Makalah Kelompok 2 Modul 3 Dan Modul 4 Pembelajaran PKN Di SD
Makalah Kelompok 2 Modul 3 Dan Modul 4 Pembelajaran PKN Di SD
Makalah Kelompok 2 Modul 3 Dan Modul 4 Pembelajaran PKN Di SD
Dosen Pengampu:
Ahmad Faqih Udin, S.Sos., S.Pd., M.M
Oleh:
Kelompok 2
Denalita Romandhani NIM 857598975
Hisyam Abdul Afif NIM 857607465
Jasmine Vidiandra R NIM 857601203
Muhammad Hendrawan K NIM 857599192
Nur Fahmi Fauzan NIM 857599003
KELAS 4A SEMESTER 4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAG DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA – UPBJJ UT PURWOKERTO
TAHUN 2024.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ahmad Faqih Udin, S.Sos.,
S.Pd., M.M sebagai dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran PKN di SD yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas sebagai
berikut:
1. Apa keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan Mata Pelajaran lain?
2.Apa Fungsi konsep dan prinsip kepribadian nasional ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 3
KONSEP HAK ASASI MANUSA (HAM) DALAM UNDANG-UNDANG
DASAR 1945
A. PENGANTAR
6
sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan sendiri.
Pendidikan sebagai mana diketahui sejak diberlakukannya kurikulum sekolah tahun 1975
adalah mata kuliah yang berdiri sendiri yang tujuan umumnya adalah membentuk warga
negara yang baik. Kemudian, dalam perkembangannya menjadi bidang studi Pendidikan
Moral Pancasila (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) yang lebih menekankan pada
penanaman nilai-nilai moral Pancasila yang selama ini telah dikenal lewat pedoman
penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4) dan BP7 untuk masyarakat. Mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memang mengalami perubahan
nama dengan sangat cepat karena mata pelajaran tersebut sangat rentan terhadap perubahan
politik, namun ironisnya nama berubah berkali-kali, tetapi isi secara umum serta pendekatan
dan sistem penyampaiannya kebanyakan tidak berubah.
8
D. BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM
KURIKULUM S1 PGSD
1. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Pelajaran SD
a. Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral Pancasila
b. Sebagai Pendidikan Politik
c. Sebagai Pendidikan Politik
d. Sebagai Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan.
Kegiatan Belajar 2
9
B. KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU
Konsep pembelajaran terpadu bukanlah hal yang baru khususnya dalam kurikulum
sekolah di Indonesia. Konsep tersebut telah dikenal paling tidak dalam bentuk sederhana
seperti yang dianjurkan dalam kurikulum tahun 1968 dengan pendekatan korelasi Contoh
korelasi dalam kurikulum tahun 1968 adalah menghubungkan dua atau lebih mata pelajaran
saat menjelaskan suatu mata pelajaran. Misalnya, saat menjelaskan tentang konsep geografi
maka pada saat itu pula penjelasan konsep geografi tersebut dihubungkan dengan konsep
mata pelajaran lainnya, misalnya dengan konsep mata pelajaran sejarah ataupun ekonomi.
Korelasi memang bukanlah konsep seperti yang dimaksud oleh konsep pendekatan
pembelajaran terpadu, namun kemampuan menggunakan konsep korelası dalam
pembelajaran dapat merupakan permulaan yang baik untuk mampu melaksanakan program
pembelajaran terpadu. Mengapa demikian, oleh karena korelasi adalah upaya
menghubungkan dua mata pelajaran atau lebih, sedangkan pembelajaran terpadu lebih luas
daripada mengintegrasi beberapa mata pelajaran atau konsep-konsep dari beberapa mata
pelajaran sekaligus Karena itu pendekatan terpadu disebut juga pendekatan serpadu
(integrated approach) atau pendekatan antardisiplin (interdisci inariapproach),
Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center
of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang
berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun darı bidang studi lamnya
2. Kegiatan yang dipilih dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat
bertahan lebih lama.
11
Kegiatan Belajar 3
12
MODUL 4
KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL SEMANGAT
KEBANGSAAN CINTA TANAH AIR, DA BELA NEGARA
Kegiatan Belajar 1
Konsep dan Prinsip Kepribadian Nasional
2. Secara vertikal
Dengan adanya urutan/tingkat pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan
Tinggi. Hal itu pun mengakibatkan perbedaan pendapat. Secara singkat ditunjukan dengan
tingkatan gelar/pendidikan yang disandang, jabatan, pangkat, dan ada pula yang
mendasarkan pada keturunan/darah.
13
B. LATAR BELAKANG KEMAJEMUKAN BANGSA INDONESIA
14
3. Suku-suku Bangsa Indonesia
Di Pulau Sumatera
Di Pulau Jawa
Di Kalimantan
Di Sulawesi
Di Nusa Tenggara
Di Irian
Di Maluku
4. Budaya Daerah
5. Membina dan Melestarikan Budaya Daerah dan Nasional
Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Belajar 3
Konsep serta Prinsip Cinta Tanah Air dan Bela Negara
A. KONSEP DAN PRINSIP CINTA TANAH AIR
Sikap sadar dan bertanggung jawab atas nilai-nilai Pancasila adalah pencerminan
kepribadian warga negara yang setia kepada dasar negara Pancasila dan UUD 1945 serta
memiliki kecintaan terhadap tanah air dan bangsa. Pada saat dirumuskannya Pancasila dan
Undang-Undang Dasar keadaannya benar-benar menuntut semangat persatuan dan rela
berkorban dari para pemimpin bangsa. Sebab, pada waktu itu mereka berkumpul dari
berbagai daerah yang tentunya memiliki latar belakang dan pemikiran yang berbeda untuk
merumuskan UUD yang baru. Sumpah Pemuda dinyatakan mengandung makna psikologis
karena para pemuda sangat menyadari pentingnya rasa persatuan sebagai bangsa. Bangsa
Indonesia yang bersifat majemuk sangat membutuhkan adanya rasa persatuan ini.
Makna penting dari Sumpah Pemuda adalah kita wajib menjunjung tinggi persatuan
Indonesia berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Kita merasa bangga bertanah air,
berbangsa dan berbahasa persatuan yang satu, yaitu Indonesia. Oleh karena itu, kita wajib
mencintai tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia Apabila pada masa sekarang ini masih ada
pikiran atau gagasan mengenai pengelompokan bangsa Indonesia berdasarkan suku, agama,
daerah, dan latar belakang budaya lainnya maka orang yang memiliki pikiran seperti itu
sungguh ketinggalan zaman dan sangat sempit pandangan dan pikirannya.
d. Cara menanamkan tingkah laku cinta tanah air dan bangsa 1) 1)Keteladanan
Pembinaan dimaksudkan sebagai upaya pendidikan yang dilakukan secara sistematis.
2) Pembinaan
Keteladanan merupakan suatu sistem yang cocok dan tepat dilakukan dalam upaya
menanamkan sikap cinta tanah air dan bangsa.
19
Berdasarkan ketentuan tersebut, keikutsertaan siswa sebagai warga negara dalam upaya bela
negara adalah mengikuti Pendidikan kewarganegaraan (dalam kurikulum baru mata
pelajaran ini digabung dalam mata pelajaran Pengetahuan Sosial) di sekolah.
1) Pendidikan Kewarganegaraan
Salah satu materi/bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan tinggi adalah Pendidikan Kewarganegaraan (Pasal 37 ayat (1)
dan (2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Persoalan yang hendak.
2) Pelatihan Dasar Kemiliteran
Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer
adalah unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa).
3) Pengabdian sebagai Prajurit TNI
Sejalan dengan tuntutan reformasi, maka dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma
dalam sistem ketatanegaraan khususnya yang menyangkut pemisahan peran dan fungsi TNI
dan POLRI.
4) Pengabdian Sesuai dengan Profesi
Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu
untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil
akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.
20
No. 20 Tahun 1982 tentang pokok-pokok Pertahanan Keamanan Negara yang mengatur
Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan memperhatikan karakteristik anak SD maka pembelajaran yang menggunakan
pendekatan keterkaitan amatlah tepat karena hal itu akan membantu siswa memperoleh
pengetahuan secara utuh dan melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhannya. Hal itu sesuai pula pesan kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan 1994 yang
memungkinkan dikaitkannya mata pelajaran atau bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan
dengan mata pelajaran dan bidang studi lainnya. Keterkaitan antara Pendidikan
Kewarganegaraan tidak hanya dengan mata pelajaran IPS, tetapi juga dengan mata pelajaran
atau Bidang Studi-studi lainnya seperti Pendidikan Agama, Matematika, IPA, Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, dan Kerajinan Tangan dan Kesenian.
Pada dasarnya Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi
oleh ketulusan dan keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kejayaan tanah air
21
dan kebahagiaan bangsa. Cinta pada tanah air adalah cinta pada negeri tempat seseorang
memperoleh penghidupan dan mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir
hidupnya, serta senantiasa berusaha agar negerinya tersebut tetap aman sentosa dan
sejahtera.
3.2 Saran
Setelah memahami isi pembahasan makalah yang telah dipaparkan disediakan
saran-saran sebagai konsekuensi dari membaca isi pembahasan makalah yang telah
dipaparkan sebelumnya. Saran tersebut sebagai berikut:
3.2.1 Bagi Guru BK
22
a. Mengikuti pelatihan dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang bimbingan dan konseling.
23
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Udin S. Winaputra, M.A. (2021). Pembelajaran PKN di SD. Banten:
Lembaga Penerbit Universitas Terbuka.
Prof. Dr. Abdul Azis Wahab, M.A. (2022). Pembelajaran PKN di SD. Banten:
Lembaga Penerbit Universitas Terbuka.
Drs. Sriyono, M.Hum. (2023). Pembelajaran PKN di SD. Banten: Lembaga Penerbit
Universitas Terbuka.
24