Anda di halaman 1dari 9

Konsep teoritis

ilmu, akal dan


wahyu

AGAMA II_KELOMPOK 10
TEAM

11.. Nawa Iftitah 042111333160


2. Fien Noury Silmi 042111333163
2.
3. Mariyam Salwa Aura Sakinah 042111333137
3.
4. Anzelia Oktavianti 042111333183
4.
5. Tarisa Hervidianti 042111333181
5.
ILMU AKAL WAHYU
Menurut pandangan al-Qur'an, ilmu Akal berasal dari bahasa Arab dari
Al-Wahyu (wahyu) adalah kata masdar
adalah keistimewaan yang menjadikan kata‘aql (‫( عقل‬yang berarti akal, fikiran.
Dalam bahasa Indonesia, akal berarti (infinitif). Dia menunjuk pada dua
manusia unggul terhadap makhluk-
makhluk lain untuk menjalankan alat berpikir, daya pikir (untuk pengertian dasar, yaitu, tersembunyi

fungsi kekhalifahan (Q.S. Al-Baqarah mengerti, pikiran, ingatan). Akal juga dan cepat. Oleh sebab itu, dikatakan,
berarti daya pikir untuk memahami
[2]: 31-32). Secara terminologi, Al-Attas “Wahyu ialah informasi secara
sesuatu, dsb, jalan atau cara melakukan
menjelaskan ilmu menggunakan dua tersembunyi dan cepat yang khusus
sesuatu, daya upaya. Dalam Lisan al-
definisi;
Arab disebutkan bahwa al-‘aql berarti ditujukan kepada orang tertentu tanpa
Ilmu sebagai sesuatu yang berasal
al-bijr yang berarti menahan dan diketahui orang lain. Namun, terkadang
dari Allah SWT, bisa dikatakan
mengekang hawa nafsu. Seterusnya
bahwa ilmu adalah juga bermaksud al-muha, yaitu
diterangkan bahwa al-‘aql mengandung
datangnya(husul)makna sesuatu pengertian isim maf’ul, maknanya yang
arti kebijaksanaan (al-nuba), lawan dari
atau objek ilmu dalam jiwa lemah fikiran (albumq). Al-‘aql juga diwahyukan, dalam Al-Qur’an wahyu
Ilmu sebagai sesuatu yang diterima mengandung arti qalbu (al-qalb), yang diulang sebanyak 78 kali, yaitu dalam
oleh jiwa yang aktif dan kreatif, berarti memahami. Akal adalah daya bentuk kata benda (isim) sebanyak 6 kal,
ilmu bisa diartikan sebagai pikir dalam diri manusia dan salah satu
dan dalam bentuk kaya kerja (fi’il)
datangnya jiwa(wusul)padamakna daya jiwa yang mengandung arti
sesuatu atau objek ilmu. berfikir, memahami, dan mengerti. sebanyak 72 kali.
Fungsi Ilmu
Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk selalu belajar. Islam
mengajarkan umatnya untuk selalu menggunakan akal pikiran yang sudah
dikaruniakan Allah kepada manusia. Islam juga agama yang memposisikan ilmu
dalam posisi mulia.

Dalam QS. al-Baqarah ayat 30-33 menunjukkan betapa pentingnya ilmu untuk
manusia, bahkan manusia pertama yang Allah ciptakan, langsung mendapatkan
pelajaran tentang apa-apa yang ada di surga oleh Allah. Ayat tersebut juga
menjelaskan kepada kita, bahwa Islam adalah agama ilmu pengetahuan, di mana
kita semua mempunyai potensi untuk mengembangkan apa yang sudah kita miliki
bersama, yaitu akal pikiran kita yang merupakan anugerah Allah yang luar biasa.
Ilmu yang ada membuat manusia lebih baik.
Fungsi AKAL
Akal merupakan anugerah paling utama yang diberikan Allah SWT kepada
manusia. Karena memiliki akal pula, manusia memiliki keistimewaan dan sekaligus
pembeda dengan makhluk Allah lainnya.

Melalui akal manusia dapat memiliki kecerdasan. Kecerdasan akal yang dimaksud
adalah potensi untuk mengartikulasi dan mengembangkan segala sesuatu dari yang
tidak diketahui menjadi diketahui, dari yang keliru bisa menjadi benar, dari yang
tidak ada menjadi diadakan (dibuat atau diciptakan), dan dari sulit menjadi mudah,
dan sebagainya. Itulah gambaran sederhana mengenai kesempurnaan akal manusia.
Dengan kepandaian dan ketajaman pikiran nya, manusia mampu untuk berfikir,
mengerti, memahami, menjelaskan segala aspek baik yang tampak maupun
tersembunyi.
Fungsi WAHYU
Pengetahuan yang bersumber dari Allah, kemudian disampaikan melalui
Nabi dan Rasul-Nya. Melalui wahyu, diajarkan sejumlah pengetahuan yang
terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh manusia.

Fungsi wahyu memberikan informasi kepada manusia, dalam arti wahyu


memberi tahukan manusia tentang cara berterima kasih kepada Sang
Pencipta, menyempurnakan akal sehingga mengetahui yang baik dan buruk,
selain juga menjelaskan perincian pahala dan hukuman yang diterima oleh
manusia di akhirat.
Perbandingan serta Hubungan Akal,
Ilmu, dan Wahyu secara Filosofis

Muhammad
Abduh Harun
Nasution

Persamaan:
Diarahkan untuk mengembalikan Perbedaan:
pengertian yang tepat terhadap Islam. Berbeda dalam mendefinisikan teologi
Pemikirannya selalu bersumber dari Al- Kondisi sosio kultural yang yang berbeda
Qur’an dan hadits M. Abduh menjelaskan dengan metode
Menghendaki tatanan Islam yang terlepas filosofis sosial sedangkan Harun
dari sikap taklid. menggunakan metode filosofis kimia
Pemikiran mereka berangkat dari ide Pengaruh pemikiran M. Abduh sangat
Kedua tokoh merupakan pengajar dan menyebar sedangkan Harun hanya sebagian
pendidik masyarakat Indonesia
Dalam pemikirannya, kedua tokoh tersebut berpendapat bahwa
wahyu dan akal akan selalu berkaitan dan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Akal dapat bekerja kapanpun serta dapat
menentukan baik dan buruk. Akal dianugerahkan untuk manusia
sebagai pembeda mereka dengan makhluk lain dan juga agar
manusia bisa memperoleh pengetahuan. Wahyu bekerja agar akal
tetap bersambung. Karena dalam pandangan Islam manusia
mempunyai nilai-nilai fitri dan sifat-sifat insaniah, maka Allah SWT
juga menurunkan ilmu dan wahyu agar manusia mampu memahami
fungsi akal dengan mematuhi perintahNya dan menjauhi
laranganNya.

wahyu ilmu akal


Thank
You

Anda mungkin juga menyukai