Hadist Kel 9
Hadist Kel 9
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadist
Disusun Oleh :
ANGGUN TYAS SAYEKTI 234110102119
FATIH FATYAN FARRAS 234110102125
MUHAMMAD ILHAM 234110102136
NAYLA WULAN WARDATUL J 234110102139
WANDA PURNAMASARI 234110102146
Kelas : 2 KPI D
FAKULTAS DAKWAH
PURWOKERTO
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nanti-
nantikan syafaatnya di dunia dan di akhirat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist dengan adanya makalah
ini kami berharap dapat memberikan manfaat dan edukasi kepada kita semua. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Bapak Nur Wahid, M.H selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Hadist yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini.
Namun tidak dipungkiri dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca. Sehingga
dikemudian hari kami dapat memperbaiki menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................................ 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
BAB III.................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah dengan konsep sabar memiliki urgensi yang sangat penting dalam
memperjelas dan memberikan penerangan pada mad'u tentang bagaimana sabar yang sesuai
dengan al-Qur'an dan hadits. Sabar tidak hanya berserah diri melainkan ia perlu usaha dahulu
secara maksimal baru kemudian sabar. Konsep tawakal juga memiliki urgensi yang sama, yakni
dakwah dapat memperjelas dan memberikan penerangan pada mad'u tentang bagaimana
tawakal yang sesuai dengan al-Qur'an dan hadits. Dakwah dengan konsep tawakal dapat
membantu memperjelas dan memberikan penerangan pada mad'u tentang bagaimana tawakal
yang sesuai dengan al-Qur'an dan hadits. Dalam paham ini, manusia terikat pada kehendak
mutlak Tuhan. Konsep jabariyah cenderung memaknai sabar secara berlebihan dan inilah
bagian paham yang memukul umat Islam dalam berkompetisi dengan dunia Barat. Menurut
paham ini, manusia tidak hanya bagaikan wayang yang digerakkan oleh dalang, tapi manusia
tidak mempunyai bagian sama sekali dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. 1
Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, orang yang sabar akan mampu menerima
segala macam cobaan dan musibah. Berbagai musibah dan malapetaka yang melanda Indonesia
telah dirasakan masyarakat. Bagi orang yang sabar maka ia rela menerima kenyataan pahit,
sementara yang menolak dan atau tidak sabar, ia gelisah dan protes dengan nasibnya yang
kurang baik. Realita fenomena di masyarakat terjadi suatu kesenjangan antara teori dan praktik
sabar. Dakwah dengan konsep sabar dapat membantu memperjelas dan memberikan
penerangan pada mad'u tentang bagaimana sabar yang sesuai dengan al-Qur'an dan hadits.
Dakwah dengan konsep tawakal dapat membantu memperjelas dan memberikan penerangan
pada mad'u tentang bagaimana tawakal yang sesuai dengan al-Qur'an dan hadits.
Dalam berbagai literatur dakwah, banyak yang menjelaskan tentang methode dakwah,
setidaknya ada beberapa metode yang digunakan oleh K.H Muhammad Ma‟mun dalam
menyampaikan nilai- nilai keagamaan. Dakwah merupakan cara yang selalu mewarnai
perjalanan dakwah K.H Muhammad Ma‟mun dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam
kepada jama‟ahnya. Dalam berbagai makalah, sabar sering disebut sebagai kontrol diri dan
tujuan dari kontrol diri adalah untuk menahan diri dan tindakan luapan emosi, untuk
mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, dan menutupi perasaannya.
1
Muhammad Irham, ‘Hakikat Sabar Dalam Al-Qur’an’, Jurnal Tafsere, 2.1 (2014), 113–34.
3
Tujuan sabar secara agama adalah untuk mencapai kemenangan di dunia dan
kebahagaiaan di akhirat. Dalam makalah ini, penulis berharap dapat memberikan kontribusi
terhadap khazanah intelektual Islam dalam bidang hadis Nabi SAW, khususnya bagi civitas
akademika Fakultas Ushuluddin. Dengan menggunakan analisis ma'a>ni> al-h}adi>s,
diharapkan peneliti dapat mengungkap makna-makna yang mendekati kebenaran dari maksud
hadis tersebut. 2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
Miskahuddin Miskahuddin, ‘Konsep Sabar Dalam Perspektif Al-Qur’an’, Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah, 17.2
(2020), 196 <https://doi.org/10.22373/jim.v17i2.9182>.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sabar secara bahasa berarti menahan atau mencegah. Dalam bahasa arab, sabar berasal
dari kata sabara-yasbiru-sabran yang bermakna menahan. Sabar disebut juga al-habs yang
bermakna menahan atau memenjarakan. Sabar diartikan pula mengumpulkan, memeluk, dan
merangkul. Diartikan demikian karena menggambarkan manusia yang sabar ialah orang yang
sedang memeluk dirinya (menghindarkan diri) dari perkara yang tidak baik, misalnya berkeluh
kesah. Dari beberapa penjelasan mengenai makna sabar apabila ditinjau dari segi bahasa, sabar
dapat diartikan mencegah atau menahan, keras atau kukuh, merangkul atau memeluk.
Sedangkan lawan kata dari sabar adalah berkeluh kesah.
Dalam Al quran sendiri kata sabar diartikan "menahan", kata menahan digunakan baik
itu secara fisik atau material maupun nonfisik atau immaterial. Dari sisi fisik atau material
sabar dicontohkan seperti menahan seseorang dalam sebuah tahanan atau kurungan. Sedangkan
sabar nonfisik atau immaterial dianalogikan seperti menahan diri atau jiwa dari sesuatu yang
ia inginkan. Banyak sekali yang menelaah tentang sabar dan mempunyai arti yang beraneka
ragam. Contohnya sabar diartikan "Gunung yang tegar dan kukuh", ada juga yang mengartikan
"Batu-batu yang kukuh", lalu ada juga yang mengartikan "Sesuatu yang pahit atau menjadi
pahit" dan masih banyak lagi.3
Secara istilah, terdapat beberapa pengertian sabar menurut para tokoh, yaitu:
a. M. Quraish Shihab mengatakan sabar ialah mencegah diri atau membatasi jiwa dari
kemauannya dalam rangka memperoleh kebaikan (luhur).
b. Achmad mubarok mengartikan sabar yaitu tabah hati, tidak mengeluh tatkala
menerima godaan dan rintangan dalam keadaan dan waktu tertentu untuk mencapai
suatu tujuan.
c. Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari mengatakan makna sabar ialah melatih diri
untuk bertahan dalam menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya serta saat
tertimpa musibah tetap rela dan pasrah.
3
Syofrianisda, ‘Konsep Sabar Dalam Al-Qur’an Dan Implementasinya Dalam Mewujudkan Kesehatan Mental’,
HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam, 6.1 (2017), 1–19.
5
d. Menurut Yunahar Ilyas arti sabar adalah menahan atau mencegah semua hal dari
larangan Allah SWT., atau rela akan keputusan-Nya serta pasrah atau
mengembalikan semua urusan kepada-Nya."
e. Syeikh Muhammad Salih al-Munajid mengartikan sabar yaitu menahan atau
mencegah badan dari melakukan apa yang diinginkan dan menjauhi larangan-Nya.
f. Amr bin Utsman al-Makki berkata sabar merupakan sikap kukuh saat menghadapi
takdir dari Allah SWT, ia akan lapang dada ketika musibah menghampirinya.”
Dari berbagai arti sabar secara istilah yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan
makna sabar adalah menahan diri atau membatasi jiwa dari hal yang dilarang oleh Allah SWT.,
menerima segala ketentuan-Nya untuk mencapai suatu hal yang lebih baik. Sabar sendiri
mempunyai manfaat yang sangat banyak. Salah satunya ialah dapat mencegah diri dari akhlak
tercela atau perilaku yang tidak baik Selain itu sabar juga menghindarkan diri dari perilaku
yang tidak layak dan merugikan orang lain. Sabar juga bisa dikatakan sebagai kekuatan jiwa
yang mempunyai manfaat memperbaiki suatu keadaan dan tegaknya suatu urusan. Di sisi lain
sabar juga bisa diartikan dengan keadaan bertahan saat mendapatkan cobaan dengan adab yang
baik.4
Sabar ialah usaha menahan diri agar tidak terjerumus pada hawa nafsu untuk menggapai
ridha Allah SWT. Keluh kesah sangatlah tidak dianjurkan, meskipun sedikit atau banyak
masalah atau masalah yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Sabar adalah sikap yang
kuat menahan diri di saat sulit. Ketika menghadapi cobaan bukan berarti manusia hanya pasrah
kepada Allah SWT yang tidak berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut. Banyak sekali
ayat-ayat Alquran yang menjelaskan ataupun berbicara tentang sabar. Secara keseluruhan kata
sabar di dalam Alquran terdapat 103kali penyebutan. Dari penjabaran tersebut menjelaskan
kepada kita betapa sabar menjadi hal yang ditekankan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-
Nya. 5
Salah satu faktor tersebarnya agama Islam ke seluruh penjuru adalah adanya perintah
untuk berdakwah dengan penuh kesabaran. Walaupun, dakwah tersebut tidak diwajibkan
kepada masing-masing umat Islam, paling tidak risalah Islam dapat tersampaikan kepada
4
Maun Maun, ‘Etika Sabar Dalam Berdakwah Perspektif Syaikh Ali Mahfudz’, JASNA : Journal For Aswaja
Studies, 1.2 (2021), 55–64 <https://doi.org/10.34001/jasna.v1i2.2755>.
5
Maun.
6
semua orang. Yang perlu diingat dalam hal dakwah adalah hanya menyampaikan (dalam
makna yang luas) risalah Islam, bukan memaksakan orang untuk memeluk agama Islam.
Tak jarang, dakwah direspon oleh sebagian orang dengan cacian, bahkan sampai pada
kekerasan tertentu. Dengan kondisi demikian, seorang da’i perlu introspeksi diri apakah sudah
benar-benar menyampaikan ajaran agama dengan baik? Jika telah berdakwah dengan jalan
Islam, namun tetap mendapat perlakuan buruk simaklah teladan kita Rasulullah Saw. atas
kesabaran beliau dalam menyampaikan nubuwahnya berikut ini. Tahun ke-10 kenabian dikenal
dengan sebutan ‘amul husni (tahun duka cita) bagi Nabi Muhammad Saw. Sebutan tersebut
dikarenakan pada tahun ini istri tercinta Nabi (Khadijah binti Khuwailid) beserta paman
setianya Abu Thalib wafat. Ibnu Sa’d menuturkan dalam Thabaqat-nya, “Antara wafatnya
Khadijah dan Abu Thalib hanya selisih satu bulan lima hari.”
Artinya: “Dari Usaid bin Hudlair radliallahu anhum; ada seseorang dari kalangan Anshar
yang berkata; ‘Wahai Rasulullah, tidakkah sepatutnya baginda mempekerjakanku
sebagaimana baginda telah mempekerjakan si fulan?’. Beliau menjawab: ‘Sepeninggalku
nanti, akan kalian jumpai sikap-sikap utsrah (individualis, egoism, orang yang mementingkan
dirinya sendiri). Maka itu bersabarlah kalian hingga kalian berjumpa denganku di telaga al-
Haudl (di surga).'” ( HR. Bukhari ) [ No. 3792 Fathul Bari] Shahih.6
Bentuk kesabaran Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah mencakup beberapa aspek
yang mencerminkan ketabahan dan keuletan beliau dalam menyebarkan ajaran Islam.
Berdasarkan sumber yang disediakan:
6
Ubaid Ridlo, ‘Belajar Sabar Dari Rasulullah Saw’, September, 2023
<https://doi.org/10.13140/RG.2.2.16319.07847>.
7
2. Kesabaran dalam Menghadapi Kesulitan dan Cobaan: Nabi Muhammad SAW
menunjukkan ketabahan dalam menghadapi berbagai cobaan dan rintangan, seperti
kehilangan orang tua, pelecehan, boikot, pengusiran, dan ancaman kekerasan fisik.
Meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit, beliau tetap bersikap lembut, perhatian,
dan simpatik kepada musuh-musuhnya.
Dengan demikian, kesabaran Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah tidak hanya
mencakup aspek ketahanan terhadap cobaan dan hinaan, tetapi juga meliputi kesabaran dalam
menyebarkan ajaran Islam dengan bijaksana, menjalani kehidupan dengan tegar, serta
menghadapi berbagai tantangan dengan ketabahan dan kelembutan.
Kesabaran kunci keberhasilan dakwah para Rasul sebagaimana Allah berfirman dalam
surah al-Ahqaf ayat 35
ْلْهم
ُ ْالر ُسل َْو َلْاْتَستَعج
ُّ اْص ََِبْأُولُواْال َعزمْم َن
َ فاصِبْْ َك َم
(35). Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati
dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi
mereka.8
Betapa kuatnya hati seorang Rasul ketika mereka dihujat, diolok-olok dan disakiti saat
mereka menyeru kepada kaumnya supaya berpegang teguh dengan kalimah tauhid (Mahfuz
1979 : 110) seperti kesabaran Nabi Muhammad SAW dalam perjuangan dakwahnya yang
7
Nur Aziz Afandi, ‘Perwujudan Sabar Para Nabi’, Spiritualita, 3.1 (2019), 61–73
<https://doi.org/10.30762/spr.v3i1.1514>.
8
Arifin Zain, (2020),Ensiklopedi Ayat-Ayat Dakwah,Cetakan pertama, Agustus 2020,Penerbit: Nuha
Medika,ISBN 978-623-7323-31-0
8
dipenuhi lika liku. Proses mula awal perjuangan untuk menuju jalan yang diridhai Allah adalah
secara sembunyi-sembunyi dengan strategi ini kiranya menjadi modal awal untuk melanjutkan
ketahap dakwah secara terang-terangan. Berkat kesabaran dan keberanian beliau melalui
celaan, cacian, hinaan serta tindakan dari kaum kafir yang terus datang secara terus-menerus
akhirnya membuahkan kebaikan yang sampai sekarang bisa dirasakan oleh pendududuk bumi.
(Afandi, 2016: 69) dalam dakwahnya Nabi Muhammad SAW bukan sebatas menyeru saja
melainkan membuat perubahan dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat muslim.
Sabar di dalam berdakwah memiliki peran amat penting dan sebagai kewajiban bagi
seorang da’i. Sabar, secara umum merupakan kewajiban bagi setiap muslim, namun bagi seo-
rang da’i, ia lebih dan sangat ditekan-kan. Oleh karena itu, Allah memerin-tahkan kepada
pemimpin para da’i dan teladan mereka, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam untuk
bersikap sabar, Dia berfirman,“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu
melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran)
mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan”. (QS.
16:127-128)
Di dalam ayat yang lain disebut-kan,“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang
mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta
disegerakan (azab) bagi mereka.(Qs. Al-Ahqaaf: 35) Juga firman-Nya yang lain, artinya, “Dan
sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar
terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang
9
‘Meneladani Muhammad Berdakwah’.
9
pertolongan Kami terhadap mereka.” (QS. 6: 34) Jika Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam
saja, yang beliau adalah manusia paling mulia, penghulu Bani Adam masih diperintahkan untuk
bersabar, maka bagaimana lagi dengan kita? Allah Subhannahu wa Ta’ala telah menjelaskan
kepada kita semua, bahwa kehidupan ini penuh dengan ujian dan cobaan.10
Salah satu hikmah diturunkannya cobaan dan ujian adalah agar diketahuai mana orang
yang jujur dan yang dusta, mana yang benar-benar mukmin dan yang munafik, mana yang
bersabar dan mana yang tidak. Seorang da’i membutuhkan kesabaran yang ekstra kuat, hal ini
karena keberadaan seorang da’i lain dengan masyarakat pada umumnya. Nabi Shallallaahu
alaihi wa Salam telah memberitahukan, bahwa semakin tinggi tingkat keimanan seseorang,
maka semakin berat ujian yang dihadapi, beliau bersabda, “Orang yang paling berat ujiannya
adalah para nabi, kemudian yang semisal mereka, lalu yang semisal mereka. Seseorang diberi
ujian berdasarkan tingkatnya dalam beragama.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan
al-Hakim.11 Dihasankan oleh al-Albani) Maka kesabaran bagi seorang da’i amatlah penting, di
antara pentingnya kesabaran di dalam berdakwah adalah sebagai berikut:
10
Prof.Dr.Moh, Ali Aziz, M.Ag., (2017), Ilmu Dakwah, Penerbit Kencana, ISBN : 979346559
11
Syarif Hade Masyah, (2007), Lewati musibah raih kebahagiaan mengubah bencana menjadi kekuatan,
Penerbit : Hikmah (PT Mizan Publika), ISBN : 9781140545
10
dalam banyak risalah dan karya mereka.
12
Muhammad Fikri, MA, (2021), ARBA’IN HADIS (Perspektif Ontology Dakwah, Penerbit : UIN Mataram,
ISBN : 978-623-317-238-7
12
menyifati seorang mukmin dengan sifat yang menakjub-kan, sifat itu tidak akan didapati,
kecuali pada seorang mukmin, yaitu, “Kalau mendapatkan kelapangan, maka ia bersyukur,
yang demikian adalah baik baginya. Dan apabila ditimpa kesempitan, maka ia bersabar dan itu
pun baik baginya juga.” (HR. Muslim)
13
M.yusni amru, dkk, (2019), Ensiklo Al- Quran & Hadist Pertema, Penerbit : Cetakan Gramedia, Cet - 3, ISBN
9786020495507
14
Maun.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang disajikan, dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis tentang
perintah sabar dalam dakwah memiliki relevansi yang sangat penting dalam konteks kehidupan
saat ini. Sabar dalam dakwah merupakan suatu perintah yang tegas dan memiliki manfaat yang
besar bagi kesehatan mental serta kehidupan umat. Hadis-hadis ini menekankan pentingnya
kesabaran dalam menghadapi cobaan, menjaga emosi, dan fokus pada kebaikan. Konsep sabar
menurut Imam Al-Ghazali dan perspektif konseling Islam juga menyoroti betapa pentingnya
sabar dalam menahan diri dari hawa nafsu dan menghadapi tantangan dengan keteguhan iman.
Dalam konteks dakwah, sabar menjadi landasan utama dalam menyebarkan ajaran agama
dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan keteguhan hati. Oleh karena itu, hadis-hadis tentang
perintah sabar dalam dakwah memberikan panduan yang kuat bagi umat Islam dalam
menjalankan dakwah dengan penuh kesabaran dan keteguhan iman.
14
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Afandi, Nur Aziz, ‘Perwujudan Sabar Para Nabi’, Spiritualita, 3.1 (2019), 61–73
<https://doi.org/10.30762/spr.v3i1.1514>
Irham, Muhammad, ‘Hakikat Sabar Dalam Al-Qur’an’, Jurnal Tafsere, 2.1 (2014), 113–34
Maun, Maun, ‘Etika Sabar Dalam Berdakwah Perspektif Syaikh Ali Mahfudz’, JASNA :
Journal For Aswaja Studies, 1.2 (2021), 55–64
<https://doi.org/10.34001/jasna.v1i2.2755>
Miskahuddin, Miskahuddin, ‘Konsep Sabar Dalam Perspektif Al-Qur’an’, Jurnal Ilmiah Al-
Mu’ashirah, 17.2 (2020), 196 <https://doi.org/10.22373/jim.v17i2.9182>
Buku
Syarif Hade Masyah, (2007), Lewati musibah raih kebahagiaan mengubah bencana menjadi
kekuatan, Penerbit : Hikmah (PT Mizan Publika), ISBN : 9781140545
M.yusni amru, dkk, (2019), Ensiklo Al- Quran & Hadist Pertema, Penerbit : Cetakan
Gramedia, Cet - 3, ISBN 9786020495507
Prof.Dr.Moh, Ali Aziz, M.Ag., (2017), Ilmu Dakwah, Penerbit Kencana, ISBN : 979346559
Muhammad Fikri, MA, (2021), ARBA’IN HADIS (Perspektif Ontology Dakwah, Penerbit :
UIN Mataram, ISBN : 978-623-317-238-7
15