Anda di halaman 1dari 11

7 Cara Mengatasi Konflik Dalam

Organisasi Sebagai Pemimpin


April 19, 2021

Bagaimana cara mengatasi konflik dalam organisasi atau kelompok

secara efektif sebagai seorang pemimpin? Dalam sebuah organisasi

tentunya kita tak luput dari sebuah konflik. Hal ini dapat terjadi

karena ada banyak individu yang ditempatkan untuk bekerja

bersama di dalam perusahaan. Oleh karena itu, konflik merupakan

hal yang wajar terjadi dan sebagai pemimpin, Anda harus bisa

mencari jalan keluar untuk mengatasi konflik-konflik yang terjadi di

dalam organisasi. Lantas, bagaimana cara mengatasi konflik-konflik

tersebut?

Apa Saja Contoh Konflik


yang Terjadi dalam
Organisasi?
Setiap organisasi memiliki masalahnya masing-masing, misalnya seperti
perbedaan pendapat, beban pekerjaan yang tidak sesuai, dan lain
sebagainya. Namun, jika dilihat secara umum terdapat tiga jenis konflik
yang mungkin terjadi pada sebuah organisasi, diantaranya adalah:

1. Konflik Kerja/Tanggung Jawab antar Anggota


Konflik jenis ini sangat biasa terjadi dan umumnya merupakan masalah yang
konkret, contohnya seperti masalah pembagian sumber daya, metode
pelaksanaan tugas, sampai perbedaan opini mengenai cara terbaik mencapai
tujuan organisasi. Namun, biasanya konflik ini adalah konflik yang paling
mudah untuk diselesaikan, akan tetapi bisa saja lebih rumit apabila terdapat
penyebab lain yang lebih mendalam dan sulit dicari akar masalahnya.

2. Konflik Hubungan antar Anggota

Konflik hubungan antar anggota berkaitan dengan faktor-faktor seperti


pribadi diri, selera, cara memandang, hingga gaya komunikasi. Hal tersebut
bersifat natural karena Anda menghadapi banyak orang dengan latar
belakang yang berbeda-beda dan harus berinteraksi demi mencapai tujuan
bersama. Konflik jenis ini cenderung lebih rumit diselesaikan karena dapat
memengaruhi aktivitas lain di dalam organisasi.

3. Konflik Nilai

Dalam manajemen konflik, jenis konflik nilai termasuk yang sulit untuk
dikelola karena berkaitan dengan hal-hal bersifat fundamental dari dalam
diri setiap orang. Pertentangan tersebut mungkin terjadi karena perbedaan
kepercayaan, ideologi, pandangan politik, atau hal lain yang umumnya
diyakini secara lebih mendalam.

Bagaimana Cara
Mengatasi Konflik dalam
Organisasi?
Sebagai seorang pemimpin tentunya Anda harus dapat menjadi role model
bagi seluruh karyawan Anda. Sikap Anda dalam mengambil keputusan harus
diperhitungkan agar dapat menguntungkan semua yang terlibat dan tidak
menjatuhkan satu belah pihak. Khususnya dalam mengatasi konflik, Anda
harus menjadi seorang pemimpin yang adil dan membuat siapapun yang
bekerja di bawah Anda merasa aman dan nyaman. Lalu, jika sebuah konflik
terjadi di perusahaan Anda, berikut ini hal yang dapat dilakukan untuk
mengatasi konflik tersebut:

1. Hindari Menyudutkan Satu Belah Pihak

Menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi haruslah adil dan tidak
memihak siapapun. Meskipun seorang karyawan yang terlibat konflik ini
menempati posisi yang tinggi seperti manajer sekalipun, Anda tidak boleh
langsung beranggapan bahwa manajer Anda yang paling benar dan orang
yang terlibat konflik di bawahnya yang salah.

2. Menjadi Mediator yang Bijaksana

Dalam mengelola konflik atau sebuah masalah, sebagai pemimpin Anda


akan ditempatkan sebagai seorang mediator yang dapat menengahi konflik
yang terjadi di antara karyawan Anda. Tugas seorang mediator adalah
mendengarkan permasalahan yang terjadi dari dua belah pihak, lalu
memproses informasi tersebut dan menyimpulkan secara objektif. Secara
objektif artinya, Anda harus dapat memproses permasalahan yang terjadi
sesuai fakta dan bukan opini yang dapat merugikan sebelah pihak.

3. Mengembangkan Metode Penyelesaian Masalah secara


Spesifik

Sebuah masalah di dalam organisasi umumnya meliputi beberapa konflik


kecil, dan masing-masing memiliki perbedaan dalam menyelesaikan konflik
tersebut. Oleh karena itu, Anda dapat membuat daftar tantangan yang
mungkin akan mempengaruhi pada suatu konflik. Daftar tersebut bisa
membantu menciptakan solusi sampai ke akar permasalahanya.

Selain melihat akar permasalahannya, daftar masalah spesifik tersebut juga


dapat memudahkan dalam pembagian tugas. Pemimpin organisasi bisa
mengarahkan solusi tertentu kepada anggota organisasi yang dinilai mampu
untuk mengatasi konflik tersebut sehingga lebih tepat sasaran.
4. Mengambil Keputusan Bersama

Setelah Anda mengetahui akar permasalahan yang terjadi, maka ini saatnya
untuk Anda duduk bersama-sama dengan karyawan-karyawan yang terlibat
di dalam konflik. Guna dari mengumpulkan semuanya di dalam sebuah
ruangan adalah untuk mencegah terjadinya miskomunikasi dan juga
mengambil jalan keluar yang tepat bersama-sama. Dengan cara ini, maka
diharapkan karyawan yang terlibat di dalam konflik dapat menepati janji
yang dibuat dalam pengambilan keputusan jalan keluar yang diambil
tersebut.

5. Berkomitmen dan Konsisten dalam Penyelesaian Konflik

Pada saat mengidentifikasi masalah serta metode penyelesaian konflik telah


diputuskan bersama, maka pastikan untuk selalu bersikap konsisten dalam
melaksanakannya. Seluruh anggota yang berkaitan harus melaksanakan
bagiannya masing-masing untuk mencapai tujuan menyelesaikan masalah,
sesuai dengan kesepakatan.

6. Bersikap Adil terhadap Semua Anggota Organisasi

Kemudian, ketika seluruh anggota di dalam organisasi sudah menyepakati


solusi konflik, maka pastikan semua orang merasa puas dengan hasilnya
dan tidak ada pribadi yang dirugikan. Solusi penyelesaian masalah juga
harus etis serta sesuai dengan kebijakan dan tujuan organisasi. Hal itu akan
membantu pada saat terdapat ketidakpuasan dari anggota tim mengenai
hasil penyelesaian konflik yang sudah diputuskan bersama.

7. Melakukan Evaluasi

Langkah terakhir yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi konflik dalam
organisasi adalah melakukan evaluasi. Buatlah sebuah rencana untuk
mencegah konflik yang serupa terjadi di masa depan. Dengan demikian,
perusahaan yang dibangun dapat berkembang dengan baik dan stabil, serta
karyawan-karyawan akan merasa aman dan nyaman ketika bekerja di
bawah seorang pemimpin yang adil dan bijaksana seperti Anda.
Jadilah Pemimpin yang
Peka dan Dapat
Memahami Karyawannya
Menjadi seorang pemimpin tidak hanya selalu memikirkan tentang
pemasukan dan pengeluaran saja. Perusahaan-perusahaan yang dapat
berkembang dan maju biasanya mempunyai pemimpin yang peka akan
kebutuhan karyawannya serta dapat memahami seluruh permasalahan yang
terjadi. Anda harus menjadi pemimpin yang peka serta adil dan bijaksana
demi mencapai target perusahaan yang Anda harapkan.

Karyawan yang merasa aman dan juga bahagia saat bekerja di perusahaan
Anda tentunya akan membawa pemasukan yang lebih lagi, bukan? Oleh
karena itu, Anda bisa memberikan sebuah reward kepada karyawan agar
mereka dapat bekerja dengan lebih maksimal dengan Pluxee Gift yang
tentunya berguna untuk mereka!

KOMPAS.com – Konflik antarkelompok adalah konflik yang terjadi antara dua kelompok atau
lebih dalam organisasi. Konflik ini sering terjadi pada bagian yang mempunyai interaksi kerja
dengan beragam kepentingan.

Sebagai contoh, bagian pemasaran mengharapkan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas
yang tinggi dengan harga kompetitif supaya konsumen mau membeli dan produk tersebut dapat
bersaing dengan kompetitor.

Akan tetapi, bagian keuangan mengharapkan produk mempunyai harga tinggi dengan biaya
produksi yang efisien sehingga margin keuntungan yang diperoleh akan tinggi.

Di sisi lain, bagian pembelian mengharapkan bagian keuangan untuk segera membayar tagihan
penyuplai demi terjaganya hubungan baik dengan penyuplai.

Namun, bagian keuangan cenderung menunda pembayaran untuk pengelolaan aliran kas (cash
flow) mengingat ada banyak pengeluaran yang harus dibayar dengan ketersediaan dana yang
terbatas.

Beberapa konflik di atas dapat diselesaikan melalui koordinasi dan penetapan standar, seperti
standar kualitas, batas waktu pembayaran ke penyuplai, dan lain-lain.

Konflik antarkelompok merupakan peristiwa yang dapat merusak, namun juga terkadang
diperlukan. Konflik ini bisa terjadi pada semua tingkatan fungsi di organisasi dan masyarakat.

Konflik antarkelompok bisa membantu menghasilkan ketegangan kreatif (creative tensions)


sehingga berdampak pada kontribusi yang lebih efektif terhadap tujuan organisasi.

Konflik antarkelompok dapat dikatakan bersifat destruktif apabila telah mengasingkan kelompok
yang seharusnya bekerja sama, menghasilkan persaingan menang-kalah, serta konflik
mengarah pada kompromi dengan hasil yang kurang optimal.

Baca juga: Macam-Macam Dimensi Hubungan Antarkelompok

Sumber konflik antarkelompok (intergroup conflict) meliputi kohesi (kedekatan dalam kelompok
kerap menyebabkan permusuhan kelompok), struktur tipe kepemimpinan, dan status individu
dalam suatu kelompok.

Penyebab konflik antarkelompok dalam organisasi


Beberapa kondisi yang menjadi penyebab konflik antarkelompok dalam organisasi sebagai
berikut:

Persaingan sumber daya


Organisasi yang mempunyai keterbatasan sumber daya akan memunculkan konflik
antarkelompok karena setiap kelompok akan berkompetisi demi memperoleh anggaran,
ruangan, penyedia, serta dukungan layanan.

Saling ketergantungan tugas


Apabila terdapat kondisi di mana dua kelompok dalam organisasi bergantung pada satu
kelompok yang lain maka cenderung akan menimbulkan konflik.

Ambiguitas yurisdiksi
Konflik akan muncul apabila terdapat tumpang tindih dalam pertanggungjawaban.

Memperjuangkan status
Konflik dapat muncul saat suatu kelompok mencoba memperjuangkan peningkatan status
hierarkinya, tetapi kelompok lain melihatnya sebagai ancaman.

Baca juga: 6 Metode Pelaksanaan Resolusi Konflik Menurut Forsyth

Bentuk konflik antarkelompok dalam organisasi


Konflik antarkelompok terjadi dalam dua bentuk umum, yaitu:

Konflik horizontal
Konflik horizontal melibatkan persaingan antara fungsi. Sebagai contoh, dapartemen produksi
versus dapartemen penjualan.

Konflik vertikal
Konflik vertikal melibatkan persaingan antara tingkat hierarki. Sebagai contoh, serikat pekerja
versus manajemen.

Konflik Individu
Jenis konflik yang pertama adalah konflik pribadi. Dimana konflik pribadi adalah salah satu jenis
konflik yang terjadi antara individu dengan individu ataupun dengan kelompok masyarakat.
Salah satu penyebab adanya konflik pribadi adalah karena adanya perbedaan cara pandang
antar individu yang berkaitan dengan persoalan yang serupa. Jenis konflik yang satu ini sangat
sering terjadi di dalam pertemanan, keluarga, dunia kerja, dan lain sebagainya. Salah satu
contoh dari konflik pribadi adalah ketika sebuah keluarga beradu argumen tentang pembagian
hak waris atau warisan.

Konflik individu adalah konflik yang terjadi antara individu dengan individu ataupun individu
dengan kelompok masyarakat.

Berbagai macam penyebab terjadinya konflik individu salah satunya adalah adanya perbedaan
cara pandang, perbedaan pendapat, atau perbedaan pemikiran yang berkaitan dengan
interaksi.

Konflik individu ini dapat terjadi dalam lingkup keluarga, pertemanan, dan masyarakat.

Konflik adalah sesuatu yang lazim dalam organisasi, tetapi bukan berarti kamu bisa
membiarkannya tanpa solusi. Mengetahui cara mengatasi konflik dalam organisasi adalah salah
satu kunci kepemimpinan dan dinamika kelompok yang efektif. Setiap organisasi memiliki
konflik, tetapi iklim organisasi yang sehat menuntut solusi efektif dan memuaskan untuk semua
pihak.

Apa Saja Contoh Konflik dalam Organisasi?


Setiap organisasi memiliki konflik masing-masing, mulai dari perbedaan pendapat, beban kerja
yang tidak seimbang, dan lain-lain. Tetapi, secara umum ada tiga jenis konflik yang mungkin
terjadi dalam setiap kelompok. Mereka adalah:

1. Konflik Tugas/Kerja
Jenis konflik ini sangat umum terjadi dan biasanya merupakan masalah yang konkret, misalnya
soal pembagian sumber daya, metode pelaksanaan tugas, hingga perbedaan opini soal cara
terbaik mencapai tujuan program atau tugas. Konflik ini biasanya termasuk yang paling mudah
diselesaikan, tetapi bisa lebih rumit jika ada penyebab yang lebih mendalam dan tidak terlihat di
permukaan.

Konflik tugas merupakan sesuatu yang paling umum ditemukan dalam organisasi. Kamu bisa
melihatnya dalam keseharian, misalnya pertentangan terkait penyelesaian masalah yang
muncul mendadak atau penyelesaian tugas dengan jangka waktu terbatas. Walau termasuk
sesuatu yang umum, konflik tugas bisa menjadi masalah besar jika terlalu sering terjadi dan
bahkan memengaruhi atmosfer kerja secara permanen.

Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja yang Optimal

2. Konflik Hubungan/Relasi
Konflik hubungan atau relasi berkaitan dengan hal-hal seperti kepribadian, selera, cara
pandang, dan gaya komunikasi. Hal ini natural karena kamu menghadapi banyak orang
berbeda yang harus berinteraksi demi mencapai tujuan bersama. Konflik ini lebih rumit karena
bisa memengaruhi aktivitas lain seperti tugas dalam organisasi.

Organisasi formal biasanya melarang anggotanya untuk mencampur masalah pribadi dengan
pekerjaan. Anggota organisasi dituntut untuk tidak membiarkan hal pribadi mengganggu kerja
sama, kecuali jika hal tersebut berlawanan dengan aturan dan etika perusahaan. Akan tetapi,
konflik relasi yang berlarut-larut bisa memengaruhi kinerja secara menyolok.

Baca juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja

3. Konflik Nilai
Konflik nilai termasuk sulit dikelola karena berkaitan dengan hal fundamental dalam diri setiap
orang. Pertentangan bisa terjadi karena perbedaan agama, pandangan politik, ideologi, dan hal
lain yang biasanya diyakini secara mendalam. Hal ini biasanya “tabu” dibicarakan dalam
lingkungan kerja, tetapi ada saat di mana konflik nilai menjadi pembicaraan utama, misalnya
dalam pembahasan tentang kebijakan atau etika.

Konflik nilai bisa sangat memengaruhi aktivitas organisasi. Anggota yang memegang teguh
prinsip nilainya bisa melakukan hal drastis seperti menentang, protes, atau bahkan
mengundurkan diri demi mempertahankan nilai.

Apa Saja Tips Mengatasi Konflik?


Manajemen konflik merupakan proses yang panjang dan kompleks. Kamu akan membutuhkan
partisipasi seluruh pihak yang terlibat konflik untuk dapat mengambil keputusan yang tepat
untuk menghentikan konflik.

Tidak ada cara instan dalam mengatasi konflik, apalagi mengingat setiap organisasi memiliki
konflik dengan karakteristik berbeda. Akan tetapi, ada beberapa panduan mendasar terkait cara
menyelesaikan konflik dalam organisasi. Berikut beberapa poin pentingnya.
1. Fokus pada Problem, Bukan Hal Pribadi
Tahap pertama dalam penyelesaian konflik adalah memandang masalah secara objektif. Hal ini
bisa sulit jika ada aspek pribadi yang terlibat, dan bisa berujung ke saling menyalahkan tanpa
memandang masalah sebenarnya. Prinsip “fokus pada problem” juga bisa menjadi patokan
untuk menyelesaikan konflik paling mendasar seperti konflik kerja.

Kamu bisa mengantisipasi reaksi keras terkait hal pribadi dengan cara visualisasi problem.
Gunakan grafik, data, catatan, atau laporan yang bisa kamu deskripsikan dan tunjukkan ke
semua pihak yang berkepentingan. Hal ini membantu mengarahkan diskusi agar lebih objektif
dan terpusat, tidak melebar kemana-mana.

2. Berkomunikasi Secara Terbuka


Komunikasi terbuka adalah kunci mengatasi konflik tanpa menyimpan risiko “letusan” di
kemudian hari. Pemimpin atau manajer perlu menekankan prinsip komunikasi terbuka sejak
awal agar anggota organisasi terbiasa mengungkapkan setiap keberatan, kritik, atau potensi
konflik yang muncul.

Komunikasi terbuka terutama penting untuk tipe konflik yang lebih sulit ditangani, misalnya
konflik relasi dan nilai. Hal ini karena relasi dan nilai merupakan sesuatu yang sifatnya lebih
personal. Karena setiap anggota organisasi memiliki anggota dengan sifat dan nilai berbeda-
beda, komunikasi terbuka bisa memberi jalan untuk mengungkapkan persetujuan dan
keberatan masing-masing demi diskusi lebih lancar.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi

3. Kembangkan Metode Spesifik untuk Setiap Problem


Sebuah masalah dalam organisasi biasanya terdiri dari beberapa problem kecil, dan masing-
masing membutuhkan penyelesaian tersendiri. Kamu bisa membuat daftar tantangan yang
berkontribusi pada permasalahan besar. Daftar ini akan membantu dalam menciptakan rencana
kerja serta penciptaan solusi hingga ke akar masalahnya.

Selain melihat akar masalah, daftar problem spesifik ini juga memudahkan pembagian tugas.
Pemimpin organisasi bisa menugaskan solusi tertentu pada anggota yang memiliki keahlian
khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini akan membuat proses penyelesaian konflik
lebih tepat sasaran.

4. Minta Pendapat Pihak Netral


Pihak netral atau mediator berperan penting dalam konflik yang berlarut-larut atau melibatkan
aspek pribadi seperti sudut pandang dan kepribadian. Mediator bisa siapa saja dalam
organisasi selama mereka tidak berkepentingan langsung dalam masalah yang dihadapi.
Idealnya, mediator adalah seseorang dengan suara yang dihormati oleh semua anggota.

5. Konsisten dan Komitmen dalam Penyelesaian Konflik


Ketika identifikasi masalah dan metode penyelesaian konflik sudah diputuskan, pastikan untuk
bersikap konsisten dalam pelaksanaannya. Semua anggota yang terlibat harus melaksanakan
bagian masing-masing dalam pemecahan masalah, sesuai kesepakatan.

6. Evaluasi dan Kompromi


Sama seperti setiap aktivitas penting organisasi, penyelesaian konflik juga membutuhkan
evaluasi. Hal ini menjadi panduan untuk mencegah konflik serupa atau memilih prosedur
penyelesaian yang efektif ketika hal yang sama terjadi. Dalam proses evaluasi, setiap pemimpin
dan anggota tim harus mendiskusikan hal-hal seperti penyebab utama konflik, masalah yang
menyertai, sikap atau perilaku yang menghambat proses penyelesaian, dan solusi terbaiknya.

Setelah membuat laporan evaluasi, setiap pemimpin dan anggota tim harus memperbaiki
kinerja berdasarkan laporan tersebut. Kompromi, keinginan untuk belajar, serta komitmen untuk
meningkatkan kinerja serta memperbaiki kesalahan menjadi kunci untuk mencegah atau
mengatasi konflik serupa.

Baca Juga: Definisi Dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan

7. Bersikap Adil terhadap Semua Anggota Tim


Akhirnya, ketika semua anggota tim telah menyepakati solusi konflik, pastikan semua orang
merasa puas dengan hasilnya. Apakah ada pihak yang merasa dirugikan atau diperlakukan
tidak adil dalam penyelesaian konflik? Apakah solusi yang dihasilkan cenderung
menguntungkan satu pihak?

Solusi penyelesaian konflik juga harus etis dan mengikuti kebijakan organisasi. Hal ini akan
membantu ketika ada ketidakpuasan dari anggota tim terkait hasil penyelesaian konflik yang
telah disepakati bersama.

Konflik dapat bersifat negatif (merugikan) tetapi sekaligus dapat pula bersifat positif
(menguntungkan), tergantung bagaimana mengelolanya.

Dampak positif konflik terhadap organisasi antara lain :


(1) Organisasi menjadi lebih dinamis.
(2) Sebagai pengalaman berharga.
(3) Pimpinan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
(4) Melahirkan pribadi yang kreatif, kritis, dan inovatif.
(5) Menumbuhkan sikap toleransi.

Dampak negatif konflik terhadap organisasi dapat mengakibatkan :


(1) Komunikasi organisasi terhambat.
(2) Kerjasama organisasi menjadi terhalang.
(3) Aktivitas produksi dan distribusi terganggu.
(4) Memunculkan saling curiga, salah paham, dan intrik.
(5) Individu yang berkonflik merasakan cemas, stres, apatis, dan frsutasi.
(6) Stres yang berkepanjangan menyebabkan orang yang sedang berkonflik akan menarik diri
dari pergaulan dan mangkir dari pekerjaan.

Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi
dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya
pengembangan produk baru, teknologi, harga- harga lebih rendah, dan penggunaan sumber
daya yang lebih efisien.

Konflik dalam suatu organisasi dapat terjadi karena tersendatnya arus komunikasi antar pihak,
yang menimbulkan kecurigaan, atau praduga yang dapat mengarah pada tindakan-tindakan
yang merugikan semua pihak dalam organisasi.

Jenis- Jenis Konflik


Ada lima jenis konflik dalam organisasi, yaitu:
1. Konflik dalam diri individu
adalah konflik yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan
yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling
bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.

2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama


adalah konflik sering disebabkan oleh
perbedaan- perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar
peranan seperti antara manajer dan bawahan.

3. Konflik antar individu dan kelompok


adalah konflik yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk
keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, seperti seorang individu dihukum
atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma- norma kelompok.

4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama


adalah konflik yang terjadi karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.

5. Konflik antar organisasi


adalah konflik yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem
perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya
pengembangan produk baru, teknologi, harga- harga lebih rendah, dan penggunaan
sumber daya yang lebih efisien.

Anda mungkin juga menyukai