Anda di halaman 1dari 5

Nama : Febbinia Dwigna Pitaloka

NIM : 041811333217
Kelas : AKM 1 – M (TM 10)
RMK CHAPTER 8
Valuation of Inventories: A Cost-Basis Approach
ISU-ISU PERSEDIAAN
Klasifikasi
Persediaan (inventories) merupakan item aset yang dimiliki perusahaan untuk dijual
dalam kegiatan bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam
produksi barang yang akan dijual. Perusahaan melaporkan biaya yang telah ditetapkan untuk
barang dan bahan yang ada, tetapi belum dimasukkan ke dalam produksi sebagai persediaan
bahan baku (raw materials inventory). Biaya bahan baku untuk unit yang belum selesai,
ditambah biaya tenaga kerja langsung yang diterapkan khusus untuk bahan ini dan pembagian
biaya overhead pabrik yang merata, merupakan persediaan barang dalam proses (work in
process inventory). Perusahaan melaporkan biaya yang teridentifikasi dengan unit yang telah
selesai, tetapi belum terjual pada akhir periode fiskal sebagai persediaan barang jadi (finished
goods inventory).
Arus Biaya Persediaan
Perusahaan yang menjual atau memproduksi barang melaporkan persediaan dan beban
pokok penjualan setiap akhir periode akuntansi. Perusahaan menggunakan satu dari dua jenis
sistem untuk mengelola catatan persediaan yang akurat. 1. Sistem perpetual. Sistem persediaan
perpetual (perpetual inventory system) merupakan sistem di mana perusahaan mencatat semua
pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang langsung dalam akun persediaan saat
terjadinya. 2. Sistem periodik. Berdasarkan sistem persediaan periodik (periodic inventory
system), perusahaan menentukan jumlah persediaan secara berkala. Perusahaan mencatat
semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dengan mendebit akun pembelian.
Pengendalian Persediaan
Banyak perusahaan yang tidak mampu memiliki sistem perpetual lengkap. Akan tetapi,
sebagian besar perusahaan ini membutuhkan informasi terkini mengenai tingkat persediaannya
untuk menghindari kekurangan persediaan atau pembelian dalam jumlah yang terlalu banyak
dan untuk membantu persiapan data keuangan bulanan atau kuartalan. Akibatnya, perusahaan
ini menggunakan sistem persediaan perpetual yang dimodifikasi (modified perpetual inventory
system). Sistem ini memberikan catatan persediaan yang terperinci mengenai kenaikan dan
penurunan hanya dalam jumlah barang. Perusahaan harus melakukan perhitungan fisik
persediaan mendekati akhir tahun fiskal, untuk melaporkan jumlah persediaan dalam laporan
akuntansi tahunan dengan benar.
Isu-Isu Dasar dalam Penilaian Persediaan
Beban pokok tersedia untuk dijual atau digunakan adalah jumlah dari beban pokok yang
ada pada awal periode dan beban pokok yang diperoleh atau diproduksi selama periode
berjalan. Beban pokok penjualan adalah selisih antara beban pokok tersedia untuk dijual selama
periode berjalan dan beban pokok yang ada pada akhir periode. Menilai persediaan dapat
menjadi suatu hal yang rumit. Penilaian persediaan membutuhkan penentuan berikut.
1. Barang fisik untuk dimasukkan dalam persediaan.
Nama : Febbinia Dwigna Pitaloka
NIM : 041811333217
Kelas : AKM 1 – M (TM 10)
2. Biaya untuk dimasukkan dalam persediaan.
3. Asumsi arus biaya untuk diadopsi.
BARANG FISIK DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN
Secara teknis, perusahaan harus mencatat pembelian ketika memperoleh hak yang sah
atas suatu barang. Pengecualian untuk pedoman umum yang dapat timbul untuk barang dalam
perjalanan dan barang konsinyasi.
Barang dalam Perjalanan
Akuntansi pada barang yang dikirim tergantung pada siapa yang memiliki barang
tersebut. Jika pemasok mengirimkan barang ke pembeli menggunakan titik pengiriman FOB
(f.o.b. shipping point), hak milik berpindah ke pembeli ketika pemasok memberikan barang ke
kurir. Jika pemasok mengirimkan barang menggunakan tujuan FOB (f.o.b. destination), hak
milik berpindah ke penerima hanya ketika penerima menerima barang tersebut dari kurir.
Barang Konsinyasi
Barang keluar yang ada dalam konsinyasi tetap menjadi milik pengirim barang. Sering
kali perusahaan melaporkan persediaan konsinyasi dalam catatan atas laporan keuangan.
Perusahaan penerima tidak membuat ayat jurnal atas persediaan barang yang diterima.
Perjanjian Penjualan Khusus
Pengalihan hak milik adalah pedoman umum yang digunakan untuk menentukan
apakah perusahaan harus memasukkan item dalam persediaan. Pengalihan hak hukum dan
substansi yang mendasari transaksi sering kali tidak sesuai. Tiga situasi penjualan khususyang
dihadapi perusahaan adalah:
1. Penjualan dengan perjanjian pembelian kembali.
2. Penjualan dengan tingkat imbal hasil yang tinggi.
3. Penjualan secara angsuran.
Pengaruh Kesalahan Persediaan
Secara tidak benar memasukkan atau mengecualikan suatu item dalam menentukan
beban pokok penjualan melalui kesalahan penyajian persediaan akan mengakibatkan kesalahan
dalam laporan keuangan. Jika persediaan akhir dilaporkan terlalu rendah, modal kerja dan rasio
lancar juga terlalu rendah. Jika beban pokok penjualan dilaporkan terlalu tinggi maka laba neto
terlalu rendah.
BIAYA DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN
Salah satu masalah yang paling penting dalam persediaan adalah jumlah dolar yang
dicatat dalam akun persediaan. Perusahaan umumnya mencatat akuisisi persediaan, seperti
aset-aset lain, atas dasar biaya.
Biaya Produk
Nama : Febbinia Dwigna Pitaloka
NIM : 041811333217
Kelas : AKM 1 – M (TM 10)
Biaya produk (product costs) adalah biaya yang “menempel” ke persediaan. Perusahaan
mencatat biaya produk dalam akun persediaan. Biaya tersebut umumnya meliputi:
1. Biaya pembelian. Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya,
biaya transportasi, dan biaya penanganan langsung yang terkait dengan perolehan barang.
2. Biaya konversi untuk perusahaan manufaktur meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead manufaktur. Biaya overhead manufaktur termasuk bahan tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan berbagai biaya, seperti penyusutan, pajak, asuransi,
serta pemanas dan listrik.
3. Biaya lain-lain termasuk biaya yang dikeluarkan untuk membawa persediaan kelokasi yang
sekarang dan kondisi siap untuk dijual. Contoh dari biaya lainnya adalah biaya untuk
merancang produk untuk kebutuhan pelanggan tertentu.
Biaya Periode
Biaya periode (period costs) adalah biaya-biaya yang tidak langsung berhubungan
dengan perolehan atau produksi barang. Biaya periode seperti beban penjualan dan, beban
umum dan administrasi tidak dimasukkan sebagai bagian dari biaya persediaan. Bunga adalah
biaya periode yang lain. Perusahaan biasanya mengeluarkan biaya bunga yang terkait dengan
perolehan persediaan siap untuk dijual. IASB memutuskan bahwa perusahaan harus
mengapitalisasi biaya bunga yang terkait dengan aset yang dibangun untuk penggunaan
internal atau aset yang diproduksi sebagai proyek diskrit untuk dijual atau sewa.
Perlakuan Diskon Pembelian
Diskon pembelian atau perdagangan merupakan pengurangan harga jual yang diberikan
kepada pelanggan. Diskon ini dapat digunakan sebagai insentif untuk pembelian pertama kali
atau sebagai hadiah untuk pesanan dalam jumlah besar. Terdapat beberapa perbedaan dalam
praktik mengenai akuntansi untuk diskon ini, dengan beberapa perusahaan mencatat diskon
sebagai pengurangan persediaan, sementara yang lain memperlakukan diskon sebagai
pendapatan. Namun, IASB mewajibkan pencatatan diskon ini sebagai pengurang dari biaya
persediaan.
Jika perusahaan menggunakan metode bruto (gross method), maka perusahaan
melaporkan diskon pembelian sebagai pengurang pembelian pada laporan laba rugi. Jika
perusahaan menggunakan metode neto (net method), maka perusahaan menganggap
kehilangan diskon pembelian sebagai beban keuangan dan melaporkannya dalam bagian
“Pendapatan dan beban lain” dari laporan laba rugi. Perlakuan ini dianggap lebih baik karena
dua alasan:
1. Memberikan pelaporan yang benar mengenai biaya perolehan aset dan liabilitas yang terkait.
2. Dapat mengukur inefisiensi manajemen dengan membuat manajemen bertanggung jawab
untuk diskon yang tidak diambil.
Asumsi Arus Biaya Mana yang Diadopsi ?
IASB mewajibkan penggunaan metode identifikasi khusus dalam kasus dimana
persediaan tidak biasanya dipertukarkan atau untuk barang dan jasa yang dihasilkan atau
dipisahkan untuk proyek tertentu.Misalnya, persediaan rumah keluarga tunggal adalah calon
Nama : Febbinia Dwigna Pitaloka
NIM : 041811333217
Kelas : AKM 1 – M (TM 10)
yang baik untuk penggunaan metode identifikasi khusus. Biaya persediaan harus diukur dengan
menggunakan salah satu dari dua asumsi arus biaya : (1) first-in,first-out (FIFO), (2) biaya rata-
rata.

Identifikasi khusus
Identifikasi khusus dibutuhkan untuk mengidentifikasi setiap item yang dijual dan
setiap item yang masih dalam persediaan. Metode ini tampak ideal. Identifikasi khusus
mengaitkan biaya aktual dengan pendapatan aktual. Oleh karena itu, perusahaan melaporkan
persediaan akhir biaya aktual. Dengan kata lain, berdasarkan metode identifikasi khusus arus
biaya berkaitan dengan arus fisik barang. Namun, pada pengamatan yang lebih dekat, metode
ini memiliki beberapa kekurangan selain ketidakpraktisa dalam berbagai situasi.
Biaya Rata-Rata
Sesuai namanya, metode biaya rata-rata (average cost method) memberikan harga
persediaan berdasarkan biaya rata-rata semua barang serupa yang tersedia selama periode
tersebut.
First-In,First-Out (FIFO)
Metode FIFO(first-in,first-out) mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan
barang dalam urutan pembeliannya. Dengan kata lain, metode FIFO mengasumsikan bahwa
barang pertama yang dibeli adalah yang pertama digunakan atau pertama dijual.Oleh karena
itu, persediaan yang tersisa harus mencerminkan pembelian terbaru. Salah satu tujuan FIFO
adalah untuk mendekati arus fisik barang. Ketika arus fisik barang sebenarnya first-in,first-out,
metode FIFO mendekati metode identifikasi khusus. Pada saat yang sama, metode FIFO
mencegah manipulasi laba. Dengan FIFO, perusahaan tidak dapat memilih item biay tertentu
untuk mengenakan beban.
Keuntungan ln metode FIFO adalah bahwa persediaan akhir mendekati biaya terkini.
Oleh karena barang pertama masuk adalah barang pertama yang keluar, jumlah persediaan
akhir terdiri dari pembelian terbaru. Hal ini terutama berlaku untuk perputaran persediaan yang
cepat. Pendekatan ini umunya mendekati biaya pernggantian pada laporan posisi keuangan saat
perubahan harga belum terjadi sejak pmbelian terbaru. Namun metode FIFO tidak mampu
mengaitkan biaya kini dengan pendapatan kini pada laporan laba rugi. Perusahaan mengenakan
biaya lama dengan pendapatan terkini sehingga dapat mendistorsi laba bruto dan laba neto.
Dampak Dari Kesalahan Pencatatan Persediaan akhir
Akuntansi persediaan berperan penting terhadap kewajaran laporan keuangan.
Kesalahan dalam akuntansi pembelian, penjualan, dan persediaan akhir akan mempunyai
dampak atas laporan posisi keuangan (neraca) atau perhitungan laba rugi. Beberapa alasan yang
sering menimbulkan kesalahan terhadap pencatatan persediaan adalah sebagai berikut.
a. Kesalahan menghitung persediaan fisik yang ada di tangan.
b. Kesalahan pengalokasian biaya biaya persediaan.
c. Kesalahan memasukkan jumlah persediaan yang ada di pengiriman.
Nama : Febbinia Dwigna Pitaloka
NIM : 041811333217
Kelas : AKM 1 – M (TM 10)
d. Pencatatan persediaan konsinyasi yang tidak benar.
Dampak Pencatatan Kesalahan Persediaan Akhir Terlalu Rendah
Bila terjadi kesalahan persediaan akhir dihitung terlalu rendah, akan berdampak dalam
laporan posisi keuangan (neraca) yaitu jumlah persediaan, aset lancar, total aset, saldo laba
akan menjadi dinyatakan terlalu rendah, dan modal kerja bersih serta saldo lancar akan menjadi
lebih rendah pula dari seharusnya.Dalam laporan laba-rugi hasil perhitungan harga pokok
penjualan, laba kotor, dan laba bersih bisnis menjadi dinyatakan terlalu tinggi.
Kesalahan Penghitungan Terlalu Tinggi
Karena persediaan awal suatu periode akan terbawa menjadi persediaan akhir pada
periode berikutnya, maka kesalahan perhitungan persediaan akhir juga akan berdampak pada
periode berikutnya. Untuk menghindari kesalahan tersebut, maka perlu langkah langkah
mengantisipasinya seperti.
a. Jadilah tenaga profesional dengan selalu teliti dalam menghitung persediaan.
b. Tentukan mana sistem persediaan yang cocok digunakan dalam perusahaan. Ada dua
sistem yakni perpetual dan periodik. Tentukan juga metode HPP seperti FIFO, LIFO, dan
Average.
c. Buatlah proyeksi persediaan. Dengan adanya proyeksi ini kita bisa mengestimasikan
jumlah minimum stok di gudang menjadi tolok ukur saat yang tepat untuk memesan barang.
d. Gunakan software yang mengakomodasi semua kebutuhan pengendalian persediaan
baik dari proyeksi, manajemen persediaan, penghitungan HPP, sampai dengan kontrol stok
dalam bentuk laporan dan grafik analisis.
LAST IN, FIRST OUT (LIFO)
Metode LIFO-Periodik
Penggunaan metode LIFO dalam persediaan akhir menghasilkan perbedaan nilai
persediaan akhir dan beban pokok penjualan dibandingkan dengan jumlah yang dihitung
melalui metode periodic.
Metode LIFO-Perpetual
Sistem periodic menyesuaikan total penarikan selama satu bulan dengan total
pembelian untuk bulan tersebut dalam penerapan metode LIFO. Sedangkan, jika sistem
perpetual menyesuaikan setiap penarikan dengan pembelian sebelumnya. Akibatnya,
perhitungan periodic mengasumsikan bahwa Call-Mart mencakup beban pokok pembelian
pada tanggal 30 Maret dalam penjualan atau penerbitan pada 19 Maret.

Anda mungkin juga menyukai