Anda di halaman 1dari 3

Nama : Reni kartika

Nim : 22029036

Tugas kelompok 6

1. Adakah kontribusi Apollonius yang terabaikan atau kurang diakui dalam sejarah matematika
yang seharusnya lebih diperhatikan?
Jawab: Apollonius dari Perga adalah seorang matematikawan Yunani yang hidup pada abad
ke-3 SM dan terkenal karena kontribusinya dalam studi konik, yaitu lingkaran, elips, dan
hiperbola. Meskipun karyanya diakui sebagai karya penting dalam sejarah matematika, ada
beberapa kontribusi dan aspek dari karyanya yang mungkin kurang diperhatikan atau kurang
diakui secara luas. Beberapa hal tersebut termasuk:
1. Konsep Transformasi Geometri:
- Apollonius menyajikan ide transformasi geometri yang dikenal sebagai "bukti persamaan,"
di mana dia mengembangkan konsep-konsep yang mendahului pemikiran modern tentang
transformasi.
- Konsep ini melibatkan pemindahan objek geometris tanpa mengubah hubungan
geometris antar titik-titiknya, dan memiliki keterkaitan dengan transformasi affine dan
proyektif yang muncul dalam matematika modern.

2. Penggunaan Garis Kontur:


- Apollonius menggunakan garis kontur (curvilinear) untuk membantu dalam pemahaman
dan representasi geometri konik. Penggunaan garis kontur ini dapat dianggap sebagai
pendekatan inovatif dalam representasi objek geometris.

3. Konsep Lingkaran Episiklik:


- Selain karyanya tentang konik, Apollonius juga memperkenalkan konsep lingkaran
episiklik. Lingkaran episiklik adalah lingkaran yang bergerak pada lintasan lingkaran lain.
Meskipun ini merupakan konsep yang lebih kompleks, kontribusi Apollonius dalam hal ini
sering kali kurang diperhatikan.

4. Metode Exhaustio:
- Apollonius menggunakan metode exhaustio (metode keliling) dalam memecahkan
masalah-masalah geometris, khususnya dalam menghitung luas daerah di bawah kurva dan
antara dua kurva. Metode ini mencapai puncak penggunaannya oleh matematikawan lain
seperti Eudoxus dan Archimedes.

5. Pentingnya dalam Pembentukan Nomenklatur Matematika:


- Beberapa istilah matematika seperti "elips" dan "hiperbola" yang kita kenal sekarang
diperkenalkan atau dikemukakan oleh Apollonius. Kontribusinya dalam menetapkan
nomenklatur ini adalah bagian penting dari warisan matematika.

Meskipun karya-karya Apollonius tidak selalu mendapat sorotan sebanyak karya-karya


matematikawan lain pada zamannya, dia memiliki pengaruh yang signifikan dalam
perkembangan matematika klasik dan memberikan kontribusi penting dalam studi konik dan
topik-topik lainnya. Pemahaman lebih mendalam terhadap karyanya dapat membantu kita
menghargai kekayaan kontribusi yang diberikannya kepada matematika.
2. Jelaskan mengapa Pierre de Fermat salah ketika menduga bahwa f(n) = 2^n + 1
selalu bilangan prima?
Jawab: Pierre de Fermat pada awalnya menduga bahwa semua bilangan \(f(n) = 2^n + 1\)
(disebut juga sebagai bilangan Fermat) adalah bilangan prima. Fermat menyatakan
dugaannya ini dalam catatan di samping tulisan matematika klasiknya pada tahun 1640.
Namun, ternyata dugaan Fermat ini tidak benar, dan pada kenyataannya, beberapa bilangan
Fermat bukan bilangan prima.

Contoh kontraposisi dari dugaan Fermat ini dapat ditemukan ketika n = 5:

\[f(5) = 2^5 + 1 = 32 + 1 = 33\]

Bilangan 33 bukanlah bilangan prima karena dapat dibagi oleh 3 dan 11.

Fermat tidak memberikan bukti atau demonstrasi untuk dugaannya ini, dan tidak ada yang
tahu pasti apakah Fermat benar-benar memiliki bukti yang sah atau hanya sekadar membuat
dugaan. Beberapa teori menyatakan bahwa Fermat mungkin tidak memiliki bukti yang benar
atau mungkin membuat klaim semacam itu tanpa pembuktian yang tepat.

Penting untuk diingat bahwa meskipun Fermat salah dalam dugaannya, ia tetap merupakan
tokoh penting dalam sejarah matematika dengan kontribusi besar terutama dalam teori
bilangan dan teori peluang. Meskipun dugaannya yang terkenal itu salah, sejumlah teorema
Fermat yang telah terbukti, seperti Terakhir Fermat (Fermat's Last Theorem) yang terkenal,
terus memperkuat reputasinya dalam dunia matematika.

3. Dari pemaparan kelompok penyaji menjelaskan bahwa terdapat 3 tokoh utama yang
berperan dalam pengembangan trigonometri Yunani yaitu Hipparchus, Menelaus, dan
Ptolemy. Namun yang di sorot hanya Hipparchus. Dapatkah kelompok penyaji menjelaskan
tentang 2 tokoh lainnya tersebut?
Jawab: Tentu, saya akan memberikan informasi singkat tentang dua tokoh lainnya yang
berperan dalam pengembangan trigonometri Yunani: Menelaus dan Ptolemy.

1. Menelaus dari Alexandria (sekitar 70 - 140 M):


- Menelaus adalah seorang matematikawan Yunani yang hidup pada abad ke-2 Masehi di
Alexandria. Karya utamanya adalah "Sferika" (Spherical), yang membahas trigonometri pada
permukaan bola, terutama dalam konteks astronomi.
- Menelaus mengembangkan teorema trigonometri yang terkenal, dikenal sebagai
"Teorema Menelaus," yang memberikan hubungan antara perpotongan tiga garis yang
melintasi tiga sisi suatu segitiga.
- Karya-karya Menelaus memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan
trigonometri pada masa Yunani dan membuka pintu bagi penggunaan trigonometri dalam
konteks geometri sferis.

2. Claudius Ptolemy (sekitar 90 - 168 M):


- Ptolemy, juga dikenal sebagai Claudius Ptolemaeus, adalah seorang ahli matematika,
astronomi, dan geografi Yunani yang hidup di Alexandria pada abad ke-2 Masehi.
- Karyanya yang paling terkenal adalah "Almagest," di mana Ptolemy memberikan model
geosentris alam semesta yang mendominasi pandangan dunia Eropa dan Timur Tengah
selama berabad-abad.
- Meskipun Ptolemy lebih dikenal karena kontribusinya dalam astronomi, dia juga
memberikan kontribusi pada trigonometri. Dalam "Almagest," Ptolemy memperkenalkan
tabel sin dan tangent, yang digunakan dalam perhitungan astronomi dan trigonometri.
- Penggunaan tabel trigonometri Ptolemy menjadi dasar bagi pengembangan perhitungan
astronomi dan navigasi selama berabad-abad.

Meskipun Hipparchus lebih banyak dibahas karena banyak sumbangannya pada


trigonometri, Menelaus dan Ptolemy juga merupakan tokoh-tokoh penting yang memberikan
kontribusi besar terhadap pengembangan disiplin ini pada masa Yunani kuno.

Anda mungkin juga menyukai