Anda di halaman 1dari 12

Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis Portofolio

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini antusias siswa untuk belajar mata pelajaran masih rendah terutama pada mata
pelajaran Ekonomi yang dijadikan standar kelulusan atau yang dijadikan kreteria untuk
meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA dan SMK. Selain itu kurangnya keterampilan
guru dalam mengembangkan pendekatan dan metode atau model pembelajaran, sehingga fokus
pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher centered) dan kurangnya partisipasi siswa dalam
proses belajar mengajar. Faktor-faktor tersebut di atas merupakan penyebab menurunnya kualitas
pembelajaran IPS Ekonomi, maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan di atas maka diperlukan
metode atau model yaitu menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio.
Dengan menerapakan model pembelajaran berbasis portofolio, yaitu suatu inovasi pembelajaran
yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui
pengalaman belajar praktik empirik. Model pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan
yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan
memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah, anatar
masyarakat sehingga proses pembelajaran terpusat pada siswa.
Model pembelajaran berbasis portofolio adalah teori belajar konstruktivisme yang prinsipnya
menggambarkan bahwa siswa membentuk atau membangun pengetahuannya melalui
intreraksinya dengan lingkungan. Yang dimaksud lingkungan di sini adalah lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat sekitar Arnie Fajar (2004: 41)
Berdasarkan hasil observasi awal bahwa ketuntasan individu mencapai 59%. Sedangkan kalau
dibandingkan dengan ketuntasan pada kurikulum mencapai 65%. Hal ini jelas bahwa terjadi
ketidaktuntasan proses belajar siswa. Oleh sebab itu, seorang guru harus berusaha meningkatkan
kualitias pendidikannya dan harus mempunyai peran serta kompetensi yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar.
Peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran banyak hal yang harus dilakukan antara lain, dengan
mengembangkan kecerdasan emosi (emotioanal Quation), mengembangkan kreativitas (Creativity
Quatien) dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, membangkitkan
nafsu belajar, memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar dan melibatkan
masyarakat pembelajaran. Mulyasa (2008: 14). Berkualitasnya sebuah pendidikan apabila sudah
mengeluarkan lulusan yang profesional dalam bidangnya masing-masing terutama dalam bidang
pembelajaran IPS Ekonomi, tetapi sebaliknya yang terjadi di kalangan siswa pada saat sekarang
ini adalah banyak hal-hal yang menyimpang dari pelajaran yang telah diberikan, hal ini dapat
menurunkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mengangkat judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan
Kualitas Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X-A MA NW Keruak Tahun
pelajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang muncul diantaranya yang teridentifikasi adalah
sebagai berikut :
1. Antusias siswa untuk belajar masih rendah
2. Kurangnya keterampilan guru dalam mengembangkan pendekatan dan
metode atau model pembelajaran, sehingga siswa fokus pembelajaran
hanya terpusat pada guru (teacher centered).
3. Kurangnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar sehingga menyebabkan
pembelajaran hanya terpusat pada guru.

C. Batasan Masalah
Permasalahan tersebut diatas bisa ditinjau dari berbagai aspek sehingga pembahasannya bisa
sangat luas tetapi dangkal dan terarah. Agaar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus sehingga hasil
penelitiannya akurat, permasalahan tersebut dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini.
1. Subyek penelitian ini adalah pada siswa kelas X-A MA NW Keruak, semester genap tahun
2010/2011.
2. Penerapan pembelajaran berbasis portofolio dalam penelitian ini menggunakan model klasikal
dan kelompok (kooperatif), model klasikal dengan menggunakan teknik probing-prompting yaitu
metode Tanya jawab yang menyajikan serangkaian pertanyaan kepada siswa yang sifatnya
menggali dan menuntun sehingga siswa dapat diarahkan untuk membangun konsep
(contructivism), dengan menggunakan metode berbasis portofolio.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan, yaitu
apakah penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kualitas hasil
belajar Ekonomi Kelas X-A MA NW Keruak Tahun pelajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar Ekonomi melalui penerapan model
pembelajaran berbasis portofolio Kelas X-A MA NW Keruak Tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, yakni kegunaan teoritis dan praktis.

1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang model pembelajaran portofolio
dapat meningkatkan kualitas belajar siswa ekonomi kelas X-A MA NW Keruak tahun pelajaran
2010/2011.
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian diharapkan bermanfaat bagi:
a. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan,
mengembangkan strategi pembelajaran dan menjadi alternatif dalam mengatasi masalah
pembelajaran.
b. Guru
Sebagai pedoman bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang lebih baik guna
meningkatkan prestasi peserta didiknya.
c. Siswa
Dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran
ekonomi sehingga standar kompetensi dapat dituntaskan oleh siswa secara optimal.
d. Peneliti lain
Dapat memberi motivasi kepada peneliti lain untuk mengembangkan penelitian dengan jangkauan
yang lebih luas serta mengungkapkan fakta-fakta lain yang belum ditemukan.

G. Identifikasi Variabel
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian (Arikunto,
2006:99). Adapun dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) jenis variabel yang dilibatkan yakni :
1. Model pembelajaran berbasis portofolio
2. Hasil belajar siswa
Berdasarkan identifikasi variabel diatas, maka variabel-variabelnya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Variabel bebas (independent variabel)
Yaitu variabel yang menjelaskan besar kecilnya pengaruh terhadap variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis portofolio.
b. Variabel terikat (dependent variabel)
Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya atau variabel tersebut bergantung pada
variabel bebas. Variabel terikat ini adalah hasil belajar siswa.
H. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi dari variabel-variabel tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio.
Model pembelajaran berbasis portofolio yaitu suatu inovasi pambelajaran yang dirancang untuk
membantu peserta didik dalam memahami teori secara mendalam melalui belajar praktik dan
empirik. Model pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi,
tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai, memberanikan diri untuk berperan
serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah, dan antar masyarakat.
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Penelitian Terdahulu
1. Arum Winarni (2006), Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Portofolio Dalam
Meningkatkan Hasil belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Kebijakan Pemerintah
Dalam Bidang ekonomi kelas X Semester II Di SMA Negeri 1 Jekulo Kabupaten Kudus Tahun
pelajaran 2006/2007. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan di dalam BAB
IV, dapat diambil kesimpulan bahwa: “ Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
berbasis portofolio lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya menggunakan
metode konvensional pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan Kebijakan Pemerintah dalam
Bidang Ekonomi siswa kelas X semester II di SMA Negeri I Jekulo Kabupaten Kudus Tahun
Pelajaran 2006/2007”.
2. Desi Purwandari (2006), Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada
Pencapaian Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik Kelas X Semester II
SMA Negeri 6 Semarang Pada Materi Pokok Trigonometri Tahun Pelajaran 2006/2007. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilaksanakan melalui penelitian eksperimen dengan penerapan model
pembelajaran berbasis portofolio pada peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Semarang dapat diambil
simpulan sebagai berikut. “ Adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika
peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Semarang pada materi pokok trigonometri melalui model
pembelajaran berbasis portofolio. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes kemampuan pemecahan
masalah matematika yang diberikan mengalami peningkatan ”
3. Rioseptiadi (2008), Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan
menggunakan model pembelajaran portofolio di SMPN IX Koto Singkarak kelas VII-B tahun
pelajaran 2007/2008. Dari hasil pengamatan peneliti tentang aktivitas belajar siswa di kelas VII-B,
SMPN IX Koto Singkarak, ternyata model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Dengan demikian berarti model pembelajaran portofolio sangat cocok diterapkan
dalam proses pembelajaran PKn di SMPN 1 X Koto Singkarak.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa inggris “fortofolio” yang berarti dokumen atau surat-surat dapat
juga diartikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Jadi,
pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan
terpadu yang di seleksi menurut panduan-panduan yang telah ditentukan.
Panduan-panduan ini beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio.
Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa tetapi dalam model pembelajaran,
setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara
komparatif, memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisis, dan mencari pemecahan
terhadap suatu masalah yang dikaji.
Portofolio sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial
pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu benda fisik portofolio itu adalah bundel,
yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel.
Misalnya hasil tes awal (pre test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan
melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post test), dan sebagainya. Sebagai suatu proses
sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran
peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan
sikap (afektif). Adapun sebagai suatu adjective portofolio sering kali disandingkan dengan konsep
lain, misalnya dengan konsep pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep
pembelajaran, maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning),
sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal istilah penilaian berbasis
portofolio (portfolio based assessment) Setiap portofolio harus memuat bahan-bahan yang
menggambarkan usaha terbaik siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya,
serta mencakup pertimbangan terbaiknya tentang bahan-bahan mana yang paling penting untuk
ditampilkan. Tampilan portofolio berupa tampilan visual dan audio yang disusun secara sistematis,
melukiskan proses berpikir yang didukung oleh seluruh data yang relevan. Secara utuh melukiskan
“integrated learnig experience” atau pengalaman belajar yang terpadu dan dialami oleh siswa
dalam kelas sebagai suatu kesatuan.
Portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki
kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun
kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui proses belajar sehingga memiliki
kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan, dan menuliskan apa
yang ada dalam pikirannya dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya atau
tugas-tugasnya.
Pada dasarnya portofolio adalah suatu wujud benda fisik berbentuk bundel, yakni kumpulan atau
dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundle. Misalnya hasil tes
awal (pre test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan
tugas terstruktur, hasil tes awal (post-test).

Supranata dan Hatta menyatakan bahwa secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen
yang berupa obyek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga organisasi,
perusahaan yang sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengevaluasi
perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan.
Adapun menurut Fajar model pembelajaran berbasis portofolio adalah teori belajar
konstruktivisme yang pada prinsipnya menggambarkan bahwa siswa membentuk atau
membangun pengetahuan melalui instraksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran berbasis portofolio dapat juga diartikan sebagai upaya mencetak siswa pada objek
yang dibahas pengajaran yang menjadikan materi yang dibahas secara langsung dihadapkan
kepada siswa atau siswi secara langsung mencari informasi tentang hal yang dibahas ke dalam
atau masyarakat sekitar. Pada hakekatnya dengan pembelajaran berbasis portofolio disamping
memperolah penglaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa yang memperoleh
penglaman atau terlibat mental. Pengalaman fisik dalam arti melibatkan siswa atau
mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran.
2. Bentuk-Bentuk Portofolio
Sekalipun banyak variasi dalam portofolio digunakan menurut Cole, Ryan & Kick dalam Supranata
dan Hatta pada hakekatnya terdapat pula dua bentuk portofolio, yaitu portofolio produk dan
portofolio proses Guru harus mampu membedakan tahapan portofolio proses dan portofolio
produk. Berbagai bentuk portofolio tergantung pada darimana dan untuk apa portofolio digunakan.
Pada umumnya portofolio dapat dibedakan ke dalam dua bentuk yang banyak dikenal dewasa ini,
yaitu tinjauan proses (Process Orientid) dan tinjauan hasil (Product Orientid).
a. Tinjauan Proses (Process Orientid)
Portofolio proses (Process Orientid) adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana
perkembangan siswa dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu Pendekatan ini lebih
menekankan pada bagaimana siswa belajar, berkreasi, termasuk melalui dari draft awal,
bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang siswa dinilai.
Supranata dan Hatta menyatakan dalam portofolio proses berbagai macam tugas yang setara atau
yang berbeda disajikan pada peserta didik. Siswa boleh memilih tugas-tugasnya yang dianggap
cocok untuk mereka atau guru memutuskan apa yang harus dikerjakan oleh siswa atau boleh juga
siswa bekerjasama dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas tertentu.
Hasil kerja siswa dalam portofolio jenis ini biasanya proses pembuatan suatu karya atau pekerjaan
didiskusikan antara siswa dan guru maupun siswa dengan siswa lainnya. Proses ini akan membuat
semua pihak, guru maupun siswa mengenal kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik.
Dengan demikin guru dapat menolong siswa untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan
pekerjaan yang telah dilakukan.
Salah satu bentuk tujuan proses adalah portofolio kerja, yaitu bentuk yang digunakan untuk
memilih koleksi evidence siswa yang dilakukan dari hari ke hari Dengan demikian, portofolio kerja
dikembangkan untuk mengkoleksi seluruh pekerjaan siswa. Dalam dunia pendidikan hasil
pekerjaan siswa yang paling baik menjadi petunjuk apakah siswa telah menguasai kompetensi
yang telah ditentukan dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru, baik untuk
mengetahui pencapaian kompetensi dasar maupun indikator berbagai alat penilaian formatif. Hal-
hal yang harus dilakuakan siswa dan dinilai dalam portofolio kerja antara lain, proses pembuatan
draft, pekerjaan yang belum selesai, atau pekerjaan pekerjaan yang terbaik yang biasa dilakukan
peserta didik. Keberhasilan portofolio kerja tergantung kepada kemampuan untuk merefleksikan
dan mendokumentasikan kemajuan proses pembelajaran.
b. Tinjauan Hasil (Product Orientid).
Portofolio ditinjau dari hasil (Product Orientid) adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan
hasil terbaik yang telah dilakukan siswa, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai
evidence tersebut. Portofolio semacam ini bertujuan untuk mendokomentasikan dan merefleksikan
kualitas prestasi yang telah dicapai.
3. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran berbasis portofolio sebagai model pembelajaran
IPS Ekonomi adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakaukan guru bersama siswa yaitu, mendiskusikan tujuan,
mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui tentang masalah-masalah di masyarakat dan
memberi tugas pekerjaan rumah tentang masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat
yang mereka anggap sangat berarti dan sesuai dengan kemampuan siswa.
b. Memilih masalah untuk kajian kelas
Sebelum memilih masalah yang akan dipelajari atau di kaji hendaknya siswa mengkaji terlebih
dahulu pengetahuan yang mereka telah miliki tentang masalah-masalah di masyarakat, dengan
langkah sebagai berikut:
1) Mengkaji informasi yang telah dikumpulkan
2) Mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan mereka kaji
3) Melakukan penelitian lanjutan tentang masalah yang terpilih untuk dikaji dengan
mengumpulkan informasi.
c. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas
Guru hendaknya membimbing siswa dalam mendiskusikan sumber-sumber informasi berkenaan
dengan masalah yang dikaji, misalnya mencari sumber informasi melalui perpustakaan, kantor
penerbitan surat kabar, pakar, profesional (hakim, dokter, pengacara), organisasi masyarakat,
kantor legislative, lembaga pemerintah dan lainnya.
d. Membuat portofolio kelas
Dalam membuat portofolio kelas siswa dibagai menjadi beberapa kelompok untuk menentukan
masalah-masalah yang akan di diskusikan atau di persentasikan dengan teman sesama kelompok
mauapun kelompok lain.
e. Menyajikan portofolio (show case)
Penyajian portofolio dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan portofolio tampilan maupun
portofolio doumentasinya. Pelaksanaaan dapat dilakukan pada akhir semester satu atau akhir
semester dua tergantung situasi dan kondisi sekolah.
f. Merefleksikan pada pengalaman belajar
Dalam melakukan refleksi pengalaman belajar siswa, guru melakukan upaya evaluasi untuk
mengetahui seberapa jauh siswa telah mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan topik
yang dpelajari sebagai upaya belajar kelas secara kooperatif.

4. Tujuan pembelajaran Ekonomi Berbasis Portofolio


Tujuan dari model pembelajaran berbasis portofolio adalah untuk memberikan berbagai
keterampilan kepada siswa terutama yang berkaitan dengan kepekaan dalam menemukan dan
menentukan permasalahan yang mendesak untuk segera dipecahkan, merumuskan permasalahan,
menentukan berbagai sumber yang diperkirakan dapat membantu memecahkan masalah, melatih
melakukan pengumpulan data, membantu memecahkan masalah, menyusun format laporan hasil
pengumpulan data, dan menyajikan portofolio yang berisi upaya pemecahan masalah.
Dengan pembelajaran Ekonomi berbasis portofolio dapat juga dikatakan sebagai upaya
mendekatkan siswa kepada objek yang dibahas. Pengajaran yang menjadikan materi pelajaran
yang dibahas secara langsung di hadapkan kepada siswa secara langsung mencari informasi
tentang hal yang dibahas ke dalam atau masyarakat sekitarnya Pada hakekatnya pembelajaran
berbasis portofolio disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran,
siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Jadi, jelasnya penerapan model
pembelajaran Ekonomi berbasis portofolio adalah memberikan bekal pengalaman langsung kepada
siswa tentang berbagai permasalahan yang ada dan muncul di masyarakat. Setelah itu siswa juga
berupaya mencari solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui tindakan yang
cukup teruji.
5. Hasil Belajar Ekonomi
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Horward Kingsley dalam Sudjana membagi tiga hasil belajar yaitu, keterampilan dan kebiasaan,
pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori
hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan
keterampilan motorik.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban
atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotoris
Ranah psikomoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak.
Ada enam aspek ranak psikomotoris, yaitu gerkan refleks, keterampilan gerakan dasar,
keterampilan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretative.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah
kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan
pengembangan pendekatan dan memilih metode atau model pembelajaran yang efektif. Hal ini
penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondosif dan menyenangkan,
apalagi dalam mata pelajaran Ekonomi, kadang siswa mengeluh dan merasa bosan di dalam kelas
sehingga banyak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan oleh guru. Guru pun tidak profesional di
dalam mengajar padahal ia memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan
kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus membuat perencanaan
yang seksama dalam meningkatan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas
pelajarannya, untuk memenuhi hal tersebut maka guru dituntut untuk mampu mengelola proses
pembelajaran yang memberikan kepada siswa sehinga mereka mau belajar.
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat terbagi menjadi
dua, yaitu faktor intern dan ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern di bagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmani, psikologis, dan kelelahan.
1) Faktor jasmani
a) Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari
penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, agar dapat
belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatannya tetap terjamin.
b) Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
Jika hal iu terjadi, hendaknya belajat pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat Bantu
agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis dipengaruhi oleh inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan
kelelahan.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan
jasmani dapat dilihat dengan lemahnya tubuh sedangkan kelelahan rohani terlihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstren dapat di kelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah dan
masyarakat.
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
a) Cara orang tua mendidik
b) Relasi antara anggota keluarga
c) Suasana rumah tangga
d) Keadaan ekonomi keluarga
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar adalah mencakup:
a) Metode mengajar
b) Kurikulum
c) Relasi guru dengan siswa
d) Relasi siswa dengan siswa
e) Disiplin sekolah
f) Pelajaran dan waktu sekolah
g) Standar pelajaran
h) Keadaaan gedung
i) Metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengarih ini
terjadi karena beberapa hal, yaitu: kegiatan siswa dalam masyarakat, mas media, teman bergaul,
dan bentuk kehidupan masyarakatnya. Kesemuanya itu sangat mempengaruhi hasil belajarnya
7. Prestasi Belajar
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan, yang dimaksud belajar yaitu
perubahan murid dalam bidang material, formal,serta fungsional pada umumnya dan bidang
intelektual pada khususnya (Siti Djuwairiyah, 2007). Jadi belajar merupakan hal yang pokok.
Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi
kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang
cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi
perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari sesuatu periode yang mungkin berlangsung
berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan dan seterusnya. Belajar merupakan suatu proses
yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi pada diri seseorang yang sedang
mengalami belajar (Ali, 1996). Jadi, yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang
nampak, tetapi proses terjadi secara internal didalam diri individu dalam mengusahakan
memperoleh hubungan-hubungan baru.
Agar belajar dapat diperoleh hasil yang baik, siswa harus mampu belajar sebaik mungkin yaitu
mau belajar dengan baik dan teratur secara sendiri-sendiri, kelompok dan berusaha memperkaya
bahan pelajaran yang diterima disekolah dengan usaha sendiri untuk menambah materi pelajaran.
Belajar dapat ditumbuhkan dalam suasana kelas yang menggairahkan. Oleh karena itu, perlu
bagaimana cara membantu si pendidik dalam menggunakan alat pelajaran yang ada.
Belajaar merupakan aktivitas atau usaha perubahan tingkah laku yang terjadi pada dirinya atau
diri individu. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan pengalaman baru. Perubahan dalam
kepribadian yang menyatakan sebagai suatu pola baru dan pada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Untuk mempertegas pengertian belajar, penulis akan
memberikan kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses lahir maupun batin pada diri individu
untuk memperoleh pengalaman baru dengan jalan mengalaminya atau dengan latihan. Sebelum
dijelaskan mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian
prestasi, yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian
prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sutu
pekerjaan/aktivitas tertentu, jadi prestasi adalah hasl yang telah dicapai setelah berusaha belajar
atau hasil yang dicapai kelompoknya.
Pengertian dari dua kata prestasi dan belajar berarti hasil belajar, secara lebih khusus setelah
siswa mengikuti pelajaran dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan penilaian yang dilaksanakan
guru disekolah, maka guru prestasi belajar dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka,
misalnya 10, 9, 8, dan seterusnya. Sedangkan prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk
pernyataan verbal misalnya, baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sebagainya.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku, intelektual, psikomotorik serta sikap dan nilai. Joni
(1977 : 26) mengatakan : kegiatan belajar siswa bertujuan untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Sedangkan Bloom (dalam Syah, 2000), prestasi belajar
merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yaitu : kognitif, apektif dan
psikomotor. Lebih lanjut Bloom, ranah kognitif terdiri atas : pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Azwar (1996 : 44), prestasi belajar dapat dioperasikan dalam
bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indek prestasi studi, angka kelulusan dan predikat
keberhasilan. Sedangkan menurut Nasution (2003) prestasi belajar adalah penguasaan seseorang
terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya
diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran
belajar, sehingga inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Seperti yang dikatakan oleh Winkel
(1997 : 168) bahwa proses belajaar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan
dalam bidang pengetahuan dan pemahaman dalam bidang nilai, sikap, dan keterampilan. Adanya
perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap
pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru melalui prestasi belajar, siswa dapat
mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.
Sedangkan Marsun dan Martiniah (Tjundjing, 2000 : 71) berpendapat bahwa prestasi belajar
merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana prestasi didik menguasai bahan pelajaran
yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu
dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian
terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Poerwodarminto (Ratnawati, 1996 : 206) yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil
yang telah dicapai dilakukan atau dikerjakan atau diseseorang. Sedangkan prestasi belajar itu
sendiri diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh seseorang siswa pada jangka waktu tertentu.
Dan beberapa definisis diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil
usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang
akademik disekolah pada jangka waktu tertentu yang di catat pada setiap akhir semester didalam
buku laporan yang disebut raport.
8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Slameto ( 2003 : 54) di bagi
menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor ini terdapat didalam diri siswa:
- Minat dan perhatian artinya siswa mempunyai rasa ingin tahu
- Bakat (kemampuan yang demiliki siswa sejak lahir)
- Kecerdasan (kemampuan IQ)
- Kesehatan jasmani (sehat fisik)
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini berasal dari luar individu dan faktor ini dapat mempengaruhi kemampuan dan
ketuntasan belajar antara lain:
- Lingkungan sekitar
- Latihan yang aktif artinya mengerjakan tugas yang diberikan guru
- Alat bantu pengajaran yaitu media yang digunakan
- Keadaan ekonomi keluarga.
C. Kerangka Berpikir
Menurut cara berpikir yang baru, menilai bukan memvonis peserta didik dengan harga mati,
lulus/gagal. Menilai adalah mencari informasi tentang pengalaman belajar peserta didik dan
informasi tersebut digunakan sebagai balikan untuk membelajarkan mereka kembali. Dalam PTK
pembelajaran berpusat pada peserta didik sebagai pembangun, pengetahuan, artinya
pembelajaran saat ini berupaya untuk memandirikan peserta didik untuk belajar, berkolaborasi,
membantu teman mengadakan pengamatan dan penilaian diri untuk suatu refleksi yang akan
mendorong peserta didik membangun pengetahuan sendiri dalam rangka peningkatan
kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah matematika. Model Pembelajaran Berbasis
Portofolio merupakan alternatif baru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan menuntut keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau anggapan sementara yang masih perlu dibuktikan kebenrannya
(Muhibbin, 2001:40). Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut: “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio diduga dapat dapat
meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Semester II MA
NW Keruak Tahun Pelajaran 2010/2011".

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan guru atau peneliti didalam kelas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Karena permasalahan yang dihadapi dan diamati
oleh guru, maka solusinya dirancang berdasarkan kajian teori pembelajaran dan input dari
lapangan. Disamping itu pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru sebagai observer dan peneliti
sebagai pengajar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk belajar observasi dan pendekatan
kuantitatif untuk hasil evaluasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di MA NW Keruak yang melibatkan kelas X-A yang terdiri 26 iswa.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

C. Jadwal Penelitian
Kegiatan Bulan I Minggu Ke: Bulan II Minggu Ke: Bulan III Minggu Ke: Bulan IV Minggu
Ke: Bulan V Minggu Ke:
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Usulan Judul Penelitian x
Studi Literan dan kepustakaan x
Penyusunan Bab I, II, dan III x x x x x X
Penyusunan Instrumen penelitian x
Pengambilan data x x x
Analisis dan pengelolaan data x X x
Penyusunan Bab IV dan Bab V x x
Bimbingan dan konsultasi x x x x x x X x x x x X x x x
Ujian Skripsi x x x
Penjilidan Skripsi x x

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002:115). Sedangkan menurut Sutrisno
Hadi (2000: 220) populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai
satu sifat yang sama. Dari pengertian diatas populasi adalah semua individu yang akan diselidiki
dan paling sedikit mempunyai kesamaan sifat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-A
semester genap MA NW keruak Kabupaten Lombok Timur Tahun Pelajaran 2010/2011, yang terdiri
dari 26 siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti (Arikunto, 2002:117). Sampel ditentukan dengan teknik random sampling (acak). Dalam
teknik random sampling ini kelompok subjek homogen, yaitu seluruh kelompok subjek terdistribusi
merata. Dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk
memperoleh kesempatan dipilih sebagai sampel (Arikunto, 2002:111). Jadi dalam penelitian ini
yang dijadikan sampel adalah kelas X-A berjumlah 26 siswa.
E. Rencana Tindakan Penelitian
Dalam penelitian ini dirancang beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan atau kegiatan
yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting).

Bagan I
Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa, sesudah sesuatu siklus selesai diterapkan, khususnya
sesudah adanya refleksii, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang (planning) atau
revisi terhadap penerapan siklus sebelumnya. Selanjutnya berdasarkan perencanaan ulang
tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat
dilakukan dengan beberapa kali siklus. Secara rinci prosedur tindakan ini dijabarkan sebagai
berikut.
1. Perencanaan (Planning)
Tahap perencaan meliputi; menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau skenario
pembelajaran (SP), menyiapkan lembar observasi, menyiapkan lembar kerja siswa (LKS),
menyiapkan soal tes hasil belajar.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana pelaksanaan
pembelajaran atau skenario pembelajaran yang telah disusun.
3. Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kontinu setiap kali berlangsungnya kegiatan atau
pelaksanaan tindakan, dengan mengamati aktifitas belajar siswa, sedangkan evaluasi dilakukan
pada akhir tiap siklus dengan memberikan tes soal essay yang dikerjakan secara individu.
4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan análisis data dari hasil observasi dan data hasil belajar, sehingga dari
análisis tersebut dapat diketahui kekurangan-kekurangannya dan akan dilakukan perubahan pada
siklus selanjutnya.
F. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian. Sebab data-data yang
diperoleh selanjutnya akan diolah. Hasil penelitian akan dikatakan bagus apabila dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan dengan data yang lengkap, otentik
dan akurat.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik Tes
Tes merupakan salah satu cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian
mengenai portofolio, yang nantinya melalui hasil tes tersebut peneliti dapat mengetahui bahwa
penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Ekonomi Kelas X-A MA NW Keruak.
Pengambilan data dengan metode tes diberikan setelah setiap berakhirnya siklus. Adapun tes
dalam penelitian ini merupakan salah satu cara peneliti gunakan untuk mengumpulkan data
mengenai hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio pada mata
pelajaran Ekonomi Kelas X-A MA NW Keruak. Tahun pelajaran 2010/2011.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara, jadi wawancara dilakukan antara dua orang atau lebih Sedangkan pendapat lain
mengatakan bahwa, wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal. Jadi, semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi Dari hasil wawancara ini dapat diperoleh data
tentang penerapan model pembelajaran berbasis portofolio yang nantinya bisa meningkatkan hasil
belajar bagi siswa Kelas X-A MA NW Keruak Tahun pelajaran 2010/2011.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti dalam
kenyataan. Observasi yang dimaksud adalahpeneliti melihat dan mengamati secara langsung
kegiatan proses belajar mengajar dengan menggunakan medel pembelajaran berbasis portofolio.
Metode ini dipandang tepat untuk mengumpulkan data penelitian tindakan kelas. Kegiatan
observasi dilakukan selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini observasi
dilakukan oleh peneliti untuk mengamati prilaku siswa pada saat berdiskusi pada saat
mengerjakan tugas Ekonomi baik individu maupun kelompok yang diberikan oleh guru.
4. Dokumentasi
Metode penelitian yang peneliti gunakan juga adalah metode dokumentasi, dimana dokumentasi
ini berupa catatan, agenda, dan buku-buku tentang data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
yang dijadikan sebagai sumber tertulis dalam rangka membantu memperjelas objek di lapangan.
Menurut Suharsimi metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, anggeda,
dan sebagainya.
Adapun peneliti menggunakan metode ini adalah untuk mendapatkan data tentang:
a) Sejarah berdirinya MA NW Keruak
b) Keadaan guru MA NW Keruak
c) Keadaan gedung bangunan MA NW Keruak dan Keadaan siswa Kelas X-A MA NW Keruak
Tahun Ajaran 2010/2011.
d) Struktur organisasi MA NW Keruak.

E. Teknik dan Analisis Data


1. Teknik Analisi Data
Proses Penelitian Tindakan Kelas dirancang dengan beberapa tindakan siklus dimana setiap siklus
terdiri dari 4 tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap
refleksi yang diikuti oleh siklus selanjutnya. Pada penelitian ini pembelajaran dilakukan dengan 3
siklus yang terdiri dari beberapa pertemuan.
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur penelitian dengan tahap
sebagai berikut :
a. Siklus I
1) Perencanaan tindakan
Perencanaan yang dilakukan dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis portofolio, yaitu
dengan mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a) Menyusun skenario pembelajaran
b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
c) Menyusun tes portofolio siswa dalam bentuk essay
d) Menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar mengajar
Adapun skenario pembelajaran, lembar kerja siswa, tes potofolio, dan lembar observasi kegiatan
belajar mengajar disusun oleh peneliti sebelum turun ke lapangan yang nantinya akan diberikan
pada tahap pelaksanaan tindakan.
2) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan model pembelajaran berbasis portofolio yang telah disusun.
Secara umum langkah-langakah proses pembelajaran, yaitu:
a) Tahap pendahuluan
1. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari, tujuan
pembelajaran dan pemberian motivasi kepada siswa agar tertarik pada materi.
2. Guru membentuk siswa ke dalam kelompok yang sudah direncanakan
3. Mensosialisasikan tentang model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa
dapat mengenal dan memahaminya
4. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
b) Tahap pengembangan
1. Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam
kelompok
2. Model pembelajaran berbasis portofolio menekankan kepada penugasan untuk meningkatkan
kualitas hasil belajar.
3. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS dan menyelesaikan dengan
kelompoknya
4. Guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami
kesulitan
c) Tahap penerapan
1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS
dengan waktu yang telah ditentukan
2. Setelah siswa selesai mengerjakan soal guru mengambil jawaban dari semua siswa
3. Guru mengajukan pertanyaan untuk masing-masing kelompok
d) Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes portofolio pembelajaran sebanyak lima soal dalam satu
pertemuan yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu tanpa saling membantu.
3) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kontinu setiap kali pembelajaran. Selama berlangsungnya
pelaksanaan tindakan aktifitas siswa dicatat dalam lembar observasi. Sedangkan evaluasi
dilakukan dengan memberi tes portofolio untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa.
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru mengkaji kekurangan dari tindakan yang diberikan. Hal ini
dilakukan dengan cara melihat data hasil evaluasi yang dicapai siswa pada siklus I. Jika refleksi ini
menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I memperoleh hasil yang belum optimal, maka
dilakukan siklus II dengan memberikan tindakan.
b. Siklus Ke-II
Siklus II dilakukan apabila pembelajaran siklus I dinilai belum berhasil mencapai ketentuan belajar
dan proses belajar mengajar belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Sedangkan langkah-
langkah yang dilakukan dalam siklus II pada dasarnya sama dengan langkah-langkah padas siklus
I, hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I.
c. Siklus ke-III
Siklus III dilakukan apabila pembelajaran siklus II dinilai belum berhasil mencapai ketuntasan
belajar dan proses belajar mengajar belum sesuai dengan apa yang di inginkan. Sedangkan
langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus III pada dasarnya sama dengn langkah-langkah
padas siklus I dan II, hanya saja pada siklus III dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada
siklus I dan II.
2. Analisis Data
a. Hasil Belajar Siswa
Ali Muhammad, (2003: 36). Untuk mengetaui hasil beajar siswa, hasil belajar dianalisi secara
obyektif yaitu dengan menentukan nilai rata-rata hasil tes analisis untuk mengetahui hasil tes
belajar dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
M : Mean (rata-rata)
X : Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
N : Banyak siswa
Ali Muhammad, (2003: 36). Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah tercapainya
ketuntasan belajar, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :
KB = Ketuntasan belajar
P = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai > 65 %
N = Banyaknya siswa
Ketuntasan belajar tercapai jika > 65 %, siswa mencapai nilai 65

Anda mungkin juga menyukai