Anda di halaman 1dari 5

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Zakat

Zakat merupakan rukun islam yang kelima dimana, zakat berasal dari

Bahasa arab “Zaka” yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik dan

bertambah (Harisah, Hoironi, Sa'adah, & Jalil, 2021). Adapun zakat

menurut syariat yaitu mengambil harta tertentu, dari harta tertentu,

dengan ukuran tertentu dan untuk golongan tertentu (Hambari, Arif, &

Zaim, 2020).

Zakat secara harfiah memiliki dua makna yaitu “memurnikan” dan

“membersihkan” dalam arti bahwa zakat sebagai ibadah yang dapat

memurnikan hati bagi yang menunaikannya dengan menghilangkan sifat

kikir semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Selain itu zakat berarti

“kesuburan” dan “pertumbuhan” yang bermakna bahwa pembayaran

zakat dirancang untuk memfasilitasi pertumbuhan kekayaan dan

semangat diantara para pembayar zakat (Sakinah & Thamrin, 2021)

Menurut UU tentang pengelolaan zakat no 23 tahun 2011 Zakat

diartikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau

badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai

dengan ketentuan syariat.

Berdasarkan defenisi zakat dari uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa zakat adalah bagian harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang

muslim untuk disalurkan kepada yang berhak menerimanya guna


membersihkan hati bagi yang menunaikannya dengan menghilangkan

sifat kikir semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT.

Selain itu Adapun yang menjadi dasar hukum pelaksanaan Zakat

didasarkan pada firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 103 yaitu :

Artinya: ambillah zakat dari Sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk

mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha mendengar

lagi Maha mengetahui.

Maksud dari ayat di atas adalah bahwa zakat itu membersihkan

mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta

benda karena zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati

mereka. Selain itu ada beberapa tujuan dari zakat menurut (Samsul,

2021) yaitu:

1. mensucikan hati-hati manusia dari sifat-sifat tercela, terutama sifat

bakhil, kikir, dan rakus terhadap harta, serta hubbub al-dunya yang

berlebihan.

2. Mensucikan harta manusia dari hal-hal yang bersifat syubhat atas

perolehan harta tersebut, dan menhindarkan dari hal yang haram


3. Memberikan ketenangan dan ketentraman hati dan pikiran para

muzakki atas harta yang mereka miliki.

Adapun menurut (Asa, Defit, & Na'am, 2019) zakat terbagi dalam dua

jenis yaitu:

a. Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dikeluarkan oleh seorang

muslim yang mampu pada bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri

untuk menyucikan diri.

b. Zakat mal atau zakat harta merupakan zakat yang mencakup hasil

pertanian, perniagaan, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, emas,

perak, harta temuan, dan lain sebagainya yang dikeluarkan oleh

seorang muslim dan masing-masing harta tersebut memiliki

perhitungannya sendiri-sendiri.

Menurut mannan (Hakim, 2020), zakat mempunyai 6 prinsip unik, yaitu:

a. Prinsip Keyakinan Keagamaan

Bagi orang yang bayar zakat (muzaki), zakat merupakan salah satu

manifestasi dari keyakinan agamanya

b. Prinsip Pemerataan dan Keadilan

Membagi kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil

kepada manusia

c. Prinsip Produktivitas

Menekankan bahwa zakat memang harus dibayar karena milik

tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah melewati jangka

waktu tertentu
d. Prinsip Nalar

Sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus

dikeluarkan.

e. Prinsip Kebebasan

Zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas

f. Prinsip Etika dan Kewajaran

Zakat tidak dipungut secara semena-mena.

2. Peran Zakat dalam Pemulihan Ekonomi pada Masa Covid-19

3. Distribusi Zakat

Distribusi adalah aktivitas menyalurkan produk baik barang maupun

jasa dari produsen ke konsumen (Zulkarnaen, Fitriani, & Yuningsih,

2020).

Distribusi dalam Islam merupakan penyaluran harta yang dimiliki, baik

dimiliki oleh pribadi atau umum (publik) kepada pihak yang berhak

menerima yang ditujukan dalam hal ini untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan syariat Islam yang mencakup

pengaturan kepemilikan, unsur-unsur produksi, dan sumber-sumber

kekayaan (Ihwanudin & Rahayu, 2020).

Distribusi zakat merupakan penyaluran atau pembagian dana zakat

kepada mereka yang berhak dengan tujuan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam bidang perekonomian sehingga dapat


memperkecil kelompok masyarakat yang kurang mampu yang pada

akhirnya akan meningkatkan finansial kelompok muzaki (Azizah, 2018).

Anda mungkin juga menyukai