Anda di halaman 1dari 2

Draft Islam dan Konstitusi Modern :

Dalam diskursus ke-Islaman sendiri, memandang bahwasannya pembahasan


konstitusi ini mempunyai keterkaitan antara konsepsi mengenai konstitusi yang terdapat di
dalam sebuah negara, yang mana produk dari seperangkat aturan-aturan ini dituangkan dalam
sebuah naskah ataupun piagam secara tertulis yang dalam penyusununannya terdapat
konsensus dari berbagai pihak untuk terciptanya suatu aturan dasar tersebut. Adapun isi dari
naskah-naskah tersebut memuat nilai-nilai kesamaan, kesetaraan, keadilan, dan jaminan hak
individu yang tinggal dalam suatu wilayah. Hal ini tercermin dalam “ Konstitusi Madinah”
yang dahulu telah Nabi Muhamma saw terapkan pada saat di madinah.
W. Montgemerry dalam piagam madinah sendiri terdapat 10 bab dan 47 Pasal yang
diawali dengan mukkadimah, diantaranya membahas mengenai :
- Bab I : Pembentukan Banngsa dan Negara (pasal 1)
- Bab II : Hak Asasi Manusia (Pasal 2-10)
- Bab III : Persatuan seagama (Pasal 11-15)
- Bab IV : Persatuan segenap warga ( Pasal 16-24)
- Bab V : Golongan Minoritas (Pasal 25-35)
- Bab VI : Tugas Warga Negara (Pasal 36-38)
- Bab VII : Melindungi Negara (Pasal 39-41)
- Bab VIII : Pemimpin Negara (42-44)
- Bab IX : Perdamaian (45-46)
- Bab X : Penutup (47).1
Setelah menelisik lebih jauh bagaimana konstitusi madinah, serta “madinah”
yang dianggap sebagai blueprint negara modern hari ini, maka secara konsep
ketatanegaraanya kita perlu mengetahui bahwasannya sudah jauh sejak dulu sudah
dicirikan konsep-konsep ketatanegaraan yang dari konsep itu dijadikan sebagai
instrument untuk menjalankan pemerintahan yang berkeadilan, dan menjamin hak
asasi manusia serta persamaan hak derajat manusia tanpa ada diskriminasi sedikitpun
dilihat dari diskursus keislaman sendiri ada beberapa poin yang menjadi acuan serta
kesamaan beberapa konsep dalam ketatanegaraan hari ini, yakni diantaranya;
1. Kekuasaan sebagai amanah, hal ini tercantum dalam Q.S An-Nisa :58 , yang dari
ayat tersebut dapat dipahami bahwasannya manusai diwajibkan menyampaikan
amanah kepada yang berhak menerimanya, dan manusia diwajibkan menetapkan
hukum dengan adil.2 Selain itu kata amanah jika ditarik dalam konteks kenegeraan
dipahami sebagia suatu pelimpahan kewenangan dan karena itu kekuasaan dapat
disebut sebagai mandat yang berasal dari Allah swt.
2. Prinsip musyawarah,. Jika dilihat dari sudut kenegaraan, maka musyawarah
adalah suatu prinsip konstitusional dalam Islam yang wajib dilaksanakan dalam
suatu pemerintahan dengan tujuan untuk mencegah lahirnya keputusan yang
merugikan kepentingan umum atau rakyat.
3. Prinsip Keadilan, hal ini baik dalam konstitusi madinah maupun di negara-negara
modern hari menjadi salah satu instrument untuk menjadi jaminan tegaknya

1
M. Nashir Rasyid, Seputar Sejarah & Muamalah, (Bandung: Al-Bayan, 1997), hlm. 22-23
2
pemerintahan yang demokratis, adapun untuk keadilan sendiri dalam Al-Qur’an
tercantum dalam Q.S An-Nisa : 135.
4. Prinsip persamaan, hal ini tercantum dalam Q.S Al-Hujurat : 13 yang menuturkan
bahwasannya Allah teah menciptakan manusia berpasang-pasangan, yang dimulai
dari adam dan hawa lalu dilanjutkan dengan suatu prosesi pernikahan atau
keluarga, yang menjadikan manusia seragam dan sama kedudukannya.
5. Prinsip Pengakuan dan Perlindungan terhadap Hak-Hak Asasi Manusia, dalam
wacana ketatanegaraan modern prinsip ini didukung dengan adanya DUHAM
(Decalaration Of Human Rights), dan dalam islam sendiri diatura dalam Q.S Al-
Isra : 70, yang dimana pada ayat tersebut mengintrepretasikan kemuliaan manusia
yang dalam ayatnya disebut karamah, selain itu dalam pengkuan dan perlindungan
terhadap HAM di tekankan pada tiga hal yakni, Persamaan, Martabat. Dan
kebebasan manusia.
6. Prinsip Peradilan bebas. Hal ini berkaitan dengan keadilan dan persamaan, dalam
Islam sendiri hakim memiliki kewenangan yang bebas dalam mengamil putusan
hakim wajib menerapkan prinsip keadilan dan persamaan terhadap siapapun
berdasarkan ayat dalam surah An-Nisa : 58
7. Prinsip Perdamaian, konsepsi ini sangat vital dalam suatu konsep ketatanegaraan
bahwasannya jika negara bisa menjamin tegaknya kedilan, dan hak asasi manusia
beserta persamaan kedudukan tanpa diskriminasi apapun maka tidak mungkin
akan terciptanya keadilan, seperti yang diterangkan dalam Q.S Al-Baqarah : 208.3

3
Herawati Andi, ‘Konsep Ketatanegaraan Dalam Islam’, Jurnal Hukum Diktum, 11.1 (2013), 1–8 (p. 6).

Anda mungkin juga menyukai