Eksperimen Tekstil & Hiasan Busana
Eksperimen Tekstil & Hiasan Busana
INFORMASI UMUM
1. IDENTITAS MODUL
1. Nama Penyusun : Alfiatul Kasanah, S.Pd., G.r
2. Institusi/Sekolah : SMK Negeri 2 Nganjuk
3. Tahun Disusun : 2023
4. Jenjang Sekolah : SMK
5. Kelas/Fase : XI/F
6. Semester : 2/Genap
7. Alokasi Waktu : 72 JP (45`x 4 JP)
8. Jumlah Pertemuan : 18 x Pertemuan
9. Jumlah Peserta Didik : 36 Orang
2. ELEMEN
Mata pelajaran Desain dan Produksi Busana berfokus pada kompetensi lanjutan dari
capaian pembelajaran dasar-dasar keahlian busana yang merupakan seluk beluk
keahlian busana (fesyen), mencakup keterampilan sisi kreasi dan produksi busana.
Mata pelajaran Desain dan Produksi Busana merupakan fundamen untuk bisa
mewujudkan produk dari desain yang dirancang sesuai output yang diinginkan oleh
mitra dunia kerja.
B. KOMPETENSI INTI
b.
c. Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai
Akhir:
Pemastian ketercapaian
pemahaman peserta didik dapat
dengan penugasan pengembangan
desain dan olah tekstil dengan
membuat pewarnaan kain dengan
teknik Shibori. Pendokumentasian
hasil pengamatan guru terhadap
perkembangan sikap peserta didik
berkenaan dengan:
1. Mandiri
2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Gotong royong
2. Pemahaman Bermakna
Manfaat belajar Pengembangan desain olah tekstil dengan teknik Shibori
adalah :
• Setelah mengikuti pembelajaran Peserta didik mampu mengembangkan
desain dan olah tekstil dengan baik.
• Setelah mengikuti kegiatan diskusi peserta didik memahami langkah-
langkahmembuat desain dan olah tekstil dengan teknik Shibori
• Setelah mempelajari materi Shibori peserta didik mampu membuat desain
dan olah tekstil dengan teknik Shibori dengan benar.
3. Pertanyaan Pematik
Bagaimana saya dapat mengembangkan desain dan olah tekstil dengan
teknik shibori?
4. KegiatanPembelajaran
Penutup (15 menit) : • Peserta didik menanyakan hal-hal yang masih ragu
• Guru membantu peserta didik untuk menjelaskan hal-hal yang
diragukan sehingga informasi menjadi benar dan tidak terjadi
kesalah paham terhadap materi.
• Guru memberikan tugas tindak lanjut, yaitu analisis desain
dan olah tekstil dengan teknik shibori.
• Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
untuk tetap belajar
• Pembelajaran diakhiri dengan salam
Referensi Assesmen
1. Buku Pegangan
Asesmen Diagnostik ( sebelum pembelajaran )
Guru & Siswa :
Modul Busana Asesmen Formatif ( selama proses pembelajaran )
2. Internet
Asesmen Sumatif ( akhir pembelajran )
Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan, contoh: pada saat
jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam
pelajaran selesai).
Bentuk penilaian :
1. Nilai yang asalnya di bawah nilai KKM, akan disesuaikan dengan nilai yang sewajarnya
tidak melebihi nilai yang tidak mendapatkan Remidial.
2. Peserta didik yang nilainya masih kurang, akan dilakukan remidial dengan diberikan
bentuk soal yang sederhana sesuai dengan tingkat pemahamannya. Sampai nilainya
mencapai KKM.
Pembelajaran Pengayaan
1. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan
literasi melalui Sumber Lain (Internet) yang terkait dengan materi pembelajaran dengan
berbagai informasi yang terkait.
2. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan
melalui Buku Siswa yang sudah memiliki tingkat soal HOTS.
3. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata dapat menjadi tutor
sebaya bagi peserta didik yang nilainya di bawah rata-rata.
Bentuk penilaian :
1. Nilai di rapot sudah dipastikan akan mendapatkan nilai memuaskan.
2. Diberikan penghargaan khusus bagi peserta didik yang mendapatkan pengayaan
Lembar Kegiatan Refleksi
• Jobsheet Langkah Kerja 1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran ?
Pembuatan desain dan olah 2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran
tekstil dengan teknik
?
Shibori.
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi pada
kegiatan pembelajaran ?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika
berkegiatan dapat teratasi dengan baik ?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam kegiatan
pembelajaran ini ?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap tuntas dalam
pelaksanaan pembelajaran
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan
kompetensi ?
Pertemuan Kedua (135 menit) (3 JP*45 menit)
Bentuk penilaian :
1. Nilai yang asalnya di bawah nilai KKM, akan disesuaikan dengan nilai yang sewajarnya
tidak melebihi nilai yang tidak mendapatkan Remidial.
2. Peserta didik yang nilainya masih kurang, akan dilakukan remidial dengan diberikan
bentuk soal yang sederhana sesuai dengan tingkat pemahamannya. Sampai nilainya
mencapai KKM.
Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan, contoh: pada saat
jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam
pelajaran selesai).
Pembelajaran Pengayaan
1. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan
literasi melalui Sumber Lain (Internet) yang terkait dengan materi pembelajaran dengan
berbagai informasi yang terkait.
2. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata diberikan tambahan
melalui Buku Siswa yang sudah memiliki tingkat soal HOTS.
3. Kegiatan Pembelajaran bagi peserta didik yang nilainya di atas rata-rata dapat menjadi tutor
sebaya bagi peserta didik yang nilainya di bawah rata-rata.
Bentuk penilaian :
1. Nilai di rapot sudah dipastikan akan mendapatkan nilai memuaskan.
2. Diberikan penghargaan khusus bagi peserta didik yang mendapatkan pengayaan
C. ASESMEN
Kreatif
No Nama Peserta Mandiri Bernalar Gotong Predikat
didik Kritis Royong
1. 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
a. Rubrik Penilaian
Peserta didik memperoleh skor: 3 = Jika tiga indikator terlihat 2= Jika dua indikator
terlihat 1= Jika satu indikator terlihat
Bernalar Kritis
1) Mampu menjelaskan dengan baik
2) Fokus pada masalah yang akan dipecahkan
3) Mencari tahu tentang alasan-alasan yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan dipecahkan.
Kreatif
Gotong royong
1) Jika siswa menyajikan laporan diskusi secara lengkap dan runtut.
2) Jika siswa aktif saat diskusi kelompok dan presentasi di depan kelas.
3) Jika siswa mengumpulkan tugas tepat waktu.
Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari
ketiga aspek sikap di atas, Kategori nilai sikap :
∑ 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧
Nilai KD = × nilai maksimal
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
19
c. Asesmen Sumatif Ruang Lingkup Materi Pengembangan desain dan teknik olah
kain dengan teknik Shibori
Penilaian Pengetahuan
Perhatikan petunjuk!
1. Berdoalah sebelum memulai pekerjaan, tenangkan hati jangan panik.
2. Tulislah nama lengkap sesuai absen.
3. Kerjakan soal yang lebih mudah dahulu.
4. Jika merasa tidak ada jawaban yang benar boleh mengangkat tangan dan
bertanya kepada pengawas
5. Bekerjalah dengan teliti, cermat, jujur dan penuh tanggung jawab.
Selamat Mengerjakan ☺
1. Shibori adalah………………
a. Kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau
menerakan malam pada kain
b. teknik dasar pewarnaan kain setelah kain sudah dibentuk menjadi lembaran
c. Teknik ini mewarnai kain sebelum dibuat menjadi kain.
d. Teknik pewarnaan semprot atau spray menggunakan botol khusus.
e. Teknik pencelupan kain yang meliputi jahitan, ikatan, lilitan, dijepit dan dibungkus.
2. Merupakan teknik dasar pewarnaan kain setelah kain sudah dibentuk menjadi lembaran….
a. Piece Dyed
b. Yarn Dyed
c. Woven In
d. Printed atau Print
e. Teknik Cetak
3. Jenis pewarnaan ini diperuntukkan menciptakan motif pada saat penenunan……..
a. Piece Dyed
b. Yarn Dyed
c. Woven In
d. Printed atau Print
e. Teknik Cetak
4. Kain diikat dengan bentuk tertentu. Setelah itu, kain dicelupkan ke dalam pewarna pakaian
mengikuti ikatan tersebut……
a. Teknik Celup
b. Teknik Shibori
c. Teknik Batik
d. Teknik Jumputan
e. Teknik Semprot
5. Teknik ini merupakan salah satu langkah untuk mewarnai kain dengan cara alami. Selain itu,
pewarna yang digunakan biasanya adalah pewarna alami….
a. Teknik Celup
b. Teknik Ecoprint
c. Teknik Batik
20
d. Teknik Jumputan
e. Teknik Semprot
6. Biru, Ungu, dan Merah merupakan warna yang dihasilkan dari …….
a. Buah Pinang
b. Kunyit
c. Daun Pandan
d. Kulit Manggis
e. Daun Suji
7. Bagian tertentu pada kain diikat dengan benang secara acak, atau dilipat terlebih dahulu
baru diikat. Penggabungan lipatan dan ikatan bisa menghasilkan motif berupa bercak
lingkaran………
a. miura Shibori
b. kanoko shibori
c. Arashi Shibori
d. Itajime Shibori
e. Kumo Shibori
8. Kain dijepit di antara dua potong kayu lalu diikat dengan tali atau benang. Motif yang
dihasilkan akan bercorak kotak-kotak…….
a. miura Shibori
b. kanoko shibori
c. Arashi Shibori
d. Kumo Shibori
e. Itajime Shibori
9. Cara membuatnya adalah dengan melilitkan kain pada sebatang pipa secara diagonal.
Lilitannya jangan terlalu erat sehingga menghasilkan efek ‘badai’ yang indah……
a. miura Shibori
b. kanoko shibori
c. Arashi Shibori
d. Itajime Shibori
e. Kumo Shibori
10. Kain yang paling cocok menggunakan pewarna pakaian yang reaktif terhadap
serat…………
a. Kain Katun
b. Kain Woll
c. Sutera
d. Nylon
e. Asbes
21
Kunci Jawaban
No Jawaban
soal
1 E
2 A
3 C
4 D
5 B
6 D
7 B
8 E
9 C
10 A
∑ 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧
Nilai KD = × nilai maksimal
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
a. Pengayaan
Diberikan kepada siswa yang sudah mencapai nilai 75 keatas dari test Formatif.
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang telah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM. diberikan segera
setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil penilaian
harian. biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali sebagaimana
pembelajaran remedial.
b. Remedial
Diberikan kepada siswa yang belum mencapai nilai 75 dari test Formatif.
Bagi peserta didik setelah melakukan tes tertulis pada akhir pembelajaran yang
belum memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM), maka akan diberikan
pembelajaran tambahan (Remidial Teaching). Kemudian diberikan tes tertulis pada
akhir pembelajaran lagi dengan ketentuan:
1. Soal yang diberikan berbeda dengan soal sebelumnya namun setara.
2. Nilai akhir yang akan diambil adalah nilai hasil tes terakhir.
22
3. Peserta didik yang sudah tuntas (≥KBM) dipersilakan untuk ikut bagi yang berminat
untuk memperbaiki nilai
d. Lembar Refleksi
1. Refleksi Guru
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam
bentuk penilaian tertulis dan lisan oleh guru untuk siswa dan mengekspresikan
kesan konstruktif, pesan, harapan dan kritik terhadap pembelajaran yang
diterima, Guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa,dengan minta
pendapat tentang cara mengajar, suasana pembelajaran,pemahaman
pembelajaran.ataupun meminta kritik dan saran kepada siswa terhadap
pembelajaran dan dirinya.hal ini dapat dilakukan menjelang pembelajaran
berakhir sehingga tidak menggangu pembelajaran
1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya akukan dapat mengarahkan dan
mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
2. Bagaimana tanggapa siswa terhadapt materi atau bahan ajar yang saya sajikan sesuai yang
diharapkan? (apakah materi terlalu tinggi,terlalu rendah, atau sesuai dengan kemampuan awal
siswa) ?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
23
3. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan ? apakah media sesuai
dan mempermudah siswa menguasai kompetensi atau materi yang diajarkan ?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar yang telah saya rancang ?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
5. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode atau teknik pembelajaran yang saya gunakan?
....................................................................................................................
....................................................................................................................
...............................................................................................................
2. Refleksi Siswa
Agar pembelajaran semakin menyenangkan dan bermakna untuk kalian, yuk sejenak
berefleksi tentang aktivitas pembelajaran kali ini.
Isilah penilaian diri ini dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya sesuai dengan
perasaan kalian ketika mengerjakan suplemen bahan materi ini!
Bubuhkanlah tanda centang (√) pada salah satu gambar yang dapat mewakili
perasaan kalian setelah mempelajari materi ini!
24
LAMPIRAN
Lembar Kerja Peserta Didik ini ditujukan untuk siswa (bukan guru), dan dapat diperbanyak sesuai
kebutuhan untuk diberikan kepada siswa ,Termasuk lembar kerja untuk siswa non-reguler
Capaian Pembelajaran :Pokok bahasan ini akan mempelajari tentang analisis pembuatan
desain dan olah tekstil dengan teknik Shibori.
Petunjuk Kerja
Untuk membantu Anda dalam menguasai kemampuan di atas, LKPD sebagai berikut :
1. LKPD 1 Penugasan Individu berkelompok
1) Pembuatan Desain dan olah Tekstil dengan teknik Shibori
2. LKPD 2 Penugasan Individu berkelompok
1) Analisis desain dan olah tekstil dengan teknik Shibori.
Anda dapat menggunakan LKPD ini secara berurutan. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam LKPD ini, karena masing-masing
saling berkaitan
25
B.Bahan Bacaan Guru dan Peserta
didik
RINGKASAN MATERI
A. Pewarnaan Kain
Warna pada kain dan pakaian akan membuat kain menjadi lebih menarik dan menambah nilai
estetik. Pewarna kain sendiri terbagi menjadi dua berdasarkan asalnya, yaitu pewarna kain
pewarna alami dan sintetis. Pewarna alami berasal dari tumbuhan dan pewarna sintetis adalah
buatan pabrik.
26
1. Teknik Celup
Pewarnaan pakaian dengan teknik celup biasanya digunakan untuk pewarnaan dasar. Pakaian hanya
perlu dicelupkan ke dalam zat pewarna. Setelah itu, kain diangin-anginkan agar pewarna meresap.
Teknik Jumputan
Teknik pewarnaan ini digunakan untuk membuat pola tertentu pada kain. Kain diikat dengan
bentuk tertentu. Setelah itu, kain dicelupkan ke dalam pewarna pakaian mengikuti ikatan
tersebut.
2. Teknik Semprot
Teknik pewarnaan semprot atau spray menggunakan botol khusus. Zat pewarna pakaian
dimasukkan ke botol tersebut. Pewarnaannya dilakukan dengan menyemprotkan ke bagian
pakaian yang ingin diberi warna.
3. Teknik Ikat
Teknik ikat hampir sama dengan teknik jumputan. Kain diikat sedemikian rupa untuk
menghasilkan pola tertentu. Setelah itu, kain ditetesi dengan zat pewarna sesuai dengan ikatan
yang telah dibuat.
4. Teknik Batik
Teknik pewarnaan untuk kain batik sebenarnya perpaduan beberapa teknik. Awalnya, kain
dilukis atau dicap menggunakan cairan malam. Kemudian, batik akan mengalami proses
pencelupan ke zat pewarna.
5. Teknik Ecoprint
Teknik ecoprint adalah teknik yang menggunakan daun atau bunga sebagai cetakan. Teknik ini
merupakan salah satu langkah untuk mewarnai kain dengan cara alami. Selain itu, pewarna
yang digunakan biasanya adalah pewarna alami.
6. Teknik Shibori
Teknik shibori adalah teknik yang berasal dari Jepang. Teknik pewarnaan ini merupakan salah
satu cara pencelupan tekstil di Jepang sejak abad ke 8. Shibori merupakan teknik pencelupan
kain yang meliputi jahitan, ikatan, lilitan, dijepit dan dibungkus. Teknik dasar Shibori adalah
menggambar di atas kain, dan pengikatan simpul dengan ketat menggunakan benang.
27
D. Teknik Pemilihan Pewarnaan Kain
Agar warna yang dihasilkan berkualitas tinggi, kita harus memperhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Gunakan pewarna yang tidak mudah luntur dan pudar
Dalam memilih pewarna pakaian, kita harus memilih yang tidak mudah luntur. Jika pewarna
pakaian mudah luntur, tentu akan berdampak buruk ketika pakaian tersebut dicuci bersama
pakaian lain. Namun, memang ketika awal pewarnaan biasanya warna pakaian masih luntur.
Untuk mengatasi hal tersebut, pakaian baru dicuci secara terpisah.
Pewarna yang dipilih juga harus mencari yang tidak mudah pudar. Namun, semua warna
pakaian tidak permanen. Selain itu, perhatikan juga cara penjemuran pakaian. Pakaian
sebaiknya dibalik saat dijemur. Hindari juga menyetrika pakaian dengan suhu yang terlalu
panas.
Bagi pegiat kesenian dan tekstil, istilah shibori bukanlah hal yang asing ditelinga.Berasal dari
Jepang, shibori berasal dari kata kerja ‘shiboru’ yakni merupakan teknik pewarnaan kain yang
mengandalkan ikatan dan celupan. Motif yang dihasilkan seringkali tak jauh berbeda dengan batik
(meskipun dari segi pengerjaan lebih mudah dan sederhana). Tak heran jenis kain yang satu ini
acap kali disebut dengan ‘batik’ asal Jepang.Dikabarkan, teknik shibori ini telah digunakan sejak
zaman kekaisaran Jepang beberapa ratus tahun yang lalu. Bahkan beberapa pewarna alami dapat
bertahan 600 tahun lamanya.
29
Shibori (Foto: dok.Instagram @shibori_textiles)
Konsep pembuatannya pun juga serupa dengan teknik tie dye yang mengandalkan teknik ikat celup.
Dengan teknik ini, beberapa kain ‘dilindungi’ agar tidak terkena corak pewarna sehingga pada hasil
akhirnya tercipta pola sesuai dengan bagian yang diwarnai dan ‘dilindungi’.Teknik ‘melindungi’ kain
shibori ini dilakukan dengan menggunakan teknik seperti melipat, melilit, mengikat kain dan
mencelupkannya pada pewarna indigo.
30
Singkat kata, jika di Indonesia teknik tie dye dikenal dengan istilah jumputan (Jawa), sasirangan
(Banjarmasin), Pelangi (Palembang), Jepang memiliki shibori yang memiliki enam teknik
pewarnaan yang dapat menghasilkan motif yang berbeda-beda.
2. Miura Shibori
Jika ingin mencoba mewarnai kain sendiri dengan teknik shibori, maka miura shibori
adalah pilihan yang tepat bagi pemula. Anda hanya membutuhkan beberapa utas benang
untuk mengikat bagian kain yang diinginkan, tanpa perlu menyeragamkan bentuk dan
kekuatan ikatannya.
Untuk menghasilkan miura shibori dapat dilakukan dengan cara yaitu cara mudah dan
sulit untuk cara mudah kamu dapat melakukannya dengan mengikat karet atau benang
pada kain dengan kuat dan cara yang sulit dapat dilakukan dengan jahitan jelujur yang
melintang di kain yang dikencangkan, keduanya akan menghasilkan motif garis namun
cara yang dilakukan dengan menjahit menghasilkan motif yang lebih berkarakter
dibanding dengan cara diikat.
31
3. Arashi Shibori
Arashi dalam bahasa Jepang berarti badai. Jadi motif yang dihasilkan dari teknik
arashi shibori ini akan menyerupai badai. Cara membuatnya adalah dengan melilitkan
kain pada sebatang pipa secara diagonal. Lilitannya jangan terlalu erat sehingga
menghasilkan efek ‘badai’ yang indah.
Arashi diambil dari bahasa jepang yang berarti badai dan hal itu menggambarkan motif
arashi shibori yang seperti badai dan dapat dihasilkan dengan cara melilitkan kain pada
pipa atau bahan berbentuk silinder lalu rapatkan seluruh bagian kain pada satu sisi pipa
dan selanjutnya lilitkan benang disekujur kain yang telah dirapatkan.
4. Itajime Shibori
32
ka teknik arashi menggunakan bantuan pipa, itajime menggunakan dua bilah kayu. Jadi,
kain dijepit di antara dua potong kayu lalu diikat dengan tali atau benang. Motif yang
dihasilkan akan bercorak kotak-kotak.
Hal yang pertama yang harus dilakukan untuk membuat teknik ini adalah dengan cara
melipat kain secara berulang hingga membentuk sebuah tumpukan berbentuk persegi lalu
gunakan dua buah balok untuk menjepit kain secara melintang dan jang lupa ikat dua sisi
kain secara kuat.
via Pinterest
5. Kumo Shibori
Teknik pewarnaan kumo shibori ini memerlukan ketelitian yang agak tinggi. Bagian
tertentu dari kain dilipat sedemikian rupa kemudian diikat dengan benang. Motif yang
dihasilkan nantinya menyerupai jaring laba-laba. Nah, kain hasil kumo shibori ini
biasanya dijual dengan harga yang cukup tinggi.
Untuk menghasilkan kumo shibori kamu perlu memasukan sumpit ke dalam kain sebagai
cetakan lalu lilit sumpit tersebut dengan benang secara rapat dari atas ke bawah dan
panjang lilitan ini yang kamu buat akan menentukan seberapa besar ukuran motif yang
akan dihasilkan, jika sudah terikat kamu bisa melepaskan sumpit dari kain.
33
via Pinterest
6. Nui Shibori
Berbeda dengan teknik lainnya, nui shibori menggunakan pola jahitan tertentu yang
dilakukan seirama pada beberapa bagian kain. Motif yang didapat nantinya akan sesuai
dengan pola jahitan yang dibuat.Motifnya yang unik dan bernuansa ethnic membuat
shibori kian digandrungi saat ini. Di Indonesia kain dengan teknik shibori biasanya
menggunakan kain katun berwarna putih karena sifatnya yang dapat menyerap air. Namun
sejatinya kain yang bagus dan biasa dipakai untuk teknik shibori adalah kain kapas yang
bernama kain nikisima. Teknik ini adalah teknik yang paling sulit dari ke enam teknik
yang ada karena ditentukan dengan kemahiran menjahit namun pola yang dihasilkan dapat
dibentuk sedemikian rupa dengan cara menjahit bentuk yang kita inginkan pada
kain.Setelah mempelajari enam teknik yang sudah disebutkan dan memilih teknik mana
yang akan kamu pilih selanjutnya kamu dapat langsung melakukan praktek.
34
Shibori
(Foto: dok.Instagram @shibori_textiles)
Ragam kain shibori yang diolah menjadi baju siap pakai sering kali terdiri dari bahan yang
lembut dan nyaman. Karena itu, shibori sering dijadikan pilihan sebagai baju santai hingga
pakaian tidur. Namun, banyak pula yang menyulap kain shibori menjadi busana premiun
nan stylish yang dapat digunakan untuk acara casual, resmi dan pesta.
G. Cara Pembuatan
Langkah dalam pembuatan shibori :
1. Pastikan kain dalam keadaan bersih
2. Rebus air pada panci hingga mendidih
3. Pindahkan air yang mendidih ke dalam ember dan campur dengan tanaman indigo atau wantek
lalu tambahkan dua sendok garam dan cuka satu sendok sebagai penguat warna
4. celupkan kain yang sudah dibentuk dengan salah satu teknik shibori ke dalam ember lalu aduk
selama 30 menit (lakukan beberapa kali untuk mendapatkan warna maksimal)
5. Setelah proses pewarnaan selesai angkat kain lalu bilas dengan air dingin sampai tidak ada lagi
sisa warna yang menetes.
6. Lepas ikatan kain lalu jemur di bawah terik matahari
7. Kain shibori kamu sudah bisa dipakai.
Dalam penggunaanya kain shibori bisa dipakai dalam berbagai kegiatan baik itu formal maupun
informal dan dapat pula dikreasikan menjadi berbagai produk fashion berikut inspirasi gaya
yang bisa kamu tiru.
Outfit Shibori
Cardigan
Kain Shibori bisa kamu jadikan cardigan yang bisa kamu pakai untuk acara formal maupun informal
sebagai outter yang bisa menambah kesan elegan santai pada outfit kamu.
36
via Pinterest
Jumpsuit
Shibori bisa juga dijadikan jumpsuit yang bisa kamu gunakan untuk acara informal yang nyaman dan
bisa juga dipadukan dengan setelan lain.
via Pinterest
Scarf
Selain untuk pelindung dari udara dingin scarf bisa juga digunakan sebagai aksen tambahan untuk
setelanmu dan scarf shibori cocok digunakan pada setelan apapun.
37
via Pinterest
Aktifitas Kelas
38
C GLOSARIUM
.
Teknik Celup
Pewarnaan pakaian dengan teknik celup biasanya digunakan untuk pewarnaan dasar. Pakaian hanya perlu
dicelupkan ke dalam zat pewarna. Setelah itu, kain diangin-anginkan agar pewarna meresap.
Teknik Jumputan
Teknik pewarnaan ini digunakan untuk membuat pola tertentu pada kain. Kain diikat dengan bentuk
tertentu. Setelah itu, kain dicelupkan ke dalam pewarna pakaian mengikuti ikatan tersebut.
Teknik Semprot
Teknik pewarnaan semprot atau spray menggunakan botol khusus. Zat pewarna pakaian dimasukkan ke
botol tersebut. Pewarnaannya dilakukan dengan menyemprotkan ke bagian pakaian yang ingin diberi
warna.
Teknik Ikat
Teknik ikat hampir sama dengan teknik jumputan. Kain diikat sedemikian rupa untuk menghasilkan pola
tertentu. Setelah itu, kain ditetesi dengan zat pewarna sesuai dengan ikatan yang telah dibuat.
39
Teknik Batik
Teknik pewarnaan untuk kain batik sebenarnya perpaduan beberapa teknik. Awalnya, kain dilukis atau
dicap menggunakan cairan malam. Kemudian, batik akan mengalami proses pencelupan ke zat pewarna.
Teknik Ecoprint
Teknik ecoprint adalah teknik yang menggunakan daun atau bunga sebagai cetakan. Teknik ini
merupakan salah satu langkah untuk mewarnai kain dengan cara alami. Selain itu, pewarna yang
digunakan biasanya adalah pewarna alami.
Teknik Shibori
Teknik shibori adalah teknik yang berasal dari Jepang. Teknik pewarnaan ini merupakan salah satu cara
pencelupan tekstil di Jepang sejak abad ke 8. Shibori merupakan teknik pencelupan kain yang meliputi
jahitan, ikatan, lilitan, dijepit dan dibungkus. Teknik dasar Shibori adalah menggambar di atas kain, dan
pengikatan simpul dengan ketat menggunakan benang.
D DAFTAR PUSTAKA
.
Ernawati, dkk, Tata Busana : SMK Oleh Ernawati dkk. Jakarta Pusat : Direktorat Pembinaan Sekolah
Kejuruan, Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Materi Shibori. https://www.bahankain.com/2021/06/12/macam-macam-teknik-pewarnaan-kain
40