunan. Lingkaran tahunan merupakan
lingkaran yang dibentuk oleh aktivitas pembelahan jaringan kambium selama setahun. Pada
daerah temperata lingkaran tahunan mudah terlihat yaitu dengan terbentuk jaringan kayu
yang berwarna gelap dan berwarna terang. Jaringan gelap merupakan jaringan yang dibentuk
ketika musim salju yang biasanya membentuk sel yang kecil-kecil dan rapat sehingga
kelihatan lebih gelap. Pada musim semi akan terbentuk jaringan pengangkut (floem dan
xilem) dengan sel yang berukuran lebih besar sehingga terlihat lebih terang. Lingkaran
tahunan dapat digunakan untuk menentukan umur kayu. Batang suatu tumbuhan ada yang
bercabang dan ada pula yang tidak bercabang. Cara percabangan batang dapat dibedakan
menjadi percabangan monopodial (pada cemara), simpodial, dan dikotomi (pada paku-
pakuan). Cabang yang besar dan secara langsung keluar dari batang dinamakan dahan,
sedang cabang-cabang yang lebih kecil dinamakan ranting (Sutara 2016).
b) Batang Monokotil
Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks dan
jaringan vaskuler (stele). Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata. Struktur dan
susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang dikotil dan monokotil.
Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada empulur sehingga tidak ada batas yang
jelas antara korteks dan empulur. Berkas vaskuler monokotil tidak memiliki
kambium, sehingga tidak mengalami penebalan sekunder. Masing-masing berkas
vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang tersusun dari jaringan
sklerenkim (Sutara 2016).
2.3. Tipe – Tipe Berkas Pengangkut
Kenyataannya di alam bahwa keberadaan xilem dan floem dalam
jaringan primer selalu berpasangan dan merupakan suatu berkas yang disebut pengangkut.
Dalam pengamatan di bawah mikroskop, berkas pengangkut dapat dengan mudah dibedakan
dengan jaringan
parenkim disekitarnya karena relatif lebih kecil dengan tanpa adanya ruang antar sel, hanya
trakea yang sel-selnya lebih besar di bandingkan sel-sel sekitarnya. Komponen-komponen
xilem berdinding tebal dan
mengalami lignifikasi.
Berdasarkan letak xilem dan floem, berkas pengangkut dibedakan
menjadi tiga tipe dasar, yaitu kolateral, konsentris dan radial.
1.Tipe Kolateral.
Kolateral terbagi menjadi kolateral terbuka, kolateral tertutup
dan bikolateral. Tipe kolateral didefinisikan sebagai berkas
pengangkut dengan kondisi xilem dan floem saling berdampingan.Apabila diantara xilem dan
floem terdapat adanya kambium
maka berkas pengangkut ini disebut tipe kolateral terbuka. Kambium selain berfungsi sebagai
penghubung xilem dan floem, berperan pula dalam pembentukan floem ke arah luar dan
xilem ke arah dalam. Sehingga dikenal kambium fasikuler bila
terletak antara xilem dan floem, dan intrafasikuler bila terletak diluar berkas pengangkut.
Terdapat pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Apabila di antara xilem dan floem tidak
dijumpai adanya kambium disebut tipe kolateral tertutup. Tipe ini kadang dikelilingi jaringan
sklerenkim yang sering disebut sebagai seludang berkas pengangkut. Terdapat pada
tumbuhan monokotil apabila dijumpai adanya floem luar dan floem dalam. Diantara floem
luar dan xilem dijumpai adanya kambium.
2. Tipe Konsentris
Konsentris terbagi menjadi konsentris amfikibral dan amfivasal. Tipe konsentris didefinisikan
sebagai berkas pengangkut dengan kondisi xilem dikelilingi floem atau sebaliknya. Apabila
xilem berada di tengah dan floem mengelilinginya disebut berkas pengangkut konsentris
amfikibral, umumnya dijumpai pada tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta). Apabila floem
berada di tengah dan xilem mengelilinginya disebut berkas pengangkut amfivasal. Terdapat
pada rizhoma Acorus calamus.
3. Tipe Radial.
Berkas pengangkut tipe radial merupakan berkas pengangkut dengan letak xilem dan floem
bergantian menurut jari-jari lingkaran. Dijumpai pada akar tumbuhan monokotiledon danakar
primer dikotiledon.
2.4. Proses Penyembuhan Luka dan Okulasi pada Batang
Ketika batang tumbuhan mengalami luka, terjadi beberapa tahap dalam proses
penyembuhannya:
1. Koagulasi, darah tumbuhan (getah) mengalir ke luka dan mengental, membentuk
lapisan pelindung.
2. Kalus, sel-sel parenkim di sekitar luka membelah dan membentuk kalus, yaitu
jaringan yang menonjol dan menutupi luka.
3. Pembentukan jaringan vaskular, sel-sel meristem di dalam kalus berdiferensiasi
menjadi sel-sel xilem dan floem, membentuk jaringan vaskular baru yang
menghubungkan jaringan vaskular di atas dan di bawah luka.
4. Liginifikasi, jaringan vaskular baru mengalami lignifikasi, yaitu proses penebalan
dinding sel dengan lignin, untuk memperkuat batang.
5. Pembentukan jaringan permanen, sel-sel parenkim di kalus berdiferensiasi
menjadi sel-sel permanen, seperti sel sklerenkim dan sel kolenkim, untuk
memperkuat struktur batang.
Proses Okulasi
Okulasi adalah teknik mencangkok batang satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain
dengan tujuan untuk mendapatkan sifat-sifat unggul dari kedua tumbuhan tersebut.
Berikut adalah beberapa tahapan proses okulasi:
1. Pemilihan batang ponos dan batang entres, pilihlah batang ponos (batang yang
akan diokulasi) dan batang entres (batang yang akan dicangkokkan) yang
sehat dan memiliki diameter yang sama.
2. Pembuatan sayatan, buatlah sayatan berbentuk huruf T pada batang ponos dan
sayatan berbentuk huruf V pada batang entres.
3. Penyambungan batang ponos dan batang entres: Masukkan batang entres ke
dalam sayatan pada batang ponos, pastikan kambium kedua batang saling
bertemu.
4. Pengikatan, ikat batang ponos dan batang entres dengan tali rafia atau plastik
untuk menyatukan keduanya.
5. Perawatan, jaga agar okulasi tetap lembab dan terhindar dari sinar matahari
langsung. Lepaskan ikatan setelah okulasi telah menyatu dengan sempurna.
Proses penyembuhan luka dan okulasi batang dapat berbeda-beda pada setiap jenis
tumbuhan. Faktor-faktor seperti kondisi lingkungan, nutrisi, dan hama penyakit dapat
memengaruhi proses penyembuhan luka dan okulasi pada batang tumbuhan.
Perawatan Pasca Okulasi:
a) Jaga agar okulasi tetap lembab dan terhindar dari sinar matahari langsung selama
beberapa minggu.
b) Lepaskan tali atau plastik grafting tape setelah okulasi sudah menyatu dengan baik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka dan Okulasi:
a) Ukuran luka: Luka yang lebih besar membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih
lama.
b) Lokasi luka: Luka pada batang utama membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih
lama dibandingkan luka pada cabang.
c) Kesehatan tanaman: Tanaman yang sehat lebih cepat sembuh daripada tanaman yang
lemah.
d) Kondisi lingkungan: Kelembaban dan suhu yang ideal dapat mempercepat proses
penyembuhan.
Tips untuk Mempercepat Penyembuhan Luka dan Okulasi:
a) Gunakan alat yang tajam dan steril untuk membuat sayatan.
b) Pastikan kambium batang bawah dan entres saling bersentuhan dengan baik.
c) Jaga agar okulasi tetap lembab tapi tidak basah.
d) Lindungi okulasi dari sinar matahari langsung.
e) Gunakan hormon pertumbuhan tanaman untuk membantu merangsang proses
penyembuhan.
2.5. Differensiasi
Pengertian diferensiasi adalah perkembangan turunan meristem kedalam unsur berbagai
sistem jaringan tumbuhan dewasa, dengan kata lain diferensiasi mencakup keseluruhan sifat
proses yang saling berkaitan, yaitu proses kimia, fisiologi dan morfologi, yang
mengakibatkan spesialisasi sel. Karena taraf dan macam spesialisasi beragam dalam sel yang
berbeda, maka diferensiasi sel akhirnya menghasilkan keanekaragaman histologis yang khas
bagi tubuh tumbuhan tinggi.Pada saat diferensiasi jaringan, keanekaragaman histologis
terjadi karena adanya perubahan dalam sifat sel sehingga menyebabkan terjadinya
penyesuaian dalam hubungan antar sel. Perubahan –perubahan yang terjadi pada isi sel
umumnya berupa peningkatan jumlah cairan vakuola, pengumpulan berbagai zat ergastik,
perkembangan plastida dari proplastida, dan perolehan warna oleh plastida, perubahan
struktur dinding sel. Pada saat sel-sel berkembang pertambahan ukurannnya tidak selalu
sama, ada sel yang melanjutkan pembelahan dan ukurannya. Meristem primer yang
menghasilkan tiga meristem primer yang akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan
dewasa. Meristem primer tersebut yaitu protoderm, yang akan membentuk epidermis;
prokambium, yang akan menghasilkan jaringan vaskular primer (xilem primer dan floem
primer); dan meristem dasar, yang berdiferensiasi lebih lanjut menjadi jaringan dasar, yang
terdiri dari sel-sel parenkim.
BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di ujung
sumbu titik tumbuhanya, batang dikelilingi daun muda dan menjadi tunas terminal.
Di bagian batang yang lebih tua, yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus)
tempat daun melekat pada batang dapat dibedakan menjadi ruas (internodus), yakni
bagian batang di antara dua buku yang berurutan. Berkaitan dengan habitat tumbuh,
dibedakan batang yang tumbuh dibawah tanah (rizoma, umbi lapis, atau umbi
batang), di dalam air, atau di darat. Batang juga ada yang tegak, memanjat, atau
merayap (Hidayat).
Struktur batang tumbuhan biji berkeping dua (Dicotyledoneae) pada umumnya
mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke ujung
semakin mengecil, bercabang atau tidak bercabang. Sebaliknya, tumbuhan biji
berkeping tunggal (Monocotyledoneae) mempunyai batang yang dari pangkal sampai
ujung batang tidak menunjukan perbedaan besarnya (Adinugraha 2019).
Berdasarkan letak xilem dan floem, berkas pengangkut dibedakan menjadi tiga
tipe dasar, yaitu kolateral, konsentris dan radial.
Proses penyembuhan luka dan okulasi pada batang tanaman melibatkan
beberapa hal penting yaitu tahap kaogulasi, tahap proliferasi, tahap differensiasi sel,
tahap generasi jaringan.
Diferesiasi adalah perkembangan turunan meristem kedalam unsur system
jaringan tumbuhan dewasa dengan kata lain diferensiasi mencakup keseluruhan sifat
proses yang saling berkaitan yaitu proses kimi, fisiologi, dan morfologi.

3.2. SARAN
Dengan selesainya makalah ini saya sadar bahwasanya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi materi
pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu saya mengharapkan adanya saran dan
kritik yang membangun dari pembaca agar di kemudian hari saya dapat menyusun
makalah lebih baik lagi. Harapan kami semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan anda mengenai Kalor.
DAFTAR PUSTAKA

Estiti, B.H. (1996). Anatomi Tumbuhan. ITB: Bandung

Fahn, A. (1995). Anatomi Tumbuhan: Edisi Tiga. Gadjah Mada


University Press: Yogyakarta.

Wahyudi, Eko dkk (2018) Keberhasilan Okulasi Beberapa Jenis Batang Entres
Jeruk Sikam Madu (Citrus macrocarpa) Yang Beberapa Lama Disimpan

Anda mungkin juga menyukai