Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HADITS TARBAWY

UKHUWAH ISLAMIYAH DALAM PERSPEKTIF


PENDIDIKAN ISLAM

Dosen pengampu:
Suliyono, M.Pd
Disusun Oleh :
Sarmilah (2122.03.020)

Nada Syarifah Suhailah (2122.03.014)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BINAMADANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

2024
KATA PENGANTAR

Dengan penuh kehormatan dan semangat pengabdian kepada ilmu, kami


dengan tulus mempersembahkan kata pengantar ini sebagai pembuka yang mengantar
pembaca ke dalam eksplorasi mendalam mengenai konsep yang menarik dan penting
dalam pendidikan Islam, yakni "Ukhuwah Islamiyah dalam Perspektif Pendidikan
Islam".
Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki konsep ukhuwah Islamiyah sebagai
fondasi yang membangun komunitas pendidikan yang inklusif dan berdaya. Melalui
pendekatan interdisipliner, kami akan mengeksplorasi aspek-aspek kunci dari
ukhuwah Islamiyah, termasuk asal-usulnya, maknanya dalam ajaran Islam, serta
implikasi praktisnya dalam lingkungan pendidikan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sulyono, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Hadist Tarbawy, karena atas ilmu yang diberikan, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan menggali lebih dalam tentang konsep ini, kami berharap dapat
memberikan wawasan yang berharga kepada pembaca mengenai bagaimana ukhuwah
Islamiyah dapat menjadi landasan yang kokoh untuk membangun hubungan
antarindividu Muslim dalam lingkungan pendidikan. Melalui pemahaman yang lebih
baik tentang nilai-nilai ukhuwah Islamiyah, diharapkan kita dapat merancang strategi
pendidikan yang lebih efektif dalam mempromosikan solidaritas, toleransi, dan
kerjasama di antara siswa dan anggota komunitas pendidikan lainnya.

Tangerang, 27 April 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2

A. Pengertian Ukhuwan Islamiyah................................................................................3


B. Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah........................................................................4
C. Tingkatan-Tngkatan Ukhuwah Islamiyah.................................................................5
D. Hadits Ukhuwah Islamiyah.......................................................................................6
E. Cara Ikhlas dalam Beramal........................................................................................6
F. Niat yang Ikhlas dalam Beramal................................................................................7
G. Istiqomah dalam berbuat kebaikan............................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................11

A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam merupakan salah satu pilar utama dalam pembentukan individu
Muslim yang berkualitas dan berintegritas. Dalam era globalisasi dan kompleksitas
tantangan sosial yang semakin meningkat, penting bagi lembaga-lembaga pendidikan
Islam untuk tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan
karakter dan nilai-nilai spiritual yang kokoh.

Dalam konteks ini, konsep ukhuwah Islamiyah muncul sebagai prinsip yang
mendasar dan penting dalam membentuk komunitas Islam yang kuat dan solidaritas.
Ukhuwah Islamiyah menggarisbawahi hubungan yang erat antara individu Muslim, di
mana mereka saling mendukung, menghormati, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama yang bermakna.

Namun, meskipun pentingnya ukhuwah Islamiyah diakui secara luas dalam


tradisi Islam, implementasinya dalam konteks pendidikan seringkali menghadapi
tantangan. Dalam lingkungan pendidikan, faktor-faktor seperti perbedaan budaya, latar
belakang sosial, dan konflik personal dapat menghambat terbentuknya ikatan ukhuwah
yang kokoh di antara siswa dan komunitas pendidik.

Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang konsep ukhuwah Islamiyah
dalam perspektif pendidikan Islam menjadi sangat penting. Dengan memahami asal-usul,
makna, dan implikasi praktis dari ukhuwah Islamiyah, lembaga-lembaga pendidikan
Islam dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mempromosikan solidaritas,
toleransi, dan kerjasama di antara siswa dan anggota komunitas pendidikan lainnya.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang latar belakang konsep ukhuwah


Islamiyah dalam konteks pendidikan Islam, diharapkan makalah ini dapat memberikan
kontribusi yang berarti dalam upaya memperkuat nilai-nilai keislaman dalam pendidikan
serta membentuk generasi Muslim yang bertanggung jawab dan berempati.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ikhlas?
2. Apa yang dimaksud dengan Niat atau Motivasi Beramal?
3. Apa yang dimaksud dengan Hadits Keikhlasan dalam Beramal?
4. Apa yang dimaksud dengan Pentingnya Ikhlas dalam Beramal?
5. Apa yang dimaksud dengan Cara Ikhlas dalam Beramal?
6. Apa yang dimaksud dengan Niat yang Ikhlas dalam Beramal?
7. Apa yang dimaksud dengan stiqomah dalam berbuat kebaikan?
C. Tujuan
1. Agar dapat memahami definisi Ikhlas
2. Agar dapat memahami definisi Niat atau Motivasi Beramal
3. Agar dapat memahami Hadits Keikhlasan dalam Beramal
4. Agar dapat memahami Pentingnya Ikhlas dalam Beramal
5. Agar dapat memahami Cara Ikhlas dalam Beramal
6. Agar dapat memahami Niat yang Ikhlas dalam Beramal
7. Agar dapat memahami definisi Istiqomah dalam berbuat kebaikan

..

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ukhuwah Islamiyah


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Ukhuwah berarti
persaudaraan. Sedangkan Islamiyah bermakna yang bersifat Islam. Ukhuwah pada
mulanya berasal dari bahasa Arab saudara atau persaudaraan.1 Persaudaraan yang
dimaksud dalam ukhuwah ini bukan hanya terbatas pada saudara yang masih punya
hubungan darah, melainkan saudara seiman. Sehingga dalam ukhuwah islamiyah tidak
hanya terbatas oleh suku, bangsa dan lain sebagainya.

Sedangkan kata Islamiyah berasal dari kata “Islam” yang dalam hal ini
memberi/menjadi sifat dari ukhuwah, sehingga menjadi persaudaraan Islam atau
pergaulan menurut norma Islam. Ukhuwah islamiyah adalah gambaran tentang
hubungan antara orang-orang Islam sebagai satu ikatan persaudaraan, dimana antara
yang satu dengan yang lainnya seakan-akan berada dalam satu ikatan.

Ukhuwah Islamiyah dalam arti sempit dapat diartikan sebagai persaudaraan


sesama muslim. Namun, dalam pengertian yang lebih luas dapat mencakup konsep
solidaritas, persatuan, dan saling mendukung antara seluruh umat Islam, tanpa
memandang perbedaan etnis, budaya, atau latar belakang sosial. Ini merupakan
landasan bagi terbentuknya komunitas yang kokoh dan inklusif dalam menjalankan
ajaran Islam serta membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai keadilan,
kasih sayang, dan kerjasama.

Ukhuwah Islamiyah memiliki beberapa makna yakni persaudaraan antar


sesama muslim, persaudaraan yang bersifat Islam atau persaudaraan secara Islam, yang
kemudian diistilahkan dalam bahasa pembangunan kita dengan kerukunan antar umat
Islam. 2

Berkenaan dengan itulah, M. Quraish Shihab menjelaskan definisi ukhuwah

1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzuriyyah, 2007), h. 36.
2
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan)
h. 358.
3
secara terminologis sebagai berikut: Ukhuwah pada mulanya berarti “persamaan dan
keserasian dalam banyak hal”. Karenanya, persamaan dalam keturunan mengakibatkan
persaudaraan, persamaan dalam sifat-sifat juga mengakibatkan persaudaraan. 3

Jadi, dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian di atas bahwa ukhuwah


islamiyah atau persaudaraan dalam Islam ini bukan dimaksudkan hanya sebatas
hubungan kekerabatan karena faktor keturunan saja, tetapi yang dimaksud dengan
adalah persaudaraan yang diikat oleh tali aqidah (sesama muslim) dan persaudaraan
karena fungsi kemanusiaan (sesama manusia makhluk Allah SWT).
B. Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah
Dari sisi penampilannya, bahasa yang berkaitan dengan ukhuwah dalam Al-Qur'an
terdiri dari dua bentuk, yakni tunggal dan jamak. Bentuk tunggal menggunakan istilah
"akh" untuk saudara laki-laki dan "ukht" untuk saudara perempuan. Sedangkan bentuk
jamaknya menggunakan istilah "Ikhwan" untuk saudara-saudara laki-laki, "akhawat"
untuk saudara-saudara perempuan, dan "ikhwaiti" untuk saudara-saudara yang
campuran. Adapun variasi Ukhuwah Islamiyah meliputi:

1. Ukhuwah Ubudiyah

Hubungan persaudaraan antara sesama makhluk dan ketaatan kepada Allah,


yang menyatakan bahwa semua makhluk adalah bersaudara karena
memiliki persamaan dalam makna tersebut.4 Ini menunjukkan bahwa semua
makhluk bersaudara dalam ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT.

2. Ukhuwah Isnaiyah

Ukhuwah insaniyah atau saudara sekemanusian adalah seluruh manusia


adalah bersaudara, Karena mereka berasal dari ayah ibu yang sama, yaitu
Adam dan Hawa. Ukhuwah insaniyah juga merupakan persaudaraan yang
berlaku pada semua manusia secara universal tanpa membedakan agama,
suku, ras, dan aspekaspek kekhususan lainnya. Konsep ini menggarisbawahi
persaudaraan universal di antara semua manusia, tanpa memandang
perbedaan agama, suku, ras, atau aspek lainnya.

3. Ukhuwah Wathaniyah wa Nasab

Ukhuwah wathaniyah wa nasab yaitu persaudaraan dalam kebangsaan dan

3
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan), h. 357
4
M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur’an ( Cet. I: Bandung: Mizan), h. 358.
4
keturunan. Sebenarnya jika dilihat lebih jauh saudara seketurunan dan
saudara sebangsa, seagama ini merupakan pengkhususan dari persaudaraan
kemanusian. Lingkup persaudaraan ini dibatasi oleh suatu wilayah tertentu.
Baik itu berupa keturunan, masyarakat ataupun oleh suatu bangsa atau
negara.

4. Ukhuwah fi Din wal Islam

Ukhuwah fi din al Islam adalah hubungan kepersaudaraan di antara sesama


Muslim. Lebih jelasnya, menurut ajaran Islam, hubungan di antara sesama
Muslim dianggap sebagai saudara. Ukhuwah ini lebih kuat daripada ikatan
keluarga, karena ikatan keluarga dapat terputus oleh perbedaan agama,
sedangkan ukhuwah yang didasarkan pada keyakinan tidak akan terputus
5
oleh perbedaan keturunan. Ukhuwah ini kokoh dibandingkan dengan
ukhuwah yang berdasarkan keturunan, karena ukhuwah yang berdasarkan
keturunan akan terputus dengan perbedaan agama, sedangkan ukhuwah
berdasarkan akidah tidak akan putus dengan bedanya nasab.6

Konsep ukhuwah fi Din al Islam menegaskan adanya persaudaraan yang


nyata, karena semakin banyak kesamaan yang ada, semakin kuat pula
persaudaraannya, termasuk kesamaan perasaan dan tujuan hidup. Ini adalah
faktor utama yang membentuk persaudaraan yang hakiki, yaitu
persaudaraan di antara sesama Muslim dan iman sebagai pengikatnya.
Selain itu, dalam solidaritas sosial, bukan hanya pertukaran bantuan yang
ditekankan, tetapi juga mencapai tingkat empati yang memungkinkan
merasakan penderitaan saudara-saudaranya.

Untuk mencapai tujuan-tujuannya dalam menerapkan syariat Allah di tengah-


tengah manusia, kaum Muslim harus bekerja sama dalam tindakan mereka.
Persaudaraan di sini tidak hanya berarti kolaborasi atau saling akrab, karena dalam
Islam, persaudaraan memiliki makna yang lebih mendalam daripada sekadar saling
mengenal, saling memahami, atau saling membantu. Persaudaraan dalam Islam lebih
kuat dari itu semua, karena mendorong terciptanya harmoni dan menghilangkan
persaingan serta permusuhan di antara manusia dalam kehidupan sosial mereka.

5
Nashir Sulaiman al-Umar, Tafsir Surat al Hujurat: Manhaj Pembentukan Masyarakat Berakhlak Islam (Jakarta:
Pustaka al-Kautsar), h. 249.
6
Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh al Ukhuwah fi al Islam, Terj. Hawn Murtahdo, Merajut Benang Ukhuwah Islamiyah
(Solo: Era Intermedia), h. 14.
5
Persaudaraan ini memunculkan rasa cinta dan kebencian yang didasarkan pada
kebenaran, kesabaran, ketakwaan kepada Allah, dan ketidaksukaan terhadap kebatilan,
keinginan hawa nafsu, serta pelanggaran terhadap larangan yang telah ditetapkan oleh
Allah.7

Dalam pendidikan Islam, seorang mukmin diharapkan memiliki pemahaman yang


mendalam tentang makna persaudaraan, sehingga dia menganggap sesama mukmin
sebagai saudaranya. Dari situ, tercipta kerja sama dan gotong royong yang mengarah
pada pembentukan masyarakat. Tujuan akhirnya adalah membentuk masyarakat ideal
yang dicirikan oleh tingginya solidaritas sosial dan persaudaraan yang kokoh di antara
manusia, sesuai dengan contoh masyarakat madani yang didirikan oleh Rasulullah saw.
Di dalam masyarakat madani tersebut, warga saling mencintai, memiliki semangat
gotong royong, dan menjunjung tinggi rasa kebersamaan.

C. Tingkatan-Tingkatan Ukhuwah Islamiyah

Persaudaraan yang terjaga oleh ikatan Allah adalah kenikmatan yang diberikan-Nya
kepada umat Muslim; ini merupakan karunia bagi mereka yang Allah cintai dan
kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Hal ini mengingatkan kita akan nikmat yang besar
tersebut, serta memperlihatkan bagaimana sebelumnya kita hidup dalam keadaan
jahiliyah, saling bermusuhan.

Berikut ini tingkatan dalam merealisasikan ukhuwah islamiyah yaitu:

1. Ta’aruf, yaitu saling mengenal saudaranya, menyangkut nama, nasabnya dan status
sosialnya. Di samping itu, kenalilah juga apa yang disukai dan yang tidak
disukainya. Mengenal secara baik karakteristik saudara kita.

2. Tafahum, saling memahami, yaitu saling memahami kondisi mental, sifat, karakter,
watak dan lain-lain.

3. Ta'awun, saling tolong menolong dalam suka dan suka dalam meningkatkan
ketakwaan.

4. Tafakul, saling mendukung program dan kegiatan saudara dalarn rangka


menegakkan tali persaudaraan yang berlandaskan iman dan takwa.8

D. Hadist Ukhuwah Islamiyah dalam Perspektif Pendidikan Islam


7
Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh Responsibilitas: Tanggung Jawab Muslim Dalam Islam (Jakarta: Gema Insani), h.
140.
8
M. Khalid, dkk, “Penerapan Prinsip Ukhuwah Islamiyah: Serikat Tolong Menolong Al-Amin Dusun X Desa Bandar
Setia”, dalam jurnal Penelitian Inovatf (JUPIN), Vol. 2, No. 3, 2022, h. 434
6
Hadis Ke-35

‫ َو َال َيِبْع َبْعُض ُك ْم َع َلى َبْيِع‬،‫ َو َال َتَداَبُروا‬،‫ َو َال َتَباَغُضوا‬،‫ َو َالَتَناَج ُش وا‬،‫ «َال َتَح اَس ُدوا‬:‫ َقاَل َر ُسوُل ِهللا ﷺ‬: ‫ َقاَل‬،‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه‬

-‫َو ُيِش ْيُر ِإَلى َص ْد ِرِه َثَالَث َم َّراٍت‬- ‫ الَّتْقَو ى َهاُهَنا‬.‫ َو اَل َيْح ِقُر ُه‬،‫ َو اَل َيْك ِذ ُبُه‬،‫ َو َال َيخُذُلُه‬،‫ َال َيْظِلُم ُه‬، ‫ الُم ْس ِلُم َأُخ و الُم ْس ِلِم‬.‫ َو ُك ْو ُنوا ِع َباَد ِهللا ِإخَو انًا‬،‫َبْع ٍض‬

‫ َد ُم ُه َوَم اُلُه َوِع ْر ُضُه» َر َو اُه ُم ْس ِلٌم‬: ‫ ُك ُّل الُم ْس ِلِم َع َلى الُم ْس ِلِم َح َر اٌم‬. ‫ِبَح ْس ِب اْم ِرىٍء ِم َن الَّش ِّر َأْن َيْح ِقَر َأَخاُه الُم ْس ِلَم‬.

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa


sallam bersabda: “Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan
saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual
kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang
muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan
mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu di sini
(seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan
buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang
lain; haram darahnya, hartanya dan kehormatannya”. [Riwayat Muslim no. 2564 ]

Hadist ini menjelaskan perintah Rasulullah SAW. untuk menyebarluaskan ikatan


persaudaraan atau ukhuwah Islamiyyah untuk menggalakkan persatuan di antara umat
Islam. Dalam Pendidikan agama islam hal ini berkaitan untuk meningkatkan
ketaqwaan kepada Allah, siswa diajarkan untuk saling mendukung dalam kebaikan dan
meninggalkan yang munkar. Ketaqwaan menjadi dasar terbentuknya hubungan yang
sehat di antara mereka.

Hadis ini mendorong kesadaran manusia dalam menjaga perasaan dan kebutuhan
orang lain. Nilai afektif pendidikan agama Islam dalam hadis ini berkaitan dengan
sikap empati antar-sesama. Dimana siswa diajarkan untuk memiliki kasih sayang dan
empati antar sesama serta memberikan dukungan moral dan emosional. onsep
ukhuwah dalam hadis ini berhubungan dengan sikap toleransi.

Dalam Pendidikan agama Islam hal tersebut berkaitan dengan afektif nilai toleransi
dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat dan keyakinan. Siswa diajarkan
untuk menghormati hak-hak individu dan kelompok lain. Dalam hadis ini, Ukhuwah
Islamiyyah dikaitkan dengan nilai perdamaian. Siswa diajarkan dalam pendidikan
agama Islam untuk menghindari perselisihan, memperbaiki hubungan yang rusak, dan
berusaha menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis.
7
Ukhuwah islamiyyah merupakan persaudaraan sesama umat muslim, seperti yang
dijelaskan dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10:

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.”

Dari ayat tersebut, Allah SWT menegaskan bawa sesama orang beriman adalah
saudara, sehingga wajib untuk saling menjaga hubungan anatar saudara. Selanjutnya,
Allah SWT juga memerintahkan untuk bertaqwa kepada-Nya, karena ketaqwaan
menjadi dasar terbentuknya hubungan yang sehat dan kuat di antara sesama saudara.

Oleh karena itu, setiap siswa diajarkan untuk memiliki sikap saling peduli terhadap
temannya sebagai bentuk terwujudnya ukhuwah islamiyyah sehingga dapat
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Setiap manusia,
khususnya siswa memiliki sikap empati, itu sangat penting karena kita merupakan
makhluk sosial yang saling membutuhkan.

Dalam hadis tersebut dijelaskan tentang kesadaran manusia untuk menjaga


perasaan dan situasi orang lain. Dalam persfektif pendidikan agama Islam, untuk
menumbuhkan sikap empati setiap siswa bisa diimplementasikan dengan cara
memberikan bantuan kepada temannya apabila sedang membutuhkan, mendukung
temannya yang sedang melakukan kebaikan. Sehingga, persaudaraan atau ukhuwah
islamiyyah antar sesama siswa akan terjalin dengan erat dan rukun. Konsep toleransi
menjadi pilar penting dalam pendidikan agama Islam untuk memahami dan
menerapkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyyah.

Toleransi dalam Islam berarti menerima perbedaan dan memperbaiki kehidupan


bermasyarakat. Meskipun ada perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan, umat Islam
diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk saling menghargai, saling menghormati, dan
saling mendukung. Perdamaian menjadi kunci pokok menjalin hubungan antara
sesama umat manusia. Islam muncul untuk menjadi agama penyelamat dunia sebagai
“Rahmatan Lil Aalamiin,” karenanya setiap ajaran islam memiliki nilai kebenaran
yang tidak dapat diganggu gugat. Islam juga memperhatikan keselamatan dan
perdamaian, juga menyeru kepada umat islam agar selalu hidup rukun dan damai
8
dengan tidak mengikuti hawa nafsu dan godaan syaitan.9

9
Siti Sopiyah, dkk, Nilai Ukhuwah Islamiah; Metode Penguatan Nilai Afektif dalam Pendidikan Islam Urgensi Sarah
Hadits Arbai’n ke 35 An-Nawawi, dalam jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 09, No. 01, 2023, h.103-104
9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ikhlas dalam beramal adalah sebuah sifat yang penting yang harus diperhatikan setiap
kali muslim beramal. Ikhlas berarti bersih dari kotoran yang merusak, yang berarti
mengharapkan kebenaran dan tidak mengandung riya. Menurut hadits, Rasulullah SAW
bersabda, "Dan tiap-tiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan". Jadi, jika seorang
beramal dengan niat yang tidak ikhlas, maka dia tidak akan mendapatkan kebaikan dari
Allah. Istiqomah dalam berbuat kebaikan adalah sikap yang teguh dan konsisten dalam
melakukan kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan, dan keislaman, walaupun
menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Istiqomah terwujud karena keyakinan
akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Sikap ini penting bagi setiap muslim, termasuk
pelajar, dan dapat membantu membentuk perilaku dan sikap yang sesuai dengan ajaran
Islam. Dalam beramal, harus diingat bahwa keikhlasan adalah salah satu syarat diterima dan
berpahala amalan tersebut oleh Allah. Jika seorang beramal dengan niat yang tidak ikhlas,
maka amalan tersebut tidak akan diterima dan tidak akan berpahala. Sebaliknya, jika seorang
beramal dengan niat yang ikhlas, maka amalan tersebut akan diterima dan berpahala.

10
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hasan Muslim Al-Naisaburi, Shahih Muslim, (Riyadh: Dar Thayyibah. Cet 1, 2006),
hal. 43.

An- Nawawi, Imam dan Allamah Al-Qhastalani. Menyelami Makna Seruan-seruan Ilahi
dalam Hadis Qudsi. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 2011

Badri Khaeruman, Otentitas Hadits, (Bandung: PT. Remaja Rasdakarya, 2004), hal. 56.

Irsyad, Muhammad. Hilangkan stress dengan hipno Ikhlas. Najah. Jogjakarta. 2012

Husein, Abi Ahmadbin Faris bin Zakariyah. Maqayis al-lughah. Juz IV (t.tp: Dar al Fikri,
t.th), h, U5

Mas’ud, Jibran. Al ralahr Mu’jam Lughawi Ashry. Jilid II (Beirut: Dar al-Ilmu Lil
Mulayyin, 1981), hlm. 1051

M.Thalib, Butir-Butir Pendidikan Dalam Hadits, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1986), hal. 38-39.

Muslich Maruzi, Koleksi Hadits Sikap dan Pribadi Muslim, (Jakarta: Pustaka Amani,
1986), hal.73-76.

Ghanim, Syeikh Fatih. Kumpulan Hadist Qudsi Pilihan. Pustaka Al Kautsar. Jakarta
Timur.
2011.

Shihab, M Quraish. M Quraish Sihab Menjawab. Lentera Hati. 2008.

http://uinkediri.blogspot.co.id/2015/04/contoh-makalah-ikhlas-dalam-beramal.html

11
12

Anda mungkin juga menyukai