Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MODUL 3 KETERKAITAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS DAN MATA PELAJARAN


LAIN
MODUL 4 KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL,
SEMANGAT KEBANGSAAN, CINTA TANAH AIR, DAN BELA
NEGARA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pembelajaran PKN di SD

Dosen Pengampu:
Ahmad Faqih Udin, S.Sos., S.Pd., M.M

Oleh:
Kelompok 2
Denalita Romandhani NIM 857598975
Hisyam Abdul Afif NIM 857607465
Jasmine Vidiandra R NIM 857601203
Muhammad Hendrawan K NIM 857599192
Nur Fahmi Fauzan NIM 857599003
KELAS 4A SEMESTER 4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAG DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA – UPBJJ UT PURWOKERTO
TAHUN 2024.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ahmad Faqih Udin, S.Sos.,
S.Pd., M.M sebagai dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran PKN di SD yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Tegal, 24 April 2024

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 3

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 3

BAB II: PEMBAHASAN


2.1 Materi Pertama………………….............................................................. 6
2.1.1 Sub-Materi Pertama………………………………………………… .. 23
2.2 Materi Kedua……………………………..…………………………....... 23
2.2.1 Sub-Materi Kedua…………………………………………………...... 34
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 37
3.2 Saran……………………………………………………………………. 37
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 39

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang studi yang bersifat
multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan. Pembaharuan dan inovasi
dalam Pendidikan Kewarganegaraan serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi
sebuah pembelajaran yang kreatif, produktif yang bersifat kooperatif dan
kolaboratif, menuntut konsep pembelajaran terpadu melalui pengkajian dan
pelatihan yang berwawasan demokrasi dan Hak Asasi. Manusia (HAM). Bidang
Studi Pendidikan Kewarganegaraan sesuai dengan hakikat dan karakteristiknya
memiliki keterkaitan dengan Bidang Studi lainnya khususnya dengan IPS.
Pendidikan Kewarganegaraan menurut sejarah perkembangannya sampai
terbentuk bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan seperti sekarang ini secara
historis memiliki keterkaitan yang kuat dengan IPS. Sebagaimana telah diutarakan
bahwa Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan selain memiliki hubungan
dengan mata pelajaran IPS Bidang Studi tersebut juga telah mengandung elemen-
elemen untuk dipadukan atau memiliki kemungkinan untuk disajikan secara
terpadu, dengan Bidang Studi lainnya.
Bangsa Indonesia memiliki integritas, sikap, dan nilai kepribadian yang
tidak mudah digoyahkan oleh tekanan dari bangsa lain, dan bangsa Indonesia
memiliki harga diri untuk tidak mudah tergoyah oleh hal-hal yang dapat berakibat
merendahkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Negara dan bangsa adalah
sekelompok manusia yang memiliki cita-cita bersama, memiliki sejarah hidup
bersama, memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama, menempati suatu
wilayah tertentu, terorganisasi, serta pemerintahan yang berdaulat. Cinta tanah air
dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kejayaan tanah air dan
kebahagiaan bangsa.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas sebagai
berikut:
1. Apa keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan Mata Pelajaran lain?
2.Apa Fungsi konsep dan prinsip kepribadian nasional ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui gambaran umum dalam karakteristik Pendidikan
Kewarganegaraan dan mata pelajaran SD Lainnya.
2. Untuk memahami dan menganalisis Konsep dan prinsip kepribadian
nasional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

MODUL 3
KONSEP HAK ASASI MANUSA (HAM) DALAM UNDANG-UNDANG
DASAR 1945

A. PENGANTAR

Pembahasan tentang hubungan atau keterkaitan antarmata pelajaran di SD,


khususnya antara mata pelajaran lainnya, seperti Bahasa Indonesia, Pendidikan
Agama, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dengan IPA dan dengan Kurikulum
Muatan Lokal, ada baiknya jika hal itu diawali dengan membahas terlebih dahulu
gambaran atau karakteristik mata-mata pelajaran tersebut. Maksudnya tiada lain adalah
agar upaya mengaitkan antarmata-mata pelajaran dapat berlangsung dengan baik
sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan psikologis untuk tujuan-tujuan pendidikan.
.

B. GAMBARAN UMUM, HAKIKAT, DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN

1. Latar Belakang Masalah


Pembaharuan dan inovasi dalam Pendidikan Kewarganegaraan (pendidikan
kewarganegaraan) serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang
kreatif, produktif yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, menuntut konsep pembelajaran
terpadu melalui pengkajian dan pelatihan yang berwawasan demokrasi dan Hak Asasi.
Manusia (HAM).
Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu bidang kajian (Undang-undang sistem
pendidikan No. 20 Tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya, antara lain

6
sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan sendiri.
Pendidikan sebagai mana diketahui sejak diberlakukannya kurikulum sekolah tahun 1975
adalah mata kuliah yang berdiri sendiri yang tujuan umumnya adalah membentuk warga
negara yang baik. Kemudian, dalam perkembangannya menjadi bidang studi Pendidikan
Moral Pancasila (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) yang lebih menekankan pada
penanaman nilai-nilai moral Pancasila yang selama ini telah dikenal lewat pedoman
penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4) dan BP7 untuk masyarakat. Mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memang mengalami perubahan
nama dengan sangat cepat karena mata pelajaran tersebut sangat rentan terhadap perubahan
politik, namun ironisnya nama berubah berkali-kali, tetapi isi secara umum serta pendekatan
dan sistem penyampaiannya kebanyakan tidak berubah.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan kemampuan-


kemampuan sebagai berikut.
A. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi dalam isu
kewarganegaraan.
B. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
C. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
D. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia serta langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
C. HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK BIDANG STUDI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
a. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang benar dan
sah.
b.Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan cin khas serta
7
watak ke-Indonesiaan.
c. Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik.
d. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia
untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila tanpa menutup
kemungkinan bagi diakomodasikannya nilai-nilai lain dari luar yang sesuai dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai moral Pancasila terutama dalam menghadapi arus globalisasi
dan dalam rangka kompetisi dalam pasar bebas dunia.
e. Memberikan motivasi agar dalam setiap langkah laku lampahnya bertindak dan
berperilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma Pancasila.
f. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga negara dan warga masyarakat Indonesia
yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai bangsa dan negaranya.

2. Karakteristik Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan


a. sadar dan patuh terhadap hukum (melek hukum);
b. sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (melek politik);
c. memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional; (insane pembangunan);
d cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heroisme dan patriotisme).

Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (Pendidikan Kewarganegaraan) dengan


paradigma baru, yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu bidang kajian
ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi
pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui berikut ini.
a Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
b. Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang
bertanggung jawab.
c. civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasartanggung
jawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.

8
D. BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM
KURIKULUM S1 PGSD
1. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Pelajaran SD
a. Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral Pancasila
b. Sebagai Pendidikan Politik
c. Sebagai Pendidikan Politik
d. Sebagai Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan.

Kegiatan Belajar 2

A. Keterkaitan pendidikan kewarganegaraan Dengan IPS

Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan sesuai dengan hakikat dan karakteristiknya


memiliki keterkaitan dengan Bidang Studi lainnya khususnya dengan IPS. Pendidikan
Kewarganegaraan menurut sejarah perkembangannya sampai terbentuk bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan seperti sekarang ini secara historis memiliki keterkaitan yang
kuat dengan IPS, Dikatakan demikian karena sebelum menjadi Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan yang menurut Kurikulum tahun 1994 diberi nama Bidang Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (sebagai upaya mewujudkan pesan UU Sistem
Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 khususnya Pasal 39 Ayat (2) dan (3)), Bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari Bidang Studi IPS. Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pengajaran yang erat kaitannya dengan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945 dan hal-hal yang menyangkut warga negara serta pemerintahan menurut
versi Kurikulum Tahun 1975 dan Kurikulum Tahun 1984. bagian-bagian yang erat
kaitannya dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut antara lain adalah
Undang-Undang Dasar dan Pancasila itu sendiri, juga tentang Pemerintahan negara RI yang
meliputi Pemerintah Pusat dan Daerah, Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan
Perwakilan Rakyat serta lembaga-lembaga negara, Demokrasi Pancasila, hak-hak dan
kewajiban-kewajiban warga negara, Musyawarah dan Mufakat
Alasan utama mengapa kata moral dalam Pendidikan Kewarganegaraan tidak lagı
dimunculkan karena nama bahan kajiannya itu sendiri tidak lagi mengandung kata moral
walaupun kandungan substansinya padat moral, yaitu nilai dan moral Pancasila. Alasan
kedua karena adanya kata moral dalam nama mata pelajaran Bidang Studi Pendidikan Moral
Pancasila merupakan beban psikologis yang berat bagi para guru Pendidikan
Kewarganegaraan di mana seolah-olah guru Pendidikan Kewarganegaraan adalah guru yang
"sempurna" terutama dalam sikap dan perilakunya atau bahkan jika ada siswa yang berbuat
kurang baik yang dituding adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan, padahal membantu
siswa untuk menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik merupakan tanggung jawab semua
guru.

9
B. KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU

Konsep pembelajaran terpadu bukanlah hal yang baru khususnya dalam kurikulum
sekolah di Indonesia. Konsep tersebut telah dikenal paling tidak dalam bentuk sederhana
seperti yang dianjurkan dalam kurikulum tahun 1968 dengan pendekatan korelasi Contoh
korelasi dalam kurikulum tahun 1968 adalah menghubungkan dua atau lebih mata pelajaran
saat menjelaskan suatu mata pelajaran. Misalnya, saat menjelaskan tentang konsep geografi
maka pada saat itu pula penjelasan konsep geografi tersebut dihubungkan dengan konsep
mata pelajaran lainnya, misalnya dengan konsep mata pelajaran sejarah ataupun ekonomi.
Korelasi memang bukanlah konsep seperti yang dimaksud oleh konsep pendekatan
pembelajaran terpadu, namun kemampuan menggunakan konsep korelası dalam
pembelajaran dapat merupakan permulaan yang baik untuk mampu melaksanakan program
pembelajaran terpadu. Mengapa demikian, oleh karena korelasi adalah upaya
menghubungkan dua mata pelajaran atau lebih, sedangkan pembelajaran terpadu lebih luas
daripada mengintegrasi beberapa mata pelajaran atau konsep-konsep dari beberapa mata
pelajaran sekaligus Karena itu pendekatan terpadu disebut juga pendekatan serpadu
(integrated approach) atau pendekatan antardisiplin (interdisci inariapproach),
Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut.

1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center
of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang
berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun darı bidang studi lamnya

2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang


mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang dan kemampuan perkembangan
anak
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara
simultan
4. Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang
berbeda, dengan harapan anak belajar dengan lebih baik dan bermakna

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai berikut


1. Berpusat pada anak (child centered).
2. Memberi pengalaman langsung kepada anak
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan anak.

Sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran, pendekatan pembelajaran terpadu


memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran yang
bersifat konvensional.
Kelebihan-kelebihan tersebut di antaranya berikut ini.
10
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.

2. Kegiatan yang dipilih dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan.

3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat
bertahan lebih lama.

4. Pembelajaran Terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak.

5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang


sering ditemui dalam lingkungan anak

6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak, seperti kerja sama, toleransi,


komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.

C. PENDIDIDKAN KEWARGANEGARAAN DAN


PEMBELAJARAN TERPADU
Pendekatan terpadu bukan merupakan hal baru, khususnya dalam Bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan terutama jika hal itu dihubungkan dengan hubungan historis
dan akademik dengan Studi Sosial atau sekarang di Indonesia dikenal dengan Ilmu
Pengetahuan Sosial
program pembelajaran terpadu, antara lain berikut ini.

1. Karakteristik anak SD.


2. Konsep dısıplın ilmu.
3. Standar Kompetensı, Kompetensi Dasar, dan indikator.
4. lingkungan belajar anak.
5. Bahan/sumber-sumber penunjang
Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan dilihat dari hakikat dan sifat-sifat sebagai
program pendidikan memang telah memiliki sifat-sifat keterpaduan. Pertama Pendidikan
Kewarganegaraan sendiri adalah mata pelajaran yang memang merupakan gabungan dari
dua mata pelajaran atau Bidang Studi yang sebelumnya dikenal dengan Bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan dan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan. Bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan yang dalam mata pelajaran ını dinamakan Pendidikan
Pancasila muatan utamanya memang adalah nilai-nilai moral Pancasila, sedangkan
Pendidikan Kewarganegaraan yang menurut Kurikulum Sekolah Dasar Tahun 1968 adalah
gabungan antara ilmu bumi, sejarah dan civics memang telah memiliki unsur-unsur
keterpaduan bahkan jika dihubungkan dengan tradisi pengajaran Studi Sosial. Itu berarti
bahwa bagı guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
mengimplementasikan konsep pembelajaran terpadu dalam proses belajar mengajar.

11
Kegiatan Belajar 3

Hubungan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan dengan Mata Pelajaran


Lainnya

Keterkaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan Bidang Studi lain dapat


diwujudkan dalam berbagai bentuk sebagaimana sudah dikemukakan di atas. Dari berbagai
model kurikulum terpadu itu ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
terpadu sebagaimana telah disebutkan di atas, yaitu model connected, model webbed, dan
model integrated Hal penting dalam upaya menghubungkan itu guru memahamı benar
konsep-konsep atau pokok-pokok dan subpokok bahasan mana yang akan dijadikan topik-
topik atau tema-tema atau masalah pembahasan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan tersebut dalam hubungan atau keterkaitannya dengan Bidang Studi
lainnya. Dari ketiga model pembelajaran yang terintegrasi tersebut semuanya dapat
digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dihubungkan dengan
Bidang Studi lainnya Dalam menguraikan keterkaitan antara mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dengan Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmanı dan Kesehatan, IPA,
Matematika dan Kesenian itu hanya akan digunakan model webbed dan integrated sebab
connecting biasanya digunakan hanya keterkaitan dalam mata pelajaran itu sendiri.
Dengan memperhatikan karakteristik anak SD maka pembelajaran yang menggunakan
pendekatan keterkaitan amatlah tepat karena hal itu akan membantu siswa memperoleh
pengetahuan secara utuh dan melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhannya. Hal itu sesuai pula pesan kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan 1994 yang
memungkinkan dikaitkannya mata pelajaran atau bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan
dengan mata pelajaran dan bidang studi lainnya. Keterkaitan antara Pendidikan
Kewarganegaraan tidak hanya dengan mata pelajaran IPS, tetapi juga dengan mata pelajaran
atau Bidang Studi-studi lainnya seperti Pendidikan Agama, Matematika, IPA, Pendidikan
Jasmanı dan Kesehatan, dan Kerajinan Tangan dan Kesenian.

Untuk melaksanakan keterkaitan tersebut ada berbagai pendekatan yang dapat


digunakan, namun pada kesempatan ini contoh-contoh pendekatan-pendekatan yang
dikemukakan hanyalah beberapa di antaranya pendekatan yang bersifat intra (connected)
dan pendekatan yang bersifat antar, inter atau lintas (webbed dan integrated). Dalam
melaksanakannya harus dilakukan perancangan dan penyusunan atau pengembangan Satuan
Pelajaran sebagaimana lazımnya suatu pembelajaran atau menyusun skenario pembelajaran.
Satuan pelajaran tersebut mencakup nama mata pelajaran, Kelas dan Cawu, Tema atau
Topik serta pokok-pokok bahasan atau konsep, waktu atau pertemuan. Kemudian, dilakukan
tahap Perencanaan, Pelaksanaan dan Penilaian baik menyangkut proses maupun produk
sebagaimana juga dilakukan dalam pembelajaran lainnya.

12
MODUL 4
KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL SEMANGAT
KEBANGSAAN CINTA TANAH AIR, DA BELA NEGARA

Kegiatan Belajar 1
Konsep dan Prinsip Kepribadian Nasional

A. KEANEKARAGAMAN BANGSA INDONESIA SEBAGAI KEPRIBADIAN


NASIONAL
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Hal itu dapat dilihat dari dua sudut
pandang yaitu secara horizontal dan secara vertikal.
1. Secara horizontal
Ø Perbedaan fisik atau Ras
Penduduk Indonesia terdiri dari beberapa golongan, yaitu :
a. Golongan Papua Melanesoid
b. Golongan Monggoloid
c. Golongan Weddoid
Ø Perbedaan Suku Bangsa
Di Indonesia kurang lebih hidup 300 suku bangsa dengan jumlah yang beragam.
Ø Perbedaan agama
Animisme dan dinamisme adalah kepercayaan yang paling tua, dan berkembang
sejak zaman pra-sejarah. Kemudian, Agama Hindu dan Budha datang dari India sekitar abad
ke-5 SM dengan salah satu buktinya di Kalimantan Timur (Kerajaan Kutai) dan Bogor
(Tarumanegara).
Ø Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan gender tidak merupakan suatu permasalahan yang besar bagi bangsa
Indonesia sebab disesuaikan dengan sistem nilai yang dianut oleh setiap suku bangsa
masing-masing.

2. Secara vertikal
Dengan adanya urutan/tingkat pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan
Tinggi. Hal itu pun mengakibatkan perbedaan pendapat. Secara singkat ditunjukan dengan
tingkatan gelar/pendidikan yang disandang, jabatan, pangkat, dan ada pula yang
mendasarkan pada keturunan/darah.

13
B. LATAR BELAKANG KEMAJEMUKAN BANGSA INDONESIA

1. Latar belakang historis


Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan (Cina Selatan). Perpindaha itu
terjadi pada zaman es (Quartair), di mana saat itu daratan Kalimantan, Jawa, dan Sumatra
bersatu dengan Asia, sedangkan daratan Papua bersatu dengan Australia.
2. Latar belakang geografis
Pada umumnya kondisi kepulauan di Indonesia berbeda, seperti perbedaan iklim,
curah hujan, suhu, kelembapan udara, jenis tanah, morfologi tata air, flora dan faunanya.
Terdapat pula daerah daratan (sawah dan ladang), pegunungan rawa-rawa, dan sungai. Pada
tempat seperti itulah pada akhirnya mereka berupaya untuk mempertahankan diri dan
membangun dengan perubahan demi perubahan.
3. Latar belakang secara sosiologis dan kultural
Secara sosiologi dan kultural, dampat teknologi manusia yang berkembang selama
berabad-abad menghasilkan peradaban yang berbeda. Perbedaan ini tampak dari beberapa
hal berikut:
· Di sebagian besar pedalaman Pulau Jawa dan Bali.
· Di sepanjang pantai Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi berkembang kota-kota
Pantai,
· Di wilayah pedalaman Kalimantan, Sumatra, Papua, dan pulau lainnya.

C. KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN YANG MERUPAKAN UNSUR


KEBANGSAAN DAN KEPRIBADIAN NASIONAL

1. Kebudayaan Daerah sebagai unsur Kebudayaan nasional


2. Pengenalan Keanekaragaman Budaya di indonesia
Ciri-ciri umum kebudayaan daerah di Indonesia, diantaranya berikut ini :
a. Kesenian.
b. Bahasa
c. Sistem kemasyarakatan.
d. Mata pencaharian..
e. Peninggalan sejarah

14
3. Suku-suku Bangsa Indonesia
 Di Pulau Sumatera
 Di Pulau Jawa
 Di Kalimantan
 Di Sulawesi
 Di Nusa Tenggara
 Di Irian
 Di Maluku

4. Budaya Daerah
5. Membina dan Melestarikan Budaya Daerah dan Nasional

D. BHINEKA TUNGGAL IKA DAN ITEGRASI NASIONAL


Menurut pandangan dari Prof. Haryati Soedibjo, untuk menanggulangi
keaneragaman perlu diperhatikan tiga hal sebagai berikut :
(1) Bahwa Indonesia merupakan kepulauan yang luas sekali,
(2) Wilayah yang luas itu terdiri dari belasan ribu pulau dengan penduduk yang beraneka ragam,
(3) keanekaragaman budaya dan bahasa setempat, memiliki dasar budaya dan bahasa yang
sama.
Intergrasi nasional memberikan dampak positif dalam proses pembangunan, antara
lain terpeliharanya stabilitas nasional, yaitu suatu keadaan negara yang aman, tentram, adil,
makmur lahir dan batin sehingga dapat mencapai tujuan pembangunan nasional.
Faktor Penunjanng Integrasi Nasional, yaitu
1. Bahasa Nasional
2. Pancasila sebagai Dasar negara
3. Kesadaran dan Solidaritas Kelompok
4. Perundang-undangan yang bersifat Nasional

E. LANDASAN HUKUM BHINEKA TUNGGAL IKA

1. Pancasila sila ketiga : Persatuan Indonesia


2. Pembukaan UUD 1945 alenia kedua : “ Dan perjuangan pergerakan kemerdekan Indonesia
telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat adil dan makmur.
15
3. Batang Tubuh UUD 1945 :
a. Pasal 1 ayat (1): “ Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik”
b. Pasal 32: “ Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional”.
c. Pasal 35: “ Bendera negara Indonesia ialah Sang Merah Putih”.
d. Pasal 36: “ Bahasa nasional ialah bahasa Indonesia”.
4. Pembinaan Kebudayaan
Pembangunan kebudayaan nasional diarahkan untuk memberikan wawasan budaya
dan makna pembangunan nasional Indonesia dalam segenap dimensi kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia
Indonesia serta memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa.

Kegiatan Belajar 2

Konsep dan Prinsip Semangat Kebangsaan

1. Partisipasi dalam usaha pembelaan negara di lingkungannya Keluarga


Anggota keluarga mulai dari ayah, ibu, dan anak-anak harus melaksanakan
kewajibannya dengan baik dan sungguh-sungguh agar memperoleh haknya
sesuai dengan apa yang dikerjakan. Misalnya, ayah berkewajiban mencari
nafkah bagi keluarganya, ibu mengurus rumah tangga, dan anak-anak dapat
membantu orang tuanya dengan mengerjakan pekerjaan rumah, seperti
menyapu, mencuci piring. Membereskan kamarnya masing-masing.
Setiap warga sekolah harus menghormati kepemimpinan Kepala Sekolah dengan
cara melaksanakan kewajiban masing-masing, seperti siswa wajib belajar
dengan baik, siswa harus mematuhi peraturan-peraturan sekolah, guru wajib
mendidik siswa dengan sungguh-sungguh demi tercapainya tujuan pendidikan,
staf tata usaha melaksanakan tugasnya dengan baik, penjaga sekolah
melaksanakan tugasnya dengan rajin.
a) Di Bidang Politik
Senantiasa berkewajiban memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan
bangsa agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kokoh, kuat, dan tangguh.
b) Kepedulian di Bidang Hukum
- Setiap warga negara berusaha mematuhi hukum dan norma-norma lainnya
yang berlaku di masyarakat.
- Tidak main hakim sendiri apabila ada masalah hukum.
- Apabila ada seseorang yang melanggar hukum, kamu berusaha untuk
menyadarkannya.
c) Kepedulian di bidang ekonomi
- Mencintai dan memakai produk barang-barang produksi dalam
16
- Menumbuhkembangkan koperasi sebagai usaha bersama yang berasas
kekeluargaan untuk kesejahteraan anggotanya.
d) Kepedulian di Bidang Sosial Budaya
- Menjaga kelestarian budaya daerah.
- Membantu dan menolong orang yang terkena musibah.
e) Kepedulian di Bidang Pertahanan dan Keamanan.
- Menjaga keamanan lingkungan.
- Membantu dan bersatu dengan TNI dalam membela negara.
- Menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat.
f) Kepedulian terhadap Alam
Kewahiban kamu adalah menggali dan mengolah kekayaan alam Indonesia demi
kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Di samping itu, kamu juga diwajibkan
untuk menjaga kelestarian lingkungan, di antaranya sebagai berikut.
- Tidak melakukan penebangan liar yang dapat merusak lingkungan hidup.
- Tidak melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
- Tidak memburu binatang-binatang langka atau satwa yang dilindungi.

Kegiatan Belajar 3
Konsep serta Prinsip Cinta Tanah Air dan Bela Negara
A. KONSEP DAN PRINSIP CINTA TANAH AIR
Sikap sadar dan bertanggung jawab atas nilai-nilai Pancasila adalah pencerminan
kepribadian warga negara yang setia kepada dasar negara Pancasila dan UUD 1945 serta
memiliki kecintaan terhadap tanah air dan bangsa. Pada saat dirumuskannya Pancasila dan
Undang-Undang Dasar keadaannya benar-benar menuntut semangat persatuan dan rela
berkorban dari para pemimpin bangsa. Sebab, pada waktu itu mereka berkumpul dari
berbagai daerah yang tentunya memiliki latar belakang dan pemikiran yang berbeda untuk
merumuskan UUD yang baru. Sumpah Pemuda dinyatakan mengandung makna psikologis
karena para pemuda sangat menyadari pentingnya rasa persatuan sebagai bangsa. Bangsa
Indonesia yang bersifat majemuk sangat membutuhkan adanya rasa persatuan ini.
Makna penting dari Sumpah Pemuda adalah kita wajib menjunjung tinggi persatuan
Indonesia berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Kita merasa bangga bertanah air,
berbangsa dan berbahasa persatuan yang satu, yaitu Indonesia. Oleh karena itu, kita wajib
mencintai tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia Apabila pada masa sekarang ini masih ada
pikiran atau gagasan mengenai pengelompokan bangsa Indonesia berdasarkan suku, agama,
daerah, dan latar belakang budaya lainnya maka orang yang memiliki pikiran seperti itu
sungguh ketinggalan zaman dan sangat sempit pandangan dan pikirannya.

1. Mengamalkan Nilai-Nilai Terkait Cinta Tanah Air


17
a. Cinta tanah air dan hubungan dengan moral
1) Pengertian Cinta Tanah Air
Cinta tanah air dan bangsa merupakan sikap batin yang dilandasi keikhlasan dan keikhlasan
yang diwujudkan dalam tindakan demi keberhasilan negara dan kebahagiaan bangsa
2) Nilai Ilahi Yang Maha Tinggi
Tentang rasa cinta tanah air dan bangsa, serta rasa bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia dapat kita temukan dalam suatu hadis (Agama Islam) yang bunyinya
"Cinta tanah air adalah sebagian daripada iman".
3) Nilai-Nilai Kemanusiaan yang Jujur dan Beradab
Manusia menurut kodratnya lahir sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
4) Nilai Persatuan Indonesia
Dengan mengenal dan mencintai tanah air dan bangsa akan mendorong kita untuk lebih
mengenal dan menghayati budaya, adat istiadat, dan kehidupan bangsa Indonesia.
5) Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ke-4 ini memiliki nilai yang sangat tinggi untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam
sistem demokrasi Pancasila.
6) Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dengan memahami sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, kita dapat
menunjukkan kecintaan kita terhadap air melalui tindakan yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong-royong.

b. Tinjauan beberapa aspek perilaku


1) Aspek Sosial
Bertitik tolak dari kehidupan masyarakat kita yang majemuk dengan keanekaragaman suku,
bahasa, budaya, sosial, agama dan adat istiadat dapat memperkaya kehidupan bangsa
Indonesia.
2) Aspek Budaya dan Adat Istiadat
Keanekaragaman budaya merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus selalu
dipelihara dan dikembangkan.
3) Aspek Hankamnas (Pertahanan Keamanan Nasional) Aspek pertahanan dan keamanan
nasional sangat penting dalam upaya pembinaan wilayah nasional.

c. Pengamalan dan tingkah laku cinta tanah air dan bangsa


1) Di Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan bentuk lingkungan terkecil dalam struktur kehidupan
masyarakat dan negara yang memiliki peranan sangat penting dalam mewujudkan rasa cinta
tanah air dan bangsa.
2) Di lingkungan Sekolah
Untuk mewujudkan cinta tanah air dan bangsa di sekolah akan lebih mudah dilakukan jika
dibandingkan dengan lingkungan masyarakat.
18
3) Di Lingkungan Masyarakat
Perwujudan Cinta Tanah Air dan Bangsa di masyarakat dapat dilakukan melalui organisasi-
organisasi kemasyarakatan.
4) Di Lingkungan Pekerjaan
Untuk mewujudkan "Cinta Tanah Air dan Bangsa" di lingkungan pekerjaan, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi tempat bekerja masing-masing

d. Cara menanamkan tingkah laku cinta tanah air dan bangsa 1) 1)Keteladanan
Pembinaan dimaksudkan sebagai upaya pendidikan yang dilakukan secara sistematis.
2) Pembinaan
Keteladanan merupakan suatu sistem yang cocok dan tepat dilakukan dalam upaya
menanamkan sikap cinta tanah air dan bangsa.

2. Nilai Budi Pekerti Cinta Tanah Air


Cinta tanah air, dari makna yang terkandung di dalamnya, semestinya bukanlah sekadar
slogan belaka. la merupakan ungkapan yang mencerminkan kecintaan mendalam kepada
tumpah darah, rakyat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, cinta tanah air memerlukan
pembuktian dari masing-masing kita untuk bersikap dan berbuat yang terbaik bagi ibu
pertiwi. Sikap dan perbuatan tersebut, antara lain kita akan lebih mengutamakan kepentingan
umum/bangsa dan negara dibandingkan dengan kepentingan pribadi atau golongan. Nilai
budi pekerti, yaitu mengutamakan kepentingan umum/bangsa dan negara,- berani membela
bangsa dan negara, berdisiplin, bersyukur, pengabdian, rela berkorban. memelihara amanah,
kebersamaan, rasa memiliki, dan setia.

B. KONSEP DAN PRINSIP BELA NEGARA


Upaya untuk Usaha Pembelaan Negara Kesatuan RI
a. Kewajiban warga negara dalam membela negara
Salah satu aspek kehidupan yang menuntut peran serta warga negara adalah bidang
Pertahanan dan Keamanan negara. Dalam UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) ditegaskan bahwa
"tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara". Sedangkan dalam ayat (2) disebutkan bahwa "usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNJ dan
POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung".
Konsep yang diatur dalam Pasal 30 tersebut adalah konsep pertahanan dan keamanan
negara. Sedangkan konsep bela negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (3) bahwa
"Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara". Ikut serta
pembelaan negara tersebut diwujudkan dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan negara,
sebagaimana ditegaskan dalam UU No. 3 Tahun 2002 Pasal 9 ayat (1) bahwa "Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara".

19
Berdasarkan ketentuan tersebut, keikutsertaan siswa sebagai warga negara dalam upaya bela
negara adalah mengikuti Pendidikan kewarganegaraan (dalam kurikulum baru mata
pelajaran ini digabung dalam mata pelajaran Pengetahuan Sosial) di sekolah.
1) Pendidikan Kewarganegaraan
Salah satu materi/bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan tinggi adalah Pendidikan Kewarganegaraan (Pasal 37 ayat (1)
dan (2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Persoalan yang hendak.
2) Pelatihan Dasar Kemiliteran
Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer
adalah unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa).
3) Pengabdian sebagai Prajurit TNI
Sejalan dengan tuntutan reformasi, maka dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma
dalam sistem ketatanegaraan khususnya yang menyangkut pemisahan peran dan fungsi TNI
dan POLRI.
4) Pengabdian Sesuai dengan Profesi
Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu
untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil
akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.

b. Peraturan perundang-undangan tentang wajib bela negara


Dalam kaitannya dengan upaya pembelaan negara, pada tahun 1982 keluar UU No. 20
Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara RI, yang
kemudian diubah dengan UU No. 1 Tahun 1988 Realisasi dari undang-undang tersebut
adalah diselenggarakannya PPBN untuk tingkat persekolahan dan pendidikan Kewiraan
untuk Pendidikan Tinggi. Perkembangan selanjutnya, yaitu amandemen UUD 1945
khususnya Pasal 30 dan Pasal 27 ayat (3). Pasal 30 ayat (1) menegaskan bahwa "tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara".

c. Tindakan yang menunjukkan upaya membela negara


1) Contoh Tindakan Upaya Membela Negara
Keikutsertaan setiap warga negara dalam upaya membela negara bukan hanya merupakan
hak, tetapi juga kewajiban yang harus dipenuhi.
2) Mewujudkan Kekuatan Pertahanan dan Keamanan Pengembangan susunan kekuatan
pertahanan Keamanan Negara Indonesiameliputi berikut ini.
* Perlawanan bersenjata yang secara nyata
* Perlawanan tidak bersenjata
* Bagian pendukung perlawanan bersenjata dan tidak bersenjata sesuai dengan bidang
profesi masing-masing dengan memanfaatkan semua sumber daya nasional, sarana, dan
perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya.
3) Upaya Peningkatan Pertahanan dan Keamanan Hak dan kewajiban warga negara dalam
bela negara diatur di dalam UUD 1945 Pasal 30, ayat (1) dan (2). Selain itu, Undang-undang

20
No. 20 Tahun 1982 tentang pokok-pokok Pertahanan Keamanan Negara yang mengatur
Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta.

d. Partisipasi dalam usaha pembelaan negara di lingkungannya


1)Keluarga
Setiap anggota keluarga mulai dari ayah, ibu, dan anak-anak harus melaksanakan
kewajibannya dengan baik dan sungguh-sungguh agar memperoleh haknya sesuai dengan
apa yang dikerjakan.
2) Sekolah
Setiap warga sekolah harus menghormati kepemimpinan Kepala Sekolah dengan cara
melaksanakan kewajiban masing-masing.
3) Masyarakat dan Negara
Perilaku dalam masyarakat adalah cara bertingkah laku atau perbuatan seseorang yang
disesuaikan dengan tuntutan masyarakatnya.
a. Kepedulian di Bidang Politik : Mendukung dan melaksanakan kebijaksanaan pemerintah.
b. Kepedulian di Bidang Hukum : Tidak main hakim sendiri apabila ada masalah hukum.
c. Kepedulian di bidang Ekonomi : Mencintai dan memakai produk barang-barang produksi
dalam negeri.
d. Kepedulian di Bidang Sosial Budaya : Menjada kelestarian budaya daerah
e. Kepedulian di Bidang Pertahanan dan Keamanan : Menjaga keamanan lingkungan
f.Kepedulian terhadap Alam
Kewajiban kamu adalah menggali dan mengolah kekayaan alam Indonesia demi
kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Di samping itu, kamu juga diwajibkan untuk
menjaga kelestarian lingkungan,

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan memperhatikan karakteristik anak SD maka pembelajaran yang menggunakan
pendekatan keterkaitan amatlah tepat karena hal itu akan membantu siswa memperoleh
pengetahuan secara utuh dan melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhannya. Hal itu sesuai pula pesan kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan 1994 yang
memungkinkan dikaitkannya mata pelajaran atau bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan
dengan mata pelajaran dan bidang studi lainnya. Keterkaitan antara Pendidikan
Kewarganegaraan tidak hanya dengan mata pelajaran IPS, tetapi juga dengan mata pelajaran
atau Bidang Studi-studi lainnya seperti Pendidikan Agama, Matematika, IPA, Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, dan Kerajinan Tangan dan Kesenian.
Pada dasarnya Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi
oleh ketulusan dan keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kejayaan tanah air
21
dan kebahagiaan bangsa. Cinta pada tanah air adalah cinta pada negeri tempat seseorang
memperoleh penghidupan dan mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir
hidupnya, serta senantiasa berusaha agar negerinya tersebut tetap aman sentosa dan
sejahtera.

3.2 Saran
Setelah memahami isi pembahasan makalah yang telah dipaparkan disediakan
saran-saran sebagai konsekuensi dari membaca isi pembahasan makalah yang telah
dipaparkan sebelumnya. Saran tersebut sebagai berikut:
3.2.1 Bagi Guru BK

22
a. Mengikuti pelatihan dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang bimbingan dan konseling.

b. Mempelajari isu-isu kontemporer yang dihadapi remaja masa kini, seperti


kesehatan mental, cyberbullying, dan penyalahgunaan narkoba.

c. Mengembangkan kemampuan dalam menggunakan berbagai metode dan


teknik konseling yang efektif.

3.2.2 Bagi Mahasiswa BK

a. Seriuslah dalam kuliah: Bimbingan dan Konseling membutuhkan landasan


teori yang kuat. Ikuti perkuliahan dengan sungguh-sungguh, pahami konsep
dan teori psikologi perkembangan, konseling individual dan kelompok,
serta asesmen.
b. Pelajari berbagai pendekatan: Selain teori dasar, kuasai berbagai pendekatan
konseling, seperti kognitif-behavioral, humanistik, dan psikoanalitik. Ini
akan membekali kamu dalam menangani permasalahan siswa yang beragam.
c. Latihan keterampilan: Tak hanya teori, asah kemampuan praktikum seperti
aktif di kelas praktik konseling, mengikuti pelatihan keterampilan
konseling, atau magang di lembaga BK. Latihan ini akan membuatmu
semakin percaya diri saat berhadapan dengan siswa.

23
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Udin S. Winaputra, M.A. (2021). Pembelajaran PKN di SD. Banten:
Lembaga Penerbit Universitas Terbuka.
Prof. Dr. Abdul Azis Wahab, M.A. (2022). Pembelajaran PKN di SD. Banten:
Lembaga Penerbit Universitas Terbuka.
Drs. Sriyono, M.Hum. (2023). Pembelajaran PKN di SD. Banten: Lembaga Penerbit
Universitas Terbuka.

24

Anda mungkin juga menyukai