Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MICROTEACHING
“KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN DAN KETERAMPILAN
MENJELASKAN “

Di Susun Oleh :
Agung Stiawan 2184205007

Dosen Pengampuh :
Dr. Apriza Fitriani, M.Pd

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan saya. Namun sebagai manusia biasa,saya tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian
penulis berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat
sederhana.
Saya menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan beberapa kerabat yang
memberikan berbagai masukan yang bermanfaat bagi saya demi tersusunnya makalah ini.
Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut di atas yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan
makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan para pembaca pada
umumnya. Saya mengharap saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membaca.

Bengkulu, 28 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN.....................................3
A. Pengertian Keterampilan Memberikan Penguatan..................................3
B. Tujuan Pemberian Penguatan.....................................................................5
C. Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan..................................5
D. Perinsip-prinsip Pemberian Penguatan.....................................................6
E. Cara Penggunaan Penguatan......................................................................7
2.2 KETERAMPILAN MENJELASKAN MATERI............................................8
A. Pengertian Keterampilan Menjelaskan Materi ........................................8
B. Tujuan Keterampilan Menjelaskan Materi...............................................10
C. Komponen Keterampilan Menjelaskan materi.........................................11
D. Prinsip-Prinsip Keterampilan Menjelaskan Materi.................................16
BAB III PENUTUP..................................................................................................17
Kesimpulan...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penguasaan keterampilan dasar mengajar menjadi salah satu persyaratan utama dalam
proses pembelajaran di samping persyaratan yang lain. Dengan demikian keterampilan
dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat
mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas
mengajarnya.
Sebagai seorang pendidik ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya
pendidik memiliki keterampilan dasar dalam mengajar. Ketampilan ini sangatlah penting
diterapkan karena untuk memudahkan proses pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran
yang kreatif, efektif dan efesien tergantung pada keterampilan seorang pendidik dalam
mengajar. Suksesnya pembelajaran didalam kelas tergantung bagaimana pendidik
mengelola pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, keterampilan dasar mengajar sangat
bagus diimplementasikan dalam pendidikan.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih
dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi
menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter,
kebiasaan dan nilai-nilai.
Dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru ada 10 keterampilan yaitu;
1. Keterampilan membuka Pelajaran
2. Keterampilan menjelaskan materi
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan memberikan penguatan
5. Keterampilan mengadakan variasi mengajar
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok
7. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
8. Keterampilan mengelola kelas
9. Keterampilan menilai pembelajaran
10. Keterampilan menutup Pelajaran

1
Dalam makalah ini saya akan membahas 2 keterampilan dasar mengajar yaitu
keterampilan memberi penguatan dan keterampilan menjelaskan materi.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa itu keterampilan memberikan penguatan ?
3. Apa tujuan memberikan penguatan ?
4. Apa saja komponen keterampilan memberikan penguatan ?
5. Bagaimana Prisip-prinsip pemberian penguatan ?
6. Bagaimana cara pengunaan penguatan ?
7. Apa itu keterampilan menjelaskan materi ?
8. Apa tujuan dari keterampilan menjelaskan materi ?
9. Apa saja komponen-komponen keterampilan menjelaskan materi ?
10. Bagaimana prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan materi ?

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan memberikan penguatan.
2. Untuk mengetahui tujuan memberikan penguatan.
3. Untuk mengetahui komponen keterampilan memberikan penguatan.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemeberian penguatan.
5. Untuk mengetahui cara penggunaan penguatan.
6. Untuk mengetahui pengertian keterampilan memberikan materi.
7. Untuk mengetahui tujuan keterampilan menjelaskan materi.
8. Untuk mengetahui komponen-komponen keterampilan menjelaskan materi.
9. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan materi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keterampilan Memberikan Penguatan

A. Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan


Menurut Zainal asri (2012:77), keterampilan memberi penguatan adalah respon
terhadap suatu tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut. Penguatan tidak boleh dianggap sepele atau sembarangan,
tetapi harus mendapatkan perhatian serius.
Keterampilan dasar mengajar merupakan jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh
guru. Dengan memiliki keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses
pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas kelulusan.
Menurut Hamzah B Uno (2010:164), keterampilan memberi penguatan merupakan
keterampilan yang arahnya untuk memberikan dorongan, tanggapan atau hadiah bagi
siswa agar dalam mengikuti pelajaran merasa dihormati dan diperhatikan. Penghargaan
mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia sehari-hari, yaitu mendorong
seseorang memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatan atau usahanya.
Kegiatan memberikan penghargaan atau penguatan dalam proses belajar mengajar dalam
kelas jarang sekali dilaksanakan oleh guru.
Menurut Uzer Usman (2010:80), Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk
respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal yang merupakan bagian dari modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan informasi
atau umpan balik bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau
koreksi.
Menurut Syaiful Bahari Djamarah (2010:118), Pemberian respon dalam proses
interaksi edukatif disebut “pemberian penguatan” karna hal tersebut dapat membantu
meningkatkan hasil belajar. Penguatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
dapat ditujukan kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok, juga pada kelas secara
keseluruhan. Dalam pelaksanaannya pengutaan ini juga dapat dilakukan dengan berbagai
macam bentuk yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru.
Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan yang dilakukan oleh
guru dalam pembelajaran dapat ditujukan kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok,
3
juga pada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya penguatan ini juga dapat
dilakukan dengan berbagai macam bentuk yang bervariasi sesuai dengan kemampuan
guru.
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat
membentuk jiwa dan watak anak didik. Tugas guru tidak hanya sebagai profesi, tetapi
sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas guru sebagai pendidik
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Guru harus
menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan.
Guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah
dan masyarakat.” Oleh sebab itu profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga
dapat menunaikan tugas dengan baik dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara
profesional sehingga keinginan peningkatan kompetensi guru dari kualitas belajar anak
didik bukan hanya sebuah slogan diatas kertas.
Tujuan utama yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran adalah terjadinya
tingkah laku yang baik. Sehubungan dengan itu penguatan dapat dijadikan sebagai salah
satu cara untuk mencapai tingkah laku yang baik dalam pembelajaran. Proses
pembelajaran di sekolah, pemberian penghargaan sabagai salah satu bentuk penguatan
yang dilakukan oleh guru bagi siswa yang berprestasi maka akan menimbulkan motivasi
kuat bagi siswa untuk meningkatkan prestasinya, Muri Wahid (2010:108)
Menurut E Mulyasa (2011:78), Penguatan dapat ditujukan kepada pribadi tertentu,
kepada kelompok tertentu dan kepada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya
penguatan harus dilakukan dengan segera dan bervariasi.Sehubungan dengan itu, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam memberi penguatan, yaitu:
1. Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh.
2. Penguatan yang diberikan harus memiliki makna yang sesuai dengan kompetensi
yang diberi penguatan.
3. Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta didik.
4. Penguatan harus dilakukan segera setelah suatu kompetensi ditampilkan.
5. Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.
Jadi penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru terhadap suatu tingkah laku siswa
yang bertujuan memberikan dorongan untuk dapat meningkatkan partisipasinya dalam
proses pembelajaran.

4
B. Tujuan Pemeberian Pengautan
Pemberian penguatan hendaknya selalu mengacu pada prestasi yang
ditunjukkan anak didik, baik sewaktu proses pembelajaran berlangsung maupun atas
hasil belajar yang dicapai oleh anak didik. Pemberian pengutan tentunya memiliki
tujuan tertentu yang mengacu pada peningkatan kemampuan belajar anak didik saat
mengikuti pelajaran.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010:118) Tujuan memberikan penguatan kepada
anak didik dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
a. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran
b. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa
c. Mengontrol dan mengubah tingkah laku siswa
d. Mengarahkan terhadap pengembangan berfikir dan pengambilan inisiatif
e. Mengembangkan dan mengatur diri siswa sendiri dalam belajar
Tujuan akhir dari pemberian penguatan adalah agar anak didik dapat lebih
meningkatkan perhatiannya terhadap pelajaran sekaligus membina tingkah laku yang
produktif dalam melakukan aktifitas belajar. Dengan pemberian penguatan yang
diberikan oleh guru, baik secara simbolik, materi maupun dalam bentuk penguatan
akan dapat merangsang anak didik untuk lebih meningkatkan keaktifannya dalam
belajar sekaligus berupaya membina tingkah lakunya kearah yang lebih posistif.

C. Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan


Penggunaan komponen keterampilan dalam kelas harus bersifat selektif dan hati-hati,
disesuaikan dengan usia siswa, tingkat kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang,
tujuan dan sifat tugas. Pemberian penguatan harus bermakna bagi siswa. Beberapa
komponen keterampilan memberi penguatan ialah sebagai berikut:
1. Penguatan Verbal
Penguatan ini adalah yang paling mudah digunakan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan
atau dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku dan kinerja
murid. Misalnya ketika di ajukan sebuah pertanyaan kemudian siswa
menjawab dengan tepat, maka guru memuji siswa tersebut dengan
mengatakan: “bagus!”, “tepat sekali” dan lain sebaginya. Begitu juga ketika
jawaban siswa kurang sempurna, guru mengatakan “hampir tepat” dan lain
5
sebagainya yang menunjukkan jawaban siswa tersebut masih perlu
penyempurnaan, Hamza B Uno (2010:169)
2. Penguatan Gestural
Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau
anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya ketika
mengucapkan “bagus”, guru tersenyum sambil mengacungkan jari.
3. Penguatan dengan cara Mendekati anak
Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara melangkah
mendekati murid, berdiri disamping murid atau kelompok murid, bahkan
dalam situasi tertentu duduk bersama murid atau kelompok murid, dengan
tujuan untuk memberikan perhatian, rasa senang, rasa aman kepada murid.
Keadaan ini dapat menghangatkan suasana belajar anak, yang gilirannya
dapat meningkatkan motivasi, Murni Wahid (2010:114)
4. Penguatan dengan Sentuhan
Sentuhan seperti menepuk pundak atau bahu murid, menjabat tangan
murid, atau mengangkat tangan murid yang menang atau mendapatkan nilai
yang bagus, Hamza B Uno (2010:169-170)
5. Penguatan dengan Memberikan Kegiatan yang Menyenangkan
Murid yang mendapatkan nilai bagus diberi kesempatan untuk
melakukan kegiatan yang mereka senangi, mislanya membantu teman-
temannya dalam menyelesaikan latihan, paduan suara, masuk tim olahraga
atau sebagainya.
6. Penguatan Berupa Simbol atau benda
Menurut Uzer Usman (2010:81), Penguatan ini dilakukan dengan cara
menggunakan berbagai simbol/benda atau komentar tertulis pada buku siswa.
Hal ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak sampai terjadi kebiasaan
siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan.

D. Prinsip-Prinsip Pemberian Penguatan


Ada beberapa prinsip pemberian penguatan yaitu sebagai berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan
Sikap dan gaya guru termasuk suara, mimik dan gerak badan, akan
menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan
penguatan. Dengan demikian, tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas
6
dalam memberikan penguatan karna tidak disertai dengan kehangatan dan
kentusiasan.
2. Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan
penampilan anak didik sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi
penghargaan. 24 Oleh karna itu, kebermaknaan pemberian penguatan hanya
mungkin apabila diberikan dalam kontek yang relevan, Murni Wahid
(2010:111).
3. Menghindari penggunaan repon yang negatif
Walaupun teguran, sanksi masih bisa digunakan, respon negatif yang
diberikan oleh guru berupa komentar, bercanda, menghina, ejekan yang kasar
perlu dihindari karna akan mematahkan semangat murid untuk
mengembangkan dirinya. Misalnya, jika anak tidak dapat memberikan
jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan, tetapi bisa
melontarkan pertanyaan kepada anak lain, Uzer Usman (2010:82)

E. Cara Penggunaan Penguatan


Ada beberapa cara penggunaan penguatan yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Penguatan pada pribadi tertentu
Penguatan akan lebih tepat sasaran dan bermakna jika
mempertimbangkan siapa audiensnya. Jika tujuan memberikan penguatan
untuk peserta didik secara perseorangan tentu berbeda dengan jika kita
memberikan penguatan untuk kelompok. Dalam hal ini penguatan harus jelas
ditujukan kepada siswa tertentu. Oleh karna itu pandangan guru harus tegas
diarahkan kepada anak yang memperoleh penguatan. Penguatan juga harus
jelas ditujukan kepada siapa dan usahakan menyebut namanya seta
memandang kepadanya, Murni Wahid (2010:116).
2. Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat juga diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya
jika satu tugas telah dilaksanakan dengan baik oleh satu kelas, guru dapat
mengijinkan kelas tersebut untuk bermain basket yang memang menjadi
kegemaran mereka, Uzer Usman (2010:83)
3. Penguatan dengan cara segera Pemberian

7
penguatan diberikan setelah munculnya tingkah laku atau respon anak
didik yang diharapkan, penguatan yang ditunda pemberiannya, dapat
cenderung kurang efektif karna dapat menimbulkan penafsiran yang negatif
dari anak didik yang bersangkutan.
4. Variasi dalam penggunaan
Jenis penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas
pada satu jenis penguatan, karna hal ini akan dapat menimbulkan
kobasanandan juga kurang efektif. Penggunaan setiap jenis penguatan dalam
dilakukan sesuai situasi dalam proses pembelajaran, Murni Wahid (2010:117).

2.2 KETERAMPILAN MENJELASKAN MATERI

A. Pengertian Keterampilan Menjelaskan Materi


Sebagaimana yang dinyatakan oleh Udin S. Winataputra (2001:60), bahwa
keterampilan menjelaskan terkandung makna menyajikan informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu
bagian dengan bagian yang lainnya, hubungan antara teori dengan praktik atau
hubungan teori misalnya antara sebab dan akibat, atau dalil dan contoh. Sedangkan
menurut Nurhasnawati (2008:56), memberi pengertian bahwa penyampaian informasi
yang terencana dengan baik dan disampaikan sesuai dengan urutan yang cocok
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah
satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di
dalam kelas dan biasannya guru cendrung lebih mendominasi pembicaraan dan
mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam mmberikan fakta, ide, ataupun
pendapat. Oleh sebab itu, hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya
agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru tersebut
sehingga bermakna bagi murid, Moch Uzer Usman (2010:89)
Menurut Zakiah Derajat (2005:30), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh guru agar materi pengajaran yang disajikan kepada peserta didiknya mempunyai
arti bagi peserta didik, di antaranya:
1) Guru hendaknya berbicara kepada peserta didiknya dengan susunan kata
yang sesuai dengan tingkat mereka.
2) Guru menghubungkan topik pelajaran baru dan pengalaman-
pengalamannya dengan apa yang telah dicapai anak didiknya .
8
3) Hendaknya guru menonjolkan hubungan antara bermacam materi dan
berbagai pengertian satu sama lain.
4) Hendaknya guru menjaga agar menjadikan setiap pelajaran mengandung
berbagai pengalaman dan kegiatan yang sesuai dengan bakat dan berbagai
kepentingan anak didik. Maka guru yang menyampaikan pelajarannya
dengan lisan tanpa memberi kesempatan bagi murid- muridnya, kecuali
mendengar dan duduk tenang, maka tidak akan memberi manfaat bagi
peserta didiknya dan tidak akan mempunyai arti bagi peserta didik.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan tidak terlepas dari suatu
proses. Adapun proses itu adalah proses belajar mengajar, proses belajar mengajar
merupakan perpaduan dua aktifitas yaitu aktifitas mengajar dan aktifitas belajar.
Menurut Ramayulis (2001:75), secara umum pengertian belajar adalah suatu
rangkaian proses kegiatan respons yang terjadi dalam proses belajar mengajar, yang
menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa pada dasarnya kegiatan
proses belajar mengajar merupakan inti dari pendidikan secara keseluruhan dengan
guru sebagai pemeran utama. Oleh karena itu keberhasilan mengajar dapat diukur
dari bagaimana partisipasi anak dalam proses belajar mengajar, Abu Ahmad (2005)
Hal lain yang ikut menentukan keberhasilan guru adalah kemampuannya
dalam mencegah tingkahlaku-tingkahlaku siswa yang menganggu jalannya kegiatan
belajar mengajar. Salah satu kompetensi yang mutlak harus dimiliki guru adalah
kemampuan (keterampilan) berkomunikasi yang baik dengan peserta didik karena
proses belajar mengajar merupakan sebuah interaksi yang terjadi antara murid dan
guru. Menurut Indra Jati Sidi (2003:39), konsekuensinya adalah seorang guru
harusnya tidak lagi menggunakan komunikasi satu arah yang selama ini dilakukan,
melainkan menciptakan suasana yang kondusif sehingga terjadi komunikasi dua arah
secara demokratis antara guru dan anak didik. Di samping itu guru harus mendapat
pengakuan dari masyarakat dan mempunyai kode etik, sebagai landasan dalam
pelaksanaa tugas dan tanggung jawab pekerjaan profesional tersebut, Nana Sudjana
(2000:4)

9
B. Tujuan Keterampilan Menjelaskan Materi
Menurut Udin Syaefudin Saud (2010:59), tujuan dari keterampilan
menjelaskan materi yaitu:
1) Membimbing murid untuk memahami materi yang dipelajari.
2) Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah.
Untuk memberikan balikan kepada murid menggenai tingkat pemahamannya
dan untuk mengatasi kesalah fahaman mereka.
3) Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
4) Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil,dan prinsip-
prinsip secara objektif dan bernalar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami, bahwa keterampilan


menjelaskan dalam mengajar merupakan salah satu faktor terpenting bagi guru dalam
mengajar. Guru mengajar dengan menjelaskan agar anak didik berfikir secara logis.
Menjelaskan menekankan rasional pemahaman, untuk dapat menjelaskan dengan
baik, maka guru harus menguasai isi atau materi bidang studi yang akan diajarkan,
serta wawasan yang berhubungan dengan materi itu. Kemampuan mengemas materi
sesuai dengan latar belakang perkembangan dan tujuan pendidikan serta menyajikan
sedemikian rupa dapat merangsang murid untuk menguasai dan mengembangkan
materi itu dan menggunakan kreatifitasnya,
Menurut Roijoker (1984:64), agar penjelasan guru dapat tersampaikan kepada
murid dengan baik, maka guru perlu memperhatikan :
1) Menentukan hal-hal pokok yang berhubungan antara satu sama lain dengan
begitu struktur pelajaran diperjelas dan proses pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik. Memberikan penjelasan yang menyakinkan, artinya
menerangkan hal yang benar atau valid.
2) Memberikan penjelasan secara gamlang atau sederhana dengan menyatakan
pokok terlebih dahulu baru perinciannya atau dengan memberikan contoh
yang diambil dari kehidupan sehari-hari.
3) Menghindari dengan bahasa yang muluk, tetapi menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti.
4) Menghindari kata-kata yang tidak jelas Memeriksa murid mengerti dengan
hal yang diajarkan.
10
Berkaitan dengan terwujudnya hasil belajar, maka pengusaan materi pelajaran
harus diperhatikan oleh seorang guru. Mengingat pentingnya penguasaan materi
pelajaran, maka seorang guru harus menetapkan bahan pengajaran yang akan
dijelaskan dalam pembelajaran. Dalam poses belajar mengajar ternyata penguasaan
materi bagi guru ternyata memberikan pengaruh terhadap hasill belajar Siswa. Apabila
seorang guru sudah mengusai bahan pelajaran, tetapi tidak mempunyai keterampilan
dalam menjelskan, maka ia tidak akan bisa mencapai tujuan pembelajaran dengan
baik.
Menurut Moch Uzer Usman (2010:89), berikut ini beberapa alasan perlunya
keterampilan menjelaskan dikuasai oleh guru :
1) Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar penjelasan yang
bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi
oleh guru dari pada oleh siswa
2) Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi muridnya,
3) Tidak semua murid dapat mengggali sendiri pengetahuan dari buku atau dari
sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal
tertentu.
4) Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh murid dalam
belajar. Guru perlu membantu murid dengan cara memberikan informasi lisan
berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa begitu pentingnya keterampian


menjelaskan harus dikuasai oleh guru karena guru merupakan pemegang peran utama
dalam proses belajar mengajar.

C. Komponen- Komponen Keterampilan Menjelaskan Materi


Menurut Udin Syaefudin Saud dalam bukunya yang berjudul Pengembangan
Profesi Guru yang menyatakan beberapa komponen keterampilan menjelaskan yang
meliputi:
a) Komponen merencanakan
Sedangkan Komponen perencanaan itu sendiri terdiri dari isi pesan dan
penerima pesan.
11
1) Isi pesan (materi) meliputi:
a. Analisis masalah secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk
menggidentifikasikan unsur-unsur apa yang akan
dihuubungkan dalam penjelasan tersebut.
b. Penemuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang
dikaitkan tersebut.
c. Penggunaan hukum atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan
2) Penerima pesan
Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan
penerima pesan. Penjelaan yang disampaikan tersebut sangat
tergantung pada kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini
berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang
serta lingkungan belajar. Oleh karena itu dalam merencanakan suatu
penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut
diatas. Adapun manfaat dari perencanaan itu sendiri adalah.
a. Melalui proses perncanaan yang matang, kita akan terhindar
darikeberhasilan yang bersifat untung-untungan. Artinya,
dengan perencanaan yang matang dan akurat, kita akn mampu
memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat
dicapai. Karena perencanaan disusun untuk memperoleh
keberhasilan dengan demikian kemungkinan-kenungkinan
kegagalan dapat diantisipasi oleh setiap guru. Jika seorang guru
tidak memahami dengan jelas tujuan apa yang harus dicapai
oleh siswa, strategi apa yang harus dilakukan,media apa dan
sumber belajar apa yang harus digunakan, tentu saja proses
pembelajaran akan berlangsung apa adanya, dan hasilnya pun
tentu saja tidak akan optiml.
b. Sebagai alat untuk memecahkan masalah, seorang perencana
yang baik akan dapat memprediksi kesulitan apa yang akan
dihadapi oleh siswa dalam mempelajari materi pelajaran
tertentu. Dengan perencanaan yang matang guru akan dengan
mudah mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
timbul,Wina Sanjaya (2008:34).
12
c. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dengan demikian siswa akan dihadapkan pada
kesulitan memilih sumber belajar yang dianggap cocok dengan
tujuan pembelajaran.
d. Perencanaan akan dapat mmbuat pembelajaran berlangsung
secara sistematis artinya, proses pembelajaran tidak akan
berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara
terarah dan terorganisir.

b) Penyajian suatu pesan


Setelah merencanakan penjelasan yang baik, pelaksanaan atau
penyajian diharapkan baik pula, sehingga dimengerti oleh siswa. Penjelasan
yang diberikan dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dalam
penyajiannya suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal-hal sebagai beriikut.
1) Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh sisiwa dan menghindari penggunaan
ucapan-ucapan dan istilah-istilah lain yang tidak dapat dimengerti oleh
siswa.
2) Penggunaan contoh dan ilustrasi
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan
contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat
ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, Udi Syaefudin Saud
(2001:60)

Selain hal-hal di atas, menurut E Mulyasa (2007:82), terdapat


dua pola yang memiliki efektifitas tinggi dalam menghubungkan
contoh dan dalil, yaitu:
1. Pola induktif, Yaitu diberikan contoh terlebih dahulu kemudian
ditarik kesimpulan umum.

13
2. Pola Deduktif, yaitu kesimpulan umum, rumus dikemukakan
dahulu, kemudian diberikan contoh-contoh secara rinci untuk
memperjelas hukum.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pola yang digunakan


tergantung pada materi pembelajaran, kemampuan, usia dan kemampuan
peserta didik tentang pembelajaran tersebut. Dalam penggunaan dalil dan
contoh ini, ada kata-kata khusus yang biasa digunakan sebagai kata-kata
penghubung dan ungkapan-ungkapan khusus.

3) Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelasan, guru harus mengarahkan
perhatian siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi
informasi yang tidak penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan
tanda atau isyarat lisan, seperti “yang terpenting”, “perhatikan baik-
baik konsep ini” atau “perhatikan yang ini agak susah”.
Menurut LP3I (2010:92), cara menekankan yang pokok dan
dengan demikian memberi struktur ini dapat diberikan dengan cara:
a. Memberi tekanan suara. Ini dapat dilakukan dengan mengubah
volume suara.
b. Juga dapat dengan gaya mengajar, mimik, gerak-gerik badan
dan tangan
c. Menggunakan tanda isyarat yang menunjukkan langkahlangkah
atau sistematik jalan pikiran.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami agar penjelasan guru


mudah ditangkap oleh siswa hendahnya tata susunan atau urutan
langkah-langkah atau jalan pikiran ditunjuk dengan jelas, sehingga
siswa dapat dengan mudah membedakan mana yang pokok dan mana
yang bukan. Berarti guru harus menekankan yang pokok-pokok.

14
4) Penggunaan balikan
Guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidak mengertiannya
ketika penjelasan ituu diberikan. Berdasarkan balikan itu guru perlu
melakukan penyesuaian dalm penyajiannya, misalnya kecepatannya,
memberi contoh tambahan atau mengulangi kembali hal-hal yang
penting.
Hal senada dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah
(2005:135), yang menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa, balikan dapat diperoleh dengan cara
memperhatikan tingkah laku siswa, memberi kesempatan siswa
menjawab pertnyaan guru dan meminta pendapat siswa apakah
penjelasan yang diberikan bisa dimengerti atau tidak.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa dalam memberikan
penjelasn perlu menggunakan intonasi bahasa sesuai dengan materi
yang dijelaskan. Dalam pada itu perlu ada variasi dalam memberikan
tekanan, perlu pula membuat struktur sajian, yaitu memberikan
informasi yang memberikan arah atau tujuan utama sajian. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara
a. Memberikan ikhtisar dan pengulangan.
b. Menguraikan atau mengatakan dengan kalimat lain tentang
jawaban yang diberikan peserta didik.
c. Memberikan tanda atau isyarat lisan, seperti pertama, kedua,
dan sebagainya

Pada waktu memberikan penjelasan hendaknya guru memperhatikan gerak-


gerik dan mimik peserta didik, apakah penjelasan dapat dipahami atau meragukan
menyenangkan atau membosankan, dan apakah menarik perhatian atau tidak. Untuk
kepentingan tersebut, perhatikanlah mereka selama memberikan penjelasan, ajukan
pertanyaan-pertanyaan dan berilah kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
Dalam menyajikan penjelasan, guru hendaknya tidak hanya bicara sendiri saja
(monolog), melainkan juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan pengertiannya atau ketidakmengertiaannya, tidak cukup guru
mengatakan: “Sudah jelas?” atau siapa yang belum jelas?” lalu terus melanjutkan
15
uraiannya. Lebih baik mengajukan pertanyaan konkrit kepada peserta didik mengenai
hal yang buru dijelaskan atau memancing pertanyaan dari siswa.
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan guru dapat mengetahui sampai
sejauh mana siswa menyerap penjelasan yang diberikan sebaiknya setiap penjelasan
segera diikuti latihan soal atau penerapan, maka dari situlah guru akan mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran mana yang sudah jelas, mana
yang belum jelas, mana yang perlu diulang sekali lagi dengan menammbah contoh atau
merumuskan secara lain.
Berdasarkan umpan balik ini guru dapat mengadakan penyesuaian seperlunya,
misalnya mengurangi kecepatan bicara, mengulangi sekali lagi. Nampaknya melakukan
pertanyaan sebagai ‘feed back’ ini mudah dilaksanakan, tetapi guru tidak melakukannya
dianggap menghabiskan waktu saja.
Dari komponen-komponen keterampilan menjelaskan di atas dapat diketahui
bahwa seorang guru harus mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam
proses belajar mengajar.

D. Prinsip-Prinsip Keterampilan Menjelaskan Materi


Menurut Wardani, sebagaimana yang dikutip oleh J.J. Hasibuan (2010:71),
menyatakan bahwa prinsip-prinsip menjelaskan perlu dipahami antara lain:
1. Penjelsan dapat diberikan di awal, ditengah, atau diakhir jam pertemuan,
tergantung pada keperluan.
2. Penjelasan dapat diselingi tanya-jawab.
3. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pelajaran.
4. Penjelasan dapat diberikan bila ada pertanyaan dari siswa atau direncanakan
oleh guru.
5. Materi pelajaran harus bermakna bagi siswa.
6. Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan siswa.

Dari penjelasan prinsip-prinsip keterampilan dalam menjelaskan materi di atas


yang dikemukakan oleh J.J. Hasibuan diatas perlu dikuasai oleh seorang guru agar
dalam menjelaskan kepada peserta didik benar-benar bisa membuat peserta didik
memahami apa yang sedang dipelajar, karena keberhasilan peserta didik dipengaruhi
oleh kemampuan guru dalam memberikan penjelasan materi pelajaran

16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keterampilan memberi penguatan adalah respon terhadap suatu
tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut. Penguatan tidak boleh dianggap sepele atau
sembarangan, tetapi harus mendapatkan perhatian serius.8 Keterampilan dasar
mengajar merupakan jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh guru.
Dengan memiliki keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses
pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas
kelulusan.
keterampilan menjelaskan terkandung makna menyajikan informasi
secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya
hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, hubungan antara
teori dengan praktik atau hubungan teori misalnya antara sebab dan akibat,
atau dalil dan contoh. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang
amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam
kelas dan biasannya guru cendrung lebih mendominasi pembicaraan dan
mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam mmberikan fakta, ide,
ataupun pendapat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Zainal Asril, Micro Teaching Disertai Dengan Pedoman Pengalaman


Lapangan, Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012.
Hamzah B Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta:
Bumi Aksara,2010.
Moch Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya,2010.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Murni Wahid, Keterampilan Dasar Mengajar, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta,
2010.
Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011.
Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar, (Jakart: Universitas Terbuka,
2001).
Nurhasnwati, Strategi Pengajaran Micro, (Pekanbaru: Suska Press, 2008).
Zakiah Derajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005).
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2001).
Abu Ahmad, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung: Pustaka Setia, 2005)
Indra Jati sidi, Menuju Masyarakat Belajar, (Jakarta Selatan : PT Pasamadina,
2003)
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000)
Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta,
2010),
Roijokers, Mengajar Dengan Sukses, (Jakarta : PT Gramedia , 1984)
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana,2008)

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif


dan Menyenangkan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007).

Tim Laboratorium Pengembangan Pendidikan & Pengembangan Islam (LP3I),


Keterampilan Dasar Menggajar, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media 2010).

18
J.J Hasibuan, Proses Belajar Mmengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009)

19

Anda mungkin juga menyukai