Anda di halaman 1dari 18

Makalah

MACAM MACAM TERAPI MUSIK

Oleh :

Liangga Saputra (C1122010)


Ni Ketut Yuni Ariningsih (C1122014)
Ni Komang Dhea Anggita Marayuni (C1122015)
Ni Luh Gede Desy Ariani (C1122017)
Ni Nyoman Triana Sinta Damayanti (C1122025)
Rizki Noer Cahyanto (C1122038)

PROGRAM STUDI SARJANA IL MU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI TAHUN 2024/2025

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Ynag Masa Esa. yang mana atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“macam macam terapi musik” untuk menyelesaikan tugas mata kuliah olahraga
lansia.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang kami hadapi,
namun kami menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala- kendala yang
kami hadapi dapat teratasi.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak


kekurangan, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan penyusunan
makalah yang akan datang.

Badung, 06 mei 2024

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3

BAB I .............................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

Latar Belakang ................................................................................................................ 4


1.1 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 5
2.1 Definisi terapi musik .......................................................................................... 6
2.2 Aspek pendukung terapi music ......................................................................... 6
2.3 Tujuan terapi music............................................................................................ 7
2.4 Karakteristik Terapi Musik ............................................................................... 7
2.5 Keunggulan Terapi Musik ................................................................................. 8
2.6 Jenis-jenis musik terapi ..................................................................................... 8
2.7 Sejarah Terapi Musik ......................................................................................... 9
2.8 Aplikasi Terapi Musik ...................................................................................... 12
BAB III ......................................................................................................................... 17

PENUTUP .................................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 17


3.2 Saran .................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama ini musik dikenal oleh masyarakat, dimulai sejak jaman
prasejarah hingga sekarang. Pada dasarnya, musik tercipta melalui
bunyibunyi yang terdengar oleh telinga kita sebagai suatu susunan irama yang
beraturan. Dalam hal ini, semua yang di alam ini secara tidak langsung
bisasebagai alat musik. Selain itu musik merupakan seni budaya hasil cipta,
rasa dan karsa manusia yang di tata berdasarkan bunyi yang indah , berirama
atau dalam bentuk lagu. Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dari
beban kemanusiaan dan menghibur manusia. Musik memberi rangsangan
pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar,
berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2004).
Musik memberi nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana
yang menenangkan dan menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak
hanya berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir saja tetapi juga kecerdasan
emosi.Beberapa tabib muslim menggunakan musik sebagai sarana
penyembuhan suatu penyakit, baik jasmani maupun rohani (Al Kinddhy,
1997) Terapi musik mulai berkembang di Amerika Serikat dan diseluruh
dunia. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa musik selain memiliki
aspek estetika, juga aspek terapetik, sehingga musik banyak digunakan untuk
membantu panyembuhan, menenangkan, dan memperbaiki kondisi fisiologis
pasien maupun tenaga medis dalam dunia kedokteran disebut
Complementary Medicine ( Halim, 2003). Terapi musik sekarang digunakan
secara komprehensif termasuk untuk mengatasi rasa sakit, manajemen stres
ataupun stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Beberapa riset juga
menunjukan bahwa musik terapi efektif di gunakan untuk mengoptimalkan
status kesehatan seseorang baik fisik maupun mental. Jenis musik yang kerap
kali digunakan sebagai terapi adalah jazz, blues, classic, pop dan rock.
Namun di Indonesia kebanyakan menggunakan musik classic dan jazz
sebagai terapi.

4
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa definisi dari terapi musik ?
2. Apa tujuan dari terapi musik?
3. Apa Sejarah terapi musik ? 4. Apa itu aplikasi terapi music dalam
keperawatan ?

1.2 Tujuan
Adapun Tujuan Dari Makalah Ini Yaitu:

1. Untuk mengetahui definisi dari terapi musik

2. Untuk mengetahui tujuan dari terapi musik

3. Untuk mengetahui sejarah terapi musik

4. Untuk mengetahui aplikasi terapi musik dalam keperawatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi terapi musik


Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan
mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme,
harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa
sehingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan
mental. Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan
meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik
diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat meningkatkan,
memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional,
sosial dan spiritual.
2.2 Aspek pendukung terapi music
Psikobiologi Suara Keberhasilan terapi music akan sangat
ditentukan oleh peran suara dan presepsi klien terhadap suara yang
ia dengar. Dalam proses terapi, bukan hanya jenis music yang akan
berperan dalam membantu klien. Diperlukan pengetahuan tentang
sumber-sumber suara, cepat rambat suara, batas-batas pendengaran
sesuai usia klien, atau juga pemahaman klien terhadap warna bunyi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek biologis dari music
dapat mengakibatkan :
1. Energy otot akan meningkat atau menurun sesuai dengan stimuli
irama
2. Tarikan nafas dapat menjadi cepat atau berubah teratur
3. Timbulnya berbagai efek pada nadi, tekanan darah dan fungsi
endokrin
4. Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan
5. Kelelahan berkurang atau tertunda tetapi ketegangan otot
meningkat
6. Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh
7. Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada berbagai
proses enzim Elemen jenis music
6
a. Pitch
b. Tempo
c. Timbre
d. Dinamika
Rata-rata hitungan normal dalam setiap ketukan music hampir sama
dengan rata-rata detak jantung manusia yaitu antara 72 sampai 80
ketukan per menit. Musik yang simulativ biasanya dimainkan dengan
tempo lebih cepat dapat meningkatan detak jantung dan sebaliknya.
2.3 Tujuan terapi music
Terapi musik secara umum bertujuan untuk :
1. Membuat hati dan perasaan seorang menjadi senang dan
terhibur
2. Membantu mngurangi beban penderitaan seseorang
3. Tempat penyaluran bakat seseorang
Tujuan terapi musik secara khusus adalah untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada pada klien, serta
memfungsikan sisa-sisa kemampuan yang ada pada klien. Dengan
demikian klien akan lebih percaya diri dan merasa bisa beraktivitas
seperti biasanya. Dengan diberikannya terpai musik diharapkan dapat
mengurangi atau menghilangkan ketegangan-ketegangan klien pada
aspek emosional, mental intelegency dan fisik motorik. Dengan terapi
musik dapat membantu perkembangan, membangun, mendorong,
menumbuhkan percaya diri, membentuk kepribadian yang optimis,
pantang menyerah, dan dapat menerima kenyataan hidup dengan apa
adanya.
2.4 Karakteristik Terapi Musik
Menurut Robbert (2002) dan Greer (2003) dalam Djohan (2006),
music mempengaruhi persepsi dengan cara:
1. Distraksi, yaitu pengalihan pikiran dari nyeri, musik dapat
mengalihkan konsentrasi klien pada hal-hal yang menyenangkan,

7
2. Relaksasi, musik menyebabkan pernafasan menjadi lebih rileks dan
menurunkan denyut jantung, karena orang yang mengalami nyeri
denyut jantung meningkat
3. Menciptakan rasa nyaman, pasien yang berada pada ruang
perawatan dapat merasa cemas dengan lingkungan yang asing
baginya dan akan merasa lebih nyaman jika mereka mendengar
musik yang mempunyai arti bagi mereka. Musik juga dapat
menurunkan kadar hormon kortisol yang meningkat pada saat stres.
Musik juga merangsang pelepasan hormon endorfin, hormon tubuh
yang memberikan perasaan senang yang berperan dalam penurunan
nyeri (Berger, 1992 dalam Djohan 2006).
2.5 Keunggulan Terapi Musik
Menurut Greer (2003) dalam Djohan (2006), keunggulan terapi musik
adalah:
1. Lebih murah daripada analgesia
2. Prosedur invansif, tidak melukai pasien,
3. Tidak ada efek samping,
4. Penerapannya luas, bisa diterapkan pada pasien yang tidak bisa
diterapkan terapi secara fisik untuk menurunkan nyeri.
2.6 Jenis-jenis musik terapi
1. Musik Jazz
Penelitian oleh Blaum pada tahun 2003 mendapatkan hasil bahwa
setelah para siswa mendengarkan music jazz,mood mereka
menjadi lebih ena, sehinnhha membantu para siswa untuk belajar.
Hasil penelitian ini kemudian diterapkan oleh Norman L. Barber
dan Jameson L, Barber dengan memberikan CD Jazz for Succsess
pada mahasiswa tingkat pertama Universitas Massachusetts.
Mereka memberikan CD tersebut dengan tujuan agar mahasiswa
tingkat satu dapat mengatasi emosi negative (marah,cemas,
depresi, takut) kaena sulit menyesuaikan diri dengan dunia
peruliahan. Beberapa contoh music jazz yang layak didengarkan:

8
Norah Jones, Natalie Cole, Nat King Cole, KLA Project dan lain-
lain.
2. Musik Rock
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Leigh Riby dan George
Caldwell, Psikolog dari Glasgow Cladenian University
membuktikan bahwa siswa yang mendengarkan music rock hanya
membutuhkan sedikit kerja otak untuk mengerjakan tugas dengan
baik. Selain itu music rock dapat meningkatkan
produtivitasketikasedang bekerja. Beberapa contoh muisik rock
yang layak didengarkan: Dream Theater, Rush, Hammerfall,
Scorpion, SOAD, The Queen, dan lainlain.
3. Musik Klasik
Manfaat music klasik sudah banyak diketahui terutama Efek
Mozart. Terlepas dari banyaknya pro dan kontra tentang Efek
Mozart ini, beberapa penelitian menunjukkan bahwa music
Mozart bermanfaat dalam bidang kesehatan. Samuel Halim dalam
penelitiannya menemukan bahwa efek Mozart dapat membantu
penyembuhan penyakit Alzheimer. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Campbell menemukan bahwa music klasik bisa membantu
penyembuhan penyakit-penyakit, seperti stress, kanker, dyslexia,
dan tekanan darah tinggi beberapa cotoh music klasik yang layak
didengarkan: The Ultimate Mozart, Maksim, The Most Relaxing
Classical Album in The World Ever, dan lain-lain.
2.7 Sejarah Terapi Musik
Sejarah mencatat bahwa sejak masa-masa awal kehidupan
manusia di dunia, masyarakat dalam budaya primitive memiliki
kepercayaan bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan
yang tidak kelihatan. Kekuatan yang bersifat magis dan animistic.
Bersamaan dengan itu, mereka juga percaya terhadap kekuatan
berbagai bunyi dan musik yang dipersembahkan kepada “penguasa
alam”. Musik dan ritme-ritme tertentu dimainkan dengan berbagai alat
da diyakini dapat membawa ketenangan pikiran dan memberikan
keyamanan fisik. Maka, musik seing dikaitkan dengan kekuatan
9
supranatural. Lagu-lagu yang digunakan dalam ritus-ritus tertentu
dipercaya berasal dari kekuatan supranatural atau dari sumber
nonduniawi (Merriam, 1964 dalam Djohan, 2006). Musik, baik dalam
betuk tabuhan atau lagu, menjadi bagian yang hampir selalu ada dalam
semua kegiatan yang membutuhkan batuan luar biasa, termasuk
penyembuhan. Orang yang sakit dianggap sebagai korban serangan
mantera dari musuh. Jenis musik yang digunakan akan ditentukan oleh
sifat kekuatan yang menyerang tubuh. Tidak mengherankan jika
seorang entembuh tradisional akan meragkap sebagai musisi,
sekaligus sebagai orang yang sangat dihormati karena dianggap
memiliki kemampuan lebih. Karena itu juga lah, dalam banyak contoh
musisi sebuah suku menduduki tempat penting dalam masyarakatnya.
Mitos dan cerita mengenai kekuatan penyembuhan melalui musik
terdapat pada hampir semua budaya. Dalam mitologi Yunani kuno,
Apollo dianggap sebagai dewa musik sekaligus dewa kesehatan
(Bunt,1994 dalam Djohan, 2006), mencontohkan, Orpheus banyak
disebut-sebut sebagai tokoh mitologi soleh para terapis musik. Dalam
mitologi Jawa misalnya, kita juga mengenal mitologis yang dikaitkan
dengan keselamatan dan kesehatan. Setiap upacara tertentu juga akan
diiringi oleh gendhing tertentu. Jika aturan ini dilanggar, diyakini
bahwa yang akan terjadi adalah bencana atau penyakit. Meski masih
terjadi perdebatan, kekuatan penyembuhan melalui musik adalah tema
umum dalam literature filsafat da teori musik sejak masa Plato.
Berbagai literature kedokteran sejak era Hipcrates mencatat bahwa
pada masa itu, musik belum diakui perannya dalam sejarah kedokteran
dan psikiatri. Di abad pertengahan, sejumlah asumsi teoritis seputar
hubungan antara musik dan pengobatan mulai berkembang. Beberapa
diantaraya adalah:Teori bahwa tubuh manusia terdiri dari empat cairan
tubuh. Maka kesehatan terjadi ketika ada keseimbangan di antara
keempatnya, dan ketidakseimbangan dapat menyebabkan gangguan
mental. Keseimbanga keempat cairan tubuh ini diyakini dapat
dipengaruhi oleh vibrasi musik. Musik memiliki khasiat dan potensi
mempengaruhi pikiran manusia.Kesadaran (pikiran) dapat

10
meningkatkan atau menggaggu kesehatan, dan musik melalui pikiran
dengan menembus dan mempengaruhi seseorang untuk megikuti
prinsip-prinsip tertentu Pada zaman Arab kuno (5000 SM), para
penyembuh menunjuk terapi musik sebagai obat jiwa dan nyanyian
terapeutik menjadi bagian dari praktik kedokteran (Feder&Feder,
1981 dalam Djohan 2006). Pada masa Babilonia (1850 SM), penyakit
dipandang dari kerangka religi, dan musik menjadi bagian dari ritus.
Musik juga dikenal memiliki kekuatan khusus yang mampu
melampaui pikiran, emosi, dan kesehatan fisik dalam masyarakat
Yunani kuno. Pada akhir abad ke-18, dokter-dokter di Eropa
mendukung kegunaan musik dalam pengobatan, namun dengan
meningkatnya teknologi medis, musik dialihkan ke kasus khusus dan
hanya di aplikasikan oleh beberapa dokter yang memandang
pegobatan dalam kerangka holistic. Selagkah demi selangkah, di awal
abad ke-20 terapi musik kemudian mulai memperoleh dukungan lebih
pasti. Para dokter, musisi, psikiater dan masyarakat umum mulai
mengirim artikel mengenai masalah terapi musik ke publikasi ilmiah,
surat kabar, dan pers popular. Beberapa organisasi mempromosikan
program terapi musik di rumah-rumah sakit khususya kepada veteran
Perang Dunia I dan II (Taylor, 1981 dalam Djohan 2006). Salah satu
figure yang paling berperan dalam terapi musik di awal abad 20 adalah
Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat
tulisan-tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi musik adalah
melakukan penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui
vibrasi. Ada juga Isa Maud Ilsen seorang musisi, perawat, sekaligus
eksekutif rumahsakit yang sebelumnya mengajar terapi musik di
Universitas Columbia. Ia percaya bahwa irama merupakan komponen
terapi terpenting dalam musik, tanpa mengesampinngkan musik Jazz
yang juga dapat digunakan dalam terapi. Kepercayaan bahwa musik
memiliki kesan “magis” mulai hilang dan penelitian di bidang terapi
musik mulai banyak dilakukan. Walau belum sepenuhya merata,
beberapa tempat di Indonesia telah meyelengarakan program-program
terapi dengan media seni. Sebagai ilmu pengetahuan, terapi musik

11
tidak dapat begitu saja di praktikan hanya karena seseorang menguasai
alat dan teori musik. Maka sebaiknya teori yang baik diikuti dengan
riset dan praktik yang baik, sehingga secara otomatis kualitas
pengetahuan dan apa yang dapat dilakukan dapat terus ditingkatkan.
Kebutuhan terhadap pengembangan terapi musik di Indonesia sudah
waktunya diberi perhatian lebih mengingat penderita gangguan fisik,
kognitif, dan emosi dari segala kelompok usia makin lama makin
meningkat. Sejauh ini penanganan secara medis dan kedokteran masih
menjadi jalan keluar yang paling banyak dicari, sehingga sebenarnya
masih sangat terbuka kesempatan untuk mengembangkan terapi
alternative dengan menyertakan seni dan musik sebagai bagian dari
sebuah proses penyembuhan.
2.8 Aplikasi Terapi Musik
Terapi Musik berguna untuk mempengaruhi tubuh dan
pikiransecara keseluruhan. Terapi musik bekerja pada hardware
sekaligus software dalam diri. Banyak penelitian dari para dokter dan
pakar pikiran mengenai efek terapi musik. Sudah terbukti secara
ilmiah bahwa musik berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan
mental seseorang. Bonny mengembangkan sesi terapinya dalam
format empat fase dan serangkaian program music. Sampai hari ini
telah terkumpul lebih dari 40 program musik. Sampai hari ini telah
terkumpul lebih dari 40 musik yang berdurasi 30-50 menit. Musik
tersebut terdiri sampai delapan gerakan atau berupa sebuah lagu utuh
baik dalam format instrumental maupun vocal. Musiknya disusun
secara berurutan guna mendukung, membangkitkan dan
memperdalam pengalaman yang terkait dengan kebutuhan psikologis
dan fisiologis.Sepanjang perjalanan music yang didengar klien diberi
kesempatan menghayati berbagai aspek kehidupannya melalui
perjalanan imajinatif. Music yang berjalan akan membantu klien
mendekonstruksi kisah kehidupan lama dan menstimulinya dengan
hal baru.

Pelaksanaan kegiatan terapi musik secara umum diantaranya :


12
1. Kegiatan terapi musik diberikan dalam keadaan pasif (diam).
Contoh penderita duduk dengan tenang sambil mendengarkan lagu
anak-anak baik dari radio atau pelatih.
2. Kegiatan terapi musik yang diberikan dalam keadaan aktif
(bergerak). Contoh anak berlatih tepuk paha, tepuk lantai, dengan
hitungan satu dua tiga, diteruskan bernyanyi bersama.
3. Latihan ritmis dengan memukul alat drum, simbal, ring bel, dengan
irama sederhana.
4. Latihan notasi yaitu pengenalan solmilasi kemudian ditingkatkan
menjadi olah vokal serta latihan memainkan alat musik yang
bernada seperti angklung, piano, gamelan, seruling.
5. Musik dapat diperdengarkan setelah seseorang mengalami suatu
penyakit dan masalah yang sedang dihadapi.

Sebelum memulai terapi musik :


a. Kaji apakah pasien ingin mendengarkan musik dan musik apa
yang disenangi.
b. Tawarkan berbagai jenis musik kepada pasien.
c. Apakah pasien ingin menggunakan headphones untuk
meminimalkan distraksi. Untuk meningkatkan kualitas
perawatan, terapi musik sebaiknya menyesuaikan rencana
pengobatan setiap pasien berdasarkan :
1) Tipe penyakit dan jenis gangguan
2) Tujuan pasien yang ingin dicapai
3) Tingkat kemampuan fungsional pasien
d. Memonitor perkembangan secara terus menerus dan
memodifikasi rencana tindakan keperawatan berdasarkan
respon pasien.

Strategi Pelaksanaan Terapi Modalitas (Terapi Musik)

13
1. Tujuan Pelaksanaan Terapi Musik
a. Klien mampu mengenali musik yang didengar
b. Klien memberi respon terhadap musik
c. Klien mampu menceritakan perasannya setelah
mendengarkan music
2. Strategi pelaksanaan
a. Alat
1. Sound laptop
2. Lagu khusus
b. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
c. Langkah kegiatn
1. Persipan
a) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai
dengan indikasi: menarik diri, harga diri
rendah, dan tidak mau bicara.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapi kepada klien
2) Evaluasi/validasi
3) Menanyakan keadaan klien saat ini
b) Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan
musik
Terapis menjelaskan aturan main, sebagai berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus meminta ijin dari terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c) Tahap kerja
1) Terapis mengajak klien untuk saling
memperkenalkan diri dimulai dari
terapis secara beraturan searah jarum
jam
2) Setiap kali seorang klien selesai
memperkenalkan dirinya, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk
tangan

14
3) Terapis dan klien memakai papan
nama
4) Terapi menjelaskan bahwa akan
diputar lagu, klien boleh bertepuk
tangan atau berjoged sesuai irama
lagu. Setelah selesai klien akan
diminta menceritakan isi lagu tersebut
dan perasaan klien setetlah
mendengar lagu
5) Terapis memutar lagu, klien
mendengar, boleh berjoged, atau
bertepuk tangan (kira-kira 15 menit).
Musik bolehdiulang beberaoa kali.
Terapis mengobservasi respon klien
terhadap musik.
6) Secara bergiliran, klien diminta
menceritakan isi lagu dan
perasaannya. Sampai semua klien
mendapat gilirannya
7) Terapis memberikan pujian, setiap
klien menceritakan perasaannya dan
mengajak klien lain bertepuk tangan

d) Tahap terminasi
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
terapi
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan klien
e) Evaluasi dan dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan terapi. Untuk terapi
stimulasi sensori mendengar musik, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons terhadap
musik, memberi pendapat tentang musik yang didengar dan
perasaan saat mendengarkan musik.
2) Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat terapi
pada catatan proses keperawatan tiap klien
f) Pengorganisasian
1) Leader
15
2) Co leader
3) Observer
4) Fasilitatir Setting tempat

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi musik adalah penggunaan suara yang terstruktur untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan mental seseorang. Ini dapat dilakukan
melalui berbagai jenis musik seperti jazz, rock, atau klasik. Tujuannya
adalah untuk mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan, dan
memfasilitasi penyembuhan. Sejarahnya mencatat penggunaan musik
sebagai penyembuhan sejak zaman kuno. Keunggulannya termasuk biaya
rendah, non-invansif, dan tidak ada efek samping. Strategi pelaksanaannya
melibatkan pendengaran musik secara aktif atau pasif, latihan ritmis, dan
penggunaan alat musik. Dengan demikian, terapi musik dapat menjadi
metode yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup individu secara
menyeluruh.

3.2 Saran
Anggota kelompok menyadari bahwa penyusunan makalah yang
berjudul “ macam macam terapi musik” masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kelompok mengharapkan saran terhadap makalah yang bersifat
membangun agar makalah yang dibuat dapat menjadi lebih baik dan
bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat pada umumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Al Kindhy AFA 1997.Musik dari sudut pandang kosmologis islam, (online),
(http://www.mkalm.com/capita/musik.htm, di akses oktober 2015

Dewi, Mahargyantari P. Desember 2009.Studi Metaanalisis : Musik Untuk


Menurunkan Stres. Volume 36. No.2.
http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/45/35. 23 Oktober 2015.

Djohan. 2006. Terapi music, teori dan aplikasi. Yogjakarta : Galangpress Halim, S.
2003. “Efek Mozart dan Terapi Musik dalam Dunia Kesehatan”. http://www.fkui.com.
http://www.terapimusik.com/terapi_musik_islam.htm

Mubarak, Wahid Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.


Jakarta : Salemba Medika

Multazam, Isa. 2007. Terapi Gamelan bagi Penderita Gangguan Kejiwaan.

Richman S. (2010). Stroke Rehabilitation: Music Therapy. Wilson Terrace,


Glendale : Cinahl Information Systems (RU)

Satiadarma, M. P. 2004. Cerdas Dengan Musik. Jakarta: Puspa Suara. Suryana,


Dayat. 2012. Terapi musik. Jakarta.

Wahyu, Utomo A. Santoso, Agus. 2013. Studi Pengembangan Terapi Musik Islami
Sebagai Relaksasi Untuk Lansia. Volume 03. No. 01.
http://jurnalbki.uinsby.ac.id/index.php/jurnalbki/article/download/7/5 27 Oktober 2015 12

18

Anda mungkin juga menyukai