Anda di halaman 1dari 184

BAHAN KHOTBAH, PA, DAN RENUNGAN

MASA PERAYAAN PASKAH DAN PENTAKOSTA


(MPPP) TAHUN 2024
SINODE GKSBS

Tema:
“PADA SALIB YESUS, AKU BERLINDUNG”
14 PEBRUARI – 28 MEI 2024
SINODE GKSBS

SINODE GEREJA KRISTEN SUMATRA BAGIAN SELATAN


Jl. Yos Sudarso 15 Polos Metro Pusat, Kota Metro. Lampung. 34111
Tlp. 0725-785513; Website : https://gksbs.org ; Email : sinode@gksbs.org
Facebook Page : https://facebook.com/rumahbersama ; Twitter : @GKSBS

1
PENJELASAN GAMBAR SAMPUL
Pada masa lalu “Salib” adalah simbol hukuman bagi pemberontak dan penjahat , salib yang
di buat tinggi dan menjulang menjadi sebuah tanda peringatan agar setiap orang yang akan berbuat
tidak baik dapat ciut nyalinya dan urung untuk tidak meneruskan kejahatannya. Pemerintahan
sering kali memakai alat penyiksaan yang bahkan dapat menyebabkan kematian untuk menakut-
nakuti dan menimbulkan efek jera. Pada salib ada kengerian dan siapapun yang tersalib disana
adalah hukuman yang dianggap pantas bagi para pemberontak dan penjahat. Yesus juga disalib
namun ia terbukti tidak bersalah. Yesus membawa makna baru pada salib yang erat dengan
penderitaan yang bisa dialami siapapun menjadi sebuah tanda Kasih Bapa (bnd Yoh 3:16). Setiap
orang yang mendapat cinta kasih Allah disadarkan bahwa salib Yesus bukan hukuman tetapi
keselamatan yang diberikan bagi Manusia. Manusia dapat menderita atau menghadapi tantangan di
dunia tetapi ada Tuhan yang beserta dan mengubah seluruh keadaan kita. Melalui peristiwa salib
kita belajar mengenal Yesus dan rancangan Bapa lebih dalam bagi umat Kristen di GKSBS ini.
Sinode GKSBS dalam masa penghayatan paska dan pentakosta mengajak kita dalam
perenungan bersama melihat salib yang dipikul Yesus, salib itu juga yang dipikul saudara
saudaramu dalam persekutuan. Tidak lah mudah membuat sebuah persekutuan yang hangat dan
mencerminkan Kasih Bapa, karena sering kali ada rasa sakit dan keengganan untuk mengambil
bagian terlebih “ego” pribadi dalam menanggapi Karya Tuhan dalam persekutuan. Oleh sebab itu
mari kita melihat dan menilik lebih dekat pada salib yang sering kali digotong oleh saudara saudara
kita atau bahkan pada salib yang kita pikul, sudahkah kita melihat damai sejahtera seperti saat kita
menyesal seraya berujar “dalam bilur dan darah Yesus ada keselamatan, Ia Mati bagi dosa dosaku,
dan kebangkitannya membuatku percaya”.

2
KATA PENGANTAR
Salam Dalam Kasih Kristus.
Kembali kita berjumpa dalam Masa Perayaan Paska dan Pentakosta (MPPP) Sinode
GKSBS di tahun 2024. Dalam MPPP ini sub tema yang didiskusikan adalah: “PADA SALIB
YESUS, AKU BERLINDUNG”.
Inilah Tema yang membekali kita dalam pelayanan Khotbah, Sarasehan, Renungan dan PA
Kategorial selama tanggal 14 PEBRUARI – 28 MEI 2024. Bahan ini tentunya adalah hasil refleksi
mendalam dari 3 loci, yaitu Teks Alkitab, Konteks dan wawasan kegerajaan. Tentu bahan terbitan
GKSBS menjadi spesifik membunyikan GKSBS karena ada wawasan ke-GKSBS yang menjadi
salah satu loci dalam berteologi.
Dalam perjalanan penulisan Sinode GKSBS terdapat 2 hal penting yang perlu mengisi
kurikulum GKSBS, yang pertama adalah nilai-nilai GKSBS Sebagai identitas GKSBS, dan yang
kedua adalah GKSBS sebagi kesatuan dengan yang lainnya (Oikoumene). Kedua bagaian ini
dijabarkan sebagai berikut;
1. Identitas GKSBS dibicarakan dalam bahan terbitan dalam 2 bagian, yaitu nilai-nilai yang
kuat dan nilai-nilai yang melemah selama 3 tahun berturut-turut yang dinamakan “Menjadi
GKSBS”. “Menjadi GKSBS” tentunya bukan karena kita bukan GKSBS, melainkan
“Menjadi GKSBS” karena kita adalah GKSBS. Dengan demikian, “Menjadi GKSBS”
hendaknya dipahami sebagai upaya yang dilakukan oleh GKSBS agar terus dapat
mempertahankan identitasnya di tengah terpaan perubahan.
2. Jika bagian awal penulisan dimulai dari internal GKSBS, maka bagian untuk terbitan di
tahun ke 4 dan 5 terbitan GKSBS akan memulai dari sesuatu yang lebih luas yaitu dari
perspektif oikoumene. Dalam hal ini GKSBS akan menggunakan leksionary sebagai bahan
terbitan. Karena dalam lectionary sudah tersedia bahan bacaan, maka dalam hal ini GKSBS
akan menemukan/memotret konteks untuk diperjumpakan dengan bacaan tersebut. Artinya
pada bagian kedua ini konteks GKSBS dan bacaan lectionary mendapat porsi yang sama.
Hasil yang diharapkan pada tahun ke 4 dan 5 adalah bagaiman konteks GKSBS yang
berjumpa dengan teks dapat menghasilkan atau dijawab dengan nilai-nilai GKSBS yang
dibicarakan pada tahun I, II dan III.
Selanjutnya sangat diharapkan Majelis Jemaat di Sinode GKSBS dapat melakukan sermon
sebelum berkhotbah. Persiapan yang matang akan menentukan hasil lebih maksimal. Demikianlah
SAH ini dibuat, kirannya biasa menjadi referensi Majelis Jemaat di sinode GKSBS untuk
memperkaya wawasan dalam ber kotbah.
Selain itu, terkait dengan Panduan PA, perlu dipahami bahwa peran pemandu PA bukanlah
menjadi nara sumber melainkan menjadi pemandu yang menghidupkan partisipasi peserta PA,
sedangkan para peserta PA diharapkan terlibat aktif dalam berteologi bersama dan mau saling
menghargai pendapat satu dengan yang lainnya. hal ini dikarenakan PA merupakan Proses belajar
berteologi bersama. Supaya dalam proses belajar berteologi bersama dapat berjalan lancar, akan

3
lebih baik pemandu PA mempersiapkan diri dengan baik. Dengan demikian pemimpin PA akan
memandu jalannya PA dengan lancar.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada GKSBS Klasis Metro, yang telah
memberikan persembahan terbaik untuk tulisan ini. Mari kita merayakan pemeliharan Tuhan.
Semoga Tuhan memampukan kita.
Selamat merayakan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta (MPPP) Sinode GKSBS Tahun
2024. Tuhan Yesus memberkati.

Salam Kasih.
Metro, Pebruari 2024
Majelis Pimpinan Sinode (MPS) GKSBS,
Sekretaris

Pdt. Erik Timoteus Purba, M.Si.

4
DAFTAR ISI

PENJELASAN GAMBAR SAMPUL................................................................................................2


KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................5
Khotbah Rabu Abu, 14 Pebruari 2024.............................................................................................8
LITURGI IBADAH RABU ABU.................................................................................................10
Khotbah Minggu, 18 Pebruari 2024..............................................................................................16
Sarasehan Senin, 19 Pebruari 2024...............................................................................................19
Panduan PA Umum Selasa, 20 Pebruari 2024...............................................................................23
Panduan PA Perempuan Selasa, 20 Pebruari 2024........................................................................25
Panduan PA Pemuda Selasa, 20 Pebruari 2024.............................................................................27
BAHAN RENUNGAN Kamis, 22 Pebruari 2024.........................................................................29
Khotbah Minggu, 25 Pebruari 2024..............................................................................................30
Panduan PA Umum Selasa, 27 Pebruari 2024...............................................................................33
Panduan PA Pemuda Selasa, 27 Pebruari 2024.............................................................................37
BAHAN RENUNGAN Kamis, 29 Pebruari 2024.........................................................................39
Khotbah Minggu, 3 Maret 2024....................................................................................................40
Panduan PA Umum Selasa, 5 Maret 2024.....................................................................................42
Panduan PA Perempuan Selasa, 5 Maret 2024..............................................................................44
Panduan PA Pemuda Selasa, 5 Maret 2024...................................................................................46
BAHAN RENUNGAN Kamis, 7 Maret 2024...............................................................................48
Khotbah Minggu, 10 Maret 2024..................................................................................................49
Panduan PA Umum Selasa, 12 Maret 2024...................................................................................51
Panduan PA Perempuan Selasa, 12 Maret 2024............................................................................53
Panduan PA Pemuda Selasa, 12 Maret 2024.................................................................................55
BAHAN RENUNGAN Kamis, 14 Maret 2024.............................................................................57
Khotbah Minggu, 17 Maret 2024..................................................................................................58
Panduan PA Umum Selasa, 19 Maret 2024...................................................................................60
Panduan PA Perempuan Selasa, 19 Maret 2024............................................................................62
Panduan PA Pemuda Selasa, 19 Maret 2024.................................................................................64
BAHAN RENUNGAN Kamis, 21 Maret 2024.............................................................................66
Khotbah Minggu, 24 Maret 2024..................................................................................................67
Panduan PA Umum Selasa, 26 Maret 2024...................................................................................70
Panduan PA Perempuan Selasa, 26 Maret 2024............................................................................73
Panduan PA Pemuda Selasa, 26 Maret 2024.................................................................................75
Khotbah Kamis Putih, 28 Maret 2024...........................................................................................77
LITURGI IBADAH KAMIS PUTIH............................................................................................78
Khotbah Jumat Agung, 29 Maret 2024..........................................................................................82
Khotbah Sabtu Sunyi, 30 Maret 2024............................................................................................85
Khotbah Minggu Paskah, 31 Maret 2024......................................................................................88
5
LITURGI PASKA.........................................................................................................................91
Panduan PA Umum Selasa, 2 April 2024......................................................................................94
Panduan PA Perempuan Selasa, 2 April 2024...............................................................................96
Panduan PA Pemuda Selasa, 2 April 2024....................................................................................98
BAHAN RENUNGAN Kamis, 4 April 2024..............................................................................100
Khotbah Minggu, 7 April 2024...................................................................................................101
Panduan PA Umum Selasa, 9 April 2024....................................................................................103
Panduan PA Perempuan Selasa, 9 April 2024.............................................................................105
Panduan PA Pemuda Selasa, 9 April 2024..................................................................................107
BAHAN RENUNGAN Kamis, 11 April 2024............................................................................109
Khotbah Minggu, 14 April 2024.................................................................................................110
Panduan PA Umum Selasa, 16 April 2024..................................................................................113
Panduan PA Perempuan Selasa, 16 April 2024...........................................................................115
Panduan PA Pemuda Selasa, 16 April 2024................................................................................117
BAHAN RENUNGAN Kamis, 18 April 2024............................................................................119
Khotbah Minggu, 21 April 2024.................................................................................................120
Panduan PA Umum Selasa, 23 April 2024..................................................................................123
Panduan PA Perempuan Selasa, 23 April 2024...........................................................................125
Panduan PA Pemuda Selasa, 23 April 2024................................................................................127
BAHAN RENUNGAN Kamis, 25 April 2024............................................................................129
Khotbah Minggu, 28 April 2024.................................................................................................130
Panduan PA Umum Selasa, 30 April 2024..................................................................................133
Panduan PA Perempuan Selasa, 30 April 2024...........................................................................135
Panduan PA Pemuda Selasa, 30 April 2024................................................................................137
BAHAN RENUNGAN Kamis, 2 Mei 2024................................................................................140
Khotbah Minggu, 5 Mei 2024.....................................................................................................141
Panduan PA Umum Selasa, 7 Mei 2024......................................................................................144
Panduan PA Perempuan Selasa, 7 Mei 2024...............................................................................147
Panduan PA Pemuda Selasa, 7 Mei 2024....................................................................................150
Khotbah Kenaikan Tuhan Yesus, 9 Mei 2024.............................................................................152
LITURGI HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS.....................................................................155
Khotbah Minggu, 12 Mei 2024...................................................................................................158
Panduan PA Umum Selasa, 14 Mei 2024....................................................................................161
Panduan PA Perempuan Selasa, 14 Mei 2024.............................................................................163
Panduan PA Pemuda Selasa, 14 Mei 2024..................................................................................165
BAHAN RENUNGAN Kamis, 16 Mei 2024..............................................................................167
Khotbah Minggu, 19 Mei 2024...................................................................................................168
Panduan PA Umum Selasa, 21 Mei 2024....................................................................................171
Panduan PA Perempuan Selasa, 21 Mei 2024.............................................................................173
Panduan PA Pemuda Selasa, 21 Mei 2024..................................................................................175
BAHAN RENUNGAN Kamis, 23 Mei 2024..............................................................................177
6
Khotbah Minggu, 26 Mei 2024...................................................................................................178
Panduan PA Umum Selasa, 28 Mei 2024....................................................................................181
Panduan PA Perempuan Selasa, 28 Mei 2024.............................................................................183
Panduan PA Pemuda Selasa, 28 Mei 2024..................................................................................185

7
Khotbah Rabu Abu, 14 Pebruari 2024
Warna Liturgi : Ungu
Rabu Abu
PADA SALIB YESUS, AKU MENGIKUTNYA
MATIUS 6:1-6, 16-21
Ucapan salam dapat diawali dengan shalom dan menarik minat pendengar dengan menyapa
dan menyampaikan hal hal baik yang telah di alami.
Berpuasa adalah proses menahan diri. Dimana kita menahan setiap keinginan jasmani kita
uagar kita menguatkan sisi spiritual kita. Berpuasa atau kegiatan berpuasa sudah dikenal tidak
hanya bagi kalangan umat beragama Kristen seperti yang kita pahami beberapa dekade ini, Orang
orang pada zaman dahulu juga sudah melakukan proses berpuasa dengan caranya masing masing.
Ada yang melakukannya untuk mencari kekuatan, menemukan dirinya sendiri (seperti kisah dewa
ruci) ataupun menarik diri dari kegiatan guna mendekatkan diri kepada sang pencipta. Apapun
yang diperolehnya dari hasil berpuasa tentunya menjadi hal yang di gunakannya untuk
kehidupannya atas pencariannya.
Seringkali hal yang terjadi setelah berpuasa nampak pada hal hal yang dikategorikan “luar
biasa”. Sebut saja kisah Yohanes pembabtis yang berpuasa dari masa kecil dengan hidup “terbatas”
di padang gurun dan mengendalikan dirinya untuk tugas yang mulia yaitu mengelola suatu bangsa
untuk dapat “bertobat” dan banyak orang melihatnya juga mengakuinya dan terjadilah babtisan
pertobatan. Ia hadir mendahului untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan.
Pada kisah dalam injil Matius ini pun kita diajak untuk melihat hal hal yang secara spiritual
membangun kedekatan dengan sang penciptanya seiring waktu mengalami penurunan makna dari
keutamaan kegiatan itu dan hanya menjadi cara untuk dapat terlihat “lebih suci” dihadapan
manusia. Maka Yesus kembali mengingatkan setiap orang yang mendengarnya untuk dapat
kembali memaknai diri atas apa yang dikerjakannya dengan bersedekah, berdoa dan berpuasa.
apabila memberi sedekah jangan sampai itu terlihat oleh tangan kirimu hendaklah itu tersembunyi.
Apabila berdoa, berdoalah didalam ruangan tersembunyi dimana bapaMu berada. Yesus
mengajarkan bahwa apa yang dilakukan untuk Tuhan, kerjakan itu dengan tersembunyi karena ada
Upah yang akan diterima dan bukan upah seperti bagi orang orang munafik. Dimana mereka
melakukan hal hal yang tercatat baik dalam aturan keagamaan untuk dilihat manusia tetapi hati
mereka jauh dari Tuhan.
40 hari kedepan kita akan melakukan puasa dimana ukuran puasa kita adalah menahan diri
kita dengan segala ukuran yang mungkin berat dalam mengekang kejasmanian kita. Namun kita
mengupayakan segala sesuatu dengan menjauhkan diri dari keinginan untuk dipuji manusia tetapi
arahkan niatmu untuk mendapat pujian dan upah dari Bapa. Jika salib Yesus adalah perlambang
“rancangan Bapa atas keselamatan manusia” maka dari salib itu kita diajak untuk merenungkan
dan mengikutNya. Selamat berpuasa dengan mengarahkan diri pada salib Yesus. Ikutlah aku dan
pikulah salib.

8
9
LITURGI IBADAH RABU ABU
1. PERSIAPAN IBADAH
• Saat Teduh
• Doa Persiapan Ibadah
2. PEMBUKAAN
Lit: Saudara yang dikasihi Tuhan, Tepat pada hari ini kita memasuki masa
Pra Paska. Untuk mengawali masa Pra Paska, kita menandainya dengan penerimaan
abu. Penorehan abu yang akan kita terima adalah lambang kesiapan untuk
menjalankan pertobatan melalui puasa pengendalian hidup. Secara khusus hari ini
kita akan berkumpul bersama untuk mendalami arti pertobatan dan puasa. Kita
berharap masa Pra Paska ini dapat menjadi masa instropeksi diri.
Abu mengingatkan kita pada debu tanah. Manusia diciptakan oleh Tuhan dari tanah.
Pada hakikatnya tanah menjadi pijakan kehidupan. Di atas tanah semua habitat dan
kehidupan bertumpu. Bila kita dicipta oleh Tuhan dari tanah, apakah kita juga
bersedia menjadi tumpuan kehidupan bagi semua ciptaan Allah?
Saudara yang dikasihi Tuhan, semua yang kita lakukan kiranya terarah pada Tuhan.
Ia sendiri yang melihat pertobatan kita. Karena itu, marilah kita mendengar suara-
Nya dan mendengar panggilan-Nya.
3. NYANYIAN UMAT KJ 33: 1-3 “SUARA-MU ‘KUDENGAR”
(Jemaat Berdiri)
Lit: 1) Suara-Mu kudengar memanggil diriku,
supaya ‘ku di Golgota dibasuh darah-Mu!

2) Kendati ‘ku lemah, tenaga Kauberi;


Kauhapus aib dosaku, hidupku pun bersih

3) Kaupanggil diriku, supaya kukenal


iman, harapan yang teguh dan kasih-Mu kekal.

Reff. Aku datanglah, Tuhan, pada-Mu;


dalam darah-Mu kudus sucikan diriku.
4. VOTUM
PF : Kebaktian Rabu Abu ini kita kuduskan dengan pengakuan bahwa pertolongan kita
adalah dalam Nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi.

Jmt: Menyanyikan AMIN, AMIN, AMIN!


5. SALAM
PF : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus
Kristus serta persekutuan dengan kuasa Roh Kudus menyertai saudara!
10
Jmt: Dan menyertai engkau juga.
(Jemaat Duduk)
6. NAS PEMBIMBING
Lit: Nas Pembimbing bagi kita, Mazmur 51:3-4 Kasihanilah aku, ya Allah menurut
Kasih Setia-Mu, Hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar.
Bersihkanlah aku seluruhnya dari dosaku.
7. MENYANYIKAN KJ 3:1,2&4 KAMI PUJI DENGAN RIANG
Lit: 1) Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar;
bagai bunga t’rima siang, hati kami pun mekar.
Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t’lah lenyap.
Sumber suka yang abadi, b’ri sinar-Mu menyerap.

2) Kau memb’ri, Kau mengampuni,Kaulimpahkan rahmat-Mu,


Sumber air hidup ria, Lautan kasih dan restu.
Yang mau hidup dalam kasih Kaujadikan milik-Mu,
agar kami menyayangi, meneladan kasih-Mu.

4) Mari kita pun memuji dengan suara menggegap,


menyanyikan kuasa kasih yang teguh serta tetap.
Kita maju dan bernyanyi, jaya walau diserang,
ikut mengagungkan kasih dalam lagu pemenang.
8. PENGAKUAN DOSA
Lit : Tuhan, kami dicipta dari tanah supaya kami menjadi pijakan kehidupan bagi semua
ciptaan-Mu yang lain. Kami sadar bahwa kehidupan yang kami jalani dipenuhi
dengan berbagai dinamika sehingga kami melupakan sesama kami. Ampunilah kami
ya Tuhan.

Jmt: Tuhan kasihanilah kami.

Lit: Mulai hari ini kami memasuki masa raya Paska. Melalui Rabu abu kami diingatkan
bahwa sebagai ciptaan yang berasal dari tanah, kami harus melembutkan hati supaya
hidup kami menumbuhkan hidup banyak orang. Tuhan ampunilah kami yang belum
bisa melembutkan hati ini.

Jmt: Tuhan kasihanilah kami.


Lit : Melalui puasa dan pantang di masa Paska, bersekutu dalam doa, dan tindakan kasih
selama masa Paska kami diundang untuk menghayati iman percaya kepada-Mu.
Tuhan tolonglah kami supaya semua mampu menjalani disiplin rohani selama masa
Paska. Bukan menjadikannya sebagai sarana menonjolkan diri dan selfie rohani.

11
Tolonglah kami agar melakukan puasa, pantang, doa dan amal kasih agar iman
bertumbuh dan kami turut serta dengan Engkau dalam mewujudkan hadirnya tanda-
tanda kerajaan Surga.
Jmt: Tuhan kasihanikah kami.
L+J
: Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Lit : Menyanyikan KJ 40:1-4 Ajain Benar Anugerah


1) Ajaib benar anugerah pembaru hidupku !
Ku hilang buta bercela, oleh-Nya ku sembuh.

2) Ketika insaf ku cemas, sekarang ku lega !


Syukur, bebanku t’lah lepas berkat anugerah !

3) Di jurang yang penuh jerat terancam jiwaku


Anug’rah kupegang erat dan aman pulangku.

4) Kudapat janji yang teguh, kuharap sanda-Nya


Dan Tuhanlah perisaiku, tetap selamanya.
9. BERITA ANUGERAH
(Jemaat Berdiri)
Lit: Marilah kita menerima anugerah Allah sebagaimana yang tertulis di dalam 2 Kor 6:
1-2 demikian Firman Tuhan, “sebagai teman-teman sekerja, kami menasehatkan
kamu supaya kamu jangan membuat menjadi sia sia KAsih Karunia Allah, yang
telah kamu terima. Sebab Allah berfirman : “pada waktu Aku berkenan, aku akan
mendengarkan Engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, aku akan menolong
engkau.
Jmt:
Syukur kepada Allah.

(Jemaat saling berjabat tangan dengan orang lain sambil mengucapkan Damai
Tuhan besertamu”)

10. NYANYIAN KESANGGUPAN: KJ 370:1,3 Ku Mau Berjalan Dengan Juruslamatku.


Lit: 1) ‘Ku mau berjalan dengan Jurus’lamatku
Di lembah berbunga dan berair sejuk.
Ya, kemana juga aku mau mengikut-Nya
sampai aku tiba di neg’ri baka.

12
3) Bersama Jurus’lamat hatiku teguh
di lembah dan bukit yang perlu kutempuh.
Tuhanku membimbing aku pada jalan-Nya
yang menuju rumah Allah yang baka.

Reff. Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;


‘ku tetap mendengar dan mengikut-Nya.
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;
ya, ke mana juga ‘ku mengikut-Nya!
(Jemaat Duduk)
11. PELAYANAN FIRMAN
PF:  Doa Epiklesis
 Pembacaan Alkitab
 Kotbah
 Doa Syafaat dan Bapa Kami
12. LITANI PENOREHAN ABU
PF : Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya,
lalu memakai kain kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota,
sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih. Di tiap-tiap daerah, ke mana
titah dan undang-undang raja telah sampai, ada perkabungan yang besar di antara
orang Yahudi disertai puasa dan ratap tangis; oleh banyak orang dibentangkan kain
kabung dengan abu sebagai lapik tidurnya

Jmt: Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan.

PF: Ingat bahwa debu engkau, dan akan kembali menjadi debu engkau.

Jmt: Ampuni kami Tuhan

PF: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah
kepada Injil! "

Nyanyian KJ 27:1,2,5 Meski Tak Layak Diriku


1) Meski tak layak diriku, tetapi kar'na darahMu
dan kar'na Kau memanggilku, 'ku datang, Yesus, padaMu
(Jemaat secara bergantian maju untuk menerima penorehan abu)
2) Sebagaimana adanya jiwaku sungguh bercela,
darahMulah pembasuhnya; 'ku datang, Tuhan padaMu.

13
5) Sebagaimana janjiMu menyambut dan membasuhku,
ya Anakdomba yang kudus, 'ku datang kini padaMu.

PF: Bertobatlah, Tuhan mengampuni dosamu!


13. PELAYANAN PERSEMBAHAN
Dkn: Allah adalah pengasih dan penyayang. Dalam kasih-Nya kita dipangggil untuk
menyatakan kasih. Melalui persembahan yang kita naikkan pada Tuhan, kita diajar
utuk berbagi dengan tulus sebagaimana Tuhan Yesus berkata dalam Matius 6:3
“Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang
diperbuat tangan kananmu”

Nyanyian Syukur KJ 365b:1-3, “TUHAN, AMBIL HIDUPKU”


1) Tuhan, ambil hidupku dan kuduskan bagi-Mu;
pun waktuku pakailah memuji-Mu s’lamanya, memuji-Mu s’lamanya.

2) Tangan-Mu gerakkanlah, kasih-Mu pendorongnya,


dan jadikan langkahku berkenan kepada-Mu, berknan kepada-Mu.

3) Harta kekayaanku jadi alat bagi-Mu;


akal budi dan kerja, Tuhan, pergunakanlah! Tuan, pergunakanlah!
(Jemaat Berdiri)
Doa syukur persembahan.
(Jemaat Duduk)
14. BERITA JEMAAT
15. PENGAKUAN IMAN RASULI
(Jemaat Berdiri)
PF: Bersama dengan umat Tuhan di segala abad dan tempat, marilah kita memperbarui
iman percaya kita dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli bersama-sama.
16. PENGUTUSAN DAN BERKAT
PF: Saudara, masukilah masa pertobatan dan puasa dengan
memandang Allah yang Maha kasih.

Jmt: Kami akan memandang kasih Tuhan


PF : Lakukan dengan hati tulus sambil memuliakan Allah
Jmt: Syukur kepada Allah
PF: Terpujilah Tuhan Yesus Kristus
Jmt: Kini dan selamanya.
PF: Haleluya!
Jmt: Menyanyikan “Haleluya, haleluya, haleluya, haleluya, haleluya, amin, amin, amin.”

14
PF: Arahkanlah hatimu kepada Tuhan, dan terimalah berkat-Nya: Tuhan memberkati
kita dan melindungi kita, Tuhan menyinari kita dengan wajah-Nya dan
memberi kita kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada kita
dan memberi kita damai sejahtera. Amin.
17. NYANYIAN PENUTUP KJ 407:1-2 TUHAN, KAU GEMBALA KAMI
PF: 1) Tuhan, Kau Gembala kami tuntun kami, dombaMu;
b’rilah kami menikmati hikmat pengurbananMu.
Tuhan Yesus, Jurus’lamat, kami ini milikMu,
Tuhan Yesus, Jurus’lamat, kami ini milikMu,

2) Kau Pengawal yang setia, Kawan hidup terdekat.


Jauhkan kami dari dosa panggil pulang yang sesat.
Tuhan Yesus, Jurus’lamat, kami mohon, b’ri berkat.
Tuhan Yesus, Jurus’lamat, kami mohon, b’ri berkat.
18. SAAT TEDUH

15
Khotbah Minggu, 18 Pebruari 2024
Warna Liturgi : Ungu
Minggu Pra-Paskah I
BERLINDUNG PADA SALIB KRISTUS
I PETRUS 3: 18-22
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus…
Dalam Ibadah saat ini kita memasuki Minggu Pra Paska yang pertama Masa Perayaan
Paskah dan Pentakosta (MPPP) tahun 2024 yang telah kita awali dengan Ibadah Rabu abu. Minggu
ini kita mulai masuk dalam rangkaian masa penghayatan untuk turut serta menapaki jalan salib
sengsara Tuhan Yesus demi kasih karuniaNya yang begitu besar untuk menebus serta
menyelamatkan manusia dan dunia ini dari dosa dan kebinasaan kekal. Jalan salib yang
sesungguhnya adalah jalan penuh derita dan sengsara, namun itulah jalan yang harus ditempuh
Yesus dalam ketaatanNya kepada Bapa sebagai satu-satunya cara agar dunia ini bisa diselamatkan.
Jika kita melihat sekeliling kita dalam hidup sehari-hari, memang manusia sampai saat
masih mengalami banyak derita sengsara akibat dosa dan kejahatannya. Kesengsaraan dan
penderitaan akibat kejahatan dan dosa manusia hadir dalam wujud kemiskinan, ketidakadilan,
penindasan, eksploitasi terhadap sesama manusia maupun sumber daya alam dan lain-lain.
Semuanya itu dapat terjadi kapanpun, dimanapun dan dapat dialami siapapun…
Melalui firman Tuhan dalam surat 1 Petrus 3: 18 – 22 yang menjadi dasar perenungan kita
dalam Minggu pra Paska pertama ini kita juga akan memahami makna kesengsaraan atau
penderitaan namun dengan perspektif yang berbeda, yaitu penderitaan karena perbuatan baik
sebagai pengikut Kristus.
Jemaat kekasih Tuhan…
Rasul Petrus dalam ayat sebelumnya menekankan bahwa jemaat Tuhan harus rela
“menderita karena berbuat baik” (ay.17) Sebab apa yang Kristus lakukan—karena Ia menderita
sekali untuk selamanya, yang tidak berdosa bagi orang-orang berdosa, untuk membawa orang-
orang berdosa bertobat dan kepada Allah. Dalam penderitaanNya, tubuh manusiawiNya dibunuh
namun kemudian dihidupkan kembali oleh Roh Tuhan. Dengan berbuat demikian, Ia telah
menjamin keselamatan kekal bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.
Dalam perspektif inilah kita dapat memandang penderitaan yang mungkin kita alami
sepanjang umur hidup kita hanyalah sekejap mata, jika dibandingkan dengan kehidupan kekal yang
akan kita alami bersama Kristus. Atau, dalam istilah alkitabiah, “penderitaan yang terjadi sekarang
ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Roma 8:18).
Kemenangan Kristus menempatkan penderitaan kita dalam perspektif yang tepat. Jadi, ketika kita
menderita karena iman kepada Kristus, maka Kristus juga pasti menjamin kemenangan abadi
melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Itu berarti bahwa pada akhirnya Ia akan membenarkan
umat-Nya yang menderita. Karena itu dalam segala hal kita tidak perlu membenarkan diri sendiri
atau nmencari-cari pembenaran diri sendiri karena pembenaran akan datang melalui kemenangan
Kristus. Justru ada alasan lain mengapa umat Kristiani harus menanggung penderitaan yang tidak
16
adil dengan penuh sukacita dan penuh harapan: yaitu karena kemenangan Kristus, yang telah dibeli
melalui kematian dan kebangkitan-Nya, telah diwartakan melalui kenaikan-Nya (ay.19-20).
Jemaat kekasih Tuhan…
Teladan Kristus dikemukakan oleh Petrus agar umat hidup bersabar saat mengalami
penderitaan. Kekuatan alasan ini akan dimengerti jika kita menimbang beberapa hal; yaitu bahwa
Yesus Kristus sendiri tidak bebas dari penderitaan. Sebenarnya, jika mau Ia dapat menolak segala
penderitaan itu. Namun karena ketaatanNya demi karya penyelamatan Allah atas dunia dan
seluruh isinya mesti dilalui dengan penderitaan Kristus. Melalui penderitaan, kematian dan
kebangkitan Kristus membawa kita kembali kepada Allah. Kristus membuka jalan masuk bagi
kita agar dapat menghadap Bapa. Melalui Kristus kita menjadi pelayanan-pelayanan yang berkenan
kepada-Nya dan untuk mengantar kita kepada kemuliaan kekal.
Rasul Petrus juga menyebut peristiwa yang terjadi pada zaman Nuh. Kala itu hanya delapan
orang yang diselamatkan dari air bah. Petrus menjelaskan orang-orang yang tidak diselamatkan itu
sudah mati beratus tahun sebelumnya. Raga mereka sudah punah. Petrus menyebut mereka sebagai
roh-roh yang sekarang berada di dalam penjara. Dosa orang-orang adalah tidak taat, yaitu
memberontak. Dosa mereka semakin diperberat karena Allah sudah menanti dengan sabar (sudah
menunggu mereka selama 120 tahun lamanya) waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya.
Melalui bahtera itu mereka menerima peringatan tentang apa yang akan terjadi terhadap mereka.
Nuh dan keluarganya yang percaya dan taat selamat.
Dari keseluruhan kisah ini kita dapat belajar bahwa, Allah memperhatikan secara cermat
segala sarana yang dimiliki oleh manusia di segala zaman bagi keselamatan jiwa mereka. Di zaman
itu pun Kristus menawarkan pertolongan-Nya kepada mereka. Ia mengutus Roh-Nya, memberi
mereka peringatan yang semestinya melalui Nuh dan menunggu untuk waktu yang lama supaya
mereka berubah.
Jemaat kekasih Tuhan…
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta tahun 2024 ini kita akan menghayatinya dalam tema
“Pada Salib Kristus kuberlindung” akan menghantar setiap kita untuk dapat memahami betapa
panjang-sabarnya Allah yang masih memberikan setiap kesempatan dan menunggu kita untuk
datang dan berlindung kepadaNya. Jalan dan pintu masuk untuk menjalin relasi dan komunikasi
dengan Allah telah terbuka melalui kuasa darah dan pengorbanan Yesus di kayu salib telah
memperdamaikan manusia dengan Allah, sehingga setiap orang yang percaya dalam namaNya
pasti diselamatkan. Ketika relasi kita yang telah putus dan rusak dengan Allah karena dosa telah
dipulihkan maka kita tidak hidup dalam kuasa dosa lagi, namun kita telah hidup dalam anugerah
keselamatan dipimpin Roh Allah.
Roh Allah yang memimpin dan menuntun kehidupan kita itulah yang memampukan serta
memberi kekuatan bagi kita untuk menghadapi tantangan hidup, kesengsaraan dan penderitaan.
Karena itu, bukanlah sesuatu yang mustahil bahwa ketika dalam penderitaan, masa-masa sulit
maupun kesengsaraan yang kita alami; kita memilih sikap iman untuk tetap berbuat baik dan
memuliakan Bapa di surga. Semoga Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta yang kita jalani pada

17
tahun 2024 ini sungguh-sungguh bermakna bagi kita secara pribadi maupun sebagai gereja untuk
mau datang mencari perlindungan dan berlindung kepada Allah melalui salib Kristus. Tuhan
memberkati…Amin.

Nas Pembimbing : Mazmur 86: 8-11


Berita Anugerah : Roma 5: 1-2
Nas Persembahan : Mazmur 43: 4-5
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 22
2. Nyanyian Pujian : KJ 243: 1-3
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 49: 1-2
4. Nyanyian Responsoria : KJ 51: 1-4
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 224: 1-4
6. Nyanyian Penutup : PKJ 302

18
Sarasehan Senin, 19 Pebruari 2024
“Pada salib Yesus, aku berlindung”
Pendahuluan
Memasuki tahun 2024 kita diperhadapkan dengan dua iklim yang sedang kacau. Iklim
politik dan Iklim cuaca di indonesia yang sedang mengalami perubahan. Hiruk pikuk perayaan
pesta rakyat baru saja kita lewati bersama, tepat di tanggal 14 Februari lalu kita bersama sama
menentukan pilihan kita atas pemerintah bangsa indonesia. Dalam masa masa kampanye yang
begitu riuh dan penuh dengan ketegangan ternyata menyisakan hasil yang berbeda bagi setiap
orang. Semasa kampanye tiap kita saling menumpahkan hal hal yang bisa jadi meningalkan luka
dihati kawan dan lawan kita. Seperti kata pepatah “kalah jadi abu menang jadi Arang” menandakan
bahwa pemilu demokrasi kita pada tahun 2024 ini bisa jadi menyisakan luka yang mendalam dan
sebagai umat kristiani kita diajak kembali untuk memulihkan. Dampak dari Iklim yang kedua
sudah dirasakan dari beberapa tahun belakangan ini. Semakin terasa dampaknya karena sudah
mulai menggoyahkan hasil pertanian di indonesia. Harga singkong dan jagung meroket naiknya
karena kelangkaan. Yang berarti petani tidak menghasilkan dari tanamannya. Sedangkan kenaikan
tersebut juga diikuti dengan naiknya telur dan barang barang lainnya yang dibutuhkan masyarakat.
Kekeringan yang melanda dan cuaca yang cepat berubah membuat keadaan semakin terasa sulit.
Disamping itu kita di sumatera bagian selatan tetap harus mewaspadai bencana yang bisa datang
sewaktu sewaktu.
Keadaan politis,ekonomi dan lingkungan saat ini perlu mendapat perhatian lebih dari umat
kristiani. Kesadaran dibutuhkan untuk kita agar kita lebih peduli terhadap keadaan yang saat ini
terjadi. Beban dan tantangan yang terjadi ini dihadapi setiap orang tetapi kita sebagai umat kristiani
di GKSBS menyadari bahwa ini seperti Salib yang harus kita pikul. Upaya menjadikan kerajaan
Allah dibumi seperti disurga senantiasa kita kerjakan dengan melihat hal hal yang menjadi
panggilan kita ditengah-tengah dunia saat ini. Diawali dengan karya dan janji Tuhan atas
penyelamatan manusia melalui Nuh kita diajak melihat “kesendirian” dan “keluarga” sebagai unit
pelaku Karya keselamatan. Kita harus menyadari bahwa sebagai individu kita memikul tugas yang
serasa tidak dipikul oleh orang lain. Kita diharuskan menyadari kasih dan karya keselamatan dan
melakukan banyak hal sebagai sikap terhadap iman yang kita miliki tetapi kenyataannya banyak
orang yang biasa saja atas hal hal yang terjadi saat ini. Apakah kita mampu menjadi garam dan
terang (seperti dalam konsep injil Yohanes) ditengah situasi yang serba mencekam. Kemana kita
mencari pertolongan apabila kita juga dituntut untuk mengerjakan Karya keselamatan? Tentu tema
MPPP tahun 2024 saat ini diambil dari situasi yang digambarkan diatas. Sehingga GKSBS memilih
tema “pada salib Yesus, aku berlindung”.
Pada salib Yesus, Aku berlindung
Merujuk pada penghayatan pada pujian Kidung Jemaat 368 - Pada Kaki SalibMu, tim
penulisan MPPP tahun 2024 mencoba mengajak jemaat GKSBS menghayati peran dan keadaan
kita saat ini. Pada masa penghayatan Paska kita di ajak masuk sejenak dalam prsoses berpuasa dan
mengilhami diri dengan karya karya Yesus pada kisah penyaliban dan melihat penderitaan jasmani
19
yang dihadapi mampu menguatkan spiritualitas kita. Kemudian kita diarahkan untuk kembali
melihat terang Kasih Allah yang merancangkan karya keselamatan melalui hidup persekutuan kita.
“lihatlah sekelilingmu pandanglah keladang ladang yang menguning dan sudah matang” pekerja
dibutuhkan untuk melayani rancangan Tuhan. Jika kita mengingat tema tahun lalu yang mengajak
kita untuk melihat Ke-ramah-tamahan Allah yang mengajak kita untuk juga menjadi ramah
terhadap manusia dan Alam ciptaan Tuhan. Tidak hanya itu, hospitality Allah nampak dalam
karya-Nya tentang penyelamatan, pembebasan, pemeliharaan, pemberian berkat, memberi
perjanjian bahkan memberi kehidupan dan lain sebagainya. Hal ini merupakan salib yang harus
kita pikul dan menjadi semakin berat apabila melihat keadaan pada tahun 2024 ini, oleh sebab itu
mengarahkan diri melihat salib Yesus seraya bersimpuh dan memasrahkan diri sepenuhnya untuk
kembali menemukan kekuatan menghadapi tantangan adalah sikap yang perlu dibangun dan
dihayati pada masa kini. Kata berlindung tentu mengingatkan kita bahwa ada kuasa yang lebih
besar yang menjadi tumpuan kita agar kita tidak hanya selamat dari “badai dunia” tetapi juga
mengerjakan tugas gereja sebagai salib yang kita pikul, menyadur dari perkataan Yesus pada
Markus 8:34 yang berbunyi “Setiap orang yang mau mengikut aku, Ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut aku”. Jika keadaan saat ini sedemikian kacaunya tentu dengan
kembali menarik diri dan mengarahkan diri pada salib Yesus, kita diajak untuk belajar kembali
melihat kemahakuasaan Allah yang hadir dalam kerentanannya tetapi juga menunjukan Kasih yang
begitu besar bagi kita sekalian.
Konteks Perjanian Lama
Karamahtamahan atau hospitality Allah sudah dikerjakan-Nya sejak sebelum segala sesuatu
diciptakan. Menurut kitab Kejadian 1:2 bahwa bumi belum berbentuh dan kosong, gelap gulita
menutupi samudera raya. Situasi ini dapat kita gambarkan sebagai situasi yang tidak teratur
(khaos). Penulis kitab Kejadian menggambarkan bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita
menutupi samudera yang besar (raya). Dalam situasi yang demikian, maka Allah ramah dengan
situasi yang tidak teratur ini. Keramahtamahan atau hospitality Allah nampak ketika Roh-Nya
melayang-layang di atas permukaan air. Roh Allah ini bekerja di dalam situasi ketidakteraturan
menjadi keteraturan. Dalam karya penciptaan yang dikerjakan oleh Allah, ada enam hari Allah
menjadikan langit dan bumi ini beserta isinya, termasuk manusia dengan sedemikian teraturnya.
Bahkan pada hari ketujuh Allah menguduskan seluruh ciptaan-Nya.
Dalam peristiwa manusia (Adam) melanggar perintah dan ketetapan Allah, di Eden. Allah
tetap ramah kepada manusia, yaitu memberikan perjanjian tentang keselamatan bagi manusia.
Demikian juga dalam kisah air bah. Manusia sudah berbuat jahat dan hanya keluarga Nuh saja
yang taat. Allah tetap ramah kepada seluruh ciptaan dengan memasukkan seluruh ciptaan itu ke
dalam bahtera (Kej 6). Kisah Israel dalam perbudakan di Mesir, juga memperlihatkan
keramahtamahan Allah dengan membawa mereka keluar dari tanah Mesir dari tempat perbudakan
(Keluaran 20:1-2). Dalam kisah hakim-hakim dan Raja-raja Israel, Allah adalah Allah yang ramah
kepada Israel dengan memimpin dan menyertai mereka dalam situasi apapun. Dalam kisah para
nabi, bangsa Israel sebenarnya umat yang tegar tengkuk, umat yang setia kepada Allah tetapi

20
sekaligus umat yang berpotensi untuk bersikap tidak setia kepada Allah, umat yang tidak ramah
kepada Allah. Berkali-kali umat Israel melakukan ketidaksetiaan atau ketidakramahan kepada
Allah. Sekalipun demikian, Allah adalah Allah yang setia, Allah yang ramah kepada umatNya.
Allah adalah Tuan Rumah yang ramah menyambut atau menolong umatNya yang tidak setia
menjadi setia, umat yang jauh dari Allah dijadikan dekat dengan Allah.

Teologia salib
Teologia salib adalah sebuah istilah yang dicetuskan oleh teolog Martin Luther (bapa
Gereja Kristen Protestan) untuk menyebut teologi yang menempatkan salib sebagai satu satunya
sumber pengetahuan yang Allah berikan dan cara Allah menyelamatkan. Tentu ini kontras dengan
teologia kejayaan yang menempatkan sanjungan yang lebih besar terhadap kemampuan dan akal
budi manusia. Teologia salib mencoba menempatkan arah pikir manusia kepada karya
Keselamatan yang Tuhan berikan kepada umat manusia. Sederhananya kita bertanya mengapa
harus melalui jalan Salib? Sering kali kita bertanya dan mencoba mencari pemahaman, disinilah
Martin Luther ingin membangun sebuah pemahaman dan sikap umat kristen terhadap tugas
panggilannya, sumber keselematannya, bahkan dalam melihat Yesus yang mati di kayu Salib. Salib
menjadi sumber bagi manusia untuk dapat menelusuri pemahaman dan pengertian yang benar akan
rancangan Allah. Disekitar salib pulalah kita belajar ada pelbagai penderitaan dan hal tersebut
menyadarkan kita bahwa salib itu dekat dengan Allah dan kemanusiaan.
Melalui Yesus yang disalib, kita ingin menelaah lebih jauh mengapa Ia mau dan menjalani
SalibNya, sehingga kitapun diajak mengerti tentang salib yang secara sadar kita pilih dan pikul
karena kita memilihNya. Bersinergy dengan tema natal yang menjadi semangat bagi kita untuk
menyadari proses penghayatan iman pada tahun 2024 ini, kita diajak untuk melihat kemuliaan
Tuhan ditempat yang tertinggi dan damai sejahtera dibumi bagi mereka yang berkenan kepadaNya.
Tentu kata berkenan ini diarahkan pada setiap kita yang dipilihNya atau setiap kita yang menyadari
bahwa kelahiran Yesus itu adalah perlambang penderitaan dan karya keselamatan ada melalui bayi
yang lahir itu lalu dengan sepenuh hati kita memiliki kesiapan dan pilihan mengikutNya. Pada
penderitaan dan tugas yang dipikulNya kitapun siap dan ikut serta membangun juga berbagi damai
sejahtera.
Konteks kekinian
Pada sekitaran salib Yesus itu pulalah kehidupan Sinode GKSBS mengalami pertumbuhan
dan kesiapan menghadapi tantangannya. Pilihan hidup didalam Salib menjadi semangat dan
kesadaran Sinode GKSBS menjalankan Tugas dan panggilannya di tengah tengah kehidupan di
sumatera bagian selatan. Sinode GKSBS percaya Tuhan tidak pernah tinggal diam dan akan terus
mengajak Sinode GKSBS untuk memikul salib. Nilai nilai GKSBS dan budaya budaya yang
dibangun sebagai ciri khas GKSBS pun turut menjadi ketetapan dan pilihan sinode GKSBS sebagai
wujud salib yang saat ini sedang dipikul. Identitas ini menunjukan bahwa sebagai Gereja, Sinode
GKSBS turut dalam membangun damai sejahtera dan Kerajaan Allah di dunia ini dengan melihat
dirinya sebagai Kawan Sekerja Allah yang hadir bagi manusia dan segala ciptaan.

21
“Kurang dan Wirang” yang seringkali menjadi tantangan dan penderitaan pernah dimiliki
oleh GKSBS, kini sudah tiada lagi. GKSBS yang pernah mengalami kekurangan atau keterbatasan
pelayan gereja, kini sudah agak tercukupi. GKSBS yang pernah hidup sendiri-sendiri (GKL.
GKSS, GKB, GKJ) tetapi kini sudah menyatu di dalam Bait Sucinya Sumbagsel, yaitu GKSBS.
GKSBS pernah berkendaraan ngonthel, tetapi kini sudah nga-gas kendaraan sudah sampai tujuan.
GKSBS yang pernah dilawat, dibantu, kini sudah melawat dan membantu. GKSBS yang pernah
kesulitan memperoleh bahan terbitan untuk pelayanan gereja, kini sudah tersedia, dalam
pengelolaan kebencanaan juga GKSBS sudah memiliki badan dan jejaring yang dibangun. Juga
ketersediaan informasi untuk mengembangkan diri ditengah ancaman iklim dan politik sudah
dimiliki Sinode GKSBS didalam 3 pilar yaitu teologia, ekologi, dan tehnologi. Masih banyak lagi
hasil-hasil yang dicapai GKSBS. Dengan demikian kita tidak lagi melihat keterbatasan dalam
memikul salib, juga bahwa penderitaan tidak selalu membuat kita lemah. Pilihan GKSBS untuk
mengambil peran dimasa penderitaan sudah berbuah hasil. Tiga Pilar GKSBS menjadi seperti salib
yang ditinggikan sehingga kita menjadi sadar bahwa Tuhan telah menyertai GKSBS yang
bertumbuh.
Melalui refleksi iman GKSBS “Kok iso yo?” ternyata iso itu karena ada Salib Yesus di
GKSBS yang menguatkan dan memampukan. Salib yang bertindak atas kesulitan dan tantangan
hidup GKSBS. Salib itu adalah Allah sendiri yang selalu ada dan hadir dalam perjalanan hidup
GKSBS. Dalam perjalanan hidup GKSBS masa lalu dan kini, bukanlah perjalanan hidup yang
mulus tanpa tantangan dan pergumulan hidup. Kendati demikian, GKSBS tetap percaya dan terus
berjuang karena keberadaan Salib Yesus sebagai wujud keberadaan dan kehadiran Tuhan Allah di
tengah-tengah kehidupan GKSBS.
Dari melihat Salib GKSBS membangun diri dan melayani. Sebuah sikap yang menunjukan
bahwa GKSBS hidup dari Firman dalam injil Markus 8 :35 yang berkata demikian “Karena siapa
yang mau menyelamatkan nyawanya, Ia kehilangan nyawanya. Tetapi barang siapa kehilangan
nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Keberadaan GKSBS di bumi
sumbagsel ini.

Bahan diskusi reflektif :


1. Apakah makna salib bagi kita? Mengapa demikian?
2. Salib seperti apa yang sedang kita pikul dalam hidup ini? Bagaimana cara kita menyikapi
hal tersebut? Jika dikaitkan dengan persekutuan apa salib yang dipikul oleh sebuah
persekutuan?

22
Panduan PA Umum Selasa, 20 Pebruari 2024
“Allah Tetap Berkarya Untuk Kebaikan Kita”
Bacaan : Mazmur 77
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 17: 1 dan 3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Pernahkah bapak ibu mangalami putus asa? Atau merasa Tuhan meninggalkan kita
karena dosa dosa kita? Ceritakanlah pengalaman tersebut.
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Mazmur 77 : 1-21
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa yang dialami pemazmur dalam perikop yang telah kita baca?
2. Bagaiman sudut pandang pemazmur dalam melihat Tuhan? Adakah perubahan?
Mengapa demikian?
3. jika perubahan pemazmur diawali dari dirinya dalam melihat karya Tuhan, sejauh mana
kita mengimani bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita? Melalui cara apa kita
melihat karya Tuhan dalam hidup kita sehingga kita dikuatkan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Poin utama yang ingin ditunjukan pemazmur dalam perikop diatas adalah penyertaan
Tuhan yang selalu dirasakan. Meskipun terkadang ada keterbatasan pemazmur dalam menilai
keadaan atau situasi yang pernah dilewati. Ketika dalam situasi mencekam karena dosa dosa
yang dikerjakan ia merasa Tuhan semakin jauh. Ada hasrat untuk dekat tetapi seakan ada jarak
23
yang memisahkan, namun kembali disadari bahwa Tuhan yang terasa jauh itu ternyata dapat
disadari campur tangannya tatkala ia mengingat hal hal besar yang telah dikerjakan dalam
dirinya. Pemazmur memilih mengingat kebaikan Tuhan dan percaya bahwa ia tetap Allah yang
sama yang senantiasa menyertai tinimbang selalu mengingat kesalahan dan
ketidakberdayaannya.
Banyak hal yang bisa di ceritakan dalam kehidupan iman keluarga didalam persekutuan
yang dapat menguatkan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya. Setiap
kita bisa mengingat bahwa Tuhan menolong hidup kita dan keluarga. sehingga ketika kita
merasakan sudah ditolong oleh Tuhan, kesaksian kitapun dapat menjangkau dan menguatkan
kawan dalam persekutuan untuk mengerti karya yang sudah Tuhan kerjakan didalam
persekutuan.
Terlebih dimasa saat ini dimana banyak saudara baik dalam persekutuan maupun di
masyarakat yang sedang berjuang dengan keadaan perekonomian, perlu menjadi catatan ekstra
untuk melihat keadaan tersebut, karena sering kali disituasi yang sulit mereka melihat
keberadaan diri kita dalam menjangkau dan menguatkan mereka. Karena apa yang kita kerjakan
adalah bagian dari jati diri kita sebagai kawan sekerja Allah.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : Kasih dari Surga
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 444
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

24
Panduan PA Perempuan Selasa, 20 Pebruari 2024
“Perempuan yang penuh dengan Kasih Karunia”
Bacaan : Efesus 2 : 1-10
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Menurut Saudari, bagaimana rasanya diampuni dari setiap kesalahan kita?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Efesus 2:1-10
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apakah menajadi hal yang perlu untuk mengajarkan dalam keluarga sikap memaafkan
dan minta maaf? Mengapa?
2. Ada pendapat bahwa wanita itu susah sekali dalam meminta maaf? Apakah saudari
setuju? Jika tidak mengapa?
3. Hal apa yang membuat seseorang susah dalam memaafkan? Ayat mana dalam perikop
yang dapat menjadi alasan untuk memulai perubahan dalam sikap memaafkan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Tuhan Allah Israel menjadikan seorang perempuan sebagai pemimpin Israel dan sebagai
penentu keputusan.

7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 39 : 1 dan 2
25
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 271: 1-3
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

26
Panduan PA Pemuda Selasa, 20 Pebruari 2024
“Hidup yang penuh penyertaan Tuhan”
Bacaan : Mazmur 77 : 1-21
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Menurut Saudara, perlukah kita belajar menanam tanaman atau pepohonan? Mengapa?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Mazmur 77 : 1-21
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Dalam perikop apakah pemazmur adalah kesayangan Tuhan? Apa yang diperbuat
Tuhan unuk si pemazmur? Jelaskan.
2. Sekalipun merasa jauh dan ditinggalkan mengapa pemazmur memilih untuk
mengenang Tuhan yang telah mengerjakan perbuatan besar bagi nya?
3. Jika kaum Muda adalah rekan sekerja Allah dalam memelihara isi dunia ini? Apa yang
bisa teman teman lakukan untuk Alam, Gereja dan Sinode GKSBS sebagai cara untuk
mewujudkan karya Tuhan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Poin utama yang ingin ditunjukan pemazmur dalam perikop diatas adalah penyertaan
Tuhan yang selalu dirasakan. Meskipun terkadang ada keterbatasan pemazmur dalam menilai
keadaan keadaan yang dilewati. Ketika dalam situasi mencekam karena dosa dosa yang
dikerjakan ia merasa Tuhan semakin jauh. Ada hasrat untuk dekat tetapi seakan ada jarak yang
27
memisahkan, namun kembali disadari bahwa Tuhan yang terasa jauh itu ternyata dapat disadari
campur tangannya tatkala ia mengingat hal hal besar yang telah dikerjakan dalam dirinya.
Pemazmur memilih mengingat kebaikan Tuhan dan percaya bahwa ia tetap Allah yang sama
yang senantiasa menyertai.
Pemazmur ingin menunjukkan bahwa Allah terus melawat umatNya. Dengan demikian
kita menyadari bahwa hidup pemuda GKSBS adalah kawan sekerja Allah yang juga menjadi
pekerja, pelayan dan simbol keberadaan Tuhan untuk dapat dilihat oleh banyak orang. Jika
keadaan bumi kita semakin hancur marilah kita berbagi kasih dengan melakukan pergerakan,
jika jemaat ditempat kita bersekutu mengalami kemunduran atau hal hal yang kurang baik,
jadilah pemuda yang terus mendoakan dan bekerja dalam pelayanan dengan penuh kepedulian.
Hal hal yang dikerjakan oleh pemuda dalam melihat alam, gereja, dan sinode tentu dapat menjadi
sebuah Karya Allah yang mampu mengingatkan setiap orang yang melihatnya sebagai wujud
bahwa Allah terus ada ditengah kita. Sekarang tergantung komitmen dan bagaimana pemuda
dapat melihat keadaan disekitar, maukah menjadi berkat atau membiasakan diri untuk acuh?
Semua tergantung pilihan kita. Pilihlah dengan bijaksana.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 249: 1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 299
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

28
BAHAN RENUNGAN Kamis, 22 Pebruari 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : KJ 18: 1-2
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : PKJ 15: 1
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: Roma 3:21-31
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 364:1-2
9. Doa Penutup
Iman yang bertumbuh”
Jemaat yang dikasihi Tuhan, kita tahu bahwa melalui perikop ini, bukan kebaikan kita yang
menyelamatkan. Bahkan kita disadarkan jika bukan karena kasihNya dan anugerahNya dosa dosa
kita hanya akan membawa kita kepada Maut. Tuhan merancangkan sebuah karya Keselamatan
yang kemudian mengisi kita dengan kebenaran. Sehingga hidup kita harus mengalami
pertumbuhan. Pertumbuhan yang dilandasi iman kepada Yesus dan karya penyelamatannya bagi
manusia. Cerita dan kisah Yesus tidak hanya menjadi kebenaran tetapi juga menjadi inspirasi kita
untuk bertumbuh dalam iman yang benar. Bagaimana iman itu bertumbuh? Dengan cara apa kita
menumbuhkan iman? Mungkin ini menjadi pertanyaan pertanyaan yang sering kali tidak mudah
dalam menjawabnya terlebih dalam menunjukan perubahan hidup. Bersama dengan nikodemus
Yesus pernah bercerita tentang lahir baru, dimana manusia harus lahir kembali karena mengalami
pembenaran akan iman. Ia ditebus dan diberi kesempatan untuk dapat merubah diri dan cara
pandangnya dalam melihat rancangan Tuhan.
Apakah perbuatan baik kita menjadi tidak berguna? Tentu tidak demikian, kita mengenal
bahwa perbuatan baik kita adalah upaya kita mengikuti jejak Yesus. Sehingga apa yang kita
perbuat merupakan latihan bagi diri dalam menumbuhkan iman. Semakin dewasa dan semakin
mengerti bahwa tubuh keduniawian kita ini perlu dilatih untuk membiasakan diri dalam
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Allah di dalam kehidupan ini. Menjadi lebih jelas bahwa
perbuatan kita merupakan cara untuk melatih diri dan sikap iman kita. Bertumbuh seiring dengan
perbuatan baik yang terus kita kerjakan. Kita menyadari bahwa semakin iman kita bertumbuh dan
pekerjaan baik kita semakin sering dikerjakan kita akhirnya mengerti ukuran yang Tuhan pakai
dalam mengukur hidup kita. Sekali lagi hidup kita berharga dimata Tuhan sehingga Dia
merancangkan, rancangan damai sejahtera sehingga kita layak beriman dalam kebenaran.
Pada masa paska ini kita juga mengerjakan puasa yang diupayakan dapat melatih diri. Kita
jadi mengenal diri kita kaitannya terhadap kelemahan kita dan cara kita mengalahkan hal hal yang
sering kali menyebabkan kita jatuh kedalam dosa. Apapun upaya yang saat ini sedang kita kerjakan
anggaplah bahwa kita sedang berupaya menjadi seperti Yesus. kita sedang mempersiapkan diri
dalam mengerjakan pelayanan kita di dalam gereja, keluarga, dan masyarakat.
29
Khotbah Minggu, 25 Pebruari 2024
Warna Liturgi : Ungu
Minggu Pra-Paskah II
MENGIKUT YESUS KEPUTUSANKU
MARKUS 8:31-38
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Pernahkah Bapak, Ibu, Saudara mendengar lagu Mengikut Yesus? Seperti ini syairnya
Mengikut Yesus Keputusanku
Mengikut Yesus Keputusanku
Mengikut Yesus Keputusanku
Ku tak Ingkar Ku tak Ingkar
(bisa dinyanyikan dengan gerakan jari jempol tangan kanan bergerak kekanan diikuti jari
kelingking tangan kiri demikian sebaliknya sampai beberapa kali) Bagaimana bapak, ibu saudara
susah atau mudah? (berikan kesempatan beberapa jemaat menyampaikan pendapatnya)
Ya jari jempol yang besar menggambarkan Tuhan Yesus dan jari kelingking
menggambarkan diri kita, terkadang disaat mulut kita mengatakan mengikut Yesus tetapi
gerakannya Tuhan Yesus disuruh mengikuti kehendaknya kita. Saya percaya sebagian besar kita
adalah orang-orang yang setia mengikut Yesus dan yang tak pernah ingkar.
Melalui perikop kita saat ini kita bersama diajar bagaimana setia mengikut Yesus dan tak
ingkar.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Injil Markus menceritakan bagaimana Tuhan Yesus menyampaikan pengajaranNya kepada
para murid. Saat Yesus mengajar murid-muridnya banyak perkataannya yang sulit untuk dipahami
oleh mereka salah satunya tentang Mesias yang harus menderita. Kesulitan ini terjadi sebab yang
mereka pahami tentang Mesias adalah sosok yang memiliki kuasa yang besar yang dapat
menaklukkan pemerintahan saat itu dan pasti akan mendapatkan kemenangan dan kesuksesan.
Sehingga saat Yesus mengatakan Anak manusia harus menanggung banyak penderitaan itu ditolak.
Bagi Petrus gambaran Mesias yang menderita itu tidak mungkin, sebab orang-orang Yahudi
memiliki pengharapan datangnya Sang Mesias yang akan menjadi pembebas pemikiran tersebut
pun seharusnya dimiliki oleh tua-tua imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat sehingga tidaklah
mungkin mereka akan menolak dan membunuh .
Pemikiran inilah yang membuat Petrus menegur Yesus. Hal tersebut membuat Yesus
menegur Petrus dan murid-murud yang lain dengan keras “enyahlah iblis sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Oleh karena itu
Yesus mengingatkan murid-muridnya untuk memikirkan apa yang Allah pikirkan bukan pikiran
manusia. Menghadapi Petrus yang lebih mengikuti pikirannya sendiri Yesus pun menggunakan
kesempatan tersebut untuk mengajar mereka tentang bagaimana menjadi muridnya “setiap orang
yang mau mengikut Aku ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.
Yesus tidak pernah membujuk para pengikutNya dengan menawarkan hal-hal yang indah dan

30
menyenangkan, mereka pun tidak pernah dipaksa untuk mengikut Dia. Yesus justru membeberkan
hal-hal yang harus dilakukan sebagai muridnya bukanlah hal yang menyenangkan Yesus
mengajarkan makna menyangkal diri dan memikul salib yang jelas tidak mudah untuk dijalani.
Seolah Yesus mengatakan sangkallah dirimu sendiri dan bukan orang lain. Karena setiap orang
cenderung mengikuti keinginan diri atau memuaskan diri dengan apa yang dimiliki serta tidak
menolak diri dan keinginannya sendiri. Selanjutnya Tuhan Yesus menyampaikan tentang nyawa.
“Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya”.
Nyawa adalah sesuatu yang paling berharga dalam kehidupan manusia, nyawa akan dijaga dan
diperjuangkan sepanjang hidupnya. Yesus ingin mengajarkan makna hidup yang sejati saat hidup
ini tidak disia-siakan begitu saja tetapi berguna bagi sesama dan bagi kemuliaan nama Tuhan
sekalipun harus menderita dan kehilangan nyawanya.
Saudara-saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Menjadi pertanyaan bagi kita bersama sudahkah saya berkorban dan memberikan apa yang
paling berharga dalam hidup saya bagi sesama untuk kemuliaan nama Tuhan? Sudahkah saya
menjadi pengikut Kristus yang setia dan sungguh-sungguh menyatakan kasihnya di dalam
kehidupan ini? Di Minggu prapaska yang kedua ini kita belajar :
1. Seorang pengikut Yesus harus menyangkal dirinya dengan berani mengatakan tidak
pada diri sendiri dan mengatakan ya kepada Kristus. Menerima saat apa yang diinginkan tidak
terpenuhi dan lebih mengikuti apa yang Tuhan kehendaki menerima sekalipun ia harus
menanggung penderitaan demi kebaikan orang lain bahkan jika harus menyerahkan nyawanya.
2. Mengikuti Yesus butuh komitmen butuh totalitas yang tidak hanya diucapkan tetapi
butuh dikerjakan dan dilakukan mengikut Yesus butuh pengorbanan yaitu mengorbankan hidup
kita untuk dapat dipergunakan seturut dengan kehendakNya. Mengikut Yesus bukan hanya sekedar
berjalan bersamaNya tetapi disertai dengan kesabaran, kerelaan untuk tunduk kepada kehendak
Allah dan berjuang hidup seturut kehendakNya.
3. Menjadi pengikut Yesus yang sejati yang semakin mengenal siapa Allah kita yang
sudah berkorban dan menderita bagi keselamatannya kita. Dengan semakin mengenal siapa
sejatinya kita yang sudah dipilih menjadi pengikutNya. Karena tanpa pengenalan akan diri sendiri
tidak ada pengenalan akan Kristus tanpa pengenalan akan Kristus tidak ada pengenalan akan diri
sendiri kedua pernyataan ini tepat dan menunjukkan betapa pentingnya pengenalan akan Kristus
dan diri kita sebagai pengikutnya boleh dikatakan bahwa kita tidak akan memahami kasih Allah
yang begitu besar bagi kita tanpa melihat pengorbanannya bagi kita.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Sebagai warga GKSBS kita terus belajar sebagaimana kita sekarang ada dan menjadi
seperti sekarang ini banyak tantangan yang kita hadapi. Penderitaan dan penolakan dihadapi dan
dialami oleh para pendahulu kita. Perjuangan menghadapi kekurangan dan merintis kehidupan di
tanah sumbagsel dihadapi dengan kesetiaan kepada Tuhan.

31
Sebagaimana lagu di atas yang mengatakan mengikut Yesus adalah keputusanku ku tak
ingkar mari kita bersama-sama berjuang menjadi pengikut Tuhan Yesus yang sejati seperti yang
sudah dilakukan dan diperjuangkan oleh para pendahulu kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Amin.

Nas Pembimbing : Mazmur 22 : 26-27


Berita Anugerah : Yohanes 3: 17-18
Nas Persembahan : 2 Taw 29 :9
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 5: 1+3+4
2. Nyanyian Pujian : KJ 406: 1+3
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 169: 1-3
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 80: 1-2
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 230: 1... dst
6. Nyanyian Penutup : PKJ 274: 1-2

32
Panduan PA Umum Selasa, 27 Pebruari 2024
“Hidup Itu Berkabut Tetapi Tuhan Beserta”
Bacaan : Kejadian 22:1-19
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 7:1-3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Pernahkah bapak ibu berjalan di pegunungan diwaktu malam dan kemudian muncul
kabut? Apa yang dirasakan pada waktu itu? Apa yang dibutuhkan untuk melanjutkan
perjalanan?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Kejadian 22:1-19
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa perintah Malaikat kepada Abraham? Apa yang dikerjakan Abraham?
2. Menurut bapak/ibu/saaudara pernahkan bapak ibu mengalami situasi yang cukup sulit
seperti yang di alami Abraham? Jika itu kita apa yang kita lakukan?
3. Mengapa Abraham tetap ingin melakukan perintah Tuhan? Apa yang kita pelajari dari
sosok Abraham? Tunjukan Ayat yang melandasinya?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kisah Abraham yang diminta Allah mengorbankan Ishak anaknya menjadi sebuah cerita
yang cukup menarik untuk kita telaah. Abraham mengerjakan perintah Tuhan dan tetap
mengerjakannya walau ia tahu bahwa yang akan ia korbankan adalah Anaknya yang terkasih.
Bila ditarik lebih jauh tentang keberadaan Yesus tentu perikop ini adalah simbol bagaimana hati
33
Allah dan hati abraham mengalami rasa sakit yang dalam tetapi untuk sebuah perintah atau
kepentingan yang lebih besar anaknya rela dikorbankan. Apa kepentingan yang lenbih besar itu?
Tentu kita menyebutnya Kasih. Mengapa pelajaran kasih ini perlu umat manusia miliki? Menajdi
sebuah pertanyaan besar bagi kita semua, mengapa kita mengasihi? Dan mengapa Allah
menunjukan kasihnya kepada dunia yang cukup kacau ini? Mengapa kita bertahan mengasihi?
Tentu ada tujuan besar Tuhan untuk itu semua, dan kitapun ikut serta dalam tujuan besar itu.
Pilihan pemimpin pada pemilu 14 Februari 2024 masih terasa bagaimana kita semua
tidak mengetahui langkah kedepan bangsa ini. Muncul slogan yang diungkap romo magnis
bahwa”kita memilih diantara yang terburuk untuk berkuasa”. sungguh miris jika melihat
prosesnya tetapi ini hanyalah salah satu persoalan yang muncul yang bisa saja kita abaikan
karena kita fokus pada upaya kita mencari penghidupan dan spiritualitas kita. Tetapi apabila kita
renungkan bersama momen pemilu kemarin menjadi sebuah momen yang membantu kita belajar
tentang kasih Tuhan. Kita percaya bahwa Ia tidak tinggal diam dan terus mengajak kita
memikirkan kemasa yang akan datang terkait sosok pemimpin dimasa depan. Pakah akan
seterusnya slogan dari romo Magnis akan kita pakai. Bisakah kita mendapatkan calon atau
kandidat yang betul betul mantap dan terbaik dalam kontestasi.
Sekali lagi perihal panggilan GKSBS di Sumatera Bagian Selatan bukanlah panggilan
sekedar hidup dan mencari kehidupan. Diantara banyak tantangan yang muncul juga harapan
dari segenap jemaat GKSBS, kita bersama sama menemukan bahwa Tuhan hadir dalam cinta
kasih dan kitapun mengerjakan cinta kasih ditengah dunia yang penuh kabut. Tanpa kita ketahui
Tuhan akan selalu menuntun kita. Tuhan besrta kita.
7. Komitmen Bersama:
Komitmen apa yang akan kita lakukan untuk percaya bahwa Tuhan senantiasa menuntun
langkah kita dan kita diajak melewati tantangan yang sulit bahkan tidak mudah untuk logika
kita?
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 149: 1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

34
Panduan PA Perempuan Selasa, 27 Pebruari 2024
“Ikut Jalan Tuhan”
Bacaan : Kejadian 22:1-19
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 376
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Pernahkah ibu ibu bingung dalam menentukan menu masakan pada hari ini? Jika tidak
apa tips nya dalam keluarga agar bisa menentukan menu masakan hari ini?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Kejadian 22:1-19
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Mengapa Abraham mengerjakan perintah Tuhan? Jika ibu ibu dalam posisi Abraham
apa yang akan ibu ibu lakukan? Apakah tega untuk menyerahkan anaknya terkasih?
2. Apa dasar utama kita dalam menentukan arah ketika menghadapi tantangan?
3. Hal apa yang menjadi pembelajaran kita terkait cerita Abraham? Apa komitmen kita
dalam mengerjakan Tugas panggilan Tuhan bagi ibu ibu?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kisah Abraham yang diminta Allah mengorbankan Ishak anaknya menjadi sebuah cerita yang
cukup menarik untuk kita telaah. Abraham mengerjakan perintah Tuhan dan tetap
mengerjakannya walau ia tahu bahwa yang akan ia korbankan adalah Anaknya yang terkasih.
Bila ditarik lebih jauh tentang keberadaan Yesus tentu perikop ini adalah simbol bagaimana hati
Allah dan hati abraham mengalami rasa sakit yang dalam tetapi untuk sebuah perintah atau

35
kepentingan yang lebih besar anaknya rela dikorbankan. Apa kepentingan yang lenbih besar itu?
Tentu kita menyebutnya Kasih. Mengapa pelajaran kasih ini perlu umat manusia miliki? Menajdi
sebuah pertanyaan besar bagi kita semua, mengapa kita mengasihi? Dan mengapa Allah
menunjukan kasihnya kepada dunia yang cukup kacau ini? Mengapa kita bertahan mengasihi?
Tentu ada tujuan besar Tuhan untuk itu semua, dan kitapun ikut serta dalam tujuan besar itu.
Sebagai seorang ibu kita mempunyai kekuatan untuk menopang keluarga Kita, tugas
panggilan utama seorang ibu adalah mengasihi dan dalam kasih yang kita miliki, kita juga diajak
untuk menjaga keutuhan keluarga. Banyak hal besar yang dilakukan oleh seorang ibu, berikut hal
hal besar yang dilakukan oleh ibu di dalam rumah tangganya.
1. Memasak, asupan makanan bagi keluarga itu penting sehingga bagi seorang ibu selalu
belajar mengerti menu masakan baru dan belajar melihat keadaan keluarga sangat besar
dampaknya. Melalui masakan anak anak dan suami mendapat gizi terbaik karena dibuat dengan
cinta kasih seorang ibu. Dan ini hal yang besar namun seringkali disepelekan.
2. Berdoa, doa seorang ibu harus rutin dikerjakan karena sebagai seorang ibu kita
menaruh segala kekhawatiran kita kepada Tuhan. Doa menjadi cara kita mengungkapkan rahasia
rahasia hati kita dan terus melatih diri kita untuk memahami cara Tuhan merangkaikan Karya
keselamatyan bagi keluarga yang kita kasihi.
Berkata kata baik, ibu ibu selalu identik dengan kemampuan verbal dan pencarian
informasi. Kemampuan berkata kata ini sudah menjadi senjata utama hobi ibu ibu namun sebagai
umat kristiani kita perlu menjaga kata kata dan mengarahkan pikiran kita dengan ungkapan
ungkapan yang baik. Ungkapan yang baik akan menyemangati suami dan merangsang
pertumbuhan otak anak.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 387: 1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 149: 1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

36
Panduan PA Pemuda Selasa, 27 Pebruari 2024
“Percaya kepada Cinta Kasih Tuhan”
Bacaan : Kejadian 22:1-19
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 4: 1-2
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apa tantangan terbesar yang saat ini dihadapi pemuda/pemudi di gereja ini?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Kejadian 22:1-19
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa sikap Abraham terhadap Perintah Tuhan? Mengapa Abraham Taat kepada Tuhan?
2. Bagaimana sikap pemuda dalam menghadapi tantangan bergereja saat ini? Mengapa
demikian?
3. Apa yang perlu menjadi komitmen kita didalam bergerja agar kita dapat berjalan
bersama dan mengatasi permasalahan masa kini?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kisah Abraham yang diminta Allah mengorbankan Ishak anaknya menjadi sebuah cerita
yang cukup menarik untuk kita telaah. Abraham mengerjakan perintah Tuhan dan tetap
mengerjakannya walau ia tahu bahwa yang akan ia korbankan adalah Anaknya yang terkasih.
Bila ditarik lebih jauh tentang keberadaan Yesus tentu perikop ini adalah simbol bagaimana hati
Allah dan hati abraham mengalami rasa sakit yang dalam tetapi untuk sebuah perintah atau
kepentingan yang lebih besar anaknya rela dikorbankan. Apa kepentingan yang lenbih besar itu?
37
Tentu kita menyebutnya Kasih. Mengapa pelajaran kasih ini perlu umat manusia miliki? Menajdi
sebuah pertanyaan besar bagi kita semua, mengapa kita mengasihi? Dan mengapa Allah
menunjukan kasihnya kepada dunia yang cukup kacau ini? Mengapa kita bertahan mengasihi?
Tentu ada tujuan besar Tuhan untuk itu semua, dan kitapun ikut serta dalam tujuan besar itu.
Sebagai pemuda/pemudi kita digerakkan oleh energy yang besar dalam melakukan
pelayanan di tengah jemaat dan masyarakat. Energy ini seringkali dihambat oleh keinginan dan
harapan kita terhadap gerakan gerakan pemuda di dalam gereja. Ada yang memiliki cita cita
besar, ada yang peduli dengan cara mengajak, ada yang peduli dengan upaya hadir dan
mengkritik. Yang kemudian energy itu terkendala karena ada yang berbeda dengan pergerakan
kita, ataupun kita bosan karena kegiatan pemuda tidak menarik. Terlebih anak jaman sekarang
yang memiliki kesibukan tidak lagi ingin belajar melatih mental didalam pergerakan
pemuda/pemudi. Padahal di dalam gereja ada banyak tantangan yang menarik apabila dapat kita
selami prosesnya. Kita dapat melatih diri untuk kemampuan verbal apabila kita mau melayani
anak anak sekolah minggu, kita bisa melatih hobi bermusik ataupun berdiri di depan umum
dengan mengambil peran didalam ibadah minggu, kita dapat berlatih berorganisasi dan
membangun jiwa kepemimpinan dan lain sebagainya. Tentu ini seperti panggilan atau perintah
Tuhan kepada Abraham dimana arahnya tidak diketahui dan sikap abraham patuh dan siap taat
kepada perintah Tuhan. Kitapun dapat mengerti bahwa rancangan Tuhan itu tidak ada yang
mencelakakan kita (kejadian 50:29). selama kita memiliki energi jiwa muda teruslah belajar ulet
dan teguh menghadapi hal hal yang menjadi panggilan Tuhan dalam hidup bergereja kita
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 249: 1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 299
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

38
BAHAN RENUNGAN Kamis, 29 Pebruari 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : KJ 364: 1-2
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : PKJ 15: 1
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: 1 Petrus 2 :4-10
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 352 :1-3
9. Doa Penutup
Batu yang Berharga
Kita mengenal berbagai jenis bebatuan yang memiliki nilai atau berharga. Kebanyakan
karateristik batu yang berharga mahal adalah jenis bebatuan yang dapat memantulkan dan
memancarkan cahaya yang kemilau. Contohnya emas, emerald, diamond, dsb. Keberadaan batu ini
mampu secara maksimal memancarkan dan memantulkan cahaya yang masuk kedalam dirinya.
Karena karakteristik inilah batu dapat dihargai dan dinilai tinggi. Pada penilaian yang lain batu
dapat dinilai berharga karena tingkat kekerasannya dan keunikannya. Berlian dan platinum
contohnya menjadi batu yang keras dan memiliki nilai jual yang tinggi. Bagi kita yang mengetahui
dan mengisi keberadaan batu itu, tentu batu batu itu menjadi berharga. Tetapi mereka yang tidak
mengetahui tidak akan menganggap batu-batuan itu berharga. Karena mungkin semua batu sama,
yang berharga bisa jadi makanan atau rupa-rupa barang lainnya. Demikian juga dengan
penempatan keberadaan Yesus yang disebut sebagai batu yang hidup, bagi mereka yang
mengenalnya tentu Yesus menjadi berharga. Tetapi bagi mereka yang memusuhi Yesus, nilai
Yesus itu seperti batu buangan yang tidak berharga. Tetapi seperti halnya batu buangan lainnya
yang dibuang, batu ini menjadi batu penjuru yang bisa membuat orang yang tidak taat kepada
Tuhan akan tersandung dan jatuh. Seringkali di dalam kehidupan bergereja dan berTuhan kita anti
dengan batu sandungan bagi mereka yang sudah mengarahkan diri kepada jalan yang benar. Tetapi
bagi mereka yang mengarahkan diri menjauh dari tuhan biarlah sesekali menyadari bahwa ada juga
batu sandungan buat mereka agar jatuh dan sadar bahwa Tuhan melihat tingkah mereka.
Melalui Yesus kita menyadari betul bahwa keberadaan kita yang menjauh dari Tuhan
karena berbagai dosa dan tingkah laku kita yang tidak taat kepada Tuhan memerlukan batu
sandungan agar kita kembali disadarkan. Bahwa kitalah umat pilihan yang dalam penyertaan
Tuhan menjadi umat yang besar yang dipanggil dari kegelapan. Dirasa perlu bahwa apabila ada
saudara kita yang menjauh dan ingin kembali kedalam kegelapan ia harus mengingat keberadaan
batu sandungan yang mampu mengembalikan ia kejalan yang benar. Ternyata diperlukan juga
fungsi ini untuk mengembalikan orang orang yang telah Tuhan pilih. Adapun jika itu terjadi
kepada kita saat ini. Kita memerlukan batu sandungan itu agar kita dapat merasakan jatuh dan
berefleksi kemudian bangkit dan kembali mengingat arah yang benar yang sudah Tuhan sediakan.
39
Khotbah Minggu, 3 Maret 2024
Warna Liturgi : Ungu
Minggu Pra-Paskah III
BERMEGAH DALAM KRISTUS?
1 KORINTUS 1:18-25
Jemaat Tuhan yang terkasih, dalam hidup ini bisa saja terjadi perselisihan, bahkan diantara
anak-anak Tuhan. Pada awal narasi kitab Korintus kita melihat perselisihan orang percaya di sana
yang membagi dirinya ke dalam 4 golongan: Paulus, Petrus, Apolos dan Kristus. Untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut, Paulus menegaskan bahwa Kristus mengutusnya untuk
memberitakan Injil dengan perkataan hikmat dari Allah bukan untuk membangun kotak-kotak
dalam iman, tetapi bersatu dalam panggilan keselamatan. Berita Injil tentang keselamatan yang
datangnya dari Allah di dalam diri Tuhan Yesus Kristus, adalah sebuah berita sukacita bagi dunia.
Karena bagi siapapun yang percaya pada berita Injil, mereka akan memperoleh keselamatan dan
mendapatkan jaminan hidup yang kekal di dalam Kerajaan Sorga. Sungguhpun demikian, berita
keselamatan ini juga bisa disikapi dengan sebaliknya?
Menurut penulis kitab Korintus yang baru saja kita baca, berita tentang salib atau Injil
dibagi kepada dua kelompok pendengar, yaitu:
Pertama, bagi orang yang tidak percaya kepada berita Injil (bagi dunia). Bagi dunia ini, Injil
adalah sebuah berita yang berisi kebodohan (18a). Kenapa? Karena dengan segala kesalehan dan
kearifannya, dunia ini membangun keyakinan serta keselamatannya sendiri, lewat segala
pengetahuan dan kecerdasan yang mereka miliki (19). Iblis yang adalah bapa dari dunia ini,
menggiring manusia untuk jauh dari kasih karunia Allah dan tawaran keselamatan-Nya. Meskipun
berita keselamatan di dalam salib Kristus itu begitu nyata dengan tanda-tanda kemesiasan-Nya,
namun bahkan bagi orang-orang Yahudi yang mengenal kitab Taurat, mereka tetap tidak percaya
pada Yesus sebagai Sang Mesias yang telah hadir bagi dunia ini. Bagi mereka Yesus Kristus adalah
batu sandungan, dunia dengan segala tipu dayanya telah membutakan iman mereka. Sementara
bagi orang-orang Yunani yang mengejar kebijaksanaan dan kesalehan hidup manusia dengan
filsafat-filsafatnya dan dewa-dewi sembahannya. Berita keselamatan di dalam salib Kristus
hanyalah berita kebodohan bagi mereka (22-23). Yesus hanyalah anak tukang kayu dari Nasaret.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang sudah percaya kepada berita keselamatan tersebut?
Kedua, bagi orang yang percaya kepada berita Injil. Bagi orang percaya, berita keselamatan
di dalam salib Tuhan Yesus Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (18b, 24). Bagi orang
percaya, Allah yang berkuasa itu sanggup untuk melakukan segala hal. Dan bagi Allah, hikmat,
kebijakan dan pengetahuan manusia dengan segala kebanggaannya adalah sebuah kebodohan yang
sia-sia, yang akan dibinasakan dan dilenyapkan (19-20). Dunia ini tidak mengenal Allah dengan
segala karya-Nya, sehingga mereka menolak-Nya menganggapnya sebagai sebuah kebodohan (21),
karena itu Allah menawarkan keselamatan bagi siapa saja yang percaya kepada Yesus Kristus di
dalam iman. Yesus Kristus yang dianggap hina, bodoh dan lemah oleh dunia ini, telah diangkat
Allah menjadi terpandang dan Dia dipilih Allah untuk mempermalukan kekuatan, hikmat dan
40
kebanggaan dunia ini (25-27). Bahkan sesuatu yang dianggap berarti oleh dunia, telah dibuat Allah
menjadi tidak berarti dan tidak berharga. Supaya tidak ada seorang manusiapun yang dapat
sombong dan bermegah diri dihadapan Allah (28-29). Dalam kehidupan orang percaya, Firman
Allah yang hadir dalam inkarnasi Yesus Kristus, sebagai seorang manusia yang membawa misi
Allah bagi keselamatan dunia ini telah menjadi hikmat, kebenaran, kekudusan dan penebus mereka
(30). Oleh karena itu, barangsiapa yang hendak bermegah, hendaklah ia bermegah hanya di dalam
Tuhan saja (31).
Jemaat Tuhan yang terkasih, sebagai warga GKSBS yang merupakan bagian orang-orang
percaya. Marilah kita menjadikan Tuhan Yesus Kristus satu-satunya kebanggaan dan kemegahan
kita. Apa pun yang kita kerjakan dan lakukan, semata-mata hanyalah bagi hormat dan kemuliaan
nama-Nya. Kunci utama bermegah dalam iman adalah kerendahan hati, bukan kesombongan.
Kerendahan hati untuk mau menjadi pelayan-pelayan Kristus dimanapun kita berada dan bekerja.
Pelayan-pelayan Kristus yang terus belajar menjaga sikap, tutur kata dan perbuatan yang
memuliakan Allah, dalam kesaksiannya di tengah dunia. Dalam melayani Tuhan mungkin kita
mendapatkan hinaan, disepelekan, ditinggalkan dan lain-lain. Tetapi ingatlah, Tuhan adalah
kekuatan dan hikmat kita. Dia adalah Allah yang immanuel yang tidak pernah meninggalkan kita
sendiri. Tuhan bisa memakai yang lemah dan hina bagi kemuliaan dan kebesaran nama-Nya.
Marilah kita terus bermegah di dalam Dia dan melayani-Nya dengan segala kerendahan hati. Tuhan
Yesus Memberkti kita semua. Amin

Nas Pembimbing : Yeremia 9:23-24


Berita Anugerah : Roma 3:27-28
Nas Persembahan : Mazmur 96:8
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : PKJ 7:1-3
2. Nyanyian Pujian : KJ 17:1-4
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 178:1-2
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 265 :1-2
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 145: 1 - dst
6. Nyanyian Penutup : PKJ 426:1-4

41
Panduan PA Umum Selasa, 5 Maret 2024
“Derita Dalam Penantian Hujan”
Bacaan : Ibrani 9:23-28
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 14:1-2
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apakah bapak ibu saudara pernah berkorban (misal waktu. Tenaga, dana, bahkan
sesuatu yang paling berharga)? silakan bagikan pengalamannya!
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Ibrani 9:23-28
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa perbedaan korban yang disampaikan para Imam dan Tuhan Yesus? Mengapa
demikian?
2. Bagaimana tanggapan saudara tentang pengorbanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus?
Bandingkan dengan ayat 28
3. Bagaimana cara kita untuk membangun kehidupan sebagai orang-orang yang tertebus?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Karya penebusan keselamatan umat manusia dari dosa dilakukan dengan pengorbanan.
Pengorbanan itu terjadi dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan
dari dosa dan dari ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Agung, Yesus memberikan kepada
manusia keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara-upacara persembahan
kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama Yahudi.
42
Surat Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok orang Kristen, yang terus-menerus
mengalami tekanan dan penganiayaan, yang mungkin akan murtad dari kepercayaan mereka
kepada Kristus. Penulis surat ini berusaha mendorong mereka supaya tetap percaya bahwa Tuhan
Yesus telah berkorban bahkan melebihi korban yang dilakukan oleh para imam. Pengorbanan
yang sempurna bagi keselamatan sejati
Ada beberapa hal yang Melalui pengorbanan Tuhan Yesus :
a. Pengorbanan Tuhan Yesus memberikan pengampunan
Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (ayat 22). Dengan pengampunan dosa
umat terasingkan dari Allah.
b. Pengorbanan Tuhan Yesus mentahirkan manusia dari dosa
umat Allah beroleh penyucian melalui pengorbanan Tuhan Yesus, suatu korban yang lebih
baik dari korban dibawah hukum Taurat. Pengorbanan Tuhan Yesus memberikan kepastian yang
lebih baik dan untuk meneguhkan perjanjian yang lebih baik.
c. Pengorbanan Tuhan Yesus dilakukan sekali untuk selamanya
Pengorbanan Tuhan Yesus berbeda dengan pengorbanan yang dilakukan oleh para imam.
Kematian Tuhan Yesus memberikan kepastian akan keselematan yang sejati “demikian pula
Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya”. Hal tersebut menunjukan kesempurnaan
dari pengorbanan yang cukup satu kali untuk selamanya, untuk menanggung dosa banyak orang.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : Apa yang seharusnya kita kerjakan agar kita mencintai gereja, dan nyaman
dengan persekutuan remaja dan pemuda di gereja kita?
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 147:1-3-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

43
Panduan PA Perempuan Selasa, 5 Maret 2024
“Bukti dari Janji”
Bacaan : Ibrani 9:23-28
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 2:1-3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Bagaimana tanggapan tentang pernyataan “perempuan itu butuh bukti bukan hanya
Janji”? Silakan saling berbagi cerita!
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Ibrani 9:23-28
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa bukti dari janji Tuhan Yesus dalam peikop kita saat ini?
2. kepastian yang seperti apa yang kita dapat melalui pengorbanan Tuhan Yesus?
3. Bagaimana kita menanggapi Pengorbanan Tuhan Yesus memberikan kepastian
kehidupan saat ini? Kaitkan dengan pertanyaan pengantar
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Penggenapan dari janji keselamatan diberikan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbananNya.
Itu dibuktikan melalui Karya penebusan keselamatan umat manusia dari dosa dilakukan dengan
pengorbanan nyawa melalui kematian Kristus. Pengorbanan itu menggantikan persembahan
korban yang dilakukan oleh para imam yang setiap Tahun mempersembahkan korban.
Melalui pengorbanan dirinya yang satu kali untuk selamanya merupakan bukti nyata dari
penggenapan Janji Allah didalam diri Tuhan Yesus.
44
Pengorbanan Yesus memberikan darahnya bukti kepastian akan pengampunan “tanpa
penumpahan darah tidak ada pengampunan.” Tanpa pengampunan tidak ada kepastian
pemulihan hubungan manusia dengan Tuhan.
Pengorbanan Tuhan Yesus memberikan bukti adanya pentahiran/penyucian atas diri umat
manusia sehingga layak untuk menerima kerajaan Sorga.
Pengorbanan Tuhan Yesus merupakan bukti bahwa Yesus adalah Anak Allah -- Anak
yang kekal. Anak Allah itu menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya
untuk menderita, menanggung beban dosa manusia satu kali saja.
Dengan bukti dari Janji perikop ini mendorong kita supaya tetap setia sampai akhir.
Dengan hanya melihat pada Yesus yang mendorong supaya tabah menderita dan tabah
menanggung tekanan-tekanan dalam hidup ini n penganiayaan terhadap diri mereka. Kepastian
akan keselamatan bagi seluruh umat manusia yang menantikan Dia.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 126:1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 149:1-
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

45
Panduan PA Pemuda Selasa, 5 Maret 2024
“Cukup Satu Kali Untuk Selamanya”
Bacaan : Ibrani 9:23-28
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 14:2X
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apa yang dipahami tentang pengorbanan? Silakan saling berbagi cerita!
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Ibrani 9:23-28
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Mengapa Tuhan Yesus rela mengorbankan dirinya bandingkan dengan ayat 25!
2. Apa respon kita terhadap pernyataan demikian pula Kristus hanya satu kali saja
mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang?
3. Sebagai pemuda komitmen apa yang akan dibangun dengan pernyataan cukup satu kali
untuk selamanya dikaitkan dengan pengorbanan Tuhan Yesus?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Karya penebusan keselamatan umat manusia dari dosa dilakukan dengan pengorbanan
nyawa melalui kematian Kristus. Pengorbanan itu menggantikan persembahan korban yang
dilakukan oleh para imam yang setiap Tahun mempersembahkan korban. Melalui pengorbanan
dirinya yang satu kali untuk selamanya memberikan kepastian akan keselamatan bagi seluruh
umat manusia.
Tidak ada pengampunan tanpa pengorbanan, tidak ada kesucian tanpa adanya darah yang
46
tercurah, tidak ada kehidupan tanpa adanya kematian. Semua itu dilakukan oleh Tuhan Yesus Ia
rela berkorban agar umat beroleh pengampunan dosa, ia rela tubuhnya berdarah untuk
menyucikan umat nya, ia rela mati agar umatnya beroleh kehidupan.
Pengorbanan satu kali saja terjadi dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-
Nya dibebaskan dari dosa dan dari ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Agung, Yesus
memberikan kepada manusia keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara-upacara
persembahan kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama Yahudi. Allah telah
menyatakan Yesus sebagai imam abadi yang dapat memberikan keselamatan sejati itu saja, lain
tidak.
Pengorbanan satu kali saja menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Allah
yang sempurna. Yang mentahirkan/menyucikan manusia dari dosa dan cela sehingga layak
dalam kerajaan Sorga
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 125:2X
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 147:1-3
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

47
BAHAN RENUNGAN Kamis, 7 Maret 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : PKJ 19:1-3
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : PKJ 15
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: Kejadian 9:8-17
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : PKJ 165:1-2
9. Doa Penutup
Janji Keselamatan
Dalam perjalanan kehidupan ini tidak pernah lepas dari janji. Kata “janji” dalam kamus
besar bahasa Indonesia bermakna ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk
berbuat. Kita sering berjanji baik kepada pasangan, anak, orang lain, bahkan saat kita bekerja di
tempat tertentu kitapun harus menyatakan janji.
Perikop kita saat ini merupakan janji Allah yang dinyatakan kepada Nuh dan dengan
keturunannya, dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama denganya: burung-burung,
ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar
dari bahtera itu, segala binatang di bumi.
Allah menjanjikan bahwa sejak saat itu tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh
air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi
Tanda dari perjanjian itu adalah busur yang diatas awan (pelangi; BIS), dengan pelangi itu
Allah mengadakan perjanjian yang kekal dengan semua mahluk hidup untuk tidak memusnahkan
manusia.
Melalui renungan di Masa Perayaan Paska dan Pentakosta kita diingatkan tentang janji
Allah yang tidak akan memusnahkan mahkluk hidup. Dosa menghalangi manusia untuk dapat
hidup di dalam janji Allah tersebut. Oleh sebab itu Allah menepati janji-Nya melalui Tuhan Yesus
Kristus yang menjadi korban bagi penebusan agar manusia beroleh kehidupan. Janji Allah
dibuktikan dengan memberikan anugerah keselamatan bagi seluruh makhluk.
Mari kita terima janji Allah yang sudah dibuktikan dengan menjaga anugerah keselamatan,
dengan menjadi berkat dan terus menyatakan karya Allah yang sudah menggenapi janjiNya. Hanya
Allahlah sumber kehidupan, yang memiliki kehidupan dan yang member kehidupan.
Tuhan Yesus memberkati.

48
Khotbah Minggu, 10 Maret 2024
Warna Liturgi : Ungu
Minggu Pra-Paskah IV
APA MAKNA SALIB BAGIMU?
YOHANES 3: 14-21
Shalom, Ibu Bapak Saudara Saudariku yang terkasih dalam Tuhan Yesus, pada minggu Pra
Paska IV ini kita diajak untuk merenungkan injil Yohanes. kita membaca bagian Firman Tuhan
dari Injil Yohanes 3:14-21. Injil Yohanes memiliki kecakapan khusus yang ditujukan bagi para
Murid disepanjang zaman. Injil Yohanes menjadi kitab yang fokus kepada proses pengajaran
tentang Yesus yang secara khusus harus di pahami oleh para Murid. Yohanes pasal 3 ini menjadi
bagian yang menceritakan siapa Yesus sesungguhnya juga tujuan Yesus hadir didalam dunia. Ayat
16 merupakan gambaran sederhana bahwa keberadaan Yesus itu adalah anak yang diutus bapaNya
agar semua orang yang percaya kepadanya diselamatkan. Keselamatan ada pada Yesus dan dialah
terang yang membuka mata setiap orang yang mengarahkan hidupnya pada kegelapan agar dapat
melihat terang itu dan bertobat. Jika selama ini hidup dalam kegelapan Ia perlu melihat terang agar
mengerti bahwa didalam terang ada sesuatu yang lain yaitu kekekalan atau beroleh hidup kekal.
Pada Ayat 14 sesungguhnya penulis Injil Yohanes sudah memberi tanda terkait dengan
rancangan Bapa atas Putra Tunggalnya, yaitu ia akan ditinggikan menjadi tanda keselamatan. Musa
meninggukan ular dipadang gurun agar semua orang sadar bahwa didepan ada bahaya mengancam
dan setiap orang menjadi waspada terhadap ancaman yang dapat merenggut hidupnya. Maka
keberadan Yesus yang juga di tinggikan diatas kayu salib menjadi tanda bagi bahayanya maut.
Tetapi kebangkitannya akan menjadi tanda bahwa maut sudah dikalahkan dan setiap orang yang
mengerti akan mendapat hidup yang kekal. Karena maut tidak lagi memiliki kuasa.
Bapak ibu dan saudara yang dikasihi Tuhan. Jika Rancangan bapa didalam salib Yesus
merupakan tanda keselamatan. Maka kita perlu menyadari bahwa dengan mengerti dan mengimani
salib Yesus kita diselamatkan. Ada rancangan yang berbeda menurut pendapat orang israel dan
Bapa disurga. Mesias yang datang bukanlah Mesias yang mengalahkan musuh duniawi tetapi ia
mengalahkan maut agar setiap orang dapat belajar dari Yesus. Kita menyadari sekarang bahwa
rancangan salib yang di emban Yesus mengajari kita murid-muridnya untuk tetap teguh pada iman
yang benar kepada Kristus. Jangan goyah dan teruslah berusaha menjadi damai sejahtera.
Kita itu selalu diingatkan tentang kebaikan kebaikan Tuhan, terlebih rancangan hidup yang
kekal bagi kita sekalian. Sinode GKSBS hidup dan bertumbuh dengan menyikapi rancangan
Tuhan. Mengambil peran pada tugas tugas gereja dengan melihat konteks keadaan sumbagsel,
sinode GKSBS kemudian Juga membuat tanda berupa pilar pilar yang kita sebut pilar GKSBS.
Ada tiga pilar yang pelru juga kita ketahui yaitu pilar Theologi dimana GKSBS senantiasa
mengimani Kristus dan bertumbuh dalam teologi yang benar. Pilar Ekologi dimana keberadaan kita
di bumi sumbagsel ini juga perlu menjaga dan melindungi keadaan alam disekitar kita dengan
berbagai diskusi dan aksi yang kita kerjakan. Dan yang terakhir pilar Tehnologi, tidak dapat kita
pungkiri bahwa tehnologi dapat diupayakan dan di pelajari juga menjadi hal yang tidak terlepas
49
bagi perkembangan jaman sekarang. Dengan tiga pilar tersebut kita mengakui bahwa ada bahaya
apabila kita tidak mempersiapkan diri melihat rancangan Tuhan. Tetapi juga kita sadari bahwa
pada tiga pilar ini GKSBS sedang berjuang membangun keberadaan dirinya sebagai umat
kesayangan Allah, kawan sekerja yang secara kontekstual mengedepankan perenungan atas firman
dan kehidupan. Mungkin pilar GKSBS tidak akan pernah sebanding dengan salib Kristus, tetapi
disanalah ada peran dan tugas yang perlu kita kerjakan bersama sama. amin

Nas Pembimbing : Bilangan 21 : 7-8


Berita Anugerah : Efesus 2 :4-5
Nas Persembahan : Maleaki 3:10
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 10:1-3
2. Nyanyian Pujian : KJ 293:1,3
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 368: 1-3
4. Nyanyian Responsoria : KJ 369a :1 dan 2
5. Nyanyian Persembahan : KJ 367:1-dsc
6. Nyanyian Penutup : PKJ 177

50
Panduan PA Umum Selasa, 12 Maret 2024
“Pencobaan Sebagai Penguji Kesetiaan”
Bacaan : 1 Korintus 10:6-13
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 436:1-3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apakah yang saudara pahami tentang pencobaan/masalah hidup? Berikan pendapat!
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: 1 Korintus 10:6-13
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Bagaimana cara kita menyikapi pencobaan/masalah hidup yang datang?
2. Bagaimana kita tetap setia pada Tuhan menyikapi pencobaan/masalah hidup yang
datang?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
1 Korintus 10:13, sebuah ayat emas yang banyak dipakai orang Kristen saat ini ketika
diperhadapkan dengan masalah hidup. Ayat ini,merupakan bagian dari surat rasul Paulus kepada
jemaat di Korintus. Secara keseluruhan, ayat tersebut memuat jaminan kemenangan atas
pencobaan bagi umat Kristen yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Paulus menulis
surat ini tidak hanya menurut situasi di Korintus, tetapi juga dengan latar belakang sejarah
bangsa Israel(KBBI : Sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian
yang benar-benar terjadi dalam masa lampau). Dalam sejarahnya, bangsa Israel pernah gagal
dalam menyikapi pencobaan-pencobaandi tengah perjalanan menuju Kanaan, mereka tidak setia
51
pada Tuhan: (1) Menyembah berhala (Kel 32:6), (2) Percabulan, (3) Mencobai Tuhan, dan (4)
Bersungut-sungut. Pada ayat-ayat sebelumnya (1-12), Paulus menjadikan bangsa Israel sebagai
contohatau role model (belajar dari kegagalan) bagi jemaat di Korintus dan umat Kristen secara
keseluruhan agar tidak gagal lagi di kemudian hari;atau lebih bersikap arif dan bijaksana dalam
menyikapi pencobaan-pencobaan. Paulus meneruskan, Tuhan sejatinya telah memberi jaminan
kemenangan atas pencobaan itu bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Hal inilah yang dibahas
dalam surat 1 Korintus 10 ayat 13: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-
pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan kerena itu Ia
tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan
memberikanmu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.
Ayat 13, dapat menjadi ayat perenungan bagi kita bersama. Tatkala kita sedang
diperhadapkan dengan pencobaan/masalah hidup dalam hidup kita. Masalahhidup yang bertubi-
tubi sepertitiada henti. Teramat berat sekali rasanya kita menanggungnya.Masing-masing di
antara kita mengalami masalah hidup yang berbeda-beda. Tua-muda, kaya-miskin, orang kota-
orang desa, siapapun kita, kita sama-sama pernah mengalami masalah hidup. Yang
membedakanadalah tentang bagaimana masing-masing kita merespon/menyikapi masalah hidup
tersebut. Apakah kita putus asa, atau tetap setiadan berpengharapan pada Tuhan; hingga
menemukan jalan keluar?
Dalam buku Singkat Kata Sarat Makna oleh Dr. Petrus F. Setiadarma, surat 1 Korintus
10:13 menegaskan bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas
kemampuan umat-Nya. Meski masalah itu berat, mereka pasti bisa melaluinya asal tetap
berpegang pada Tuhan.
Sebagai umat Tuhan; sebagai Jemaat GKSBS, pastinya kita selalu diajarkan untuk
berpegang pada Tuhan. Dalam praktik hidup, kita kerap diperhadapkan dengan
pencobaan/masalah hidup. Di situ, Tuhan sedang menguji kesetiaan kita, iman kita, apakah kita
mampu untuk tetap setia pada Tuhan? Dengan bersikap arif dan bijaksana, atau kita
meninggalkan Tuhan? Dengan bersikap putus asa?Akhir kata, semoga jemaat GKSBS tetap setia
pada Tuhan; dengan bersikap arif dan bijaksana tatkala pencobaan/masalah hidup datang. Jemaat
GKSBS Setia pada Tuhan, demikian juga Tuhan teramat setia dengan kita umat-Nya; manusia,di
sepanjang sejarah(1-4).
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 37
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 147
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

52
Panduan PA Perempuan Selasa, 12 Maret 2024
“Perempuan Yang Setia Dengan Tuhan Dan Keluarga”
Bacaan : 1 Korintus 10:6-13
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 14
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apa yang ibu/saudari pahami tentang kesetiaan? Berikan pendapat!
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: 1 Korintus 10:6-13
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa yang 1 Korintus 10:6-13 ajarkan mengenai kesetiaan?
2. Mengapa kesetiaan menjadi suatu hal yang penting bagi seorang perempuan? Jelaskan!
3. Apa komitmen yang dapat saudara berikan untuk mewujudkan kesetiaan dalam
kehidupan sebagai seorang perempuan GKSBS?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Dalam bacaan 1 Korintus 10:6-13 terdapat dua poin penting. Pertama, “kegagalan
Israelsebagai peringatan bagi kita”. Dalam kisah1 Korintus 10:6-13 Paulus mengajarkan dan
menuliskan kisah ini menjadi peringatan bagi orang Kristen (ayat 6). Paulus mengajak kita
belajar dari kegagalan bangsa Israel. Ada 4 hal kegagalan bangsa Israel. Di tengah-tengah
pencobaan yang mereka alami selama perjalanan menuju Kanaan, mereka mengkhianati Tuhan:
(1) Menyembah Berhala (Kel 32:6), (2) Percabulan, (3) Mencobai Tuhan, dan (4) Bersungut-
sungut. Kegagalan bangsa Israel ini adalah merupakan gambaran dari manusia yang tidak setia;
53
atau pergi meninggalkan Tuhan tatkala diperhadapkan pencobaan/masalah hidup.Kedua,
memaknai “kesetiaan Tuhan” di tengah-tengah pencobaan/masalah hidup (ayat 13). Kesetiaan
Tuhan dimaknai sebagai kehadiran Tuhan sebagai sang perancang pencobaan itu sendiri; setiap
umat-Nyamendapat pencobaan;masing-masing sesuai kapasitasnya; guna menguji kualitas
keimanan umat-Nyatersebut (ibarat seorang penguji yang ahli dalam menguji kekuatan beban
kendaraan).Selain itu, Tuhan juga sebagai sang penolong(ibarat seorang montir yang ahli
memperbaiki mesin kendaraan yang rusak); Tuhan akan memberikan jalan keluar; Tuhan akan
setia menolong umat-Nya tatkaladiperhadapkan pencobaan/masalah hidup.Tuhan adalah setia.
Tuhan teramat setia dengan kita umat-Nya; manusia, terbukti disepanjang sejarah(ayat 1-4). Jadi,
kisah 1 Korintus 10:6-13, terdapat dua poin penting: (1) Kegagalan Israel sebagai peringatan
bagi kita, dan (2) Memaknai kesetiaan Tuhan.
Tentang Perempuan. Michael Nafas menuliskandalam bukunya berjudul Perempuan
Adalah Ibu,: Perempuan adalah matahari bagi anak-anaknya, dia akan menyalakan tungku pagi-
pagi untuk menyiapkan sarapan. Perempuan adalah bumi bagi anaknya, dia menjadi dunia dari
harapan dan mimpi-mimpi anaknya. Perempuan adalah hujan yang akan membasahi jiwa-jiwa
anaknya dengan doa-doa. Perempuan adalah pohon yang akan menyampaikan buah dan
kebahagiaan untuk anak-anaknya.
Sebagai seorang ibu/perempuan,ibu/perempuan GKSBS tentunya, yang telah belajar
firman Tuhan yang terambil dari 1 Korintus 10:6-13, pertama, ibu/perempuan diharapkan
menjadi pribadi yang mau belajar dari kegagalan bangsa Israel. Kita tidak diperkenankan
mengkhianati kesetiaan Tuhan tatkala diperhadapkan pencobaan/masalah hidup.Kedua,
ibu/perempuan memaknai kesetiaan Tuhan; Tuhan sebagai sang perancang atas
pencobaan/masalah hidup kita,dan sekaligusTuhan sebagai sang penolong atas
pencobaan/masalah hidup kita. Dengan demikian, ibu/perempuan hebat bukan hanya setia
dengan anak dan keluarga, melainkan lebih-lebih setia kepadaTuhan.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 400:1-4
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 146
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

54
Panduan PA Pemuda Selasa, 12 Maret 2024
“Pemuda Menyebarkan Pesan Rohani Dengan Teknologi”
Bacaan : 1 Korintus 10:6-13
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 185:1-2
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apa yang pemuda pahami tentang kesetiaan kepada Tuhan? Berikan pendapat saudara!
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: 1 Korintus 10:6-13
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa yang 1 Korintus 10:6-13 ajarkan mengenai kesetiaan?
2. Mengapa kesetiaan menjadi suatu hal yang penting bagi seorang pemuda? Jelaskan!
3. Apa komitmen yang dapat saudara berikan untuk mewujudkan kesetiaan dalam
kehidupan sebagai seorang pemuda GKSBS?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Dalam bacaan 1 Korintus 10:6-13 terdapat dua poin penting. Pertama, “kegagalan Israel
sebagai peringatan bagi kita”. Dalam kisah 1 Korintus 10:6-13 Paulus mengajarkan dan
menuliskan kisah ini menjadi peringatan bagi orang Kristen (ayat 6). Paulus mengajak kita
belajar dari kegagalan bangsa Israel. Ada 4 hal kegagalan bangsa Israel. Di tengah-tengah
pencobaan yang mereka alami selama perjalanan menuju Kanaan, mereka mengkhianati Tuhan:
(1) Menyembah Berhala (Kel 32:6), (2) Percabulan, (3) Mencobai Tuhan, dan (4) Bersungut-
sungut. Kegagalan bangsa Israel ini adalah merupakan gambaran dari manusia yang tidak setia;
55
atau pergi meninggalkan Tuhan tatkala diperhadapkan pencobaan/masalah hidup. Kedua,
memaknai “kesetiaan Tuhan” di tengah-tengah pencobaan/masalah hidup (ayat 13). Kesetiaan
Tuhan dimaknai sebagai kehadiran Tuhan sebagai sang perancang pencobaan itu sendiri; setiap
umat-Nya mendapat pencobaan; masing-masing sesuai kapasitasnya; guna menguji kualitas
keimanan umat-Nya tersebut (ibarat seorang penguji yang ahli dalam menguji kekuatan beban
kendaraan). Selain itu, Tuhan juga sebagai sang penolong (ibarat seorang montir yang ahli
memperbaiki mesin kendaraan yang rusak); Tuhan akan memberikan jalan keluar; Tuhan akan
setia menolong umat-Nya tatkala diperhadapkan pencobaan/masalah hidup. Tuhan adalah setia.
Tuhan teramat setia dengan kita umat-Nya; manusia, terbukti di sepanjang sejarah (ayat 1-4).
Jadi, kisah 1 Korintus 10:6-13, terdapat dua poin penting: (1) Kegagalan Israel sebagai
peringatan bagi kita, dan (2) Memaknai kesetiaan Tuhan.
Dibanyak analisis, para ahli menyatakan bahwa Gen Z memiliki sifat dan karakteristik
yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Ryan Jenkins (2017) dalam artikelnya berjudul
“Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation” menuliskan: Karakter Gen
Z lebih beragam, bersifat global, serta memberikan pengaruh pada budaya dan sifat masyarakat
kebanyakan. Satu hal yang menonjol, Gen Z mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam
berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi mereka gunakan sama alaminya layaknya mereka
bernafas.
Sebagai pemuda Gen Z, sebagai pemuda GKSBS, menjadi penting pemuda memberikan
pengaruh pada budaya dan sifat masyarakat kebanyakan, terkhusus dalam prihal Kesetiaan
manusia kepada Tuhan. Pemuda bisa aktif membuat konten video dengan tema-tema rohani;
yang mendorong kesetiaan manusia kepada Tuhan. Dan pemudabisa aktif menyebarluaskannya
melalui teknologi yang dekat dengan kehidupan pemuda Gen Z. Ini penting, karena
kerohanian/kesetiaan manusia kepada Tuhan adalah hal yang teramat menyenangkan hati Tuhan,
seperti yang kita dengar dari firman Tuhan 1 Korintus 10:6-13.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 14
8. Persembahan
Lagu persembahan : PKJ 216
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

56
BAHAN RENUNGAN Kamis, 14 Maret 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : PKJ 37:1-3
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ 53:1-2
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: Mazmur 51:1-12
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 29:1-3
9. Doa Penutup
Menyadari, Menyesal, dan Bertobat
Dalam Masa Perayaan Paska dan Pentakosta seluruh warga GKSBS menjalani aksi Puasa.
Puasa yang tidak hanya sekedar tidak makan dan tidak minum, bertarak atau berpantang tetapi
merupakan panggilan spiritual agar kita secara sadar dan sengaja mengakui dan menyesali
kesalahannya dihadapan Tuhan, agar Tuhan memampukan kita dengan anugerahNya untuk
melawan kehidupan dosa.
Perikop kita merupakan ungkapan penyesalan dengan segenap hati raja Daud atas dosa-
dosa yang ia perbuat. Seruan permohonan ampun sang pemazmur ia nyatakan “Kasihanilah aku ya
Allah, karena Engkau tetap mengasihi, hapuskanlah dosaku karena belas kasih-Mu yang besar”.
Pemazmur menyadari seluruh dosa dan kesalahannya. Dia rindu untuk memperoleh pengampunan
secara menyeluruh dari Allah. Pemazmur sadar akan dosa-dosanya.
Pada sisi lain raja Daud mengungkapkan pengakuan imannya bahwa Allah penuh belas
kasih. Raja Daud mendasarkan pengakuan dosanya kepada anugerah dan pengasihan Allah belaka
bukan pada perbuatan baik dan amal ibadahnya.
Betapa sering manusia tidak berani secara jujur, terus terang dan terbuka mengakui dosanya
di hadapan Allah. Justru yang sering terjadi adalah upaya untuk menutupi dan menyembunyikan
dosa.
Kita belajar dari pemazmur bahwa dosa harus diakui secara sadar dan dengan melakukan
pertobatan yang sungguh serta senantiasa memohon belas kasih Allah yang memberikan
pengampunan kepada manusia.
Tuhan Yesus memberkati.

57
Khotbah Minggu, 17 Maret 2024
Warna Liturgi : Ungu
Minggu Pra-Paskah V
KASIH-NYA YANG TAK MENUNTUT APAPUN
YEREMIA 31:31-34
Shalom saudara-saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, kita mungkin pernah
mendengar peribahasa yang mengatakan, “Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba”. Peribahasa
tersebut menggambarkan bahwa ketika kita atau orang lain sudah melakukan banyak hal baik
untuk seseorang tetapi perbuatan baik yang kita lakukan itu dibalas dengan hal yang buruk.
Seandainya situasi tersebut terjadi dalam kehidupan kita, bagaimanakah kita merespon hal
tersebut? Mungkin perasaan jengkel, dongkol bahkan memiliki niatan untuk balas dendam bisa jadi
menyelimuti pikiran kita.
Ya, hal tersebut wajar saja terjadi, karena dalam konsep relasi yang ideal bagi kita adalah
pola relasi saling memahami. Sebagai contoh, di tengah lingkungan kita mungkin masih ada tradisi
ater-ater, bentuk tradisi itu dapat ditemukan ketika tetangga akan merayakan Idul Fitri, biasanya
mereka akan mengantar makanan untuk kita. Lalu karena kita merasa tetangga kita sudah berbuat
baik dengan kita, maka saat mendekati hari Natal, kita membalas kebaikan tetangga tersebut
dengan berbalik berbagi makanan untuk mereka. Tradisi tersebut yang secara tidak sadar
membentuk konsep dalam diri kita, bahwa idealnya kebaikan dibalas juga dengan kebaikan.
Dengan demikian, ketika kita menebar banyak kebaikan, tetapi kita justru mendapatkan sebuah
balasan yang tidak baik, hati kita akan merasa terhinati dan terluka oleh tindakan yang tidak
setimpal tersebut.
Saudara-saudari yang terkasih, ketika membaca teks bacaan kita yang terdapat dalam
Keluaran 33:1-6, mari kita mencoba membayangkan tindakan Allah dilakukan dalam situasi yang
sama dengan kita pada saat kita sedang dalam situasi yang terluka karena perbuatan baik yang kita
berikan malah dikhianati dengan kejahatan. Perhatikan teks ini dengan seksama! Pertama, pada
ayat 5, diungkapkan bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang “tegar tengkuk”. Kata tersebut, dalam
KBBI, berarti keras kepala. Hal tersebut yang menyebabkan Allah tidak turun langsung untuk
berjalan ditengah-tengah bangsa Israel, tetapi mengutus seorang Malaikat untuk memimpin mereka
(bdk. 2). Poin yang menarik untuk kita bersama belajar yaitu Allah tetap mengizinkan mereka
untuk pergi ke negeri yang telah dijanjikan oleh-Nya. Penyertaan Allah tetap dinyatakan sekalipun
Ia mengetahui bahwa bangsa Israel merupakan bangsa yang tegar tengkuk, yang dibuktikan dengan
persitiwa mereka melakukan penyembahan pada lembu emas (bdk. Kel 32:1-6). Penyembahan
pada lembu emas yang dilakukan oleh bangsa Israel merupakan bentuk pengkhianatan kepada
Allah. Namun ternyata Allah tetap mengampuni mereka dan menyertai mereka dengan mengutus
seorang Malaikat untuk memimpin mereka. Berdasarkan teks tersebut, kita dapat melihat bahwa
kasih Allah itu diberikan kepada umat pilihan-Nya tanpa suatu syarat apapun. Artinya Allah
menyertai umat-Nya bukan hanya karena umat-Nya taat dan setia kepadanya, tetapi di tengah
penghianatan yang dilakukan oleh umat-Nya Allah tetap menunjukkan kasih-Nya.
58
Tindakan kasih yang tanpa syarat tersebut juga pernah terjadi dalam sejarah perjalanan
GKSBS. Dahulu para transmigran yang sudah mulai dapat menata kehidupan ekonominya di Bumi
Sumatra Bagian Selatan, berinisiatif untuk menerima para pendatang baru tanpa harus menyeleksi
dari mana mereka berasal, dan alasan mereka datang ke Sumatera Bagian Selatan. Mereka bahkan
bukan hanya sekadar diterima, tetapi kehidupan mereka juga ditopang oleh keluarga-keluarga yang
sudah lebih dulu datang di sana. Lebih-lebih dalam perjalanannya orang-orang yang baru datang
diajak untuk mengelola lahan bersama-sama. Hal yang dilakukan oleh para pendiri GKSBS
tersebut adalah sebuah bentuk keramahan yang tanpa syarat, dimana mereka yang datang dan
diterima tidak harus melalui proses seleksi, tetapi diterima dengan apa adanya, ntah dalam keadaan
baik ataupun dalam keadaan buruk.
Pola relasi cinta kasih tanpa syarat yang selalu dibangun oleh para pendiri GKSBS tersebut,
telah membentuk ikatan kekeluargaan yang kuat dalam kehidupan komunitas beriman di Sumatera
Bagian Selatan. Ikatan persaudaraan yang kuat ini kemudian memanggil komunitas-komunitas
orang beriman di Bumi Sumatera Bagian Selatan untuk berjalan bersama dalam sebuah ruang yang
disebut Rumah Bersama. Dalam sebuah rumah terdapat orang-orang yang membangun relasi
dengan keotentikannya masing-masing. Oleh karena itu, dalam keauntentikan itu akan ditemukan
berbagai kelemahan-kelemahan yang dapat menyebabkan kerapuhan. Tetapi percayalah bahwa
kerapuhan itu akan mampu teratasi karena Allah yang akan terus memimpin GKSBS dengan
memberikan hikmat-Nya supaya cinta kasih tanpa syarat terus hidup dalam Rumah Bersama.
Saudara-saudaraku yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, dalam menghayati Minggu
Pra Paska IV ini kita bersama diingatkan tentang Allah yang telah memimpin bangsa Israel untuk
keluar dari tanah perbudakan menuju tanah yang telah dijanjikan-Nya. Penyertaan-Nya itu, Ia
berikan tanpa menuntut apapun dari dari bangsa Israel. Bahkan ketika mereka berhianatpun, Allah
tetap setia pada janji-Nya untuk membawa mereka keluar dari tanah perbudakan. Semua itu
dilakukan-Nya atas dasar cinta kasih yang diberikan tanpa tuntutan apapun. Demikian pula kita
yang merupakan bagian dari orang-orang yang telah dipanggil keluar dari kegelapan akan
dipimpinNya untuk mampu keluar dari berbgai pergumulan hidup. Dimana pergumulan hidup itu
muncul dari berbagai kelemahan yang ada dalam diri kita. Tetapi karena Tuhan yang memimpin
kita maka yakinlah bahwa segala kelemahan-kelemahan yang membuat kita mengalami kerapuhan
itu akan dipulihkan melalui cinta-Nya yang tak menuntut apapun. Amin

Nas Pembimbing : Mazmur 89:2-3


Berita Anugerah : Yeremia 31:34
Nas Persembahan : Mazmur 52:11
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 17
2. Nyanyian Pujian : PKJ 14
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 128
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 212

59
5. Nyanyian Persembahan : KJ 299
6. Nyanyian Penutup : KJ346

Panduan PA Umum Selasa, 19 Maret 2024


“Mengagungkan Firman Allah”
Bacaan : Mazmur 119:9-16
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 3:1-2
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Bagaimana bapak/ibu/saudara mengagungkan firman Allah?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Mazmur 119:9-16
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Menurut bapak/ibu/saudara mengapa kita penting mengagungkan firman Allah?
2. Sejak kapan bapak/ibu/saudara harus mempelajari firman Allah? Dan apa yang kita
peroleh dari mempelajari firman Allah?
3. Mari kita berbagi komitmen. Berkenaan dengan firman Allah komitmen apa yang akan
kita lakukan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kitab Mazmur 119 merupakan pasal terpanjang dari kitab Mazmur dan dari kitab-kitab
baik PL maupun PB. Pasal 119 terdiri dari 176 ayat yang berisi nyanyian yang bersifat
pengajaran. Kita fokus pada ayat 9-16. Nyanyian ini dimaksudkan sebagai pengagungan
terhadap firman. Mazmur ini mengajak kita berbahagia, bersukacita karena firman. Firman Allah
60
yang utama bagi hidup umat. Sebab firman Allah itu yang utama, maka umat penting
mengagunggkan firman Allah.
Pengagungan firman Allah dalam mazmur diungkapkan berulang-ulang dengan sebutan
yang lain. Kata firman Allah disinonimkan (kata yang sama) dengan perintah-perintah Allah (ay.
10), janji Allah (ay. 11), ketetapan-ketetapan Allah (ay. 12) hukum Allah (ay. 13), peringatan-
peringatan Allah (ay. 14), titah-titah Allah dan jalan-jalan Allah (ay. 15). Kesadaran mendalam
bahwa segala tindakan manusia bersih karena melakukan firman Tuhan. Ukurannya apakah
tindakan manusia itu bersih adalah sesuai firman Allah. Pertanyaannya, kapan kita harus
mempelajari firman Allah? Jawabannya, sejak sedini mungkin setiap kita mempelajari firman
Allah. Selagi kita memiliki kesempatan untuk membaca, mendengar, merenungkan, mengingat
firman Allah kita lakukan dalam hidup ini.
Konteks zaman sekarang ketika setiap orang berlomba-lomba untuk menata masa depan
keluarga, maka orang akan menggunakan waktunya dengan maksimal untuk upaya
meningkatkan ekonominya. Waktu adalah untuk kerja. Sehingga orang bisa kerja dari pagi
sampai sore bahkan sampai malam. Di sisi yang lain, kita sedang tidak bersahabat dengan
kesempatan bersama keluarga. Sebenarnya kebersamaan itu kita pahami dalam kerangka menata
masa depan keluarga. Melalui kebersamaan keluarga, kita orangtua dapat mengajarkan firman
Allah kepada anak-anak. Mereka terbatas mengenal firman Allah, misal di Sekolah Minggu, PA
anak, di Sekolah itupun akalau ada pelajaran agama Kristen. Mereka dapat mengenal firman
Allah dari orangtua yang bisa mengajarkannya kapan saja dan dimana saja.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 52:1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 291:1-3
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

61
Panduan PA Perempuan Selasa, 19 Maret 2024
“Mengajarkan Firman Allah kepada Anak”
Bacaan : Mazmur 119:9-16
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 2:2X
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Mari kita mengingat relasi kita dengan Tuhan, berapa kali dalam seminggu ibu-ibu
membaca Alkitab?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Mazmur 119:9-16
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Menurut ibu-ibu mengapa kita penting mempelajari firman Allah?
2. Bagaimana ibu-ibu mendidik anak agar mereka dapat menjaga kesucian hidup?
3. Mari kita berbagi komitmen. Berkenaan dengan firman Allah komitmen apa yang akan
kita lakukan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kitab Mazmur 119 merupakan pasal terpanjang dari kitab Mazmur dan dari kitab-kitab
baik PL maupun PB. Pasal 119 terdiri dari 176 ayat yang berisi nyanyian yang bersifat
pengajaran. Kita fokus pada ayat 9-16. Nyanyian ini dimaksudkan sebagai pengagungan
terhadap firman. Mazmur ini mengajak kita berbahagia, bersukacita karena firman. Firman Allah
yang utama bagi hidup umat. Sebab firman Allah itu yang utama, maka umat penting
mengagunggkan firman Allah.
62
Pengagungan firman Allah dalam mazmur diungkapkan berulang-ulang dengan sebutan
yang lain. Kata firman Allah disinonimkan (kata yang sama) dengan perintah-perintah Allah (ay.
10), janji Allah (ay. 11), ketetapan-ketetapan Allah (ay. 12) hukum Allah (ay. 13), peringatan-
peringatan Allah (ay. 14), titah-titah Allah dan jalan-jalan Allah (ay. 15). Kesadaran mendalam
bahwa segala tindakan manusia bersih karena melakukan firman Tuhan. Ukurannya apakah
tindakan manusia itu bersih adalah sesuai firman Allah. Pertanyaannya, kapan kita harus
mempelajari firman Allah? Jawabannya, sejak sedini mungkin setiap kita mempelajari firman
Allah. Selagi kita memiliki kesempatan untuk membaca, mendengar, merenungkan, mengingat
firman Allah kita lakukan dalam hidup ini.
Dalam peran orangtua dalam keluarga, pada umumnya biasanya disepakati dengan
pembagian tugas. Suami bekerja mencari nafkah dan isteri mengurus rumah tangga. Kesepakatan
ini juga menitikberatkan pendidikan anak kepada isteri. Dengan demikian isteri memiliki
kesempatan maksimal dalam mendidik anak dengan memperkenalkan firman Allah. Peran isteri
sangat penting dalam perkembangan iman anak, karakter anak yang mencerminkan nilai-nilai
kekristenan. Isteri juga penting mengingatkan suami untuk bersama-sama mengajarkan firman
Allah dalam waktu bersama, makan atau bersantai bersama.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 127:1-3
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 130:1-3
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

63
Panduan PA Pemuda Selasa, 19 Maret 2024
“Menjaga Kesucian Hidup”
Bacaan : Mazmur 119:9-16
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 26:1-2
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Bagi pemuda, apa yang kita pahami tentang kesucian hidup?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Mazmur 119:9-16
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Melalui bacaan kita, bagaimana cara pemuda dapat menjaga kesucian hidup
2. Menurut pemuda apa saja tantangan dalam menjaga kesucian hidup?
3. Dalam hubungan pacaran (belum menikah), bolehkah pasangan melakukan hubungan
intim? Meskipun mereka saling cinta. Apa alasannya?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kitab Mazmur 119 merupakan pasal terpanjang dari kitab Mazmur dan dari kitab-kitab
baik PL maupun PB. Pasal 119 terdiri dari 176 ayat yang berisi nyanyian yang bersifat
pengajaran. Kita fokus pada ayat 9-16. Nyanyian ini dimaksudkan sebagai pengagungan
terhadap firman. Mazmur ini mengajak kita berbahagia, bersukacita karena firman. Firman Allah
yang utama bagi hidup umat. Sebab firman Allah itu yang utama, maka umat penting
mengagunggkan firman Allah.
Pengagungan firman Allah dalam mazmur diungkapkan berulang-ulang dengan sebutan
64
yang lain. Kata firman Allah disinonimkan (kata yang sama) dengan perintah-perintah Allah (ay.
10), janji Allah (ay. 11), ketetapan-ketetapan Allah (ay. 12) hukum Allah (ay. 13), peringatan-
peringatan Allah (ay. 14), titah-titah Allah dan jalan-jalan Allah (ay. 15). Kesadaran mendalam
bahwa segala tindakan manusia bersih karena melakukan firman Tuhan. Ukurannya apakah
tindakan manusia itu bersih adalah sesuai firman Allah. Pertanyaannya, kapan kita harus
mempelajari firman Allah? Jawabannya, sejak sedini mungkin setiap kita mempelajari firman
Allah. Selagi kita memiliki kesempatan untuk membaca, mendengar, merenungkan, mengingat
firman Allah kita lakukan dalam hidup ini.
Dalam dunia sekarang ini untuk mengakses sesuatu sangatlah mudah. Banyak fasilitas
menyediakan hal itu. Bagi pemuda teknologi sudah menjadi makanan sehari-hari. Dengan
android pemuda dapat mengakses informasi yang dibutuhkan. Informasi positif atau negatif
tersediakan. Persoalannya kalau pemuda memiliki ketertarikan mengakses gambar atau film
pornografi terus-menerus. Maka hal itu dapat menjadi candu bagi dirinya. Minimnya kontrol diri
dapat berdampak pada rendahnya menjaga kesucian hidup. Pemuda bisa saja berpikir tentang
hubungan intim sebelum pernikahan adalah hal biasa. Yang penting suka sama suka. Pemahaman
demikian perlu diperbarui sebab Allah merencanakan hubungan intim laki-laki dan perempuan
terjadi setelah pernikahan. Kesucian hidup atau kemurnian hidup dapat pemuda jaga dengan
firman Allah. Selamat menjaga kesucian hidup kita. Apa pun tantangan hidup kita tetaplah
pandang Allah sebab Ia yang akan memampukan kita menjaga kesucian hidup kita.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 413:1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 309:1-
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

65
BAHAN RENUNGAN Kamis, 21 Maret 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : PKJ 184:1-2
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ 50a:1-2
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab : Filipi 2:1-11
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 408:1-2
9. Doa Penutup
Menaruh Pikiran Dan Perasaan Seperti Kristus
Motivasi seseorang mengikut Tuhan Yesus bisa jadi dikarenakan ia pernah mengalami
pertolongan dari Tuhan. Bagaimanakah cara agar motivasi tersebut dapat membuat orang tersebut
menjadi sungguh-sungguh setia dan kuat sampai akhir kepada Yesus? Diperlukan kesetiaan untuk
terus hadir dalam persekutuan dan dalam kebersamaan sebagai satu tubuh di dalam Tuhan.
Perikop kita merupakan nasehat rasul Paulus kepada jemaat Filipi bagaimana mereka harus
hidup bersama dan tidak mementingkan diri sendiri. Mereka harus menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat didalam Kristus Yesus dan menjadi norma dalam kehidupannya, bukan hanya secara
pribadi tetapi juga hidup dalam persekutuan.
Bagaimana menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus :
1. Mengosongkan Diri
Sebagaimana Tuhan Yesus mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba dan
menjadi sama dengan manusia, demikian pula kita harus mengosongkan diri yang dilakukan
dengan kesadaran dan kerelaan untuk merendahkan diri bagi sesama, merendahkan diri untuk
menyakan kemuliaan Allah.
2. Taat
Tuhan Yesus taat sampai mati, bukan hanya taat pada kematiaanNya saja, tetapi ketaatan
selama hidupNya hingga kematianNya. Ketaatan yang totalitas dan sempurna sehingga Allah
berkenan meninggikan Dia dan semua bertekuk lutut didalam NamaNya dan segala lidah mengaku
Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjadi pengakuan iman setiap orang Kristen.
Mari kita memilih menaruh pikiran dan perasaan seperti Kristus dengan mengosongkan diri
dan taat sampai mati melalui penyangkalan diri, mengutamakan hidup bagi kehendak Allah baik
secara pribadi maupun dalam persekutuan dengan tidak mementingkan diri sendiri.
Tuhan Yesus memberkati.

66
Khotbah Minggu, 24 Maret 2024
Warna Liturgi : Merah
Minggu Palma (Minggu Pra-Paskah VI)
TUHAN MENEGUHKAN UMAT-NYA
I RAJA-RAJA 19:9-14
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, apakah saudara sebagai Umat Allah
pernah mengalami keputusasaan? Keputusasaan yang membuat saudara bukan saja menjadi stress
dan berbeban sangat berat, namun keputusasaan yang membuat saudara sampai kepada keputusan
untuk mengakhiri hidup! Pasti seorang yang mengambil pilihan untuk mengakhiri hidup merasa
pergumulannya sangat tidak mampu ditanggungnya. Tidak ada jalan keluar atas persoalannya,
tidak ada orang lain yang memberi perhatian dan mungkin Tuhan serasa tidak berpihak atau
memberi pertolongan kepadanya!
Nabi Elia mengalami keputusasaan itu. Elia mengalami kelelahan tugas panggilannya
sebagai nabi Allah. Sang nabi merasa bahwa ia telah bekerja sebaik-baiknya untuk Tuhan. Salah
satu pekerjaan terbaiknya ialah saat Elia telah berhasil membunuh nabi-nabi sang penyembah Baal
yang dipimpin Izebel (! Raj.19:1). Namun keberhasilannya itu berdampak pada terancamnya jiwa
sang nabi. Izebel berencana membalaskan kematian nabi-nabinya, dan membunuh Elia. Elia
ketakutan, bahkan sampai ingin mati. Terucap melalui mulutnya, ia berkata: “Cukuplah itu!
Sekarang, ya Tuhan, ambilah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari nenek moyangku” (1
Raj.19:4b).
Dalam katakutan dan kelelahannya, Ia pergi menyelamatkan diri sampai Bersyeba. Saat
fisiknya terasa Lelah dan tidak berdaya, Elia masih menerima pemeliharaan Allah berupa makanan
yang diberikan Tuhan, Elia memiliki kekuatan lagi bagi fisiknya dan melanjutkan perjalanannya
sampai di Gunung Horeb. Meski mengalami ketakutan dan keputusasaan Elia percaya bahwa
Tuhan yang menentukan hidupnya dan bukan Izebel. Keyakinan dan kepercayaan Elia itu yang
menyebabkan pemeliharaan Tuhan terus nyata dalam hidupnya (Ayat 6,8).
Elia dalam kesadaran dirinya bahwa sudah memberi yang terbaik untuk Tuhan. Ia merasa
sudah berjerihlelah dan berkorban untuk kepentingan Tuhan, ternyata masih mengalami kelelahan
dan keputusasaan. Tuhan terus memperkaya pengalaman imannya. Setelah dipelihara dengan
makanan, elia masih mengalami peristiwa kehadiran Tuhan. Namun Tuhan yang hadir itu tidak
seperti yang dibayangkan olehnya dan umat Tuhan pada zaman itu. Dimana kehadiran Tuhan
sering dimaknai dan dipahami dalam peristiwa-peristiwa besar dan menakjubkan. Saat ada angin
besar dan kuat yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu; gempa dating
menggetarkan bumi, setelah itu muncul api yang melalap apa saja yang ada disekitarnya biasanya
dipahami sebagai saat kedatangan Tuhan; tapi dari tiga peristiwa besar itu ternyata tidak ada tanda-
tanda Tuhan hadir kepadanya.
Justru….! Saat peristiwa-peristiwa besar itu mulai berlalu, Elia mendengar datangnya angin
sepoi-sepoi yang lembut, angin yang menyejukkan, angin yang kemudian menggerakkan ia
menyelubungi mukanya dengan jubahnya dan pergi mencari darimana arah datangnya. Dan
67
ternyata ditengah angin yang sepoi-sepoi itu, disanalah Elia mendengar kedatangan Tuhan. Tuhan
yang hadir dalam keheningan, bukan Tuhan yang hadir ditengah hingar-bingarnya kehidupan.
Tuhan menjumpai Elia ditengah keletihan dan keputusasaannya, memulihkan kekuatannya untuk
suatu rencana penugasan dan pengutusannya Kembali.
Bapak, ibu, saudara yang dikasihi Tuhan, pengalaman Elia dalam pelayanan dan
kehidupannya dapat juga dialami oleh umat Tuhan termasuk kita. Sebagai bagian dari GKSBS
yang telah memperlihatkan sejarah panjang kehadirannya di Tanah Seberang, Sumatera Bagian
Selatan kita diperkaya dengan perjuangan untuk bertemu, berjumpa dengan saudara dan komunitas
yang lain. Perjumpaan-perjumpaan yang didahului dengan perjuangan ditengah medan yang tidak
mudah. Konteks social yang beraneka ragam membutuhkan kearifan untuk hadir bersama dengan
mereka. Bahkan ada diantara kita ada Pendeta, Penatua, Diaken dan Anggota Jemaat yang harus
mempertaruhkan nyawanya ketika memperjuangkan nilai-nilai yang baru, nilai-nilai yang baik dan
benar ditengah kehidupan bermasyarakat.
Di dalam kehidupan bergereja, upaya-upaya untuk membangun pelayanan menuju gereja
yang mandiri, baik dalam teologi, sumber daya dan juga finansial terus dilakukan secara
berkesinambungan. Dinamika, pergumulan dan tantangan semakin berkembang. Banyak yang
berhasil, bertahan sampai hari ini dalam menghidupi dinamika Rumah Bersama. Namun juga ada
yang tidak mampu bertahan berjuang menaklukkan tantangan Tanah Seberang Sumatera Bagian
Selatan yang membuat sebagian orang menjadi lelah dan meninggalkan GKSBS bahkan tanah
Sumbagsel tercinta ini.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kita belajar dari pengalaman Elia. Kita juga
belajar dari pengalaman ber-GKSBS, bahwa seluruh aktivitas kehidupan dan pelayanan kita untuk
memberi yang terbaik kepada Tuhan dapat menyebabkan kita mengalami kelelahan bahkan
keputus-asaan. Apa yang kita lakukan dan kita pikir adalah yang terbaik belum tentu dianggap
demikian oleh orang lain. Maka dalam berbagai tanggungjawab kita dalam menjalani panggilan
kehidupan dan pelayanan yang berat itu, kita harus menyediakan waktu untuk berdiam diri,
menenangkan hati, dan belajar mengenal Tuhan. Mengenal bagaimana Ia menyatakan diri-Nya
kepada kita dalam seluruh panggilan pelayanan dan kehidupan kita. Jangan mengira bahwa Tuhan
hanya selalu hadir dalam peristiwa yang besar dan menakjubkan, Dia bisa hadir dalam pengalaman
hidup yang bersifat pribadi, dalam pelayanan yang tidak terlihat spektakuler oleh banyak orang.
Tuhan bisa hadir dalam hal-hal yang sangat sederhana. Selamat menikmati penguatan dari Tuhan
atas apa yang terus kita lakukan dengan setia. Amin.

Nas Pembimbing : Mazmur 130:7-8


Berita Anugerah : Roma 8:9-10
Nas Persembahan : Keluaran 23:25
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 17:1-3
2. Nyanyian Pujian : KJ 364:1-3

68
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 237:1-2
4. Nyanyian Responsoria : KJ 332:1-2
5. Nyanyian Persembahan : KJ 450:1-dsc
6. Nyanyian Penutup : KJ 441:1-2

69
Panduan PA Umum Selasa, 26 Maret 2024
“Bersaksi Tentang Tuhan Sang Pembela”
Bacaan : Mazmur 9:1-9
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 14
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Kita memiliki berbagai pengalaman kehidupan yang beraneka ragam, hal apa yang
biasanya kita ceritakan kepada orang lain saat kita berhasil keluar dari berbagai
kesulitan yang kita alami?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Mazmur 9:1-9
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Dalam perikop bacaan kita, pemazmur memiliki pengalaman iman yang beraneka
ragam. Apakah yang dilakukan oleh pemazmur saat mengingat perbuatan-perbuatan
Tuhan atas dirinya?
2. Apa yang dimaksud pemazmur dengan Ayat 5, “Engkau membela perkaraku dan
hakku”?
3. Apa yang sering menghalangi kita untuk bersikap seperti pemazmur? Langkah-langkah
seperti apa yang dapat kita kembangkan sehingga pengalaman pemazmur terwujud
dalam kehidupan pribadi, keluarga dan gereja ditengah tantangan pergumulan yang
semakin kompleks?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
70
Kitab Mazmur terbagi atas lima bagian, atau lima jilid. Mazmur 1-41 merupakan apa yang
dinamakan "Bagian Daud," sebab Raja Daud menggubah bagian terbesar dari mazmur-mazmur
ini. Mazmur 9 memberi petunjuk bagaimana kita diajar untuk bersikap atas perbuatan baik
Tuhan. Ketika Daud bermazmur dengan syair: "Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan
segenap hatiku, ..." (2), Pemazmur hendak menegaskan bahwa ia mengungkapkan apa yang
dirasakannya tidak sekedar diucapkan dari mulutnya saja. Tetapi dihayati melalui perasaan yang
mendalam dari lubuk hatinya.
Dengan rasa syukurnya, pemazmur kemudian menceritakan segala perbuatan Tuhan yang
ajaib, dalam sukacita dan sukarianya, pemazmur mengungkapkan bagaimana Tuhan membuat
musuhnya mundur, tersandung jatuh dan binasa, Tuhan membela perkara dan haknya dan Tuhan
menghardik bangsa-bangsa serta membinasakan orang-orang fasik. Ketika berhadapan dengan
bangsa-bangsa dan para orang fasik Tuhan tidak membiarkan pemazmur dipermalukan dan
berpihak kepada lawannya. Tuhan memberi yang seharusnya menjadi miliknya sebagai umat
Tuhan. Dari perenungannya pemazmur dapat melihat karya Tuhan yang ajaib untuk diceritakan.
Dengan merenung, pemazmur menggunakan bahasa hati, bahasa batin yang terdalam yang
tampak dalam suasana diam dan hening. Dalam keheningan, pemazmur berkomunikasi dengan
Tuhan. Buah komunikasi ini diungkapkan dalam bait-bait mazmur yang dijiwai oleh hati yang
bersyukur. Begitulah cara pemazmur mengenal nama Tuhan yang sakral, nama yang membuat
pemazmur percaya kepada Tuhan sebagai tempat perlindungan.
Kita sebagai umat Tuhan tentu juga memiliki pengalaman pribadi tentang pemeliharaan-
Nya. Pengalaman kebahagiaan, keberhasilan, dan berkat-berkat kehidupan. Namun juga kita
memiliki pengalaman saat gagal, bergumul, penuh tantangan bahkan kesulitan-kesulitan hidup
yang belum ada tandanya berakhir. Namun jika kita mau jujur bahwa dalam keadaan apapun,
Tuhan senantiasa menyertai kehidupan kita.
Sebagai gereja, GKSBS juga memiliki sejarah panjang bagaimana penyertaan dan
perlindungan Tuhan nyata. Masa-masa awal pertumbuhan gereja banyak peristiwa yang tidak
mudah untuk dilalui. Upaya untuk bertemu yang akhirnya sampai berhimpunnya umat Tuhan
dari berbagai tempat merintis peribadahan sampai terbentuk persekutuan jemaat menjadi cerita
yang menyemangati dan layak untuk diceritakan Kembali. Tantangan demi tantangan dapat
dilewati. Tuhan tidak membiarkan GKSBS dalam pergumulan tiada akhir. Tuhan terus berkarya
disemua bagian umat Tuhan dan gereja-Nya. Sampai GKSBS dan seluruh anggota jemaat
menjadi pribadi dan gereja yang berjuang menjadi mandiri dan terus terbuka menjiwai konteks
panggilannya.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 164: 1 dan 3
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 216:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

71
Panduan PA Perempuan Selasa, 26 Maret 2024
“Tuhan Yesus Peduli”
Bacaan : Matius 9:1-8
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Ketika ada orang lain mengalami kelemahan baik itu anggota gereja ataupun
masyarakat disekitar saudara, misalnya: sakit, apakah yang saudara dan gereja lakukan?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Matius 9:1-8
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apakah makna dari kata-kata Yesus, "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah
diampuni." Kepada seorang lumpuh yang dibawa kepada-Nya?
2. Mengapa ahli Taurat tidak berkenan dengan apa yang dilakukan Yesus?
3. Apa yang mulai memudar dalam kehidupan persekutuan dan kehidupan kita terhadap
berbagai pihak yang mengalami kelemahan yang membutuhkan kehadiran kita?
Langkah-langkah apa yang hendak kita perbaiki dengan situasi seperti itu?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Ketika Yesus sampai di kota asalnya, maka ada keluarga yang membawa seorang lumpuh
kepada Yesus. Berbagai peristiwa sebelumnya Ketika Yesus Yesus menyembuhkan seorang
yang sakit kusta, menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum,menyembuhkan ibu
mertua Petrus, meredakan angin rebut, menyembuhkan dua orang yang kerasukan, tentu
72
membuat keluarga ini meyakini bahwa Yesus pun dapat menyembuhkan anggota keluarganya
yang lumpuh.
Dalam kemahakuasaanNya, Yesus menyapa dengan penuh kasih. Menguatkan keyakinan
si lumpuh, “Percayalah”. Sapaan yang meneguhkan. Ditambah lagi dengan penyebutan, “hai
anak-Ku”, tentu bagi si lumpuh ini adalah kekuatan secara kejiwaan dia diakui sebagai seorang
yang begitu dekat bagi Yesus. Memang tidak dijelaskan latar belakang si lumpuh dan
keluarganya. Dalam keyakinan orang Yahudi ada pemahaman bahwa sakit tertentu disebabkan
oleh dosa atau kesalahan yang diperbuatnya atau nenek moyangnya.
Namun apa yang dilakukan Yesus menyebabkan ahli Taurat “mbatin” bahwa Yesus
menghujat Allah. Dalam keyakinan dan pengetahuan ahli Taurat tentu Yesus melakukan
kesalahan besar. Dia bukan Allah, Yesus hanya manusia biasa. Tidak boleh mengambil otoritas
Allah bahwa hal mengampuni dosa adalah otoritasnya Allah.
Ketika kita membaca perikop ini tentu bukan hanya bicara tentang kemahakuasaan Yesus,
namun kita juga belajar tentang sikap kepedulian. Yesus pasti saat itu begitu banyak
aktivitasnya. Namun Ketika melihat orang yang mengalami kelemahan, sikap belaskasih-Nya
langsung diberikan kepada si lumpuh. Sapaannya yang menguatkan dan meyejukkan memberi
pengharapan. Sikap hidup yang perlu untuk kita teladani. Disaat banyak praktik hidup yang
memudar, dimana individualism menjadi model yang terus berkembang, sikap tidak peduli, sikap
tidak mau tahu, bahkan sikap yang memandang bahwa tugas memperhatikan adalah tugasnya
orang lain bukan tugas kita. Mari belajar terus dari Yesus yang peduli.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 424:1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 450:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

73
Panduan PA Pemuda Selasa, 26 Maret 2024
“Berani Menyatakan Kebenaran”
Bacaan : Yunus 3:1-10
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 161:1-3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Sebagai pemuda Kristen, ketika bergaul, berinteraksi dengan orang lain dimanapun
berada, bagaimana saudara bersaksi tentang keyakinan yang saudara miliki?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Yunus 3:1-10
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apakah yang dilakukan Yunus terhadap perintah yang datang dari Tuhan?
2. Sebutkanlah dampak yang dilakukan dari kesetiaan Yunus mengerjakan tugas
pengutusannya atas kota Niniwe?
3. Sebagai pemuda, hal apa yang menyebabkan saudara tidak berani melakukan tugas
pengutusan sebagai orang Kristen untuk menyatakan identitas dan kebenaran diri kita
yang adalah anugerah dari Tuhan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Yunus pernah gagal mengemban tugas pengutusannya. Ketika Tuhan memerintahkan
untuk pergi ke Niniwe dalam rangka menyampaikan teguran atas kejahatan mereka yang telah
sampai kepada Tuhan. Bukan berangkat, tapi justru pergi melarikan diri ke Tarsis. Melalui
peristiwa yang hebat, dalam pelariannya, Yunus yang dibuang ke tengah laut, ia ditelan oleh
74
seekor ikan besar dan tinggal di dalamnya selama 3 hari 3 malam. Tuhan menolong Yunus dan
mengeluarkannya dari perut ikan.
Yunus memperbaharui komitmennya. Saat datang lagi perintah Allah kepadanya untuk
pergi ke Niniwe, dia bersiap dan pergi dengan tugas pengutusannya. Di kota Niniwe Yunus
memberitakan tentang rencana penghukuman Tuhan atas kota itu. Dan atas seruannya, orang
niniwe percaya kepada Allah bahkan raja kota Niniwe setelah mendengan kabar itu pun
melakukan berbagai ritual pertobatan.
Sebagai pemuda GKSBS kita diberi tugas kesaksian diberbagai tempat, missal dipergaulan
bersama pemuda lain, di sekolah, di kampus bahkan dipekerjaan. Kita memiliki kesempatan
untuk menyatakan iman kita dalam situasi apapun. Kepada sesame pemuda yang seiman kita
dapat meneguhkan dengan ketelladanan hidup. Kepada yang belum beriman seperti kita, sebagai
pemuda kita harus berani menyatakan kepada orang lain. Terlebih lagi bagi yang berpacaran atau
sedang menggumulkan mencari pasangan hidup dan ternyata yang dijumpai belum percaya
kepada Yesus. Kita harus memberitakan kebenaran dengan hikmat dari Tuhan. Harapannya tidak
ada lagi pemuda Kristen yang mengorbankan imannya demi pernikahan atau hal lain dan justeru
dapat memberikan kesaksian dan keteladanan untuk memberitakan kebenaranNya demi hormat,
pujian dan kemuliaan bagi Nama Tuhan.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 376:1- 3
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 147:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

75
Khotbah Kamis Putih, 28 Maret 2024
Warna Liturgi : Ungu
Kamis Putih
TUHAN SENANTIASA MEMBERI PERTOLONGAN
KELUARAN 2: 1 – 10
Kelahiran seorang anak tentu menjadi kebahagiaan dan sukacita bagi orang tua dan
keluarganya. Namun jika kelahiran tersebut diperhadapkan dengan tantangan, pasti menjadi
pergumulan. Kelahiran Musa terjadi dalam situasi politik di Mesir yang sedang tidak baik-baik
saja. Raja Mesir berperilaku diskriminatif terhadap Bangsa Israel karena takut dengan semakin
bertambah banyaknya bangsa Israel, bahkan dia berpikir jika terjadi peperangan dan bangsa Israel
bersekutu dengan musuh Mesir maka akan berbalik memerangi Mesir (Kel. 1:8-10). Dengan
ketakutan ini maka bangsa Israel ditindas dengan kerja paksa yang beresiko dengan kematian.
Bahkan pernah memerintahkan para bidan yang menolong perempuan Ibrani melahirkan; jika yang
lahir adalah anak laki-laki maka para bidan harus membunuhnya. Namun para bidan takut kepada
Tuhan dan tidak melakukannya dengan berbagai dalih kepada raja. Sesudah itu, raja lebih tegas dan
kejam, ia kemudian memerintahkan kepada seluruh rakyatnya, segala anak laki-laki yang lahir
pada orang Ibrani untuk dilemparkan ke dalam sungai Nil (Kel. 1:22).
Saat Musa lahir, kedua orang tuanya tentu tidak menghendaki anaknya mati. Anak yang
terlahir sangat rupawan, dirawatnya dengan diam-diam tanpa diketahui orang Mesir. Namun hanya
tiga bulan bayi ini mampu ditahan dalam keluarganya. Orangtuanya mempersiapkan penti pandan
yang dirancang sedemikian rupa agar tidak karam di sungai. Lalu bayinya dimasukkan dan
diletakkan di teberau di tepi Sungai Nil dengan terus diawasi oleh kakaknya perempuan dari
kejauhan. Saat puteri Firaun sedang mandi di sungai Nil, ia menemukan bayi di dalam peti pandan
yang pertama-tama dilihat para dayang-dayangnya. Puteri Firaun berbelaskasihan setelah melihat
bayi tersebut. Ia tahu bahwa bayi ini adalah bayi orang Ibrani. Sang kakak bayi dengan cerdik
menawarkan seorang ibu yang dapat meyusui bayi tersebut dan direspon puteri Firaun dengan
persetujuan. Maka sang bayi, disusui oleh ibunya sendiri sampai kurun waktu yang lama, sampai
anak itu menjadi besar (10). Dan oleh sang puteri Firaun bayi itu diberi nama Musa.
Dari bacaan renungan kita hari ini, kita sebagai GKSBS dapat belajar bahwa Tuhan akan
senantiasa memberi pertolongan kepada umat-Nya yang terus berupaya dengan sekuat
kemampuannya. Di saat hidup ini sepertinya tidak ada celah untuk keluar dari kesulitan dan
pergumulan, kita diberi kesempatan untuk memiliki strategi atau rencana yang beraneka ragam.
Bahwa ada dari sekian rancangan kita akan dipakai menjadi alat pertolongan Tuhan. Amin.

76
LITURGI IBADAH KAMIS PUTIH
[Dengan Pembasuhan Kaki]
1. PANGGILAN BERIBADAH
Ltg. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, malam ini kita melakukan ibadah Kamis putih yang
merupakan bagian dari perayaan dalam masa Raya Paska, yang diadakan satu hari sebelum
Jumat Agung. Perayaan Kamis Putih dikenal dalam peristiwa perjamuan malam Yesus
bersama murid-murid-Nya dan pembasuhan kaki sebelum Dia menyerahkan diri-Nya untuk
disalibkan.
Mari kita berdiri, memuji TUHAN yang penuh kasih dengan pujian : KJ. 2:1-2 Suci, Suci,
Suci
1) Suci, suci, suci Tuhan Maha kuasa
Dikau kami puji di pagi yang teduh
Suci, suci, suci, murah dan perkasa
Allah Tritunggal, agung namaMu!

2) Suci, suci, suci, Kaum kudus tersungkur


Di depan takhtaMu memb’ri mahkotanya
Segenap malaikat sujud menyembahMu
Tuhan, Yang Ada s’lama-lamanya

2. VOTUM DAN SALAM


Ltg.: Jemaat yang dikasihi Tuhan Allah, mari kita merendahkan diri dihadapan Allah dan
mengaku dengan bersama-sama mengucapkan: “Pertolongan kita adalah dari Tuhan yang
telah menjadikan langit dan bumi. Allah yang tetap setia memelihara umat ciptaanya untuk
selama-lamanya.
Jmt : Amin
Pdt : Salam damai sejahtera bagi saudara sekalian dalam nama Tuhan.
Jmt : Salam damai sejahtera bagi Saudara juga

3. NYANYIAN
[liturgos mengajak Jemaat menyanyi PKJ. 242:1 Seindah Siang Disinari Terang]

4. PEMBERITAAN FIRMAN
a. Doa untuk Pembacaan Firman
b. Pembacaan Firman :
c. Khotbah
d. Saat teduh

5. NYANYIAN
77
[Liturgos mengajak Jemaat menyanyi KJ. 405:1-3 “Kaulah Ya Tuhan Surya Hidupku”]
1. Kaulah ya Tuhan surya hidupku; Asal Kau ada yang lain tak perlu
Siang dan malam Engkau ku kenang; Dihadirat Mu jiwaku tenang.
2. Kaulah Hikmatku, Firman hidupku; Kau besertaku dan ‘ku sertaMu.
Engkau Bapaku, aku anakMu; denganMu, Tuhan, ‘ku satu penuh.
3. Kaulah bagiku tempat berteduh; Kaulah perisai dan benteng teguh.
Sukacitaku kekal dalamMu; Kuasa sorgawi, Engkau kuasaku!

6. REFLEKSI SEBELUM PEMBASUHAN KAKI


[liturgos mengajak jemaat menyanyi KJ. 29:1-2 “Di Muka Tuhan Yesus”]
1) Di muka Tuhan Yesus betapa hina diriku.
Kubawa dosa-dosaku di muka Tuhan Yesus.
2) Di muka Tuhan Yesus tersungkur kar’na dosaku,
kubuka kerinduanku di muka Tuhan Yesus.

7. Doa sebelum pembasuhan kaki


[jemaat berdoa secara pribadi; Mendoakan orang-orang yang menyakiti hati kita dan berdoa
untuk orang yang kita sakiti hatinya. Setelah itu ditutup oleh Pdt]

8. NYANYIAN
[Liturgos mengajak jemaat menyanyi KJ. 467:1-3 “Tuhanku Bila Hati Kawanku”]
1) Tuhanku, bila hati kawanku terluka oleh tingkah ujarku,
dan kehendakku jadi panduku, ampunilah.
2) Jikalau tuturku tak semena dan aku tolak orang berkesah,
pikiran dan tuturku bercela, ampunilah.
3) Dan hari ini aku bersembah serta padaMu, Bapa, berserah,
berikan daku kasihMu mesra. Amin, amin.

9. PELAKSANAAN PEMBASUHAN KAKI


Pdt “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang akulah Guru
dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,
maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu
teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat
kepadamu.” (Yohanes 13 : 13 – 15).
Pembasuhan kaki yang Tuhan Yesus telandankan adalah sebuah tanda kasih, tanda
pengampunan, teladan kerendahan hati dan merendahkan diri untuk melayani. Dengan
demikian saling membasuh kaki menjadi tindakan simbolis rekonsiliasi/ pemulihan
hubungan yang didasari sikap merendahkan diri untuk meminta maaf dan kerendahan hati
untuk mengampuni yang selanjutnya bersama-sama melayani dengan kasih.

78
[Pendeta, penatua, diaken membasuh kaki seorang anggota jemaat, setalah itu aanggota jemaat
yang sudah dibasuh kakinya, membasuh kaki anggota jemaat yang lain. Dan seterusnya.]

10. NYANYIAN
[Liturgos mengajak Jemaat menyanyi : “Kasih Pasti Lemah Lembut”]
Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati, kasihMu, kasihMu Tuhan
Ajarilah kami ini saling mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini kasihMu, ya Tuhan
kasihMu kudus tiada batasnya

11. DOA SESUDAH PEMBASUHAN KAKI

12. PERSEMBAHAN :
Dkn [Membacakan I Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang
dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.]

Pujian : Tuhan Betapa Banyaknya (KJ. 393:1-3)


1) Tuhan, betapa banyaknya berkat yang Kauberi,
teristimewa rahmatMu dan hidup abadi.
Refrein : T’rima kasih, ya Tuhanku atas keselamatanku!
Padaku telah Kauberi hidup bahagia abadi.

2) Sanak saudara dan teman Kaub’ri kepadaku;


berkat terindah ialah: ‘ku jadi anakMu. Reff…
3) Setiap hari rahmatMu tiada putusnya:
hendak kupuji namaMu tetap selamanya. Reff…
(Jemaat diundang berdiri)

Dkn. [Memimpin DOA PERSEMBAHAN]


NYANYIAN PENUTUP :
PKJ 225 “ADALAH HAL YANG TAK KU TAHU
1) Adalah hal yang tak ku tahu, ada tempat tak ku kenal
Namun ku tahu, yakin benar, Tuhan kekal hadir tetap dihatiku
Reff : Nyata tetap di hatiku, hadir tetap dan menyucikan jiwaku
Dan kasihnya murni kudus, Tuhan kekal hadir tetap dihatiku
2) Ada yang syak dan mencela, yang mengucilkan diriku

79
Ku tak cemas, ku tak gentar, Tuhan kekal hadir tetap dihatiku
Reff.
PENGUTUSAN DAN BERKAT
Pdt Pulanglah dengan damai sejahtera, dan terimalah berkat Tuhan: “Tuhan memberkati engkau
dan melindungi engkau, Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau
kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera”.
Jmt: menyanyikan “Haleluya 5X Amin 3x” (NKB.225)

80
Khotbah Jumat Agung, 29 Maret 2024
Warna Liturgi : Merah
Jumat Agung
INGAT, KAMU SUDAH DITEBUS!
IBRANI 10:16-25
Jemaat Tuhan yang terkasih. Setiap kesalahan dan pelanggaran apapun pasti akan menerima
sanksi atau hukuman. Misalnya, pelanggaran disiplin kerja pada karyawan di sebuah perusahaan
akan dimunculkan dalam bentuk teguran, peringatan tertulis dan skorsing. Jika memang sudah
tidak bisa diperbaiki, maka yang bersangkutan akan diberikan pengakhiran hubungan kerja atau
dipecat. Selalu ada konsekuensi dari setiap pelanggaran dan kesalahan.
Dalam perikop surat Ibrani yang baru saja kita baca (ayt.16-18), di sini kita menemukan
pesan penting tentang karya penebusan Tuhan Yesus Kristus bagi dosa (pelanggaran, kesalahan)
manusia. Bahwa Dia telah mati sebagai korban yang sempurna untuk menebus manusia dari dosa,
satu kali untuk selamanya sehingga setiap manusia yang beriman kepada-Nya tidak lagi berada di
bawah penghukuman dan tidak perlu lagi menyembelih korban binatang agar darahnya menjadi
bayaran bagi dosa mereka untuk menerima pengampunan Allah, sebagaimana yang tertulis dalam
taurat Musa. Ada tiga hal yang menarik yang dapat kita ambil dari perikop surat Ibrani ini:
Pertama, Yesus Kristus adalah Imam Besar kita (ayt. 19-21). Dalam Bait Allah Imam Besar
bertanggung jawab atas tempat kudus/ruang kudus dan hanya Imam Besar yang diperbolehkan
Tuhan untuk masuk dalam Ruang Maha Kudus, satu (1) kali dalam setahun pada hari raya
pendamaian (Ibrn. Yom Kippur). Sebagai pribadi yang dikhususkan menjadi perantara antara umat
dengan Allah, Imam Besar bertugas secara khusus mempersembahkan korban syukur kepada Allah
dan memohonkan pengampunan atas dosa-dosa umat-Nya. Tuhan Yesus adalah Imam Besar kita di
dalam Rumah Allah. Yang memperdamaikan dosa-dosa kita dengan Allah, Ia mengorbankan diri-
Nya sendiri sebagai tebusan yang sempurna. Ia yang menjadi perantara antara manusia dan Allah,
sebagai pembela kita yang setia. Supaya kita memperoleh keberanian untuk datang kepada Allah
tanpa rasa takut akan dosa dan penghukuman (bnd. Roma 8:1) .
Kedua, hati nurani kita telah dibersihkan dari kejahatan (ayt. 22-23). ketika hidup manusia
sudah dibebaskan dari dosa, maka tidak ada halangan lagi baginya untuk datang kepada Allah.
Manusia dapat dengan tulus iklhas dan penuh keyakinan untuk menghampiri Allah sebagai Bapa,
Sang pencipta, karena hati mereka yang jahat telah dibersihkan dengan Firman yang murni,
bagaikan air yang membersihkan tubuh dari segala kotoran dan debu yang melekat. Dalam doa dan
beribadah, orang percaya yang telah memiliki hati nurani yang bersih dengan bebas dapat berkata-
kata, memuji Tuhan tanpa beban, mereka penuh keberanian dan keyakinan menghampiri Allah
dengan sukacita.
Ketiga, saling mengasihi dan berbuat kebaikan sebagai ciri orang beriman (24-25). Tentu
saja karya penebusan Kristus yang sangat berarti ini, harus direspon dengan penuh tanggung jawab.
Sebagai orang percaya yang terus merefleksikan imannya, kita diberi tugas untuk mewartakan
kasih Allah kepada sesama dalam segala perbuatan baik. Saling mendorong untuk peka dan peduli
81
kepada orang lain yang terpinggirkan dan mereka yang lemah serta membutuhkan pertolongan,
merupakan perwujudan iman yang terus dapat dikerjakan. Sambil saling menasehati untuk melihat
kepada diri sendiri, agar semakin giat dan tekun beribadah menjelang hari Tuhan yang semakin
mendekat.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus. Dari 3 hal yang kita lihat ini, kita dapat belajar untuk;
1) Senantiasa bersekutu! Kita harus mau mengucap syukur atas penebusan yang dikerjakan
Yesus. Kematian Tuhan Yesus membawa kita untuk dapat langsung datang kepada
Allah karena kita telah didamaikan dengan-Nya. Dengan demikian, kita harus
senantiasa mengucap syukur atas anugerah yang besar ini. Ucapan syukur itu
diungkapkan dengan hidup setia dalam persekutuan bersama dengan Tuhan Yesus dan
jemaat. Jikalau dahulu adalah sebuah kesulitan dan penderitaan untuk dapat datang
kepada Allah karena kehinaan akibat dosa-dosa kita, saat ini kita menjadi layak karena
darah dan tubuh Yesus yang menyucikan kita sehingga kita dapat datang kepada Allah
dan bersekutu dengan-Nya. Bersekutu merupakan kesempatan terindah yang sangat
mahal harganya jika mengingat kematian Kristus sebagai bayarannya. Jadi, sebagai
umat tebusan, hiduplah dalam persekutuan.
2) Hiduplah dalam pengharapan! Dalam persekutuan, kita mengerjakan banyak kebaikan
sebagai tanda bahwa kita adalah orang-orang yang berpengharapan kepada Allah.
Hidup yang berpengharapan ialah hidup yang senantiasa memperjuangkan nilai-nilai
kebaikan yang dikerjakan Kristus dalam kehidupan, sebab kita tahu bahwa kita adalah
kepunyaan Kristus yang tidak hanya mati bagi kita, tetapi juga mengalahkan kuasa
kematian itu bagi kita. Perhatikanlah keberadaan sesama, dan saling mendorong untuk
mengerjakan kasih dan segala pekerjaan baik. Dasar kebaikan kita ialah kebaikan Tuhan
Yesus yang telah berlaku bagi kita. Kita berbagi karena Yesus telah berbagi pada kita.
Kita mengasihi, karena Yesus yang telah mengasihi kita. Kerjakanlah semua kebaikan
itu!
Jemaat Tuhan yang terkasih. Dalam ibadah Jumat Agung ini mari kita sebagai warga
GKSBS melihat ke dalam diri kita masing-masing. Sambil kita merasakan betapa mulianya karya
penebusan Kristus yang telah diberikan kepada kita. Permenungan ini hendaknya mendorong kita,
untuk merespon dalam aksi nyata, dengan berlomba dalam segala perbuatan baik yang dapat kita
lakukan, agar karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus Tuhan dapat dilihat dan dirasakan
oleh sahabat dan orang-orang lain disekitar kita. Banyak contoh yang telah GKSBS kerjakan
selama ini, dalam segala nilai-nilai serta aksi dan kepeduliannya, kepada mereka yang berada
dalam bencana, penindasan, ketidakadilan gender, perbaikan ekologi dan kaum termarginalkan, dll.
Mari kita lanjutkan kasih dan kepedulian kita, di tengah keluarga, gereja bahkan masyarakat di
mana kita hidup dan tinggal. Kiranya karya penebusan Kristus, menjadikan kita pribadi-pribadi
yang semakin ber-GKSBS, mengerti siapa dirinya serta dimampukan untuk selalu berlomba
menjadi saksi Kristus dimanapun kita berada. Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua. Amin

82
Nas Pembimbing : Yesaya 53:4-6
Berita Anugerah : Ibrani 7:26-27
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 29:14
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : PKJ 2
2. Nyanyian Pujian : PKJ 19:1-2
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 178:1-2
4. Nyanyian Responsoria : KJ 432:1-2
5. Nyanyian Persembahan : KJ 403:1-dst
6. Nyanyian Penutup : PKJ 185:1-3

83
Khotbah Sabtu Sunyi, 30 Maret 2024
Warna Liturgi : -
Sabtu Sunyi
KESUNYIAN YANG DINAMIS
YOHANES 19:38-42
Jemaat kekasih Tuhan…
Sabtu Sunyi bukan berarti “sunyi” dari aktivitas atau tindakan. Baik tindakan yang
dilakukan oleh Allah maupun tindakan yang dilakukan oleh manusia. “penginjilan kepada orang
mati” yang dicatat dalam surat 1 Petrus 4:6 dan 1 Petrus 2:19 menunjukkan bahwa tindakan ada
tindakan Kristus di saat Sabtu Sunyi. Sementara, apa tindakan yang dilakukan oleh manusia di
Sabtu Sunyi, dapat kita lihat serta pahami melalui kisah Yusuf Arimatea dan Nikodemus dalam
firman Tuhan yang kita baca saat ini.
Jemaat kekasih Tuhan…..
Ada dua kelompok manusia yang hidupnya pernah “bersentuhan” dengan Kristus dalam
menyikapi peristiwa Sabtu Sunyi. Kelompok yang pertama diwakili oleh para murid Tuhan Yesus,
yang disebut murid yang “terang-terangan”. Sedangkan kelompok yang kedua diwakili oleh Yusuf
Arimatea dan Nikodemus, yang disebut murid yang “sembunyi-sembunyi”. Dan yang menarik,
justru murid yang disebut murid “sembunyi-sembunyi” ternyata melakukan tindakan yang terang-
terangan. Sebaliknya murid yang disebut murid “terang-terangan” ternyata justru melakukan
tindakan “sembunyi-sembunyi”.
Ada orang yang identitas dirinya semakin kabur, setelah menghadapi peristiwa kematian
Yesus. Sebaliknya ada orang yang identitas semakin jelas, setelah menghadapi peristiwa kematian
Yesus. Yusuf Arimatea dan Nikodemus termasuk kategori orang yang kedua. Setelah Yesus mati,
identitas mereka semakin jelas bahwa mereka adalah murid Yesus. Tindakan mereka dengan
memberanikan diri mengambil mayat Yesus adalah tindakan kemuridan. Sebaliknya, para murid
Yesus yang disebut murid “terang-terangan” justru identitasnya semakin kabur. Karena mereka
bersembunyi dalam ruangan “sunyi”, karena ketakutan.
Jemaat kekasih Tuhan…
Sebagai manusia biasa, Yusuf Arimatea dan Nikodemus tentunya juga tidak terlepas dari
rasa takut. Ketakutan Yusuf Arimatea dan Nikodemus tentunya berbeda dengan ketakutan yang
dihadapi para murid Yesus. Para murid takut karena terbayang peristiwa penyaliban. Sedangkan
Yusuf Arimatea dan Nikodemus takut karena kedudukan sebagai orang terhormat di kalangan
orang-orang Yahudi (ayat 38). Karena dengan mengurus mayat Yesus, berarti dia telah
mempertaruhkan status dan jabatannya. Siap dikritik dan ditentang oleh orang-orang Yahudi.
Walaupun memiliki ketakutan yang besar, Yusuf Arimatea yang dibantu oleh Nikodemus
tetap memberanikan diri untuk menurunkan mayat Yesus dari kayu salib. Ketakutan memang tidak
akan bisa sirna, kecuali jika kita menghadapinya. Dan Yusuf Arimatea telah melakukan itu. Dia
memakai statusnya sebagai orang penting sebagai akses masuk meminta mayat Yesus kepada
Pilatus.
84
Kedatangan Nikodemus menambah support bagi Yusuf Arimatea. Kehadiran Nikodemus
melengkapi apa yang dibutuhkan untuk pemakaman mayat Yesus. Yang mungkin tidak sempat
disiapkan oleh Yusuf Arimatea. Mereka menjadi murid yang saling melengkapi. Nikodemus
membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.
Jumlah itu cukup banyak dan tidak lazim. Setelah itu mengapaninya dengan kain lenan dan
membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.
Jemaat kekasih Tuhan….
Ketika Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus memakamkan Yesus, Sabat sudah dekat.
Semua orang harus mempersiapkan hari Sabat. Maka pemakaman Yesus harus segera dilakukan.
Pemilihan makam yang dekat dengan tempat penyaliban Yesus itu dilakukan karena pemakaman
harus dilakukan sesegera mungkin. Pemahaman itu didasarkan pada logika orang Yahudi yang
menghendaki agar pemakaman segera dilakukan mengingat Sabat sudah dekat (Ulangan 21:22-23).
Cara Yusuf Arimatea dan Nikodemus memperlakukan mayat Yesus, menunjukkan bahwa
mereka melihat Yesus bukan sebagai manusia bisa. Bagi mereka Yesus adalah raja. Karena itu,
mereka memakamkan Yesus seperti memakamkan seorang raja. Memakamkan Yesus dikubur
baru. Membalsem mayat Yesus dengan campuran minyak mur dan minyak gaharu yang sangat
mahal. Yang kira-kira lima puluh kati beratnya. Mur dipakai untuk membuat balsem dan wangi-
wangian yang mahal harganya, termasuk minyak suci untuk upacara pengudusan (Kel. 30:23-33).
Gaharu mempunyai bau yang menyenangkan untuk membuat wangi-wangian, obat, dan
membalsem orang mati (Maz.45: 8; Amsal 7:17).
Cara Yusuf Arimatea dan Nikodemus yang “menata” atau mempersiapkan pemakaman
Yesus, menunjukkan bahwa mereka telah “menata” kehidupan mereka sendiri. Dalam terang iman
kepada Kristus, sikap seseorang terhadap kematian Kristus menunjukkan imannya kepada Kristus.
Karena kematian Kristus, bukan akhir dari segalanya. Tetapi memberikan pengharapan baru.
Kematian seperti itulah yang juga diharapkan oleh Ayub: “Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup
lagi?” (Ayub 14:14). Dan kebangkitan Kristus telah membuktikan itu. Bahwa ada kehidupan
setelah kematian. Yaitu kehidupan di dalam Kristus.
Jemaat kekasih Tuhan….
Melalui ibadah Sabtu sunyi ini kita semua diajak untuk merenung dan berefleksi, tentang
sikap hidup yang seperti apakah yang tampak di dalam kehidupan para murid dalam peristiwa
kematian Kristus. Bagaimanakah ketika mereka menghadapi peristiwa transisi di dalam
kehidupannya. Entah itu masa transisi karena peristiwa kehidupan atau masa transisi karena
peristiwa kematian atau penderitaan. Tuhan Memberkati….Amin.

Nas Pembimbing : Matius 27:57-66


Berita Anugerah : Yohanes 3:16
Nas Persembahan : Yohanes 13:34-35
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 454:1-2

85
2. Nyanyian Pujian : KJ 28:1-2
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 28:2-4
4. Nyanyian Responsoria : KJ 32:1-2
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 265:1-3
6. Nyanyian Penutup : KJ 408:1-3

86
Khotbah Minggu Paskah, 31 Maret 2024
Warna Liturgi : Putih
Kebangkitan Tuhan Yesus (Paskah Subuh)
BANGKIT DAN MENANG BERSAMA KRISTUS
1 KORINTUS 15:1-11
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Tuhan sudah bangkit, mari rayakan kebangkitan-Nya
dengan penuh sukacita. Selamat Paskah! (umat diminta saling mengucapkan selamat paskah
dengan berjabat tangan satu sama lain).
Kristus yang telah mati disalibkan karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa
Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab
Suci;" 1 Korintus 15:3-4
Bapak, ibu, saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus….
Berita tentang kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari kematian adalah hal yang sangat
menggentarkan bagi kuasa maut dan menimbulkan ketidakpercayaan bagi banyak orang. Sudah
sejak zaman para rasul Tuhan Yesus Kristus banyak ahli Taurat dan pemuka agama yang
menyangkal kebangkitan Kristus ini. Dan sampai hari ini pun Iblis terus berusaha meyakinkan
manusia yang ada di bumi ini bahwa Yesus Kristus itu tidak bangkit dari kematian sebab Dia tak
pernah disalibkan. Memang banyak pendapat dan teori manusia yang dipaksa-paksakan untuk
memutarbalikkan fakta tentang penyaliban dan juga kebangkitan Yesus Kristus. Yang pasti, teori
penyangkalan manusia akan kebangkitan Yesus Kristus itu disebabkan karena mereka tahu benar
bahwa kuasa kebangkitan Kristus telah mengalahkan kuasa maut dan semua tipu muslihat Iblis
yang membinasakan. Mengahadapi semua itu biarlah kita tetap bersikap tenang dan tak perlu
menanggapi teori-teori atau berita yang bertentangan dengan firman Tuhan. Jangan sedikit pun
ragu akan kebenaran Injil-kabar sukacita kebangkitan Tuhan ini…
Jemaat kekasih Tuhan….
Rasul Paulus menulis, "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14). Umumnya gereja-
gereja hanya membahas dan membicarakan soa kebangkitan Kristus pada hari Raya Paskah saja.
Padahal, sangat terang bahwa kebangkitan Kristus merupakan jantung dan urat nadi setiap orang
percaya. Sehingga tentu tidak berlebihan jika rasul Paulus mengungkapkan, bahwa: andaikata
Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan dan iman kita. Karya penyelamatan yang
dikerjakan oleh Allah melaui Yesus Kristus tidak terhenti pada salib dan kematian, tetapi terus
berlanjut pada kemenangan dan kebangkitaNya. Salib dan kebangkitan merupakan satu kesatuan
yang tak dapat dipisahkan dan saling terkait. Tanpa kebangkitan, salib tak punya arti apa-apa.
Tanpa kebangkitan Kristus, salib hanya merupakan suatu tragedi memilukan dan sebuah kekalahan
belaka. Jika Kristus terus terbaring di dalam kubur dan tidak bangkit, dunia tetap berada di dalam
kegelapan dan hidup manusia tidak berarti apa-apa.
Jemaat kekasih Tuhan……..

87
Kuasa Iblis yang masih bekerja sampai jaman ini tetap berupaya mempengaruhi dan
meracuni pikiran manusia sehingga manusia diarahkan untuk tidak mempercayai bahwa Kristus
disalibkan itu, telah bangkit dan menang atas maut. Dan dengan ketidakpercayaannya kepada
Kristus manusia pastilah manusia akan mengalami kebinasaan kekal. Sebaliknya, barangsiapa
yang percaya kepada Kristus pasti akan diselamatkan!
Jemaat kekasih Tuhan….
Pada ayat (ayat 1-2) rasul Paulus menuliskan; ”Aku mau mengingatkan kamu kepada Injil
… Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya”. Injil yang dimaksudkan
di sini berisi berita tentang “kematian dan kebangkitan Yesus.” Ini adalah inti Injil, yaitu apa yang
Allah lakukan di dalam dan melalui Yesus, melalui kematian dan kebangkitan-Nya (Kis 2:22-24;
10:38-40).
Kristus telah mati dan telah dibangkitkan…“Ia mati – Ia telah dikuburkan; Ia telah
dibangkitkan – Ia telah menampakkan diri” (ayat 3-5). Ada empat peristiwa yang terdiri dari dua
pasangan. Klausa kedua dalam masing-masing pasangan menetapkan kebenaran dari yang pertama.
Ia telah dikuburkan mengukuhkan kenyataan tentang kematian-Nya. Menyatakan bahwa ini
bukan berita bohong. Sama halnya dengan hendak dikatakan bukti bahwa ia benar-benar telah
mati. Yesus bukan mati suri dan juga bukan pura-pura mati. Yesus memang benar-benar mati. Ia
tidak akan menjadi tidak mati hanya karena orang tidak percaya bahwa Ia tidak mati. Bahkan
walaupun tidak ada yang percaya bahwa Ia mati, Ia tetap telah mati, dan ini adalah fakta objektif.
Jemaat kekasih Tuhan…
Karena Yesus benar-benar mengalami kematian, maka kebangkitan-Nya juga sungguh-
sungguh berarti bahwa Ia hidup kembali. Ia telah menampakkan diri kepada para rasul dan murid-
murid yang lain. Membuktikan bahwa Ia benar-benar bangkit. Jika Yesus tidak bangkit (hanya
mati saja) maka kepercayaan kita tidak berbeda dengan cerita-cerita kepahlawanan, di mana
seseorang berkorban untuk orang lain. Ia hanya menggerakkan perasaan sentimental umat manusia
dan tidak menjanjikan harapan apa-apa. Namun yang benar adalah, Ia telah mati tetapi kini Ia
adalah Tuhan yang hidup. Kebangkitan-Nya untuk membenarkan mereka yang percaya (Rom
4:25). Ia menampakkan diri untuk membuktikan bahwa sengat maut telah dicabut (1 Kor 15:55).
Kematian dan kebangkitan-Nya memberi kemenangan dan pengharapan. Andaikata Kristus tidak
Bangkit sia-sialah kepercayaan kita dan tidak ada artinya pemberitaan Injil yang kita lakukanl.
Jemaat kekasih Tuhan…
Ada dua tindakan historis monumental yang dilakukan oleh Yesus dalam karya penebusan,
yaitu: kematian/pengorbanan-Nya dan kebangkitaNya. Melalui peristiwa itulah manusia
diperdamaikan dengan Allah dan memperoleh kehidupan yang baru. Yesus Kristus disebut sebagai
pendamaian / korban kita dan sekaligus pembela / wakil kita (1 Yoh 2:1-2). Ia disebut sebagai yang
mempersembahkan darah-Nya sendiri sebagai korban (Ibr 9:11-14) maupun sebagai pengantara
bagi kita (Ibr 7:25). Perjumpaan dengan Yesus yang sudah bangkit menghasilkan perubahan
hidup. KebangkitanNya memberikan pengharapan, membangkitkan keberanian dan

88
membangkitkan semangat dalam pelayanan! Semua yang kita lakukan, usaha dan pekerjaan tidak
akan sia-sia (I Korintus 15: 58).
Jemaat kekasih Tuhan……
Ada 3 hal penting yang dicatat dalam I Korintus 15 ini tentang fakta kebangkitan; yaitu:
1. Maut, kematian dan semua bayang2nya telah ditelan dalam kemenangan (Ayat 54). 2.
Kristus memberi kemenangan atas tabiat yang lama, dosa yang lama, kehidupan yang lama (Ayat
57). 3. Kebangkitan Kristus memberikan perubahan yang total dalam diri kita selama di dunia.
Dibangkitkan dalam keadaan yang tidak binasa (Ayat 51, 52)
Paulus menegaskan bahwa Kristus sudah benar-benar bangkit. Kebangkitan Kristus
mengubah kehidupan para murid. Pekerjaan yang kita kerjakan sekarang bersama-sama dengan
Tuhan pasti tidak sia-sia, karena Kristus telah bangkit.
Kebangkitan Kristus hendaknya berdampak membawa kebangkitan dan kemenangan hidup
kita. Di dalam kuasa kebangkitan Kristus kita boleh mengalami kebangkitan dan kemenangan
dalam berbagai hal, diantaranya: kebangkitan akan pengenalan dan penerimaan diri, kebangkitan
akan pemahaman dan konsep anugerah secara benar, kebangkitan untuk memahami konsep
pelayanan dan melakukan pelayanan yang lebih baik.
Kebangkitan Kristus adalah hal penting, merupakan fakta sejarah yang membedakan
kekristenan dengan kepercayaan-kepercayaan lain. Kebangkitan Kristus menegaskan bahwa iman
kita tidak sia-sia. Kebangkitan Kristus memberikan semangat untuk selalu giat melakukan
pekerjaan Tuhan Paskah terjadi karena Kristus telah mati. Namun pada hari ketiga Dia Bangkit
sehingga pasti ada hari esok untuk setiap harapan kita. Kita tidak lagi hidup dalam kehampaan
yang sia-sia. Karena itu haruslah kita beritakan kebangkitan Kristus dengan penuh sukacita. Tuhan
Memberkati. Amin.

89
LITURGI PASKA
1. PERSIAPAN
 Majelis Jemaat bersama pelayan altar (liturgos, pelayan musik) berdoa dan dipimpin oleh
MJ yang bertugas sebagai imam di ruang konsisturi.
 Lonceng berbunyi
 Liturgos 1 memasuki ruang ibadah mengucapkan salam dan memimpin doa (syukur,
pengampunan dosa dan pimpinan atas ibadah).
2. DOA PEMBUKA
Liturgos 1: Jemaat Tuhan Shalom
Peristiwa Paska mengingatkan kita kembali pada kebangkitan Tuhan Yesus Kristus
dari kematian. Ia bangkit dan hidup kembali untuk kita, umat yang merendahkan diri
di hadapanNya. Mari kita berdoa …….
3. NYANYIAN JEMAAT [ Jemaat Berdiri ]
Liturgos 1: Jemaat Tuhan diundang berdiri…..kita naikkan nyanyian bagi Tuhan Yesus :
KJ 202:1-4
(MJ masuk ruang ibadah, imam menyalakan lilin Paska dan menyerahkan Alkitab kepada
Liturgos 2)
4. VOTUM DAN SALAM
Liturgos 2 : Mari kita mulai ibadah Paska, dengan masing-masing di dalam hati kita
mengaku, bahwa : Sumber pertolongan kita adalah TUHAN, yang menjadikan
langit dan bumi. Amin.
Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus,
Tuhan kita menyertai engkau.
Jemaat : Menyertai engkau juga! (menyanyikan)
Amin…… Amin…… Amin……
5. PEMBACAAN LITANI : YEREMIA 31:1-6 [ Jemaat Duduk ]
Liturgos 1 : Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan menjadi Allah segala
kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Jemaat : Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu
bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya!
MJ : Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan
kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.
Liturgos 1 : Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara
Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan akan tampil
dalam tari-tarian orang yang bersukaria.
Jemaat : Engkau akan membuat kebun anggur kembali di gunung-gunung Samaria; ya,
orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula.
MJ : Sungguh, akan datang harinya bahwa para penjaga akan berseru di gunung
Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, kepada TUHAN, Allah kita!
90
6. NYANYIAN JEMAAT
KJ 194
7. BERITA ANUGERAH
Liturgos 1 : Berita anugerah diambil dari Kitab Kolose 3:1-4, demikian sabda Allah……..
(setelah membaca mengatakn) Bertolong-tolonganlah menjaga anugerah Allah,
demikian kita akan memenuhi hukum Kristus.
8. NYANYIAN PENEGUHAN [ Jemaat Berdiri ]
PKJ 91:1,2 “Tuhan T’lah Bangkit”
9. PERSEMBAHAN PUJIAN JEMAAT
10. NYANYIAN MENYAMBUT FIRMAN
PKJ 198:1,2 “Di Hatiku, Ya Yesus”
11. KHOTBAH
Liturgos 2 : Firman Allah akan diperdengarkan bagi kita, mari berdoa…….
a. Pembacaan Alkitab
b. Doa syafaat dan Bapa Kami
12. NYANYIAN RESPONSORIA
PKJ 91
13. PERSEMBAHAN
Liturgos 1 : Tuhan Yesus Kristus telah bangkit dan menghidupkan kita untuk tetap
berpengharapan kepadaNya dan bersukacitalah. Mari kita wujudkan sukacita kita
dengan menghaturkan persembahan kepada Tuhan Allah. Firman Tuhan sebagai
dasar kita menghaturkan persembahan dari Kitab Maleakhi 3:10-12, demikian
firmanNya ……….
Liturgos 1 : Persembahan kita haturkan diiringi nyanyian PKJ 147 : 1-3 “Di Sini Aku
Bawa”
14. DOA PERSEMBAHAN [ Jemaat Berdiri ]
(Doa persembahan disampaikan oleh Diaken)
15. WARTA JEMAAT [ Jemaat Duduk ]
16. PENGAKUAN IMAN RASULI [ Jemaat Berdiri ]
17. PENGUTUSAN DAN BERKAT
Liturgos 2 : Berita Paska akan kita hadirkan dalam kehidupan kita. Tetaplah berpengharapan
dan bersukacitalah. Kiranya kuasa salib dan kebangkitan Kristus memperbarui
hidup dalam memenuhi panggilan Tuhan.” Terimalah berkat Tuhan :
Kasih Allah Bapa, anugerah Tuhan Yesus Kristus dan persekutuan Roh Kudus
menyertai engkau dari sekarang sampai selama-lamanya! Amin.
Jemaat : (menyanyikan Haleluya)
Haleluya…. Haleluya…… Haleluya…… Haleluya…… Haleluya……
Amin….. Amin….. Amin…..
18. NYANYIAN PENGUTUSAN

91
PKJ 432:1,2 “Nama Yesus Termulia”
(setelah nyanyian bait pertama, Liturgos 2 turun dari mimbar, menyerahkan Alkitab kepada imam.
Lalu MJ menuju pintu keluar untuk menyalami jemaat)

92
Panduan PA Umum Selasa, 2 April 2024
“Bersyukur Atas Kebaikan Tuhan”
Bacaan : Mazmur 118:1-2;14-24
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 15
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Mengapa kita harus menjadikan Tuhan sebagai Sosok penting dalam pergumulan hidup
kita? Jelaskan?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Mazmur 118:1-2;14-24
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Adakah ayat yang paling berkesan menurut saudara dari bacaan Mazmur 118:1-2;14-
24? Ceritakanlah!
2. Apa yang hendak disampaikan Daud kepada kita dalam Mazmur pujian ini?
3. Kapan saudara merasakan bahwa pertolongan dan kebaikan Tuhan dalam pergumulan
hidup kita menjadi sangat berharga? Ceritakan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Mazmur 118 adalah rangkaian mazmur pujian ( Maz 113-115) yang dipakai orang Yahudi
pada perayaan Paska. Dan mungkin juga ini adalah nyanyian terakhir yang dinyanyikan Tuhan
Yesus sebelum kematian-Nya. Dalam mazmur pujian ini, kita seperti diajak untuk melihat
adanya sebuah peristiwa besar dan penuh sukacita telah dialami dan dilewati. Hal ini terlihat
bagaimana sang pemazmur mengajak seluruh bangsa Israel untuk bersyukur atas kebaikan
93
Tuhan, dan kasih setia-Nya yang selalu menyertai mereka (ayt 1-2). Di sini kita juga melihat
dalam menghadapi setiap pergumulan, pemazmur menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya
sumber kekuatan dan tempat ia menaikan puji-pujian. Kesadaran pemazmur ini, tentu saja
disebabkan karena segala kebaikan Tuhan yang selalu ia alami dan rasakan. Tekanan yang berat
kadang membuat kita lemah, dan kita membutuhkan sumber kekuatan lain untuk memberikan
kita kemampuan bertahan. Menurut pemazmur, Tuhan-lah sumber kekuatannya, kebaikan dan
pertolongan-Nya membuat Ia layak untuk menerima puji-pujian, dan menjadi pokok keselamatan
bagi umat yang berpengharapan kepada-Nya (ayt.14)
Seperti kemenangan dalam sebuah peperangan (pergumulan), maka akan ada suara sorak-
sorai di kemah orang-orang yang benar. Kita paham di sini bahwa pemazmur Daud telah
melewati banyak sekali peperangan dan semua kemenangan yang ia alami semata-mata adalah
kasih karunia pemberian Tuhan. Gambaran peperangan yang dipakai untuk menjelaskan terbebas
atau terlepas dari permasalahan yang timbul, adalah cara yang dipakai pemazmur sesuai dengan
pengalaman pribadinya. Tangan Tuhan juga dimetaforakan pemazmur sebagai wujud
pertolongan Tuhan yang akan selalu membimbing dan memberi jalan keluar terhadap setiap
permasalahan yang umat-Nya hadapi. Sebuah keyakinan yang kuat menjadikan pemazmur
sangat percaya kepada kemahakuasaan Tuhan, bahwa Tuhan akan tetap membuatnya hidup dan
tidak mati sia-sia, agar ia dapat terus menceritakan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar dan
ajaib. (ayt 15-18).
Memasuki pintu gerbang, merupakan gambaran pemazmur ketika hendak menghadap
Tuhan di dalam hadirat-Nya, dengan ucapan syukur yang hendak ia berikan. Seperti ketika umat
Israel menghadap Tuhan masuk melalui pintu gerbang bait Allah, untuk mempersembahkan
korban syukur kepada Tuhan atas segala kebaikan dan pertolongan yang telah Tuhan berikan
kepada umat-Nya (ayt 19-21). Kuat kuasa Allah yang sungguh nyata ini, membuat apa yang
disepelekan dan dianggap rendah oleh manusia, justru dipakai Tuhan untuk mempermalukan
kuasa-kuasa dunia ini. Disitulah keselamatan dari Allah digenapi (ayt 22-24). Seperti Tuhan
Yesus yang dianggap hina karena salib, justru menjadi pemenang atas maut dan menjadi pokok
keselamatan kita (bnd Mat 21:42). Mari sebagai warga GKSBS, kita responi ajakan pemazmur
ini untuk selalu bersyukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Bersyukur untuk segala
kesusahan yang telah kita lewati dulu, dan beryukur untuk berkat Tuhan yang kini dapat kita
nikmati dan rasakan hingga anak cucu. Amin.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 7:1-3
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 149:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

94
Panduan PA Perempuan Selasa, 2 April 2024
“Tujuan Penciptaan”
Bacaan : Kejadian 1:20 – 2:4a
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 27
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apa yang saudara ketahui tentang manfaat reboisasi bagi pemanasan global? Jelaskan?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Kejadian 1:20 – 2:4a
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa hal yang menarik yang saudara peroleh dari bacaan Kejadian 1:20 – 2:4a?
2. Mengapa Tuhan menciptakan manusia istimewa daripada ciptaan-Nya yang lain?
Jelaskan?
3. Apa tugas dan tanggungjawab saudara terhadap bumi yang telah Allah berikan ini
untuk menjaga kelestariannya? Jelaskan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Sejarah penciptaan langit dan bumi pada permulaan hari pertama sampai yang ketiga
seperti hendak menceritakan kepada kita bahwa Tuhan Allah sedang mempersiapkan wadah bagi
para penghuni-penghuninya. Kemudian dihari keempat penciptaan, kita dapat melihat bagaimana
matahari, bulan dan bintang-bintang diciptakan Tuhan sebagai pengatur waktu bagaimana
manusia kelak dapat mengelola alam semesta ini berdasarkan musim yang ada. Sementara ikan
dan segala binatang penghuni air serta burung-burung di udara diciptakan Tuhan pada hari
95
kelima, untuk menghiasi cakrawala dan lautan (ayt.20-23). Semua disediakan Tuhan bagi tujuan
yang mulia yaitu keberlangsungan hidup manusia.
Pada hari yang keenam Tuhan Allah melanjutkan pekerjaan-Nya dengan menciptakan
segala binatang untuk memenuhi bumi dan juga menciptakan manusia menurut gambar dan rupa
Allah “imago Dei” , supaya manusia dapat berkuasa atas semua ciptaan yang lain. Ikan-ikan di
lautan, burung-burung di udara dan segala binatang di darat di jadikan Tuhan untuk keperluan
dan kebutuhan manusia. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan untuk beranak
cucu, memenuhi bumi dan menaklukan serta berkuasa atas semua ciptaan yang telah disediakan
Allah tersebut (ayt 24-28). Dan Allah juga berfirman kepada manusia bahwa segala tumbuh-
tumbuhan yang berbiji dan segala pohon buah yang berbiji akan menjadi makanan mereka. Lalu
untuk binatang di bumi, di udara dan segala yang merayap serta bernyawa diberi tumbuh-
tumbuhan hijau sebagai makanannya. Dan Allah melihat segala yang dijadikannya itu sungguh
amat baik (ayt.29-31). Setelah semua selesai diciptakan sesuai dengan tujuan dan maksud Allah,
pada hari ketujuh Allah berhenti dari segala pekerjaan-Nya dan menguduskan semua pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu
penciptaan (2:1-4a).
Begitu berharganya kita dihadapan Allah, diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya,
disediakan dan dicukupi segala yang diperlukan. Allah yang sungguh amat baik, yang mengasihi
kita ‘ciptaan-Nya’, yang bekerja dengan penuh kesungguhan bagi semua ciptaan-Nya. Hal ini
memberikan teladan bagi perempuan-perempuan GKSBS untuk dapat merawat, melestarikan
semua ciptaan yang telah disediakan Tuhan bukan semata-mata dieksploitasi untuk kepentingan
dan kesenangan pribadi dan golongan. Agar bumi yang diciptakan Allah ini dapat terus
diwariskan dan diturunkan kepada anak cucu kita kelak. Amin
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 55:1-5
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 147:1- dst
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

96
Panduan PA Pemuda Selasa, 2 April 2024
“Semangat Iman”
Bacaan : 1 Korintus 15:50-58
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 7
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Ketika saudara memiliki sebuah keyakinan terhadap sesuatu yang di anggap benar. Apa
yang akan saudara lakukan ketika banyak teman yang tidak setuju dengan keyakinan
saudara itu ? Ceritakan?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: 1 Korintus 15:50-58
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa hal yang menarik yang saudara peroleh dari bacaan 1 Korintus 15:50-58?
2. Mengapa kebangkitan tubuh menjadi poin penting rasul Paulus kepada jemaat di
Korintus? Jelaskan?
3. Kenapa rasul Paulus meminta kita untuk kuat di dalam iman, tidak goyah dan giat
dalam melayani Tuhan ? Jelaskan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kita pasti hafal ‘Pengakuan Iman Rasuli’ yang kita ucapkan sebagai kredo disetiap ibadah
minggu, di salah satu kalimatnya ada yang mengungkapkan kepercayaan kita akan adanya
‘Kebangkitan Daging/Orang Mati’. Tentu saja pengakuan iman atau credo “Aku Percaya”
merupakan sebuah pengakuan yang didasari atas bukti nyata yang dilihat oleh para rasul atas
97
kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati, yaitu ketika Ia mengenakan tubuh sorgawi,
sebuah tubuh yang telah menang atas maut.
Dalam perikop yang kita baca, rasul Paulus dalam tulisannya kepada jemaat Korintus
mengingatkan tentang adanya kebangkitan tubuh pada akhir zaman. Ia menegaskan sebuah
keyakinan bahwa manusia yang mengenakan tubuh fana ini tidak akan mendapat bagian masuk
ke dalam Kerajaan Allah. Sebab nanti di Kerajaan Allah, kita semua akan menggunakan tubuh
kemuliaan, tubuh sorgawi (bnd. ayt. 40). Menurut rasul Paulus, rahasia besar yang diberikan
kepada orang percaya adalah bahwa nanti pada akhir zaman, saat bunyi nafiri terakhir berbunyi,
kita semua akan diubah dalam sekejap mata. Pertama yang diubah adalah orang percaya yang
telah meninggal. Kemudian orang percaya yang masih hidup. Semua diubah mengenakan tubuh
sorgawi yang tidak dapat binasa. Jika hal ini terjadi dan sudah digenapi, maka akan genaplah nas
Alkitab yang berkata:”Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah
kemenanganmu? hai maut, di manakah sengatmu?”.
Rasul Paulus menjelaskan bahwa sengat maut adalah dosa. Ibarat sebuah sengat yang
berbisa, dosa menyeret manusia pada kebinasaan, yaitu terpisah dari hadirat Allah selama-
lamanya. Tanpa pengorbanan Kristus di atas kayu salib bagi kita, dan kemenangan-Nya atas
maut, hukum Taurat akan berkuasa untuk mempertontonkan kepada kita ketidak sanggupan
manusia dalam mematuhi perintah Tuhan. Bersyukurnya kita bahwa Kristus telah melakukan
karya penyelamatan itu bagi umat-Nya. Oleh karena itu menurut Paulus, sebagai orang percaya
kita harus berdiri teguh dalam iman dan tidak tergoyahkan untuk selalu giat dalam melayani
Tuhan. Sebab upah keselamatan kekal menanti kita, jerih payah kita tidak akan sia-sia, tubuh
sorgawi disediakan bagi yang setia sampai akhir.
Sebagai pemuda GKSBS, keyakinan kita kepada akhir zaman dan kebangkitan orang mati,
tentu saja tidak berhenti hanya pada sebuah credo ‘Aku Percaya’. Lebih dari itu dengan
bagaimana kita hidup menghayati iman dan menyaksikannya kepada dunia, itulah yang utama.
Jaminan yang pasti akan Kerajaan Allah, menyemangati kita untuk terus bertumbuh di dalam
pengenalan akan Tuhan. Rajin dalam ber-PA, beribadah dan terlibat dalam setiap pelayanan yang
ada di gereja adalah bukti kesungguhan iman kita yang tak tergoyahkan. Dengan kuasa Roh
Kudus bersaksi di tengah dunia dengan segala talenta dan karunia yang Tuhan berikan, adalah
semangat iman sebagai bukti syukur atas pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita. Amin
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 340:1-4
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 403:1- dst
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

98
BAHAN RENUNGAN Kamis, 4 April 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : PKJ 14
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : PKJ 198:1,3
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab : Daniel 1:1-21
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : PKJ 209:1-2
9. Doa Penutup
Memilih Untuk Setia
Banyak hal di dunia ini menuntut anak-anak Tuhan untuk hidup mengingkari imannya.
Mulai dari tawaran pekerjaan, memilih pasangan hidup, kesehatan, penyalahgunaan narkoba, seks
bebas dan semua kesesatan lainnya yang membawa kesenangan sesaat. Namun dalam renungan
kita hari ini, ketetapan hati Beltsazar, Sadrak, Mesakh dan Abednego (Daniel, Hananya, Misael dan
Azarya) untuk tetap memilih setia kepada Allah dan tidak menajiskan diri dengan anggur dan
makanan raja merupakan bukti bahwa iman yang teguh akan membantu kita mengambil pilihan
yang tepat. Tuhan senang melihat kesungguhan hati mereka untuk tunduk pada hukum-Nya yaitu
Taurat. Pilihan yang akhirnya bukan saja membuat mereka selamat dari penilaian raja, malahan
mereka juga mendapat kasih sayang dari pemimpin pegawai istana bahkan menjadikan mereka
pribadi-pribadi yang didapati 10x lebih unggul dan bijaksana dari yang lain. Itu semua karena
Allah sangat menghargai keputusan mereka untuk tidak berubah setia kepada-Nya.
Memilih untuk tidak tergoda pada sesuatu yang menggiurkan hati bukanlah sesuatu yang
mudah bagi kebanyakan orang. Tetapi orang-orang yang memiliki komitmen yang kuat dan
terlatih, mempunyai kemampuan untuk menahan keinginan hatinya. Terlebih ketika kita
mengutamakan Tuhan lebih dari apapun dalam hidup kita, Tuhan pasti menolong kita dengan
hikmat-Nya di dalam keputusan-keputusan berat yang akan kita pilih. Pergumulan apa yang sedang
kita alami hari-hari ini? Sudahkah kita melibatkan Tuhan untuk turut campur tangan terhadap
permasalahan yang kita alami? Nampaknya, pertanyaan-pertanyaan reflektif ini akan membantu
kita untuk mengingat bahwa Tuhan juga membutuhkan respon hati umat-Nya ketika mereka
melangkah dalam mengambil setiap keputusan. Saat kita memilih untuk memiliki ketetapan hati
seperti Daniel, sadrak, Mesakh dan Abednego, maka Tuhan dengan cara-Nya pasti akan menolong
kita mengatasi setiap permasalahan hidup yang kita alami. Yang Tuhan butuhkan dari diri kita
hanyalah hati yang setia kepada-Nya. Amin.

99
Khotbah Minggu, 7 April 2024
Warna Liturgi : Putih
Minggu Paskah II
KEBANGKITAN KRISTUS MENGUBAHKAN
KISAH PARA RASUL 4:32-35
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Minggu ini ialah Minggu Paska II. Setelah minggu
yang lalu kita merayakan Paskah, memperingati hari di mana Kristus bangkit dan menang atas
kematian. Kebangkitan Kristus merupakan sebuah fenomena yang membawa dampak yang sangat
besar dalam kehidupan manusia dan keberlangsungan semesta. Dengan bangkitnya Kristus dari
kematian, kuasa dosa telah berakhir dan keselamatan menjadi milik manusia setelah sebelumnya
manusia berada di dalam kuasa dosa yang berujungkan maut atau kematian. Dampak ini tidak
hanya terkait dengan hal selamat atau tidaknya manusia, tetapi kekuasaan Kristus jauh membawa
perubahan dalam kehidupan orang-orang yang beriman.
Kita dapat menyaksikan dalam bacaan Alkitab hari ini, ada 2 hal yang dikerjakan
“kumpulan orang percaya” dalam kehidupan jemaat mula-mula, yakni;
a. Sehati dan sejiwa. Makna sehati dan sejiwa ialah adanya kesatuan dalam perasaan dan
meyakini pihak lain sebagai saudara sepenanggungan dalam menempuh keimanan dan
keyakinan yang sama, dalam hal ini keimanan dan keyakinan kepada kebangkitan
Yesus Kristus.
b. Berbagi untuk hidup bersama. Secara gamblang dijelaskan bahwa tidak ada di antara
mereka yang menjadi berkekurangan karena semua anggota dalam kumpulan orang
percaya itu menjual segala miliknya untuk digunakan sesuai keperluan anggota dalam
kumpulan tersebut.
Apa yang dapat kita pelajari untuk kita terapkan dalam kehidupan kita hari ini sebagai
“kumpulan orang percaya”?
a. Peka terhadap perbedaan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, hari ini Tuhan Yesus telah menempatkan kita,
“kumpulan orang percaya” untuk bekerja dan berkarya di Indonesia, sebuah negara dengan
keberagaman yang luar biasa. Dapat kita amati bahwa dalam gereja kita saja, kita menemukan
keragaman, mulai dari suku, lalu latar belakang sosial, keragaman gender, dan berbagai keragaman
yang mungkin belum terungkap. Itu baru dalam jemaat kita sendiri, di luar dari itu kita akan
menemukan keragaman yang jauh lebih kompleks. Kebangkitan Kristus mengajak kita untuk
memiliki hati yang peka terhadap perbedaan-perbedaan itu. Karena hanya dengan kepekaan itu kita
bisa mencapai kata “sehati dan sejiwa”. Kepekaan itu akan membuat kita terhindar dari sikap
superioritas atau juga inferior terhadap pihak atau orang lain yang berbeda dengan kita. Pahamilah
bahwa keselamatan yang diberikan oleh Allah itu berlaku untuk dunia dan isinya, termasuk semua
orang dengan segala perbedaan yang ada. Kepekaan ini dapat kita bangun dengan membiasakan
diri bergaul dengan orang lain, mau mendengarkan pendapat dan cerita mereka, serta senantiasa
menanamkan rasa empati terhadap keberadaan orang lain.
100
b. Menyatukan tujuan dalam kehidupan bersama.
Kesehatian dan kesejiwaan sebuah persekutuan terbentuk karena mereka mempunyai 1
alasan dan 1 tujuan. Dalam hal ini, kita sebagai sebuah persekutuan memiliki 1 alasan dalam
membangun persekutuan ini, yaitu kebangkitan Kristus. Dan kita mempunyai 1 tujuan yang sama,
sama seperti yang dikerjakan para rasul, yakni memberitakan kesaksian tentang keselamatan dunia
melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Melalui pemahaman ini, kita akan dengan sadar
“mengurangi” keakuan kita, dan mengerahkan segala sesuatunya untuk dapat tetap berjalan
bersama dengan saudara sepenanggungan di dalam perziarahan dunia. Salah satu bentuk
menyatukan tujuan ialah pada saat kita mau mengalahkan pendapat kita dan memenangkan
pendapat saudara kita untuk mencapai tujuan bersama. Karena terkadang caranya berbeda-beda,
tetapi yang terpenting tujuan kita masih sama, yaitu kematian dan kebangkitan Kristus diberitakan.
c. Senantiasa berusaha memberi kontribusi/dampak.
Kebangkitan Kristus membawa sebuah kesadaran kepada “kumpulan orang percaya” bahwa
dalam sebuah persekutuan dibutuhkan kontribusi aktif dari setiap anggota persekutuan tersebut.
Tidak ada persekutuan yang dapat bertahan jika setiap anggotanya abai terhadap kontribusi dalam
kehidupan bersama. Kontribusi itu, hari ini, ada dalam berbagai bentuk, di antaranya ialah
kehadiran. Dalam persekutuan diperlukan kehadiran, tanpa kehadiran, maka tidak ada yang disebut
dengan persekutuan. Maka hadirilah semua pertemuan yang diadakan oleh persekutuan kita. Selain
kehadiran, ada juga persembahan. Persembahan pada dasarnya bukanlah korban, karena korban
telah selesai dalam kematian Yesus. Persembahan adalah bentuk kontribusi kita untuk
mengembangkan tugas kerja dan karya pelayanan dan kesaksian di gereja kita. Maka berikanlah
persembahan dengan kesadaran uang itu digunakan untuk kemajuan gereja. Dengan demikian kita
akan mempertanyakan “kelayakan” pemberian kita sebagai kontribusi kehidupan bersama sebagai
gereja.
Tuhan Yesus memberkati.

Nas Pembimbing : Mazmur 150:1


Berita Anugerah : Yohanes 3:16
Nas Persembahan : Roma 12:1
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 17:1-2
2. Nyanyian Pujian : KJ 10:1-3
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 273:1-2
4. Nyanyian Responsoria : KJ 257:1-2
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 285
6. Nyanyian Penutup : 182:1

101
Panduan PA Umum Selasa, 9 April 2024
“Di Goa Singa”
Bacaan : Daniel 6:1-8
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 8:1,2,6
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apakah kita pernah merasa iri melihat keberhasilan orang lain? Kenapa?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Daniel 6:1-8
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa pesan Tuhan yang saudara peroleh dari bacaan Daniel 6:1-8?
2. Mengapa Daniel tetap tenang menghadapi dekrit raja hasil hasutan dari para petinggi
dan wakil raja, yang ingin menjebloskannya ke dalam goa singa yang kelaparan?
Jelaskan?
3. Apakah kesetiaan kita kepada Tuhan pernah diuji sama seperti Daniel? Bagikan
pengalaman saudara!
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Pada zaman raja Darius memerintah sebagai raja kerajaan Media Persia, di usiannya yang
ke enam puluh dua tahun. Ia mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya,
yang akan ditempatkan di seluruh wilayah kekuasaannya. Ada pula tiga orang pejabat tinggi
yang dipilih untuk membawahi 120 wakil-wakil raja tersebut, salah satunya adalah Daniel.
Daniel memiliki posisi yang lebih tinggi dari para pejabat tinggi raja dan para wakil raja yang
102
ada. hai itu disebabkan karena Daniel memiliki roh yang luar biasa dari Tuhan. Raja sendiri
bermaksud untuk menempatkan daniel berkuasa atas seluruh kerajaannya.
Ternyata posisi Daniel ini, membuat iri para petinggi dan wail raja. Mereka bersepakat
untuk mendakwa Daniel atas sebuah kesalahan, sehingga posisinya bakal terancam. Namun
semua usaha yang telah dilakukan untuk menjatuhkan Daniel berbuah kegagalan, karena tidak
ditemukan satu pelanggaran dan kelalaian apapun yang dilakukan Daniel di dalam segala yang
dikerjakannya.Setelah diamat-amati, ternyata ada celah yang bisa dipakai untuk menjatuhkan
Daniel melalui kebiasaannya beribadah kepada Allah-nya. Maka kesepakatan pun dibuat
kembali, untuk menerbitkan sebuah dekrit dari raja yang terlihat benar namun sebenarnya
bertujuan hanya untuk menjatuhkan Daniel. Dekrit itu berbunyi bahwa bagi siapapun yang dalam
tiga puluh hari ke depan menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia
kecuali kepada raja Darius, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. Daniel tetap tenang
mendengar keputusan raja, ia tetap beribadah kepada Tuhan tiga kali sehari, bahkan ketika
ditangkap dan di masukan ke dalam goa singa yang kelaparan. Bagi Daniel, Tuhan Allah Israel
adalah perlindungannya, yang akan menolongnya dalam kondisi terburuk sekalipun yang ia
alami. Daniel percaya karena itu ia tetap tenang, meskipun berada di lembah bayang-bayang
maut.
Para pendahulu kita, ketika datang ke tanah Sumatera pasti melewati masa-masa yang
berat. Dan keyakinannya pada Allah-lah yang menegguhkan mereka untuk terus percaya, Tuhan
pasti menolong. Sebagai warga GKSBS di masa kini, kita pun selalu merasakan pertolongan
Tuhan dalam setiap penderitaan yang kita alami. Tetaplah tenang dan setia kepada Tuhan seperti
Daniel di goa singa. Amin.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 232:1-3
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 146:1- dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

103
Panduan PA Perempuan Selasa, 9 April 2024
“Pujilah Tuhan, Hai Umat-Nya”
Bacaan : Mazmur 135:1-21
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 10
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apa yang akan kita pilih: sikap jujur apa adanya atau berpura-pura baik ? Jelaskan?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Mazmur 135:1-21
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa yang saudara pahami dari bacaan Firman Tuhan di Mazmur 135:1-21?
2. Apa yang dapat kita lakukan sebagai bentuk usaha mewujudkan pemahaman kita pada
pertanyaan pertama? Jelaskan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Ajakan pemazmur kepada para hamba Tuhan dan pelayan Tuhan untuk memuji Allah
karena segala kebaikan dan keindahan nama-Nya menjadi awal dari tulisan mazmur ini.
Pemazmur menunjukan kepada kita alasan untuk kita menaikan puji-pujian kepada Allah. Yang
pertama, Allah berdaulat atas umat-Nya. Kedaulatan Allahditunjukan bahwa Dia sendirilah yang
memilih Israel menjadi umat kesayangan-Nya diantara segala bangsa yang ada di bumi.
Kekuasaan-Nya yang besar melebihi segala Allah bangsa lain membuat nama-Nya perkasa di
bumi. Dia-lah yang berkuasa untuk menaikan kabut dari ujung bumi, membuat kilat mengikuti
hujan dan mengendalikan angin dari perbendaharannya (ayt.1-7). Semua kuasa alam tunduk pada
104
perintah-Nya.
Yang kedua, Allah sumber keselamatan umatNya. Allah menyatakan keselamatan kepada
umat-Nya dengan membebaskannya dari Mesir. Menghukum Mesir dengan tulah baik kepada
manusia mapun hewan dan segala yang hidup. Menunjukan tanda-tanda mujizat kuasa-Nya
untuk mencelikan mata Firaun dan pasukannya atas kuasa-Nya yang tak terbatas dan tak
tertandingi. Dialah Allah Israel yang memukul kalah bangsa-bangsa yang memusuhi mereka, dan
membunuh raja-raja mereka yang kuat. Menundukkan negeri Kanaan dan bangsa-bangsa
disekitarnya dengan kuasa-Nya dan menjadikan tanah mereka menjadi milik pusaka umat-Nya.
Memang hanya Tuhan Allah Israel-lah yang layak dipuji dan disembah (ayt.8-13).
Yang ketiga, Allah sumber keadilan umat-Nya. Allah Israel sangat mengasihi umat-Nya
dan hamba-hamba-Nya. Dia mengasihi mereka lebih dari ilah bangsa-bangsa lain yang hanya
terbuat dari perak dan emas. Berhala yang memiliki mulut tapi tidak bisa bicara, mempunyai
mata tapi tidak bisa melihat dan mempunyai telinga tetapi tidak bisa mendengar, bahkan tidak
ada kehidupan yang dimiliki. Sama seperti ilah yang mati itulah semua orang yang menyembah
mereka. Allah Israel adalah Allah yang hidup, karenanya layak baginya dipuji dan disembah oleh
seluruh umat-Nya (ayt.14-21).
Dari tiga hal di atas, sebagai perempuan yang mengasihi Allah, setidaknya kita dalam
segala hal yang kita alami, baik suka maupun duka tetap memiliki alasan untuk terus memuji
Tuhan. Kenapa? karena Allah berkuasa atas setiap kehidupan kita, Dia berdaulat untuk memilih
kita sebagai umat kepunyaan-Nya. Allah adalah pribadi yang selalu menolong kita dalam bahaya
dan maut. Dia pulalah yang akan selalu membela kita dan memberi keadilan-Nya, asal kita setia
kepada-Nya. Dialah Allah yang layak dipuji, haleluya. Amin.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 23
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 18:1- dst
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

105
Panduan PA Pemuda Selasa, 9 April 2024
“Perintah Yang Baru”
Bacaan : 1 Yohanes 2: 12-17
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 17
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Pernahkan saudara melihat tanda ‘hati-hati’ di jalan? Lalu apa yang saudara lakukan
ketika melihat tanda tersebut?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 2: 12-17
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa yang saudara pahami dari bacaan Firman Tuhan di 1 Yohanes 2: 12-17?
2. Apa yang Yohanes ingatkan kepada bapa, anak-anak dan anak muda dalam perikop yang
kita baca ini? Jelaskan?
3. Kenapa Yohanes meminta anak-anak Tuhan untuk berhati-hati terhadap percintaan
dengan dunia ini? Jelaskan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Masih dalam perikop perintah yang baru, Yohanes dalam suratnya mengingatkan kepada
anak-anak Tuhan atau orang-orang percaya, yang di sini sebagai sebagai bapa, anak-anak dan
anak muda. Kepada anak-anak Yohanes mengingatkan bahwa dosa-dosa mereka telah diampuni
oleh Tuhan. Dan kepada anak muda bahwa mereka kuat di dalam firman dan telah mengalahkan
yang jahat. Sedangkan kepada bapa diingatkan, bahwa mereka telah mengenal Kristus dalam
106
persekutuan yang baik sedari mulanya. Meskipun kata Teknia (anak-anak), Paidia (anak muda)
dan Pater (bapa), memiliki pemaknaan tersendiri. Sebenarnya ketiganya memiliki kesamaan
makna, yaitu lebih menunjuk kepada orang percaya, anak-anak Tuhan. Dalam penjelasan yang
lebih dalam kepada anak—anak Tuhan ini, Yohanes kembali mengingatkan bahaya dari
percintaan dengan dunia ini. Adapun ciri-ciri dari percintaan dengan dunia ini sebagai berikut:
Pertama, keinginan daging. Tidak manusia yang tidak punya keinginan. Hanya manusia
yang sudah meninggal saja yang sudah tidak memiliki keinginan. Tetapi keinginan yang
bercampur dengan kedagingan (segala hal yang menentang Allah) adalah berbahaya. Misalnya,
keinginan seksual, ingat hal ini hanya boleh dilakukan dengan syarat pernikahan, dan lain-lain.
Kedua, keinginan mata. Karena mata yang bisa melihat berbagai hal, menimbulkan
berbagai keinginan juga. Hati-hati dengan keinginan mata yang jahat. Misalnya, mengingini
milik orang lain (harta, posisi, dll) dan berusaha memilikinya dengan cara-cara penuh kejahatan.
Ketiga, keangkuhan hidup. Kehidupan yang penuh keangkuhan merupakan pernyataan
penolakan akan kehadiran Allah. Manusia yang angkuh merasa tidak memerlukan Tuhan, karena
semua yang ia miliki seperti karier, kekayaan, pasangan hidup, ia berpikir semuanya adalah hasil
kerja kerasnya sendiri tanpa ada campur tangan Tuhan didalamnya.
Sebagai pemuda GKSBS, kita harus ingat bahwa sebagai anak-anak Allah kita telah
mengenal Kristus dan ditebus oleh-Nya. Kita telah mengalahkan kuasa-kuasa si jahat, karena
iman kita kepada Kristus yang telah melakukannya bagi kita. Ingatlah bahaya percintaan dunia
ini, iman kita menyadarkan kita bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Tujuan kita adalah
hidup bersama Kristus di dalam kerajaan-Nya yang kekal. Marilah kita hidup berkenan kepada-
Nya, dalam setiap gerak hati, tutur kata dan prilaku kita. Amin.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 23
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 393:1- dst
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

107
BAHAN RENUNGAN Kamis, 11 April 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : PKJ 126:1-3
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ 50a:1, 6
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab : Mazmur 4:1-9
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 26:1-2
9. Doa Penutup
Nikmatnya Tidur Nyenyak
Permasalahan yang berat, terkadang membuat orang susah tidur. Bukan hanya jam tidurnya
yang terganggu, malahan kesehatan juga bisa terpengaruh. Dalam Mazmur pasal 4 ini, dalam doa-
nya Daud menceritakan bagaimana pengalamannya ketika ia berada dalam kesesakan. Kita bisa
melihat Daud berseru kepada Tuhan dengan penuh keyakinan, Daud percaya bahwa Allah sumber
kebenaran yang ia yakini itu, juga akan membenarkannya, dan menjawab doanya karena Daud tahu
bahwa ia berjalan dalam jalur lurus yang Tuhan kehendaki. Daud juga mengingatkan kepada
orang-orang yang menyebabkan kesesakan tersebut, agar jangan berlama-lama hidup dalam fitnah
dan kebohongan. Sebab Daud percaya bahwa Tuhan mengasihi anak-anak-Nya, dan siapa yang
memusuhi dirinya sama saja dengan memusuhi Tuhan. Daud juga memberi nasihat, biarpun marah
kita harus tetap mengendalikan emosi sehingga tidak berbuat dosa dengan mengeluarkan kata-kata
yang menghujat. Sebaliknya, Daud mengajak kita untuk berdoa kepada Tuhan dalam diam. Dan
percaya kepada-Nya agar kemarahan kita reda, sehingga kita bisa tidur nyenyak dengan tentram
dan aman karena diselimuti oleh cahaya kasih Allah.
Marilah kita selalu berdoa sebelum kita mengakhiri kegiatan apapun di hari ini.
Menyerahkan segala kegelisahan, kecemasan dan kekecewaan kita kepada Tuhan Sang sumber
kedamaian. Karena keselamatan jiwa kita telah dijamin oleh Tuhan Yesus, dosa dan maut telah
dikalahkan-Nya. Kemenangan Tuhan Yesus atas dosa, memampukan kita mengatasi setiap
kesesakan dalam hidup ini. Dan bersama dengan Tuhan Yesus, di dalam perlindungan kasih-Nya
kita bisa tidur dengan nyenyak, aman dan tentram setiap malam. Amin.

108
Khotbah Minggu, 14 April 2024
Warna Liturgi : Putih
Minggu Paskah III
PERCAYAKAH KAMU?
LUKAS 24:36-48
Jemaat Tuhan yang terkasih, tentu kita pernah mengalami keraguan di dalam hati kita.
Keraguan tentu saja bukanlah hal yang tabu untuk dikatakan dan dialami. Bahkan keraguan bisa
saja justru menuntun kita untuk menemukan kebenaran yang lebih dalam dari sebelumnya.
Demikian ketika kita berbiara tentang iman, terkadang iman kita bisa kuat, bisa juga lemah.
Keraguan muncul ketika iman kita menjadi lemah. Hal ini terjadi karena iman bersifat dinamis
(terus bertumbuh) dan tidak statis (diam).
Jemaat Tuhan yang terkasih. Narasi Lukas 24 menceritakan tentang peristiwa kebangkitan
Yesus Kristus melalui tiga kali penampakan-Nya kepada murid-murid-Nya. Mulai dari
penampakan pertama kepada para perempuan (Maria dari Magdala, Yohana dan Maria ibu
Yakobus), penampakan kedua kepada dua orang murid di jalan ke Emaus (Simon dan murid yang
lain), dan yang ketiga penampakan kepada para murid yang sedang berkumpul. Pada perikop yang
kita bahas kali ini, para murid yang telah ditinggal mati Guru-nya mengalami keraguan bahkan
ketika Tuhan Yesus menampakan diri-Nya untuk yang ketiga kalinya kepada mereka. Mereka
sedang berkumpul bersama saat itu. Simon dan seorang murid yang lain sedang menceritakan
bagamana pengalaman mereka bertemu dengan guru mereka di jalan menuju ke Emaus. Belum
selesai dengan ceritanya tiba-tiba Tuhan Yesus datang di tengah-tengah mereka serta memberi
salam :”Damai sejahtera bagi kamu”, dan tidak seorang pun mengetahui bagamana Ia muncul.
Begitu terkejutnya mereka, sampai-sampai mereka mengira bahwa Tuhan Yesus adalah hantu.
Bukan hanya terkejut, mereka jelas tampak ragu-ragu apakah benar yang muncul di tengah-tengah
mereka adalah Tuhan Yesus Sang guru. Alih-alih memarahi murid-murid-Nya yang ragu akan diri-
Nya, Tuhan Yesus justru menjawab keraguan mereka dengan berkata :”Mengapa kamu terkejut
dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku. Aku
sendirilah ini:...” Bahkan Tuhan Yesus meminta para murid menggunakan indra peraba mereka
untuk membuktikan bahwa diri-Nya terdiri dari daging dan kulit. Sang guru yang hadir di tengah-
tengah mereka itu benar-benar manusia sejati dan bukan hantu, karena hantu tidak memiliki daging
yang dapat disentuh.
Belum selesai kegirangan hati para murid dan keheranan mereka, Tuhan Yesus malah
bertanya kepada para murid:”Apakah ada makanan di sini?“ kemudian para murid memberikan
kepada Tuhan Yesus sepotong ikan goreng. Dan Tuhan Yesus langsung memakan sepotong ikan
goreng yang diberikan itu di depan mata para murid yang sedang senang dan keheranan itu. Tuhan
Yesus kembali mengatakan kepada murid-murid yang sedang berkumpul saat itu, bahwa selagi Ia
ada bersama-sama mereka Firman Tuhan harus digenapi sesuai dengan Taurat Musa, kitab nabi-
nabi dan kitab Mazmur. Tuhan Yesus mencelikan pikiran murid-murid sehingga mereka dapat
mengerti apa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus tersebut, bahwa Mesias harus menderita dan
109
bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: berita tentang pertobatan dan
pengampunan harus disampaikan kepada segala bangsa, Mulai dari Yerusalem. Dan para murid
adalah saksi dari semua penggenapan nubuatan tersebut dan saksi bagi Kristus untuk memberitakan
Injil (kabar baik) keseluruh dunia.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus. Terdapat banyak hal yang dapat membuat kita ragu dan
menjadi tidak percaya. Sama seperti para murid yang meragukan banyak hal karena penderitaan
dan kesepian yang mereka alami, manusia hari ini juga dapat mengalami keraguan oleh karena
begitu besar dan banyaknya himpitan kehidupan. Cuaca yang tak menentu, membuat banyak gagal
panen. Perekonomian dunia yang bergejolak karena banyak konflik internasional berdampak pada
seluruh kenaikan harga bahan pokok selalu naik, sementara pendapatan alih-alih naik malah
menurun. Pendidikan dengan biaya yang semakin mahal dan jangkauan masa depan mulai terasa
jauh dan tak tergapai. Semua itu dapat menjadi alasan yang membuat kita menjadi meragu dan
menjadi tidak percaya. Tetapi, percayakah engkau pada Yesus bangkit dari kematian-Nya? Jika
engkau percaya, maka tiada yang mustahil bagi-Nya. Beribu alasan itu, menjadi tak beralasan di
hadapan kebangkitan Kristus, sebab dalam kebangkitan-Nya, kita menjadi manusia yang
berpengharapan.
Dengan demikian, lakukanlah hal ini di saat keraguan melanda kita, yakni tetap
berpengharapan dalam Kristus. Manusia yang berpengharapan dalam Kristus, bukan tidak pernah
meragu, melainkan tidak pernah berhenti dan terus berjuang serta selalu bergerak kepada dan
bersama Kristus untuk keluar dari keraguannya. Ia tidak menjadi malas atau berputus asa,
melainkan terus mengandalkan Kristus dan senantiasa berharap kepada Kristus untuk dapat
menjawab dan menolongnya keluar dari kesesakan. Senantiasa berdoa minta kekuatan dan
keberanian untuk menghadapi tantangan-tantangan kehidupan.
Jemaat Tuhan yang terkasih. Keraguan para murid hilang ketika Tuhan Yesus hadir.
Meyakini kehadiran Tuhan Yesus dalam kehidupan iman kita merupakan hal yang penting, agar
keraguan kita akan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan menjadi hilang. Kok iso yo? Tuhan
memelihara para pendahulu kita hingga ada bahkan berhasil bertahan sampai sekarang. Lebih lagi
saat ini, melalui pertolongan Roh Kudus kita juga bisa melanjutkan misi yang diberikan Tuhan
Yesus kepada para murid yaitu menjadi saksi-Nya memberitakan pertobatan dan keselamatan
kepada segala bangsa dengan penuh keberanian. Kita bersaksi dengan segala talenta dan
kemampuan yang Tuhan karuniakan tanpa keraguan. Tuhan selalu besertamu, jangan ragu.
Percayakah Kamu?
Yesus Memberkti kita semua. Amin

Nas Pembimbing : Kisah Para rasul 4:13-16


Berita Anugerah : 1 Yohanes 3:9-10
Nas Persembahan : 2 Korintus 9:7
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : PKJ 2

110
2. Nyanyian Pujian : PKJ 19:1-2
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 178:1-2
4. Nyanyian Responsoria : KJ 432:1-2
5. Nyanyian Persembahan : KJ 403:1-dsc
6. Nyanyian Penutup : PKJ 185:1-3

111
Panduan PA Umum Selasa, 16 April 2024
“Pertobatan Yang Pura-Pura”
Bacaan : Hosea 5:15-6:1-11
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 4
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apa yang akan kita pilih: sikap jujur apa adanya atau berpura-pura baik? Jelaskan?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Hosea 5:15-6:1-11
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa yang saudara pahami dari bacaan Firman Tuhan di Hosea 5:15-6:1-11?
2. Apa yang telah dilakukan Israel/Efraim/Yehuda dihadapan Tuhan? Jelaskan?
3. Apa kaitan antara ritual ibadah dan motivasi hati? Kenapa Tuhan tidak menghendaki
pertobatan yang sungguh? Jelaskan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Seperti orang tua yang tetap mengasihi anaknya meskipun sang anak telah menyakiti
hatinya. Demikianlah gambaran besar kitab Hosea tentang bagaimana Tuhan Allah Israel tetap
mengasihi umat-Nya meskipun perbuatan hidup para pemimpin negara, para imam dan
rakyatnya sangat mendukakan hati Tuhan. Penyembahan kepada Baal dan ilah-ilah lain
mewarnai kehidupan sehari-hari. Begitu juga perzinahan, kekerasan, pembunuhan dan
penumpahan darah menjadi hal yang lazim bagi mereka, hal yang merupakan kenajisan dan
kekejian bagi Allah yang kudus (bnd. 4:3).
112
Pada akhir pasal 5 ini, Tuhan sangat merindukan Israel untuk kembali pulang kepada-Nya.
Mengasihi dan mencintai Tuhan dengan segenap hati mereka, bertobat penuh penyesalan dan
mencari wajah Tuhan (5:15). Ada respon yang baik, dari nubuat Hosea muncul kesadaran dan
ajakan yang mendorong Israel untuk kembali kepada Tuhan. Mereka sadar pertobatan kepada
Tuhan memunculkan belas kasihan Tuhan kepada umat-Nya, Dia Allah yang memukul tapi Dia
juga yang menyembuhkan, Dia juga membangkitkan iman yang mati dan menghidupkannya
kembali dihadapan-Nya. Allah akan muncul seperti fajar pagi yang cerah menerangi hati dan
mencurahkan berkat-Nya bagai hujan di awal musim kepada umat yang mengasihi-Nya (6:1-
3).Tetapi kerinduan Tuhan bagi pertobatan Israel ini hanya bertahan sejenak. Isreal tidak
mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, pertobatannya bukanlah pertobatan yang sejati.
Pertobatan Isreal digambarkan seperti kabut dan embun yang hilang lenyap di pagi hari, sangat
singkat terlihat. Meskipun secara ritual ibadah Israel mempersembahkan korban sembelihan dan
korban bakaran kepada Tuhan Allah Israel, namun sejatinya kehidupan mereka tetap kembali
seperti dulu, berubah setia kepada Tuhan (6:4-6).
Umat Israel di zaman Hosea disamakan seperti Adam yang telah melanggar perjanjian
Tuhan, mereka berhianat kepada Tuhan. Di kota Gilead yang semestinya adalah sebuah kota
perlindungan, dimana para imam lewi Allah tinggal, justru menjadi kota pembunuhan dan
pembantaian. Demikian juga Sikhem, sebuah tempat suci bagi suku Yehuda untuk datang
menyembah Allah, di jalan menuju ke sana justru terdengar persekutuan para imam melakukan
pembunuhan dan perbuatan keji. Para imam yang seharusnya membawa umat untuk datang
kepada Allah, menjadi gerombolan para pembunuh dan penyamun. Persundalan Israel dan
Yehuda dengan segala perbuatan kejinya (penyembahan berhala dan segala bentuk kejahatan),
sangat mendukakan hati Tuhan.
Sebagai umat Tuhan, marilah kita bersama pada saat ini belajar dari kisah ini. Kita harus
belajar menjauhi segala kejahatan dan bertobat dengan sungguh-sunnguh kepada Tuhan, selama
kesabaran Tuhan masih dinyatakan kepada kita. Mari kita berbenah diri dihadapan Tuhan dalam
pertobatan yang sejati, agar kita dapat selalu melihat cinta kasih Tuhan kepada kita bukan
kemarahan dan murkanya karena pertobatan kita yang palsu dan pura-pura. Amin.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 29:1-4
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 302:1- dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

113
Panduan PA Perempuan Selasa, 16 April 2024
“Kebenaran Yang Menghidupkan”
Bacaan : 2 Yohanes 1:1-6
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 212:1
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Pernahkan kita merasa iri melihat keberhasilan orang lain ? kenapa?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: 2 Yohanes 1:1-6
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Pesan Tuhan apa yang saudara peroleh dari bacaan 2 Yohanes 1:1-6?
2. Mengapa mengasihi sesama adalah hal yang penting? Jelaskan!
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kita melihat hal yang menarik dari apa yang disampaikan Yohanes di dalam suratnya yang
kedua ini, bahwa surat ini disampaikan dari seorang penatua kepada ibu yang terpilih dan anak-
anaknya. Istilah ibu yang terpilih dan anak-anaknya nampaknya adalah sebuah kiasan untuk
mengatakan “gereja dan anggotanya”. Dari satu sisi dapat kita pahami adanya kedekatan antara
Yohanes dan anak-anak rohaninya. Dalam suratnya ini kita juga melihat bagaimana Yohanes
menyemangati gereja binaannya ini bahwa mereka juga sangat dikasihi oleh saudara-saudaranya
seiman yaitu mereka yang memiliki iman kepada Yesus Kristus Tuhan. Karena iman itulah yang
akan menyertai dan menguatkan mereka sampai selama-lamanya. Kemudian Yohanes
memberkati mereka, dengan kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera di dalam nama Allah
114
Bapa dan Yesus Kristus Anak-Nya yang akan menyertai mereka dalam kebenaran dan kasih.
Sukacita yang besar dinyatakan selanjutanya oleh Yohanes karena ia mendapati bahwa
separuh dari anak-anak rohaninya tetap hidup di dalam kasih Allah Bapa dan mempertahankan
kebenaran imannya meskipun dalam godaan ajaran-ajaran sesat. Memang ada ajaran sesat yang
berkembang saat itu dapat saja mengerogoti iman mereka. Docetisme adalah sebuah ajaran yang
mengatakan bahwa Kristus tidak sungguh-sungguh datang sebagai manusia dalam daging. Ia
tidak memiliki tubuh fisik, jadi Ia hanya seakan-akan mati. Oleh karena itu, Yesus Kristus bukan
Juruselamat yang mati bagi orang berdosa (bnd. 1 Yoh 4:2-3; 2 Yoh 1: 7) . Karena itulah,
Yohanes mengingatkan anak-anak rohaninya agar tetap waspada untuk tetap tinggal dalam
ajaran Kristus.
Dengan penuh kelembutan, Yohanes memohon pada gereja Tuhan dalam bimbingannya
untuk menjaga ajaran Kristiani yang sudah diajarkan dari semula yaitu bagaiman anak-anak
Tuhan untuk hidup di dalam kasih dan hidup saling mengasihi satu dengan yang lainnya. Sangat
jelas dan tegas bahwa nnak-anak Allah yang hidup dalam kebenaran Kristus, akan hidup di
dalam kasih-Nya. Karena hidup dalam kasih adalah salah satu bukti bahwa anak-anak Allah taat
pada perintah-Nya. Karena perintah Allah itu jelas, yaitu bahwa mereka harus hidup di dalam
kasih, seperti yang telah mereka dengarkan dari semula melalu ajaran yang diajarkan Yohanes
kepada mereka.
Perempuan Allah yang penuh kasih, sungguh indahnya jika kita semua hidup menuruti
perintah Tuhan, yaitu hidup untuk mempedulikan saudara seiman satu dengan yang lainnya di
dalam kasih Allah dan kebenaranfirman-Nya. Ini sebagai bukti bahwa iman kita masih tetap
teguh kepada Kristus. Iman yang hidup bukanlah iman yang diam, tetapi iman yang terus
bergerak menyatakan dirinya di dalam kasih dan karya Allah kepada sesama. Iman itu tidak
dibatasi oleh tembok-tembok keangkuhan manusia, justru iman itu menembus dan merobohkan
tembok-tembok ketidakpedulian, egoisme dan kesombongan, Marilah kita saling menguatan
dalam iman dan dalam kebenaran, lewat segala perbuatan baik kita kepada sesama, sebagai
saksi-saksi iman yang hidup bagi kemuliaan Allah Bapa. Amin
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 258:1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 433:1- dst
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

115
Panduan PA Pemuda Selasa, 16 April 2024
“Pujian Sejati”
Bacaan : Mazmur 150:1-6
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 212:1
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Bagaimana reaksi kita saat memuji Tuhan alat musiknya tiba-tiba rusak/error?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Mazmur 150:1-6
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa hal menarik yang saudara peroleh dari bacaan MAZMUR 150:1-6?
2. Bagaimana menurut saudara sikap yang benar dalam memuji Tuhan ? Jelaskan?
3. Adakah kaitan antara memuji Tuhan dengan kehidupan saudara sebagai pelajar
/mahasiswa /pekerja? Jelaskan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Pemazmur menjelaskan hal yang menarik tentang memuji Tuhan, menurut pemazmur
memuji Tuhan itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu ataupun tempat dan saat tertentu. Memuji
Tuhan itu bisa di mana saja dan kapan saja, disegala situasi hidup. Pemazmur mengajak umat
untuk memuji Tuhan di Bait Allah sebagai tempat kudus Allah bersemayam, tetapi di langit dan
juga di bumi. Panggilan untuk memuji Tuhan didukung oleh alasan yang penting. Pertama
karena segala keperkasaan Tuhan. Terlihat dari bagaimana dengan kuasa-Nya dalam membela
dan menolong umat-Nya. Kedua karena kebesaran-Nya yang hebat, dalam segala karya dan
116
penciptaan-Nya atas alam semesta.
Dengan semua alasan untuk memuji Tuhan itu, pemazmur kembali mengajak umat untuk
memuji Tuhan dengan berbagai alat musik dan tari-tarian. Memuji Tuhan dengan menggunakan
suara dan seluruh bagian tubuh kita. Hal ini terjadi karena pemazmur merasakan sukacita besar
yang melimpah dan rasa kekaguman atas segala penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Alat-alat
musik yang dimainkan seperti sangkakala, gambus, kecapi, rebana, kecapi, ceracap dan seruling
hanyalah sarana yang kita pakai dalam memuji Tuhan. Dengan adanya alat musik suasana
menjadi bertambah semarak. Dengan bernyanyi dan menari ekspresi pujian umat semakin
nampak dalam kesungguhan dan ketulusan hati.
Sebagai pemuda GKSBS, dalam memuji Tuhan kita lebih melihat kepada sikap hati atau
kesungguhan hati. Sarana seperti alat musik adalah pelengkap untuk kita mengekspresikan rasa
syukur kita kepada Tuhan atas segala kebaikanNya. Pujian yang sejati adalah kehidupan kita
yang tercermin sebagai saksi-saksi Kristus di tengah dunia. Dan alat musik terindah adalah
segala perbuatan baik kita kepada sesama yang menyenangkan hati Tuhan. Amin.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 10:1-3
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 302:1- dst
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

117
BAHAN RENUNGAN Kamis, 18 April 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : PKJ 258:1-2
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : PKJ 15
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab : Mazmur 23:1-6
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 415:1-3
9. Doa Penutup
Beserta-Mu Itu Kerinduanku
Berada dekat dengan orang-orang yang kita kasihi akan menimbulkan rasa nyaman. Ada
perasaan terlindungi, terjaga dengan aman dalam kebersamaan dan kesehatian. Daud pada Mazmur
23 ini juga mengalami hal yang sama ketika Ia berada dekat dengan Tuhan, Pertama, Daud
menggambarkan Tuhan sebagai seorang gembala yang baik (1-4), karena seorang gembala yang
baik akan menjaga domba-dombaNya dan mencukupi segala kebutuhannya. Ia menyediakan
rumput hijau sebagai makanan, dan air tenang yang menyegarkan sebagai minuman. Sebagai
gembala, Tuhan juga akan menjaga domba-domba-Nya dari bahaya dan melindunginya. Dengan
gada dan tongkat-Nya, Sang gembala memberikan rasa aman dan nyaman bagi domba-dombaNya
dari serangan musuh yang akan tiba-tiba menyerang. Kedua, Daud juga mengambarkan Tuhan
sebagai seorang tuan rumah yang menerima tamu dengan penuh penghormatan (5-6). Ia
melindungi tamunya dari musuh-musuhnya agar merasa aman, dengan kehormatan mereka
disambut dan mengurapi kepalanya dengan minyak yang wangi. Ada jaminan kebajikan dan
kemurahan yang akan selalu diberikan seumur hidupnya. Sehingga Daud dengan penuh kepastian,
hanya akan berada dekat dengan Tuhan seumur hidupnya.
Sama seperti Daud, jaminan perlindungan dan kesejahteraan kita hanya ada di dalam Tuhan
Yesus saja. Hidup kita akan dijaga dengan aman, bahkan segala kebutuhan hidup kita pasti akan
dicukupkan. Selalu beserta dengan Tuhan adalah kerinduan dan kebutuhan hidup kita yang tidak
bisa kita hindari. Yang menjadi pertanyaannya: “Sudahkah Tuhan menjadi kerinduan kita?” Amin.

118
Khotbah Minggu, 21 April 2024
Warna Liturgi : Putih
Minggu Paskah IV
TETAP PERCAYA DAN MELAKUKAN PERINTAH TUHAN
YOHANES 10: 11-18
Shalom Bapak/Ibu/Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, pernahkah kita berada di
titik yang paling rendah dalam menjalani hidup ini; ekonomi hancur, sakit yang tidak pernah
sembuh, atau mengalami kegagalan di bidang lain? Peristiwa ini terkadang didukung suasana
seolah-olah Tuhan tidak segera datang menolong kita, dan pada akhirnya kita jauh dari Tuhan. Apa
yang kemudian kita lakukan jika kita mengalami hal tersebut? Mungkin kita menjadi orang yang
pasif dan tidak memiliki harapan untuk mengalami kehidupan yang lebih baik lagi. Mungkin juga
banyak orang yang mengalami krisis iman dan rohani seperti ini akan mencari pelarian kepada hal-
hal yang tidak baik, seperti mencari allah lain, mencari solusi melalui jalan yang salah, atau
mungkin melakukan tindak pidana yang melangar hukum.
Bapak/Ibu/saudara sekalian, para murid Tuhan Yesus juga penah mengalami krisis dalam
hal iman dan kebutuhan jasmaninya, mari kita merenungkan bacaan teks Alkitab minggu ini. Pada
saat ini kita memasuki Minggu Paska IV, kita telah menerima keselamatan dari Tuhan Yesus dan
keselamatan itu dibuktikan melalui pengorbanan penyaliban-Nya dan kebangkitan-Nya. Namun,
apakah para murid dalam kondisi yang baik-baik saja pada waktu itu? Ternyata tidak! Dalam Injil
Yohanes 21, yang kita baca pagi ini para murid justru mengalami goncangan iman yang begitu luar
biasa. Bagaimana tidak? Tuhan Yesus yang mereka harapkan sekali untuk menjadi pembebas,
pembela mereka, dan memberikan jawaban atas semua pergumulan mereka, justru di depan mata
mereka sendiri menjadi pribadi yang tidak berdaya dengan menerima penderitaan berupa siksaan
dari para prajurit Romawi, dan orang-orang Yahudi, hingga Ia wafat di kayu salib. Keterpurukan
iman para murid dapat kita lihat ketika mereka kembali kepada pekerjaan mereka yang semula
yaitu menjadi penjalan ikan, padahal Tuhan Yesus telah menunjuk mereka untuk menjadi penjalan
manusia agar banyak orang menerima kabar sukacita yaitu keselamatan dari dosa-dosa mereka.
Bapak/Ibu/Suadara sekalian, keselamatan yang Allah berikan dalam diri Tuhan Yesus
kepada para murid-Nya pada waktu itu tetap nyata dan berkelanjutan, terbukti dalam bacaan kita
dari ayat 4-6, Tuhan Yesus mendatangi mereka ketika mereka dalam kondisi yang tidak baik, salah
satunya tidak hasil dari jerih lelah mereka sepanjang malam. Dalam kondisi yang sudah lelah tidak
ada harapan dan hari sudah menjelang siang, rasanya tidak akan mungkin ada ikan yang bisa
mereka tangkap karena umumnya para nelayan akan bekerja di malam hari. Namun demikian para
murid rupanya bukan orang yang mudah menyerah kepada keadaan, ketika Tuhan Yesus
memerintahkan mereka untuk menebarkan jala di sebelah kanan dan di daerah yang dangkal,
mereka melakukannya dengan baik dan pada akhirnya ada hasil yang begitu luar biasa. Kita bisa
baca pada ayat 5-6.
Bapak/ Ibu saudara sekalian peristiwa itu tentu membuat mereka takjub dan heran begitu
luar biasa. Dalam kondisi demikian justru semakin menyadarkan pada murid bahwa yang
119
memerintahkan mereka untuk menebarkan jala dan ada mujizat yang besar dengan tangkapan ikan
yang begitu banyak adalah Tuhan Yesus sendiri. Kasih Tuhan Yesus kepada murid-Nya terus
berlanjut dengan mengajak mereka untuk menikmati berkat berupa ikan dan roti yang sudah
disiapkan ketika mereka tiba di darat ( ayat 9-13). Sekali lagi bapak/ibu/saudara sekalian, kasih
Allah yang membawa damai sejahtera terjadi dalam diri para murid yang sedang mengalami
pergumulan iman dan kesusahan kebutuhan jasmani kala itu. Kehadiran Tuhan Yesus di pantai kala
itu memberikan bukti akan pemulihan iman para murid yang mengalami goncangan, dan mereka
melihat sosok yang selama ini menjadi harapan mereka hadir kembali dengan kuasanya yang besar,
dengan membukan harapan di tengah-tengah tidak ada harapan bagi mereka. Kehadiran Tuhan
yesus sekaligus menjadi jawaban atas kebutuhan jasmani mereka yang gagal menjala ikan untuk
kebutuhan mereka. Namun kehadiran Yesus memberikan jawaban atas kebutuhan jasmani mereka,
ada hasil tangkapan ikan, ada hidangan makanan yang siap mereka santap itu semua Tuhan Yesus
yang menyediakan bagi mereka.
Bapak/Ibu/Saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus, belajar dari firman Tuhan yang
kita bacar sekarang ini, mungkin perjalanan hidup kita tidak selalau berjalan dengan baik. Mungkin
kita juga mengalami kemerosotan iman karena harapan-harapan kita kepada Tuhan Allah seolah-
olah tidak ada jawaban yang mendatangkan sukacita, sehingga mungkin ada diantara kita yang
meragukan pertolongan dan berkatnya Tuhan. Apalagi jika persoalan iman kita di tambah dengan
kesulitan-kesulitan khidupan yang sedang kita jalani, misalnya kita mengalami kesulitan ekonomi,
kesehatan kita yang tidak baik, juga akan membuat kita semakin tidak berpengharapan kepada
Tuhan lagi.
Bapak/ibu/saudara sekalian mari kita belajar dari pengalaman para murid Tuhan Yesus ini,
walaupun mereka sedang dalam keraguan dan kesulitan, mereka masih tetap percaya dan
melakukan perintah Tuhan dengan baik. Kesulitan dan keterpurukan mereka tidak menghalangi
untuk tetap terus berharap dan berkeyakinan akan apa yang baik terjadi dalam hidup mereka.
Belajar dari para murid Tuhan Yesus mari kita tetap mendengarkan dengan baik setiap firman
Tuhan yang kita dengar walaupun kita sedang menghadapai tatangan yang berat dalam hidup kita.
Seperti para murid yang tidak hanya mendengar perintah Tuhan tetapi mereka juga melakukan apa
yang diperintahkan Tuhan Yesus kepada mereka, yang pada akhirnya mereka melihat berkat Tuhan
yang begitu luar biasa. Demikian juga yang mau kita yakini, ketika Tuhan hadir dalam persoalan
kita, maka semuanya akan beres dan menjadi baik adanya karena Ia bisa dan sanggup untuk
memberikan jawaban atas semua pergumulan kita. Maka mari kita meyakini bahwa Ia adalah
Tuhan yang pasti tidak akan meninggalkan kita dalam pergumulan kita, ia pasti hadir untuk
memberikan jawaban atas masalah-masalah yang kita hadapi. Yakinlah Allah bapak/ibu/serta
saudara sekalian, Ia pasti memberikan jawaban atas pergumulan hidup kita secara untuh dan
menyeluruh. Ia tidak akan memberikan pertolongan-Nya tangung-tangung kepada kita, pertolongan
Tuhan pasti total untuk kita seperti Ia memberikan nyawannya untuk kita semua, pelayanan-Nya
kepada kita begitu total. Tuhan Yesus memberkati sekalian Amin.

120
Nas Pembimbing : Yesaya 60 : 1-2
Berita Anugerah : Mazmur 1 : 1-3
Nas Persembahan : Roma 11:36
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 3:1-2.
2. Nyanyian Pujian : KJ 313 :1,3,4
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 14:1 (2x)
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 153:1-2
5. Nyanyian Persembahan : KJ 216:1-dsc
6. Nyanyian Penutup : PKJ 239:1, 3

121
Panduan PA Umum Selasa, 23 April 2024
“Ada Ketulusan Ketika Aku Akan Memberi”
Bacaan : 2 Korintus 8:1-5
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 8:1-2
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apakah yang anda ketahui tentang ketulusan dan memberi? Coba ceritakan tentang
pengalaman yang anda miliki!
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: 2 Korintus 8:1-5
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Menurut bacaan kita, apa itu ketulusan? Jelaskan!
2. Apa saja tantangan kita dalam mengerjakan ketulusan? Bagaimana sikap kita
menghadapi tantangan tersebut?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Dalam bacaan kita, II Korintus 8:1-5, terdapat kalimat “ketulusan yang terlihat di jemaat
Makedonia”. Kondisi yang tergambarkan dalam ayat bacaan kita, mengenai jemaat Makedonia
terlihat berada dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Mereka berada dalam kondisi yang
cukup menderita dalam garis kemiskinan. Meskipun demikian, mereka masih tetap mau untuk
berbagi dan ada rasa kemurahan didalam hati mereka (ayat 2). Sebagai jemaat yang masih dapat
dikatakan sulit dari segi ekonomi, namun Rasul Paulus sendiri mengakui bahwa jemaat
Makedonia menunjukan ketulusan dengan memberi bahkan melampaui dari kemampuan mereka
122
(ayat 3). Artinya bahwa dalam jemaat Makedonia, tertanam rasa untuk berbagi yang cukup
tinggi. Bahkan dalam hal pelayanan mereka sangat berantusias, sehingga mereka mendesak
Rasul Paulus untuk ikut ambil bagian dalam pelayaan (ayat 4). Karena jemaat Makedonia,
memiliki sebuah prinsip bahwa yang harus pertama-tama mereka berikan adalah untuk Allah
(ayat 5).
Rasa ketulusan jemaat Makedonia ketika memberi bisa menjadi tolak ukur untuk kita.
Dalam kehidupan saat ini, kita diperhadapkan dengan kondisi yang cukup maju. Kondisi ini
sebenarnya dapat memudahkan kita untuk berbagi dengan sesama. Kita tidak perlu untuk datang
secara langsung untuk dapat berbagi kasih dan berkat dengan sesama. Begitu banyak cara yang
saat ini tersedia untuk memudahkan kita, baik secara teknologi maupun melalui organisasi.
Kemajuan teknologi dan era saat ini sangat pesat dalam perkembangannya, dengan kata lain kita
dapat menggunakan perkembangan yang saat ini terjadi.
Apakah kita mau untuk menggunakan segala Kemajuan teknologi yang begitu cepat
tersebar ini sebagai sarana kita berbagi atau justru tidak sama sekali? Sebuah gambaran kecil,
dari lingkup gereja kita sendiri. Ketika warta jemaat dibacakan dan kita mengetahui ada jemaat
yang butuh bantuan apakah kita akan tergerak untuk membantunya.
Oleh sebab itu, garis besar yang dapat kita kaitkan dengan kehidupan bergereja GKSBS
dan dapat kita hayati Bersama.
a. Belajar dari Jemaat Makedonia, bahwa kita harus ada rasa ketulusan dalam
berbagi. Walaupun mereka sebenarnya membutuhkan juga
b. Kita diajak untuk mau saling menolong, dan mengasihi sesama, bahkan ketika
kita berada dikondisi yang kurang menguntungkan kita harus tetap memiliki kepedulian.
c. Kita sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri. Ada keterikatan antara
individu satu dengan individu yang lainnya. Hal ini menunjukan bahwa kita hidup saling
melengkapi dalam kehidupan ini, dan kepedulian menjadi dasar yang mengeratkan kita semua.
d. Sebagai jemaat GKSBS yang aktif, maka kita harus menujukan kasih sehingga
mencerminkan Kristen yang sejati.
Dari hal ini sudah saat jelas bahwa kita harus memiliki sebuah prinsip, seperti jemaat
makedonia yang memiliki prinsip untuk mau berbagi. Maka kita juga harus punya pedoman
untuk bertindak, sehingga segala ketulusan hati kita terwujud nyata dalam kehidupan ini. Dengan
demikian penghayatan untuk mau memberi telah menjadi kenyataan dalam kehidupan berjemaat
di GKSBS. Tuhan Yesus memberkati.
7. Komitmen Bersama:
Apa motivasi yang akan saudara lakukan ketika saudara diberikan kesempatan untuk
memberi.
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 149:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

123
Panduan PA Perempuan Selasa, 23 April 2024
“Mengapresiasi Persekutuan Perempuan”
Bacaan : Filipi 1:3-6
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 448:1-3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apa yang membuat kita bersyukur dan bersukacita atas persekutuan perempuan di
lingkup jemaat, klasis dan sinode kita?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Filipi 1:3-6
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Mengapa Paulus bisa begitu mengapresiasi (menghargai) jemaat di Filipi?
2. Pelajaran apa yang kita bisa petik dari jemaat Filipi bagi kehidupan persekutuan kita di
tingkat jemaat, klasis dan sinode?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
LAI membagi surat filipi ke dalam 4 pasal. Teks yang kita baca ini hanyalah sepenggal
dari surat Paulus kepada jemaat di Filipi. Ungkapan syukur (ayat 3 dan 5), sukacita (ayat 4) dan
keyakinan Paulus (ayat 6) atas jemaat di Filipi sangat nampak pada bacaan kita saat ini. Mengapa
Paulus bisa sedemikian rupa mengapresiasi/menghargai jemaat Filipi?
Di ayat 5, nampaknya adalah penjelasan mengapa Paulus bisa sedemikian rupa
mengapresiasi jemaat Filipi. Tertulis di ayat 5, “Aku mengucap syukur kepada Allahku karena
persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.” Ya!, karena
124
persekutuan jemaat Filipi dalam Berita Injil lah sehingga Paulus mengucap syukur kepada Allah.
Lalu, seperti apa dan bagaimana persekutuan jemaat Filipi pada waktu itu?
1. Dalam suka dan duka, jemaat Filipi adalah jemaat yang turut ambil bagian dalam
pelayanan.
2. Jemaat yang tangguh ketika menderita dan tetap taat kepada Tuhan.
3. Walaupun memiliki kesukaran ataupun tantangan, mereka senantiasa partisipatif,
tangguh, dan beriman.
7. Komitmen Bersama:
Apa aksi konkret yang perlu kita tingkatkan di lingkup jemaat, klasis dan sinode kita
sebagai upaya meneladani jemaat Filipi?
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 249
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

125
Panduan PA Pemuda Selasa, 23 April 2024
“Berbeda Untuk Dipersatukan”
Bacaan : Efesus 4:1-7
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 7:1-3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Menurut teman-teman pemuda dan remaja, apakah anak-anak pemuda dan remaja
GKSBS di wilayah kita sudah memiliki kesatuan? Jelaskan!
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Efesus 4:1-7
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Menurut saudara sekalian, apa yang dimaksud dengan kesatuan dalam bacaan kita dan
nilai-nilai apa yang penting dalam membangun kesatuan?
2. Apa tantangan terbesar di kalangan pemuda untuk membangun kesatuan di lingkup
gereja kita?
3. Langkah-langkah apa yang bisa kita lakukan untuk membangun kesatuan di antara
anak-anak muda gereja?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Pernahkah saudara mengunjungi taman bunga yang memiliki banyak warna sehingga elok
dilihat? Bunga yang indah di taman itu terlihat elok karena memiliki banyak warna. Merah,
putih, kuning, orange dan lain sebagainya. Begitu juga dengan kehidupan kita ini, kita menyadari
bahwa setiap pribadi kita berbeda namun jika kita dipersatukan maka akan terlihat elok seperti
126
bunga pada taman itu. Rasul Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Efesus pada saat dirinya
masih dalam pernjara. Nasihat yang di tulis oleh Paulus kepada jemaat di Efesus ini ingin
menunjukan bahwa ia sangat mengasihi jemaat dan Paulus menyadari benar bahwa mereka
(gereja) adalah bagian dari tubuh Kristus.
Paulus menyadari benar bahwa di dalam Jemaat di Efesus ini ada banyak etnis dan Yesus
Kristus Sang Kasih itu telah memberikan karunia yang berbeda-beda kepada mereka. Paulus
dalam kondisi di penjara telah memberikan perhatian khusus kepada mereka bagaimana mereka
harus memiliki 4 sifat agar mereka bisa bersatu sesuai dengan panggilannya masing-masing
(Efesus 4:1). Paulus memulai dengan kata Hendaklah kamu…. rendah hati (kerendahan hati),
lemah lembut, sabar dan tunjukanlah kasihmu itu dalam hal saling membantu (Efesus 4:2).
Ada beberapa poin yang bisa kita renungkan bersama dalam bacaan kita saat ini:
1. Jika kita ingin dipersatukan oleh Allah berati harus ada penerimaan diri terhadap
orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus kita harus persatuan Roh (Efesus 4:3). Kita
sebagai anak muda dan masa depan gereja ada di tangan kita jangan sampai karena perbedaan
secara ideologi dan gagasan menjadikan kita terpecah belah, oleh karena itu mari kita memiliki
sifat hospitality yang mau menerima yang lain.
2. Kita di panggil oleh Allah ada maksud dan tujuan yaitu di panggil untuk sebuah
harapan yang terkandung dalam panggilan kita masing-masing (Efesus 4:5). Mari kita mengingat
serta melihat panggilan dalam diri ktita masing-masing, dan jangan sampai kita tidak menyadari
panggilan hidup kita yaitu untuk memuliakan nama Tuhan.
Saudara dan saudariku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus, kita sebagai jemaat GKSBS yang
memiliki latar belakang masing-masing mulai dari lahir, merantau serta pendatang sebagai
saudara telah menjadi bagian dari GKSBS. Jangan melihat suku, golongan dan Pendidikan mari
kita melihat nasihat Paulus kepada jemaat di Efesus dan kepada kita semua untuk mau
dipersatukan oleh Allah sebagai jemaat Tuhan dan masa depan GKSBS. Sebagai anak muda
yang nantinya adalah generasi masa depan gereja, kita memang berbeda tetapi dari perbedaan itu
jika dipesatukan akan menjadi sesuatu hal yang Nampak indah. Selamat menghayati panggilan
kita masing-masing. Tuhan Yesus memberkati.
7. Komitmen Bersama:
Masing-masing bisa menyebutkan apa yang akan dilakukan dalam mewujudkan kesatuan di
komunitas pemuda mereka.
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 106:1-2
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

127
BAHAN RENUNGAN Kamis, 25 April 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : KJ. 10 : 1,3,4
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ. 39 : 1-2
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: Galatia 5: 1-5
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ. 362 : 1 - 2
9. Doa Penutup
Ku Telah Merdeka Oleh Kristus
Berbicara tentang merdeka, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah bebas untuk
menentukan segala sesuatu dengan kemauan kita tanpa ada ikut campur tangan orang lain. Ketika
Indonesia mengalami sebuah penjajahan oleh bangsa asing dan rakyat menderita yang cukup
sengsara, tidak ada kesucitaan di dalam kehidupan. Sama halnya dengan kisah perbudakan bangsa
Israel yang berada di tanah Mesir, tentu bangsa Israel juga cukup menderita. Tidak ada manusia
yang senang ditindas, termasuk kita.
Kehidupan yang kita jalani saat ini bermula dengan kasih Allah. Berkat kasih Allah kita
mengalami kemerdekan secara rohani dan jasmani, hal ini dapat terlihat dari pengorbanan Yesus di
kayu salib untuk menebus dosa kita. Pengorbanan Yesus di kayu salib mengajak kita untuk bangkit
(ayat 1) menghayati arti sebuah kemerdekaan yang telah Yesus berikan kepada kita. Bahkan Paulus
telah menegaskan bahwa kita yang telah memperoleh kemerdekaan dari Kristus harus melakukan
perubahan yang nyata dalam kehidupan ini (ayat 2-3).
Maka sangat jelas ketika kita hidup diluar kasih Kristus maka, iman yang telah kita miliki
hanya sebuah kesia-siaan saja. Seseorang menjadi berdosa karena keinginan yang berlebihan.
Begitu juga dalam hal ekonomi, sosial, dan pengetahuaan. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin
menjadi kaya dan ia melakukan segala sesuatu supaya dapat menjadi kaya walau harus merugikan
orang lain.
Inilah yang dikatakan sebagai merdeka untuk kepentingannya sendiri dan merugikan orang
lain. Kemerdekaan yang hendak Kristus ajarkan ialah ketika kita melakukan segala sesuatu
haruslah sesuai dengan perintah-Nya, dengan tetap memiliki kebebasan tanpa merugikan orang
lain. Hal yang mungkin mudah dikatakan namun ini sangat sulit dilakukan. Kuncinya berada di
kata syukur, jika dalam kehidupan ini dirimu mendapatkan berkat dari Kristus maka bersyukurlah.
Inilah yang dikatakan merdeka oleh Kristus, karena Kristus selalu mengajarkan kita untuk
bersyukur. Kiranya Tuhan menyertai setiap langkah kita dan selalu bersyukur untuk semua yang
telah diberikan kepada kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

128
Khotbah Minggu, 28 April 2024
Warna Liturgi : Putih
Minggu Paskah V
IMAN SEJATI MENGATASI KERAGUAN
YOHANES 20: 24-29
Shalom Bapak.ibu dan Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, menjadi saksi
Kristus adalah panggilan hidup setiap orang percaya. Namun dalam kenyataannya tidak mudah
untuk melakukannya, terlebih ketika kehidupan yang dijalani sedang menghadapi pergumulan dan
beban hidup yang menekan berat, yang tak kunjung usai dan tidak menemukan jalan keluar.
Kecemasan, ketakutan, keraguan, kekecewaan, penyesalan mulai menyelinap dalam hati dan ada
rasa enggan, meski hanya sekedar untuk berbagi bahkan bersaksi. Hal inilah yang terjadi dan
dirasakan dalam perjalanan kehidupan para murid Yesus.
Dimulai dari peristiwa Yesus ditangkap, para murid justru pergi meninggalkan-Nya,
melarikan diri entah kemana. Peristiwa kematian Yesus di kayu salib memang membuat mereka
merasakan kesedihan, kehilangan, putus asa, dan ketakutan. Mereka takut jika mereka ditangkap
oleh orang-orang Yahudi dan diperlakukan sama seperti Yesus. Bahkan ketika mendengar kabar
kebangkitan Yesus, dibalik rasa sukacita yang dibagikan oleh para perempuan, masih ada
kebimbangan dan ketakutan di dalam diri para murid. Terlebih ketika orang Yahudi menganggap
bahwa Yesus tidak bangkit. Mereka justru menuduh para muridlah yang mencuri jasad Tuhan
Yesus. Para murid Yesus telah kehilangan damai sejahtera, mengalami keputusasaan, merasa tidak
layak, dan ragu-ragu. Inilah yang menjadi alasan bagi para murid yang akhirnya berkumpul dalam
suatu tempat. Mereka bersembunyi dalam ketakutan mereka, menutup diri, dan mengunci rapat
semua pintu. Berharap tidak ada orang Yahudi yang mengetahui keberadaan mereka saat itu.
Bukan hanya pintu rumah yang tertutup rapat, tetapi juga pintu hati mereka tertutup rapat
oleh ketakutan mereka. Namun semua itu tidak menghalangi Yesus hadir di tengah-tengah mereka.
Lalu Yesus memberi salam: “Damai sejahtera bagi kamu” (Yunani : Eirene, Ibrani: Shalom
Aleichem). Salam ini memang begitu khas diucapkan sebagai sapaan. Dan dalam keadaan yang
dialami para murid, sapaan ini sungguh dibutuhkan dan berarti. Sebuah ungkapan bahwa Yesus
datang membawa dan menghadirkan damai sejahtera dalam penyertaan-Nya bagi mereka yang
sedang kalut. Hadirnya Yesus tidak sedang melakukan sulap, seketika mengubah keadaan menjadi
baik, tidak! Persoalan yang dihadapi oleh para murid masih tetap ada, namun penyertaan Tuhan
Yesus menenangkan hati mereka. Damai sejahtera melampaui segala keraguan, ketakutan,
ketidaklayakan, keberdosaan, dan penyesalan mereka. Damai sejahtera itulah yang memberikan
mereka keberanian untuk bangkit dari ketakutannya. Untuk kedua kalinya, Tuhan Yesus menyapa
mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Damai sejahtera itu semakin memenuhi ruang
hati mereka dan meneguhkan dalam perutusan yang diberikan Yesus kepada mereka untuk menjadi
saksi-Nya dengan menghembusi mereka: “Terimalah Roh Kudus” (ayat 22). Yesus berkenan
menerima para murid apa adanya dan memakai mereka untuk bersaksi tentang Dia, bersaksi akan
kasih Allah sebab kini mereka adalah ciptaan yang baru yang dikasihi dan disertai oleh Roh Kudus.
129
Saat itu, Tomas tidak bersama dengan mereka. Tampaknya, Tomas ingin menyendiri dalam
kesedihannya atas peristiwa salib yang dialami oleh Yesus. Ungkapan sukacita para murid: “Kami
telah melihat Tuhan” (ayat 25) direspon dengan ketidakpercayaannya. Pikirnya, karena belum
melihat dan membuktikannya sendiri, maka dia tidak percaya dengan berita itu. Logika Tomas
telah menutup pintu hatinya dari kuasa Tuhan yang sedang bekerja. Namun, Tuhan Yesus tidak
menginginkan Tomas menjadi seorang murid yang hanya mengandalkan logika. Delapan hari
kemudian, Tuhan Yesus kembali menembus pintu-pintu rumah yang terkunci untuk menjumpai
para murid-Nya dengan sapaan yang penuh kasih: “Damai sejahtera bagi kamu!” (Ay. 26). Yesus
meminta Tomas memasukkan jari dan tangannya pada bekas luka penyaliban yang ada pada tangan
dan lambung Tuhan Yesus. Melalui semua itu, kehadiran Kristus yang telah bangkit membuka
pintu hati Tomas. Hati Tomas yang terbuka langsung memberikan respon dengan sebuah
pengakuan iman: “Ya Tuhanku dan Allahku!”(Ay. 28). Damai sejahtera dari Yesus telah memasuki
hati Tomas, dan akhirnya Tomas pun percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus, walaupun hal
beriman bukanlah hal yang mudah baginya.
Dengan adanya bukti, akan dengan mudah membuat orang percaya. Sebaliknya, seseorang
akan sulit percaya jika tidak melihat bukti atau kenyataannya. Persoalannya, tidak semua dalam
kehidupan ini bisa dibuktikan secara kasat mata, termasuk tentang iman percaya. Iman percaya
melampaui logika manusia. Oleh sebab itu, Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya.” (Ay. 29b). Sekalipun kita tidak melihat tubuh Tuhan Yesus yang telah
bangkit, kita tetap mampu merasakan kehadiran dan kuasa Tuhan, serta mampu mempercayakan
diri kepada Kristus.
Keadaan hidup kita saat ini mungkin masih belum membaik, kita masih terus bergumul
dengan banyak hal dalam hidup ini. Namun kita dipanggil Tuhan untuk bersaksi. Menemukan
kasih dan kebaikan-Nya di tengah pergumulan hidup serta menceritakannya kepada orang lain.
Sebagaimana Tuhan Yesus telah meneguhkan para murid untuk tidak terbelenggu dengan
logikanya tetapi dengan kacamata iman yang meneguhkan. GKSBS yang lahir dari jemaat
transmigran pada awal berdirinya juga didahului dengan kehadiran orang-orang jawa ke Sumbagsel
yaitu dengan kondisi yang kurang dan wirang yang tentu saja tidak mudah untuk mewujudkannya
tetapi berbekal keyakinan bahwa mereka yang awalnya hidup dalam keadaan kurang dan wirang
lalu bertemu dengan saudara-saudara dari berbagai daerah di jawa ke Sumatera diteguhkan oleh
Tuhan untuk membangun persekutuan yang menurut logika manusia tidak bisa diwujudkan tetapi
karena kepercayaan mereka dan keteguhan mereka kepada Tuhan yang awalnya itu sesuatu yang
mustahil untuk diwujudkan tetapi pada akhirnya mereka dapat mewujudkannya. Dari kenyataan itu
kita percaya bahwa perjuangan yang tidak kenal lelah dan akhirnya menjadi sebuah kenyataan
dimana GKSBS bisa berdiri sampai sekarang karena keteguhan dan kegigihan mereka tidak hanya
berdasarkan logika tetapi juga iman yang teguh kepada Tuhan.
Kehidupan orang percaya selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan yang
menyangkut kehidupan iman mereka. Memang tidak mudah untuk mempercayai sesuatu sebelum
melhat bukti yang dilihat dengan kasat mata,apalagi ada murid Yesus yang tidak melihat secara

130
langsung dan butuh bukti. Secara logika memang itu yang sangat diperlukan tetapi iman juga
menyangkut keyakinan yang sungguh dimana logika bisa dikalahkan oleh iman yang terwujud
dalam keyakinan untuk bertindak dan tidak menutup diri untuk kemudian perlu pembuktian.
Kerasnya kehidupan dan dan adanya putus asa dan kehilangan harapan yang dimiliki para murid
melalui penampakan Yesus kepada Tomas memberikan harapan akan kekuatan yang Tuhan
berikan kepada mereka untuk tidak mudah meyerah akan kehidupan yang keras ini. Amin.

Nas Pembimbing : Yohanes 20:28


Berita Anugerah : Yohanes 3:16
Nas Persembahan : Amsal 3:9-10
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 2
2. Nyanyian Pujian : KJ 178
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 412
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 125:1-2
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 216
6. Nyanyian Penutup : PKJ 180

131
Panduan PA Umum Selasa, 30 April 2024
“Menghormati Orang Tua”
Bacaan : Efesus 6:1-8
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 17
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Bagaimana kita menyikapi jika ada anak yang tidak menghormati orang tua mereka?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Efesus 6:1-8
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa yang saudara pahami dari ayat 1?
2. Apa yang menjadi dasar kehidupan keluarga Kristen?
3. Bagaimana sikap seharusnya seorang anak terhadap orang tua?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Bagian Dalam Surat Efesus 6:1-8 secara garis besar dapat dibagi menjadi 2, yaitu Efesus
6:1-4 adalah nasihat tentang hubungan antara anak dengan orang tua dan sebaliknya, dan Efesus
6:5-8 nasihat Paulus tentang hubungan antara hamba dengan tuan. Kepada anak-anak Rasul
Pulus menasihatkan agar bersikap taat dan hormat dan kepada bapa-bapa Paulus menasihatkan
agar tidak membuat hati anak mereka marah tetapi mendidik anak-anak mereka dalam ajaran dan
nasihat Tuhan dan pada ayat 5-8.
Rasul Paulus dalam perikop ini mengajarkan hal-hal yang praktis dalam kehidupan umat
Tuhan yaitu hubungan antara anak dengan orangtua,hamba (bawahan) dengan tuan ( atasan).
132
Dalam relasi anak dan orang tua,anak-anak diminta untuk menghormati orang tua seperti
perintah Tuhan agar mereka berbahagia dan panjang umur. Firman Tuhan juga menekankan
kepada orang tua untuk mendidik mereka dalam ajaran Tuhan, dan tidak berlebihan memarahi
mereka,sehingga membuat mereka tawar hati (hatinya tidak memiliki rasa apa-apa, menjadi
hambar, beku dan dingin).
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 268 :1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 450:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

133
Panduan PA Perempuan Selasa, 30 April 2024
“Diberkati Untuk Menjadi Berkat”
Bacaan : Ulangan 15:12-15
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 17
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Seandainya kita memiliki asisten rumah tangga bagaimana cara kita memperlakukan
mereka?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Ulangan 15:12-15
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Mengapa orang Israel harus membebaskan budaknya pada tahun ketujuh?
2. Bagaimana sikap kita terhadap perbudakan setuju/tidak? Berikan alasannya?
3. Kebebasan seperti apa yang diberikan oleh para pimpinan/tuan kepada para
bawahannya untuk bekerja sebagai manuasia merdeka?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kitab Ulangan adalah kitab yang ditulis oleh Musa sebelum dia melepas bangsanya masuk
tanah perjanjian. Mereka akan memasuki negeri yang berlimpah susu dan madu dengan banyak
berkat yang akan mereka terima. Kitab Ulangan ditulis untuk mengingatkan mereka akan siapa
diri mereka dan bagaimana perjalanan kehidupan mereka, agar mereka mengingat hukum dan
perintah Tuhan dimana mereka diingatkan akan siapa diri mereka dan bagaimana perjalanan
kehidupan mereka. Teks yang kita baca hari ini menjelaskan sebuah hukum yang berlaku
134
mengenai pembebasan budak Ibrani. Dahulu ketika bangsa Israel menjadi budak di tanah Mesir
dengan pertolongan Tuhan mereka dapat keluar dari Mesir dari negeri perbudakan.
Perbudakan sudah ada sejak jaman dulu kala termasuk di Israel. Itulah sebabnya hal
tentang perbudakan diatur dalam Kitab Taurat. Bukan berarti Tuhan menyetujui perbudakan,
tetapi justru Tuhan berpihak kepada orang lemah ( budak) sehingga pada tahun ke tujuh setiap
budak ibrani harus dibebaskan sebagai orang merdeka. Tidak hanya dengan melepaskan dengan
tangan hampa, si tuan harus memberi bekal dan berkat dengan limpahnya kepada budak yang
telah dibebaskannya ( ay 14 ). Peraturan ini sangat baik dan bukti bahwa Tuhan memperhatikan
para budak.
Kasus perbudakan pada zaman PL terjadi karena hutang atau kemiskinan (Ul. 15:12).
Pada zaman PL, banyak orang memilih menjadi budak daripada mati kelaparan, dan banyak juga
orang yang “terpaksa” menjual diri sebagai budak untuk melunasi hutang. Dalam konteks Israel
waktu itu, praktik perbudakan yang dimaksud pada teks ini biasanya berlangsung dalam
lingkungan suku mereka sendiri. Namun demikian, perbudakan ini tidak berlangsung seumur
hidup, ada saatnya mereka wajib dibebaskan, dan itu terjadi pada tahun ke-7, tahun Sabat. Itulah
yang ditegaskan di ayat 12 tadi, “apabila seorang saudaramu menjual dirinya kepadamu, baik
seorang laki-laki Ibrani ataupun seorang perempuan Ibrani, maka ia akan bekerja padamu enam
tahun lamanya, tetapi pada tahun yang ketujuh engkau harus melepaskan dia sebagai orang
merdeka” (Ul. 15:12).
Ayat ini dengan sangat jelas mewajibkan orang Israel dalam hal ini tuan atau majikan
untuk membebaskan budaknya pada tahun ke-7, yaitu tahun Sabat, dan tidak ada alasan dari sang
tuan untuk tidak melakukannya, atau untuk menunda pembebasannya. Para tuan wajib
membebaskan para budaknya dengan penuh kerelaan pada tahun ke-7 tersebut, mereka tidak
boleh merasa rugi dengan kepergian atau pembebasan mereka, sebab waktu yang enam tahun
merupakan waktu yang cukup lama bagi para budak untuk mengabdi kepada para tuannya (lih.
ay. 18). Satu-satunya alasan budak tersebut dapat tidak dibebaskan oleh tuannya, walaupun
sudah sampai tahun ke-7 adalah keinginan budak itu sendiri, yaitu dia memilih untuk tetap
“menjadi budak” di rumah tuannya tersebut, tetapi bukan karena hutangnya yang belum
terlunaskan dan atau karena “mati kelaparan”, melainkan karena dia mengasihi tuannya dan
keluarganya yang selama ini telah berbaik hati kepadanya. Memang dalam kehidupan jaman
sekarang memang perbudakan sudah tidak banyak lagi kita jumpai sekalipun demikian masih
banyak orang yang memperlakukan sesamanya secara semena-mena dan tidak mempunyai belas
kasihan.Bahkan tidak jarang memperlakuan orang yang bekerja ditempat kita sebagai Asisten
Rumah Tangga dengan memaksa mereka bekerja sampai larut malam dan mengaibaikan waktu
istirahat itupun bisa juga disebut dengan perbudakan.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 268 :1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 450:1-dsc

135
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

Panduan PA Pemuda Selasa, 30 April 2024


“Persahabatan Sejati”
Bacaan : 1 Samuel 18:1-5
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 7:1,2
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Menurut Anda apa itu persahabatan? Bagaimana sebagai pemuda/remaja Kristen
menilai suatu persahabatan?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: 1 Samuel 18:1-5
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa yang dapat Anda pelajari dari persahabatan Yonatan dan Daud ? Adakah harga
yang harus dibayar oleh seorang sahabat?
2. Menurut anda apa yang menjadi pendorong/penghambat bagi Anda untuk menjadi
seorang sahabat yang sejati ?
3. Apa yang menjadi komitmen anda setelah mempelajari kualitas persahabatan Yonatan
dan Daud?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Yonathan mengikat perjanjian persahabatan dengan Daud karena ia mengasihi Daud

136
seperti dirinya sendiri, dengan memberikan jubahnya, baju perangnya, pedangnya, panahnya dan
ikat pinggangnya kepada Daud. Jelas dikatakan di dalam teks bahwa ikatan persahabatan itu
bermula dari berpadunya dua jiwa dalam diri Yonathan dan Daud.
Hubungan persahabatan dengan Daud itu diikat oleh Yonathan setelah Daud diurapi
menjadi raja oieh Samuel (pasal 6:1-16). Persahabatan itu diwujudkan dalam konteks adanya
hubungan politis di antara mereka berdua, sebab Daud sudah diurapi untuk kelak menjadi raja
Israel menggantikan Saul ayah Yonathan. Secara politis Yonathan akan menjadi raja Israel
menggantikan ayahnya Saul, sebab ia anak sulung Saul. Hubungan persahabatan itu berdasarkan
kasih. Sedangkan hubungan poiitik itu berdasarkan kepentingan (salah satu prinsip politik ialah
“tidak ada sahabat yang abadi, yang ada adalah kepentingan yang abadi).
Jika dilihat dari posisi Yonathan selaku anak sulung Saul dan pewaris raja Israel dan posisi
Daud selaku orang yang sudah diurapi jadi raja, maka persahabatan Yonathan dan Daud ini
membuat keduanya dalam posisi dilematis. Mengapa? Sebab keduanya sah menjadi raja Israel.
Yonathan Sah karena dia anak sulung Saul, sedangkan Daud sah atas dasar pengurapan Samuel.
Tanpa disadari mereka sedang bersaing menjadi raja. Siapakah yang akhirnya menjadi raja Israel
menggantikan raja Saul. Yonathan atau Daud? Jawabnya ialah Daud, karena ia pilihan Tuhan.
Umat Israel yakin bahwa raja Israel adalah pilihan Tuhan. Persahabatan mereka tidak ternodai
karena perseteruan politik. Yonathan membantu Daud melarikan diri dari usaha pembunuhan
Saul dan Daud sangat memperhatikan mefiboset anak Yonathan, setelah ia menjadi raja.
Setiap orang pasti ingin mempunyai sahabat sejati yang dapat saling membangun dan
saling mengasihi,didalam suka dan duka,di dalam senang maupun susah. Persahabatan Daud dan
Yonatan adalah persahabatan yang mendalam yang dapat menjadi teladan bagi kita bagaimana
membangun persahabatan didalam Kristus dengan sesama.
Dalam 1 Samuel 18:1-5, kita akan belajar 3 kebenaran bagaimana Daud dan Yonatan dapat
membangun persahabatan yang sejati yang mendalam.
Pertama, Persahabatan sejati yang mendalam terjadi karena Daud dan Yonatan sehati dan
sejiwa. 1 Samuel 18;1 Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonathan dan
jiwa Daud; dan Yonathan mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Persahahabatan sejati akan
terjadi bila kita sehati dan sejiwa dalam pimpinan Tuhan.
Kedua, Persahabatan sejati yang mendalam terjadi karena Daud dan Yonatan saling
mengasihi. Tanpa saling mengasihi dengan pimpinan Tuhan tidak mungkin kita bisa membangun
persahabatan yang sejati dan mendalam; kasihlah yang membuat kita bisa menjadi sahabat bagi
orang lain dan orang lain bisa menjadi sahabat bagi kita.
Ketiga, Persahabatan sejati terjadi karena Yonatan dan Daud tidak ada iri hati, mereka
punya hati yang rela memberkati sahabatnya. Yonatan punya hati yang rela dimana Daud dipakai
oleh Tuhan lebih besar bahkan kelak menjadi raja menggantikan Saul ayahnya. Kerelaan untuk
sahabatnya lebih dilengkapi, lebih maju dan lebih diberkati. Dalam membangun persahabatan
harus didasari dengan adanya penerimaan satu dengan yang lain sehingga tercipta suatu
hubungan yang harmonis.

137
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 209:1-2
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 146:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

138
BAHAN RENUNGAN Kamis, 2 Mei 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : PKJ 14
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : PKJ 15
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: Ulangan 22:1-4
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : PKJ 288
9. Doa Penutup
Saling Tolong Menolong
Ulangan 22:1-4 memberikan petunjuk kepada kita mengenai tata kehidupan sosial dalam
kehidupan bangsa Israel, yaitu: Pertama, apabila kita melihat ternak sesama kita tersesat maka kita
diminta untuk peduli dan jangan berpura-pura tidak mengetahuinya. Kedua, apabila hewan atau
benda-benda yang hilang tersebut jauh dari pemiliknya atau kita tidak mengenalnya, maka kita
hendaknya melakukan pengamanan sementara dengan cara menyimpannya dalam rumah kita
sampai seseorang yang merasa kehilangan mencari dan menemukannya. Ketiga, kita harus
mengembalikan hewan atau barang sesama kita yang hilang dan yang kita temukan. Atau kita
harus menyimpannya sampai pemiliknya menanyakan atau kita dapat bertindak menyerahkan pada
pemiliknya atau menyerahkan pada yang berwajib. Keempat, kita harus menolong hewan sesama
kita yang mengalami sakit dan tergeletak di jalan. Dalam kehidupan bersama di masyarakat
kepedulian antar sesama adalah sesuatu yang penting, karena kita adalah makhluk sosial yang
saling membutuhkan dan saling tolong menolong, karena setiap manusia tidak bisa hidup sendiri
karena membutuhkan orang lain. Demikian pula jika ada orang yang membutuhkan bantuan kita
kita wajib memberikan pertolongan kepada mereka yang sedang dalam kesulitan. Sebagai orang-
orang yang telah beroleh kasih karuniaNya, kita wajib hidup saling mengasihi satu dengan yang
lain, yakni dengan menjaga hubungan yang baik dan mempraktikkan hidup saling tolong menolong
sebagai sesama. Allah mau agar kita umat pilihan menunjukkan perhatian dan kepedulian dengan
menolong saudaranya yang mengalami kesusahan karena kehilangan ternak dan barang
kepunyaannya.
Allah mengingatkan agar mereka jangan bersikap pura-pura tidak tahu, padahal tahu;
ataupun berniat untuk memilikinya atau mencurinya. Allah menghendaki mereka menunjukkan
kebaikan dengan mau mengembalikan apa yang menjadi milik sesamanya. Walaupun harus
bersusah payah mencari tahu pemiliknya dan mengantarnya untuk dikembalikan kepada
pemiliknya. GKSBS sebagai jemaat yang hidup di tanah seberang pasti pernah mengalami keadaan
yang kurang dan wirang tapi dalam kondisi itu tidak menghalangi mereka untuk saling peduli dan
terlebih lagi dengan kondisi kehidupan sekarang yang jauh lebih baik dengan penghasilan dan

139
pekerjaan yang sudah mapan, kita semakin bersemangat untuk tetap menjadi saudara bagi mereka
yang membutuhkan pertolongan. Amin

Khotbah Minggu, 5 Mei 2024


Warna Liturgi : Putih
Minggu Paskah VI
PANGGILAN-NYA TAK PERNAH BERUBAH
YOHANES 21:15-19
Shalom Bapak/Ibu Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, saat ini kita hidup di
tengah teknologi yang terus berkembang dan teknologi sudah jadi bagian dari kebutuhan hidup
kita, atau mungkin bisa dikategorikan menjadi kebutuhan primer. Apalagi bagi kaum muda dan
anak-anak, kalau tidak ada smartphone dan internet, dunia terasa hampa. Benarkah begitu teman-
teman pemuda/pemudi? (kalau ada pemuda/pemudi). Hal ini kemudian tak jarang akan membuat
kita sebagai orang tua merasa jengkel dengan pola kehidupan anak-anak kita yang kegiatan
kesehariannya hanya berkutat dengan smartphone-nya. Hingga kadang ketika kita butuh bantuan
anak-anak kita untuk melakukan suatu hal tertentu, kita harus memanggilnya berulang kali. Satu
kali panggilan kita hanya dijawab, “ya”, tapi diabaikan. Panggilan kedua kembali dijawab, “ya”,
tapi tidak dilaksanakan. Panggilan ketiga ada kemungkinan direspon dan dilakukan atau direspon
dengan jawaban, “nanti”. Bagaimanakah perasaan kita seandainya situasi tersebut yang terjadi pada
kita? Mungkin kita bisa marah, atau akhinya melakukan tugas itu sendiri tanpa bantuan anak kita.
Jemaat Tuhan yang terkasih, kita tahu siapa Simon Petrus, ia adalah murid Yesus yang
pernah menyatakan dengan tegas bahwa ia akan setia mengikut Yesus, bahkan jika harus mati, ia
siap menghadapinya (bdk. Matius 26:33 dan 35). Pernyataan itu diucapkannya sebelum Yesus
ditangkap. Tetapi nyatanya, ketika Yesus ditangkap dan harus menghadapi salib-Nya, Simon
Petrus melakukan penyangkalan atau tidak mengakui dirinya sebagi murid Yesus sampai tiga kali
sebelum ayam berkokok (Bdk. Matius 26:69-75). Lantas apakah Tuhan Yesus menyesal memilih
Petrus sebagai murid-Nya ketika ia telah menyangkal atau tidak mengakui Yesus? Ternyata tidak,
Tuhan Yesus tetap memanggil Petrus untuk menggembalakan umat-Nya. Sebagaimana kita dapat
memperhatikan teks bacaan kita saat ini tentang percakapan Yesus dan Petrus, dimana Yesus
bertanya sampai tiga kali kepada Petrus dengan pertanyaan yang sama yaitu “apakah engkau
mengasihi Aku?”. Tiga kali Yesus menanyakan dengan pertanyaan yang sama ini tentu menggugah
hati Petrus, dimana ia mengingat kembali tentang kesalahannya bahwa ia pernah menyangkal
Yesus sampai tiga kali berturut-turut. Hal itu dapat kita lihat pada ayat ke 17 yang demikian “Kata
Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”
Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi
Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku”. Dalam ayat
tersebut dimunculkan kesedihan hati Petrus atas partanyaan yang ke 3 kalinya, maka pada bagian
itulah kita dapat melihat penyesalan Petrus atas penyangkalan yang dilakukannya.

140
Jemaat Tuhan yang terkasih, tetapi pertanyaan Yesus yang sampai tiga kali ditanyakan
tersebut juga diiringi dengan tiga kali Yesus memberikan perintah kepada Petrus dengan
mengatakan “gembalakanlah domba-dombaku” panggilan Tuhan Yesus Kristus yang diucapkan
sampai tiga kali tersebut bukan hanya untuk mengingatkan Petrus tentang penyangkalan yang
dilakukan, tetapi juga menegaskan bahwa panggilan-Nya untuk setiap orang pilihan-Nya tidak
akan berubah oleh alasan apapun. Sehingga dalam bagian ini tampak adanya proses pemulihan
yang diterima Petrus, dimana ia masih dipercaya untuk menggembalakan domba-domba Allah.
Pemulihan yang diberikan Tuhan Yesus itu membawa pada sebuah semangat untuk mengikut
Tuhan secara totalitas yaitu tindakan kasih yang tidak hanya muncul dari kehendak/keinginan saja,
tetapi juga kasih yang dari hati.
Sebagaimana kata kasih yang digunakan pada ayat ke 15 dan 16 menggunakan kata agapao
yang berarti kasih yang murni, kasih yang tak berbalas, kasih yang sempurna, kasih yang
mengorbankan diri sendiri, yang sesungguhnya hanya dapat dilakukan dan diberikan oleh Allah
saja. Lalu kata kasih yang digunakan dalam ayat ke 17 menggunakan kata phileo yang berarti kasih
persahabatan atau kasih persaudaraan. Dari dua pertanyaan Yesus tentang mengasihi yang
berdasarkan kehendak, Petrus menjawab dengan kalimat yang sama yaitu “Benar Tuhan, Engkau
tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”, namun pada pertanyaan yang ketiga ia menjawab dengan
menggunakan kata kasih antara sahabat atau saudara. Petrus juga menjawab dengan melibatkan
perasaannya dengan mengatakan “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau”, dalam bagian ini Petrus menyatakan kasihnya dengan mengakui bahwa Tuhan
mengetahui segala sesuatu. Artinya ia menyatakan bahwa kemahakuasaan Tuhan Yesus yang
mengetahui segala sesuatu, sehingga kedekatan emosional itu nampak dalam relasi antara Guru dan
murid, sebagai sahabat atau sebagai saudara.
Jemaat Tuhan Yeus Kristus yang terkasih,
Panggilan Tuhan Yesus tidak berubah meskipun Petrus telah mengkhianati-Nya melalui
penyangkalan yang dilakukan, bahkan Tuhan juga memulihkan hati Petrus dari rasa bersalah.
Pemulihan itulah yang membawanya untuk memenuhi panggilan Tuhan Yesus dengan totalitas
diri, hingga Petrus harus mengalami kematian karena kesetiaannya. Kita sebagai umat pilihan
Tuhan Yesus Kristus yang hidup di Bumi Sumatera Bagian Selatan juga dipanggil oleh-Nya untuk
mewartakan Injil Tuhan ditengah kehidupan bermasyarakat. Mewartakan injil Tuhan berarti
mewujudnyatakan tindakan kasih kepada semua orang di tengah kehidupan yang majemuk, dengan
berbagai latar belakan suku, ras dan agama yang ada di Bumi Sumatera Bagian Selatan.
Mewujudnyatakan tindakan kasih di tengah kehidupan yang majemuk bukanlah hal yang
mudah, karena dalam kemajemukan itu kita pasti akan menemukan luka, luka karena penolakan
baik dari dalam komunitas atau di luar komunitas, bahkan luka karena penghianatan oleh sahabat
dan orang yang ada di dalam komunitas kita. Dalam menghayati Minggu Paska VI ini, Tuhan
Yesus Kristus memanggil dan mengutus kita untuk melakukan tindakan kasih kepada mereka yang
telah menyakiti kita. Berat? Ya, tapi itulah yang dilakukan Yesus bahwa meskipun Simon Petrus

141
telah mengkhianati-Nya, tapi panggilan-Nya tetap dan tak berubah, karena Ia punya Kasih yang
totalitas. Marilah kita menunjukkan kasih yang totalitas itu pada sesama. Amin.

Nas Pembimbing : Lukas 6:36-37


Berita Anugerah : Efesus 2:4-6
Nas Persembahan : Yeremia 33:11
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : PKJ 13
2. Nyanyian Pujian : KJ 33
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 407
4. Nyanyian Responsoria : KJ 375
5. Nyanyian Persembahan : KJ 299
6. Nyanyian Penutup : PKJ 185

142
Panduan PA Umum Selasa, 7 Mei 2024
“Menolong Dengan Hikmat”
Bacaan : Ulangan 15:1-5
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 2
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apakah yang anda ketahui tentang ketulusan dan memberi? Coba ceritakan tentang
pengalaman yang anda miliki!
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Ulangan 15:1-5
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa tujuan Allah memerintahkan bangsa Israel untuk mengadakan penghapusan hutang
pada waktu tertentu? Tunjukkanlah ayat yang mendukung!
2. Masih relevankah penghapusan hutang diterapkan dalam konteks kehidupan masa kini?
Berikan alasannya!
3. Bagaimana sikap kita, saat ada orang yang tidak membayar hutang kepada kita?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Teks bacaan kita saat ini bicara tentang perintah Allah tentang penghapusan hutang, aturan
tersebut bahkan ditulis dengan detail dalam Ulangan 15. Dimana dalam ayat 2 menjelaskan
bahwa pada akhir tahun ke-7, hutang terhadap saudaranya harus dihapuskan. Dalam bagian
tersebut agaknya ingin menunjukkan bahwa hubungan persaudaraan itu harus tetap terpelihara,
jangan sampai hanya karena uang atau hal yang besifat material menyebabkan hubungan
143
persaudaraan menjadi retak. Hal itu tampak pada ayat 3, bahwa hutang yang diberikan pada
orang asing diijinkan untuk tetap ditagih. Artinya ada batasan dimana penghapusan hutang hanya
berlaku dalam ikatan persaudaraan. Namun hal yang menjadi penekanan dalam aturan
penghapusan hutang ini terletak dalam ayat ke 4 yang demikian “Maka tidak akan ada orang
miskin di antaramu”. Artinya penghapusan hutang adalah cara Tuhan untuk membebaskan orang
dari belenggu perbudakan dan kemiskinan. Pernyataan tersebut didukung dengan penekanan
yang terdapat dalam ayat 7 bahwa ketika melihat saudaranya yang miskin dan ingin berhutang
tidak boleh menutup tangan, tetapi harus dan wajib memberikan hutang.
Selain dalam konteks kehidupan bergereja, dalam konteks kehidupan ditengah masyarakat
hutang piutang masih terjadi dalam kehidupan masa kini. Namun jika kita mau mengkritisi
konsep hutang piutang yang terjadi di masa kini berbeda dengan konsep dalam Alkitab. Jika dulu
orang berhutang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup karena keadaan yang miskin, dalam
konteks kehidupan masa kini sebagian orang berhutang untuk memenuhi tuntutan gaya hidup.
Sehingga tak jarang orang terlilit hutang hanya karena memenuhi tuntutan gaya hidup. Oleh
karena itu, berdasarkan konteks bacaan saat ini kita dituntun untuk bersikap kritis terkait hutang-
piutang. Hal yang dapat kita pelajari dari konsep hutang piutang yang terdapat dalam konteks
bacaan kita saat ini yaitu:
1. Berhutang. berhutang jika benar-benar untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Memberi hutang. Perintah Tuhan jelas dalam ayat ke 5 bahwa ketika kita merasa
bahwa berkat kita lebih dari cukup. Saat ada orang yang mau berhutang karena ia berada dalam
keadaan yang tidak mampu, maka kita perlu untuk menolongnya.
3. Penghapusan hutang. kita belajar untuk bersikap bijak kepada orang yang
berhutang. Jika mengacu pada teks bacaan kita maka ketika orang yang berhutang benar-benar
dalam keadaan yang miskin dan tidak mampu membayar hutangnya. Maka diperlukan kebijakan
dalam diri kita untuk menolong orang tersebut, misalkan memberikan kesempatan pada orang
tersebut bekerja dengan kita sebagai upaya untuk melunasi hutangnya. Atau jika kita berkenan
mengiklaskan apa yang sudah kita pinjamkan dengan dasar ucapan syukur pada Allah atas
berkat-Nya yang melimpah dalam kehidupan kita.
Berdasarkan uraian diatas kita dapat belajar bersikap dengan bijak terkait hutang-piutang.
Tetapi yang perlu menjadi dasar dari semuanya itu adalah penghapusan hutang merupakan cara
Tuhan membebaskan orang yang tidak berdaya karena kemikinan. Oleh karena itu, ketika kita
mendapatkan berkat yang lebih. Melalui bacaan kita saat ini kita diajarkan untuk tidak menutup
mata kepada setiap mereka yang tertindas karena kemiskinan. Tetapi jadilah berkat untuk
membebaskan yang tertindas karena kemiskinan, karena Dialah sumber berkat yang akan
memberikan kecukupan dan berkat bagi setiap orang mendengarkan suara Tuhan dengan baik
(ayat ke 5).
7. Komitmen Bersama:
Tindakan kolektif seperti apa yang dapat kita wujudkan dalam upaya menolong lemah?
8. Persembahan

144
Lagu persembahan: PKJ 216:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

145
Panduan PA Perempuan Selasa, 7 Mei 2024
“Allah Yang Setia Memelihara Umat-Nya”
Bacaan : Keluaran 16:1-8
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 413
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Para perempuan terkasih, bagaimanakah perasaan kita ketika kita memasak hidangan
untuk orang yang kita kasihi, namun makanan yang kita berikan justru ditolak dan
dikritik?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Keluaran 16:1-8
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Bangsa Israel bersungut-sungut pada Tuhan saat mereka mengalami kelaparan. Dalam
kehidupan kita saat kita mengalami pergumulan, pernahkan kita bersikap demikian?
Ceritakanlah pengalamanmu?
2. Allah tetap menyertai umat-Nya meskipun mereka telah bersungut-sungut kepada-Nya.
Apakah kita masih merasakan penyertaan Tuhan dalam kehidupan ini? Jika masih
penyertaan seperti apa yang dapat kita temui dalam kehidupan di masa kini?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Dalam Keluaran 16:1-8, kita dapat membayangkan sebuah situasi di mana bangsa Israel
sedang bersungut-sungut kepada Allah, karena mereka mengalami kelaparan. Situasi itu
membuat mereka menutup diri atas kebaikan Allah yang telah mereka alami sebelumnya. Hal itu
146
tampak pada kalimat amarah yang mereka ucapkan, “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir
oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makanan roti sampai
kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh
jemaah ini dengan kelaparan” (ayat 3). Kalau kita perhatikan kalimat yang diucapkan bangsa
Israel, amarah mereka membuat mereka ingin kembali pada masa lalunya sebagai budak yang
penting mereka bisa makan, toh sama-sama mengalami kematian. Dalam keadaan tersebut
seakan mereka tidak lagi memiliki harapan untuk hidup, yang artinya mereka meragukan Allah
yang telah berjanji akan menuntun mereka menuju tanah perjanjian. Padahal dalam pristiwa-
pristiwa sebelumnya, Allah telah banyak berkarya dengan menolong mereka menyebrangi laut
teberau. Tapi karena lapar mereka tidak lagi melihat itu sebagai sebuah kebaikan.
Lalu bagaimana respon Allah ketika mereka bersungut-sungut? Ternyata Allah tetap
memberikan kasihnya dengan memberikan kepada bangsa Israel yang mengalami kelaparan.
Sebagaimana situasi itu dapat kita lihat dalam bagian ayat ke 4 “sesungguhnya aku akan
menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap
hari sebanyak yang perlu untuk sehari”. Artinya dalam bagian ini, Allah tidak merespon sungut-
sungut mereka dengan hukuman tetapi justru Allah menolong mereka dengan memberikan
makanan melalui hujan roti. Dengan demikian maka Allah yang telah berjanji untuk membawa
umat pilihan-Nya menuju tanah perjanjian adalah Allah yang tetapsetia. Terbukti ketika umat
Israel mengalami kelaparan dan bersungut-sungut kepada-Nya Allah tetap memelihara mereka.
Situasi yang dialami bangsa Israel dimana mereka bersungut-sungut hingga merasa tidak
ada harapan untuk hidup dan ingin kembali ke tanah perbudakan. Mungkin pernah dialami oleh
para orang tua kita dahulu, ketika mereka melakukan transmigrasi dari Jawa menuju Sumatera
Bagian Selatan. Dimana semangat keberangkatan mereka ke Sumatera Bagian Selatan untuk
memperbaiki kehidupan dari keadaan kurang dan wirang. Tetapi ketika mereka tiba, mereka
harus terlebih dahulu membuka hamparan hutan yang dipenuhi kayu-kayu besar dan binatang
buas. Tentu situasi itu adalah sebuah situasi yang berat dan mungkin menjadikan para orangtua
kita merasa tidak betah dan ingin menyerah. Hal itu terbukti ketika ada beberapa orang memilih
untuk kembali ke Jawa. Tetapi bagi orang-orang yang masih bertahan, Allah tetap memelihara
mereka hingga tetap dapat hidup bahkan mencapai harapnnya yaitu menjadikan kehidupan
mereka menjadi lebih baik di bumi Sumatera Bagian Selatan. Pada masa kini pemeliharaan Allah
itu masih tetap kita rasakan, dimana ketika kita melihat gereja-gereja di Sumatera Bagian Selatan
telah mengalami perkembangan, yang awalnya dimulai dari 7 Klasis kini telah menjadi 14
Klasis. Selain dari perkembangan klasis, kini juga telah banyak gereja yang sedang
mempersiapkan diri untuk mandiri menjadi jemaat dewasa.
7. Komitmen Bersama:
Apa yang dapat kita lakukan untuk selalu mengucap syukur atas pemeliharaan Allah yang
tidak pernah berhenti dalam kehidupan kita?
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 337:1-dsc

147
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

148
Panduan PA Pemuda Selasa, 7 Mei 2024
“Allah Yang Setia Memelihara Umat-Nya”
Bacaan : Keluaran 17:1-6
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 18
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Para perempuan terkasih, bagaimanakah perasaan kita ketika kita memasak hidangan
untuk orang yang kita kasihi, namun makanan yang kita berikan justru ditolak dan
dikritik?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Keluaran 17:1-6
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Mengapa Musa mengatakan bangsa Israel mencobai Tuhan (ayat 2)?
2. Bangsa Israel menekan dan menyalahkan Musa yang mengajak mereka keluar dari
tanah Mesir (ayat 3). Bagaimana respon Musa menghadapi tekanan dari bangsa Israel?
3. Pernahkah kita mengalami situasi yang dialami bangsa Israel dan menggerutu pada
Tuhan? Ceritakanlah dan Bagaimana akhirnya kita bersikap?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Ketika bangsa Israel menemukan kebaikan Tuhan yang telah menuntun mereka untuk
keluar dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian, mereka dengan penuh semangat berjalan
dan menuruti setiap titah-Nya. Ketaatan itu ditunjukkan dengan berjalan melalui tempat-tempat
yang ditunjukkan oleh Tuhan (Bdk. Ayat 1) “Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari
149
padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah
TUHAN”. Namun situasinya berubah ketika dalam perjaanan mereka, bangsa Israel menemukan
suatu permasalahan ketika mereka dituntun untuk berkemah di Rafidin. Di tempat yang
ditunjukkan Tuhan itu ternyata tidak ada air, sehingga mereka mengalami kehausan. Dalam
situasi inilah bangsa Israel mulai mengalami keraguan tentang penyertaan Tuhan yang
menjanjikan akan menuntun mereka menuju tanah perjanjian. Keraguan mereka tampak dalam
ayat ke 3 yang demikian “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk
membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?” situasi yang dialami oleh
bangsa Israel tersebut, juga mungkin akan menghampiri kita, saat kita mengalami suatu
pergumulan dalam kehidupan ini. Oleh karena itu kita bersama akan belajar dari Musa dalam
menghadapi bangsa yang mengalami keraguan akan penyertaan Tuhan.
Pada bagian pertama, ketika bangsa yang dipimpinnya meminta minum kepadanya, Ia
merespon dengan keras sikap bangsa Israel dengan mengatakan mengapakah kamu mencobai
Tuhan? Dalam bagian ini tampak perbedaan iman Musa dan bangsa Israel, melalui pernyataan
tersebut didalam hatinya Musa memiliki iman bahwa Tuhan akan memberikan air, meskipun
didaerah itu tidak ada air. Sehingga teguran Musa sangat jelas dengan mengatakan pernyataan
bangsa Israel sebagai sebuah bentuk mencobai Tuhan. Berbeda dengan iman bangsa Israel yang
dalam situasi tersebut mereka langsung menggerutu dan merespon permasalahan dengan
emosional. Respon emosional itulah yang menyebabkan mereka saling bertengkar satu sama
lain. Sedangkan iman Musa yang meyakini bahwa Tuhan akan menuntun mereka dalam berbagai
situasi itu menuntun Musa untuk menyerahkan segala pergumulan itu pada Tuhan. Hal itu dapat
kita lihat, dalam situasi yang tertekan (ditekan bangsa Israel) Musa menyerahkan semua
pergumulannya kepada Tuhan dengan berseru “apakah yang akan kulakukan kepada bangsa
ini?” (ayat 4). Belajar dari Musa dalam menyikapi pergumulan kehidupan yang dialami, kita
diajarkan untuk tidak mersepon pergumulan itu dengan emosional yang dapat membawa pada
situasi dimana kita meragukan penyertaan-Nya. Tetapi ketika menghadapi pergumulan
kehidupan dengan iman bahwa Tuhan yang akan melepaskan kita dari pergumulan itu. Sehingga
yang ada dalam benak kita bukan sebuah pernyataan Tuhan dimanakah engkau saat aku
kesusahan tetapi bertanyalah Tuhan apa yang akan kulakukan dalam menghadapi pergumulan
ini? Seperti pertanyaan yang diajukan Musa pada Tuhan, hingga Tuhan menjawabnya dengan
“Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu” (ayat ke 6). Demikian pula biarlah terjadi dalam
kehidupan kita, ketika kita meyakini bahwa Tuhan akan menuntun setiap langkah kehidupan
kita, saat itu juga Tuhan menyatakan diri-Nya pada kita dengan mengatakan bahwa “maka Aku
akan berdiri di sana di depanmu” dan memimpin kita untuk keluar dari setiap pergumulan
kehidupan.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 131
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 299:1-dsc

150
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

Khotbah Kenaikan Tuhan Yesus, 9 Mei 2024


Warna Liturgi : Putih
Kenaikan Tuhan Yesus
PESAN TERAKHIR TUHAN YESUS
YOHANES 14:1-3
Bapak/Ibu/Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, pernahkah kita menerima pesan
terakhir dari salah satu anggota keluarga atau kerabat kita? Bagaimana perasaan kita ketika
mendengarnya? Mungkin ada yang sedih, terharu, tidak percaya, dll. Jarang sekali ditemukan orang
yang merasa senang saat mendegar pesan-pesan terakhir.
Kalau kita cermati, Injil Yohanes pasal 14-17 ini seperti pesan-pesan terakhir atau surat
wasiat Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya. Mengikuti tradisi para pemimpin besar yang akan
segera meninggalkan para pengikutnya, Yohanes menggambarkan Tuhan Yesus sedang
menyampaikan kata-kata [pidato] perpisahan. Inilah kesempatan terakhir Tuhan Yesus untuk
menolong murid-murid-Nya memahami apa yang sedang mereka alami. Yaitu Tuhan Yesus akan
pergi meninggalkan mereka, meninggalkan dunia ini, kembali kepada Bapa-Nya di sorga. Hal itu
tentu menimbulkan kegelisahan tersendiri di hati murid-murid. Mungkin ada diantara kita yang
pernah mengalami, menerima pesan-pesan terakhir dari bapak atau ibu kita sebelum meninggalkan
dunia ini? Seperti itulah kira-kira perasaan murid-murid Tuhan Yesus. Cemas, gelisah, kuatir,
takut, sedih bercampur aduk menjadi satu.
Memahami ketakutan, kekuatiran dan kegelisahan hati murid-murid-Nya, Tuhan Yesus
memulai pesan-pesan-Nya dengan sebuah janji. Janji itu berisi tiga hal penting, yaitu; Pertama,
Tuhan Yesus akan menyiapkan sebuah tempat tinggal bersama dengan Bapa [ayat 1-2] atau janji
akan sebuah rumah sorgawi; Kedua, Tuhan Yesus akan datang kembali untuk membawa murid-
murid-Nya ke tempat yang telah disediakan-Nya; Dan janji yang ketiga adalah bahwa Tuhan Yesus
tidak akan berpisah lagi dengan murid-murid-Nya untuk selama-lamanya [ayat 3].
Bapak/Ibu/saudara sekalian, marilah kita pelajari lebih lanjut ketiga janji tersebut. Pertama:
Tuhan Yesus naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita. Dalam ayat 2 dikatakan; “Di
rumah Bapaku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mangatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” Janji Tuhan Yesus diawali dengan
pernyataan bahwa dirumah Bapa banyak tempat tinggal. Kata banyak tidak mengacu pada nominal
tertentu misalnya 100, 1.000, 1.000.000 dst. Hal itu bisa kita tafsirkan bahwa di rumah Bapa ada
tempat tinggal yang cukup bagi semua orang. Tidak hanya untuk sejumlah orang tertentu seperti
diajarkan oleh saksi Yehova. Saksi Yehova meyakini bahwa jumlah orang yang akan masuk ke
surga adalah 144.000 orang. Sedangkan Tuhan Yesus mengajarkan bahwa orang yang akan masuk
ke sorga adalah setiap orang yang percaya kepada-Nya [bandingkan Yohanes 3:16].
Lalu dimana letaknya tempat yang disediakan Tuhan bagi kita? Walaupun pada perikop ini
tidak disebutkan dimana tempat yang disediakan Tuhan Yesus bagi murid-murid-Nya, namun
tampaknya semua orang setuju menyebut tempat itu sebagai sorga. Karena Tuhan Yesus pergi
151
kepada Bapa-Nya yang kita yakini ada disorga, maka tempat yang Tuhan Yesus sediakan bagi kita
pasti juga ada di sorga. Dengan kata lain Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa di sorga ada
banyak tempat tinggal. Oleh karena itu Tuhan Yesus pergi mendahului kita ke sorga, untuk
menyediakan tempat tinggal bagi kita.
Bapak/Ibu/Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, bagaimana respon [tanggapan] kita
mendengar janji Tuhan Yesus ini? Melalui khotbah ini saya mengajak Bapak/Ibu/Saudara sekalian
untuk mengucap syukur karena Tuhan Yesus telah naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi
kita di sorga. Dan jangan kuatir tidak akan mendapatkan tempat. Tempat tinggal di sorga itu cukup
untuk semua orang. Jika saatnya tiba kita pasti akan mendapatkan tempat tersebut.
Kedua, Tuhan Yesus akan datang kembali untuk membawa kita ke tempat yang telah
disediakan-Nya. Di dalam ayat 3 dikatakan: “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku...”
Setelah menyelesaikan tugas menyediakan tempat bagi umatnya disorga, Tuhan Yesus berjanji
akan datang kembali ke dunia ini. Kedatangan-Nya kembali ke dunia ini bukan untuk menjalani
kehidupan di dunia bersama sama dengan umat-Nya, seperti dulu sebelum Ia naik ke sorga,
melainkan untuk menjemput umat-Nya, membawa umat-Nya memasuki tempat yang telah
disediakan-Nya di sorga.
Alkitab memang tidak menjelaskan tentang waktu kedatangan-Nya. Yesus pernah
mengatakan bahwa tentang waktu dan saatnya, tidak ada seorangpun yang tahu. Ia bisa datang
kapan saja seperti pencuri yang tidak bisa diprediksi kapan waktu kedatangannya. Ia akan datang
seperti mempelai laki-laki yang tidak bisa dipastikan jam berapa akan sampai ke rumah pesta.
Satu-satunya yang Alkitab pastikan adalah bahwa Tuhan Yesus pasti datang kembali. Itu juga
yang kita akui dalam pengakuan iman rasuli. “…. Dan akan datang dari sana untuk menghakimi
orang yang hidup dan yang mati.”
Bapak/Ibu/Saudara yang dikasihi Tuhan, bagaimana sikap kita dengan janji kedatanganNya
kembali? Pernyataan Tuhan Yesus dalam ayat 1 menarik untuk kita cermati; “Jangan gelisah
hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada Ku” Mari kita aminkan Firman Tuhan
ini. Jangan gelisah hatimu, percayalah Tuhan Yesus pasti akan datang kembali, meskipun kita tidak
tahu kapan waktu kedatangan-Nya. Demikian juga mari kita menyiapkan diri menyambut
kedatangan-Nya, dengan cara menjalani hidup yang taat melakukan kehendak-Nya.
Ketiga, di mana Tuhan Yesus berada, disitu kita akan berada [ayat 3]. Tujuan Tuhan Yesus
menyediakan tempat di sorga bagi kita adalah supaya dimana Tuhan Yesus berada, di situ pun kita
berada. Tuhan Yesus menghendaki jika Ia sudah ada di sorga, maka kita pun juga akan ada di
sorga bersama-sama dengan Dia. Tentu ini menjadi berita sukacita bagi kita. Ternyata bukan
hanya kita yang ingin ke sorga, tetapi Tuhan Yesus juga menginginkan kita ada di sorga. Artinya
keinginan kita tidak bertepuk sebelah tangan.
Ajaran kesatuan dengan Kristus [union with Christ], merupakan salah satu ajaran penting
yang harus dipahami setiap orang Kristen. Karena kita telah dipersatukan dengan Kristus, maka
kita pun harus hidup taat kepada-Nya, sampai Ia membawa kita hidup bersama-sama dengan Dia di

152
sorga. Oleh karena itu mari kita menyiapkan diri untuk hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus
di sorga. Namun selama kita masih hidup di dunia ini, mari kita jadikan Yesus sebagai tuan atas
hidup kita, bertahta dalam singgasana hati kita, memimpin dan menguasai seluruh keberadaan kita.
Supaya nanti setelah Tuhan Yesus datang kedua kali, Ia membawa kita hidup bersama-sama
dengan-Nya di sorga. Amin.

Nas Pembimbing : Kisah Rasul 1:11


Berita Anugerah : Efesus 1:3-4
Nas Persembahan : Mazmur 47:5-7
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 222
2. Nyanyian Pujian : KJ 226
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 198
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 127
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 224
6. Nyanyian Penutup : PKJ 263

153
LITURGI HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS
1. Persiapan Beribadah
 Saat Teduh dan Doa Persiapan Ibadah
 Bel berbunyi 1x, Majelis dan Tim Musik melakukan doa konsistorium.
 Bel berbunyi 3x, Liturgos memasuki ruang ibadah.
 PL membacakan pokok-pokok Berita Jemaat.
 Kemudian Liturgos menyalakan lilin ibadah

2. Doa Pembukaan Ibadah oleh Liturgos


Liturgos : PL Marilah kita mulai Ibadah Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga ini
dengan berdoa: “Ya Tuhan Allah yang Maha kasih, alangkah menyenangkan
bersekutu denganMu. Kami menghadap bersama oleh karena rahmat cinta kasihMu.
Kuasailah ibadah ini dengan Roh Kudus, supaya kami dapat memuliakan nama-Mu
dengan iman yang teguh. Dengarkanlah doa kami, ya Tuhan Allah demi kemuliaan
Putramu, Tuhan Yesus Kristus. Amin”
[jemaat berdiri]
3. Panggilan Beribadah oleh Liturgos
Liturgos : Yang Dinanti Bersama Kembali,
Degup jantung terasa menyesakkan, kala Sang Guru pergi
rasa takut masih membayang
remang-remang derita salib masih menghantui
sang Guru pergi, senyap pun menanti.
di ruang kosong itu, dalam pintu terkunci,
para murid bersekutu dengan hati yang kelabu
tiba-tiba Sang Guru muncul membuat hati berseru:
Sang Guru kembali, Engkau telah bersama kami kembali!!
Namun, Sang Guru tak lama bersama
Ia harus pergi, memberi kesempatan
kepada murid untuk bersaksi
4. Nyanyian Pembukaan oleh Liturgos
Liturgos : Mari kita menyanyikan KJ 15:1-3
5. Votum dan Salam oleh Pengkhotbah
Pengkhotbah : Ibadah hari ini berlangsung di dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus
Jemaat : Amin
Pengkhotbah : Masukilah ibadah ini dengan meyakini andaikata Kristus tidak dibangkit-kan, sia-
sialah kepercayaan kita
Jemaat : Kami mengimani Kristus sudah bangkit
Pengkhotbah : Kasih setia dan damai sejahteraNya menyertai jemaat sekalian sekarang ini sampai
selama-lamanya.
Jemaat : Amin, amin, amin
[jemaat duduk]
6. Pengakuan Dosa oleh Liturgos
Liturgos : Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, dengarkanlah Hukum Kasih dari Markus
12:29-31 ”Jawab Yesus : Hukum yang terutama ialah dengarlah, hai orang Israel,
Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu dan hukum yang kedua ialah kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini”,
oleh karena kita tidak dapat melaksanakan Hukum Tuhan, marilah kita menyesali
dosa kita, mari kita berdoa secara berbalasan.
Jemaat : Kasihanilah kami, ya Allah, menurut kasih setiaMu, hapuskanlah pelanggaran
kami menurut rahmatMu yang besar!
154
Liturgos : Bersihkanlah kami seluruhnya dari kesalahan kami, dan tahirkanlah kami dari dosa
kami
Jemaat : Sebab kami sadar akan pelanggaran kami, kami senantiasa bergumul dengan dosa
kami
Liturgos : Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah kami telah berdosa dan melakukan
apa yang Kau anggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusanMu, bersih
dalam penghukumanMu.
Jemaat : Sesungguhnya, dalam kesalahan kami diperanakkandalam dosa kami dikandung.
Liturgos : Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-
diamEngkau memberitahukan hikmat kepada kami.
Jemaat : Bersihkanlah kami dari pada dosa dengan hisop,maka kami menjadi tahir,
basuhlah kami, maka kami menjadi lebih putih dari salju! Biarlah kami mendengar
kegirangan dan sukacita,biarlah tulang yang Kau remukkan bersorak-sorak
kembali!
Liturgos : Sembunyikanlah wajahMu terhadap dosa kami,hapuskanlahsegala Kesalahan kami.
Jemaat : Jadikanlah hati kami tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batin kamidengan roh yang
teguh.
Liturgos : Janganlah membuang kamidari hadapanMu, dan janganlah mengambil rohMu
yang kudus.
Jemaat : Bangkitkanlah kembali pada kami kegirangan karena selamat yang dari padaMu ,
dan lengkapilah kam dengan roh yang rela.
Liturgos : Maka kami akan mengajarkan jalanMu kepada orang-orang yang melakukan
pelanggaran, supaya orang-orang berdosaberbalik kepadaMu. Amin.
Jemaat : Amin.

7. Nyanyian Penyesalan oleh Liturgos


Liturgos : Mari kita menyanyikan PKJ 43:1-4
[jemaat berdiri]
8. Berita Anugerah oleh Pengkhotbah
Pengkhotbah : Pengampunan Tuhan diberikan kepada setiap orang yang mengakui dan sungguh-
sungguh bertobat dari dosa-dosanya: Yohanes.14:18-21
Jemaat : Syukur kepada Tuhan
Pengkhotbah : Marilah kita saling menerima, saling mengasihi dan saling mengampuni, dengan
menyatakan salam damai. Marilah kita menyanyikan PKJ 287 sebanyak 3 kali
sambil bersalaman.

9. Pengakuan Iman Rasuli oleh Pengkhotbah


Pengkhotbah : Bersama dengan orang percaya diseluruh dunia, marilah kita mengucap-kan
Pengakuan Iman Rasuli bersama-sama.
10. Doa Syafaat oleh Pengkhotbah
[jemaat duduk]
11. Pelayanan Firman oleh Pengkhotbah
a. Doa Epiklese
b. Pembacaan Alkitab
Pengkhotbah : “Berbahagialah setiap orang yang mendengarkan Firman Tuhan dan
memeliharanya. Haleluya/ Hosiana/Maranata!”
Jemaat : NKB 222
c. Khotbah
d. Saat Teduh dan Doa Kesangupan

12. Nyanyian Kesanggupan oleh Pengkhotbah


Pengkhotbah : Mari kita menyanyikan PKJ 282:1,4,6
13. Persembahan oleh Diaken

155
a. Nas Permbahan Mazmur 105:1
b. Nyanyian Persembahan KJ 450:1-dsc
[jemaat berdiri]
c. Doa Persembahan dan Syafaat serta Doa Bapa Kami

14. Berkat dan Pengutusan


Pengkhotbah :Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-
Nya yang ajaib. Kami menantikan kedatanganMu kembali, ya Tuhan
Jemaat :dengan melakukan perintah-perintahMu
Pengkhotbah :Berbahagialah orang yang menanti-nantikan Tuhan
Jemaat : Sebab Ia pasti akan datang
Pengkhotbah :Pulanglah dalam damai sejahtera Tuhan, beritakan Injil semua orang dan terimalah
berkat Tuhan: “Tuhan memberkati dan melindungi engkau, Tuhan menyinari
engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan
wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera”. Haleluya!
Jemaat : “Haleluya 5X, Amin 3x” (NKB.225)

156
Khotbah Minggu, 12 Mei 2024
Warna Liturgi : Putih
Minggu Paskah VII
TEMPAT KEDIAMAN DI SORGA
II KORINTUS 5:1-5
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, ada ungkapan dalam bahasa Jawa yang
mengatakan bahwa, “urip neng donya iku mung sak derma mampir ngombe”. Artinya hidup di
dunia ini hanya sementara. Ungkapan tersebut sejalan dengan gambaran Rasul Paulus tentang
tinggal dalam sebuah kemah. Rasul Paulus memahami bahwa hidup di dunia ini seperti tinggal
dalam sebuah kemah. Pada saatnya kemah itu akan dibongkar dan kita akan meninggalkan kemah
tersebut, kembali ke rumah Bapa di sorga.
Ada sebuah cerita tentang satu regu pramuka dari Racana Radin Intan yang ikut berkemah.
Dalam perkemahan tersebut diadakan berbagai lomba. Salah satunya adalah lomba kerapihan dan
keindahan tenda. Regu tersebut menata tendanya sedemikian rupa. Tali-tali tenda diikat serapi
mungkin. Mereka membuat pagar keliling tenda dengan memanfaatkan ranting-ranting kayu kering
yang dipungut dari bawah pepohonan tidak jauh dari lokasi berkemah. Mereka membuat gerbang
dari tongkat pramuka yang diikat dengan simpul yang benar. Demikian juga dibuatnya tiang
bendera. Setelah malam pengumuman hasil lomba, regu pramuka Racana Radin Intan ini bersorak
sukacita, karena mereka berhasil menjadi juara pertama lomba kerapihan dan keindahan tenda.
Tetapi pagi harinya, tenda yang sangat indah itu harus dibongkar dan mereka pun meninggalkan
lokasi kemah, pulang kerumahnya masing-masing.
Saudara-saudara yang terkasih, seindah apapun tenda yang dibuat dalam sebuah
perkemahan, pada akhirnya akan dibongkar juga. Setelah waktu berkemah selesai tenda tersebut
harus dibongkar. Demikian jugalah hidup manusia di dunia. Hidup manusia di dunia ini seperti
tinggal dalam suatu kemah. Seindah dan senyaman apapun hidup manusia di dunia ini, pada
akhirnya harus ditinggalkan. Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, ketika masa berkemah
manusia di dunia ini selesai, ia harus meninggalkan dunia ini dan kembali kerumah aslinya di
sorga. Karena Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman disorga bagi kita, suatu tempat
kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
Oleh karena itu saya mengajak saudara sekalian untuk menyadari bahwa hidup manusia di
dunia ini adalah sementara. Pergunakanlah waktu hidup kita di dunia yang sementara ini untuk
memuliakan Tuhan sang pemilik hidup. Supaya ketika Tuhan sang pemilik hidup membongkar
kemah tempat kediaman kita di bumi, jangan sampai kita menyesal karena belum memberikan
yang terbaik dan terindah selama kita berkemah di bumi ini. Atau jangan sampai kita menyesal
karena telah menyia-nyiakan waktu yang Allah Bapa berikan untuk berkemah di dunia ini.
Ada orang yang sangat menikmati kehidupannya didunia ini. Ia membangun kehidupan
yang megah, dengan fasilitas mewah dan berpenghasilan melimpah ruah. Segala keinginan
duniawinya dapat terwujud. Karenanya ia tidak pernah mengeluh tentang hidupnya. Tidak pernah
mengeluh kekurangan. Tidak pernah mengeluh oleh beratnya tekanan kehidupan. Meskipun
157
demikian, semuanya itu pasti akan berakhir pada waktunya. Ketika waktunya tiba ia harus
meninggalkan kemahnya di dunia. Ketika waktunya tiba, tidak ada satupun kemewahannya yang
bisa dibawa, tidak ada satupun kemegahannya yang bisa diabadikan. Semuanya harus ditinggalkan.
Ada orang yang mengeluh oleh beratnya tekanan selama hidup di dunia yang sementara ini.
Tekanan ekonomi, tekanan sosial, tekanan kesehatan, dan lain sebagainya. Hal itu terjadi karena ia
tidak memahami bahwa hidup manusia di dunia ini hanya sementara. Sebaliknya orang yang
memahami bahwa hidup manusia di dunia ini hanya sementara, seharusnya tidak mengeluh dengan
beratnya tekanan hidup di dunia ini. Paulus mengungkapkan hal itu sama seperti kita ingin
mengenakan pakaian yang baru, tanpa menanggalkan pakaian yang lama. Ada yang pernah
melakukan, mengenakan pakaian yang baru tanpa melepaskan pakaian yang lama. Bagaimana
rasanya? Apakah nyaman? Tentu tidak nyaman. Demikian juga ketika kita ingin hidup nyaman
tanpa tekanan, tanpa masalah, tanpa sakit, dan lain sebagainya, padahal kita masih hidup didunia
ini. Nanti kalau kita sudah meninggalkan dunia ini dan masuk ke sorga yang telah disediakan
Allah, pasti kita tidak akan mengalami masalah, penderitaan, sakit dan kesulitan hidup lainnya.
Bapak/Ibu saudara sekalian, selama kita masih hidup di dunia ini, mari kita jalani dengan tidak
mengeluh, sekalipun menghadapi banyak pergumulan dan tekanan. Sebaliknya mengucap
syukurlah dalam segala hal, karena itulah yang dikehendaki Kristus bagi kita.
Tetapi jika kita diijinkan mengalami penderitaan apakah Tuhan akan diam melihat
penderitaan kita? Tidak! Tuhan Allah telah mengaruniakan RohNya kepada kita sebagai jaminan
segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita [ayat 5]. Roh Kudus akan memberikan kekuatan
kepada kita untuk dapat menanggung segala penderitaan hidup. Ia juga akan memimpin,
menghibur dan meneguhkan kita. Mari kita ingat, penderitaan apa yang pernah kita alami?
Bagaimanakah Tuhan menolong kita menghadapi penderitaan tersebut? Misalnya ketika kita sakit
atau ada salah satu anggota keluarga yang sakit. Tuhan menolong kita dengan cara memberkati
obat-obatan yang di minum, memberkati dokter, perawat dan tenaga medis serta fasilitas yang
digunakan, bahkan ada juga yang langsung disembuhkan oleh Tuhan setelah kita berdoa. Sekalipun
cara beroleh kesembuhannya berbeda, namun semua itu dikerjakan oleh Allah yang satu.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, dalam perjalanan hidup GKSBS Tuhan juga sudah bekerja
dalam banyak hal. Bekerja pada pribadi-pribadi umatnya sehingga mampu memperjuangkan
hidupnya di tanah Sumbagsel ini. Tuhan sudah menyertai keluarga-keluarga umatnya, sehingga
beranak cucu dan bertambah banyak di Sumbagsel ini. Tuhan sudah memberkati persekutuan
umat-Nya sehingga GKSBS makin berkembang sampai sekarang ini. Semua itu dikerjakan oleh
Roh Kudus yang telah dikaruniakan Allah kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah
Allah sediakan bagi kita.
Oleh karena itu mari kita bersyukur kepada Allah dengan cara menggunakan waktu hidup
kita di dunia yang hanya sementara dengan sebaik baiknya untuk kemuliaan Allah. Percayalah
bahwa Allah tidak pernah tinggal diam melihat pendertiaan kita. Roh Allah yang telah
dikaruniakan kepada kita akan memampukan kita menjalani kehidupan ini dengan sukacita dan
damai sejahtera. Amin.

158
Nas Pembimbing : 1 Petrus 4:12-14
Berita Anugerah : Matius 10:32-33
Nas Persembahan : Mazmur 27:4-6
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 19
2. Nyanyian Pujian : KJ 370
3. Nyanyian Peneguhan : KJ. 39
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 274
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 216
6. Nyanyian Penutup : PKJ 130

159
Panduan PA Umum Selasa, 14 Mei 2024
“Tuhan Menggendong Dan Memukul Kita”
Bacaan : Yesaya 46:1-13
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 18
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Menurut saudara, apakah ada diantara orang Kristen yang percaya kepada sesembahan
lain/ilah lain dalam kehidupan mereka? Bagaimana dengan saudara sendiri?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Yesaya 46:1-13
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apakah yang digambarkan tentang dewa Bel dan dewa Nebo (1-2) dalam perikop
bacaan kita dibandingan dengan Allah Israel (3-4)?
2. Apakah teguran kepada umat Israel agar mereka pada akhirnya malu kepada Tuhan?
3. Apakah janji Tuhan kepada Israel dalam ketidaktaatan mereka? Bagaimana pesan
firman Tuhan pada perikop PA bagi kehidupan kita saat ini?
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : KJ 406: 1 – 3
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 412:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan


Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
160
peserta PA)
Bangsa Israel adalah umat pilihan Allah. Namun dalam praktek kehidupannya, sebagai
bangsa pilihan, mereka sering tidak setia. Mereka sering meninggalkan kesetiaan kepada Allah
dan tergoda kepada penyembahan terhadap ilah-ilah lain. Allah dalam kesetiaanNya saat umat
Israel dalam pembuangan di Babel mengingatkan melalui Nabi Yesaya bahwa dewa Bel dan
Nebo sudah tidak berdaya. Dulu disembah-sembah para pengikutnya namun sekarang tidak
berdaya. Berbeda dengan Allah Israel yang hidup dan tidak pernah berubah. Dari dulu, sekarang
sampai selamanya Allah peduli dan terus setia untuk menyelamatkan umat-Nya.
Namun Allah juga menegur umat Israel, agar mereka manyadari kekeliruannya. Agar
mereka malu bahwa saat tidak setia pernah membanding-bandingkan Allah denga ilah yang lain.
Ilah atau sesembahan yang terbuat dari emas buatan manusia. Ilah yang yang disembah dengan
seruan-seruan yang tidak dijawab oleh dewa buatan manusia yang tidak dapat menyelamatkan
umat Israel.
Dalam kesetiaan kepada umat yang memberontak, Allah tetaplah Allah yang setia. Allah
masih menyapa dengan ramah, “Dengarkanlah Aku hai orang-orang yang congkak, orang-orang
yang jauh dari kebenaran: Keselamatan yang dari pada-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku telah
mendekatkannya dan kelepasan yang Kuberikan tidak bertangguh lagi” (Ay. 12-13).
Kita sebagai umat pilihan Allah hari ini juga memiliki harapan yang sama seperti umat
Israel. Allah di dalam Tuhan Yesus juga Tuhan yang setia. Meskipun kadangkala kita tidak setia,
Ia terus setia menyertai kita. Tuhan terus mengingatkan kita melalui kebenaran firman-Nya.
Tuhan menganuggerahkan keselamatan kepada kita yang mau belajar setia kepada-Nya.

161
Panduan PA Perempuan Selasa, 14 Mei 2024
“Tekun Dalam Rancangan Tuhan”
Bacaan : Yeremia 29:1-14
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 7:1-3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apakah saudara sebagai kaum perempuan pernah memiliki keraguan terhadap
perjalanan hidup yang saat ini sedang dijalani? Sebutkan berbagai keraguan tersebut?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Yeremia 29:1-14
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apakah isi surat Nabi Yeremia yang dikirim kepada tua-tua, imam-imam, nabi-nabi
dan seluruh rakyat yang ada di pembuangan di Babel?
2. Tuhan merancangkan apa kepada umat Israel selama dalam pembuangan di Babel?
3. Apakah halangan yang seringkali kita alami untuk memahami rancangan Tuhan pada
kehidupan kita? Langkah-langkah apa yang akan kita lakukan agar sebagai kaum
perempuan semakin memahami rancangan Allah tersebut!
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Ketika umat Israel tidak setia kepada Allah, maka mereka akan mendapat hukuman. Salah
satu penghukuman yang mereka alami adalah saat harus dibuang ke Babel. Dalam pembuangan
ini mereka harus berhadapan dengan berbagai realita kehidupan yang baru. Salah satu hal yang
muncul dalam kehidupan mereka adalah pengajaran dari nabi-nabi palsu yang mengajarkan
162
bahwa mereka dalam pembuangan di Babel akan berjalan singkat. Sementara sangat jelas bahwa
penghukuman bagi mereka di pembuangan akan panjang, yaitu tujuh puluh tahun.
Terhadap situasi tersebut Nabi Yeremia dari Yerusalem mengirimkan surat kepada tua-tua,
imam-imam, nabi-nabi dan seluruh rakyat yang dibuang ke Babel yang isinya adalah: agar
mereka mendirikan rumah untuk didiami; untuk membuat kebun agar hasilnya dapat dinikmati;
mengambil isteri untuk menghasilkan anak; dan mengambilkan suami bagi anak perempuan dan
isteri bagi anak laki-laki mereka serta gar mereka mengusahakan kesejahteraan kota dimana
mereka dibuang.
Tuhan – melalui nabi Yeremia – menegaskan bahwa Ia telah merencanakan rancangan
yang baik bagi kehidupan bangsa Israel meskipun dalam pembuangan. Rancangan Tuhan adalah
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan yang bertujuan untuk memberikan
kepada umat Israel hari depan yang penuh harapan. Bukan itu saja, Tuhan memberi jaminan
bahwa saat mereka berseru dan dating untuk berdoa, maka Tuhan akan mendengar mereka,
tatkala umat Israel mencari mereka akan menemukan Tuhan, saat mereka menanyakan Tuhan,
mereka akan menemukanNya serta Tuhan akan memulihkan keadaan mereka.
Pengalaman penyertaan Tuhan tentu juga menjadi pengalaman kita. Baik sebagai pribadi
maupun dalam persekutuan gereja. Mungkin kita pernah merasa bahwa perjalanan hidup kita
adalah sesuatu hal yang bukan kita harapkan. Kita memiliki pandangan yang berbeda yang
disebabkan oleh pengaruh orang lain bahkan cara pandang dunia. Dalam persekutuan gereja pun
kita sering bergumul tentang berbagai persoalan yang muncul dalam pelayanan dan
kebersamaan. Namun dalam banyak hal pengalaman bahwa Tuhan menyertai dan merancang
sesuatu yang jauh lebih baik sering kita alami dan lihat bersama. Tuhan memiliki rancangan
yang terbaik bagi kita.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian :
8. Persembahan
Lagu persembahan:
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

163
Panduan PA Pemuda Selasa, 14 Mei 2024
“Belajar Peduli Dengan Sesama”
Bacaan : Markus 8:1-8
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 18: 1, 2, 4
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Ada ungkapan yang sering muncul bahwa untuk dapat menjadi berkat bagi orang lain
sebaiknya kita harus cukup terlebih dahulu! Bagaimana pendapat para pemuda?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Markus 8:1-8
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Dari perikop bacaan kita hari ini, apakah yang diteladankan Yesus ketika melihat orang
lain yang membutuhkan pertolongan?
2. Jika kita ada dilokasi bersama Yesus dan para muridNya, apakah reaksi saudara dengan
sikap yang diperlihatkan Yesus?
3. Hal apa yang sering membuat kita sulit untuk berbagi dan peduli dengan orang lain dan
sesama? Sebagai pemuda, apakah langkah yang akan dilakukan agar generasi muda
baik secara pribadi maupun dalam gereja ke depan memiliki sikap belas-kasihan
kepada orang lain?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Peristiwa dalam perikop bacaan kita terjadi Dekapolis yang mayoritas penduduknya bukan
orang Yahudi (Mrk.7:31). Seperti pada pelayananNya di berbagai tempat, ada banyak orang
164
yang datang untuk mendengar pengajaranNya dan melihat mukjizat yang dilakukanNya. Di
Dekapolis ini Yesus melayani sudah tiga hari. Dan orang banyak yang datang dengan membawa
perbekalannya, tentu sudah dimakan dan sudah habis. Tempat dimana Yesus melayani dicatat
sebagai tempat yang sunyi, kemungkinan jauh dari tempat pemukiman. Sehingga kalua orang
banyak itu membawa uang untuk membeli makananpun akan sulit mendapatkannya.
Dalam situasi seperti itu, tergeraklah hati Yesus dengan belaskasihan. Disampaikanlah
perasaan hati-Nya kepada murid-murid-Nya. Namun murid-murid-Nya menjawab dengan akal
pikiran yang logis bahwa tidak mungkin memberi makan orang banyak ditempat yang sunyi
seperti itu. Maka Yesus menanyakan kepada Murid-Nya berapa roti yang ada pada mereka. Dan
ternyata masih ada tujuh roti.
Setelah menerima roti lalu ikan yang adalah makanan sehari-hari rakyat Palestina, Yesus
mengucapsyukur dan memecahkan roti dan memberikan kepada para murid untuk dibagikan
kepada orang banyak, kemudian juga dengan ikan yang ada, Yesus mengucap berkat dan
menyuruh para muridNya membagikannya. Dicatat ada kira-kira empat ribua orang. Seteklah
makan, Yesus menyuruh mereka pulang.
Dalam kehidupan kita juga sering berhadapan dengan peristiwa kekurangan bahan
makanan. Bisa terjadi karena musim paceklik, akibat bencana alam, atau berbagai penyebab
lainnya. Dalam perkara yang sederhana kita juga dapat menjumpai diantara kita para pemuda
sekali waktu juga ada yang sedang mengalami kesulitan. Mererka membutuhkan pertolongan dan
belaskasih kita.
Kita bisa menjadi sarana berkat bagi orang lain. Kita bisa menjadi berkat bagi rekan dan
sahabat muda kita yang sedang mengalami berbagai kesulitan. Pertanyaannya adalah apakah kita
memiliki hati yang berbelas-kasihan dan tergerak melihat kesulitan orang lain. Kita dapat
menjadi alat berkat bahkan mukjizat. Dalam peristiwa Yesus memberi makan pada perikop
bacaan kita, Yesus dalam kuasa-Nya pasti bisa melakukan mukjizat dari sesuatu yang tidak ada.
Namun Yesus justeru memakai apa yang dimiliki para muridNya untuk menjadi sarana berkat
bagi orang banyak. Kita para pemuda bisa menjadi generasi yang terus belajar berbelas-kasih
kepada sesame dan orang lain ditengah sikap dunia yang berkembang mengarah ke sifat
individualis, mementingkan diri sendiri, dan tidak peduli akan pergumulan sesamanya.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : PKJ 239:1-3
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 264:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

BAHAN RENUNGAN Kamis, 16 Mei 2024


Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : PKJ 145
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : PKJ 131
165
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: Keluaran 20:1-2
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 413
9. Doa Penutup
Allah Yang Telah Mengeluarkanku
“Wirang dan Kurang” dua kata tersebut kembali mengingatkan kita akan sejarah perjalanan
GKSBS. Sebagaimana ketika melihat kembali sejarah adanya GKSBS dilatarbelakangi oleh para
transmigran yang terlempar ke Bumi Sumatra Bagian Selatan. Terlemparnya mereka disebabkan
oleh dua kata tersebut yaitu wirang yang berarti malu dan kata kurang mengarah pada keadaan
ekonomi yang dalam keadaan kekurangan. Kata kurang sebagai salah satu alasan para pendiri
GKSBS terlempar ke Bumi Sumatera Bagian Selatan. Dengan demikian ada harapan dalam diri
mereka di Sumatera Bagian Selatan ini mereka dapat memperbaiki kehidupan ekonomi mereka.
Kini harapan itu sudah mulai tampak terwujud dimana banyak orang-orang yang tinggal di
Sumatra Bagian Selatan sudah dapat hidup layak dibandingkan dengan kehidupan masa lalu pada
masa awal transmigrasi. Menyikapi situasi yang dirasakan hari ini GKSBS mengimani bahwa
Allahlah yang telah menuntun GKSBS untuk keluar dari kekurangan menuju pada kehidupan yang
layak. Allah yang telah menuntun GKSBS untuk keluar dari kekurangn menuju sebuah kelayakan
itu juga tampak dalam Keluaran 20. Hal itu tampak dalam ayat ke 2 yang mengatakan demikian
“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan” dalam ayat tersebut kita dapat melihat bahwa Allah kembali mempertegas tentang
siapa diri-Nya. Selain itu juga ditunjukkan bukti sejarah yang menyatakan bahwa Ia adalah Allah
yang senantiasa membimbing umat-Nya. Penyertaan-Nya tampak dalam suatu pristiwa sejarah
dimana Allah yang telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir. Selain
pristiwa tersebut yang menyatakan bahwa Allah adalah Allah yang selalu membimbing umatNya,
dalam pasal ini juga menjelasakan penyertaan itu ditunjukkan lewat 10 hukum yang diberikan pada
umat Israel dengan tujuan untuk membimbing kehidupan umatNya. Ketika kita mau kembali
merefleksikan perjalanan kehidupan ini, setiap orang pasti memiliki sejarah kehidupan dimana ia
menghadapi suatu pergumulan yang menerpa kehidupannya. Namun pada akhirnya pergumulan-
pergumulan itu dapat terlewati satu persatu dan mari kita mengimani bahwa itu semua adalah
karena karya Allah yang telah membawa kita keluar dari setiap pergumulan kita. Demikian pula
kita yang mungkin saat ini masih menghadapi perugumulan kehidupan maka yakinlah bahwa Allah
itu akan senantiasa membimbing umat-Nya dan Ia juga yang akan membimbing kita untuk keluar
dari setiap pergumulan kehidupan ini.

Khotbah Minggu, 19 Mei 2024


Warna Liturgi : Merah
Pentakosta
DIPENUHI ROH KUDUS
166
KISAH PARA RASUL 2:1-13
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kita sudah sering menikmati pesta atau
perayaan sesuatu hal. Ketika pesta atau perayaan dilaksanakan, maka akan terhimpun banyak orang
di dalamnya. Orang dipertemukan satu dengan yang lain dengan berbagai latar belakang yang
berbeda. Jarak yang jauh tidak menjadi masalah karena riangnya hati untuk sebuah perjumpaan.
Melalui perjumpaan itu terjadi tegur sapa, saling mengenal, kesedian untuk berbagi; apakah itu
berbagi makanan dan minuman, pengalaman atau juga perasaan.
Di Yerusalem berkumpullah semua orang pada hari Pentakosta. Mereka datang dari
berbagai latar belakang tempat tinggal dan bahasa. Mereka hendak melakukan perayaan hari
Pentakosta, hari kelimapuluh, yang dirayakan satu tahun sekali. Dalam tradisi Yahudi sesuai
dengan Hukum Taurat, mereka membawa persembahan, baik hasil bumi maupun ternak dan akan
dipersembahkan kepada Allah. Lalu, mereka juga berbagi kepada orang miskin dan anak yatim-
piatu (Imamat 23:15-22; Ul. 16:9-11). Di situ mereka merayakan perjumpaan yang besar. Dalam
perjumpaan itu, sebagian dari mereka ada yang duduk dan juga berdiri sambil membangun
keramahtamahan bersama.
Pada saat itu, para murid Tuhan Yesus berkumpul sendiri di sebuah rumah, tiba-tiba
turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi rumah itu. Tampaklah
juga kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada para murid.
Mereka dipenuhi oleh Roh Kudus yang sudah dijanjikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya.
Mereka tidak ditinggalkan Yesus sendirian, karena Yesus telah memberikan Roh Kudus untuk
memenuhi para murid. Roh Kudus menggerakkan mereka untuk berkata-kata dengan bahasa
bangsa-bangsa lain yang dikenal dengan istilah “bahasa roh”, karena Roh Kudus yang
memberikannya. Murid-murid tidak belajar bagaimana memperoleh bahasa roh, namun Roh Kudus
yang memampukan mereka untuk berbahasa roh, bahasa yang berasal dan dimiliki oleh berbagai
bangsa.
Peristiwa itu membuat orang-orang dari berbagai negeri mendekat, berkerumun dan
memperhatikan para murid. Mereka bingung bagaimana mungkin murid-murid bisa berkata-kata
dengan bahasa mereka. Di tengah ketakjuban dan perhatian maksimal mereka, mereka dapat
menyimpulkan bahwa rasul-rasul dan murid berkata-kata tentang perbuatan-perbuatan besar yang
dilakukan Allah.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, pada hari ini, GKSBS juga merayakan hari Pentakosta.
Hari yang dirayakan sejak hadirnya GKSBS di tanah Sumbagsel. Hari raya yang disertai dengan
ritual unduh-unduh dimana setiap keluarga atau pribadi membawa hasil unduhan atau panen dari
pertanian, perkebunan atau peternakannya dan usaha yang dikerjakan keluarga atau pribadi. Hasil
yang kita persembahkan kepada Allah dengan kerelaan hati. Unduh-unduh – hari raya panen
dilaksanakan bersamaan dengan perayaan Pentakosta. Hendaknya unduh-unduh yang kita
persembahkan ini dimaknai bahwa kita telah menikmati perjumpaan dengan Allah, Tuhan kita di
dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus yang hidup dalam diri kita.

167
Ada pemahaman yang mengajarkan bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus akan berkata-
kata bahasa roh. Pemahaman ini hendak meyakini bahwa bahasa roh itu diberikan kepada setiap
orang Kristen yang memiliki Roh Kudus. Sebaliknya, jika seorang Kristen tidak bisa berbahasa
roh, maka ia tidak memiliki Roh Kudus. Kisah yang kita baca hari ini sangat jelas, setiap rasul dan
murid dapat berkata-kata dengan bahasa roh – bahasa manusia yang dapat dimengerti oleh bangsa
atau suku, pemilik bahasa. Bahasa roh yang diberikan oleh Roh Kudus kepada para rasul dan murid
tanpa diupayakan. Kita percaya bahwa kita memiliki Tuhan Yesus dalam hidup kita. Ia ada dan
tinggal dalam diri kita. Artinya kita juga percaya bahwa Roh Kudus ada dan tinggal dalam hidup
kita. Sebab Yesus dan Roh Kudus adalah satu. Jangan lemah sebab Roh Kudus tinggal dalam hidup
umat yang percaya kepada-Nya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, memaknai bahwa kita telah dipenuhi Roh
Kudus, sama seperti para rasul dan murid yang dipenuhi Roh Kudus, kita belajar beberapa hal
Kisah para rasul dan murid yang menakjubkan itu yang menginspirasi kita. Pertama,
mengembangkan persekutuan atau perjumpaan-perjumpaan yang guyup. Setiap orang hadir
berbakti kepada Tuhan Allah, lalu beramah-tamah, membangun karamahtamahan bersama. Ketika
ber-PA menciptakan suasana damai, menghargai pendapat setiap orang, tanpa menyalahkanya,
meluruskan pendapat bila bertentangan dengan firman Tuhan. Kedua, menjadi kesaksian hidup
baik. Kita adalah gereja dimana setiap kita hadir akan mencerminkan gereja. Hidup guyup, rukun
satu sama lain dalam persekutuan dan di tengah masyarakat akan menjadi kesaksian baik bagi
orang-orang di sekitar. Ketiga, Roh Kudus yang memimpin orang-orang kudus, yaitu saudara dan
saya, umat kesayanganNya. Ketika kita akan bertindak atau merespon situasi dan keadaan kita,
Roh Kudus akan membimbing kita. Roh Kudus akan membimbing kita untuk berkata-kata baik dan
benar, sehingga berdampak baik bagi orang lain. Percayalah Roh Kudus yang membimbing dan
memenuh hidup kita. Segala kemuliaan bagi Allah. Amin.

Nas Pembimbing : Mazmur 104:24-34


Berita Anugerah : 1 Korintus 12:3-11
Nas Persembahan : Mazmur 50:14
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 17:1-2
2. Nyanyian Pujian : PKJ 242:1-2
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 255
4. Nyanyian Responsoria : KJ 237:1-3
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 145:1-
6. Nyanyian Penutup : PKJ 152:1-3

168
Panduan PA Umum Selasa, 21 Mei 2024
“Bersikap Ramah Terhadap Sesama”
Bacaan : Roma 12:9-17
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 141
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Apa tanggapan saudara bila orang lain bersikap ramah kepada saudara?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Roma 12:9-17
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Menurut saudara, mengapa tindakan kasih kepada sesama perlu dilakukan dengan
tulus, tidak pura-pura?
2. Dari teks Roma 12:9-17, sikap ramah apa yang penting dilakukan kepada sesama? Mari
kita gali bersama, 1 orang menggali 1 sikap ramah!
3. Bagaimana tanggapan saudara ketika kita sudah rajin bersikap ramah kepada sesama,
tetapi mereka tidak bersikap ramah kepada kita?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Hidup dalam tubuh Kristus menjadi bagian penting yang ditekankan rasul Paulus kepada
jemaat di Roma. Jemaat yang berbeda satu sama lain; walaupun banyak adalah satu tubuh di
dalam Kristus (Rm 12:5). Rasul Paulus menasihatkan jemaat sebagai tubuh Kristus agar setiap
tindakan kasih dilakukan dengan ketulusan; kerelaan untuk mengasihi sesama. Dengan dasar
ketulusan ini akan memampukan jemaat memiliki pandangan bahwa semua orang itu berharga
169
dan berhak menerima kasih. Selanjutnya tindakan kasih itu akan kita pahami sebagai sikap
ramah kepada Tuhan dan sesama.
Rasul Paulus mengetahui relasi yang baik antara jemaat dan Tuhan. Olehnya, ia
mengharapkan relasi itu dipelihara terus-menerus. Hendaknya jemaat tetap ramah terhadap
Tuhannya yang diwujudkan dalam melayani Tuhan dengan rajin dan semangat (ay. 11).
Pengharapan jemaat hanya tertuju kepada Tuhan dan bertekun dalam doa. Demikian juga sikap
ramah jemaat diwujudkan kepada sesama (ay. 12).
Dari teks Roma 12:9-17, kita dapat menemukan berbagai sikap ramah yang dapat
diterapkan oleh jemaat. Sikap ramah itu antara lain: saling mengasihi sebagai saudara,
menghormati orang lain (ay.10), membantu mencukupi yang kekurangan (makan dan minum),
memberi tumpangan (ay. 13), memberkati orang yang bersalah (ay. 14), turut merasakan
keberadaan orang lain – bersukacita dengan orang yang bersukacita, menangis dengan orang
yang menangis (ay. 15), sehati sepikir atau hidup sepenanggungan (ay. 16) dan memberikan
pengampunan kepada orang lain (ay. 17).
Salah satu tradisi orang Yahudi pada zaman Paulus ialah Paulus dan rasul-rasul lainnya
serta anggota jemaat peduli untuk mengumpulkan sumbangan bagi orang miskin. Memberikan
tumpangan bagi orang asing (untuk makan dan istirahat). Demikian juga dari konteks perjalanan
GKSBS memiliki banyak tradisi yang kita pahami sebagai keramahtamahan GKSBS.
Contohnya, memberikan tumpangan bagi orang asing, yaitu para pendatang untuk dapat tinggal
dan makan bersama karena mereka belum memiliki tempat tinggal. Bahkan tuan rumah
memberikan pikiran dan tenaganya untuk pendatang itu agar memiliki lahan dan tempat tinggal.
Inilah tradisi dan sikap ramah GKSBS yang perlu kita pelihara dan dikembangkan sehingga
hadir damai sejahtera bagi jemaat dan orang-orang di sekitar kita.
7. Komitmen Bersama:
Tetap ramah, mengasihi dan menerima orang lain, meskipun mereka tidak ramah,
membenci atu menolak kita.
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 149:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

170
Panduan PA Perempuan Selasa, 21 Mei 2024
“Pertemuan Yang Disukai Semua Orang”
Bacaan : Kisah Para Rasul 2:41-47
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 245:1-3
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Ketika ibu-ibu berkumpul, kegiatan apa yang biasanya dilakukan bersama-sama?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 2:41-47
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Apa yang dilakukan oleh jemaat mula-mula pada saat mereka berkumpul bersama?
2. Mengapa perkumpulan jemaat mula-mula itu disukai semua orang?
3. Menurut ibu-ibu, apa kegiatan yang perlu dibangun dalam perkumpulan ibu-ibu agar
disukai banyak orang?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Sesudah hari Pentakosta, karya Roh Kudus sangat berdampak terhadap pertambahan
jumlah orang percaya. Dalam teks Kis 2:14-40, Petrus dengan semangat menyampaikan firman
Tuhan di hadapan banyak orang. Mereka mendengar dan merespon perkataannya dengan
memberi diri dibaptis dan jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu orang (Kis 2:41). Tentu
hal itu menjadi sukacita besar bagi jemaat.
Orang-orang percaya itu membangun pertemuan-pertemuan yang bermanfaat. Dari ayat
42-47 kita dapat pahami bahwa mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. Firman Tuhan
171
disampaikan dan mereka menerima serta melakukannya. Mereka bertekun dan sehati dalam
persekutuan. Persekutuan dilakukan untuk membangun relasi dengan Tuhan lebih dekat, juga
relasi dengan jemaat yang lainnya. Bukan hanya firman yang mereka dengar dan
mendiskusikannya, namun juga kebutuhan fisik mereka penuhi, yaitu kebutuhan makan dan
minum. Dari mereka yang menjual tanahnya, hasil itu dibagikan kepada yang lain sesuai
kebutuhan. Sehingga mereka tidak ada yang kekurangan. Hal itu menjadi gaya hidup mereka.
Wujud keramahtamahan dalam kebersamaan.
Menariknya, karamahtamahan yang terbangun itu berdampak pada orang-orang di
sekitarnya. Jemaat mula-mula disukai oleh mereka. Artinya jemaat menjadi kesaksian baik bagi
banyak orang. Dalam perkembangan GKSBS, kebersamaan jemaat juga mejadi kesaksian yang
baik dan dilihat oleh orang-orang di sekitarnya. Dan tidak sedikit dari mereka menjadi percaya
sebab menyukai karamahtamahan mereka dalam kebersamaannya. Ibu-ibu perlu membangun
kebersamaan melalui perkumpulan atau persekutuan yang di dalamnya ibu-ibu bisa
merencanakan bentuk-bentuk kegiatan berdampak. Misalnya pemberdayaan ekonomi dapur
melalui pemanfaatan pekarangan rumah. Ketika itu berjalan, maka dapat baerdampak pada
kerinduan ibu-ibu lainnya untuk belajar bersama dan memperolah kebersamaan. Pada akhirnya
perkumpulan ibu-ibu disukai semua orang.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : Membuat pertemuan ibu-ibu yang berdampak; misal perencanaan pemanfaatan
pekarangan rumah dengan tanaman sayur dan bunga.
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 147:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

172
Panduan PA Pemuda Selasa, 21 Mei 2024
“Peka Terhadap Kesehatan Orang Lain”
Bacaan : Kisah Para Rasul 3:1-10
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 64:1-2
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Dalam hidup manusia sehari-hari, kesehatan menjadi bagian penting. Bagaimana upaya
saudara menjaga kesehatan?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 3:1-10
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Orang yang lumpuh itu meminta sedekah dari Petrus dan Yohanes, mengapa Petrus
justru peduli pada kesembuhan orang lumpuh?
2. Dalam konteks sekarang ada orang yang meminta-minta; ada yang di pasar, pinggir
jalan, juga datang ke rumah-rumah. Apa tanggapan saudara ketika melihat mereka?
3. Ketika kita mengetahui ada orang sakit dan membutuhkan bantuan orang lain, apa yang
saudara lakukan untuk orang sakit tersebut?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Relasi dengan Tuhan Allah menjadi hal penting yang dilakukan oleh umat Tuhan.
Termasuk Petrus dan Yohanes yang akan berbakti kepada Allah dan datang ke Bait Allah. Di
pintu gerbang masuk ke Bait Allah, ada orang yang lumpuh sejak lahirnya disitu. Ia meminta-
minta, mengharapkan belas kasihan orang-orang yang hendak masuk ke Bait Allah. Menarik
173
sekali untuk kita perhatikan bahwa orang lumpuh ini dibantu orang-orang di sekitarnya. Mereka
mengusung atau mengangkat yang lumpuh itu dan meletakkannya di pintu gerbang itu. Mereka
melakukannya tiap-tiap hari. Kita tidak tahu jelas apakah mereka secara bergantian atau
beberapa orang yang menyediakan diri menolongnya. Yang pasti orang lumpuh itu dibantu orang
lain untuk dapat duduk di pintu gerbang dan meminta sedekah orang lain. Mereka menolong
yang lumpuh untuk berdaya, meskipun ia meminta-minta, sehingga ia dapat mencukupi
kebutuhan hidupnya.
Ketika Petrus dan Yohanes dekat pintu gerbang itu, orang lumpuh itu meminta sedekah
dengan penuh harap mereka memberikannya. Namun Petrus berkata “emas dan perak tidak ada
padaku, tetapi yang kupunya kuberikan kepadamu.” Petrus tidak ada harta benda atau uang dan
makanan yang dapat diberikan kepada orang lumpuh. Ia punya kuasa dari Tuhan Yesus yang
dapat menyembuhkan orang lumpuh itu. Ia berdoa “Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret
itu, berjalanlah.” Maka kuasa Yesus Kristus menyembuhkan orang lumpuh itu. Petrus memegang
tangannya dan membantunya berdiri. Tulang kaki orang itu menjadi kuat dan ia bisa berjalan.
Bersukacitalah ia atas kesembuhannya. Lebih dari itu ia menjadi orang yang memuji Allah,
memuliakan Allah dan menjadi kesaksian kuasa Allah. Ia juga menjadi orang yang berdaya,
yang bisa mengusakan kebutuhan dirinya tanpa meminta sedekah orang lain. Ia sudah sehat dan
bisa bekerja, berdaya untuk dirinya atau bahkan mungkin untuk orang lain juga.
Gereja kita, GKSBS adalah gereja yang memiliki karakter seperti Petrus. GKSBS sudah
peka terhadap kebutuhan orang sakit. Gereja peduli dengan mereka yang sakit dan membutuhkan
pertolongan. Gereja memberikan pelayanan atau diakonia untuk orang sakit berupa uang, jasa
untuk kesembuhannya. Bukan hanya itu saja, gereja juga melatih agar orang lain berdaya, bisa
bekerja dengan ketrampilan tertentu. Bagaiman dengan pemuda? Pemuda juga bisa peka
terhadap orang yang sakit dan membutuhkan bantuan, sehingga mereka bisa sembuh dan berdaya
kembali untuk bekerja. Pemuda bisa menggerakkan orang lain, mengumpulkan dana untuk
berobat orang yang sakit. Dan masih banyak gerakan diakonia yang bisa dikerjakan oleh
pemuda.
7. Komitmen Bersama:
Nyanyian : Mengunjungi pemuda yang sakit, menjadi penggerak bila orang sakit
membutuhkan bantuan
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 299:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

174
BAHAN RENUNGAN Kamis, 23 Mei 2024
Tata Liturgi Renungan
1. Lagu Pembukaan : PKJ 2
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ 15
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 4:17-22
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : PKJ 183:1-2
9. Doa Penutup
Bersaksi Sebagai Wujud Taat Kepada Allah
Teks yang kita baca menceritakan bagaimana Petrus dan Yohanes diperiksa dengan
pertanyaan-pertanyaan oleh pemimpin Yahudi serta tua-tua, ahli-ahli Taurat dan para imam dalam
persidangan. Petrus dan Yohanes memberikan kesaksian bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari
antara orang mati. Yesus yang menyelamatkan manusia dari dosa. Orang banyak menerima berita
dan menjadi percaya. Akan tetapi para imam dan koleganya mengancam dan melarang mereka
memberitakan tentang Yesus. Petrus dan Yohanes menolak perintah itu. Mereka tetap taat kepada
Allah dengan bersaksi tentang Yesus. Keberanian mereka dapat kita pahami bahwa Roh Kudus
yang memampukannya. Mereka berani bersaksi di hadapan para imam dan pemimpin Yahudi serta
orang banyak yang menghadiri persidangan itu. Dalam pertumbuhan GKSBS kita juga dapat
mendengar berita atau melihat peristiwa bahwa melalui kesaksian para pengikut Kristus, banyak
orang menjadi percaya. Bagaimana mereka bersaksi? Mereka nglari, mencari dan menemukan
saudaranya dan membentuk persekutuan. Mereka berbagi Injil Yesus dan memberikan teladan
hidup baik kepada orang-orang di sekitarnya. Orang-orang menerima berita Injil, teladan kebajikan
dari orang-orang Kristen dan menjadi percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhannya. Itulah
panggilan GKSBS di tanah Sumbagsel. Gereja bersaksi untuk saudaranya dan orang-orang di
sekitarnya. Kita perlu memahami bahwa seseorang menjadi percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Tuhan, itu bukan karena usaha kita, tetapi karena karya Roh Kudus yang memampukannya. Roh
Kudus yang memanggilnya dan membuatnya percaya kepada-Nya. Kita hanyalah sarana, alat-Nya,
sama seperti Petrus. Sehingga dalam memenuhi panggilan kita, kita hanya bersaksi saja. Bukan
seperti pandangan beberapa orang Kristen yang menyuarakan “mari kita menangkan jiwa bagi
Kristus”. Nampaknya rohani, namun bukan itu dimaksud berita Injil. Bersaksilah karena memenuhi
panggilan Allah. Hal sederhana, ketika bertemu orang lain yang menceritakan pertumbuhan
padinya atau jagungnya yang subur, kita bisa bersaksi. Kita dapat berkata kepadanya: “Bersyukur
tanamannya tumbuh subur. Bersyukur Tuhan Allah telah memberikan pertumbuhan kepada alam
ciptaanNya.” Ketika orang lain bertanya “Mengapa Tuhanmu disalib?” Kita bisa menceritakan
tentang Yesus yang disalibkan bagi semua manusia berdosa. Lebih daripada itu, teladan kebajikan

175
dari hidup kita, tindakan nyata dari nilai-nilai kekristenan akan mudah diterima dan dicerna oleh
orang lain.

Khotbah Minggu, 26 Mei 2024


Warna Liturgi : Putih
Minggu Trinitas
MANUSIA YANG MENJADI BERKAH BAGI SESAMA
MAZMUR 8:1-10
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, dalam sebuah karya tulisan Thomas Hobbes
yang berjudul “De Cive” (1651) ada dua istilah yakni; Pertama, Homo Homini Lupus yang artinya
manusia itu serigala bagi sesamanya, manusia itu ada kecenderungan untuk kejam kepada
sesamanya; Kedua, Homo Homini Socius yang artinya manusia itu sahabat bagi sesamanya,
manusia itu menjadi berkat bagi sesamanya. Bila Homo Homini Socius ini diterapkan, maka
terjadilah suasana kehidupan yang aman tenteram, penuh berkat dan damai sejahtera. Namun bila
Homo Homini Lupus ini yang dipraktekkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan
dalam praktik kehidupan bergerejapun, maka terjadilah konflik, perpecahan dan malapetaka. Homo
Homini Lupus ini bisa terjadi karena nafsu ingin berkuasa atau menguasai sesamanya yang lain dan
tidak menundukkan diri kepada Tuhan Sang Pencipta sebagai otoritas tertinggi. Ini adalah
kesombongan yang masih menguasai hati manusia. Pada hakikatnya kesombongan adalah salah
satu bentuk manifestasi mempertuhankan diri sendiri dan tidak sadar diri siapa dirinya yang
seungguhnya di hadapan Allah. Karena itu kesombongan harus dihancurkan. Bagaimana caranya?
Kita dapat meneladani refleksi pemazmur dalam perikop yang kita renungkan hari ini.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, pemazmur mengungkapkan kekagumannya
kepada Tuhan Sang Pencipta melalui nyanyiannya. Kekagumannya kepada Allah ini diekspresikan
dengan kata-kata “Ya TUHAN, Tuhan kami” sebagai cara ungkapannya karena ia tidak sanggup
mengukur dan dapat menyatakan dengan akal dan kata-katanya terhadap kemahakuasaan Allah.
Bagi pemazmur, kemahakuasaan Allah tidak hanya dapat dilihat dari apa yang ada di langit di atas
namun juga yang ada di bumi di bawah, bahkan dari makhluk yang dianggap paling lemah yaitu
bayi-bayi dan anak- anak yang menyusu. Pemeliharaan Allah yang luar biasa kepada mereka
terlihat ketika Allah mengubah darah seorang ibu menjadi air susu dan memberikan kemampuan
bayi-bayi untuk menyusu. Melalui cara itu Allah memelihara dan menumbuhkan seorang manusia
dari kecil dan menjadi besar. Pemazmur menyadari akan ketidakberdayaan dan ketidaklayakan
dirinya. Pengenalan akan kebesaran Allah akan menuntun manusia untuk menemukan jati diri yang
sebenarnya di hadapan Allah dan di antara makhluk ciptaan lainnya. Jika sekarang manusia
mempunyai kemampuan, otoritas, dan kedudukan yang tinggi di dunia, semua itu semata-mata
anugerah Allah untuk kebaikan sesamanya, seluruh ciptaan Allah. Manusia harusnya diciptakan
menjadi Homo Homini Socius, bukan menjadi Homo Homini Lupus yang kejam kepada
sesamanya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, adakah alasan yang membenarkan manusia
untuk menjadi sombong, lalu memiliki nafsu untuk menguasai, menjadi kejam, merendahkan dan
176
melecehkan orang lain? Tentu tidak. Bagi kita sebagai jemaat GKSBS dalam Rumah Bersama di
Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan), kita adalah umat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus dan
diutus menjadi berkat dalam Rumah Bersama dan dalam pelbagai sendi kehidupan. Kita harus
sadar diri siapa diri kita sesungguhnya. Sehingga apapun yang terjadi, kita tidak dibolehkan untuk
menjadi “serigala” yang kejam bagi sesama kita. Kita harusnya ingat bahwa kita dan sesama kita
adalah sesama makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaanNya, tentu tidak patut kiranya kita hidup
menindas sesama kita. Bagaimana harusnya kita saling bekerjasama dan saling menolong satu
dengan yang lain. Kalaupun kita memiliki jabatan atau status sosial tertentu, baik di gereja, di
masyarakat, di perusahaan, di pemerintahan dan lainnya, ini bukan menjadi sebuah kesempatan
untuk bertindak kejam. Jabatan atau status sosial perlu kita sadari sebagai jabatan dari Tuhan dan
harus kita pertanggungjawabkan kepadaNya. Jabatan atau status sosial merupakan berkat Tuhan
yang bertujuan agar kita menjadi orang yang menjadi berkat bagi sesama ciptaanNya. Oleh karena
itu bila setiap orang beriman memiliki pemahaman dan sikap iman seperti ini maka dalam intern
GKSBS terjadi suasana damai, saling kerjasama, tidak ada konflik dan perpecahan gereja, GKSBS
menjadi semakin berakah, bertumbuh dan menghasilkan buah-buah berkat. GKSBS pun menjadi
berkat bagi Sumbagsel, GKSBS menjadi terang di Sumbagsel. Kalau setiap manusia menerapkan
prinsip ini dimanapun berada, baik di lingkungan rumah, di instansi manapun, di sekolah, di
perusahaan, dan di masyarakat umum lainnya, maka terciptalah suasana damai sejahtera di
Sumbagsel dan bahkan dunia.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kita bersyukur kita berada di GKSBS dan
Sumbagsel sebagai Rumah Bersama. Keindahan ini terjadi dan akan terus terjaga kalau kita
memahami bahwa pertama, kita ini hanyalah makhluk ciptaan Allah. Jadi kita tidak boleh sombong
dan saling mengunggulkan diri, apalagi berbuat kejam kepada sesama kita. Justru harusnya kita
saling bisa mendukung dan tolong menolong. Kedua, menempatkan Tuhan Allah dalam nama
Tuhan Yesus Kristus sebagai otoritas tertinggi yang memerintah penuh atas kita baik sebagai
GKSBS maupun masyarakat di Sumbagsel. Kita selalu tunduk dan hormat kepadaNya dan menaati
segala perintahNya. Bila kita menerapkan sebagaimana prinsip Pemazmur dalam perikop yang kita
renungkan ini, maka baik GKSBS maupun Sumbagsel berada dalam kondisi yang penuh damai
sejahtera, adil dan makmur dan ekosistem terjaga dengan baik. Kiranya Tuhan Yesus Kristus
menguatkan kita agar mampu menerapkannya secara konsisten dalam kehidupan kita sampai akhir
hidup kita. Tetap semangat untuk menjadi berkat. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin.

Nas Pembimbing : Mazmur 115: 14-8


Berita Anugerah : Lukas 13: 29-30
Nas Persembahan : 2 Korintus 8: 12-15
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ 2: 1-2
2. Nyanyian Pujian : KJ 1:1-2
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 15

177
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 277: 1-2
5. Nyanyian Persembahan : KJ 433: 1-dsc
6. Nyanyian Penutup : KJ 256: 1-3

178
Panduan PA Umum Selasa, 28 Mei 2024
“Melakukan Segala Sesuatu Untuk Yesus”
Bacaan : Matius 25:31-40
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 215
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Tindakan baik apakah yang pernah kita lakukan untuk orang lain? Apa tujuan kita
melakukan tindakan tersebut?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Matius 25:31-40
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Siapakah yang dimaksud dengan Anak Manusia pada ayat 31? Apakah yang akan
dilakukan oleh Anak Manusia, ketika Ia datang dalam kemuliaan-Nya?
2. Siapakah yang dimaksud dengan Raja pada ayat 34? Siapakah yang akan ditempatkan
di sebelah kanan Raja tersebut? Apakah yang akan diberikan oleh raja tersebut kepada
mereka yang ditempatkan di sebelah kananNya? Jelaskan!
3. Siapakah yang dimaksud dengan orang yang paling hina pada ayat 40? Di jaman
sekarang, adakah orang-orang yang paling hina tersebut di sekitar kita? Hal apakah
yang bisa kita [perorangan, keluarga, gereja] lakukan untuk orang-orang yang paling
hina tersebut?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Kristus pasti datang. Kedatangan-Nya akan dilakukan dengan cara yang sama, seperti pada
179
waktu Ia terangkat ke sorga, yaitu dalam kemuliaan. Dan sebagaimana kita akui dalam
Pengakuan Iman Rasuli, tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dua kali adalah untuk menghakimi
semua orang yang hidup dan yang mati. Penghakiman itu dilakukan seperti seorang gembala
memisahkan domba dari kambing. Hal ini bukan berarti bahwa orang percaya adalah domba,
sedangkan orang yang tidak percaya adalah kambing. Pengandaian domba dan kambing adalah
untuk menjelaskan bahwa orang percaya dan orang tidak percaya itu serupa, namun tidak sama.
Dan Tuhan Yesus sebagai gembala dapat dengan mudah mengenali mana orang percaya, dan
mana orang yang tidak percaya.
Penghakiman itu didasarkan atas pernbuatan manusia semasa hidupnya. Orang yang
melakukan segala sesuatu untuk salah seorang dari saudara Tuhan Yesus yang paling hina berarti
ia sudah melakukannya untuk Tuhan Yesus, maka ia akan menerima kerajaan yang disediakan
baginya sejak dunia dijadikan. Sedangkan orang tidak melakukan sesuatu kepada untuk salah
seorang dari saudara Tuhan Yesus yang paling hina berarti ia tidak melakukannya untuk Tuhan
Yesus, maka ia akan diusir dari hadapan Tuhan ke dalam api kekal yang telah disediakan untuk
iblis dan malaikat-malaikat-Nya.
7. Komitmen Bersama:
Apakah tindakan konkrit [nyata] yang bisa kita lakukan untuk saudara Tuhan Yesus yang
paling hina?
8. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 278:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

180
Panduan PA Perempuan Selasa, 28 Mei 2024
“Cara Allah Berbicara Kepada Umatnya”
Bacaan : Ibrani 1:1-4
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 55
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Ceritakan pengalaman Ibu-Ibu mendengarkan Allah berbicara kepada Ibu? Dari
pengalaman Ibu-ibu tersebut, ternyata cara Allah berbicara kepada umat-Nya beraneka
ragam. Melalui PA kali ini kita akan mempelajari keragaman cara Allah berbicara
kepada umat-Nya.
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Ibrani 1:1-4
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Bagaimanakah cara Allah berbicara kepada umatnya pada jaman dahulu?
2. Bagaimanakah cara Allah berbicara kepada umatnya pada jaman sekarang
3. Bisakah kita dipakai Allah untuk berbicara kepada umat-Nya pada masa kini? Dengan
cara apakah kita berbicara kepada umat-Nya pada masa kini?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Dalam bahasa aslinya, empat ayat ini merupakan satu kalimat yang menyatakan bahwa
Anak Allah, yang akan memiliki segala sesuatu, yang menyatakan diri Allah, dan yang menebus
dosa kita, adalah saluran penyataan yang utama, yang mengatasi segala nabi dan malaikat.
Pernyataan ini sangat praktis sebagai dasar penyembahan dan penginjilan; karena kalau
181
kita memiliki wahyu Allah yang disalurkan melalui AnakNya sendiri, mana mungkin ada wahyu
lain yang bisa menggantikannya? Dengan berkata bahwa Allah "telah berbicara kepada kita
dengan perantaraan AnakNya," maka sudah jelas bahwa ajaran lain yang katanya mau
"menyempurnakan" ajaran Kristen dengan wahyu mereka, tidak dapat dikatakan
"menyempurnakan" tetapi harus dikatakan "bertentangan." Membaca nats ini, kita akan mengerti
bahwa tidak ada tempat bagi istilah "wahyu terakhir dan terlengkap."
Pada zaman Perjanjian Lama Allah berbicara dengan umatNya melalui perantaraan nabi-
nabi, tetapi kini Dia berbicara melalui AnakNya sendiri, jadi penyataan yang baru ini, penyataan
yang disampaikan melalui AnakNya sendiri, penyataan ini mengatasi penyataan yang lama.
Kenyataan ini akan diterapkan bagi kita mulai pada pasal 2:2 berikutnya. Tentu saja, Surat Ibrani
tidak disusun untuk menjadi bahan kuliah semata-mata, tetapi untuk mengubah dan
meningkatkan kehidupan orang percaya.
Dengan kata "dalam pelbagai cara" (1:1) si penulis bermaksud untuk menyatakan bahwa
dahulu Firman Allah disampaikan melalui mimpi, visi, beban nabi, sejarah yang ditulis, berita
dari malaikat, dan sebagainya. Tetapi bagaimana jika semuanya itu dibandingkan dengan
penyataan Tuhan Yesus, Firman Allah yang hidup, dan pelajaranNya? Memang semua saluran
penyataan tersebut mulia, tetapi tidaklah sebanding dengan penyataan Allah sendiri yaitu Firman
yang Hidup, Yesus Kristus, Tuhan kita. [Tafsiran diambil dari Alkitab Sabda Ibrani 1:1-4]
7. Komitmen Bersama:
Apa hal-hal konkrit yang bisa dilakukan perempuan GKSBS untuk menyatakan kasih Allah
kepada umat-Nya pada masa sekarang?
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 53:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

182
Panduan PA Pemuda Selasa, 28 Mei 2024
“Mereka-Rekakan Kebaikan”
Bacaan : Kejadian 50:15-26
1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 215
3. Doa
4. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu
peserta untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
- Pernahkah kalian menerima perlakuan yang tidak baik dari saudara atau teman-teman?
Bagi yang pernah mengalami silahkan diceritakan. Bagaimanakah sikap kalian terhadap
perlakuan tersebut?
5. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Kejadian 50:15-26
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan
teks Alkitab maka pemandu PA dapat merujuk pada penjelasan teks yang telah
disediakan.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke
bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
6. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Hal negatif apakah yang saudara-saudara Yusuf pikirkan setelah ayah mereka mati?
Mengapa mereka berpikir demikian?
2. Apakah yang mendasari tindakan Yusus mau mengampuni mereka?
3. Kebaikkan apakah yang direka-rekakan Allah bagi Yusuf dan keluarga besarnya,
sehingga Ia mengijinkan Yusuf mengalami penderitaan?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Penjelasan Teks (Informatoris) dan Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Perikop ini adalah bagian akhir dari kisah Yusuf. Setelah Yakub mati, saudara-saudara
Yusuf berpikir/berprasangka negatif terhadap Yusuf, sedangkan Yusuf sendiri tetap berpikir
positif. Yusuf mampu memahami bahwa semua pendertiaan yang di reka-rekakan saudara-
saudaranya justru di pakai Allah untuk mendatangkan kebaikan bagi Yusuf dan keluarga
183
besarnya. Sekalipun ia pernah mengalami banyak penderitaan dari tindakan jahat yang
dilakukan oleh saudara-saudaranya. Berawal dari pembuangan ke sumur, penjualan ke Mesir,
sampai akhirnya Yusuf menjadi penguasa di Mesir.
Meskipun demikian Yusuf tidak membalas dendam kepada mereka. Justru Yusuf
menjamin keberlangsungan hidup saudara-saudaranya. Yang juga menarikdari kisah ini adalah
setelah Yusuf berdamai dengan saudara-saudarnya, tidak ada lagi kisah yang dituliskan dalam
Alkitab kecuali kisah akhir hidup Yusuf.
7. Komitmen Bersama:
Bersediakah kalian berkomitmen untuk tidak mereka-rekakan kejahatan dan tidak berpikir
negative kepada orang lain?
8. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 241:1-dsc
9. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

184

Anda mungkin juga menyukai