Makalah - Pengaruh - Penggunaan - Handphone - Ba Kelompok 4
Makalah - Pengaruh - Penggunaan - Handphone - Ba Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
Namun demikian, dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK pun disatu sisi kita
merasa gembira karena kita dapat mengakses informasi dalam waktu yang relatif
singkat dengan biaya yang murah, tetapi disisi lain sangat memerihatinkan karena
kemajuan IPTEK semacam ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi generasi
muda kita khususnya para pelajar lebih-lebih bilamana tidak diimbangi dengan
pembinaa di bidang IMTAQ baik oleh para guru, orang tua, masyarakat, serta pelajar
itu sendiri. Sebagai contoh; dengan adanya perkembangan dan kemajuan IPTEK yang
sedemikian canggih di bidang telekomunikasi khususnya handphone. Dengan
handphone yang melalui fitur-fitur lengkap membuat pelajar mampu mengakses
informasi yang ada di seluruh penjuru dunia dalam waktu yang relatif singkat dan
hampir bersamaan serta dengan biaya yang relatif murah sehingga dapat membantu
sisa dalam mengakses informasi yang berhubungan dengan materi- materi
pembelajaran yang diberikan di sekolah alhasil prestasi belajar pelajar dapat
meningkat. Namun di lain pihak, handphone pun dapat menimbulakan dampak negatif
terhadap prestasi belajar pelajar. Hal ini dikarenakan penyalahgunaan penggunaan
handphone oleh para pelajar sehingga handphone juga dapat membuat prestasi
sebagian pelajar menurun. Oleh dari itu saya membuat karya tulis ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa saja tugas-tugas bagi pelajar?
2. Apa saja dampak positif penggunaan handphone bagi pelajar ?
3. Apa saja dampak negatif penggunaan handphone bagi pelajar ?
4. Apa saja upaya yang harus dilakukan agar pelajar tidak salah dalam memanfaatkan
handphone ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tugas-tugas bagi pelajar.
2. Untuk mengetahui dampak positif penggunaan handphone bagi pelajar.
3. Untuk mengetahui dampak negatif penggunaan handphone bagi pelajar.
4. Untuk memberikan upaya yang harus dilakukan agar pelajar tidak salah dalam
memanfaatkan handphone.
D. Metode Penulisan
Metode yang penyusun gunakan untuk penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan Pustaka
2. Pengamatan langsung
Penyusun mempergunakan metode ini dengan pertimbangan karena metode ini sangat relevan
untuk penulisan makalah pengaruh penggunaan handphone bagi pelajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetian Handphone
Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi
elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga
konvesional namun dapat dibawa kemana-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan
dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).
Generasi pertama system selular Analog yaitu AMPS ( Advance Mobile Phone
Service ). Versi dari AMPS dikenal sebagai Narrowband Advance Mobile Phone Service
( NAMPS ) yang menggabungkan teknologi digital, sehingga system ini dapat digunakan
untuk membawa tiga kali lebih besar kapasitas pada setiap panggilan versinya. Pada tahun
1981 muncul NMT ( Nordic Mobile Telephone System ). Pada tahun 1982 muncullah GSM
( Global System For Mobile Communination ).
Pada tahun 1990 jaringan Amerika Utara bergabung membentuk standarisasi IS-54B
dimana standarisasi ini adalah yang pertama kali menggunakan dual mode seluler
berdasarkan teknik penyebaran spectrum untuk meningkatkan kapasitas yang disebut IS-95.
Dengan menggunakan protocol AMPS sebagai defaultnya, akan tetapi mempunyai cara kerja
SEC. Normal yang berbeda dengan analaog selular serta lebih canggih dibanding IS-54.
Pada awalnya disebutkan bahwa yang menggunakan teknologi sistem Code Division
Multiple Access ( CDMA ) secara digital akan meningkatkan kapasitas hingga 10 sampai 20
kali pada sistem selularnya. Meskipun konsep tersebut mengedankan hal inilah yang
menjadikan sistem berdasarkan CDMA menjadi metode transmisi pilihan pada pemasangan-
pemasangan baru di atas sistem CDMA. Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel
yaitu GSM dan CDMA tetapi sekarang ada era generasi baru Handphone yaitu era generasi
ke-3 ( 3G ). Dimana generasi ini telah merambah ke layanan internet secara wireless.
B. Pengertian Pelajar
Pelajar adalah istilah lain dari siswa / murid / peserta didik. Di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Pengertian murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar,
bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang
yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.
Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari
mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan
intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan
mengikuti jalan kebaikan.
Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi
sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai
pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara
optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu
yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami
proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan
yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu
kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.
Dalam proses belajar-mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah murid/anak
didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-
komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk
bertindak, alat atau fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan
dengan keadaan/karakteristik murid. Itulah sebabnya murid atau anak didik adalah
merupakan subjek belajar.
Dengan demikian, tidak tepat kalau dikatakan bahwa murid atau anak didik itu
sebagai objek (dalam proses belajar-mengajar). Memang dalam berbagai statment dikatakan
bahwa murid/anak didik dalam proses belajar-mengajar sebagai kelompok manusia yang
belum dewasa dalam artian jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, memerlukan
pembinaaan, pembimbingan dan pendidikan serta usaha orang lain yang dipandang dewasa,
agar anak didik dapat mencapai tingkat kedewasaanya. Hal ini dimaksudkan agar anak didik
kelak dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, warga
negara, warga masyarakat dan pribadi yang bertanggung jawab.
Pernyataan mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan
berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan
kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan
atau talent tertentu. Hanya yang jelas murid itu belum mencapai tingkat optimal dalam
mengembangkan talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau
siswa dikatakan sebagai subjek dalam proses belajar-mengajar, sehingga murid/anak didik
disebut sebagai subjek belajar.
C. Sejarah handphone
Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang pekerja
di pabrikan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun sering disebut-sebut penemu
telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper
bekerja) dengan model pertama adalah DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah
sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.
Cooper bersama timnya menghadapi tantangan bagaimana memasukkan semua
material elektronik ke dalam alat yang berukuran kecil tersebut untuk pertama kalinya.
Akhirnya sebuah handphone pertama berhasil diselesaikan dengan total bobot seberat dua
kilogram. Untuk membuatnya, Pabrikan Motorola membutuhkan biaya kurang lebih US$1
juta. “Pada tahun 1983, telepon genggam portabel berharga US$4 ribu (Rp36 juta) setara
dengan US$10 ribu (Rp90 juta).
Setelah berhasil memproduksi telepon genggam, tantangan terbesar berikutnya adalah
mengadaptasi infrastruktur untuk mendukung sistem komunikasi telepon genggam tersebut
dengan menciptakan sistem jaringan yang hanya membutuhkan 3 MHz spektrum, setara
dengan lima channel TV yang tersalur ke seluruh dunia.
Tokoh lain yang diketahui sangat berjasa dalam dunia komunikasi selular adalah
Amos Joel Jr yang lahir di Philadelphia, 12 Maret 1918, ia memang diakui dunia sebagai
pakar dalam bidang switching. Ia mendapat ijazah bachelor (1940) dan master (1942) dalam
teknik elektronik dari MIT. Tidak lama setelah studi, ia memulai kariernya selama 43 tahun
(dari Juli 1940-Maret 1983) di Bell Telephone Laboratories, tempat ia menerima lebih dari 70
paten Amerika di bidang telekomunikasi, khususnya di bidang switching. Amos E Joel Jr,
membuat sistem penyambung (switching) ponsel dari satu wilayah sel ke wilayah sel yang
lain. Switching ini harus bekerja ketika pengguna ponsel bergerak atau berpindah dari satu sel
ke sel lain sehingga pembicaraan tidak terputus. Karena penemuan Amos Joel inilah
penggunaan ponsel menjadi nyaman.
D. Perkembangan Handphone
1. Generasi awal
Sejarah penemuan handphone tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan
telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan
mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian
Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah pada semua mobil patroli dengan
frekuensi 2MHz.
Pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan
‘’frequency modulated ‘’(FM).
Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola) mengembangkan
portable Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat
perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon
seluler mulai diperkenalkan.
Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory
Corporation mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah pertama yang diberi nama
SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon
dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil.
Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk
menghubungkan telepon secara langsung pada PSTNlandline. Kelemahan sistem ini adalah
masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti
sistem ini.
Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari Bell
Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai
dasar telepon seluler. Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.
2. Generasi 1
Telepon genggam generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon genggam
pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan
telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Telepon seluler
yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah
yang telah mengubah dunia selamanya. Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat analog
dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz
dan dioperasikan pada Band800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan
masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya yang
terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan
tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-G masih memiliki
masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna
terbatas pada jangkauan area telpon genggam.
3. Generasi 2
Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah
menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM
menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi
tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 2G sinyal
analog sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi
telepon genggam dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS.
Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan
karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil juga dikarenakan
kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan
berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi
yang membahayakan pengguna.
4. Generasi 3
Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi
pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi
tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for
GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G
ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih
barunya teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukkannya
sistem operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin lengkap bahkan
mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian, Android dan
Windows Mobile
5. Generasi 4
Generasi ini disebut juga Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem ponsel yang
menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi
nirkabel yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless
LAN, Bluetooth, dan lain-lain. Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang
memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan di mana saja.
4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan
global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir, 4G
memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi
multimedia seperti, video conferencing,online game, dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
D. Upaya yang Harus Dilakukan agar Pelajar Tidak Salah dalam Memanfaatkan
Handphone
Jika ditilik dari dampak yang ditimbulkan maka diperlukan perhatian secara seksama
dari berbagai pihak yang terkait baik dari orang tua, guru, dan lingkungan karena jika
dibiarkan secara berlarut-larut maka kondisi semacam ini justru menimbulkan kerugian yang
cukup besar baik pada pelajar tersebut, orang tua, masyarakat maupun negara. Untuk itulah,
diperlukan upaya yang mungkin dapat diterapkan anatra lain:
1. Profesionalisme guru di dalam pembelajaran
Profesionalitas guru sangat berperan dalam proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan
karena kemampuan guru dalam mengelolah kelas serta menyampaikan materi-materi
pembelajaran dengan menggunakan teknik-teknik, pembelajaran tidak membosankan pelajar
sehingga pelajar menjadi antusias dalam mengikuti materi-materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru. Dengan demikian, dapat meningkatkan prestasi belajar pelajar.
2. Adanya pelarangan penggunaan handphone pada waktu-waktu tertentu
Pelarangan pemakaian handphone pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung
sangatlah efektif karena pelajar tidak dapat dengan leluasa tukar menukar jawaban bilamana
guru memberikan quiz alhasil pelajar mempunyai kesadaran untuk meningkatkan kualitas
dirinya melalui proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
3. Peran serta orang tua dan masyarakat
Kepedulian orang tua dan masyarakat pada aktivitas anak-anaknya di luar lingkungan
sekolah sangat memengaruhi pembentukan mentalitas anak. Hal ini perlu dicermati karena
keberadaan anak di lingkungan sekolah. Sehubungan dengan itu, perlu kiranya di jalin
hubungan kerjasama yang harmonis dengan pihak keluarga dan masyarakat sekitar sehingga
pelajar dengan penuh kesadaran tidak mengakses gambar-gambar yang berbau pornografi
yang akhirnya dapat merusak mentalitas dari pelajar tersebut.
4. Kesadaran dari setiap pelajar
Timbulnya kesadaran dari setiap pelajar untuk memiliki handphone untuk hal-hal yang
bersifat positif bukan untuk berlomba-lomba memiliki handphone yang bermerk demi
meningkatkan status sosial pelajar sehingga timbul hal-hal yang tidak diinginakan seperti
pencurian handphone di lingkungan sekolah yang dapat meresahkan lingkungan sekolah dan
pelajar itu sendiri.
5. Pengetahuan pelajar tentang efek penggunaan handphone
Adanya pengetahuan pelajar mengenai efek penggunaan handphone sangat membantu
setiap pelajar dalam menggunakan handphone. Hal ini dikarenakan semakin sering pelajar
menggunakan handphone untuk hal-hal yang kurang bermanfaat maka radiasi yang
dipancarkan oleh handphone ke dalam tubuh semakin meningkat dan dapat menyebabkan
perubahan-perubahan pada tubuh mulai dari tingkat molekuler, susunan atom-atomnya
bahkan sampai pada perubahan sistem yang ada pada tubuh seperti sistem hormonal, enzim
dan metabolism tubuh sampai perubahan struktur DNA. Untuk tingkat molekuler misalnya
dapat menimbulkan gangguan pada sistem syaraf pusat, gangguan pada pengaturan fungsi
kelenjar buntu oleh syaraf dan perubahan permeabilitas pembuluh darah yang pada akhirnya
memengaruhi kesehatan dan berdampak pada prestasi belajar pelajar.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Handphone merupakan salah satu dari produk iptek yang canggih dewasa ini. Hal ini
dikarenakan handphone mampu mengakses informasi yang ada di seluruh penjuru dunia
dalam waktu yang relatif singkat dan hampir bersamaan serta biaya yang relatif murah.
handphone dapat menimbulkan dampak positif dan negatif terhada prestasi belajar siswa.
Upaya yang mungkin dapat diterapkan terhadap dampak negatif yang ditimbulkan handphone
antara lain yaitu profesionalisme guru di dalam pembelajaran, adanya pelarangan penggunaan
handphone ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, peran serta orang tua dan
masyarakat sangat membantu perkembangan prestasi belajar siswa. kesadaran dari setiap
siswa mengenai manfaat penggunaan handphone dan efek penggunaan handphone yang
dapat menunjang prestasi belajar siswa.
B. Saran-Saran
1. Tidak perlulah seorang pelajar menggunakan handphone yang memiliki fitur-fitur yang
berlebihan karena dapat mengganggu konsentrasi belajar.
2. Gunakan handphone seperlu mungkin (SMS atau telephone) guna menghindari dampak
negatif dari penggunaan handphone.
3. Manfaatkan fasilitas handphone untuk kegiatan sekolah, seperti browsing, pemotretan (bila
dibutuhkan).
Mematuhi kebijakan sekolah dimana pada saat jam pelajaran berlangsung, siswa dilarang
mengoperasikan handphone.
4. Perlu penegasan terhadap siswa atau pelajar dalam penggunaan handpone, baik dari guru
maupun orang tua di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2288567-pengertian-siswa/
http://p3laj4r.blogspot.com/2012/04/dampak-handphone-terhadap-prestasi.html
http://teknologi-mu.blogspot.com/2012/09/sejarah-handphone-dan-perkembang annya.html
http://www.anneahira.com/sejarah-handphone.htm
Nur Ibrahim, Rohmat. Terampil Berkomputer Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Kelas
VII SMP/MTs. Jakarta. Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional