4 - Hadist Tarbawy Ukhuwah Islamiyah Perspektif Islamm
4 - Hadist Tarbawy Ukhuwah Islamiyah Perspektif Islamm
Dosen pengampu:
Suliyono, M.Pd
Disusun Oleh :
Sarmilah (2122.03.020)
2024
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam merupakan salah satu pilar utama dalam pembentukan individu
Muslim yang berkualitas dan berintegritas. Dalam era globalisasi dan kompleksitas
tantangan sosial yang semakin meningkat, penting bagi lembaga-lembaga pendidikan
Islam untuk tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan
karakter dan nilai-nilai spiritual yang kokoh.
Dalam konteks ini, konsep ukhuwah Islamiyah muncul sebagai prinsip yang
mendasar dan penting dalam membentuk komunitas Islam yang kuat dan solidaritas.
Ukhuwah Islamiyah menggarisbawahi hubungan yang erat antara individu Muslim, di
mana mereka saling mendukung, menghormati, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama yang bermakna.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang konsep ukhuwah Islamiyah
dalam perspektif pendidikan Islam menjadi sangat penting. Dengan memahami asal-usul,
makna, dan implikasi praktis dari ukhuwah Islamiyah, lembaga-lembaga pendidikan
Islam dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mempromosikan solidaritas,
toleransi, dan kerjasama di antara siswa dan anggota komunitas pendidikan lainnya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ikhlas?
2. Apa yang dimaksud dengan Niat atau Motivasi Beramal?
3. Apa yang dimaksud dengan Hadits Keikhlasan dalam Beramal?
4. Apa yang dimaksud dengan Pentingnya Ikhlas dalam Beramal?
5. Apa yang dimaksud dengan Cara Ikhlas dalam Beramal?
6. Apa yang dimaksud dengan Niat yang Ikhlas dalam Beramal?
7. Apa yang dimaksud dengan stiqomah dalam berbuat kebaikan?
C. Tujuan
1. Agar dapat memahami definisi Ikhlas
2. Agar dapat memahami definisi Niat atau Motivasi Beramal
3. Agar dapat memahami Hadits Keikhlasan dalam Beramal
4. Agar dapat memahami Pentingnya Ikhlas dalam Beramal
5. Agar dapat memahami Cara Ikhlas dalam Beramal
6. Agar dapat memahami Niat yang Ikhlas dalam Beramal
7. Agar dapat memahami definisi Istiqomah dalam berbuat kebaikan
..
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan kata Islamiyah berasal dari kata “Islam” yang dalam hal ini
memberi/menjadi sifat dari ukhuwah, sehingga menjadi persaudaraan Islam atau
pergaulan menurut norma Islam. Ukhuwah islamiyah adalah gambaran tentang
hubungan antara orang-orang Islam sebagai satu ikatan persaudaraan, dimana antara
yang satu dengan yang lainnya seakan-akan berada dalam satu ikatan.
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzuriyyah, 2007), h. 36.
2
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan)
h. 358.
3
secara terminologis sebagai berikut: Ukhuwah pada mulanya berarti “persamaan dan
keserasian dalam banyak hal”. Karenanya, persamaan dalam keturunan mengakibatkan
persaudaraan, persamaan dalam sifat-sifat juga mengakibatkan persaudaraan. 3
1. Ukhuwah Ubudiyah
2. Ukhuwah Isnaiyah
3
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan), h. 357
4
M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur’an ( Cet. I: Bandung: Mizan), h. 358.
4
keturunan. Sebenarnya jika dilihat lebih jauh saudara seketurunan dan
saudara sebangsa, seagama ini merupakan pengkhususan dari persaudaraan
kemanusian. Lingkup persaudaraan ini dibatasi oleh suatu wilayah tertentu.
Baik itu berupa keturunan, masyarakat ataupun oleh suatu bangsa atau
negara.
5
Nashir Sulaiman al-Umar, Tafsir Surat al Hujurat: Manhaj Pembentukan Masyarakat Berakhlak Islam (Jakarta:
Pustaka al-Kautsar), h. 249.
6
Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh al Ukhuwah fi al Islam, Terj. Hawn Murtahdo, Merajut Benang Ukhuwah Islamiyah
(Solo: Era Intermedia), h. 14.
5
Persaudaraan ini memunculkan rasa cinta dan kebencian yang didasarkan pada
kebenaran, kesabaran, ketakwaan kepada Allah, dan ketidaksukaan terhadap kebatilan,
keinginan hawa nafsu, serta pelanggaran terhadap larangan yang telah ditetapkan oleh
Allah.7
Persaudaraan yang terjaga oleh ikatan Allah adalah kenikmatan yang diberikan-Nya
kepada umat Muslim; ini merupakan karunia bagi mereka yang Allah cintai dan
kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Hal ini mengingatkan kita akan nikmat yang besar
tersebut, serta memperlihatkan bagaimana sebelumnya kita hidup dalam keadaan
jahiliyah, saling bermusuhan.
1. Ta’aruf, yaitu saling mengenal saudaranya, menyangkut nama, nasabnya dan status
sosialnya. Di samping itu, kenalilah juga apa yang disukai dan yang tidak
disukainya. Mengenal secara baik karakteristik saudara kita.
2. Tafahum, saling memahami, yaitu saling memahami kondisi mental, sifat, karakter,
watak dan lain-lain.
3. Ta'awun, saling tolong menolong dalam suka dan suka dalam meningkatkan
ketakwaan.
َو َال َيِبْع َبْعُض ُك ْم َع َلى َبْيِع، َو َال َتَداَبُروا، َو َال َتَباَغُضوا، َو َالَتَناَج ُش وا، «َال َتَح اَس ُدوا: َقاَل َر ُسوُل ِهللا ﷺ: َقاَل،َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه
-َو ُيِش ْيُر ِإَلى َص ْد ِرِه َثَالَث َم َّراٍت- الَّتْقَو ى َهاُهَنا. َو اَل َيْح ِقُر ُه، َو اَل َيْك ِذ ُبُه، َو َال َيخُذُلُه، َال َيْظِلُم ُه، الُم ْس ِلُم َأُخ و الُم ْس ِلِم. َو ُك ْو ُنوا ِع َباَد ِهللا ِإخَو انًا،َبْع ٍض
َد ُم ُه َوَم اُلُه َوِع ْر ُضُه» َر َو اُه ُم ْس ِلٌم: ُك ُّل الُم ْس ِلِم َع َلى الُم ْس ِلِم َح َر اٌم. ِبَح ْس ِب اْم ِرىٍء ِم َن الَّش ِّر َأْن َيْح ِقَر َأَخاُه الُم ْس ِلَم.
Hadis ini mendorong kesadaran manusia dalam menjaga perasaan dan kebutuhan
orang lain. Nilai afektif pendidikan agama Islam dalam hadis ini berkaitan dengan
sikap empati antar-sesama. Dimana siswa diajarkan untuk memiliki kasih sayang dan
empati antar sesama serta memberikan dukungan moral dan emosional. onsep
ukhuwah dalam hadis ini berhubungan dengan sikap toleransi.
Dalam Pendidikan agama Islam hal tersebut berkaitan dengan afektif nilai toleransi
dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat dan keyakinan. Siswa diajarkan
untuk menghormati hak-hak individu dan kelompok lain. Dalam hadis ini, Ukhuwah
Islamiyyah dikaitkan dengan nilai perdamaian. Siswa diajarkan dalam pendidikan
agama Islam untuk menghindari perselisihan, memperbaiki hubungan yang rusak, dan
berusaha menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis.
7
Ukhuwah islamiyyah merupakan persaudaraan sesama umat muslim, seperti yang
dijelaskan dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10:
Dari ayat tersebut, Allah SWT menegaskan bawa sesama orang beriman adalah
saudara, sehingga wajib untuk saling menjaga hubungan anatar saudara. Selanjutnya,
Allah SWT juga memerintahkan untuk bertaqwa kepada-Nya, karena ketaqwaan
menjadi dasar terbentuknya hubungan yang sehat dan kuat di antara sesama saudara.
Oleh karena itu, setiap siswa diajarkan untuk memiliki sikap saling peduli terhadap
temannya sebagai bentuk terwujudnya ukhuwah islamiyyah sehingga dapat
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Setiap manusia,
khususnya siswa memiliki sikap empati, itu sangat penting karena kita merupakan
makhluk sosial yang saling membutuhkan.
9
Siti Sopiyah, dkk, Nilai Ukhuwah Islamiah; Metode Penguatan Nilai Afektif dalam Pendidikan Islam Urgensi Sarah
Hadits Arbai’n ke 35 An-Nawawi, dalam jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 09, No. 01, 2023, h.103-104
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ikhlas dalam beramal adalah sebuah sifat yang penting yang harus diperhatikan setiap
kali muslim beramal. Ikhlas berarti bersih dari kotoran yang merusak, yang berarti
mengharapkan kebenaran dan tidak mengandung riya. Menurut hadits, Rasulullah SAW
bersabda, "Dan tiap-tiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan". Jadi, jika seorang
beramal dengan niat yang tidak ikhlas, maka dia tidak akan mendapatkan kebaikan dari
Allah. Istiqomah dalam berbuat kebaikan adalah sikap yang teguh dan konsisten dalam
melakukan kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan, dan keislaman, walaupun
menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Istiqomah terwujud karena keyakinan
akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Sikap ini penting bagi setiap muslim, termasuk
pelajar, dan dapat membantu membentuk perilaku dan sikap yang sesuai dengan ajaran
Islam. Dalam beramal, harus diingat bahwa keikhlasan adalah salah satu syarat diterima dan
berpahala amalan tersebut oleh Allah. Jika seorang beramal dengan niat yang tidak ikhlas,
maka amalan tersebut tidak akan diterima dan tidak akan berpahala. Sebaliknya, jika seorang
beramal dengan niat yang ikhlas, maka amalan tersebut akan diterima dan berpahala.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hasan Muslim Al-Naisaburi, Shahih Muslim, (Riyadh: Dar Thayyibah. Cet 1, 2006),
hal. 43.
An- Nawawi, Imam dan Allamah Al-Qhastalani. Menyelami Makna Seruan-seruan Ilahi
dalam Hadis Qudsi. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 2011
Badri Khaeruman, Otentitas Hadits, (Bandung: PT. Remaja Rasdakarya, 2004), hal. 56.
Irsyad, Muhammad. Hilangkan stress dengan hipno Ikhlas. Najah. Jogjakarta. 2012
Husein, Abi Ahmadbin Faris bin Zakariyah. Maqayis al-lughah. Juz IV (t.tp: Dar al Fikri,
t.th), h, U5
Mas’ud, Jibran. Al ralahr Mu’jam Lughawi Ashry. Jilid II (Beirut: Dar al-Ilmu Lil
Mulayyin, 1981), hlm. 1051
M.Thalib, Butir-Butir Pendidikan Dalam Hadits, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1986), hal. 38-39.
Muslich Maruzi, Koleksi Hadits Sikap dan Pribadi Muslim, (Jakarta: Pustaka Amani,
1986), hal.73-76.
Ghanim, Syeikh Fatih. Kumpulan Hadist Qudsi Pilihan. Pustaka Al Kautsar. Jakarta
Timur.
2011.
http://uinkediri.blogspot.co.id/2015/04/contoh-makalah-ikhlas-dalam-beramal.html
11
12