Anda di halaman 1dari 60

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI

KANTOR WILAYAH JAWA BARAT


LAPAS KELAS IIB CIANJUR
Jl. Jakarta No.27, Kebonwaru, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40272

RENCANA KERJA DAN


SYARAT SYARAT KONSULTAN PERENCANA
(RKS)

Tahun Anggaran 2023


Pekerjaan :
PEKERJAAN PEMBANGUNAN
P DA
TEMBOK KELILING R
BANGUNAN,SALURAN AIR
KOTOR,POS PANTAU
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

1.1 Lingkup Pekerjaan


Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan pada
Kegiatan kelanjutan pekerjaan Pembangunan tembok keliling bangunan,
saluran air kotor, pos pantau LAPAS Kelas II B Cianjur, yang berlokasi di
Kabupaten Cianjur, yang meliputi bahan/material, tenaga kerja dan semua
peralatan bantu, serta mesin yang dipergunakan.

1.2 Peraturan(Codes), Referensi Dan Standard


NI-2 (PBI-1991) : Peraturan Beton Indonesia (1991)
PUBI-1992 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-4 : Persyaratan cat Indonesia
NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
NI-8 : Peraturan semen Portland Indonesia
NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
SNI 3976 : Standar Tatacara Pengadukan dan Pengecoran Beton
SNI 3449 : Tatacara Pembuatan Campuran Beton Ringan Dengan
Agregat Ringan.
SNI 2834 : Standar Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal
SNI 0225-87-D : Peraturan Instalasi Listrik
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air
Peraturan Dinas Keselamatan Kerja dari DEPNAKER

Jika tidak terdapat dalam peraturan, standar dan normalisasi tersebut di atas
maka berlaku peraturan, standar dan normalisai internasional atau dari negara
asal produsen bahan/material yang bersangkutan.

1.3 Pemberi Tugas / Pengguna Jasa


Bila dalam Uraian & Syarat-syarat terdapat istilah Pemberi Tugas, maka itu
berarti Pemilik Proyek atau Pengguna Jasa seperti ditentukan dalam syarat -
syarat Umum.

1.4 Pengawas (Supervisor)


Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Pengawas, maka yang
disebut itu adalah suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang
bertanggung jawab seperti ditentukan dalam Syarat-syarat Umum.

|1
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
1.5 Kontraktor
Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Kontraktor, maka itu
berarti Suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang mengadakan
perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan dan yang berhubungan dengan satu
atau lebih paket proyek yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.

1.6 Persetujuan Pengawas (Supervisi)


Persetujuan Pengawas adalah merupakan Persetujuan Pengawas secara tertulis
yang berisi persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk dalam persyaratan ini.

1.7 Daerah Proyek


Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam daerah tersebut (
Pekerjaan ) yang dikuasai untuk segala keperluan proyek.

1.8 Ukuran
Ukuran dengan angka adalah ukuran yang harus diikuti dari pada ukuran sk ala
pada Gambar Rencana. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran-ukuran, harus
segera menanyakan atau meminta nasihat dan masukan kepada Pengawas.

1.9 Rencana Kerja


Dalam Waktu 1 (satu) minggu setelah penandatanganan Kontrak, Kontraktor
wajib menyerahkan suatu Rencana Kerja yang meliputi :

1. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan


masing – masing bagian pekerjaan.
2. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
3. Jam kerja yang diusulkan untuk pekerjaan-pekerjaan dilapangan.
4. Jumlah pegawai Kontraktor yang diusulkan, selama pekerjaan
berlangsung,dengan disebutkan fungsi dan keahliannya.
5. Network Planning

1.10 Buku Laporan Harian


Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk -
petunjuk, keputusan-keputusan, dan detail-detail penting dari pekerjaan.

Laporan bulan mengenai kemajuan pekerjaan yang memuat sekurang-


kurangnya keterangan-keterangan yang berhubungan dengan kejadian selama
satu bulan dan risalah kemajuan / progress report tersebut berupa rangkuman
dari :

a. Logistik bahan bangunan dan barang perlengkapan


b. Uraian kemajuan pekerjaan dalam akhir bulan
c. Absensi pegawai yang dipekerjakan selama bulan tersebut
d. Keadaan cuaca dari hari ke hari
e. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek

|2
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
f. Kejadian khusus
g. Foto-foto berwarna ukuran kartu pos sesuai dengan tahapan pekerjaan
ditambah dengan yang dianggap perlu oleh Direksi.

Laporan disampaikan kepada :


h. Pemberi tugas 1 asli +
copy
i. Konsultan perencana 1 copy
j. Ketua Direksi di lapangan / pengawas lapangan 1 copy
k. Pengawas lapangan untuk disimpan di kantor Direksi lapangan 1 copy

1.11 Peralatan
a. Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan.
b. Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut harus segera
diperbaiki atau diganti sehingga tidak mengganggu aktifitas didalam
pekerjaan.

1.12 Material
a. Bila diperlukan, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis Kepada pengawas
untuk mendapatkan persetujuan tentang nama perusahaan, tempat asal
(sumber) material.
b. Sebelum memberikan persetujuan, Pengawas dapat minta didatangkan
contoh barang/material/bahan baku, untuk keperluan pemeriksaan.
c. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Pengawas.

1.13 Tanggung Jawab Kontraktor


Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan. Pengawas tidak berarti membebaskan Kontraktor atas
tanggung jawab pada pekerjaan tersebut sesuai dengan Kontrak maupun
Peraturan Pemerintah yang berlaku.

1.14 Mutu Tenaga Kerja


Tenaga Kerja yang dugunakan hendaknya dari tenaga-tenaga ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi maupun petunjuk Pengawas.

1.15 Pekerjaan dan Bahan-Bahan


Pekerjaan dan Bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macamnya seperti
yang disebut dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk Pengawas
dilapangan, harus tecakup dalam pembiayaan unruk tenaga kerja, harga bahan,
biaya tak terduga, keuntungan, biaya penggantian atas kerusakan atas milik

|3
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
pihak ketiga dan kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk
kesempurnaan hasil kerja.

1.16 Gambar Rencana


Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin
diadakan dalam masa pelaksanaan.

Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja dan


Spesifikasi ini maupun Spesifikasi lainnya dan tidak dibenarkan untuk menarik
keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada Gambar
Rencana atau perbedaan antara Gambar Kerja dan isi Spesifikasi.
Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar Rencana tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi. Dimensi dalam Gambar
Rencana dapat dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap
bahwa Gambar Rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas
petunjuk Pengawas.
Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap Gambar Rencana akan
ditentukan selanjutnya oleh Pengawas dan akan disampaikan kepada
Kontraktor secara tertulis.
Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

1.17 Ketidaksesuaian Antara Gambar Rencana Dengan Uraian & Syarat-Syarat.


Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar Rencana dan spesifikasi
Pekerjaan dan Syarat-syarat Umum dan Syarat-syarat Khusus, maka hal ini
harus sesegera mungkin ditunjukan kepada Pengawas dan selanjutnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas.

1.18 Perbedaan Antara Item Pekerjaan Dengan Gambar Rencana & Rencana
Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS).
Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik
keuntungan apabila dalam hal ini terdapat perbedaan antara Item Pekerjaan
dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi, Dalam hal ini Kontraktor wajib
melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi
ini tanpa biaya tambahan.

1.19 Contoh – Contoh Bahan/Material


Contoh-contoh bahan/material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor, dan
contoh-contoh bahan/material tersebut harus sesuai dengan standard yang
disarankan dalam spesifikasi ini.

|4
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
Contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara demikian rupa sehingga
dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.

1.20 Perhitungan Volume untuk Beton


• Perhitungan panjang sloof dihitung dengan dikurangi dimensi poer (panjang
poer)
• Perhitungan tinggi kolom dihitung dengan dikurangi dimensi balok (tinggi
balok)
• Perhitungan balok dihitung utuh (tanpa pengurangan plat lantai)
• Perhitungan plat lantai dihitung setelah dikurangi dimensi balok (lebar
balok)
• Untuk Overlap besi sloof, kolom dan plat lantai dibuat terpisah atau
tersendiri.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud pekerjaan persiapan meliputi dan tidak terbatas untuk
pekerjaan permulaan, penunjang, pendukung atau pelengkap dari seluruh
pekerjaan yang terdiri dari :

a. Administrasi, Dokumentasi, dan Perijinan


b. Papan Nama Proyek
c. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
d. Direksi Kit (khusus di buatkan oleh
pelaksana)
e. Pagar Pengaman Proyek
f. Air dan Listrik Kerja
g. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
h. Pengamanan Selama Proyek berlangsung
i. Pembersihan Lapangan

2.2 Administrasi, Dokumentasi dan Perijinan


Kontraktor diwajibkan memberikan dan melaporkan serta membuat laporan
harian beserta kelengkapan dokumentasi visual kepada Konsultan Pengawas
untuk selanjutnya Konsultan Pengawas menyusun kelengkapan tersebut dan
melaporkan secara berkala kepada Pemilik Pekerjaan selain itu kontraktor
diwajibkan untuk mengurus perijinan baik kepada instansi- instansi yang

|5
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
berhubungan maupun kepada orang – orang yang berada dilingkungan
pekerjaan.

a. Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan


pekerjaan, antara lain:
- ijin pengeringan,

- ijin pengurangan,

- ijin trayek dan pemakaian jalan,

- ijin penggunaan bangunan, serta

- ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah


setempat, harus secepatnya diselesaikan dan tembusannya harus
disampaikan ke Konsultan Pengawas / Direksi.

2.3 Mobilisasi Demobilisasi Alat Berat


a. Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan
kerja dan perlatan bantu yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan
lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
b. Penyedia Jasa harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama pejalanan
alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu
lintas.
c. Direksi/Penanggung Jawab Kegiatan berhak memerintahkan untuk
menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhi persyaratan.
d. Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia Jasa diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
e. Selain harus menyediakan alat-alat yang diperlukan, seperti yang dimaksud
pada ayat 2.1.a. Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat bantu sehingga
dapat bekerja dalam kondisi apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja
pada waktu hujan, perancah (scafolding) pada sisi ruang bangunan atau
tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya dan memperhitungkan
untuk keperluan tersebut pada harga satuan yang sesuai dengan pemakaian
alat.

Keselamatan Kerja
a Penyedia Jasa harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan
yang diwajibkan untuk semua bidang pekerjaan (ASTEK)

|6
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
b Dilokasi pekerjaan harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)

2.4 Papan Nama Proyek


a. Kontraktor diwajibkan memasang papan nama proyek pada lokasi pekerjaan
dimana pemasangan papan nama proyek di tempat yang mudah dilihat oleh
umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan
tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah
setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame
dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari
Pemberi Tugas.
b. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya
pelaksanaan proyek dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan
pemilik proyek.
Pembuatan papan nama proyek harus kuat dan tahan lama, minimal seumur
proyek itu berjalan, disarankan terbuat dari bahan tiang besi serta plat baja,
bentuk serta ukuran serta isi penulisan dari pada papan nama proyek
tersebut akan ditentukan kemudian oleh pihak direksi.
Pada papan Nama Proyek harus diinformasikan hal-hal sebagai berikut:
• Nama Kegiatan
• Pemilik Kegiatan
• Volume Kegiatan
• Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan
• Konsultan Pengawas
• Nilai Kontrak

2.5 Direksi Keet


a Penyedia Jasa harus membuat los kerja dan bangunan untuk tempat istirahat
dan sholat bagi pekerja, serta menempatkan Petugas Keamanan selama Proyek
berjalan.
b Penyedia Jasa harus menyediakan kantor pengelola proyek lengkap dengan
peralatan/perabotan serta fasilitas-fasilitas kerja lainnya yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan proyek, seperti berikut :
- Luasan bangunan sesuai dengan Kebutuhan
- 1 set meja kerja lengkap dengan kursinya
- Meja rapat untuk kapasitas minimal 8 orang.
Fasilitas-fasilitas tersebut menjadi tanggung jawab penyedia jasa dan tetap
menjadi milik Penyedia Jasa Bangunan, serta untuk Direksikeet harus dibongkar
setelah selesai pembangunan atas persetujuan pengelola proyek.
Kantor dan Gudang Penyedia Jasa.

|7
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
a Penyedia Jasa harus membuat Kantor di lokasi proyek untuk tempat dan
seluruh stafnya bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang
dibutuhkan.
b Penyedia Jasa juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk
menyimpan bahan-bahan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari
gangguan dan pencurian.
c Penempatan Kantor dan gudang Penyedia Jasa harus diatur sedemikian rupa,
agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.

2.6 Pagar pengaman Spandeck jika perlu karena masih ada pagar eksisting
eksisting
Lokasi pekerjaan akan ditunjukan setelah rapat Aanwijzing dan nantinya lokasi
ini tidak akan berubah pada waktu penyerahan surat Penyerahan Pekerjaan
Lapangan.

Untuk pengamanan bahan-bahan pada waktu membangun, bila perlu dari pihak
Penyedia Jasa mengadakan pagar darurat atas biaya sendiri kecuali ada
persyaratan yang mengharuskan.
Pelaksanaan
Kontraktor diwajibkan memasang pagar pengaman dari Spandeck dengan
tulangan memakai Besi Hollow 60 x 40 cm tebal 2 mm yang ditanam dengan
kedalaman 30 s/d 50 cm, dimana pemasangan pagar ini berada di luar area
tempat kerja mengelilingi area kerja dengan dilengkapi pintu masuk akses
mobilisasi material ke lokasi dan dilengkapi pengamanan (security, dll)

2.7 Air dan Listrik Kerja


a Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Penyedia Jasa harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna
keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC, selama
berlangsungnya proyek.
b Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber
air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi
keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi keet, Kantor
Penyedia Jasa, Kamar Mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
c Penyedia Jasa juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksikeet dan penerangan
proyek pada malam hari sebagai keamanan selam proyek berlangsung.
Penyediaan Penerangan/tenaga listrik berlangsung selama 24 jam penuh
dalam sehari.

|8
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
d Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan
Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut
termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta
saklar atau panel.

2.8 Pek. Bouwplang dan Pengukuran Site


• Pemasangan bowplank harus dapat dijadikan acuan pekerja untuk
melaksanakan pekerjaan dengan dimensi-dimensi aktual yang didasarkan
pada dimensi-dimensi yang tertera dalam gambar perencanaan.
• Pemasangan bowplank harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
atau MK pada tempat dan setiap jarak yang ditentukan

2.9 Pengamanan Selama Proyek berlangsung (tanggung jawab pelaksana)


Lokasi pekerjaan akan ditunjukan setelah rapat Aanwijzing dan nantinya lokasi
ini tidak akan berubah pada waktu penyerahan surat Penyerahan Pekerjaan
Lapangan.

Untuk pengamanan bahan-bahan pada waktu membangun, bila perlu dari pihak
Penyedia Jasa mengadakan pagar darurat atas biaya sendiri kecuali ada
persyaratan yang mengharuskan.

Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan pembersihan site dimulai Penyedia Jasa terlebih dahulu
minta ijin kepada pihak-pihak terkait saat/waktu yang tepat untuk
melaksanakan pekerjaan.
Pemberitahuan untuk Memulai Pekerjaan

Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang


sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Penangggung Jawab Kegiatan.

Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan


kepada Direksi/Penangggung Jawab Kegiatan dan dalam jangka waktu yang
cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan penelitian dan
pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

2.10 Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan:
1. Beton mixer (ready mix) 2 unit.
2. Vibrator 1 unit
3. Pompa Air 2 unit
4. Water tank truck 1 unit
5. Welding Machine 1 unit

|9
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
6. Alat ukur elevasi/theodolit 1 unit
7. Genset kapasitas 5 KVA 2 unit
8. Scafholding 250 Set
9. Pemotong Besi 1 Unit
10. Cutting Wheel 1 Unit

(Peralatan yang digunakan untuk Pekerjaan ini harus dilengkapi dengan Bukti
Kepemilikan/dukungan sewa).

PASAL 3
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

3.1 Umum
Sesuai dengan peil-peil yang ditetapkan dalam gambar rencana maka harus
diadakan penggalian-penggalian atau pengurugan sehingga ukuran peil-peilnya
sesuai rencana.

Tanah bekas galian harus segera diangkat ke tempat di mana diperlukan tanah
urugan dan jika tidak diperlukan diangkut ke tempat di luar pekerjaan yang
akan dintunjukan/ditentukan oleh Direksi.

Tanah dasar bangunan, saluran dan badan jalan atau semua pekerjaan yang
berhubungan dengan paket pekerjaan, harus dipadatkan dengan stamper atau
dengan mesin gilas sesuai dengan yang ditentukan oleh Direksi, sehingga
Direksi menyatakan cukup.

Pekerjaan urugan/timbunan tanah dilaksanakan pada pekerjaan galian yang


terlampau dalam atau lubang-lubang bekas galian harus diisi dengan tanah merah
atau tergantung dari material untuk pengurugan yang baik dengan cara
disebarkan kemudian dipadatkan dengan stamper atau mesin gilas sesuai dengan
item pekerjaannya yang diminta. Tinggi peninggian perlapisan max.20 cm. Dan
dilakukan selapis demi selapis sampai tinggi peil yang direncanakan. Hasil dari
pengurugan material tersebut harus dilakukan pengujian terhadap bestek apakah
sudah masuk CBR-nya atau belum dengan standart uji diantaranya SNI 03-1744-
1989 (AASHTO T193-81), SNI 03-2828-1992 (AASHTO T191-86), dll

1. Uraian Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah melaksanakan galian tanah dan
penimbunan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, menjaga terhadap
kemungkinan terjadinya longsoran sehingga mengganggu pelaksanaan
pekerjaan sampai pengurugan kembali hingga padat.

| 10
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
2. Pembersihan
Penyedia Jasaan harus membersihan dan menyingkirkan semua semak –
semak, rumput – rumput didalam daerah pekerjaan.

Dalam pembersihan ini semua tunggul – tunggul dan akar – akar harus
dimusnahkan dan disingkirkan sehingga nantinya dapat diyakini semak –
semak dan rumput – rumput tidak akan tumbuh kembali.

Sampah – sampah dan bahan – bahan lain yang tidak akan dipergunakan harus
dibakar dalam daerah yang lapang sehingga selama pembakaran tidak akan
merusak pohon – pohon yang ada disekitarnya.

3. Pembuangan Lapisan Atas


Pembuangan lapisan tanah atas (Top Soil) dilakukan pada daerah (tempat)
dimana nanti akan dibangun konstruksi bangunan sedalam kurang dari 20
cm atau ketebalan disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah atas ditempat
pekerjaan.

3.2 Pekerjaan Galian Dan Penimbunan


3.2.1 Penggalian dan Penimbunan Kembali untuk Bangunan

1. Lingkup pekerjaan.
Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali,
termasuk pengupasan dan penimbunan kembali lapisan atas (Top Soil) serta
pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan itu, yang disesuiakan
dengan gambar – gambar.

2. Pelaksanaan
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman yang perlu untuk dasar pondasi yang dipersyaratkan atau
pada gambar – gambar.
Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batu – batu dan bahan
lain yang dijumpai dalam pengerjaannya.
Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman
yang diperlihatkan dalam gambar – gambar maka penggalian harus
diperdalam, diperbesar atau diubah sampai disetujui MK , untuk mana
pekerjaan ini akan dinilai sebagai pekerjaan tambah.

Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi


sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam
gambar atau yang dapat disetujui oleh MK, maka kelebihan diatas harus
ditimbun kembali dengan pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan
biaya tambahan kepada pemilik.

| 11
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan
rencana maka Penyedia Jasa harus mengusahakan dan meyakini bahwa
pada pekerjaan galian tersebut tidak merusak/mengganggu bangunan
atau konstruksi yang sudah ada.

b. Penimbunan dan penimbunan kembali harus dilaksanakan didaerah –


daerah ataupun bagian – bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran –
ukuran ketinggian, kemiringan – kemiringan dan bentuk – bentuk seperti
yang ditunjukkan dalam gambar – gambar.

Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk – bentuk lapisan –


lapisan dengan ketebalan 20 cm gembur.

Padatkan sesuai dengan Instruksi MK. Penimbunan dan timbun


kembali, kecuali ditentukan lain oleh MK, harus dari bahan galian
pekerjaan ini.

Bahan timbunan harus bebas dari kotoran – kotoran, tumbuh –


tumbuhan batu – batuan atau bahan lain yang dapat merusak
pekerjaan.

c. Perlindungan terhadap air.


Selama pekerjaan berlangsung Penyedia Jasa harus dengan semua cara
yang disetujui MK, menjamin agar tidak terjadi genangan – genangan
air yang dapat menggangu/merusak semua pekerjaan galian atau
urugan.

d. Penghamparan dan pemadatan.


Tanah harus dihamparkan dalam lapisan – lapisan tidak lebih dari 20
cm gembur, agar dapat mangatur kepadatan yang merata untuk
seluruh ketebalannya. Tanah urugan harus dibasahi secukupnya
(sebelum dipadatkan) untuk mencapai kepadatan yang dipersyaratkan.

Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing


lapisan harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang
cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi Teknik sampai kepada
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan dasar
harus dipadatkan sampai > 95% kepadatan kering standar
maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99.
ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan
tanah dasar, harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
standar maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99
(PB. 0111-76).

| 12
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan
tersebut berada di dalam batas 3% kurang dari kadar air optimum
sampai 1% lebih dari kadar air optimum, kadar air optimum akan
ditetapkan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum
dicapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB
0111-76). Kepadatan tanah harus dilakukan test kepadatannya setiap
lapis demi lapis agar tanah mencapai kepadatan yang sama. Setiap
kepadatan tanah ini harus mendapar persetujuan dari Pengguna
Jasa/Pemberi Tugas atau MK.
Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar
serta masuk ketengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian
menerima desakan pemadatan yang sama.
Test Kepadatan
a. Test kepadatan akan dilaksanakan tipa lapis secara bersamaan
(Penyedia Jasa, MKdan Pemberi Tugas/Pengguna Jasa). Mengenai
pembiayaan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
b. Test kepadatan untuk tiap lapis dilakukan sebanyak 1 (satu) titik
setiap 2500m2, yang mana titik tersebut akan ditunjuk/ditetapkan
oleh MK.
c. Peralatan yang digunakan untuk test kepadatan adalah dengan
menggunakan sand cone dan atau DCP atau ssuai petunjuk
Konsutan Pengawas.
d. Apabila di suatu lapisan, hasil test kepadatan tidak memenuhi
syarat yang telah ditentukan maka pada lapisan tersebut harus
diulangi proses pemadatannya, hingga persyaratannnya tercapai.
e. Titik lokasi dan jadwal test kepadatan akan ditetapkan oleh MK.

Permukaan Tanah
Sebelum memulai suatu penggalian, Penyedia Jasa harus memeriksa
permukaan tanah, baik setempat maupun garis transisi yang tertera
dalam kontrak adalah betul. Jika tidak sesuai Pelaksana harus
memberitahu secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Pengawas, jika
tidak maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak
akan dipertimbangkan.
Tinggi Pendugaan (Peil)
Dasar ukuran tinggi + 0,00 atau existing adalah dasar tinggi permukaan
lantai bangunan induk, seperti yang dinyatakan dalam gambar, dan
selanjutnya menurut petunjuk Pelaksanaan.

| 13
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
Tinggi lantai ini harus disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah
ada/selesai dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini, termasuk pula
pekerjaan pengurugan tanah.

Bouwplank
Pemasangan tanda dan papan bangunan (Bouwplank). Patok-patok
untuk penjelasan dan pedoman letak bangunan dibuat dari besi yang
dibeton, ditanam didalam tanah kuat – kuat. Papan – papan untuk
bangunan, dibuat dari kayu sekurang – kurangnya ukuran 2x20 cm.
Diserut pada sisi atasnya dan dipakukan pada sisi atasnya dan dipakukan
pada tiang – tiang kayu yang cukup kuat ditanam dalam tanah. Tanda
– tanda ukuran dilakukan dengan tanda gergaji dan cat merah.

3.3 Penggalian dan Penimbunan Kembali untuk Infrastruktur

3.3.1 Galian Tanah


A. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri pembersihan rumput, akar, dan bekas yang tidak
terpakai, penggalian, penanganan atau penumpukan tanah atau batu ataupun
bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan kontrak yang memuaskan.
Pekerjaan ini diperlukan untuk pembuatan jalan, pembuatan parit atau
pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau bangunan-banguan
lainnya, untuk pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok dan tanah
bagian atas untuk galian bahan konstruksi ataupun pembuangan bahan-
bahan buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah jalan
sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung
jawab terhadap galian batas, kelandaian dan potongan melintang yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
Pemeriksaan Dilapangan
a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar di bawah bab ini, ketinggian
dan garis batasnya harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum
Penyedia Jasa memulai pekerjaan.
b. Sesudah masing-masing penggalian untuk lapis tanah dasar, formasi atau
pondasi dipadatkan.
B. Penjadwalan Pekerjaan
Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraan harus
dilaksanakan dengan menggunakan pelaksanaan setengah lebar atau secara
lain diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga tetap terbuka
untuk lalu lintas setiap waktu.

| 14
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
C. Penggunaan dan Pembuangan Bahan-Bahan Galian
a. Semua bahan-bahan yang cocok yang digali di dalam batas-batas dan
lingkup kerja proyek, dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang
paling efektif, untuk pembuatan formasi pematang atau untuk urugan
kembali.

b. Penyedia Jasa akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan


dan biaya-biaya untuk pembuangan bahan-bahan lebihan atau bahan-
bahan tidak cocok, termasuk pengangkutannya dan mendapatkan ijin
dari pemilik atau penyewa lahan dimana buangan tersebut dilakukan.
D. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pelaksanaan galian harus sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap
bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian yang ditentukan
sebelumnya.
2. Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, Penyedia
Jasa harus menjaga galian tersebut bebas air dan harus dilengkapi
dengan pompa-pompa, peralatan dan tenaga kerja, serta membuat
tempat air mengumpul, saluran sementara atau tanggul sementara
seperlunya untuk mengeluarkan atau membuang air dari daerah-daerah
sekitar galian.

3.3.2 Urugan
A. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, pengangkutan, penempatan dan
memadatkan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
pembangunan, pematang, pengurugan kembali parit-parit atau galian
disekeliling pipa atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas,
kemiringan dan ketinggian garis penampang melintang yang ditentukan
atau disetujui.
B. Bahan-Bahan
Sumber pengadaan
Bahan-bahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui sesuai
dengan persyaratan pada bab “bahan-bahan dan penyimpangan” dari
spesifikasi ini. Pengujian klasifikasi tanah halus dilaksanakan atas perintah
Direksi Teknik, yang sesuai dengan AASHTO M145 untuk menentukan
distribusi ukuran partikel dan plastisitas.
C. Pelaksanaan Pekerjaan
Penyiapan Lapangan

| 15
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
Sebelum mendapatkan urugan di atas suatu lapangan, semua operasi
pemotongan dan pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-
akar harus diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, dan semua bahan -bahan
yang tidak cocok harus dibuang dari batangan tersebut seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Penimbunan Urugan
a. Urugan harus dipersiapkan sampai ke permukaan yang telah dibuat dan
ditebarkan dalam lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan
pada 20 cm, yang memenuhi toleransi tebal lapisan yang diberikan pada
spesifikasi ini. Bilamana lebih dari satu lapisan harus dipasang, lapisan -
lapisan tersebut sedapat mungkin harus sama ketebalannya.
b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan
ketepatan yang sudah dipersiapkan dan dihampar ( dalam cuaca kering ).
Penumpukan tanah pada umumnya tidak diijinkan khususnya pada musim
hujan.
Pemadatan Urugan
a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing
lapisan harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang
cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi Teknik sampai kepada
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan dasar
harus dipadatkan sampai > 95% kepadatan kering standar maksimum
yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99.
ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan
tanah dasar, harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
standar maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 ( PB.
0111-76 ).
b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan
tersebut berada di dalam batas 3% kurang dari kadar air optimum
sampai 1% lebih dari kadar air optimum, kadar air optimum akan
ditetapkan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum
dicapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB
0111-76). Kepadatan tanah harus dilakukan test kepadatannya setiap lapis
demi lapis agar tanah mencapai kepadatan yang sama. Setiap kepadatan
tanah ini harus mendapar persetujuan dari Pengguna Jasa/Pemberi Tugas
atau MK.
c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta
masuk ketengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian
menerima desakan pemadatan yang sama.

| 16
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI DAN PANCANG

4.1 PEKERJAAN PONDASI


a. Pekerjaan Pondasi PILE CAP dan PANCANG
b. Pekerjaan DPT Batu Belah
c. Kolom Pedestal
d. Sloof

4.2 Umum
Didalam teknik pondasi terdapat bermacam –macam cara untuk menghitung
besarnya kapasitas daya dukung tanah pondasi yang dapat disebut pioner dan
palin terkenal dikemukakan oleh Terzaghi (1943), kemudian disusul oleh peneliti
lainnya. Beban yang ada didalam tanah mengakibatkan pembagian Zone
Tegangan dalam :

• Zone I ( Zone yang langsung didalam bawah pondasi )


• Sepasang Zone II (Zone dari geser radial, karena dari zone ini terdapat gaya –
gaya geser radial)
• Sepasang Zone III (Zone dari gaya geser lincar)
Akibat Beban ini maka pondasi cenderung akan berbentuk segitiga ABC
kebawah dengan pergerakan lateral dari zone I dan zone II. Pergerakan lateral
ini akan oleh gaya- gaya yang bekerja pada ab dan ac.

4.2.1 Pekerjaan Pilecap Pancang


4.2.2 Pekerjaan persiapan Pilecap meliputi :
• Pembersihan lahan daerah pembangunan, dengan penebangan semak –
semak / alang – alang, rumput, tanah humus (top soil) 15 – 20 cm berikut
pembuangannya. Menebang pohon jika ada, termasuk mencabut akarnya
serta membuang ketempat sesuai petunjuk Direksi.

• Penggalian / cut dan pengurugan tapak, termasuk mendatangkan tanah dari


luar site atau membuang tanah keluar site.

4.2.3 Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi


a) Yang dimaksud dengan pekerjaan urugan pasir padat adalah pekerjaan
urugan pasir diatas dasar galian tanah pondasi dan dibawah lapisan lantai
kerja, lapisan bawah lantai, dan seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar.
b) Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala kotoran dan gumpalan -
gumpalan tanah liat, lumpur dan bahan-bahan organis lainnya.

| 17
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
c) Pemadatan lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis maksimum 15 cm,
hingga mencapai tebal yang ditentukan, setiap lapisan pasir harus rata dan
disirami dengan air secekupnya hingga diperoleh kepadatan maksimum.
4.2.4 Pekerjaan Lantai Kerja
Pekerjaan lantai kerja ini bertujuan agar tidak terjadi pengeroposan pada tanah
asli pondasi juga dapat mengurangi kebutuhan dan ketebalan item pekerjaan
diatasnya. Komposisi Campuran Pekerjaan Lantai kerja antara lain :

• Semen
• Pasir
• Air
Dengan mutu beton K – 100 agar dapat menahan beban diatasnya dan genangan
air tanah.

4.2.5 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali


a) Untuk pekerjaan urugan kembali , tanah yang digunakan sebagai pengisi
adalah tanah bekas galian , dan untuk mengikuti elevasi yang diinginkan akan
mendatangkan tanah urug dengan bahan yang telah disetujui oleh konsultan .
b) Dengan perhitungan volume kebutuhan adalah 20 % lebih banyak dari
volume yang akan diisi . Karena akan dipadatkan tahap demi tahap dengan stap
maksimal 10 cm .Pasir urug yang digunakan adalah pasir urug berbutir , bersih
dari Lumpur dan kotoran lainnya
c) Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah serta pemadatan tanah meliputi
seluruh detail dalam gambar kerja baik itu pekerjaan urugan tanah bekas
galian,, maupun urugan tanah peninggian elevasi lantai dan pekerjaan yang
berhubungan serta atas petunjuk pengawas.
d) Bahan tanah untuk urugan harus memenuhi persyaratan.
e) Semua bagian/daerah urugan/timbunan (fill) harus diatur lapis demi lapis
antara 15 s/d 20 cm, lalu dipadatkan dengan menggunakan mesin pemadat
juga dikerjakan lapis per lapis, sehingga dicapai suatu lapisan ketebalan 15
cm ataupun 20 cm dalam keadaan padat. Pemadatan harus menggunakan Baby
foot roller dengan berat tekanan +/-3 ton s/d 5 ton. Dan untuk urugan yang
sifatnya sebagai urugan kembali bekas galian pondasi/sloof, harus dipadatkan
dengan menggunakan mesin stampler plate dengan beratnya tekanan +/-500
kg s/d 1000 kg.
f) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan, sisa-sisa puing-
puing, sampah-sampah tidak diperbolehkan sebahan bahan/disertakan
tanah urugan, dalam arti material yang digunakan harus memenuhi syarat
sebagai bahan timbunan.

| 18
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
g) Pemadatan harus mencapai 90% dari kepadatan modify proctor, bila ada
material pengisi yang tidak memenuhi persyaratan, maka kontraktor harus
menggantinya tanpa biaya tambahan.
h) Selama pemadatan harus selalu dikontrol kadar air dari material yang sama
dengan kadar air optimum dari hasil standard test dari contoh material.

PASAL 5
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

5.1 Pekerjaan Acuan/Bekisting


5.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton
sesuai dengan Gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan dari arsitek dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.

5.1.2 Bahan - bahan


Bahan Acuan/Bekisting yang dipergunakan dapat dalam bentuk : beton, baja,
pasangan batako yang tidak diplester atau kayu, pemakaian bambu tidak
diperbolehkan. Lain-lain jenis bahan diluar yang disebutkan diatas bila akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan Direksi/MK terlebih dahulu.

Rangka Acuan/Bekisting yang menggunakan bahan kayu, setara kayu meranti.


Ukuran kayu yang digunakan tergantung dari rencana struktur. Apabila
dipandang perlu dengan mengingat pertimbangan terhadap volume, waktu
dan hasil yang dicapai maka dapat dipergunakan rangka acuan/bekisting yang
terbuat dari bahan-bahan yang telah terbentuk dan siap pakai (scaffolding
terangkai) ataupun bahan sejenis formwork eks-ferri.

Acuan/Bekisting yang terbuat dari bahan multiplek pada umumnya


menggunakan multiplek tebal minimal 9 mm. Khusus untuk beton ekspose
Lapisan Acuan/Bekisting harus dibuat dari bahan multiplek dengan
permukaan yang dilapisi bahan film, rata dan tidak Cacat.

5.1.3 Perencanaan Dan Pelaksanaan


1. Acuan/Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat untuk menampung beban-
beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
2. Semua Acuan/Bekisting harus diberi penguat atur dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya Acuan/Bekisting selama pelaksanaan

| 19
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
pekerjaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk mencegah
kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar leakage).
3. Susunan Acuan/Bekisting dengan penunjang-penunjang harus diatur
sedemikian rupa hingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan
mudah oleh MK. Penyusunan Acuan/Bekisting harus sedemikian rupa
hingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada
bagian beton yang bersangkutan.
4. Kekuatan penyanggah, silang-silangan, kedudukan serta dimensi yang
tepat dari Acuan/Bekisting harus selalu diperhatikan.
5. Acuan/Bekisting harus menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan Gambar Kerja.
6. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari
Acuan/Bekisting kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka
untuk inspeksi dan pembersihan.
7. Kayu Acuan/Bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran, harus diadakan tindakan untuk menghindarkan
terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
8. Pada phase ini dilakukan pemasangan pipa-pipa maupun perlengkapan-
perlengkapan lain yang harus tertanam didalam beton, dengan catatan
bahwa pekerjaan ini jangan sampai merugikan kekuatan konstruksi (lihat
pasal 5.7 ayat I PBI 1971).
9. Setelah pekerjaan diatas selesai, Penyedia Jasa harus meminta persetujuan
dari Direksi/MK dan minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran Penyedia
Jasa harus mengajukan permohonan pengecoran kepada Direksi/MK.
10. Perencanaan Acuan/Bekisting dan konstruksinya harus diperhitungkan
untuk dapat menahan beban-beban tekanan lateral dan tekanan yang
diijinkan seperti pada “Recommended Practice for Concrete Formwork”
(ACI. 347-68) dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain
peraturan dikontrol terhadap peraturan pembangunan Pemerintah
Daerah setempat.
11. Kayu Acuan/Bekisting beton exposed harus dilapisi dengan menggunakan
release agentmud oil pada permukaan Acuan/Bekisting yang menempel
pada permukaan beton. Berhubung pemakaian release agent berpengaruh
pula pada warna permukaan beton, maka pemilihan jenis dan
penggunaannya harus dilakukan dengan seksama. Untuk itu Penyedia Jasa
harus memberitahukan terlebih dahulu nama perdagangan dari release
agent tersebut data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis
bahan-bahan mentah dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
untuk memperoleh persetujuan dari Direksi/MK.
12. Untuk bidang-bidang yang luas dimana digunakan form-tie, penempatan
form-tie harus disetujui oleh Direksi/MK.

| 20
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
13. Untuk penyetelan Acuan/Bekisting pekerjaan beton di atas pekerjaan
yang baru dicor, dibutuhkan waktu minimal 3 (tiga) hari dan penyetelan
Acuan/Bekisting tersebut baru dapat dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi/MK.

5.1.4 Pembongkaran Acuan/Bekisting


1. Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran Acuan/Bekisting dari bagian-bagian struktur harus
ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desak
minimum seperti tercantum dalam daftar sebagai berikut :

Waktu Minimal Pembongkaran


Bagian-Bagian Struktur Acuan Bekisting

(dalam hari setelah pengecoran)

- Sisi samping balok dan 3 Hari


kolom 21 Hari
- Penyangga balok

Kecuali bila pengecoran dicampur dengan bahan Additive sesuai dengan yang
ditentukan maka pada prinsipnya pembongkaran Acuan/Bekisting dapat
dilakukan dan dengan ketentuan sebagai berikut :
Bagian Struktural Sisi Samping : minimal 3 hari setelah pengecoran
Bagian/Sisi Bawah : minimal 14 hari setelah pengecoran

2. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat Acuan/Bekisting dibuka,


tidak bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala
keropos/tidak sempurna.
Acuan/Bekisting harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak
dibenarkan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan pada beton.
Material-material lain yang ada disekitarnya dalam memindahkannya harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Penyedia Jasa menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

3. Seluruh bahan-bahan bekas Acuan/Bekisting yang tidak terpakai harus


dibersihkan dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang
ditentukan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.

4. Perbaikan-perbaikan pada permukaan beton yang tidak sempurna harus


mendapatkan persetujuan dari Direksi/ Konsultan Pengawas dan biaya

| 21
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
yang diperlukan untuk perbaikan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

5.2 Pekerjaan Beton Bertulang


5.2.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan
pekerjaan beton sesuai dengan Gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari Konsultan Perencana
dalam RKS.

5.2.2 Pedoman Pelaksanaan


Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, sebagai
dasar pelaksanaan digunakan pedoman sebagai berikut :
• Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982, NI-3).
• Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
• Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961 (NI-5)
• Peraturan Portland cement Indonesia 1972 (NI-8)
• ASTM C-150 “Spesification for Portland Cement”
• ASTM C-33 “Standard Spesification for Concreted Aggregates”
• Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat
• Peraturan Bangunan Nasional 1978
• American Society for Testing and Material (ASTM)
• American Concrete Institute (ACI)
• Petunjuk-petunjuk dan peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
oleh Direksi/MK. Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan
Penyedia Jasa di lokasi.’

5.2.3 Keahlian dan Pertukangan


Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli dan tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan
yang dihasilkan harus mempunyai mutu sebanding dengan standard yang
umum berlaku. Apabila Direksi/MK memandang perlu, Penyedia Jasa dapat
meminta nasehat-nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi/MK.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton


sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan,
toleransi dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang
terletak langsung di atas tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton ringan
dengan campuran semen: pasir: koral/split = 1 : 3 : 5 setebal minimal 5 cm.

5.2.4 Bahan - bahan


1. Semen

| 22
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
Digunakan portland cement jenis II menurut NI-8 atau type-I menurut
ASTM dan memenuhi S.400 menurut standard portland cement yang
digariskan oleh Assosiasi Semen Indonesia (Semen Tiga Roda atau setara).
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan, kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Direksi/MK. Pertimbangan Direksi/MK
hanya dapat dilakukan dalam keadaan bila tidak terdapat merk semen yang
dimaksudkan maka Penyedia Jasa harus memberikan jaminan dengan data-
data teknis bahwa mutu semen penggantinya berkualitas setara dengan mutu
semen tersebut diatas.

2. Aggregat
• Kualitas dan gradasi dari aggregate harus memenuhi syarat-syarat PBI-
1971, Aggregate kasar harus berupa baru pecah yang mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya yang padat (tidak porous).

• Penyedia Jasa harus melakukan percobaan dilaboratorium yang


ditunjukan oleh Direksi/MK untuk menentukan susunan gradasi
aggregate tersebut. Untuk menguji kekerasan dari aggregate kasar
tersebut digunakan mesin Pengaus dimana tidak boleh terjadi
kehilangan berat lebih dari 1 % yang ditentukan terhadap berat kering.

• Dimensi maksimum dari aggregate kasar tidak lebih dari 0,3 cm dan
tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan dan minimum ukuran butirnya 5 mm.

• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur tanah lempung dan sebagainya.

• Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan


terhadap berat kering, apabila kadar lumpur melampaui 5 % maka pasir
harus dicuci sampai memenuhi syarat yang ditentukan.

• Aggregate yang akan digunakan untuk pekerjaan beton harus


mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.

3. Air
• Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat mengurangi mutu pekerjaan.

• Apabila dipandang perlu, Direksi/ Konsultan Pengawas dapat meminta


kepada Penyedia Jasa supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa.

| 23
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
4. Besi Beton
• Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton, kecuali ketentuan lain dalam Gambar
Kerja, digunakan besi beton dari jenis BJTD 40 untuk tulangan utama balok
dan kolom serta BJTD 30 untuk tulangan pelat biasa kecuali ditentukan
lain dalam Gambar Kerja konstruksi.

• Mutu besi beton yang dipakai adalah :


diameter > 13 dan 16 mm – mutu baja U-39 ulir
diameter < 8, dan 10 mm – mutu baja U-24

Jenis besi tersebut diatas harus mempunyai tegangan limit elastis


karakteristik sesuai dengan angka yang tercantum dalam PBI-1971,
khusus untuk U-39 tegangan tarik leleh besi tidak boleh lebih dari 50
kg/mm.

• Untuk memperoleh jaminan atas kualitas besi beton, maka disamping


adanya sertifikat dari laboratorium, baik pada saat pemesanan maupun
secara periodik harus diambil contoh minimal 2 (dua) buah untuk
percobaan stress and strain sebanyak minimal 3 (tiga) kali yaitu pada
saat permulaan besi datang, pada saat pencapaian prestasi 35 % dan 50
%.

• Tetapi bila selama pelaksanaan ditemukan hal-hal yang mencurigakan


percobaan stress and strain harus dilakukan lagi. Percobaan stress and
strain dengan satu set percobaan untuk setiap 10 ton untuk diameter
besi <12 mm dan 20 ton untuk diameter besi > 13 mm dengan panjang
sample 1 m dan minimal 3 sample yang harus dicoba.

• Perlengkapan besi beton meliputi semua peralatan yang diperlukan


untuk mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-
tulangan pada tempatnya.

• Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi beton yang diminta,


maka disimpan adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan
Pengawas untuk melakukan percobaan, baik pada saat pemesanan
maupun secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) perlengkapan
untuk setiap 20 ons besi. Pengetesan/Pengujian besi beton pada
laboratorium yang disetujui dan ditunjuk oleh Direksi/ Konsultan
Pengawas atas biaya Penyedia Jasa.

5. Admixture

| 24
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR

• Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara


mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat
tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.

• Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Penyedia Jasa harus


terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/
Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut dengan keterangan tentang
tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakainnya, resiko-resiko dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu.

6. Penyimpanan
• Pengeringan dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus
sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan.

• Semen harus didatangkan dalam sak yang tidak pecah (utuh), tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada sak, segera
setelah diturunkan semen harus disimpan ditempat yang kering,
terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dari lantai yang
bebas dari tanah.

• Semen harus dalam keadaan baik (belum mulai mengeras) dan tidak
boleh ada bagian yang mulai mengeras. Jika dijumpai semen yang tidak
sesuai dengan persyaratan di atas maka Direksi/ Konsultan Pengawas
wajib menolak semen yang tidak memenuhi syarat tersebut dan semen
tersebut harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.

• Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan


bantalan kayu dan bebas lumpur atau zat-zat asing lainnya yang dapat
merusakkan besi beton (minyak dan lain-lain).

• Aggregate harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah


menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan
untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

7. Certificate Test
Sebelum dilaksanakan pemasangan, Penyedia Jasa diwajibkan memberikan
kepada Direksi/ Konsultan Pengawas “Certificate Test” dari bahan-bahan
besi dan Portland cement dari produsen/pabrik.

8. Bahan Beton Ready Mix


• Semua beton ready mix harus disuplay dari perusahaan yang telah disetujui
dan disepakati oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.

| 25
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR

• Nama dan alamat perusahaan ready mix harus disampaikan untuk


mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas dan bila diperlukan
Penyedia Jasa harus dapat memberikan dan mengatur peninjauan lokasi
perusahaan/lokasi tempat ready mix dibuat.

• Tanpa dilakukan peninjauan pabrik ready mix atau dengan tanpa


persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa tetap
bertanggung jawab terhadap semua supplay ready mix yang harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam spesifikasinya.

• Perbandingan berat dari cement, aggregate kasar dan aggregate halus


harus terus menerus dicatat pada batching plant dengan alat timbangan
yang sudah di-kalibrasi oleh lembaga/badan yang berwenang.
Pencatatan dari bahan cement, aggregate dan kandungan air dari setiap
truck mixer harus dapat ditunjukkan/diberikan kepada Direksi/
Konsultan Pengawas bila diperlukan.
• Secara periodik harus dilakukan testing untuk menentukan kadar air
(moisture content) dari aggregate untuk menentukan pengaturan
tambahan jumlah air yang perlu dicampurkan.

• Beton ready mix harus sudah di-cor pada tempatnya dalam waktu
maksimal 2 (dua) jam dihitung mulai dari keluarnya truck mixer dari
plant/pabrik produksi campuran pada saat dicampurkan dalam truck
mixer, kecuali dipakai retarder bisa lebih dan waktu tersebut diatas atau
maksimal 4 (empat) jam.

• Bila ditentukan lain, Penyedia Jasa dapat melakukan pembicaraan


khusus dengan Produsen Ready Mix dan Direksi/ Konsultan Pengawas
menyangkut lama waktu yang diperlukan oleh Truck Mixer yang
mengangkut ready mix menuju ke lokasi pengecoran pekerjaan ini.

• Penyedia Jasa harus dapat menjamin bahwa semua pencatatan adalah


benar-benar dilakukan dengan teliti dan benar di plant dan dibuat untuk
semua kegiatan pada saat material/bahan dicampurkan dan air
ditambahkan. Pencatatan waktu ini hendaknya disertakan pada bon
pengiriman bersama dengan truck mixer yang ditandatangani oleh
penanggung jawab plant.

• Waktu kedatangan truck mixer ke lokasi pengecoran harus dicatat dan


disimpan dalam log-book yang antara lain juga memuat :
- Waktu Kedatangan Truck Mixer
- Waktu Pencampuran material dan penambahan air
- Waktu Pengecoran
- Data Nomor dan kode truck mixer dan nama pabrik ready mix-nya

| 26
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
- Lokasi Pengecoran
- Pengambilan jumlah test kubus
- Slump

• Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap semua hasil pengecoran dengan


menggunakan ready mix. Direksi/ Konsultan Pengawas berhak untuk
meminta ganti pabrik plant ready mix selama pelaksanaan pekerjaan bila
nyata-nyata syarat-syarat dari yang ditentukan diatas tidak dapat
terpenuhi.

5.2.5 Kualitas Beton


1. Kecuali ditentukan lain sesuai dalam Gambar Kerja, kualitas yang akan
dipakai dalam pekerjaan ini adalah beton :
- K – 300 untuk jenis Poer Plat dan Sloof
2. Evaluasi ketentuan karakteristik ini menggunakan ketentuan-ketentuan
dalam PBI-1971.
3. Penyedia Jasa harus memberikan/membuat kualitas beton dengan
memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

4. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang


disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 PBI-1971 mengingat bahwa Wc factor yang
sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,55, maka pemasukan bahan adukan +
kendala cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971
tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan
harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat-
cepat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah
benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap
hari.

5. Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yang dibuat.

6. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut


dan harus disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas. Laporan tersebut
harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima).

7. Selama pelaksanaan harus ada penguji slump, minimal 5 cm dan maksimal


12 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton
(bekisting).
- Cetakan beton ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton.
- Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.

| 27
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
- Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter
15 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
- Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
- Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang
dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat
perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

8. Jumlah semen minimal 340 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel,
konsol dan pada daerah kamar mandi dan WC, daerah talang beton, jumlah
minimum tersebut dinaikkan menjadi 375 Kg/m3 beton.

9. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai


dan disetujui Direksi/ Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa.

10. Perawatan kubus percobaan tersebut didasari pasir dalam kondisi basah
tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan dalam udara terbuka.

11. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan
untuk umur 3,7,14,21,28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh
kurang dari persentase kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih
jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971.
12. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer.

13. Penuangan beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus


dilakukan dengan cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan
komponen beton.

14. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.

15. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Penyedia Jasa harus
memberitahukan kepada Direksi/ Konsultan Pengawas dan pengecoran
baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/ Konsultan
Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/
Konsultan Pengawas wajib memeriksa pembesian yang terpasang pada
daerah yang akan dicor.

16. Diluar uraian diatas terhadap tempat atau bagian lain dari pekerjaan yang
memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (mis: beton
rabat) dapat dipakai campuran adukan I PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak, dan
dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

5.2.6 Siar-Siar Kontruksi Dan Pembongkaran Acuan/Bekisting


1. Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam
Gambar Kerja, harus mengikuti pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut

| 28
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
permukaannya harus dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu dengan
air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai.

2. Letak siar-siar tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis dari


Direksi/ Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam
maka pengecoran berikutnya untuk daerah yang terhenti pengecorannya
baru dapat dilakukan kembali dalam waktu 24 jam kemudian dengan
memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas.

3. Pembongkaran Acuan/Bekisting sepanjang tidak ditentukan lain dalam


Gambar Kerja harus mengikuti pasal 5.8 PBI-1971. Pembongkaran
Acuan/Bekisting baru dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem
Acuan/Bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup
untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja
padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji
laboratorium dan dengan perhitungan-perhitungan yang harus disetujui
oleh Direksi/MK. Pembongkaran baru dapat dilaksanakan apabila telah
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.

4. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang


lebih besar dari beton rencana atau terjadi keadaan yang lebih
membahayakan dari pada yang diperhitungkan, serta pengaruh cuaca yang
tidak memungkinkan maka dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat
dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung.

5. Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom


penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata
hasil pengecorannya baik.

5.2.7 Bending Schedule dan Pergantian Besi


1. Penyedia Jasa harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah
sesuai dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan
pemotongan besi beton, maka Penyedia Jasa harus membuat “Bending
Schedule” (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan
persetujuan dari Direksi/ Konsultan Pengawas.

2. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa atau menurut


pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada, maka
- Penyedia Jasa dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada perencana konstruksi untuk informasi.

| 29
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
- Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Penyedia Jasa sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari perencana konstruksi.
- Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dilakukan dengan persetujuan tertulis dari
perencanaan konstruksi.

3. Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.

4. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas).

5. Pergantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian


ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian pengetar.

6. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat Toleransi
yang diperbolehkan
(jarak antara dua diameter
permukaan yang
berlawanan)

Dibawah 10 mm x/- 7 % x/- 0.4 mm

10 mm sampai 16 mm
(tapi tidak termasuk +/- 5 % +/- 0.4 mm
diameter 16 mm)
16 mm sampai 28 mm (tapi
tidak termasuk diameter 28 +/- 4 % +/- 0.3 mm
mm)

5.2.8 Perawatan Beton


1. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.
2. Harus diperhatikan pula perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan,
harus diperhatikan.
3. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah
pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus
menerus ini dilakukan antara lain dengan cara menutupinya menggunakan

| 30
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus
dilakukan dengan merendam atau menggenanginya dengan air.
4. Khusus untuk pelat lantai yang akan diberi lapisan waterproofing
pembasahan terus menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat
beton tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat
tersebut harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa sampai disetujui oleh Direksi/
Konsultan Pengawas.
5. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan
tidak boleh diganggu.
6. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup
mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan
untuk mengangkut bahan-bahan yang berat. Minimal 1 (satu) minggu
setelah pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan
selanjutnya dengan syarat Acuan/Bekisting lantai yang dibebani tersebut
tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut harus dengan
persetujuan tertulis oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
7. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu
pengerasan dapat dipakai setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi/
Konsultan Pengawas.

5.2.9 Tanggung Jawab Penyedia Jasa


1. Penyedia Jasa bertanggung jawab penu atas kualitas konstruksi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan Gambar Kerja yang
diberikan.
2. Dengan tanpa diminta, apabila ternyata ditemukan bahwa hasil pengecoran
mengalami cacat, tidak sesuai dengan perencanaan, gagal pengecoran, maka
secara langsung Penyedia Jasa melakukan perbaikan dan penyempurnaan
yang hasilnya dipertanggungjawabkan dengan disetujui oleh Direksi/
Konsultan Pengawas.
3. Akibat yang timbul dari ketidak-sempurnaan pengecoran merupakan
tanggung jawab prinsip Penyedia Jasa.

5.2.10 Perbaikan Permukaan Beton


Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan merupakan hasil akhir
(final/ekspose) yang tidak mengalami finishing arsitektur sehingga tidak akan
ada pekerjaan plesteran baik untuk balok, kolom, dan pelat lantai. Apabila
terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan
lain-lain maka harus dilakukan hal-hal berikut ini :

1. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan


menggunakan campuran adukan semen (cement mortar) setelah

| 31
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
pembukaan Acuan/Bekisting dan hanya boleh dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan Direksi/ Konsultan
Pengawas.
2. Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/ Konsultan Pengawas,
maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan (pengecoran)
kembali atas biaya Penyedia Jasa.
3. Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah, retak, ada gelembung udara. Keropos berlubang, tonjolan dan lain- lain
yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

5.2.11 Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton


1. Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
2. Dipergunakan juga tempat kelos-kelos untuk kosen atau instalasi.

5.2.12 Penyekat – Penyekat Air ( Water Stop )


1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada
sambungansambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-
gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air
termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara
khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh
Konsultan Perencana. RKS-Teknis
3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-
petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh
pabrik dan harus dibentuk sedemikian rupa agar menghasilkan sambungan
yang kuat dan kedap air. Bahan waterstop yang dipakai adalah SUPERCAST
SW 20, tipe disesuaikan dengan posisi joint dengan lebar minimum 20 cm.

5.2.13 Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)


1. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuatkan bantalan beton
untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik dengan ukuran, rencana
dan tempatnya berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal.
Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.
2. Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150
cm. Dipasang sebelum pengecoran beton dan penggantungan harus dikaitkan
pada tulangan pelat atau balok.

| 32
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
5.2.14 Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah tertimbun. Pembersihan harus
dilakukan setiap sore secara baik dan teratur.

5.2.15 Contoh Yang Harus Disediakan


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
material, split, pasir, besi beton, wiremesh, semen untuk mendapatkan
persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas akan
dipakai sebagai pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Penyedia Jasa kelapangan.
3. Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh ditempat yang disetujui Direksi/ Konsultan Pengawas.
1. akan terisi beton waktu pengecoran.

5.3 Pekerjaan Beton Non Struktural


5.3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton komposit, pembungkus Besi Stek
kolom.

5.3.2 Mutu Beton


Mutu beton yang dibenarkan untuk dipakai untuk pekerjaan Beton Non
Struktural tersebut adalah beton dengan mutu K-100.

5.3.3 Persyaratan Bahan


1. Semen Portland
- Jenis Semen Portland yang digunakan harus memenuhi ketentuan dan
syarat seperti yang ditentukan dalam NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk dipakai.
- Merk semen yang dianjurkan adalah setara mutu semen merk Semen
Tiga Roda atau Semen Holcim.
- Tidak dibenarkan mengganti merk semen yang telah disetujui Direksi/
Konsultan Pengawas tanpa alasan yang jelas.
- Penggantian semen dengan merk lain harus seijin Direksi/ Konsultan
Pengawas.
- Tempat penyimpanan bahan beton terutama semen dan besi harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari
air dan harus memenuhi syarat penumpukkan semen pada lantai dengan
diangkat dan diberi landasan agar tidak berhubungan langsung dengan
permukaan tanah atau lantai serta ditata/ditumpuk sesuai dengan
petunjuk Direksi/ Konsultan Pengawas.
2. Pasir Beton

| 33
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
Pasir beton harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, campuran lumpur, tanah liat dan sebagainya dan harus
memenuhi persyaratan komposisi butir pasir serta kekerasan yang sesuai
dengan yang disyaratkan.
3. Koral Beton / Split
- Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta
mempunyai ukuran bongkahan dan gradasi.
- Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton sebelum bahan
dicampurkan harus dipisahkan satu sama lainnya, sehingga dapat
dijamin dan diketahui kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4. Air
- Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10.
- Apabila dipandang perlu Direksi/ Konsultan Pengawas dapat meminta
kepada Penyedia Jasa supaya air yang dipakai adalah air yang telah
diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi.
5. Besi Beton
Digunakan besi beton mutu U-39 dan U-24, besi harus bersih dari lapisan
minyak/lemak, bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan kotoran lainnya.
Penampang besi adalah bulat dan memenuhi persyaratan baik ukuran
maupun mutunya.
6. Syarat PBI 1971
Penyedia Jasa diwajibkan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan tentang
Pekerjaan Beton seperti yang tercantum dalam PBI 1971 dan bila
dipandang perlu untuk memeriksa mutu bahan-bahan yang akan dipakai
kelaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas biaya
Penyedia Jasa.
7. Pedoman Pelaksanaan
a. Peraturan / standard setempat yang biasa dipakai
b. Peraturan Beton bertulang Indonesia 1971; NI-2
c. Peraturan Konstruksi kayu Indonesia 1961; NI-5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
f. Ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Umum tentang Pelaksanaan
Penyedia Jasaan Pekerjaan Umum ( A.V ) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan
tambahan Lembaran Negara No. 14571
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Direksi/MK
h. Standard normahsasi Jerman (DIN)
i. American Society for Testing and Material (ASTM)

| 34
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
j. American Concrete Institute (ACI)

5.3.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Penulangan
- Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar Kerja.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan
acuan dengan memasang beton decking.
- Bahan besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis
dari Direksi.

2. Cara Pengadukan
- Cara pengadukan beton harus dengan menggunakan peralatan
pencampur beton atau beton molen.
- Takaran/perbandingan untuk bahan semen Portland, pasir dan koral
harus disetujui oleh Direksi/MK dan tercapai mutu pekerjaan seperti
yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
- Selama pengadukan bahan, kekentalan adukan beton harus diawasi
dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru pengujian
slump minimal 5 cm dan maksimal 10 cm.

3. Pengecoran Beton
- Penyedia Jasa diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan persiapan
dengan membersihkan dan menyiram cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/MK.
- Pengecoran beton harus dikerjakan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat, harus
dihindarkan terjadinya koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
- Apabila dalam pelaksanaan pengecoran beton akan dihentikan dan akan
diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian pengecoran
tersebut harus diketahui dan disetujui oleh Direksi/MK.

4. Pekerjaan Acuan/Bekisting
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
ditetapkan/diperlukan sesuai Gambar Kerja. Bahan dari jenis papan kayu
setara Meranti yang memenuhi persyaratan NI-2 pasal 5.1.

| 35
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kuat kedudukannya selama pengecoran.
- Acuan harus rapat, tidak terdapat celah, tidak bocor, permukaannya licin,
bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan
kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus
mudah dibongkar tanpa merusak hasil pengecoran.
- Tiang-tiang acuan harus diletakkan/didasari diatas papan atau baja
untuk memudahkan pemindahan perletakkan. Tiang-tiang tidak boleh
disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dibuat dari kayu semutu kayu
dolken diameter: 8 – 10 cm atau kaso 5/7 cm.
- Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang
papan/balok secara cross/menyilang.
- Pembukaan acuan baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
- Penggunaan Bekisting Formwork/Scafolding harus sesuai dengan
petunjuk/spesifikasi pabrik.

5. Kawat Pengikat
- Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40
mm. kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
- Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilaksanankan
dengan ijin tertulis dari Direksi/MK setelah acuan dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi/MK.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberikan
contoh-contoh material: besi, koral, pasir, PC untuk memperoleh
persetujuan dari Direksi/MK.
- Bila terjadi kerusakan Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
- Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih
(sesuai ketentuan dalam PBI-1971).

6. Sparing Conduit dan Pipa-pipa


- Letak sparing harus diatur agar tidak mengurangi kekuatan struktur.
- Tempat-tempat sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksana
dan bila tidak ada dalam Gambar Kerja, maka Penyedia Jasa harus
mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi/MK.

| 36
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
- Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan
tulang besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dari Direksi/MK.
- Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dengan perkuatan hingga tidak akan bergeser pada saat
pengecoran beton.
- Sparing-sparing harus dilindungi hingga tidak akan terisi adukan beton
waktu pengecoran.

7. Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)


Lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan harus diisi dengan beton. Digunakan beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

5.4 Pekerjaan Besi Non Struktural


5.4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan besi-besi untuk angkur tiang, plat beugel,
pembesian plat serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

5.4.2 Persyaratan Bahan


1. Digunakan besi beton mutu U-39 dan U-24 dan dengan diameter besi beton
minimal 12 mm atau sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar kerja.
Bahan harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti
serpihan dan sebagainya.
2. Penampang bahan besi beton adalah bulat atau berulir dan memenuhi
syarat-syarat PBI-1971.
3. Penyedia Jasa diwajibkan bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu
bahan yang digunakan ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
syah atas biaya Penyedia Jasa.

5.4.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Pembuatan tulangan/pembesian dan pemasangannya harus sesuai dengan
yang ditentukan dalam Gambar Kerja.
2. Bila pembesian/tulangan merupakan suatu rangkaian, maka
pembesian/tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari
acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam
PBI-1971.
3. Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari bahan baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40

| 37
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI-1971).
4. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran
dari semua persyaratan yang ditentukan.
5. Penyedia Jasa harus mengikuti semua petunjuk tentang persyaratan
peralatan, baik yang terdapat pada RKS maupun yang tercantum dalam
Gambar Kerja
6. Bila terjadi kerusakan pada hasil pemasangan Penyedia Jasa diwajibkan
untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu, pekerjaan seluruh
biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
7. Pasangan angkur dan bentukan lainnya harus menyatu dengan adukan
beton, pemasangan harus tepat dan kuat pada tempatnya.

PASAL 6
.
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP ruang pantau

6.1 BAHAN PENUTUP ATAP


a. Untuk penutup atap memakai material metal dari satu merk dan satu ukuran
serta bergaransi dari pabrik bersangkutan. Penutup atap-penutup atap
yang dipasang lepas dari cacat dan harus satu jenis/satu warna dan satu
type. Penutup atap yang mempunyai cacat tidak boleh dipakai sebelum dan
sesudah pembelian penutup atap harus sepengetahuan Pengawas
Lapangan.
b. Sedangkan untuk rangka atap utama menggunakan rangka baja ringan

10.1.1 Produk Profile “S”


• Rangka Baja Ringan yang digunakan harus mempunyai hitungan struktur
yang didukung oleh program SAF diaman rangka baja ringan ini harus
mampu menahan bentangan kosong tanpa balok penjaga sampai dengan 24
m1

| 38
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR

• Rangka Baja Ringan yang digunakan untuk dapat menahan bentang sampai
dengan 24 m1
Harus memiliki nbentuk profil S dengan tinggi profil 85 mm dan lebar
profil 40 mm dengan pengikat baut dan mur dengan ukuran diameter 12
mm dan sambungan antara kuda-kuda dengan web berbentuk kapsul dengan
tinggi 62 mm dan lebar 27 mm.
Spesifikasi material yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Hight Tensile Steel G550 (HI – Ten)
- Minimum Yield Streng : 550 MPa
- Modulus Elasticity : 2.1 x 105 Mpa
- Shear Modulus : 8 x 104 Mpa
- Lapis dasar material baja ringan dilapisi dengan zinc, almunium and
silicon alloy
- Rangka
Profil berbentuk S dan Web bentuk capsule dengan pengikat baut- mur
a. Frame : bentuk S 85.50 (Tinggi profil 85 mm dan Tebal 0.75 – 08
mmBMT)
b. Web : Capsule 62.27 (Tinggi 62 mm dan tebal 0.45 – 0.5 mm BMT)
c. Aut-Mur : Hexagonal Bolt, diameter 12 mm
• PROFIL “ S” SEBAGAI FRAME
Semakin besar luas permukaan profil “S” maka semakin besar Momen Inersia
/ bebean yang dapat ditahan diatas permukaan tersebut (profil S TRUSS lebih
kuat menahan beban dan bisa untuk bentang besar hingga 24 meter).
• Dengan bentuk profil S resiko puntiran dapat diminimalkan. Jika profil ‘S”
dapat gaya dari atas, maka bagian bawah akan menahannya, begitu juga
sebaiknya. (Profil S TRUSS lebih kuat menahan puntiran).
• Dibandingkan dengan profil C, maka jumlah tekukan pada profil “S” lebih
banyak yaitu 5 tekukan. Dengan semakin banyak tekukan, maka semakin
banyak tulangan yang meperkuat daya dukung beban (Profil S TRUSS lebih
kuat)

A. Profil Kapsul Sebagai WEB


- Pengguna kapsul sangat baik untuk pelaksanaan, karena
permukaan kapsul tidak memiliki sudut yang tajam.
- Bentuk capsul digunakan karena simetris terhadap as vertika; dan
as horizontal.
- Untuk bisa dipasangn ke frame, ujung-ujung kapsul dipress. Ini
dilakukan agar beban-beban yang bekerja tepat di tengah titik
pusatnya.

| 39
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
- Rangkaian kuda –kuda TRUSS jika sudah menyatu maka berat
gravitasinya terjadi di tengah –tengah pertemuan, sehingga terjadi
beratt ke satu sisi saja / seimbang.
- Bentuk kapsul merupakan bentuk C double, sehingga menjamin
kekuatan dalam distribusi/penyaluran beban atap. Dengan
menggunakan 1 kapsul TRUSS berarti sama dengan menggunakan
2 profil C.

B. Baut + Mur Sebagai Sambungan


Menggunakan baut dengan diameter 12 mm. dengan menggunakan
baut dan mur, maka sambungan tidak bisa lepas karena ikatan dari dua
arah.
Dibandingkan dengan sekrup yang digunakan pada system struktur
Profil C, maka sekrup memiliki kekurangan sebagai berikut :
o Hanya mengandalkan kekuatan jepit dari drat sekrup terakhir
o Bila terjadi sobek pada lubang material, maka kekuatan sekrup
untuk mengikat sama sekali tidak ada (lepas).
o Diameter sekrup lebih kecil dibandingkan baut, sehingga kekuatan
sekrup akan lebih kecil juga

C. Aksesories Sebagai Pendukung Kekuatan Struktur.


- TRUSS Profil C menggunakan aksesories yang lengkap dan banyak
dengan dibuat un
- tuk memperkuat kesatuan antara kuda-kuda yang lainnya.

PASAL 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND

7.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit yang dipasang pada
bangunan sesuai dengan gambar-gambar.

7.1.1 Bahan-bahan
1. Penutup Plafond

| 40
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
Penutup plafond luar menggunakan GRC board 9 mm dan dalam
menggunakan gypsum 9 mm (ex. GRC) Semua bahan yang digunakan
harus dari kualitas terbaik (sesuai tertera dalam gambar ).

2. Rangka Plafond

Rangka plafond menggunakan rangka hollow ukuran 2 x 4cm dan 4 x


4cm (anti karat) sesuai seperti tertera dalam gambar.

7.1.2 Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana langit-langit kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya. Pertemuan sambungan harus rapi dan
rata.

Siapkan sambungan-sambungan lubang-lubang untuk pekerjaan lain


(listrik, mekanikal) pada pekerjaan langit-langit.

7.1.3 Pemasangan
GRC board dan Gypsum yang cacat dan retak-retak tidak boleh digunakan dan
harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.

Rangka langit-langit dipasang tidak lebih besar dari 60x60 cm.

7.1.4 Penyimpanan
Letakkan lembaran-lembaran GRC board dan Gypsum yang akan dipakai di
daerah yang terlindung baik dari cuaca. Tumpukkan diatas tiga kayu penahan
(alas) pada setiap panjang lembaran ini. Tinggi tumpukkan lembaran-
lembaran tidak boleh lebih dari 2 meter.

Tempat tumpukkan harus jauh dari lalu lintas kendaraan-kendaraan proyek


yang mungkin mengganggu.

7.1.5 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan langit – langit gypsum / plafond terdiri dari pekerjaan GRC
board

7.1.6 Persyaratan Bahan


• Gypsum Board
Tebal : 9 mm untuk ruang ruang yang ditunjukan
pada Gambar Kerja.
Ukuran : Disesuaikan dengan pola langit – langit.
Ketahanan api 2 jam.
Tipe / Produk : Jaya Board atau setara, sesuai dengan Gambar
Kerja.

| 41
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
Untuk Wet Area menggunakan GRC untuk KM
/ WC
sesuai dengan Gambar Kerja.
• List Plafond

Bahan : Gypsum dan kayu/yang dipersyaratkan dalam


gambar kerja
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja

7.2 Persyaratan Pelaksanaan


7.2.1 Rangka Plafond
Penggantung rangka langit – langit adalah metal hollow lengkap dengan
top cross rail, ceiling batten, angle, cb, connector, ter spring, suspension
rod, dan angle bracket.Stek penggantung langit – langit dan besi Ø 6 mm,
diikatkan ke tulangan pelat lantai atau batok beton, telah dipasang pada
saat pengecoran.Panjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan
Gambar Kerja.
Untuk pengikatan tepi rangka langit – langit yang menempel dinding
pasangan batu bata atau beton adalah dengan “fischer”
Pemasangan rangka langit – langit harus rata waterpass pada
permukaan bawahnya.

7.2.2 Gypsum
Papan Gypsum yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan
baik, bentuk dan ukuran masing – masing unit sama, tidak ada bagian yang
retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

Untuk menghindari kemungkinan rusaknya produk dan resiko kecelakaan


bagi pekerja, disarankan membawa papan gypsum dengan cara memegang
tepi bawah lembaran.

Papan Gypsum dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan


sesuai standar spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya,
dipasang dengan sekrup khusus untuk panel gypsum, dan pola
pemasangan sesuai dengan Gambar Kerja.

Bidang permukaan langit – langit gypsum yang terpasang harus lurus, rata
(waterpass) dan tidak bergelombang, sambungan antar panel saling
tegak lurus.Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m.

Penyelesaian akhir (finishing) adalah di cat. Pekerjaan harus memenuhi


Pasal Pekerjaan Cat.
| 42
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR

PASAL 13
PEKERJAAN PENGECATAN

9.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel,
politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai
pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir.

Yang dicat adalah semua permukaan, plesteran tembok, plafon, list plafon dan
beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini. Untuk semua bahan pelaksanaanNya harus
mentaati PUBB 1973 NI-3.

9.1.1 Bahan-bahan
2.1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan. Adapun
bahan cat yang digunakan adalah produk dari MOWILEX
2.2. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut
mengenai hal-hal yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan,
antara lain :
§ segel kaleng
§ hasil akhir pengecatan

9.1.2 Persetujuan Ahli


Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan MK sebelum boleh
dipakai didalam pekerjaan.

Cat didatangkan kelapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari


pabrik, lengkap dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.

9.1.3 Pelaksanaan
a. Umum
a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas
beserta ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk mendapatkan
persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti
harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Pemborong.

| 43
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan
cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan
mengurangi kualitas pengecatan. Bilamana waktu mendesak, harap
dilakukan pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab
ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah
dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik dipersiapkan
untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang
bersangkutan. Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering,
bersih dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Pemborong
wajib melakukan percobaan untuk disetujui Pengawas.
f. Pemborong tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan suatu tempat
bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya,
maka Pemborong harus segera melaporkannya kepada Pengawas.
h. Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya
Pemborong, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi
Tugas.

b. Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali
spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan
dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-
bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, semprotan dan roller.
b. Sapuan semua dasar dengan cat memakai kuas atau roda. Penyemprotan
hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Pengawas.
c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang
kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan
sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus mengikuti
petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
d. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan, pekerjaan
termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun
pembersihan dengan kain kering.
e. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan
mengganggu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah

| 44
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas
tanggungan Pemborong.

PASAL 14
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

Peraturan Perundang – Undangan

10.1 Umum
Terdapat beberapa produk hukum yang mengatur pelaksanaan K3.
Konstruksi yaitu:
• Masing-masing No. 3 Tahun 1996 tentang pemenuhan sosial tenaga kerja.
• Peraturan pemerintah No. 14 Tahun 1996 tentang penyelenggaraan
program pemenuhan sosial tenaga kerja.
• Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja.
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan pada Konstruksi Bangunan Peraturan
Pelaksanaan dari UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dan
2. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No.
KEP. 174/MEN/86 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontruksi
pada 104 / KPTS / 1986 Tempat Kegiatan Konstruksi beserta Buku
Pedomannya, sebagai persyaratan teknis pelaksanaan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. PER. 01/MEN/1980.

• Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan


Umum No. KEP. 07 / MEN / 1984 tentang tenaga kerja borongan dan
harian 30 / KPTS / 1984 bebas pada proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum.
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 425/MEN/1984 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Program Jamsostek bagi proyek-proyek APBD, Inpres,
APP1N instansi lain serta proyek-proyek swasta.

Pelaporan
Ketentuan didalam Buku Pedoman bahwa setiap kejadian kecelakaan atau
kejadian berbahaya harus dilaporkan kepada Departemen Tenaga Kerja dan
Departemen Pekerjaan Umum yang dalam hal ini dapat diinterprestasikan
Kadep atau Kanwil masing-masing.

Pengawasan
Selanjutnya SKB tersebut diatas menyebutkan bahwa pengawasan atas
pelaksanaan ketentuan-ketentuan didalam SK tersebut secara fungsional
| 45
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
oleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen PU sesuai dengan ruang
lingkup tugas dan tanggung jawab masing-masing,
Sanksi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 01/MEN/1980 menyebutkan
bahwa pelanggar ketentuan K3 Konstruksi dapat dipidana selama-lamanya 3
(tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,-.

Didalam SKB disebutkan bahwa Menteri PU berwenang memberi sanksi


administrative terhadap pihak-pihak yang tidak mentaati ketentuan K3
Konstruksi telah ditetapkan.

10.2 Organisasi K3 Konstruksi Pada Pelaksanaan Pekerjaan


Pada pelaksanaan suatu proyek, Penyedia Jasa pelaksana perlu membentuk
organisasi K3 Konstruksi dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Ketentuan
• Penyedia Jasa harus menunjuk petugas k3 Konstruksi yang bertanggung
jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
• Petugas K3 Konstruksi harus bekerja full-time untuk mengurus dan
menyelenggarakan K3 Konstruksi.
• Penyedia Jasa yang mempekerjakan pekerjaan dengan jumlah minimal
100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, wajib
membentuk unit struktural dari organisasi Penyedia Jasa.
• Petugas K3 konstruksi dan Unit Pembina k3 Konstruksi bekerja sebaik -
baiknya dibawah koordinasi Penyedia Jasa.
• Serta bertanggung jawab kepada Manajer Proyek.

2. Kewajiban Petugas K3 Konstruksi


• Melakukan latihan dan penerangan kepada tenaga kerja untuk dapat
memahami kewajiban-kewajibannya dalam pelaksanaan K3 Konstruksi.
• Mengusahakan pembuatan sarana dan prasarana yang diharuskan dalam
K3 Konstruksi untuk menghindari kecelakaan atau bahaya kesehatan pada
penyelenggaraan proyek.
• Menyelenggarakan keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada
kecelakaan.
• Memeriksa secara berkala semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana
pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja
yang aman.
• Membuat laporan-laporan tentang kecelakaan kerja di lingkungan proyek
kepada Departemen Tenaga Kerja dan dapat diperiksa oleh Panitia Pembina
K3 Konstruksi tentang pelaksanaan K3 Konstruksi di proyek.

| 46
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
3. Kewajiban Penyedia Jasa
• Menanggung biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan K3
Konstruksi.
• Memberikan fasilitas kepada Unit Pembina K3 Konstruksi untuk
melaksanakan tugasnya.
• Jika dalam satu proyek terdapat lebih dari satu Penyedia Jasa, maka harus
bekerjasama dalam kegiatan K3 Konstruksi.

10.3 Perlengkapan K3 Konstruksi


Perlengkapan untuk melindungi tubuh dari kecelakaan akibat kerja.

• Tutup Kepala
1. Helm untuk melindungi kepala dari benturan benda keras.
2. Topi untuk melindungi dari terik matahari.
• Tutup Telinga
Untuk melindungi telinga dari suara yang bising atau keras.

• Masker
Untuk melindungi pernafasan dari kotoran-kotoran debu atau gas beracun.

• Kaca Mata Hitam


Untuk melindungi dari sinar yang terlalu terang.

• Sarung Tangan
Untuk melindungi tangan dari luka akibat gesekan atau zat-zat.

• Sabuk Pengaman
Untuk melindungi dari kecelakaan ditempat yang tinggi atau terperosok
dalam lubang atau lumpur yang dalam.

• Jaket Pelampung
Untuk menghindari tenggelam dalam air.

• Sepatu Karet
Untuk melindungi kaki dari luka akibat menginjak benda-benda tajam dan
menghindari dari tergelincir akibat jalan licin.

• Jas Hujan
Untuk melindungi tubuh dari air hujan.

10.4 Persyaratan Teknis K3 Konstruksi Pada Tempat Kerja


1. Tempat Kerja
• Tempat kerja harus ditata dan diperlengkapi sarana dan prasarana untuk
mencegah kecelakaan kerja dan fasilitas yang diperlukan secara darurat bila
terjadi kecelakaan kerja.

| 47
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR

• Penyediaan sarana penerangan pada tempat kerja yang kurang cahaya.


• Menyediakan ventilasi cukup agar pekerja dapat menghirup udara segar
dan mencegah terkonsentrasinya udara yang dikotori oleh debu, atau zat
lainnya yang disebabkan oleh/akibat kerja.
• Menjaga tempat kerja selalu bersih dan rapi atas barang-barang atau
peralatan yang mengganggu atau mengakibatkan kecelakaan kerja.
• Perencanaan (desain) dan pelaksanaannya harus benar-benar
memperhatikan kekuatan “tempat kerja” sesuai dengan beban (barang
atau orang) yang dipikul sehingga tidak goyang atau melentur.
• Jembatan harus dilengkapi dengan terali atau pagar pengaman yang
tingginya antara 1 – 1,5 m diatas lantai, terdiri dari 2 rel dan dilengkapi
pinggir pengaman (toe board) tinggi 15 cm untuk mencegah orang terpelest.
• Lebar jembatan harus cukup untuk rencana barang atau orang yang
melewati, minimum 50 cm.
• Di dalam kondisi darurat perlu disediakan perahu penyelamat.

2. Pencegahan Terhadap Kebakaran


1. Alat
• Ditempat kerja harus selalu tersedia alat-alat pemadam kebakaran.
• Alat pemadam kebakaran harus diperiksa pada jangka waktu tertentu
oleh orang yang berwenang.
• Alat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara.
• Harus diletakkan ditempat yang mudah terlihat.
• Alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat/yang ada alat-alat
pengelas, yang mudah terbakar dan bahaya aliran listrik.
2. Petugas
• Semua pengawas dan beberapa tenaga kerja harus dilatih
menggunakan alat pemadam kebakaran.
• Orang yang terlatih dan cara menggunakan alat pemadam kebakaran
harus selalu siap selama jam kerja.
3. Pencegah dan Peringatan
• Perlu dihindarkan penempatan peralatan yang mudah mengakibatkan
kebakaran pada bahan yang mudah terbakar seperti kayu, terpal, bahan
kanvas dan lain-lain.
• Menghindari penimbunan atau penempatan barang-barang yang
mudah terbakar diruang yang tidak terjaga keamanannya seperti :
debu, serbuk gergaji, lap berminyak, potongan kayu, bahan-bahan
kimia, minyak solar atau bensin.
• Pengawasan secara rutin pada tempat-tempat dimana resiko kebakaran
sangat besar.

| 48
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR

• Tanda, petunjuk, sign dan peringatan atas : tempat/area yang


berbahaya untuk umum, tampat alarm atau alat pemadam kebakaran
serta nomor telepon Dinas Pemadam Kebakaran.

3. Pencegahan Terhadap Benda-Benda Jatuh


Pada lokasi dimana kemungkinan terjadinya benda jatuh dari suatu
ketinggian perlu dibuat :

• Jaringan/jalan atau konstruksi pencegah (toe board atau perancah).


• Pemasangan pagar atau papan petunjuk tentang lokasi yang perlu
dihindari.
• Alat atau konstruksi khusus untuk transportasi barang/material buangan
dari ketinggian.

4. Perlindungan Terhadap Orang Jatuh


Kepada pekerja yang melakukan pekerjaan di ketinggian perlu dibuat atau
dilengkapi failitas pencegah atau alat bantu seperti :

• Pagar atau terali pengaman.


• Konstruksi tempat kerja yang kuat dan stabil.
• Pinggir pengaman (toe board) untuk menghindari kaki terpeleset.

5. Perancah
Dalam pelaksanaan pekerjaan di ketinggian yang tidak dapat dikerjakan
secara aman, maka perlu dibuat perancah dengan ketentuan sebagai berikut :

• Perancah harus dibuat dan dirubah oleh orang ahli.


• Untuk perancah dapat digunakan bahan sebagai berikut :
- Kayu untuk konstruksi harus berurat lurus, padat, tak ada mata kayu
yang besar, kering, tidak busuk, tidak ada cacat atau kerusakan yang
memperlemah.
- Bambu dari jenis yang tebal, tua, kering, tidak lapuk, lurus, dipakai
secara utuh, digunakan tali pengikat dari tambang ijuk atau kawat dan
dilarang untuk hanya menggunakan paku sebagai pengikat.
- Besi pipa logam untuk konstruksi harus dari material yang baik, lurus
dan bebas karat.
- Perancah gantung yang menggunakan tali harus mempunyai serat
material yang baik, tidak lapuk/berkarat atau kena asam atau bahan
kimia.
- Papan lantai perancah harus tahan retak/pecah.
• Konstruksi perancah harus memenuhi syarat-syarat :
- Faktor pengaman sebesar 4 kali beban maksimal.
- Diberi penguat (braced) yang cukup sehingga stabil/tidak goyang.

| 49
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
- Tidak boleh melebihi angker yang tinggi.
- Konstruksi tiang (gelagar memanjang dan melintang) dihubungkan
dengan kuat pada tiang/tembok penyangga.
• Perancah harus secara periodik diperiksa (stabilitas, bahan, konstruksi
dan sambungan-sambungannya).
• Perancah yang dibuat dari kayu bulat (dolken) atau bambu harus
memenuhi ketentuan :
- Tiang Vertikal
a. Penyambungan tiang vertikal harus overlap 1,5 m.

b. Sambungan harus menumpu di atas balok memanjang/melintang


atau perletakan yang memadai.

c. Sambungan dilakukan dengan coakan (2 klaim bulat), pada tempat


yang tidak menerima banyak goyangan, kecuali untuk bambu tidak
diperkenankan membuat coakan.

d. Pengaman atas benturan pada bagian bawah tiang perancah.

- Balok Memanjang
a. Jarak vertikal balok memanjang tidak boleh melebihi 4 m.

b. Sambungan balok memanjang harus diikat erat-erat menjadi satu


dengan tiang vertikal.

c. Balok memanjang harus dipasang menerus pada seluruh panjang


perancah.

d. Balok memanjang harus diberi palang penguat (braced) yang cukup.

- Balok Kopel
a. Tiang perancah yang dipasang pada suatu bangunan harus di kopel,
secara diagonal dari atau ke bawah pada seluruh panjangnya.

b. Balok kopel diikat erat pada balok memanjang dan tiang vertikal
pada titik-titik silangnya.

c. Tiang perancah yang berdiri bebas harus dikopel dengan


menggunakan palang penguat.

- Perancah Pipa Logam harus memenuhi ketentuan :


a. Pipa vertikal dan horizontal terpasang kuat satu dengan lainnya.

b. Harus dipasang palang penguat dengan arah diagonal.

c. Tidak boleh dipasang dengan jarak kurang dari 5 m dari


jaringan/peralatan listrik.

| 50
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
d. Pipa harus mempunyai ukuran dan ukuran yang cukup untuk
menahan beban, minimal diameter 5 cm.

6. Tangga
Dalam pelaksanaan pekerjaan Bangunan Air dengan konstruksi yang tinggi
mungkin diperlukan tangga.

1) Tangga Kerja
Tangga kerja menurut penggunaannya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :

• Tangga Kerja Sementara.


• Tangga Kerja Lepas.
Khusus untuk tangga kerja lepas, dapat diklasifikasikan menjadi :

• Tangga kerja lepas (kayu atau besi).


• Tangga yang dapat berdiri sendiri.
• Tangga yang dapat diperpanjang.
2) Umum
• Tangga yang terbuat dari kayu harus terbuat dari mutu yang kuat, tidak
ada kerusakan dan kayu yang arah seratnya memanjang.
• Tangga yang terbuat dari logam harus tidak licin, bersih dan tidak
berkarat serta dicat dengan cat anti karat.
• Jarak antara anak tangga harus sama, tidak boleh kurang dari 25 cm
atau lebih dari 35 cm.
• Tangga kerja terbuat dari kayu tidak boleh dicat tetapi harus dipernis
atau diberi pengawat yang jernih (transparan).
• Tangga kerja yang dipergunakan dalam waktu lama perlu dirawat dan
diadakan pemeriksaan pada waktu-waktu tertentu.
• Jarak perletakan kaki bawah ke dinding sandaran harus lebih kurang ¼
panjang tangga.
• Pekerja yang menggunakan tangga harus :
- Kedua tangan bebas untuk memegang tangga dan tidak membawa
beban berat.
- Menghadap tangga.
- Tidak menggunakan alas kaki yang licin.
• Tempat/kedudukan tangga harus dalam kondisi yang sempurna/stabil
dan aman dari gangguan kendaraan atau orang serta tidak diletakkan di
depan pintu yang terbuka ke arahnya, dan terikat kuat/tidak bergeser.
• Pengaman diperlukan bila dipakai di tempat ramai.

| 51
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
3) Tangga Lepas Dua Kaki
• Tinggi maksimal tangga lepas 9 m setiap perbedaan tinggi 9 m harus
diberi bordes yang mempunyai ukuran yang cukup dan mempunyai
railing.
• Tangga kerja lepas yang terbuat dari kayu harus diberi besi pengikat
silang untuk menjamin kekuatannya.
• Setiap tangga lepas yang digunakan untuk hubungan tingkat harus :
- Paling sedikit 1 m lebih tinggi dari tingkat yang dituju.
- Satu dari kaki tangga diperpanjang ke atas 1 m untuk pegangan.
4) Tangga yang dapat berdiri sendiri :
• Tangga boleh lebih panjang dari 6 m, lebar antara kaki di ujung atas
minimal 40 cm, lebar di bawah minimal 50 cm.
• Kaki bagian belakang diberi alas yang kuat.
• Tangga yang melebihi 1,5 m panjangnya harus diberi dua atau lebih
ikatan silang.
• Antara kaki depan dengan belakang harus terikat dengan kuat.
• Dalam kondisi terbuka anak tangga harus horizontal.
5) Tangga yang dapat diperpanjang :
• Tangga lepas yang dapat disambung tidak boleh lebih panjang 15 m.
• Tangga lepas yang disambung harus dibuat oleh orang yang ahli
dilengkapi dengan kunci dan alat pengaman, satu atau lebih.
• Tali penggerak, diangker kuat dan dikaitkan melalui roda kerekan.
• Pada bagian sambungan yang berhimpit anak tangga harus berhimpitan
juga.
6) Tangga Lepas Mekanik
Tangga lepas mekanik artinya dapat diperpanjang secara mekanik dan
ditumpu oleh alas yang beroda dengan ketentuan sebagai berikut :

• Dilengkapi dengan peralatan tempat bekerja yang aman dan terbuat


dari kerangka besi yang tipis tetapi kuat.
• Bila sedang digunakan rodanya harus terkunci.
• Tangga lepas mekanik tidak boleh digerakkan bila seseorang sedang
bekerja, kecuali sudah dirancang untuk hal tersebut.

7. Kendaraan Proyek
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengurugan lahan untuk peninggian level
Bangunan sesuai dengan perencanaan maka diperlukan tanah urugan yang
harus didatangkan ke lokasi proyek. Sehingga Penyedia Jasa harus
memperhatikan beberapa hal :

• Tanah yang didatangkan dari quarry menuju lokasi pngurugan (lokasi


proyek) dengan menggunakan dump truck harus ditutup dengan terpal

| 52
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
agar tanah yang dibawa tidak berjatuhan ke area jalan yang dilalui oleh
dump truck tersebut.
• Setiap dump truck yang keluar dan masuk di quarry maupun di lokasi
proyek (pengurugan) harus dilakukan pembersihan tanah yang melekat
pada semua roda dengan menggunakan air atau dengan alat lainnya
(terutama di musim penghujan) agar tanah yang melekat di roda tersebut
tidak membahayakan pengendara lain baik pejalan kaki maupun kendran
roda dua.
• Tenaga-tenaga untuk pelaksanaan kebersihan tersebut sudah merupakan
tanggungjawab serta kewajiban (sudah diperhitungkan seluruh biayanya)
dari Penyedia Jasa dari mulai awal pelaksanaan sampai dengan akhir
pelaksanaan proyek.

10.5 Kecelakaan Kerja


1. Pengertian Istilah
1. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau
barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Pengusaha adalah :

a. Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu


perusahaan milik sendiri.

b. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri


menjalankan perusahaan bukan miliknya.

c. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia,


mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf
b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

3. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan


tenaga kerja dengan tujuan mencari untung atau tidak, baik milik swasta
maupun milik Negara.

4. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan


hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja.
Demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang bisa
atau wajar dilalui.

5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah suatu perlindungan bagi


tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti
sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan

| 53
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal
dunia.

6. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) meliputi :


a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
b. Jaminan Kematian (JK).
c. Jaminan Hari Tua (JHT).
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

2. Pelaksanaan
1. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 10 (sepuluh)
orang tenaga kerja atau membayar upah kepada seluruh tenaga kerja,
kerjanya paling sedikit Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) sebulan, wajib
mengikut sertakan kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.

2. Program jaminan sosial tenaga karja sebagaimana dimaksud di atas


diselelnggarakan oleh Badan Penyelenggara, dalam hal ini PT. Jamsostek.

3. Pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan


kesehatan bagi tenaga kerjanya dengan manfaat yang lebih baik dari paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar menurut Peraturan Pemerintah
ini, tidak wajib ikut dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh PT. Jamsostek.

4. Kepesertaan tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga
kerja kontrak dalam program jaminan sosial tenaga kerja diatur lebih lanjut
oleh Menteri.

5. Untuk tenaga kerja borongan dan tenaga kerja lepas diatur oleh :

a. Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan


Umum No. : KEP-07/MEN/1984 dan No. : 30/KPTS/1984 tertanggal 29
Januari 1984, khusus bagi pekerja yang bekerja di proyek-proyek
Departemen Pekerjaan Umum.

b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. : KEP.425/MEN/1984 tentang


petunjuk pelaksanaan Program Astek bagi tenaga kerja
borongan/harian lepas pada Penyedia Jasa jasa konstruksi khusus bagi
pekerja pada :

• Proyek-proyek APBD, Inpres dan lain-lain, pemotongan iuran ASTEK


dilaksanakan oleh bendaharawan proyek.

| 54
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR

• Proyek-proyek APBN, pembayaran iuran dilakukan oleh Penyedia


Jasa dengan menyetorkan langsung ke bank yang ditunjuk atas
rekening Perum ASTEK.
• Proyek-proyek swasta, pembayaran iuran dilakukan oleh Penyedia
Jasa/pemilik proyek pada saat menerima Ijin Mendirikan Bangunan
dan/atau Surat Ijin Pelaksanaan Pembayaran (SIPP).
6. Program asuransi ini memberikan perlindungan bagi tenaga kerja
terhadap resiko kecelakaan kerja yang meliputi seluruh biaya
pengangkutan, pengobatan, perawatan di rumah sakit dan tunjangan
sementara tidak mampu bekerja, tunjangan cacat, tunjangan kematian dan
biaya penguburan.

7. Apabila ada yang mengalami kecelakaan kerja, tenaga kerja atau siapa saja
harus secepatnya memberitahukan ke perusahaan/pengusaha.

8. Pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi


tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan.

Pengusaha wajib menigisi dan mengirimkan formulir Jamsostek 3 kepada


Depnaker dan PT. JAMSOSTEK (Persero) setempat sebagai Laporan
Kecelakaan Kerja Tahap 1 tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua puluh
empat) jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan.

1. Pengusaha wajib melaporkan Kecelakaan Tahap ke II kepada


Kantor Depnaker dan PT. Jamsostek (Persero) setempat dengan
mengisi formulir Jamsostek 3a dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24
(dua kali dua puluh empat) jam setelah menerima surat keterangan
dokter (formulir Jamsostek 3b) yang menerangkan :

a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir.


b. Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya, atau
c. Keadaan cacat total tetap untuk selama-lamanya baik fisik maupun
mental, atau
d. Meninggal Dunia.

3. Santunan
1. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan
kecelakaan kerja. Dalam hal ini adalah mereka yang memborong
pekerjaan sendiri.

2. Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga


kerja kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara
dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam.

| 55
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
3. Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja
dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah
tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya
dinyatakan sembuh, cacat atau meninggal dunia.

4. Pada dasarnya pembayaran jaminan yang menjadi hak tenaga kerja


dibayarkan langsung kepada yang bersangkutan, dalam hal tenaga kerja
meninggal dunia kepada ahli warisnya yang sah.

10.6 Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja


1. Pengertian
Menurut keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993, penyakit yang timbul
karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.

• Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena


hubungan kerja berhak mendapat Jaminan Kecelakaan Kerja baik pada
saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir.
Hak atas Jaminan Kecelakaan Kerja bagi tenaga kerja yang hubungan
kerjanya telah berakhir akan diberikan, apabila menurut hasil diagnosis
dokter yang merawat penyakit tersebut diakibatkan oleh pekerjaan selama
tenaga kerja yang bersangkutan masih dalam hubungan kerja. Hak jaminan
kecelakaan kerja tersebut akan diberikan, apabila penyakit tersebut timbul
dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja
tersebut berakhir.
• Bila tenaga kerja tertimpa penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
pengusaha wajib mengisi dan mengirimkan formulir khusus tidak lebih
dari 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam sejak menerima diagnosis dari
Dokter Pemeriksa. Penyampaian formulir tersebut berfungsi sebagai
pengajuan permintaan pembayaran jaminan kecelakaan kerja. Karena itu
harus disertai bukti-bukti sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Penyakit Akibat Hubungan Kerja


Penyakit yang timbul karena hubungan kerja sebagaimana dimaksud disini,
sesuai dengan yang tercantum dalam Lampiran Keputusan Presiden Nomor
22 Tahun 1993 (terlampir).

| 56
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
DAFTAR PENYAKIT YANG TIMBUL

KARENA HUBUNGAN KERJA

------------------------------------------------------------------------

1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut


(Silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkolosis yang silikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.

2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (Bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh


debu, logam keras.

3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (Bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh


kapas, vlas henep dan sisal (Bissinosis).

4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyakit sensitisasi dan zat perangsang
yang dikena yang berada dalam proses pekerjaan.

5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan
debu organis.

6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.

7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaan yang beracun.

8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaan yang beracun.

9. Penyakit yang disebabkan krom atau persenyawaan yang beracun.

10. Penyakit yang disebabkan mangan atau persenyawaan yang beracun.

11. Penyakit yang disebabkan arsen atau persenyawaan yang beracun.

12. Penyakit yang disebabkan raksa atau persenyawaan yang beracun.

13. Penyakit yang disebabkan timbal atau persenyawaan yang beracun.

14. Penyakit yang disebabkan flour atau persenyawaan yang beracun.

15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.

16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaannya


hidrokarbon allfatik atau aromatik yang beracun.

17. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin benzena atau homolognya yang
beracun.

| 57
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.

19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.

20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.

21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab astiksia atau keracunan
seperti karbonmonoksida, hidrogensianida, hydrogen sulfide, atau derivatnya
yang beracun, amonial seng, braso dan nikel.

22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.

23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat,
tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).

24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.

25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion.

26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau
biologik.

27. Kanker kulit spitelioma primer yang disebabkan oleh terpic, bitumen, minyak
mineral, antrasema atau persenyawaan produk atau residu dari zat tersebut.

28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.

29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.

30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.

31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

| 58
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Tembok
keliling Bangunan,saluran air kotor, pos pantau Lapas Kelas IIB Cianjur
Bencana Gempa Bumi, LAPAS KELAS II B CIANJUR
PASAL 15
PEKERJAAN LAIN – LAIN

11.1 Pekerjaan Lain –Lain


• Pekerjaan Pembuangan Sisa- sisa pekerjaan
• Lingkup Pekerjaan Lain –lain ini meliputi :
Sebelum diserahkan lokasi pekerjaan dan sekitarnya harus bersih dari sisa
bahan bangunan dan ini harus dikerjakan oleh Pihak Pemborong.

1. Sebelum penyelesaian pertama yang direncanakan, Pemborong harus


meneliti bidang-bidang pekerjaan yang belum sempurna dan harus
segera diperbaiki dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.

2. Pekerjaan yang perlu mendapat penelitian akhir antara lain :


Kesempurnaan pekerjaan terutama di bagian belakang dan tempat-
tempat tersembunyi.

3. Pemborong harus menyelesaikan pekerjaan ini seluruhnya dengan baik


sehingga memuaskan Direksi dan Bouwheer, serta tidak memerlukan
lagi pekerjaan perbaikan.

4. Meskipun telah ada Pengawas, dan unsur-unsur lainnya, semua


penyimpangan dari ketentuan Bestek dan gambar tetap menjadi
tanggung jawab Pemborong, kecuali ada bukti tertulis bahwa perintah
penyimpangan perubahan tersebut atas perintah dari Direksi yang dapat
ditunjukkan kepada Direksi/Bouwheer.

5. Setelah penyerahan kedua, semua barang-barang/peralatan yang


menjadi milik Pemborong harussegera diangkut dari lokasi pekerjaan.

| 59

Anda mungkin juga menyukai