Jawaban Konflik
Jawaban Konflik
tentunya kita tak luput dari sebuah konflik. Hal ini dapat terjadi
hal yang wajar terjadi dan sebagai pemimpin, Anda harus bisa
tersebut?
3. Konflik Nilai
Dalam manajemen konflik, jenis konflik nilai termasuk yang sulit untuk
dikelola karena berkaitan dengan hal-hal bersifat fundamental dari dalam
diri setiap orang. Pertentangan tersebut mungkin terjadi karena perbedaan
kepercayaan, ideologi, pandangan politik, atau hal lain yang umumnya
diyakini secara lebih mendalam.
Bagaimana Cara
Mengatasi Konflik dalam
Organisasi?
Sebagai seorang pemimpin tentunya Anda harus dapat menjadi role model
bagi seluruh karyawan Anda. Sikap Anda dalam mengambil keputusan harus
diperhitungkan agar dapat menguntungkan semua yang terlibat dan tidak
menjatuhkan satu belah pihak. Khususnya dalam mengatasi konflik, Anda
harus menjadi seorang pemimpin yang adil dan membuat siapapun yang
bekerja di bawah Anda merasa aman dan nyaman. Lalu, jika sebuah konflik
terjadi di perusahaan Anda, berikut ini hal yang dapat dilakukan untuk
mengatasi konflik tersebut:
Menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi haruslah adil dan tidak
memihak siapapun. Meskipun seorang karyawan yang terlibat konflik ini
menempati posisi yang tinggi seperti manajer sekalipun, Anda tidak boleh
langsung beranggapan bahwa manajer Anda yang paling benar dan orang
yang terlibat konflik di bawahnya yang salah.
Setelah Anda mengetahui akar permasalahan yang terjadi, maka ini saatnya
untuk Anda duduk bersama-sama dengan karyawan-karyawan yang terlibat
di dalam konflik. Guna dari mengumpulkan semuanya di dalam sebuah
ruangan adalah untuk mencegah terjadinya miskomunikasi dan juga
mengambil jalan keluar yang tepat bersama-sama. Dengan cara ini, maka
diharapkan karyawan yang terlibat di dalam konflik dapat menepati janji
yang dibuat dalam pengambilan keputusan jalan keluar yang diambil
tersebut.
7. Melakukan Evaluasi
Langkah terakhir yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi konflik dalam
organisasi adalah melakukan evaluasi. Buatlah sebuah rencana untuk
mencegah konflik yang serupa terjadi di masa depan. Dengan demikian,
perusahaan yang dibangun dapat berkembang dengan baik dan stabil, serta
karyawan-karyawan akan merasa aman dan nyaman ketika bekerja di
bawah seorang pemimpin yang adil dan bijaksana seperti Anda.
Jadilah Pemimpin yang
Peka dan Dapat
Memahami Karyawannya
Menjadi seorang pemimpin tidak hanya selalu memikirkan tentang
pemasukan dan pengeluaran saja. Perusahaan-perusahaan yang dapat
berkembang dan maju biasanya mempunyai pemimpin yang peka akan
kebutuhan karyawannya serta dapat memahami seluruh permasalahan yang
terjadi. Anda harus menjadi pemimpin yang peka serta adil dan bijaksana
demi mencapai target perusahaan yang Anda harapkan.
Karyawan yang merasa aman dan juga bahagia saat bekerja di perusahaan
Anda tentunya akan membawa pemasukan yang lebih lagi, bukan? Oleh
karena itu, Anda bisa memberikan sebuah reward kepada karyawan agar
mereka dapat bekerja dengan lebih maksimal dengan Pluxee Gift yang
tentunya berguna untuk mereka!
KOMPAS.com – Konflik antarkelompok adalah konflik yang terjadi antara dua kelompok atau
lebih dalam organisasi. Konflik ini sering terjadi pada bagian yang mempunyai interaksi kerja
dengan beragam kepentingan.
Sebagai contoh, bagian pemasaran mengharapkan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas
yang tinggi dengan harga kompetitif supaya konsumen mau membeli dan produk tersebut dapat
bersaing dengan kompetitor.
Akan tetapi, bagian keuangan mengharapkan produk mempunyai harga tinggi dengan biaya
produksi yang efisien sehingga margin keuntungan yang diperoleh akan tinggi.
Di sisi lain, bagian pembelian mengharapkan bagian keuangan untuk segera membayar tagihan
penyuplai demi terjaganya hubungan baik dengan penyuplai.
Namun, bagian keuangan cenderung menunda pembayaran untuk pengelolaan aliran kas (cash
flow) mengingat ada banyak pengeluaran yang harus dibayar dengan ketersediaan dana yang
terbatas.
Beberapa konflik di atas dapat diselesaikan melalui koordinasi dan penetapan standar, seperti
standar kualitas, batas waktu pembayaran ke penyuplai, dan lain-lain.
Konflik antarkelompok merupakan peristiwa yang dapat merusak, namun juga terkadang
diperlukan. Konflik ini bisa terjadi pada semua tingkatan fungsi di organisasi dan masyarakat.
Konflik antarkelompok dapat dikatakan bersifat destruktif apabila telah mengasingkan kelompok
yang seharusnya bekerja sama, menghasilkan persaingan menang-kalah, serta konflik
mengarah pada kompromi dengan hasil yang kurang optimal.
Sumber konflik antarkelompok (intergroup conflict) meliputi kohesi (kedekatan dalam kelompok
kerap menyebabkan permusuhan kelompok), struktur tipe kepemimpinan, dan status individu
dalam suatu kelompok.
Ambiguitas yurisdiksi
Konflik akan muncul apabila terdapat tumpang tindih dalam pertanggungjawaban.
Memperjuangkan status
Konflik dapat muncul saat suatu kelompok mencoba memperjuangkan peningkatan status
hierarkinya, tetapi kelompok lain melihatnya sebagai ancaman.
Konflik horizontal
Konflik horizontal melibatkan persaingan antara fungsi. Sebagai contoh, dapartemen produksi
versus dapartemen penjualan.
Konflik vertikal
Konflik vertikal melibatkan persaingan antara tingkat hierarki. Sebagai contoh, serikat pekerja
versus manajemen.
Konflik Individu
Jenis konflik yang pertama adalah konflik pribadi. Dimana konflik pribadi adalah salah satu jenis
konflik yang terjadi antara individu dengan individu ataupun dengan kelompok masyarakat.
Salah satu penyebab adanya konflik pribadi adalah karena adanya perbedaan cara pandang
antar individu yang berkaitan dengan persoalan yang serupa. Jenis konflik yang satu ini sangat
sering terjadi di dalam pertemanan, keluarga, dunia kerja, dan lain sebagainya. Salah satu
contoh dari konflik pribadi adalah ketika sebuah keluarga beradu argumen tentang pembagian
hak waris atau warisan.
Konflik individu adalah konflik yang terjadi antara individu dengan individu ataupun individu
dengan kelompok masyarakat.
Berbagai macam penyebab terjadinya konflik individu salah satunya adalah adanya perbedaan
cara pandang, perbedaan pendapat, atau perbedaan pemikiran yang berkaitan dengan
interaksi.
Konflik individu ini dapat terjadi dalam lingkup keluarga, pertemanan, dan masyarakat.
Konflik adalah sesuatu yang lazim dalam organisasi, tetapi bukan berarti kamu bisa
membiarkannya tanpa solusi. Mengetahui cara mengatasi konflik dalam organisasi adalah salah
satu kunci kepemimpinan dan dinamika kelompok yang efektif. Setiap organisasi memiliki
konflik, tetapi iklim organisasi yang sehat menuntut solusi efektif dan memuaskan untuk semua
pihak.
1. Konflik Tugas/Kerja
Jenis konflik ini sangat umum terjadi dan biasanya merupakan masalah yang konkret, misalnya
soal pembagian sumber daya, metode pelaksanaan tugas, hingga perbedaan opini soal cara
terbaik mencapai tujuan program atau tugas. Konflik ini biasanya termasuk yang paling mudah
diselesaikan, tetapi bisa lebih rumit jika ada penyebab yang lebih mendalam dan tidak terlihat di
permukaan.
Konflik tugas merupakan sesuatu yang paling umum ditemukan dalam organisasi. Kamu bisa
melihatnya dalam keseharian, misalnya pertentangan terkait penyelesaian masalah yang
muncul mendadak atau penyelesaian tugas dengan jangka waktu terbatas. Walau termasuk
sesuatu yang umum, konflik tugas bisa menjadi masalah besar jika terlalu sering terjadi dan
bahkan memengaruhi atmosfer kerja secara permanen.
2. Konflik Hubungan/Relasi
Konflik hubungan atau relasi berkaitan dengan hal-hal seperti kepribadian, selera, cara
pandang, dan gaya komunikasi. Hal ini natural karena kamu menghadapi banyak orang
berbeda yang harus berinteraksi demi mencapai tujuan bersama. Konflik ini lebih rumit karena
bisa memengaruhi aktivitas lain seperti tugas dalam organisasi.
Organisasi formal biasanya melarang anggotanya untuk mencampur masalah pribadi dengan
pekerjaan. Anggota organisasi dituntut untuk tidak membiarkan hal pribadi mengganggu kerja
sama, kecuali jika hal tersebut berlawanan dengan aturan dan etika perusahaan. Akan tetapi,
konflik relasi yang berlarut-larut bisa memengaruhi kinerja secara menyolok.
Baca juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja
3. Konflik Nilai
Konflik nilai termasuk sulit dikelola karena berkaitan dengan hal fundamental dalam diri setiap
orang. Pertentangan bisa terjadi karena perbedaan agama, pandangan politik, ideologi, dan hal
lain yang biasanya diyakini secara mendalam. Hal ini biasanya “tabu” dibicarakan dalam
lingkungan kerja, tetapi ada saat di mana konflik nilai menjadi pembicaraan utama, misalnya
dalam pembahasan tentang kebijakan atau etika.
Konflik nilai bisa sangat memengaruhi aktivitas organisasi. Anggota yang memegang teguh
prinsip nilainya bisa melakukan hal drastis seperti menentang, protes, atau bahkan
mengundurkan diri demi mempertahankan nilai.
Tidak ada cara instan dalam mengatasi konflik, apalagi mengingat setiap organisasi memiliki
konflik dengan karakteristik berbeda. Akan tetapi, ada beberapa panduan mendasar terkait cara
menyelesaikan konflik dalam organisasi. Berikut beberapa poin pentingnya.
1. Fokus pada Problem, Bukan Hal Pribadi
Tahap pertama dalam penyelesaian konflik adalah memandang masalah secara objektif. Hal ini
bisa sulit jika ada aspek pribadi yang terlibat, dan bisa berujung ke saling menyalahkan tanpa
memandang masalah sebenarnya. Prinsip “fokus pada problem” juga bisa menjadi patokan
untuk menyelesaikan konflik paling mendasar seperti konflik kerja.
Kamu bisa mengantisipasi reaksi keras terkait hal pribadi dengan cara visualisasi problem.
Gunakan grafik, data, catatan, atau laporan yang bisa kamu deskripsikan dan tunjukkan ke
semua pihak yang berkepentingan. Hal ini membantu mengarahkan diskusi agar lebih objektif
dan terpusat, tidak melebar kemana-mana.
Komunikasi terbuka terutama penting untuk tipe konflik yang lebih sulit ditangani, misalnya
konflik relasi dan nilai. Hal ini karena relasi dan nilai merupakan sesuatu yang sifatnya lebih
personal. Karena setiap anggota organisasi memiliki anggota dengan sifat dan nilai berbeda-
beda, komunikasi terbuka bisa memberi jalan untuk mengungkapkan persetujuan dan
keberatan masing-masing demi diskusi lebih lancar.
Selain melihat akar masalah, daftar problem spesifik ini juga memudahkan pembagian tugas.
Pemimpin organisasi bisa menugaskan solusi tertentu pada anggota yang memiliki keahlian
khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini akan membuat proses penyelesaian konflik
lebih tepat sasaran.
Setelah membuat laporan evaluasi, setiap pemimpin dan anggota tim harus memperbaiki
kinerja berdasarkan laporan tersebut. Kompromi, keinginan untuk belajar, serta komitmen untuk
meningkatkan kinerja serta memperbaiki kesalahan menjadi kunci untuk mencegah atau
mengatasi konflik serupa.
Solusi penyelesaian konflik juga harus etis dan mengikuti kebijakan organisasi. Hal ini akan
membantu ketika ada ketidakpuasan dari anggota tim terkait hasil penyelesaian konflik yang
telah disepakati bersama.
Konflik dapat bersifat negatif (merugikan) tetapi sekaligus dapat pula bersifat positif
(menguntungkan), tergantung bagaimana mengelolanya.
Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi
dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya
pengembangan produk baru, teknologi, harga- harga lebih rendah, dan penggunaan sumber
daya yang lebih efisien.
Konflik dalam suatu organisasi dapat terjadi karena tersendatnya arus komunikasi antar pihak,
yang menimbulkan kecurigaan, atau praduga yang dapat mengarah pada tindakan-tindakan
yang merugikan semua pihak dalam organisasi.