Anda di halaman 1dari 8

EKONOMI MAKRO I

KESEIMBANGAN AGREGAT DEMAND DAN AGREGAT SUPPLY

TUGAS KELOMPOK 5
Anggota :
MAYA ANGELINA SERAN (31123019)
MARIA LITVINA PRADA MANEK (31123020)
ALEXANDER HENDRIKO DANDO DAGHO (31123033)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


UNIVERSITAS WIDYA MANDIRA KUPANG
2023/2024
Latar Belakang

Agregat permintaan dan agregat penawaran (AD/AS) membahas tentang :


1. Masalah keseimbangan pendapatan nasional
2. Dengan menggunakan alat analisis permintaan dan penawaran agregat.
3. Dengan alat analisis permintaan dan penawaran agregat, asumsi harga bersifat eksogen dapat
dilepaskan. Permintaan agregat (agregat demand) dan penawaran agregat (agregat supply) sebagai
model analisis dalam teori makro ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan bagaimana tingkat
harga ditentukan.
4. Selain itu, sering kali digunakan untuk membantu menganalisis fluktuasi ekonomi dalam jangka
pendek. Model AD/AS ini merupakan turunan dari model IS/LM menggunakan asumsi bahwa tingkat
harga bersifat konstan.
PEMBAHASAN
1. Permintaan Agregat (AD)
Permintaan agregat adalah jumlah kuantitas barang dan jasa yang ingin dibeli ruamah tangga, perusahaan
dan pemerintah pada tingkat inflasi yang ada.

Rumus dari permintaan agregat :


GDP = y = AD = C + I + G + NX

Suku Inflasi

100 200 Kuantitas Output


(GDP)

Ketika inflasi naik, maka yang terjadi adalah penurunan dalam kuantiti demand, begitu juga sebaliknya.
Mengapa kurva agregat bergerak dari kiri atas ke kanan bawah?

1. Efek Pigou
Ketika tingkat inflasi turun, maka yang terjadi adalah nilai uang akan naik sehingga daya beli akan bertambah,
sehingga konsumen akan merasa lebih kaya dan akan menambah pengeluaran.
2. Efek Suku Bunga
Ketika inflasi turun, maka Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga, agar meningkatkan investasi. Jika investasi
meningkat, maka akan meningkatkan kuantitas dari permintaan agregat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, jika
inflasi turun, maka akan menaikan kuantitas agregat demand.
3. Efek nilai tukar mata uang

Ketika inflasi turun, Bank Indonesia akan menurunkan over night rate, yang merupakan suku bunga untuk
meminjam uang perhari atau suku bunga yang dipinjam antar Bank permalam/perhari. Jika over night turun,
maka suku bunga keseluruhan akan turun. Sehingga yang terjadi adalah suku bunga domestik akan terlihat l
ebih rendah dari pada suku bunga diluar negeri. Dari kejadian ini akan memicu NFI (Net Farm Income), artinya
investasi dari luar akan meningkat. Mengapa investasi dari luar meningkat? Karena suku bunga di Indonesia
kecil.
sehingga orang asing akan meminjam uang di negera indonesia untuk investasi di negera indonesia juga.
Ketika NFI naik, maka akan menyebabkan supply rupiah naik dalam pasar nilai tukar mata uang. Ketika supply
naik, yang terjadi adalah nilai dari rupiah itu akan turun, maka yang terjadi adalah barang/jasa dalam negeri
terlihat murah, sehingga ekspor akan meningkat, dan ujung-ujungnya kuantitas permintaan agregat barang/jasa
akan meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, jika inflasi turun, akan kuantitas permintaan agregat
barang/jasa akan meningkat.

2. Penawaran Agregat (AS)


1. Jangka Panjang
Tingkat
Inflasi LRAS
A

Kuantitas Barang/ Jasa

Jika tingkat inflasinya turun dari A ke B, maka jumlah LRAS tidak bergeser atau tidak berubah. Faktor yang menggeser kurva LRAS
2. Jangka Pendek

LRAS
SRAS
Inflasi
%
7

100 200 Q

Jika tingkat inflasi 5% meningkat menjadi 7%, maka akan meningkatkan jumlah kuantitas penawarannya dari 100 ke 200.
3 alasan kurva SRAS menanjak dari kiri bawah ke kanan atas :
1. Mispersepsi
Ketika terjadi perubahan pada tingkat inflasi menyebabkan salah dilihat oleh suplayer sebagai
perubahan pada harga barang. Kesimpulannya, ketika inflasi naik, maka price akan naik,
sehingga mengakibatkan kuantitas agregat supply mengalami kenaikan.

2. Sticky Wage
❖ Upah yang tidak mudah berubah atau berubah dengan sangat lambat seiring dengan berjalannya waktu
❖ Upah nominal ditentukan berdasarkan ekspektasi inflasi
❖ Jika inflasi aktual lebih tinggi dari ekspektasi inflasi, maka perusahaan akan senang karena harga barang
naik, sehingga keuntungan yang didapat besar.
❖ Meningkatkan output (produksi) dan menambah pegawai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, jika inflasi naik, maka kuantitas agregat supply akan
bertambah
3. Sticky Price
❖ Harga barang dan jasa ditentukan berdasarkan ekspektasi inflasi
❖ Jika inflasi aktual lebih besar dari ekspektasi inflasi, harga barang akan underprice
❖ Perusahaan menambah harga, maka mereka akan menanggung biaya menu
❖ Perusahaan tidak merubah harga, harga barang akan menarik, meningkatkan penjualan, meningkatkan
produksi (output). Sehingga dapat disimpulkan bahwa, jika inflasi naik, maka yang terjadi adalah kuantitas
agregat supply akan bertambah.

Anda mungkin juga menyukai