Anda di halaman 1dari 51

Bacalah kedua teks berikut!

Teks 1
Kondisi kebersihan lingkungan di perumahan Alam Permai sangat baik.
Selokan terpelihara dengan baik dan tidak mampat. Tempat pembuangan
sampah pun terorganisasi dengan baik. Setiap rumah memiliki satu tempat
sampah yang diletakkan di depan rumah. Tempat sampah berupa tong besar
atau drum. Petugas kebersihan mengambil sampah setiap tiga hari sekali.
Selain itu, setiap satu bulan sekali1. Jasa-jasa ekologi yang terdapat di
Kawasan Ekosistem Leuser mencakup penyediaan air bersih, pengendalian
erosi … banjir, pengaturan iklim lokal, penyerapan karbon, perikanan air
tawar, … keindahan alam mendukung industri pariwisata. Jasa-jasa ini hanya
dapat tersedia … Kawasan Ekosistem Leuser dijaga dan dipelihara fungsinya
sebagai suatu kesatuan interaksi yang utuh. warga Perumahan Alam permai
melakukan kerja bakti membersihkan selokan dan rumput-rumput liar di
sekitar perumahan.

Teks 2
Perjalanan kami dari Medan ke Parapat diawali dari iseng aja. Dimulai dari
seorang kawan yang ingin meluapkan kegalauannya. Saya sendiri heran,
kenapa mesti ke Parapat, itu kan jauh dari Medan. Padahal bisa aja hang
out ke cafe di sekitar kota Medan, toh sama aja rasanya. Temyata
melepaskan rasa galau
di cafe dengan keindahan alam yang natural beda rasanya. Parapatlah tempat
kealamian yang masih ada. Natural dan indah. Parapat merupakan pintu
masuk ke Danau Toba, tempat yang indah di Sumatra Utara.

Perbedaan penggunaan bahasa pada kedua teks tersebut adalah ....


a. Teks 1: kalimat efektif, Teks 2: kalimat tidak efektif.
b. Teks 1: menggunakan kata baku, Teks 2: menggunakan kata tidak baku.
c. Teks 1: bahasa mudah dipahami, Teks 2: bahasa berbelit-belit.
d. Teks 1: bahasa santai, Teks 2: bahasa resmi.

Jawaban: B

(1) Perlu diketahui, alur perdagangan beras sangat panjang, mulai dari
petani, penebas, pedagang proses , atau pemiliki penggilingan kecil,
pengepul, pedagang besar, pasar beras, pedagang kecil hingga konsumen.
(2) Keuntungan terbesar diperoleh pedagang pemilik penggilangan besar
karena memotong alur pedagang proses atau pengepul. (3) Selama ini pula
penebas atau pengepul menguasai dan menentukan harga gabah saat
panen. (4) Peran mereka sangat kuat sehingga perpindahan beras dari
petani ke konsumen sangat panjang.

Kata ganti mereka pada kalimat (4) merujuk pada….

A. Para petani

B. Pemerintah

C. Penebas atau pengepul

D. Pedagang pemiliki penggilingan

E. Pedagang proses atau pengepul

Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang dalam
paragraf tersebut adalah ….

A. atau, tetapi, sebab


B. yaitu, bahkan, bahwa
C. serta, yakni, dan
D. dan, serta, jika
E. karena, misalnya, apabila

2. Tujuan pelatihan kecerdasan emosional ini … orang tua sadar terhadap


emosi mereka sendiri dan dapat menggunakan kepekaan mereka …
menyelaraskan diri secara tulus dengan perasaan anak mereka.

Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang dalam
paragraf tersebut adalah ….

A. demi, bagi
B. bila, agar
C. agar, untuk
D. kalau, demi
E. bahwa, yang
3. Berbagai cara akan ditempuh oleh siswa yang baru lulus SMA untuk dapat
berebut kursi di perguruan tinggi favoritnya. Ada siswa belajar keras sampai
begadang ... ada yang mengikuti berbagai bimbingan tes. Di samping itu, ada
yang melalui jalur khusus, yaitu pemberian kesempatan kepada siswa yang
mampu secara finansial untuk duduk di universitas pilihannya. Ada juga yang
masuk universitas tanpa tes ... dia memiliki prestasi gemilang ... memiliki nilai
akademis yang ditargetkan suatu perguruan dengan melalui jalur PMDK, dan
ada jalur pemberian beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang dalam
paragraf tersebut adalah ….

A. dan, karena, atau


B. dan, tetapi, atau
C. hingga, karena, tetapi
D. hingga, jika, atau
E. dan, jika, tetapi

4. Campur semua bahan hingga merata dan simpan dalam bejana kaca yang
terutup rapat … ambil 1/5 bagian scrub. Kemudian masukkan ke dalam sebuah
mangkuk dangkal, campur bahan dengan minyak almond sampai menjadi
semacam pasta. Oleskan scrub tadi di seluruh tubuh sambil dipijat dengan
lembut. Berikan perhatian khusus pada area kulit kering … keras seperti
sikut, lutut, dan tumit. Bersihkan sisa-sisa scrub … berendam atau
menyiram.

Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang dalam
paragraf tersebut adalah ….

A. setelah itu, dan, sebelum


B. sementara itu, atau, sehingga
C. selain itu, serta, jika
D. sebab itu, atau, supaya
E. karena itu, juga, bila

5. Musik di Indonesia sangat beragam … banyaknya jumlah suku di


Indonesia.

Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang dalam
paragraf tersebut adalah ….

A. dan
B. walaupun
C. sehingga
D. karena
E. juga
1. Bacalah teks berikut!
(1) Prof. Dr. M. Sardjito lahir di Magetan, Jawa Timur, 13 Agustus 1889. (2) Ia lulus SD di Desa
Purwodadi, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan pada tahun 1922. (3) Sardjito menjadi rektor
UGM pertama sejak awal berdirinya UGM tahun 1949 sampai dengan 1961. (4) Sardjito adalah
pejuang, dokter, atau ahli kesehatan, sekaligus pendidik yang mendasarkan semua aspek
kehidupan pada Pancasila. (5) Jasa kemanusiaannya yang lain adalah membuat obat-obatan
dari alam atau tanaman tradisional untuk kesehatan tentara waktu itu.

Variasi kalimat berikut yang sesuai dengan kalimat nomor (3) adalah ....
A. Sardjito pendidik yang mendasarkan semua aspek kehidupan.
B. Sardjito terkenal dengan pejuang dan dokter sekaligus ahli kesehatan.
C. Sardjito melamar menjadi rektor UGM sejak 1949 sampai dengan 1961
D. Sejak tahun 1949 sampai dengan 1961 rektor UGM dijabat oleh Sarjdito.

2. Bacalah teks berikut!


(1) Hari itu matahari bersinar dengan terik, seakan-akan sang raja siang itu ingin membakar
semua yang ada di bawahnya. (2) Namun, di tengah-tengah panasnya hari tersebut, seorang
anak laki-laki sedang menjajakan kuenya. Dia adalah Doni, seorang anak kurus dengan rambut
hitam yang sedikit ikal.

Variasi kalimat yang sesuai dengan kalimat nomor (1) tersebut adalah ....
A. Hari itu matahari bersinar dengan terik, seakan-akan ada api yang membakar semua yang
ada di bawahnya.
B. Hari itu matahari bersinar dengan terik, seakan-akan matahari itu ingin membakar semua
yang ada di bawahnya.
C. Pada siang hari yang sangat panas, raja siang mengamuk seakan-akan ingin membakar
semua yang disinarinya.
D. Raja siang bersinar sangat terik, sehingga semua yang ada di bawahnya terbakar oleh
panasnya matahari.

Bacalah teks berikut!


(1) Setalah tamat dari MULO, Halim Perdana Kusuma mendaftar di sekolah Pamong Praja
STOVIA. (2) Namun, belum sempat menamatkan pendidikannya, dia harus mengikuti misi Hindia
Belanda. (3) Halim Perdana Kusuma diharuskan untuk mengikuti pendidikan di Dinas Angkatan
Laut dan baru dapat kembali ke Indonesia setelah Perang Dunia II.

Variasi kalimat yang sesuai dengan kalimat nomor (2) tersebut adalah ....
A. Hindia belanda memberikan kebebasan memilih untuk melanjutkan studi atau tidak.
B. Penyelesaian pendidikannya tertunda cukup lama karena dilarang oleh Hindia Belanda.
C. Namun, sebelum sempat menyelesaikan pendidikannya, dia harus tunduk pada kehendak
Hindia Belanda.
D. Jika memang terpaksa menunda pendidikannya maka itu pun karena Hindia Belanda lebih
penting.

Kunci: 1) D, 2) B, 3) C
Sumber: Naskah Soal UNKP SMP/MTs Tahun 2017
Secara umum, frasa dapat diartikan sebagai gabungan atau suatu kesatuan kata
yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang memiiliki satu makna gramatikal.
Yang dimaksud makna gramatikal di sini adalah makna yang berubah ubah sesuai
dengan konteks dalam kalimatnya. Menurut Ramlan (2001), frasa adalah satuan
gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi
atau jabatan. Dalam pengertian lain yang dikemukakan Chaer, frasa merupakan
satuan yang terdiri dari dua atau lebih yang membentuk atau menduduki satu
fungsi kalimat (subjek / predikat / objek / keterangan / pelengkap) dan juga
bersifat nonprediktif. perhatikan contoh berikut :
 Mahasiswa tahun pertama sedang kuliah di ruang kelas 301

Pada kalimat di atas, dapat kita temui tiga buah frasa, yakni :

 ‘mahasiswa tahun pertama’ merupakan frasa yang menduduki fungsi sebagai


subjek.
 ‘sedang kuliah’ merupakan frasa yang menduduki fungsi sebagai predikat.
 ‘di ruang kelas 301’ merupakan frasa yang menduduki fungsi sebagai keterangan
tempat.

Dalam uraian singkat pada kalimat diatas, frasa merupakan gabungan beberapa
kata yang tidak memiliki predikat, sehingga tidak dapat membentuk kalimat
sempurna.

Ciri-Ciri Frasa
Untuk membedakan frasa dari satuan bahasa lain, berikut ini merupakan ciri ciri
atau sifat sifat yang dimiliki frasa, yaitu :

1. Frasa terdiri dari minimal dua kata atau lebih.


2. Frasa menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat (misal: subjek,
predikat, objek, atau lain sebagainya).
3. Frasa memiliki satu makna gramatikal.
4. Frasa bersifat non predikatif (frasa dapat menduduki fungsi sebagai predikat,
namun bukan merupakan kumpulan kata yang memiliki predikat seperti kalimat).

Jenis-Jenis Frasa
Frasa dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan persamaan dstribusi
dengan unsurnya, kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, kedudukan, serta
makna yang dikandungnya.

A. Pembagian Frasa Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya


(Pemadunya)
Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frasa dibedakan menjadi
frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berikut penjelasannya.

1. Frasa Endosentris
Frasa Endosentris merupakan frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga dalam
suatu fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat
menggantikan fungsi tertentu dari frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat.
Dengan kata lain frasa endosentris merupakan frasa yang memiliki unsur pusat.

Contoh:

Sejumlah mahasiswa di kelas


(S) (P)
Tiga pria di pelabuhan
(S) (P)
Pemilihan umum lima tahun sekali
(S) (P)
Kalimat ‘Sejumlah mahasiswa di kelas’ tidak dapat ditulis menjadi ‘Sejumlah di
kelas’ karena kata ‘mahasiswa’ merupakan unsur pusat. Begitu pula dengan
kalimat ‘Tiga pria di pelabuhan’ tidak dapat ditulis sebagai ‘Tiga di pelabuhan’
karena kata ‘pria’ merupakan unsur pusat pada frasa ‘tiga pria’. Sedangkan pada
kalimat ‘Pemilihan umum lima tahun sekali’ tidak dapat ditulis menjadi ‘umum
lima tahun sekali’ atau pun ‘pemilihan lima sekali’ karena kata ‘pemilihan’ dan
kata tahun ‘tahun’ merupakan unsur pusat.

Lebih lanjut, frasa endosentris masih dapat dibagi lagi menjadi tiga, yakni frasa
endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, serta frasa endosentris
apositif.

1.1. Frasa Endosentris Kontributif


Frasa Endosentris Koordinatif merupakan frasa endosentris yang semua unsurnya
adalah unsur pusat. Untuk unsur yang mengacu pada hal yang berbeda pada tiap
unsurnya, frasa dapat diberi sisipan kata ‘dan’ atau ‘atau’.

Contoh :

 Pekarangan rumah
 Suami istri
 Ayah ibu
 Kakak adik
 Muda mudi
 Pembianaan dan pembangunan
 Pembangunan dan pembaharuan
 Maju atau mundur
 Bekerja atau belajar
 Kuliah atau bekerja

1.2. Frasa Endosentris Atributif


Frasa Endosentris Atributif adalah frasa endosentris yang mempunyai unsur
pusat serta unsur atribut. Atribut merupakan bagian frasa yang bukan termasuk
unsur pusat, akan tetapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang
yang bermakna.

Contoh :

 Pemilihan presiden

(UP) (Atribut)

 Pembangunan lima tahun

(UP) (Atribut)

 Sekolah Inpres
 Buku baru
 Kemarin malam
 Malam ini
 Minggu ini
 Sedang syuting
 Sangat bahagia
 Orang itu
 Anak Pak Ujang
 Sedang menari

Kata kata yang dicetak miring merupakan unsur pada frasa tersebut, sedangkan
kata yang tidak dicetak miring merupakan atribut yang menerangkan unsur pusat
pada frasa tersebut.

1.3. Frasa Endosentris Apositif


Frasa Endosentris Apositif merupakan frasa endosentris yang semua unsur di
dalamnya adalah unsur pusat serta menunjuk pada satu hal yang sama. Atau
dengan kata lain, unsur pusat yang satu merupakan aposisi dari unsur pusat
lainnya.

Contoh:

Taufik Hidayat, pebulutangkis Indonesia, meraih medali emas Olimpiade


Athena
‘Taufik Hidayat’ merupakan unsur pusat, sedangkan ‘pebulutangkis Indonesia’
merupakan aposisinya. Sehingga kalimat tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :

Taufik Hidayat, ……………………………………meraih medali emas Olimpiade


Athena
……………………..pebulutangkis Indonesia meraih medali emas Olimpiade
Athena
Contoh lain frasa endosentris apositif adalah sebagai berikut :

 Bogor, kota Hujan, ………


 Leonardo di Caprio, pemenang Piala Oscar, ………
 Film ‘La La Land’, peraih lima piala BAFTA, ………..
 Sutarno, pesulap Indonesia, ……….
 Bapak Jokowi, presiden ketujuh Republik Indonesia, ………..
 Ahmad Dhani, calon wakil bupati Bekasi, ………….
 Aulia Rahman, temanku, ………….
 Ibu Ani Yudhoyono, istri Bapak SBY, …………..
 Solo, kota kelahiranku, …………
 Azza, pemain basket FEM, ………..

Frasa yang dicetak miring merupakan unsur pusat, sedangnya frasa yang tidak
dicetak miring merupakan aposisi dari unsur pusat tersebut.

2. Frasa Eksosentris
Frasa Eksosentris merupakan frasa yang tidak memiliki persamaan kedudukan
dengan unsurnya. Dengan kata lain, frasa eksosenyris tidak memiliki unsur pusat
atau UP.
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan contoh dari frasa eksosentrik)

 Kedua saudagar mengadakan jual beli


 Mereka bertemu di pelabuhan
 Mahasiswa di lapangan
 Anak itu mengadu pada ibunya
 Saiful dan Aria ke perpustakaan
 Dia baru pulang dari Medan
 Ananda melakukan penelitian di Bogor
 Ia mengirimkan surat pada sahabatnya
 Sindikat pencuri biasa beraksi pada malam
 Ia menunggu di rumah

B. Pembagian Frasa Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya


Menurut pembagian berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya,
frasa dibedakan menjadi enam kategori, yakni frasa nomina, frasa verba, frasa
ajektifa, frasa numeralia, frasa preposisi, dan frasa konjungsi.

1. Frasa Nomina
Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina. Frasa
nomina dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut,

1.1. Nomina sebenarnya.

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Pasir pantai itu sangat putih.


 Gerobak itu berwana merah.
 Rumah ini milik keluarga Hasim.
 Jeruk itu manis sekali.
 Roda motornya kempes.

1.2. Pronominal
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Dia itu seorang penulis.


 Mereka semua tergabung dalam grup musik yang sama.
 Kami ini perwakilan universitas.
 Dia itu memang manis.
 Kita itu saudara.

1.3. Nama
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Dian itu saudara sepupu saya.


 Ayah Ahmad seorang pelaut.
 Koki Andita sudah terkenal di mana mana.
 Rihanna itu memang terkenal baik dari dulu.
 Rumanah itu anak dari Pak RT.

1.4. Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina


Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Dia rajin (verba) – >rajin itu menguntungkan.


 Anak kucing kami tiga ekor (numeralia) -> Tiga itu cuma sedikit dibandingkan
yang diterima sebenarnya.
 Dia berlari (verba) -> Berlari itu bentuk olahraga yang murah dan mudah.
 Dia baik (adjektiva) -> Anak baik itu bernama Ananda.
 Harga rumah kami tiga juta rupiah (numeralia) -> Tiga juta itu hilang
dirampok.

2. Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan
ditandai dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan
kata ‘sedang’ untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan
keadaan. Frasa verba tidak dapat diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya
menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.

Contoh :

 Berlari kencang.
 Memacu motornya kencang.
 Sedang menjemur.
 Menghitung penghasilan bulan ini.
 Berjalan memutari kompleks.
 Belajar beladiri.
 Membawa keranjang buah.
 Pergi berlibur.
 Membantu teman.
 Menjenguk pamannya.

3. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiva.
Unsur dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili kata
paling). Biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.

Contoh :

 Rumahnya sangat besar.


 Alangkah senangnya kami.
 Dia itu sesukanya sendiri.
 Dia memang yang terbaik.
 Ananda sangat baik
 Jalannya sangat panjang.
 Panci itu sangat panas.
 Hasil ujiannya yang paling baik di antara teman temannya
 Pekarangangan itu sangat lebar.
 Dia anak paling penurut di antara saudaranya.

4. Frasa Numeralia
Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata
numeralia atau kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu.
Frasa numeralia dapat diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata
uang, dan lain sebagainya.

Contoh :

 Dua puluh lima.


 Lima belas ribu.
 Dua ekor.
 Tiga puluh tangkai.
 Lima puluh lima tandan.
 Dua ratus juta rupiah.
 Enam milyar.
 Seratus juta rupiah.
 Tiga ribu dolar Amerika.
 Tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah.

5. Frasa Preposisi
Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata
depan sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang
bukan klausa, yang berdiri sebagai petanda.

Contoh:

 Di teras.
 Di depan rumah.
 Dari sekolah.
 Untuk saya.
 Kepada hadirin yang terhormat.
 Untuk semua murid yang mengikuti upacara bendera.
 Ke stasiun.
 Dari arah utara.
 Menuju rumah.
 Ke arah yang berlawanan.
6. Frasa Konjungsi
Frasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata
penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau keterangan.

Contoh:

 Terus diam.
 Ketika belajar.
 Masa lampau.
 Kemarin malam.
 Akhir minggu.
 Tadi sore.
 Tengah malam.
 Kemarin siang.
 Besok petang.
 Terus berlari.

C. Pembagian Frasa Berdasarkan Kedudukannya


Frasa dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kedudukannya, yakni frasa setara
serta frasa setara bertingkat.

1. Frasa Setara
Frasa setara merupakan frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara. Contoh
:

 Keluar masuk.
 Depan belakang.
 Hitam putih.
 Muda mudi.
 Tua muda.
 Suami istri
 Maju mundur
 Pergi kembali
 Pulang pergi.
 Asal usul

2. Frasa Setara Bertingkat


Frasa setara bertingkat merupakan frasa yang kedudukan antar unsurnya tidak
setara atau bertingkat. Contoh :

 Uang tunai.
 Cara baru.
 Pedang tajam.
 Bangku emas.
 Mengayuh sepeda.
 Sedang pergi.
 Dari kantor.
 Bahasa Indonesia.
 Tanah air.
 Musim panen.

D. Pembagian Frasa Berdasarkan Makna yang Dikandungnya


Frasa dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan makna yang terkandung di
dalamnya atau yang dimiliki unsur unsurnya, yakni frasa biasa, frasa idiomatic,
serta frasa ambigu.

1. Frasa Biasa
Frasa biasa adalah frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna denotasi
atau makna sebenarnya. Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa
biasa)

 Ayah membeli sapi putih.


 Kursi favorit ibu berwarna biru.
 Ibu membeli asam jawa dan garam di warung.
 Arya selalu memantau perkembangan anak laki-lakinya.
 Mobil merah itu buatan Eropa.
 Mobil hitam itu harganya hampir satu milyar rupiah.
 Ibu membeli sayur kangkung.’
 Kasur empuk itu dibeli di toko sebelah.
 Sepeda kecil milik adik
 Sepupuku membeli sepatu baru.

2. Frasa Idiomatik
Frasa idiomatik merupakan kebalikan dari frasa biasa, yaitu frasa yang hasil
pembentukannya berupa makna konotasi atau makna yang bukan
sebenarnya. Contoh :

 Saya baru kembali dari Pangkalpinang. (arti: nama tempat)


 Saya akan berangkat ke luar negeri besok siang. (arti: ke negara lain)
 Akhirnya Ayu menginjakkan kakinya di Negeri Paman Sam. (arti: julukan
Amerika)
 Ia memiliki kaki tangan yang dapat diandalkan. (arti; orang kepercayaan)
 Erdi membawa buah tangan dari Surabaya. (arti: oleh oleh)
 Dia menjadi kuda hitam dalam turnamen ini. (arti: jagoan yang tidak terprediksi)
 Aji orangnya sangat ringan tangan. (arti; suka membantu)
 Ia menjadi buah bibir di masyarakat. (arti: omongan)
 Ayah anak itu banting tulang setiap hari. (arti: bekerja)
 Antasari Ashar merasa dijadikan kambing hitam. (arti: orang yang disalahkan)
3. Frasa Ambigu
Frasa ambigu adalah frasa yang memiliki makna lebih dari satu atau makna
ganda tergantung pada penggunaannya dalam kalimat. Contoh :

 Buah tangan. (arti: ‘buah yang dipegang tangan’ atau ‘oleh oleh’)
 Panjang tangan. (arti: ‘panjang dari sebuah tangan’ atau ‘suka mencuri’)
 Kambing hitam. (arti: ‘kambing yang berwarna hitam’ atau ‘orang yang
disalahkan’)
 Sapi perah. (arti: ‘jenis sapi yang diternak untuk diambil susunya’ atau ‘orang yang
dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan tertentu)
 Keras kepala. (arti: ‘kepala yang keras’ atau ‘orang yang tidak mau
mendengarkan nasehat orang lain’)
 Haram. (arti: ‘sesuatu yang tidak halal (makanan)’ atau ‘suatu perbuatan yang
dilarang oleh agama’)

Ciri-ciri frasa
Adapun ciri-ciri frasa adalah sebagai berikut:

1. Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih.
2. Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.
4. Frasa bersifat nonpredikatif.

Contoh Frasa
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa adalah
gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat membentuk kalimat sempurna. Maka kita
dapat membuat contoh frasa sebagai berikut:

 Nasi goreng
 Sedang Tidur
 Sedang makan
 Banting tulang
 Tidur siang
 Dengan tangan kanan
Baca Juga : Contoh Frasa Nominal Dan Verbal
Kategori Frasa
Berdasarkan Jenisnya, frasa terbagi menjadi sebagai berikut.

 Frasa verbal, yaitu frasa yang memiliki inti kata kerja dalam unsur pembentukannya serta
dapat berfungsi sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam kalimat.
Contoh:
Sedang tidur
Akan muncul
Baru datang
Tidak makan
 Frasa Nominal, yaitu frasa yang memiliki inti kata benda dalam unsur pembentukannya
serta dapat berfungsi sebagai pengganti dari kata benda.
Contoh:
Rumah kayu
Sepatu kaca
Lemari besi
Buku gambar
 Frasa ajektiva, yaitu frasa yang memilik inti berupa kata sifat dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Sangat baik
Cukup hebat
Sangat cepat
Mahal sekali
Lumayan dekat
 Frasa preposisional, yaitu frasa yang menggunakan kata depan dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Dari sana
Ke Pasar
Dengan kaki
Di Solo
Kepada guru
Oleh saya
Berdasarkan Fungsi unsur pembentukannya frasa terbagi sebagai berikut :

 Frasa Endosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur atau keduanya merupakan unsur
inti atau pusat.
Contoh:
Kuda hitam
Anak sapi
Sudah selesai
Dua orang
Frasa endosentris sendiri memiliki 4 macam sebagai berikut

 Frasa atribut, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan diterangkan dan
menerangkan atau menerangkan dan diterangkan.
Contoh:
Ayah kandung (diterangakan dan menerangkan)
Seekor nyamuk ( menerangkan dan diterangkan)
 Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsur pembentukannya dapat digunakan
sebagai pengganti unsur inti.
 Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsur-unsur pembentukannya berperan sebagai unsur
inti.
Contoh:
Kakek nenek
Warta berita
Tua muda
 Frasa Eksosentris, yaitu frasa yang pada salah satu unsurnya merupakan kata tugas.
Contoh:
Kepada ayah
Dari Solo
Di rumah
Pada hari
Berdasarkan kesatuan makna yang terkandung dalam unsur-unsur pembentukannya frasa dapat
dibagi menjadi :

 Frasa biasa, frasa yang memiliki makna sebenarnya.


Contoh : Ibu membeli sayur bayam
 Frasa idiomatik, frasa yang mempunyai makna baru atau makna yang bukan sebenarnya
(denotasi).
Contoh : Orang tua saya pergi ke luar kota
Frasa ambigu
Frasa ambigu merupakan frasa yang memiliki makna ganda dalam pemakaian kalimat.
Contoh : tangan panjang
1. Kerasnya upaya kami dalam menjuangkan nasib para buruh akhirnya
sedikit membuahkan hasil yang signifikan.

Kesalahan penggunaan kata dalam kalimat di atas ialah …

A. Kerasnya, seharusnya sekerasnya

B. Menjuangkan, seharusnya memperjuangkan

C. Akhirnya, seharusnya akhiri

D. Sedikit, seharusnya sesedikit mungkin

E. Membuahkan, seharusnya membuahi

Kunci jawaban : B

2. Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini :

(1). Pemberian penghargaan dapat menstimulasi semangat berkarya pemuda.

(2). Kurangnya apresiasi dapat mengakibatkan malasnya pemuda dalam


berkarya.

(3). Aris menabung dengan tujuan ingin membeli mobil baru.

(4). Bu Ina menyeduhkan teh hangat yang sangat manis sekali ke dalam
cangkir kami.

Kalimat tidak efektif ditunjukkan pada kalimat nomor …

Jawaban :
A. (1)

B. (2)

C. (3)

D. (4)

E. Semua kalimat benar

Kunci Jawaban : D

3. Husein menasehati Ani agar dirinya


belajar mengendarai sepeda motor. Supaya dirinya tak selalu
menggantungkan dirinya kepada Husein untuk mengantarnya kemana-mana.
Kini Husen telah sibuk bekerja sehingga tak punya banyak waktu untuk
mengantar Ani pergi ke kampusnya. Bulan depan Ani sudah mulai aktif
kuliah. Ia mendapatkan beasiswa bidik misi di kampusnya.

Kalimat yang tidak padu dalam paragraf di atas ialah …

A. Husein menasehati Ani agar dirinya belajar mengendarai sepeda motor.

B. Supaya dirinya tak selalu menggantungkan dirinya kepada Husein untuk


mengantarnya kemana-mana.

C. Kini Husen telah sibuk bekerja sehingga tak punya banyak waktu untuk
mengantar Ani pergi ke kampusnya.

D. Bulan depan Ani sudah mulai aktif kuliah.

E. Ia mendapatkan beasiswa bidik misi di kampusnya.

Baca Juga: Contoh Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Semester 1


Kunci Jawaban : E

4. Pondok Pesatren dewasa ini menjadi …


pilihan yang cukup baik dalam upaya pendidikan bagi anak. Sistem
pendidikan agama yang secara khusus … dengan pendidikan umum menjadi
nilai jual yang cukup menjanjikan. Selain itu para santri juga secara
langsung akan terdidik disiplin dengan … pembelajaran yanga ada di
pondok pesantren.

Istilah yang tepat untuk melengkapi kalimat rumpang pada paragraf di atas
ialah …

A. Alternatif, diintegrasikan, pola

B. Suprematif, reboisasi, konsep


C. Komposisi, perubahan, akulturasi

D. Kompetitif, toleransi, pluralis

E. Liberalisasi, nasionalis, komunis

Kunci Jawaban : A

5. Obat mujarab ini memiliki berbagai khasiat seperti melancarkan peredaran


darah, … nafsu makan, dan meningkatkan stamina pria.

Kata berimbuhan yang tepat untuk mengisi kekosongan pada kalimat di atas
ialah …

A. Menambahkan

B. Menambahi

C. Menambah

D. Ditambahkan

E. Ditambahi

Kunci Jawaban : C

6. Di pulau yang bernama Dresrossa itulah, Luffy dan … bertemu dengan


seorang kriminal besar yang dijuluki sebagai Joker.

A. Pertemanan-pertemanan

B. Teman-temanan

C. Temani-temani

D. Teman-temannya

E. Teman makan teman

Kunci Jawaban : D

7. Dimanapun kita berada akan tetap terbiasa hidup bersih jika kita telah
dibiasakan di rumah.

Kata bergaris bawah pada kalimat di atas sebaiknya diperbaiki dengan kata

A. Biasa-biasa
B. Membiasakannya

C. Biasa saja

D. Tak biasa

E. Luar biasa

Kunci Jawaban : B.

8. Pekerjaan yang dilakukan dengan


sangat profesional sekali akan membuahkan hasil yang begitu maksimal dan
sangat bermanfaat bagi seluruh banyak manusia di sekitarnya.

Baca Juga: Soal Teks Eksplanasi & Jawabannya (Terbaru)


Pada kalimat di atas perlu menghilangkan beberapa kata sehingga menjadi
kalimat yang efektif.

Beberapa kata yang perlu dihilangkan pada kalimat tersebut ialah

A. Sekali, seluruh

B. Maksimal, bermanfaat

C. Banyak, manusia,

D. Pekerjaan, dilakukan

E. Bermanfaat, disekitarnya

Kunci Jawaban : B

9. Menyikat gigi tak hanya di lakukan


ketika setelah sarapan pagi, tetapi juga dilakukan pada saat sebelum
memulai tidur di malam hari.

Pada kalimat tersebut terdapat beberapa hal yang tidak tepat, ketidaktepatan
tersebut berupa …

A. penulisan menyikat seharusnya mensikat

B. Penulisan awalan di pada “di lakukan” dan “di malam” semestinya


digabung karena tidak menunjukkan keterangan tempat

C. Di malam hari seharusnya diganti dengan si siang hari

D. Sebelum memulai tidur seharusnya diganti dengan sebelum bekerja

E. Di lakukan seharusnya diganti dengan di kerjakan


Kunci Jawaban : B

10. Pemberian dana BLT (Bantuan Langsung


Tunai) dinilai sebagai langkah yang tidak … bagi masyarakat. Mengingat
bantuan ini bersifat … yang akan cepat habis. Seharusnya pemberian
bantuan dilakukan dengan cara pelatihan kerja atau wirausaha serta
pembukaan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya agar rakyat bisa lebih …
dan ….

Istilah yang tepat untuk mengisi ruang rumpang pada kalimat-kalimat di atas
ialah …

A. Mendidik, Konsumtif, produktif, mandiri

B. Pendidikan, konsumsi, produktivitas, kemandirian

C. Didiklah, Kosumen, produsen, berdikari

D. Didik, mengonsumsi, meproduksi, memandirikan

E. Mendidik, konsumsi, produktivitas, mandiri

Kunci Jawaban : A

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id -


https://brainly.co.id/tugas/13710663#readmore
Pengendalian harga kedelai dan kacang hijau dilakukan oleh pemerintah.
Inti frasa yang menduduki subyek kalimat di atas adalah ....
a. pengendalian
b. harga
c. harga kedelai
d. kacang
e.harga kedelai dan kacang hijau

Frasa di bawah ini yang berupa frasa bertingkat/atributif adalah ....


a. tanah air
b. demi nusa bangsa
c. drama televisi
d. pendidikan dan pelatihan
e. ke sekolah

Karena pengaruh globalisasi dan tuntutan kehidupan, masyarakat akan mengalami pergeseran
apresiasi dan cara pandang terhadap berbagai aspek kehidupan.
Frasa verba dalam pernyataan di atas adalah ....
a. pengaruh globalisasi
b. akan mengalami
c.tuntutan kehidupan
d. pergeseran apresiasi
e. cara pandang

Di bawah ini adalah frasa eksosentris, kecuali ....


a. bagi negara
b. kepada adiknya
c. sudah makan
d. tentang evaluasi
e. dari Malang

Frasa bertingkat terdapat pada ....


a. Kampung

2. Perhatikan Kalimat berikut!


Fatimah menjahit baju untuk pesta ulang tahunnya.

Kalimat yang memiliki pola sama dengan kalimat di atas adalah....


A. Kemarin pohon pisang itu tumbang.
B. Syarifah memiliki saudara kembar.
C. Bibi sedang menggendong Rasya.
D. Syahrini menyanyikan lagu dengam merdu.
E. Rini membeli baju dan celana.

halaman
b. lomba lukis
c. dari ibu
d. untuk para siswa
e. coba dan terka

Pola gabungan kata tangga berjalan terdapat pula pada kata . ...
a. siang malam
b. doa restu
c. batu kali
d. mata anggaran
e. sangat kuat

Kalimat yang mengandung frasa atributif berimbuhan adalah ....


a. Ia selalu mengenangkan kampung halaman
b. Pada setiap hari raya ia menyempatkan untuk pulang kampung
c. Di kanan kiri jalan terlihat penjual makanan
d. Mereka mengatur dagangannya dengan rapi.
e. Pejalan kaki dapat dengan mudah memilih mana yang diminatinya.

Frasa berhukum MD (Menerangkan - Diterangkan) terdapat pada kalimat ....


a. Mahasiswa baru sudah mulai kuliah.
b. Ayah akan berangkat ke Jakarta
c. Rumah makan Minang Jaya sangat laris
d. Kacamata ayah hilang kemarin
e. Alat tulis ini pemberian Tuti

Saya melihat pameran lukisan Afandi.


Perbaikan frasa yang ambigu pada kalimat tersebut jika yang dimaksud lukisan itu karya Afandi
adalah ...
A. Saya melihat pameran yang memamerkan lukisan adalah Pak Afandi.
B. Saya melihat pameran yang ada dalam pameran itu gambar Pak Afandi.
C. Saya melihat pameran lukisan yang dilukis Afandi.
D. Saya melihat pameran menjual lukisan Pak Afandi.
E. Saya melihat pameran lukisan itu milik Pak Afandi.
1. Topik : Membaca Nonsastra

Melalui fasilitas yang disediakan, Rully mengoptimalkan kinerjanya di


perusahaan yang telah membesarkan namanya tersebut.

Inti kalimat di atas adalah…

A. Fasilitas yang disediakan membuat Rully optimal dalam bekerja.


B. Dengan fasilitas yang ada, Rully terus optimal dalam bekerja.
C. Rully mengoptimalkan kinerjanya.
D. Rully mengoptimalkan kinerjanya di perusahaan.
E. Rully terus mengoptimalkan kerjanya di perusahaan yang
membesarkan namanya itu.

Pembahasan:

Inti kalimat di atas adalah Rully mengoptimalkan kinerjanya. Pola kalimat di


atas adalah K+S+P+O+Pelengkap Tempat. Inti kalimat atau disebut
kalimat sederhana adalah kalimat yang hanya terdiri dari S+P+O. S adalah
subjek yang melakukan kegiatan, P adalah predikat yang terdiri dari kata
kerja, sedangkan O adalah objek, yaitu kata benda yang berhububungan
dengan subjek dan predikat. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah
pilihan C.

2. Topik : Membaca Nonsastra

Perbedaan kedua teks di atas adalah....

A. Teks I: Apple mengeluarkan produk baru


Teks II: Samsung mengeluarkan smart phone baru setiap tahun

B. Teks I: Iphone X terbaru

Teks II: Produk baru smart phone

C. Teks I: Apple mengeluarkan produk baru

Teks II: Samsung mengeluarkan smart phone baru setiap tahun

D. Teks I: Iphone X hanya dapat dijangkau masyarakt kelas atas

Teks II: Produk Samsung dibandrol dengan harga murah

E. Teks I: Produk Apple selalu mengalami uji coba dan pengetesan terlebih
dahulu

Teks II: Kualitas produk smart phone Samsung Electronics Indonesia


tidak tahan banting dan cepat rusak

Jawaban: D

Pembahasan:

Teks I menjelaskan tentang produk baru Apple, yaitu Iphone X yang


menggiur dan mahal sehingga hanya mampu dijangkau oleh masyarakat
kelas atas. Akan tetapi, teks II menjelaskan tentang smart phone Samsung
yang dapat dijangkau oleh masyarakat umum karena harganya murah,
tetapi kualitasnya terjamin karena telah melalui uji coba dan
pengetesan. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan D.

Baca juga: 5 Soal Bahasa Indonesia Ujian Nasional, Majas dan Peribahasa

3. Topik : Membaca Nonsastra

Teks I (Teks Berita)

Peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional memanfaatkan radiasi sinar gama


di fasilitas iradiator untuk membuat materi genetik sorgum bermutasi.
Hasilnya, sorgum cocok ditanam di lahan yang kering sekaligus menjadi
sumber pangan dan energi. Ia menanam benih sorgum di lahan-lahan
kering Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dan hasilnya
positif. Harga sorgum lebih murah daripada harga padi. Ia menghasilkan
kualitas unggul sorgum bernama Pahat.

Teks II (Prosedur)

Mengurus paspor sebenarnya mudah. Hal pertama yang dapat dilakukan


adalah meminta formulir permohonan pembuatan paspor. Isi formulir
tersebut dengan data diri yang benar dan mengikuti instruksi pengisi yang
telah terlampir di dalam formulir tersebut. Setelah sudah, formulir tersebut
dimasukkan ke dalam map bersama beberapa data yang dibutuhkan.
Terakhir, serahkan berkas tersebut kepada petugas loket.

Perbedaan penyajian teks di atas adalah....

A. Teks I menggunakan kalimat tahapan atau intruksi, sedangkan teks II


menggunakan kalimat lugas.
B. Teks I menggunakan kalimat imperatif, sedangkan teks II
menggunakan kalimat aktif.
C. Teks I menggunakan ragam bahasa formal dan kalimat aktif,
sedangkan teks II menggunakan ragam kalimat imperatif.
D. Teks I menggunakan kalimat aktif bermajas, sedangkan teks II
menggunakan ragam kalimat pasif imperatif.
E. Teks I menggunakan ragam semiformal, sedangkan teks II
menggunakan ragam kalimat imperatif.

Jawaban: C

Pembahasan:

Perbedaan penyajian teks di atas adalah teks I menggunakan ragam


bahasa formal dan kalimat aktif, sedangkan teks II menggunakan ragam
kalimat imperatif. Ragam penyajian adalah gaya yang digunakan dalam
penulisan kalimat. Dalam teks berita, biasanya menggunakan kalimat aktif
dan ragam formal. Berbeda dengan penulisan teks prosedur. Teks
prosedur menggunakan kalimat imperatif, yang berisi intruksi dan konjungsi
dengan maksud memberikan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam
melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan C.

4. Topik : Menyunting Kata, Kalimat, dan Paragraf


Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan istilah atau ejaan
yang tepat adalah...

A. Kim Bok Jo adalah atlit olah raga angkat besi yang berasal dari
Korea.
B. Seringkali ia melupakan pesan dari ibunya untuk tidak tidur di dalam
bus sekolah.
C. Para pedemo menyuarakan aksi anti-Amerika di depan Istana
D. Panitia pemilu berjanji akan meminimalisir kecurangan dalam pemilu
mendatang.
E. Risa menangis saat uang RP 100000-nya hilang.

Jawaban: B

Pembahasan:

Penggunaan kalimat dan ejaan yang tepat di atas adalah pilihan B. Pada
pilihan A, penulisan kata atlit seharusnya atlet. Pilihan C terdapat
kesalahan pada penulisan kata Istana, seharusnya tidak ditulis dengan
awalan kapital. Pilihan D terdapat kesalahan pada kata meminimalisir,
seharusnya ditulis meminimalisasi. Pilihan E, penulisan nominal uang
seharusnya Rp100.000,00. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah
pilihan B.

5. Topik : Membaca Sastra

Teks I

Gadis cantik itu dapat diibaratkan dengan setangkai bunga yang indah
dalam jambangan. Banyak orang yang mengagumi dan terpikat sehingga
ingin memilikinya dan tidak jemu memandangnya. Ia menjadi pusat
perhatian setiap orang yang memandangnya.

Teks II

Kau rembulan malam yang bersinar di antara kegelapan

Menjadi bintang yang benderang di kehampaan malam

Pijaran sinar rembulanmu membawa keteduhan dan kehangatan bagi


tubuh yang dingin, lebam
Dirimu satu di antara yang besar dan kekal sepanjang malam

Rembulan, sudikah kau tetap sinari langit di bulan Januari ini?

Kalimat kesimpulan dari kedua isi teks di atas adalah…

A. Kecantikan bunga dan rembulan yang sukar mengalihkan


pandangan mata.
B. Kekaguman terhadap bunga dan rembulan malam yang memberikan
kesan berbeda.
C. Bunga merupakan lambang cinta kasih yang tulus, sedangkan
rembulan lambang kehampaan.
D. Kecantikan seorang perempuan selalu ditandai atau digambarkan
dengan bunga dan rembulan.
E. Pengungkapan rasa syukur dan pengapresiasian atas kecantikan
perempuan melalui pemaknaan.

Jawaban: D

Pembahasan:

Penarikan kesimpulan persamaan kedua teks dapat dilihat dari gagasan


utama kedua paragraf. Teks I dan II sama-sama membahas tentang
kecantikan perempuan. Namun pada teks I, kecantikan perempuan
digambarkan dengan bunga, sedangkan teks II digambarkan dengan
rembulan. Secara sederhana, kedua teks tersebut mempunyai kesamaan
dalam menguraikan kecantikan perempuan dengan menggambarkan
kecantikan tersebut menggunakan benda atau dimplementasikan dengan
menggunakan benda, yaitu bunga dan rembulan. Oleh sebab itu, jawaban
yang tepat adalah pilihan D.

6. Topik : Membaca Sastra

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat

perlahan dari nun di sana bersijingkat di jalan dan

menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi,

dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang


dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah

batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak

putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai

mendoakan keselamatanmu

(‘Dalam Doaku’, Sapardi Djoko Damono)

Maksud puisi tersebut adalah....

A. seseorang yang menjelma dalam doa yang ia cintai di setiap waktu


B. seseorang yang mendoakan orang yang ia cintai di setiap waktu
dengan tulus
C. doa seseorang yang dikabulkan oleh Tuhan karena mendoakan
orang yang ia cintai
D. sebuah doa yang menjelma kebahagiaan yang mendalam
E. kedamaian dalam berdoa untuk orang yang dicintai

Jawaban: B

Pembahasan:

Maksud dari puisi atau dikatakan juga interpretasi puisi adalah salah satu
usaha dalam memaknai puisi. Dalam memaknai puisi dapat dilakukan dari
sudut pandang penulis atau memaknainya secara menyeluruh. Dalam puisi
di atas, makna yang ditarik dari puisi tersebut adalah seseorang atau aku
lirik yang mendoakan orang yang ia cintai setiap waktu dengan tulus. Hal
tersebut terdapat pada larik Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan
pernah selesai mendoakan keselamatanmu. Oleh sebab itu, jawaban ynag
tepat adalah pilihan B.

7. Topik : Menulis Terbatas

Ketika sedang berada di perpustakaan sekolah ia melihat si Dilan karya


Pidi Baiq bertengger di antara novel Sapardi Djoko dan Puthut EA. Si
Dilan berwarna kebiruan yang bersampul plastik bening. Kemudian, ia
berpikir akan meminjam suatu koleksi dari sana.
Kata yang tepat untuk mengganti kata yang bercetak miring adalah....

A. buku Dilan, tampak biru, satu


B. buku Dilan, agak biru, satu
C. buku Dilan, agak biru, seorang
D. buku Dilan, kebiru-biruan, sesuatu
E. buku Dilan, tampak biru, satu

Jawaban: B

Pembahasan:

Unsur kata yang tepat untuk mengganti kata bercetak miring tersebut, yaitu
buku Dilan, agak biru, satu. Kata si Dilan mengarah pada
buku Dilan. Kemudian, kebiruan maksudnya adalah agak biru. Terakhir,
suatu maksudnya adalah satu. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah
pilihan B.

8. Topik : Menulis Terbatas

Joni adalah siswa yang rajin belajar. Akan tetapi, ketika ujian ia selalu
membuat catatan kecil yang akan ia letakan di laci mejanya sebagai bahan
sontekan. Sudah beberapa kali ia mendapatkan teguran dari wali kelasnya,
tetapi ia tidak pernah mengakui perbuatannya itu dan menuduh teman
sebelahnyalah yang menyontek. Seperti kata peribahasa…

Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah....

A. habis manis sepah dibuang


B. tak ada gading yang tak retak
C. lempar batu sembunyi tangan
D. air susu dibalas air tuba
E. menawar bunga gugur putik pun gugur

Jawaban: C

Pembahasan:

Peribahasa adalah kiasan yang digunakan untuk menggambarkan suatu


hal yang biasanya berisi nasihat dan ajaran hidup. Dalam ilustrasi di atas,
peribahasa yang sesuai adalah lempar batu sembunyi tangan yang artinya
adalah menyalahkan orang lain atas perbuatan yang dilakukan.Oleh sebab
itu, jawaban yang tepat adalah pilihan C.

9. Topik : Menyunting Kata, Kalimat, dan Paragraf

Bacalah teks berikut untuk menjawab pertanyaan berikut!

(1) Musim penghujan telah tiba, Gubernur DKI Jakarta ... agar warga
Jakarta tetap tenang dan terus merawat kebersihan lingkungan. (2) Salah
satu upaya yang disarankan oleh Gubernur DKI Jakarta, antara lain
menjaga lingkungan dengan ... sampah pada tempat sampah,
membersihkan selokan secara berkala, dan membuat saluran resapan air
di wilayah masing-masing. (3) Menurutnya, cuaca ekstrem yang terjadi di
Jakarta akan ... hingga awal tahun 2018. (4) Hal itu diharapkan agar
masyarakat senantiasa waspada dan dapat .... bersama pemerintah dalam
menjaga kebersihan lingkungan. (5) Karena permasalahan yang terjadi di
Jakarta merupakan permasalahan bersama dan sudah seharusnya, baik
aparat pemerintah maupun warga DKI Jakarta, tidak angkat tangan
terhadap persoalan tersebut.

Kalimat tidak padu pada paragraf di atas terdapat pada nomor….

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Jawaban: C

Pembahasan:

Kalimat tidak padu adalah kalimat yang tidak sesuai dengan pembahasan.
Dengan kata lain tidak mendukung atau menjelaskan kalimat setelah atau
sesudahnya. Kalimat tidak padu pada teks di atas terdapat pada kalimat
ketiga. Hal ini karena kalimat ketiga membahas cuaca ekstrem secara
umum, sedangkan teks tersebut sedang fokus membahas musim
penghujan dan imbauan agar masyarakat mempersiapkan diri untuk
menghadapinya. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan C.
10. Topik : Menulis Terbatas

Sebelum matahari terbit ia sudah membantu tetangga sebelah rumahnya.


Ia pergi ke pasar dan membuka warung makan milik tetangganya itu. Jika
ia rajin membantu tetangga tersebut, ia akan mendapatkan uang sebesar
20.000 sehari. Uang tersebut ia gunakan untuk jajan dan ongkos ke
sekolah. Akan tetapi, bila ia malas, ia tidak akan mendapatkan uang harian
dari tetangganya itu.

Konjungsi subordinatif syarat dalam teks di atas adalah....

A. sebelum, dan
B. jika, bila
C. akan tetapi, dan
D. ke, itu
E. dari, bila

Jawaban: B

Pembahasan:

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata,


frasa, dan klausa yang mempunyai status konjungsi bertingkat dalam
kalimat. Konjungsi subordinatif tersebut meliputi, pengandaian, waktu,
syarat, tujuan, cara, dan lain-lain. Konjungsi subordinatif syarat dalam
teks di atas terdapat pada kata jika dan bila. Oleh sebab itu, jawaban yang
tepat adalah pilihan B.

MENYUNTING KATA, KALIMAT, DAN PARAGRAF


A. Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kata
Dalam menulis sebuah kalimat, paragraf atau bacaan, seseorang harus pandai
dalam pemilihan kata atau diksi yang tepat. Pemilihan kata yang tepat akan
membuat kalimat, paragraf, atau bacaan tersebut jelas dan maksudnya dapat
dimengerti orang lain. Diksi atau pilihan kata yang digunakan seseorang harus
dapat menyampaikan maksud orang tersebut. Selain itu menggunakan diksi yang
sesuai, kalimat, paragraf, atau bacaan dapat menggunakan ungkapan. Jika
terdapat kesalahan penggunaan kata harus dilakukan penyuntingan

Dalam menyunting kata dalam paragraf, sebaiknya berpedoman pada KBBI,


EyD, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Kata yang disunting dalam
paragraf berupa kata tidak baku.
Contoh: resiko, disunting menjadi risiko

Berikut contoh soalnya:

Cermatilah paragraf berikut!


Atmosfir merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi. Lapisan ini berfungsi
untuk melindungi bumi dari gangguan benda-benda angkasa dan radiasi sinar
matahari. Jika lapisan ini tidak ada, bumi akan bolong akibat tertabrak benda
angkasa, misalnya meteor. Suhu bumi akan sangat ekstrim antara pagi dan
malam. Lapisan ini mempunyai lapisan tebal mencapai 1.000 km dan berat 6
milyar.

Perbaikan kata bercetak miring dalam kalimat tersebut yang tepat dalah. . .
A. Atmosvir, ekstreme, miliar
B. Atmosfir, extrem, miliyar
C. Atmosfer, ekstrim, milyar
D. Atmosfer, ekstrem, miliar
E. Atmosver, ekstrem, miliyar

B. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan konjungsi


Konjungsi yang dianggap tidak tepat dan harus disunting sebaiknya berpedoman
pada kaidah yang berlaku. Penyuntingan konjungsi memperhatikan makna dan
maksud kalimat.

Berikut contoh soalnya:

Bacalah paragraf rumpang berikut dengan cermat!


Padahal dalam kehidupan bersama, individu perlu diberi kesempatan
menampilkan subjektivitasnya sejauh tidak mengganggu hak orang lain. .......,
terciptalah masyarakat yang terbuka dan mampu bekerja sama. .......,
masyarakat jangan terlalu diatur oleh negara. Apalagi ....... menyentuh kehidupan
pribadi, mereka akan sulit belajar untuk menentukan pilihan sendiri serta
bertanggung jawab penuh terhadap pilihan tersebut.

Kata hubung (konjungsi) yang tepat digunakan untuk menyatukan paragraf


tersebut adalah......
A. Selain itu, Lagi pula, hingga
B. Dengan demikian, Selain itu, hingga
C. Kemudian, Selain itu, bahkan
D. Sebenarnya, Dengan demikian, agar
E. Akan tetapi, Tentu saja, bahwa
C. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan kalimat dan memperbaiki kesalahan
penggunaan kalimat (kalimat rancu, ambigu, pemborosan, tidak logis, tidak lengkap)
Kalimat dianggap tidak tepat dan harus diperbaiki jika tidak efektif. Beberapa
sebab terjadinya kalimat tidak efektif adalah sebagai berikut:
a. Makna tidak logis: ia adalah pemenang terbaik ketiga, saya saling bersalaman
b. Bentuk kata tidak sejajar: kata yang sejajar biasanya menggunakan imbuhan
yg sama
c. Menggunakan subjek ganda: majalah itu saya sudah baca
d. Bentuk jamak yang diulang atau berlebihan (pemborosan): para majelis guru-
guru
e. Penggunaan kata depan dan kata tugas yang tidak perlu
f. Salah nalar: yang punya HP mohon harap dimatikan
g. Pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing.
h. Kerancuan: nilainya sangat baik sekali

Berikut contoh soalnya:

Bacalah paragraf berikut dengan saksama!


1) Bali memiliki banyak lokasi selancar yang memukau. 2) Uluwatu adalah salah
satu lokasi selancar tersebut. 3) Uluwatu pernah dijadikan lokasi selancar untuk
syuting film Morning of the Earth (1971). 4) Hati-hati dengan karang tajam, hiu,
dan nyamuk. 5) Uluwatu memiliki infrastrutur dan sarana yang baik, mulai dari
penginapan, tempat makan, tempat hang out hingga pertokokan peralatan
selancar.

Kalimat penjelas yang sumbang terdapat pada kalimat nomor….


A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)

D. Mengartikan Kata
Dalam mengartikan kata dibutuhkan pengetahuan yang luas. Untuk itu Anda
harus sering membaca. Selain itu, latihlah penalaran agar mudah dalam
mengartikan kata.

Berikut contoh soalnya


Cermatilah kalimat berikut!
Perkebunan strawberry dan perkebunan apel merupakan kawasan ... yang
sangat menarik dikunjungi untuk mengisi liburan sekolah.

Istilah yang tepat untuk melengkapi bagian kalimat yang rumpang adalah...
B. agrobisnis D. agrowisata
B. agrokimia E. agrostologi
C. agroindustri

E. Menggunakan istilah dalam kalimat


Pada indikator ini biasanya disajikan paragraf rumpang. Anda diperintahkan
mengisi paragraf atau kalimat yang rumpang dengan istilah yang tepat.

F. Menggunakan kata bentukan (mengisi sesuai kaidah bentukan kata)


1. Penggunaan verba material, relasional, dan mental
a. Verba material adalah verba yang menunjukkan fisik atau peristiwa.
Contoh: Ayah menelan obat penyakit demam.
b. Verba relasional adalah verba yang menunjukkan hubungan intensitas.
Contoh: Para pengedar narkoba mempunyai pangsa pasar tersendiri.
c. Verba mental adalah verba yang digunakan untuk mengajukan klaim.
Contoh: Menurut pendapat saya, pengedaran narkoba di Indonesia sudah
dikategorikan siaga satu.

Berikut contoh soalnya:

Cermatilah paragraf berikut!


Guru memiliki posisi sangat penting dan strategis dalam [. . .] potensi peserta
didik. Kejayaan masa depan bangsa secara tidak langsung menjadi tanggung
jawab guru. Guru harus mampu [. . .] nilai-nilai dasar luhur sebagai cita-cita
pendidikan nasinal dengan membentuk generasi muda yang andal. Oleh karena
itu, guru harus mampu [. . . ] peserta didik di berbagai bidang.

Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah...


A. Pengembangan, ditanamkan, mendidik
B. Mengembangkan, menanamkan, mendidik
C. Mengembang, penanaman, terdidik
D. Pengembangan, menanamkan, mendidik
E. Dikembangkan, ditanamkan, terdidik
2. Menentukan kata bermakna proses atau hasil
a. Kata berimbuhan ke-an sering digunakan untuk menandai informasi proses.
b. Kata berakhiran -an sering dipakai untuk menandai hasil.

MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACA

A. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan ejaan (judul, sapaan/gelar, nama kota,


kata depan)
1. Penulisan judul
Judul yang digunakan sebagai “kepala” karangan harus ditulis secara jelas dan
tegas. Judul karya ilmiah atau karya tulis ditulis dengan aturan sebagai berikut:
1) Semua huruf pertama setiap kata dalam judul ditulis dengan huruf kapital
kecuali huruf pertama kata depan (di, ke, dari) atau kata hubung (pada, dengan,
dalam, terhadap, untuk, yang, atau)
2) Judul yang berupa kata ulang utuh ditulis dengan diawali huruf kapital.
Contoh: Penetapan Undang-Undang Ketatanegaraan
3) Judul yang berupa kata ulang berimbuhan diawali dengan huruf kapital untuk
kata pertamanya dan kata keduanya tidak diawali huruf kecil.
Contoh: Manfaat Buah-buahan untuk Kesehatan

Berikut contoh soalnya:


Penulisan judul karangan yang tepat adalah.....
A. Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan Melalui Program Pemberdayaan
Perempuan
B. Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan melalui Program Pemberdayaan
Perempuan.
C. Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan melalui Program Pemberdayaan
Perempuan
D. Meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui program pemberdayaan
perempuan
E. Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan melalui program Pemberdayaan
Perempuan.

2. Penulisan sapaan, gelar, dan singkatan


1) Sapaan
Kata sapaan digunakan untuk menyapa seseorang. Kata sapaan dibedakan
menjadi kata sapaan penunjuk kekerabatan dan kata sapaan hormat. Huruf
pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara,
kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan
menggunakan huruf kapital
Misalnya:
- "Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
- Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
- Surat Saudara sudah saya terima.
- "Silakan duduk, Dik!" kata Ucok.
- Besok Paman akan datang.
- Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
- Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.

2) Gelar dan Singkatan


- Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang ditulis
dengan huruf kapital
Contoh: Raden Mas Joko, Pendeta Johanes, Haji Sulaiman
- Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat huruf
pertamanya huruf kapital dan diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
- A.S. Kramawijaya
- Muh. Yamin .
- M.B.A. master of business administration
- M.Sc. master of science
- S.E. sarjana ekonomi
- S.Akt sarjana akuntansi
- Bpk. Bapak
- Sdr. Saudara
- Kol. Kolonel
- Yth. Yang terhormat

3. Penulisan Kata depan (preposisi)


• Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali
di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti
kepada dan daripada.
Misalnya:
- Kain itu terletak di dalam lemari.
- Bermalam semalam di sini.
- Di mana Siti sekarang?
- Mereka ada di rumah.
- Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
- Ke mana saja ia selama ini?
- Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.
- Mari kita berangkat ke pasar.
- Saya pergi ke sana-sini mencarinya.
- Ia datang dari Surabaya kemarin.

Contoh soal:
Bacalah paragraf berikut dengan cermat
Untuk dapat sampai [...] Pulau Biawak yang berjarak 22 mil ini dapat ditempuh
lewat Pelabuhan Karang Song [...] Kota Indramayu dalam waktu 2,5 – 3,5 jam
atau [...] Pelabuhan Dadap dengan menggunakan perahu nelayan bermesin 25
PK selama 5 jam.

Kata depan yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang dari paragraf di atas
adalah....
A. di, ke,dari C. ke,dari,di E. dari, di, ke
B. ke, di,dari D.di, dari, ke

B. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan tanda baca


Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Misalnya:
Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.

Berikut contoh soal penulisan tanda baca:

Cermatilah kalimat-kalimat berikut!


1) Para guru SMA Tunas Nusantara menyusun soal-soal hingga siap diujikan.
2) Chairil Anwar adalah penyair tahun 1950-an.
3) Aku akan mendown-load sebuah file dari internet.
4) Dia bersedia men-tackle persoalan itu untuk menyelamatkan anak buahnya
dari tuduhan.
5) Kegiatan Kemah Budaya Nasional tahun 2015 diikuti 500 pelajar se-Indonesia.
Penulisan

Tanda baca hubung yang tidak tepat ditunjukkan oleh nomor....


A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
• Penulisan alamat surat yang benar adalah.....
A. Yth: Melani
Jalan Sunur Batu V/I
Jakarta Pusat

B. Kepada
Yth, Bapak Direktur
PT Sukses
Jalan Asemka 5
Jakarta Pusat

C. Yth. Bapak Dudung D.


Kepala SMKN 84
Jalan Pari 13
Jakarta Pusat

D. Yth. Bapak Drs. Sugiman


Guru SMKN 90
Jalan Margasatwa 5
Jakarta Pusat

E. Yth: Amir Abadi


Ketua Paguyuban Tingtang
Jalan Gunung 4
Jakarta Selatan

Penulisan Catatan kaki


Catatan kaki adalah sumber kutipan teori dalam karya ilmiah.
Urutan penulisan catatan kaki beserta tanda bacanya:
- Nama pengarang (tidak dibalik)
- Koma
- Judul buku (cetak miring)
- Buka kurung
- Nama kota
- Titik dua
- Penerbit
- Koma
- Tahun terbit
- Tutup kurung
- Koma
- Halaman (boleh disingkat hal atau hlm)
- Nomor halaman
Contoh: Heri Joewono, Pokok-Pokok Pikiran Kepemimpinan Abad 21 (Jakarta:
Balai Pustaka, 2009), hlm. 26.

Berikut contoh soalnya:

Perhatikanlah sumber informasi di bawah ini!


Judul buku : Semantik
Pengarang : Ngusman Abdul Manaf
Tahun terbit : 2008
Penerbit : Sukabina Offset
Tempat terbit : Padang
Halaman : 70

Penulisan catatan kaki yang tepat sesuai sumber informasi di atas adalah....
A. Manaf, Ngusman Abdul. Semantik. (Padang: Sukabina Offset, 2008), hlm. 70.
B. Ngusman Abdul Manaf. 2008. Semantik. Padang: Sukabina Offset. Hlm. 70.
C. Manaf, Ngusman Abdul. 2008. Semantik. Padang: Sukabina Offset. Hlm. 70.
D. Ngusman Abdul Manaf, Semantik, (Padang: Sukabina Offset, 2008), hlm. 70.
E. Ngusman Abdul Manaf, Semantik, (Sukabina Offset: Padang, 2008), hlm. 70.

Itulah Bedah Kisi-Kisi (SKL) UN Bahasa Indonesia SMK 2018 Beserta Contoh
Soal UN Bagian 3. Semoga bermanfaat untuk siswa dan guru bahasa Indonesia
SMK maupun SMA. Untuk Bedah kisi-kisi sebelumnya dapat klik link dibawah ini
JENIS – JENIS KATA DALAM BAHASA INDONESIA
Kata merupakan unsur utama dalam membentuk kalimat. Selain bentuk dasarnya, kata juga
dapat dibentuk melalui proses morfologis, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi
(perulangan), dan komposisi (penggambungan) untuk menyampaikan maksud yang terkandung
di dalam kalimat.
Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan seperti subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Dalam kaitannya dengan jabatan di dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi
serta makna yang ditunjukkannya, kata dikategorikan ke dalam kelas kata.
Dalam perkembangan tata bahasa Indonesia, terdapat banyak rumusan tentang kelas kata oleh
para ahli bahasa.Namun secara umum, kelas kata terbagi menjadi berikut ini.
1. Kata kerja (verba)
2. Kata sifat (adjektiva)
3. Kata keterangan (adverbia)
4. Kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan (numeralia)
5. Kelompok kata tugas ialah :

 Kata Sandang (artikel)


 Kata Depan (preposisi)
 Kata Hubung (konjungsi)
 Partikel
 Kata Seru (interjeksi)

1. Kata Kerja (Verba)


Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atautindakan, proses, dan
keadaan yang bukan merupakan sifat.Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat
dalam kalimat.
Ciri kata kerja:
1. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah
Contoh: akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang
2. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS
Contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat.
Macam-macam kata kerja (verba):
a. Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang, tidur
b. Verba turunan, terdiri atas:
1. Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah.
c. Verba berproses gabung:
Contoh: bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
d. Verba majemuk :
Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
e. Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh : - Saya menulis surat.
S P O
- Adik membeli balon.
S P O
f. Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh : - Mereka duduk di taman.
S P K
- Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.
S P K
- Adik sedang mandi.
S P

2. Kata Sifat (Adjektiva)


Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat
orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan penjelas
subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
1. Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling
Contoh: lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
2. Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
3. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya.
Macam-macam adjektiva:
a. Ajektiva dasar, seperti adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun, bengkak.
b. Adjektiva turunan terdiri atas:
1. adjektiva berafiks
contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian, keinggris-inggrisan.
2. adjektiva bereduplikasi
contoh: muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
3. adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
contoh: abadi, duniawi, insani, ilmiah, rohaniah, surgawi.

1. Adjektiva deverbalisasi, misalnya: melengking, terkejut, menggembirakan, meluap.


2. Adjektiva denominalisasi, misalnya: berapi-api, berbudi, budiman, kesatria, berbusa.
3. Adjektiva de-adverbialisasi, misalnya : bersungguh-sungguh, berkurang, bertambah.
4. Adjektiva denumeralia, misalnya: manunggal, mendua, menyeluruh.
5. Adjektiva de-interjeksi, misalnya: aduhai, sip, asoy.
6. Adjektiva majemuk, misalnya: panjang tangan, buta huruf, lupa daratan, tinggi hati.
7. Adjektiva eksesif (berlebih-lebihan), misalnya :alangkah gagahnya, bukan main kuatnya,
Maha kuasa.3. Kata Keterangan (Adverbia)
8. Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan
9. pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.

3. Kata Keterangan (Adverbia)


Macam-macam adverbia:

1. Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling,
pernah, pula, saja, saling.
b. Adverbia turunan terbagi atas:
1. Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,paling-paling.
2. Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
3. Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya,
sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.

4. Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)


a. Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun
abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda:
1. Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan.
2. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang yang baik.
Macam-macam nomina:

 Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah, kerbau, ayam.
 Nomina tak bernyawa, misalnya: nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa.
 Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah, orang, buku.
 Nomina tak terbilang, misalnya: udara, kebersihan, kemanusiaan.
 Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan, buah-buahan, kelompok.
 Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam, batang, kilogram, inci.
 Nomina dari proses nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara, pemotong,
anjuran, simpulan, pengumuman, pemberontakan.
 Nominalisasi dengan si dan sang, misalnya: si kecil, si manis, sang kancil, sang dewi.
 Nominalisasi dengan yang, misalnya: yang lari, yang berbaju, yang cantik.
b. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacupada nomina lain.
Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda ataunomina.
Macam-macam pronomina:
Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1) pronominal persona, (2)
pronomina penunjuk (3) pronomina penanya.

1. Pronomina Persona

 Pronomina reduplikasi, misalnya: kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau.


 Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu.
 Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya:
 Pronomina persona I (kata ganti orang I) : saya, aku (tunggal),
 dan kami, kita (jamak)
 Pronomina persona II (kata ganti orang II) : kamu, engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda
sekalian (jamak)
 Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia, beliau (tunggal), dan mereka (jamak)
 Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, misalnya : sesuatu,
seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, anu, dan masing-masing sendiri.
2. Pronomina Penunjuk
Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.

 Pronomina penunjuk umum: ini, itu, dan anu.


 Pronomina penunjuk tempat: sini, situ, atau sana.
 Pronomina penunjuk ihwal: begini dan begitu.
Pronomina Penanya :
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.Contoh:
siapa, apa, mana, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.
c. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang,
binatang, dan benda.
Numeralia utama (kardinal), terdiri atas:

 Bilangan penuh, misalnya: satu, dua, tiga, puluh, ribu, juta.


 Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga, duapertiga, lima perenam.
 Bilangan gugus, misalnya: selikur (21), lusin, gros, kodi, atau ton.
 Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang menunjukkan urutan atau struktur
Misalnya: pertama, kesatu, kedua, keempat, ketiga belas.
Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya : ketiga (ke + Num),
ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)

5. Kelompok Kata Tugas


Kata tugas terdiri atas:
a. Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata yang mendampingi kata benda atau yang
membatasi makna jumlah orang atau benda.
Macam-macam artikel:
a). Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang suami, sang juara.
b). Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya: para petani, para guru, para ilmuwan.
c). Artikula/artikel bermakna netral, misalnya: si hitam manis, si dia, si terhukum.
d).Artikula/artikel bermakna khusus, misalnya: Sri Baginda, Sri Ratu, Sri Paus (gelar
kehormatan), Hang Tuah, dan Dang Halimah (panggilan pria dan wanita dalam sastra
lama)
b. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau
kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan(frasa preposisional).
Macam-macam preposisi:
a). Preposisi dasar, misalnya: di , ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang,
pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.
b). Preposisi turunan, terdiri atas:
(a). gabungan preposisi dan preposisi, misalnya : di depan, ke belakang, dari muka.
(b). gabungan preposisi + preposisi + non-preposisi, misalnya : di atas rumah, dari
tengah-tengah kerumunan.
(c). gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata, misalnya dari rumah ke
jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi hingga petang.
(d). Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup, misalnya sekeliling, sekitar, sepanjang,
seputar.
c. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua
kalimat.
Macam-macam konjungsi:

 Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi pula.
 Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas, kemudian, setelah itu.
 Konjungsi pilihan, misalnya: atau
 Konjungsi perlawanan, misalnya: tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal.
 Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: ketika, sejak, saat, dan lain-lain
 Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya dan lain-lain
 Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau, dan lain-lain
 Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya.
 Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
 Konjungsi perluasan, misalnya: yang
 Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
 Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan malahan
 Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.
d. Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai,mempertahankan, atau
mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi.
Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah dan pernyataan (berita).
Macam-macam partikel:
a). kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
b). kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih tahu!
c). deh, misalnya: Makan deh, jangan malu-malu.
d). lah, misalnya: Tidurlah hari sudah malam!
e). dong, misalnya: Bagi dong kuenya.
f). kek, misalnya: cepetan kek, lama sekali.
g). pun, misalnya: Membaca pun ia tak bisa.
h). toh, misalnya: Saya toh tidak merasa bersalah.

FRASA

Frasa adalah bagian kalimat yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu
fungsi atau jabatan di dalam kalimat.Di dalam kalimat terdapat subjek (S), predikat (P), objek
(O), keterangan (K), dan pelengkap (pel).
Contoh :
- Dokter membaca buku.
S P O
- Dokter muda sedang membaca buku cerita.
S P O
- Dokter muda ganteng sedang asyik membaca buku cerita komik.
S P O
Frasa dibedakan atas:
1. Frasa nominal: frasa yang unsur pusatnya kata benda.
Contoh : - kamar anak
- buku gambar
2. Frasa verbal: frasa yang unsur pusatnya kata kerja.
Contoh : - sedang tidur
- telah belajar
3. Frasa adjektival: frasa yang unsur pusatnya kata sifat.
Contoh: - cukup pintar
- agak lambat
4. Frasa adverbial: frasa yang unsur pusatnya kata keterangan.
Contoh: - pagi sekali
- sangat tekun
5. Frasa preposisional (kata depan): frasa yang terdiri dari unsur kata depan dan kata benda.
Contoh: - di kota
- dari kantor
1. Kata Benda (Nomina)
Kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Menurut wujudnya, kata
benda dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Kata benda konkrit Kata benda konkrit ialah kata benda yang wujud bendanya nampak
kelihatan dengan jelas and dapat ditangkap oleh pancaindera. Contoh : buku, kertas, rumah, dan
sebagainya. b. Kata benda abstrak
 Kata benda abstrak ialah kata benda yang wujud bendanya tidak nampak kelihatan dan tidak
dapat ditangkap oleh pancaindera, namun keberadaannya ada. Contoh : ide, udara, ilmu, dan
sebagainya. Ciri-ciri kata benda : 1) Kata tersebut terbentuk dari imbuhan : ke-, pe-, ke-an, pe-an,
per-an, -an dan –nya. 2) Kata-kata tersebut dapat diperluas dengan menambahkan kata yang + kata
sifat.

2. Kata Kerja (Verba)


Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau laku. Kata kerja juga disebut verba. Kata
kerja dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang selalu diikuti objek.
Contoh: membeli, menabrak, menangkap, dan sebagainya. b. Kata kerja intransitif adalah kata kerja
yang tidak diikuti secara langsung oleh objek. Contoh: menyanyi, menari, berubah, dan sebagainya.
Ciri-ciri kata kerja:
 Kata tersebut terbentuk dari imbuhan me-, di-, ber-, ter-, me-kan, di-kan, ber-an, memper-
kan, diper-kan, dan memper-i.
 Kata tersebut dapat didahului kata telah, sedang, akan, hampir, dan segera.
 Kata tersebut dapat diperluas dengan cara menambahkan dengan + kata sifat. Contoh
menghitung dengan teliti, lari dengan cepat, dan sebagainya.

3. Kata Sifat (Adjectiva)


Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan dari suatu benda atau sesuatu yang
dibendakan. Kata ini disebut pula adjectiva. Menurut bentuknya, kata sifat dibedakan menjadi :
a. Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar. Contoh : kuat, lemah, jauh, dan sebagainya.
b. Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian. Contoh : terindah, mengecil, terbaru, dan sebagainya.
c. Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang. Contoh : kekanak-kanakan, pontang-panting, gelap-gulita
dan sebagainya.
d. Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan. Contoh : amoral, kreatif, super, dan sebagainya.
e. Kata sifat yang terbentuk dari frase atau kelompok kata. Contoh : murah hati, keras kepala, kepala
batu, dan sebagainy
Ciri-ciri kata sifat:
 Kata tersebut terbentuk dengan tambahan imbuhan ter- yang mengandung arti paling.
 Kata tersebut dapat diterangkan atau didahului dengan kata-kata lebih, agak, paling, sangat,
cukup.
 Kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk se + reduplikasi (pengulangan kata) +
nya.Contoh : secantik-cantiknya, setinggi-tingginya, dan sebagainya.

4. Kata Ganti (Pronomina)


Kata ganti adalah kata yang dipergunakan untuk menggantikan benda atau sesuatu yang
dibendakan. Kata ganti dibedakan menjadi :
a. Kata ganti orang Ialah kata ganti yang digunakan untuk menggantikan nama orang atau nama
benda-benda lain. Kata ganti orang dibagi lagi menjadi :
1) Kata ganti orang pertama tunggal, yaitu : aku, saya, hamba, dan sebagainya
2) Kata ganti orang pertama jamak, yaitu : kami, kita.
3) Kata ganti orang kedua tunggal, yaitu : kamu, dikau, kau, anda, dan sebagainya.
4) Kata ganti orang kedua jamak, yaitu : kalian
5) Kata ganti orang ketiga tunggal, yaitu : ia, dia, beliau
6) Kata ganti orang ketiga jamak, yaitu : mereka

b. Kata ganti kepunyaan Kata ganti kepunyaan ialah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan
kepemilikan. Contoh : Baju saya, sepatu kamu, sepedaku, mobilnya, dan sebagainya.

c. Kata ganti petunjuk Kata ganti petunjuk ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjuk suatu
tempat atau benda. Contoh :ini, itu, sana, dan sebagainya.
d. Kata ganti penghubung Kata ganti penghubung ialah kata ganti yang dipakai untuk
menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Kata penghubung yang biasanya dipakai yaitu :
yang, tempat, waktu. Contoh : Baju Rafi yang berwarna merah itu mahal harganya. Kantor Kabupaten
tempat ayahku bekerja, dikunjungi oleh gubernur. Tadi pagi, waktu ayah pergi tergesa-gesa, hujan
lebat sekali.

e. Kata ganti tanya Kata ganti tanya ialah kata ganti yang digunakan untuk menanyakan tentang
benda, orang atau tentang suatu hal. Contoh : apa, mana, siapa.

f. Kata ganti tak tentu Kata ganti tak tentu ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau
menggantikan benda atau orang yang jumlahnya tak tentu. Contoh : masing-masing, seseorang,
sesuatu, para, dan sebagainya.

5. Kata Keterangan (Adverbia)


Kata keterangan adalah semua kata yang menerangkan atau memberikan keterangan terhadap
selain kata benda. Dengan kata lain, kata ketereangan adalah semua kata yang memberi keterangan
pada kata kerja, kata sifat, kata bilangan atau seluruh kalimat. Kata keterangan dapat dibedakan
menjadi banyak bagian, diantaranya yaitu :
a. Kata keterangan tempat ialah semua kata yang menjelaskan suatu tempat lokasi, misalnya : disini,
disitu, di rumah, dan sebagainya.

b. Kata keterangan waktu ialah semua kata yang menjelaskan berlangsungnya sesuatu dalam waktu
yang teretntu, misalnya : sekarang, nanti, minggu depan, dan sebagainya.

c. Kata keterangan alat ialah kata yang menjelaskan dengan apa sesuatu itu berlangsung.
Contoh :dengan tongkat, dengan pisau, dengan membabi buta, dan sebagainya.

d. Kata keterangan syarat ialah kata yang menerangkan terjadinya suatu proses di bawah syarat-
syarat tertentu, misalnya : jikalau, seandainya, bila, dan sebagainya.

e. Kata keterangan sebab ialah kata yang memberi keterangan mengapa sesuatu itu bisa
berlangsung, misalnya : sebab, karena, oleh karena itu, dan sebagainya.

6. Kata Bilangan (Numeralia) Kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan
urutan atau tingkatan suatu benda sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian, yaitu : a. Kata bilangan utama ialah kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah
dalam angka. Contoh :satu, seratus, seribu, dan sebagainya.
b. Kata bilangan bertingkat ialah kata bilangan yang menunjukkan tingkatan atau susunan jumlah
sesuatu. Contoh : kesatu, kedua, keseribu, dan sebagainya. c. Kata bilangan tak tentu ialah kata
bilangan yang menyatakan jumlah satuan sesuatu yang tak tentu. Contoh : beberapa, sebagian,
segerombolan, dan sebagainya. d. Kata bilangan bilangan ialah kata bilangan pelengkap yang
menunjuk pada satuan objeknya, yaitu :sehelai, secarik, sekuntung, sebutir, seonggok, sebuah,
sepiring, dan sebagainya.

7. Kata Sambung (Konjungsi)


Kata sambung adalah kata yang berfungsi untuk menyambungkan bagian-bagian dalam kalimat atau
menggabungkan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain bahkan satu paragraf dengan paragraf
yang lain. Berdasarkan jenisnya,kata sambung dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
1) Kata sambung menyatakan gabungan, contoh : dan, lagi, serta
2) Kata sambung menyatakan pertentangan, contoh : tetapi, akan tetapi, melainkan, tidak hanya,dan
sebagainya.
3) Kata sambung menyatakan waktu, contoh : bila, selama, sesudah, sehabis, dan sebagainya.
4) Kata sambung menyatakan tujuan, contoh : agar, supaya, biar, dan sebagainya
5) Kata sambung menyatakan sebab, contoh : sebab, karena, sebab itu, dan sebagainya
6) Kata sambung menyatakan akibat, contoh : hingga, sampai, dan sebagainya.
7) Kata sambung menyatakan syarat, contoh : jika, apabila, andaikata, dan sebagainya
8) Kata sambung menyatakan pilihan, contoh : atau, maupun
9) Kata sambung menyatakan perbandingan, contoh : ibarat, seperti, bak, dan sebagainya
10) Kata sambung menyatakan tingkat, contoh : semakin, kian, dan sebagainya
11) Kata sambung menyatakan penjelas, contoh : bahwa
12) Kata sambung menyatakan cara, contoh : sambil, sembari dan sebagainya
13) Kata sambung menyatakan pengantar kalimat, contoh : alkisah, konon, dan sebagainya

8. Kata Depan (Preposisi)


Kata depan adalah kata yang berfungsi merangkaikan kata/kelompok kata satu dengan
kata/kelompok kata yang lain dalam suatu kalimat sekaligus menentukan jenis hubungannya. Pada
umumnya, kata depan berfungsi merangkaikan kata benda atau kata yang dibendakan dengan jenis
kata lain. Adapun cara penulisan kata depan adalah harus dipisahkan dengan kata yang
mengikutinya.

Berdasarkan fungsinya, kata depan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
 Di, ke, dari, Ketiga kata depan ini digunakan untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan
tempat atau seuatu yang dianggap tempat, contoh : di Jakarta, ke Surabaya, dari Bandung.
 Pada, Kata depan ini digunakan untuk menyatakan orang, nama orang atau nama binatang,
nama waktu atau kiasan. Dipergunakan kata depan pada untuk menggantikan kata depan di atau
kata depan yang lain, contoh : pada suatu hari, pada bapak, dan sebagainya.
 Dengan, Kata depan ini digunakan untuk menyatakan alat atau cara. Contoh : saya berjalan
dengan cepat.
 Untuk, kepada, buat, tentang, akan, kepada, Kata depan ini digunakan sebagai pengantar
objek tak langsung. Contoh : kami berdiskusi tentang pelajaran.

9. Kata Sandang (Artikel)


Kata sandang sebenarnya tidak mempunyai arti, tetapi hanya mempunyai fungsi, yaitu menjadikan
sebuah kata itu sebagai kata benda. Contoh : Tuhan sang Pencipta alam.

10. Kata Seru (Interjeksi)


Kata seru adalah kata yang sudah jelas menyatakan suatu maksud tertentu, yaitu seruan yang
terdapat dalam kalimat perintah. Kata seru yang paling sering digunakan adalah partikel lah. Selain
partikel lah, macam-macam kalimat seru yang biasa digunakan dalam bahasa kita adalah ah, oi, hai,
wah, cis, gih, aduh, amboi, aduhai, masya Allah, dan

Chaer (2006:86) membagi kelas kata menjadi beberapa jenis, yaitu


(1) Kata Benda
Kata benda adalah semua kata yang dapat diterangkan dengan menambahkan yang +
kata sifat (Keraf, 1991:58). Misalnya jalan yang bagus,dan pelayanan yang
memuaskan. Selain itu, kata benda juga dapat diawali dengan kata bukan tetapi tidak bisa
diawali dengan kata tidak.
Kata benda dapat berupa kata benda dasar dan kata benda turunan. Kata benda dasar
merupakan kata benda yang berupa kata dasar atau kata benda yang tidak berimbuhan,
contohnya rumah dan murid. Sedangkan kata benda turunan berupa (1) kata benda yang
berimbuhan, contohnya penyiar danbendungan; (2) kata benda dengan bentuk reduplikasi,
misalnya rumah-rumah,dan buku-buku; serta (3) kata benda majemuk, contohnya sapu
tangan danminyak goreng.
(2) Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda yang
menyatakan orang untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu. Misalnya murid dapat
diganti dengan kata ganti dia, atau ia. Keterangan lebih lanjut tentang kata ganti dapat dilihat
pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Kata Ganti
Orang Tunggal Jamak
I Aku, daku, ku-, -ku, Kami (eksklusif), kita (inklusif)
II Engkau, kamu, kau-, Kamu sekalian, anda sekalian
-mu, anda
III Ia, dia, -nya, beliau Mereka
Sumber: Keraf (1991:62)
Berdasarkan bagan di atas, kami dan kita sama-sama berfungsi sebagai kata ganti
orang pertama jamak. Bedanya, kami bersifat eksklusif, sedangkankita bersifat
inklusif. Kami bersifat ekslusif artinya pronomina itu mencakup pembicara dan orang lain di
pihaknya tetapi tidak mencakup orang lain di pihak pendengar. Sebaliknya, kita bersifat
inklusif artinya pronomina itu tidak saja mencakup pembicara dan orang lain di pihaknya
tetapi juga orang lain di pihak pendengar (Alwi, 2003:252)
(3) Kata Kerja
Kata kerja adalah kata-kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Semua kata
yang mengandung imbuhan me-, ber-, di-, kan-, dan -i atau penggabungannya termasuk
dalam kata kerja. Tetapi ada juga kata kerja yang tidak mengandung bentuk imbuhan di atas,
karena merupakan bentuk kata dasar, misalnya tidur, bangun, mandi, datang, pulang, dan
sebagainya.
Segala macam kata kerja mempunyai suatu kesamaan, baik yang memiliki imbuhan
ataupun tidak. Kesamaan tersebut merupakan ciri utama kata kerja, yaitu dapat diperluas
dengan “dengan + kata sifat”, misalnyabelajar dengan rajin.
(4) Kata Sifat
Kata sifat merupakan kata yang menyatakan sifat atau keadaan dari suatu nomina
(kata benda) atau suatu pronominal (kata ganti) (Keraf, 1991:88). Misalnya tinggi, mahal,
baik, dan rajin. Semua kata sifat dalam Bahasa Indonesia dapat mengambil
bentuk se + reduplikasi kata dasar + nya,serta dapat diperluas dengan paling,
lebih, dan sekali, misalnya paling cepat, lebih cepat, dan cepat sekali.
(5) Kata Sapaan
Kata sapaan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau
menyebut orang kedua, atau orang yang diajak bicara (Chaer, 2006:107). Kata sapaan
menggunakan kata-kata dari perbendaharaan kata nama diri dan kata nama perkerabatan.
Kata sapaan dalam bentuk nama diri dapat digunakan dalam bentuk utuh seperti Tina,
Hasan, dan Asti, dapat pula digunakan dalam bentuk singkatnya, seperti Tin,
San, dan As. Begitu juga dengan nama perkerabatan. Bentuk utuh dan bentuk singkat dari
nama perkerabatan dapat dipakai, misalnya Pak dari bentuk utuh Bapak, Dik dari bentuk
utuh adik, dan Bu dari bentuk utuh Ibu.
(6) Kata Penunjuk
Kata penunjuk adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan suatu benda. Chaer
(2006:110) membagi kata penunjuk memjadi dua yaitu ini danitu. Kata
penunjuk ini digunakan untuk menunjuk suatu benda yang letaknya relatif dekat dari
pembicara, sedangkan kata penunjuk itu digunakan untuk untuk menunjuk benda yang
letaknya relatif jauh dari pembicara.
(7) Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menunjukkan nomor, urutan atau himpunan. Menurut
bentuk dan fungsinya, kata bilangan dibagi menjadi kata bilangan utama dan kata bilangan
tingkat (Chaer, 2006:113). Kata bilangan utama seperti satu, dua, tiga, empat, dan
seterusnya. Sedangkan kata bilangan tingkat seperti pertama, kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya.
(8) Kata Penyangkal
Kata penyangkal merupakan kata yang digunakan untuk menyangkal atau
mengingkari suatu hal atau suatu peristiwa. Chaer (2006:119) menyatakan bahwa kata
penyangkal yang ada dalam Bahasa Indonesia yaitu kata tidak atautak, tiada,
bukan, dan tanpa.
(9) Kata Depan
Kata depan adalah kata yang digunakan di depan kata benda untukmerangkai kata
benda tersebut dengan bagian kalimat lain. Chaer (2006:122) membagi kata depat
berdasarkan fungsinya, yaitu kata depan yang menyatakan (1) tempat berada, yaitu di, pada,
dalam, atas, dan antara; (2) arah asal, yaitudari; (3) arah tujuan, yaitu ke, kepada,
akan, dan terhadap; (4) pelaku, yaituoleh; (5) alat, yaitu dengan, dan berkat; (6)
perbandingan, yaitu daripada; (7) hal atau masalah, yaitu tentang dan mengenai; (8) akibat,
yaitu hingga dansampai; (9) tujuan, yaitu untuk, buat, guna, dan bagi.
(10) Kata Penghubung
Kata penghubung merupakan kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan
kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Berdasarkan fungsinya, kata
penghubung dibedakan menjadi dua macam yaitu (1) kata penghubung yang menghubungkan
kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya sederajat atau setara; dan (2) kata penghubung
yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat.
Kata penghubung yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang
kedudukannya sederajat atau setara dibedakan menjadi kata penghubung yang (1)
menggabungkan biasa, yaitu dan, dengan, serta; (2) menggabungkan memilih, yaitu atau; (3)
menggabungkan mempertentangkan, yaitu tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya; (4)
menggabungkan membetulkan, yaitu kata penghubung melainkan dan hanya; (5)
menggabungkan menegaskan, yaitu bahkan, malah (malahan), lagipula,
apalagi, dan jangankan; (6) menggabungkan membatasi, yaitu kecuali, hanya; (7)
menggabungkan mengurutkan, yaitu lalu, kemudian, selanjutnya; (8) menggabungkan
menyamakan, yaitu yakni, yaitu, bahwa, adalah, ialah; dan (9) menggabungkan
menyimpulkan, yaitu jadi, karena itu, oleh sebab itu.
Kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya
bertingkat dibagi menjadi kata penghubung yang menggabungkan (1) menyatakan sebab,
yaitu sebab, karena; (2) menyatakan syarat, yaitu kalau, jikalau, jika, bila, apabila, asal; (3)
menyatakan tujuan, yaitu agar, supaya; (4) menyuatakan waktu, yaitu ketika, sewaktu,
sebelum, sesudah, tatkala; (5) menyatakan akibat sampai, hingga, sehingga; (6) menyatakan
sasaran, yaitu untuk, guna; (7) menyatakan perbandingan, yaituseperti, sebagai, laksana; (8)
menyatakan tempat, yaitu kata penghubungtempat.
(11) Kata Keterangan
Kata keterangan merupakan kata yang memberi penjelasan pada kalimat atau bagian
kalimat lain. Kata keterangan dibagi menjadi dua, yaitu kata keterangan yang menyatakan
seluruh kalimat, dan kata keterangan yang menyatakan unsur kalimat (Chaer, 2006:162-163).
Kata keterangan yang menerangkan keseluruhan kalimat mempunyai empat fungsi.
Fungsi-fungsi tersebut antara lain (1) kepastian, yaitu memang, pasti, tentu; (2) keraguan atau
kesangsian, yaitu barangkali, mungkin, kiranya, rasanya, agaknya, rupanya; (3) harapan,
yaitu semoga, moga-moga, mudah-mudahan, hendaknya; dan (4) frekuensi, yaitu seringkali,
sesekali, sekali-kali, acapkali, jarang.
Kata keterangan yang menerangkan unsur kalimat berfungsi untuk menyatakan (1)
waktu, yaitu sudah, telah, sedang, lagi, tengah, akan, belum, masih, baru, pernah, sempat;
(2) sikap batin, yaitu ingin, mau, hendak, suka, segan; (3) perkenan, yaitu boleh, wajib, mesti,
harus, jangan, dilarang; (4) frekuensi, yaitu jarang, sering, sekali, dua kali; (5) kualitas,
yaitu sangat, amat, sekali, lebih paling, kurang, cukup; (6) kuantitas dan jumlah,
yaitubanyak, sedikit, kurang, cukup, semua, beberapa, seluruh, sejumlah, sebagian, separuh,
kira-kira, sekitar, kurang lebih, para, kaum; (7) penyangkalan, yaitutidak, tak, tiada, bukan;
dan (8) pembatasan, yaitu hanya, cuma.
(12) Kata Tanya
Kata tanya merupakan kata yang digunakan sebagai pembantu dalam kalimat tanya,
yang menanyakan tentang benda, orang, atau keadaan. Keraf (1992:68) menyatakan bahwa
kata tanya asli dalam Bahasa Indonesia adalah (1) apa, untuk menanyakan benda;
(2) siapa, untuk menyakan orang, dan (3)mana untuk menanyakan pilihan.
Ketiga kata tanya tersebut dapat dgabungkan dengan bermacam-macam kata depan,
seperti dengan apa, dengan siapa, dari mana, untuk apa, untuk siapa, ke mana, buat apa,
buat siapa, kepada siapa, dari apa, dan dari siapa. Adapula kata tanya lain yang bukan
menanyakan orang atau benda, melainkan menanyakan keadaan atau perihal,
seperti mengapa, bilamana, berapa, kenapa, dan bagaimana.
(13) Kata Seru
Kata seru merupakan kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Ada dua
macam kata seru bila dilihat dari strukturnya yaitu kata seru yang berupa kata-kata singkat
dan kata seru yang berupa kata-kata biasa (Chaer, 2006:193). Kata seru yang berupa kata-
kata singkat misalnya wah, cih, hai, o, oh, nah, ha, dan hah. Sedangkan kata seru yang
berupa kata-kata biasa seperti aduh, celaka, gila, kasihan, dan ya ampun, serta kata
serapan astaga, masya Allah, Alhamdulillah, dan sebagainya.
(14) Kata Sandang
Chaer (2006:193) menyatakan bahwa kata sandang yang ada dalam Bahasa Indonesia
adalah si, dan sang. Kata sandang si digunakan di depan kata nama diri, kata nama
perkerabatan, dan kata sifat, contohnya si Hasan, si adik, dan si gendut. Sedangkan kata
sandang sang berfungsi untuk mengagungkan dan digunakan di depan nama tokoh pahlawan,
nama tokoh cerita, atau nama sesuatu yang dihormati, misalnya Sang Mahaputra, Sang
kancil, Sang merah putih.
(15) Partikel Penegas
Partikel penegas merupakan morfem yang digunakan untuk menegaskan (Chaer,
2006:194). Partikel penegas dalam Bahasa Indonesia adalah -kah, -tah, -lah, -pun, dan -ter.

Kata Rujukan adalah kata yang menunjuk pada kata lain yang telah digunakan
sebelumnya sebagai pengganti dari kata aslinya. Kata rujukan umumnya menggunakan
kata-kata seperti disini, disana, ini, itu, dia, ia, tersebut dll

Contoh sederhananya adalah sebagai berikut :

Tadi pagi RINA terlambat masuk kelas. DIA bangun kesiangan.

Kata dia dalam kalimat diatas Merujuk pada bagian sebelumnya yaitu Rina. Singkatnya,
Kata Rina dalam kalimat tersebut adalah kata yang dirujuk, sedangkan kata dia dalam
kalimat tersebut adalah kata yang Merujuk

Bila diperjelas kalimat tersebut bisa saja menjadi.

Tadi pagi RINA terlambat masuk kelas, RINA bangun kesiangan.

Namun karena menggunakan kata rujukan, kata Rina digantikan dengan kata
rujukan “dia” dalam kalimat tersebut. Agar tidak terjadi pengulangan kata.

Kata rujukan sendiri terbagi menjadi 3 jenis kata rujukan:

1. Kata Rujukan Benda atau hal : Ini, itu, tersebut


2. Kata Rujukan Tempat : Disini, disana, disitu.
3. Kata Rujukan Orang atau Personil atau yang kedudukannya sama seperti
orang/makhluk hidup. Contohnya: Dia, Ia, beliau, mereka.

Contoh Kata Rujukan Benda

1. Kemarin saya membaca novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata,


novel INI merupakan salah satu novel terbaik yang pernah saya baca.
2. Salah satu cara untuk mencegah banjir adalah dengan tidak membuang sampah
sembarangan. Sayang, banyak orang yang masih tidak menyadari
hal TERSEBUT
3. Merk handphone milik Nurjannah adalah Nokia. handphone ITU dibeli dari hasil
keringatnya sendiri, berjualan keripik pedas di sekolah.
4. Banyak mengkonsumsi air putih sangat baik untuk kesehatan. Sayang banyak
orang tidak menyadari hal TERSEBUT.

Contoh Kata Rujukan Tempat

1. Aku tinggal di Jalan Mawar No 13, DISANA aku tinggal bersama orang tua dan
ketiga adik kecilku.
2. Jakarta adalah Ibukota Indonesia, DISANA terdapat bangunan Monumen
Nasional yang menjadi simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik
Indonesia.
3. Stadion Gelora Bung Karno sudah sangat ramai, DISINI sore nanti akan ada
pertandingan sepakbola antara Persija Jakarta melawan Persib Bandung.
4. Selepas lulus SMA nanti, aku akan bekerja di Kalimantan, DISANA aku akan
tinggal di rumah saudaraku.

Contoh Kata Rujukan Orang atau Personil

1. Putri adalah anak yang pintar, Ia selalu mendaapatkan ranking pertama di kelas.
(kata ‘ia’ merujuk pada Putri).
2. Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia. Beliau sebelumnya adalah
Gubernur DKI Jakarta.
3. Ridwan Kamil adalah Walikota Bandung saat ini, Beliau adalah salah satu
walikota terbaik di Indonesia.
4. Kakekku adalah seorang pejuang. Dia sering ikut berperang melawan penjajah
negara Indonesia dulu.
5. Ketika ulangan IPA tadi Hilman ketahuan mencontek di kelas. Untung saja DIA
masih diberi kesempatan untuk ulangan susulan minggu depannya

1. Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyambut positif penghargaan kepada


orang-orang yang telah bekerja keras tanpa pamrih, memberikan dampak positif
bagi masyarakat Indonesia melalui program Pahlawan untuk Indonesia tahun 2015.
Badrodin pun memberikan apresiasi kepada salah satu peraih penghargaan yang juga
merupakan Anggota Polwan dari Polres Nganjuk, Jawa Timur, yakni Aiptu Naniek
Yuliati. Nanik mendapat penghargaan dalam kategori pelayanan publik karena
mampu melayani dan menangani puluhan warga Nganjuk yang dipasung lantaran
gangguan jiwa. (sindonews.com)

Kata apresiasi yang merujuk pada bacaan di atas bermakna....


A. pembuktian terhadap sesuatu
B. penghargaan terhadap sesuatu
C. petunjuk terhadap sesuatu
D. pengamanan terhadap sesuatu
E. pengamatan terhadap sesuatu

2. Politikus Partai Golkar Nurdin Halid tak mengambil pusing terkait adanya
sejumlah pihak di internal Partai Golkar yang tak sepakat dirinya menjadi Ketua
Steering Committee (SC) Musyawarah Nasional (Munas) April 2016 mendatang.
Nurdin Halid menganggap penolakan itu adalah hal yang biasa di era demokrasi.
Nurdin Halid berpendapat jumlah kader Partai Golkar yang tak setuju dirinya menjadi
ketua SC bisa dihitung dengan jari. Nurdin menjelaskan, dirinya diusulkan sebagai
Ketua SC berdasarkan hasil kesepakatan antara Ketua Umum Partai Golkar hasil
Munas Bali Aburizal Bakrie (ARB / Ical) dan Ketua Umum hasil Munas Jakarta Agung
Laksono.

Kata dirinya pada bacaan di atas merujuk pada....


A. Partai Golkar
B. Ketua Steering Committee
C. Nurdin Halid
D. Abu Rizal Bakrie
E. Agung Laksono

3. Siapa yang menyangka, ternyata Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat dan Pulau
Morotai di Maluku Utara, yang terkenal dengan panorama alam, habitat laut, dan
tradisi masyarakatnya, masuk yang ditetapkan sebagai daerah tertinggal di
Indonesia tahun 2015-2019. Walau namanya tersohor seantero nusantara dan
mancanegara, terlepas sebagai daerah tertinggal bukan perkara mudah. Karena
masih dianggap wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibanding daerah
lain dalam skala nasional.
Kata panorama yang merujuk pada bacaan di atas bermakna....
A. laut yang indah
B. alam yang bebas dan luas
C. alam yang indah
D. kepulauan yang indah
E.lingkungan alam

Anda mungkin juga menyukai