Anda di halaman 1dari 11

11

5.4. Batuan Sedimen


Batuan sedimen atau batuan endapan adalah batuan yang terbentuk karena
proses diagenesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi.
Sedimentasi meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses
pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosi
dan tranpsortasi terutama dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat
terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut. Pada
umumnya berupa butiran-butiran tersendiri mulai dari sangat halus hingga sangat
kasar. Seringkali terekat satu sama lain oleh massa antara (matriks); pasir lepas,
(tidak merekat); begitu pula butiran yang mengendap dalam air (subaquatik) atau
di udara (eolik), karena biasanya butiran-butiran tersebut tidak berlapis-lapis.
Secara umum batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua golongan besar
berdasarkan cara pengendapannya yaitu batuan sedimen klastik dan non klastik
yaitu :
1. Batuan sedimen klastik tersusun oleh klastika-klastika yang terjadi karena proses
pengendapan secara mekanis dan banyak dijumpai allogenik minerals. Allogenic
minerals adalah mineral yang tidak terbentuk pada lingkungan sedimentasi atau
pada saat sedimentasi terjadi. Mineral ini berasal dari batuan asal yang
mengalami transportasi dan kemudian terendapkan pada lingkungan
sedimentasi. Pada umumnya berupa mineral yang mempunyai resistensi tinggi,
misalnya kwarsa, biotite, hornblende, plagioklas dan garnet.
2. Batuan sedimen non klastik terbentuk karena proses pengedapan secara kimiawi
dari larutan maupun hasil aktivitas organik dan umumnya tersusun oleh
authigenic minerals.authigenic minerals adalah mineral yang terbentuk pada
lingkungan sedimentasi, misalnya gypsum, anhiydrite, kalsit halit.

Berdasarkan susunan dan cara pembetukannya batuan sedimen dibagi menjadi :


1. Sedimen silika klastik, misalnya batu kapur (kuarsa) biasa, lempung, wake abu-
abu (gay woce) dan sebagainya.

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


12

2. Batuan karbonat, misalnya batu kapur (CaCO3) dari berbagai sifat: kapur karang,
batuan kalsiklastik (terdiri dari pasir kapur), napal, dolomit CaMg (CO3)2 , dan
sebagainya.
3. Evaporit, yaitu batuan hasil penguapan : garam batu, anhidrit, gips, garam kali,
dan sebagainya.
4. Sedimen organik, misalnya sisa dari zat-zat hidup, gambut, arang coklat, arang
batu minyak bumi, aspal.
5. Sedimen piroklastik atau sedimen vulkanik, misalnya debu vulkanik, tuf dan
sebagainya.
6. Sedimen lainnya fosforit dan sebagainya.

Berdasarkan tenaga yang mengendapkan batuan sedimen dibagi 3:


 Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air
sungai, danau, atau air hujan.
 Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh
angin.
 Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh
gletser.
Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi 5:
 Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat.
 Batuan sedimen marine: diendapkan di laut.
 Batuan sedimen limnis: diendapkan di danau.
 Batuan sedimen fluvial: diendapkan di sungai.
 Batuan sedimen glasial: diendapkan di daerah es/gletser.
Berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi 3:
 Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan
kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.
 Batuan sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi perubahan
struktur kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping.
 Batuan sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk hidup).
Contohnya terumbu karang.

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


13

Butiran-butiran atau komponen-komponen batuan sedimen berasal dari


batuan beku dan batuan mertamorf. Batuan-batuan ini biasanya terdiri dari kuarsa,
pelat muskovit, kadang-kadang feldsfar. Akan tetapi dikarenakan pelapukan,
feldspar terutama menghasilkan mineral lempung, seperti kaolin A1 2 Si2 O5(OH)4.
Besi dari mineral-mineral yang mengandung Fe akan menjadi limonit
2Fe2O3.3H2O. Unsur-unsur lain, seperti Ca, Na, akan larut. CaCO3 didapatkan
kembali antara lain pada binatang dan lapisan kapur serta rumputan air. Namun
tidak demikian halnya dengan natrium, sehingga laut menjadi asin oleh tambahan
NaCl.
Secara fisik perubahan yang terjadi terutama adalah perubahan tekstur,
terdiri : proses kompaksi akan merubah penempatan butiran sedimen sehingga
terjadi kontak antar butirannya, proses sementasi dapat menyebabkan ukuran butir
kuarsa akan menjadi lebih besar, sedangkan sementasi dalam skala besar
menyebabkan terbentuknya nodule (butiran hasil endapan yang menjadi satu
sebagai akibat pelarutan dan pengkristalan misalnya pada batu kapur atau batu pasir
kuarisitik) dan konkresi (pemindahan zat dan pemisahan ditempat lain misalnya
ditempat ditemukannya konsentrasi yang lebih besar, contoh konkresi kapur dalam
bentuk bongkah-bongkah kecil dalam sabak atau napal atau bongkah-bongkah kecil
batu api dalam batu kapur) pada sedimen. Perubahan kimia antara lain terdapat pada
proses sementasi, authigenesis, replacement. Proses sementasi yang terjadi akan
mengisi pori-pori batuan sedimen dengan mineral autigenik. Perubahan kimia
selama diagenesa dapat terjadi dengan adanya penambahan atau pengurangan
substansi kimia karena perubahan kesetimbangan, perubahan ini banyak terjadi
pada proses sementasi dan disolusi.

5.4.1. Litifikasi dan Diagenesa

Litifikasi adalah proses perubahan material sedimen menjadi batuan


sedimen yang kompak. Misalnya pasir mengalami litifikasi menjadi batu pasir.
Seluruh proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen terendam dan
terlitifikasi disebut sebagai diagenesa. Diagenesa terjadi pada temperatur dan

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


14

tekanan yang lebih tinggi dari pada kondisi selama proses pelapukan, namun lebih
rendah dari pada proses metamorfosisme.
Proses diagenesis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan proses
yang mengontrolnya yaitu proses fisik, kimia dan biologi. Proses diagenesa sangat
berperan dalam menentukan bentuk dan karakter akhir batuan sedimen yang
dihasilkannya. Proses diagenesis akan menyebabkan perubahan material sedimen.
Perubahan yang terjadi adalah perubahan fisik, mineralogi dan kimia.

5.4.2. Warna
Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu warna mineral pembentuk batuan sedimen contoh jika mineral
pembentuk batuan didominasi oleh warna kuarsa maka batuan akan menjadi putih,
warna massa dasar/matrik atau warna semen, warna material yang menyelubungi
(coating material) contoh batu pasir kwarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan
berwarna hijau, derajat kehalusan butir penyusunnya, pada batuan dengan
komposisi yang sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya cenderung
lebih gelap. Warna batuan juga dipengaruhi oleh lingkungan pengendapannya jika
kondisi lingkungannya reduksi maka warna batuan akan menjadi lebih gelap
dibandingkan pada lingkungan oksidasi. Batuan sedimen yang banyak kandungan
mineral organik mempunyai warna yang lebih gelap.

5.4.3. Tekstur
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir
sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan sedimen
mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan
tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, juga dapat
menginterprestasikan lingkungan pengendapan batuan sedimen. Secara umum
tekstur batuan sedimen dibedakan menjadi dua yaitu tekstur klastik dan non klastik.
Pada tekstur non klastik umumnya memperlihatkan kenampakan mozaik
kristal penyusunnya. Kristal penyusun biasanya terdiri dari satu macam mineral
(monomineralik), seperti gypsum, kalsit dan anhidrite. Macam tekstur non klastik

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


15

adalah Amorf (berukuran ukurannya 0,25-2mm), Pisolitik (sama seperti Oolitik


ukuran ukuran butir kristalnya lebih besar dari 2mm), Sakaroidal (butir kristalnya
berukuran sangat halus seperti gula ), Kristalin (tersusun oleh kristal-kristal).
Pada tekstur klastik, unsur dari tekstur adalah fragmen, massa dasar (matrik)
dan semen. Fragmen adalah butiran butiran yang berukuran lebih besar dari pada
pasir. Matrik adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari pragmen dan
diendapkan bersama-sama dengan fragmen. Sedangkan semen adalah material
halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik.
Semen umumnya berupa silika, kalsit,sulfat atau oksida besi.

5.4.4. Komposisi mineral


Batuan sedimen berdasarkan komposisinya dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok yaitu sebagai berikut :
 Batuan sedimen detritus/klastik, komposisi batuan ini pada umumnya adalah
kwarsa, fedspar, mika, mineral lempung dll. Dapat dibedakan menjadi detritus
halus (batu lempung, batu lanau), detritus sedang (batu pasir) dan detritus kasar
(breksi dan konglomerat)
 Batuan sedimen evaporit, terbentuk dari proses evaporasi, contohnya gips,
anhydrit, dan batu garam.
 Batuan sedimen batubara, batuan ini terbentuk dari material organik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Untuk batubara dibedakan berdasarkan
kandungan unsur karbon, oksigen, hidrogen, air dan tingkat perkembangannya,
misalnya lignit, bitumious coal, anthracite.
 Batuan sedimen silika, terbentuk oleh proses organik dan kimiawi contohnya
rijang (chert), tanah diatomae.
 Batuan sedimen karbonat, terbentuk baik oleh proses mekanis, kimiawi atau
organik contohnya frameston, bounstone,packstone,wackstone dll.

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


16

a b c

d e

Gambar 5.4. Contoh batuan sedimen a. Breksi, b.Konglomerat, c.Koral, d.


Gamping e. Kapur

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


17

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


18

Tabel 5.6 klasifikasi batuan sedimen (huang, 1962)

Quartstone
Sandstone
Orarenit

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


19

4.6. Batuan Metamorf (batuan malihan)


Adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun
kimiawi, sehingga berbeda dari batuan induknya. Batuan Metamorf merupakan
batuan hasil malihan batuan yang telah ada sebelumnya (batuan beku dan sedimen)
akibat adanya perubahan temperatur (T), tekanan (P), waktu lama dan kondisi kimia
di kerak bumi sehingga komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan berubah
pada fase padat (Ehlers & Blatt, 1982). Batuan metamorf dapat dibagi tiga:
 Batuan metamorf kontak (metamorf termal): berubah karena pengaruh suhu
tinggi. Suhu tinggi karena letaknya dekat magma, atau ada di sekitar intrusi
batuan yang berada disampingnya seakan ”dibakar”. Contohnya batolit, lakolit,
sill. Pada zona ini banyak ditemukan mineral-mineral bahan galian yang
letaknya relatif teratur, contohnya besi, timah, seng yang dihasilkan dari
limestone dan calcareous shale.
 Batuan metamorf dinamo (metamorf kinetis): berubah karena tekanan yang
tinggi, dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit bumi
oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah berlawanan menyebabkan butir-
butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali. Contohnya batu
lumpur menjadi batu tulis (sabak).
 Batuan metamorf pneumatolitis kontak: berubah karena pengaruh gas-gas dari
magma. Contohnya kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin (sejenis
permata), kuarsa dengan gas florin menjadi topas (permata kuning), marmer.

4.6.1.Mineralogi

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral


yang berasal dari batuan asalnya maupun mineral baru yang terbentuk akibat proses
metamorfosa sehingga dapat digolongkan menjadi :
1. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku batuan metamorf seperti
kuarsa, feldspar, muskovit, biotit, hornblenda, piroksin, olivin dan hiji besi.
2. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen batuan metamorf seperti
kuarsa, muskovit,mineral-mineral lempung, kalsit, dolomit.

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


20

3. Mineral indeks batuan metamorf seperti garnet andalusit, kianit, silimanit,


staurolit, kordierit epidot, klorit.

4.6.2. Struktur
Struktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan
ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut (Jackson, 1970).
Secara umum sruktur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi struktur foliasi dan
non foliasi.
Struktur foliasi merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa
batuan (Becher & Frey, 1994). Foliasi ini dapat terjadi karena adanya penjajaran
mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (sneissosity), orientasi butiran
(Scistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal
tersebut (jackson, 1970). Macam struktur foliasi adalah Slaty cleveage, Pylitic,
Schistosic, Gneissic.Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain : terdiri
dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain
: Hornfelsic/Granulose, Cataclastic, Mylonitic, Phillonitic.

4.6.3. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan yang didasarkan pada ukuran,
bentuk, dan orientasi dari butir mineral individual penyusun batuan metamorf
yang banyak di kenal antara lain :
 Amphibolit yaitu batuan metamorf dengan besar butir sedang sampai kasar dan
mineral utama penyusunannya adalah amfibol dan plagioklas.
 Eclogit yaitu batuan metamorf dengan butir sedang sampai kasar dan mineral
penyusun utamanya adalah piroksin ompasit (diopsid kaya sodium dan
aluminimum) dan garnet kaya pyrope.
 Granulit yaitu batuan metamorf dengan tekstur granoblastik yang tersusun oleh
mineral utama kuarsa dan feldsfar serta sedikit piroksin dan garnet. Kuarsa dan
feldsfar yang pipih kadang dapat menunjukkan struktur gneissic.

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6


21

 Serpentit yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineral hampir semuanya


berupa mineral kelompok serpentin. Kadang dijumpai mineral tambahan seperti
klorit, talk dan karbonat yang umumnya berwarna hijau.
 Marmer yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineral karbonat (kalsit atau
dolomit) dan umumnya betekstur granoblastik.
 Skarn yaitu marmer yang tidak murni karena mengandung karena mengandung
mineral calk-silikat seperti garnet, epidot. Umumnya terjadi karena perubahan
komposisi batuan di sekitar kontak dengan batuan beku.
 Kuarsit yaitu batuan metamorf yang mengandung lebih dari 80% kuarsa.
 Soapstone yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineral utama talk
 Rodingit yaitu batuan metamorf dengan komposisi calk-silikat yang terjadi
akibat alterasi metasomatik batuan beku basa di dekat batuan beku ultra basa
yang mengalami serpentisasi.

(a) (b)

Gambar 4.5. Contoh batuan metamorf. (a) Marmer, (b). Kuarsit

Diktat kuliah Pengantar Geotek-Heni Pujiastuti-Pertemuan ke 6

Anda mungkin juga menyukai