Anda di halaman 1dari 18

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. RUANG LINGKUP PROYEK


Satuan Kerja : Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan
Barat
Program : Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan PSU Permukiman
Sub Kegiatan : Penyediaan Prasarana, Sarana Dan Utilitas Umum Di Permukiman Untuk
Menunjang Fungsi Permukiman
Pekerjaan : Perencanaan Penyediaan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum Di
Permukiman Untuk Menunjang Fungsi Permukiman Kabupaten Mempawah
Wilayah I
Lokasi : Peningkatan Kualitas Permukiman Dusun Darat Desa Parit Banjar RT.13
Kec. Mempawah Timur, kab. Mempawah
Sumber Dana : APBD Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran : 2023

2. LINGKUP PEKERJAAN
I. Pekerjaan Pendahuluan
1. Pengukuran dan Pematokan
2. Papan Nama Proyek
3. Mobilisasi & Demobilisasi Alat
4. Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi ( Pembatas
area, helm, sarung tangan, sepatu, rumpi, peralatan P3K )
5. Asuransi
II. Pekerjaan Struktur
1. Lapis Penetrasi Macadam
2. Lapis Perekat - Aspal Cair
3. Latasir Kelas A (SS - A)

3. RENCANA KERJA
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat Perintah
Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan tertulis
lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara terperinci urusan
pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan,
persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut
mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas
dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

4. TEMPAT KERJA
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan proyek,
dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor harus
menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

5. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi lama yang
akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak melaksanakan
pemeriksaan kekuatan makahal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pada keadaan
apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi
Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai
dengan isi kontrak.

Hal : 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

6. TENAGA KERJA
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.

7. SATUAN UKURAN
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam
pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah satu
ton yang bernilai 1000 kilogram.

8. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan
petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana
atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor. Orang atau pelaksana tersebut harus
mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah
khusus untuk keperluan tersebut.

9. PEKERJAAN DAN BAHAN-BAHAN YANG TERMASUK DI DALAM HARGA


SATUAN
Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti yang
disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk tambahan ataupun
petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja,
harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa /
pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang
disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan
khusus pengaliran air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan
bahan-bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan tenaga
ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya diperlukan guna
menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

10. LAPORAN
10.1. Laporan Perkembangan Bulanan.
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya tambahan,
dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, lima (5) salinan laporan
bulanan yang berisi sebagai berikut :
a. Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan
perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal
pekerjaan pembangunan.
b. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada Kontraktor untuk bulan
ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi yang barang-barang
pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan Konsruksi yang disediakan untuk
pelaksanaan pekerjaan sepanjang bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi pegawai
menunjukan staf supervisi dan jumlah dari beberapa kelas buruh yang dipekerjakan oleh
Kontraktor dalam bulan sebelumnya.
c. Kwantitas mengenai barang pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan
dipergunakan dalam bulan sebelumnya dengan inventarisasi bahan-bahan demikian itu.
Bahan-bahan lainnya yang mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara spesifik
oleh Direksi.

10.2. Laporan Harian


Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-masing seksi
pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi.

Hal : 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang diperkerjakan di
pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang dalam pesanan,
kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan pekerjaan.
10.3. Buku Tamu
Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di Lokasi
Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.
10.4. Pelaksanaan Audit Oleh Proyek
Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu sehubungan
dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti dalam syarat
syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh Kontraktor yang
tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor wajib membuat pembukuan yang tepat
mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan persetujuan dari konsultan perencana dan
konsultan pengawas.
10.5. Request for inspection / Ijin Tahapan
Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor diwajibkan membuat
ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada direksi dan atas persetujuan direksi maka
pekerjaan baru boleh dilaksanakan.

11. GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN


a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
− Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
− Gambar perubahan yang disetujui Direksi
− Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua) set
dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor akan tambahan dari
gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan setiap saat
apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.

12. WILAYAH KERJA


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan bangunan di
tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali ada
pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan bahan-
bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus didatangkan dari
gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan
satu hari.
c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.

13. BAHAN-BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN


a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri dari
kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas bahan masing-
masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan bahan yang terpakai
harus diterima dan disetujui Direksi.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah edisi

Hal : 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar
maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum
dipergunakan.
c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen,
distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.
d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah pembelian
(faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk pembelian bahan-
bahan yang akan dipakai.
e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus menunjukkan
contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan diteliti mengenai jenis,
mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh yang
ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka Direksi
berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk
menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah
diperiksa terdahulu.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi sedemikian
rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat
mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.
h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat
dijamin.
i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau
petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung
jawab Kontraktor.
j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang diajukan
oleh Kontraktor, baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau dilokasi pabrik atau
produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai wewenang untuk mewakili
Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang diajukan Kontraktor.

14. PELAKSANAAN PEKERJAAN DALAM KEADAAN KERING


a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan pekerjaan pada
kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor diharuskan membuat bangunan atau tanggul
sementara dan menyediakan pompa air berkapasitas cukup beserta alat Bantu dan
pelengkapnya untuk menjamin agar dasar galian, dasar pondasi dan permukaan tanah lainnya
tetap kering selama pekerjaan berlangsung. Semua sarana untuk mengeringkan dasar galian,
dasar pondasi dan bidang permukaan lainnya adalah beban Kontraktor.
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat menyebabkan
derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini pelaksanaan pekerjaan menuntut
kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat menginstruksikan untuk menambah
pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam keadaan kering.
c. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya yang
dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung Kontraktor.
d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan Kontruksi pondasi
yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor. Hujan lebat yang mengakibatkan
genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan atas kerusakan yang
terjadi adalah beban Kontraktor
e. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan sementara
untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan dalam keadaan kering.
Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor harus menimbun kembali saluran
dan sudetan sementara seperti keadaan semula.

Hal : 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

f. Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran-saluran yang sudah ada,
Kontraktor diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud dengan ukuran dan
Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat cukup kuat, tidak
mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan tanggul dimulai, Kontraktor
harus mengajukan gambar detail talud beserta spesifikasi bahan yang akan digunakan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.
g. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta akibat
lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
h. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna mengendalikan aliran
air di saluran.

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PENGUKURAN & PEMATOKAN

1.1. UMUM

a) Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan
dijadikan sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan
proyek. Bilamana tidak ada patok kilometer yang ditemukan, patok-patok yang
ditandai atau patok-patok referensi akan didirikan oleh Direksi Teknik sebelum
dimulainya pekerjaan-pekerjaan kontrak.

b) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, pelaksana harus mengadakan survey secara
cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang
proyek untuk memungkinkan disain, survey perkerasan, atau pematokan dan
pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi
di masa depan.

c) Pelaksana harus memasang patok-patok konstruksi untuk membuat garis dan


kelandaian pembetulan ujung perkerasan, ketinggian perkerasan sesuai dengan
gambar-gambar proyek dan menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi
Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan
pekerjaan konstruksi kecuali jika modifikasi (perubahan) yang mungkin diperlukan
oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa pemadatan.

d) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan baru,


penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 meter, atau satu jarak lain
yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk
perhitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut
harus digambar pada profil dengan skala dan ukuran ditentukan oleh Direksi Teknik,
serta garis-garis dan permukaan penyelesaian yang diusulkan harus ditunjukkan.
Gambar-gambar profil asli beserta tiga copy harus diserahkan kepada Direksi Teknik
untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu pengesahan yang
diperlukan. Yang asli dan satu copy akan ditahan oleh Direksi Teknik dan dua copy
yang sudah ditanda tangani di kembalikan kepada pelaksana.

e) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, pelaksana harus menyediakan semua
instrumen yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk
pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.

Hal : 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

1.2. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang
bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan
bahan-bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan-
pekerjaan yang dimasukkan dalam bab ini.

2. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK.

Pelaksana diwajibkan membuat papan nama proyek atas biaya pelaksana untuk kepentingan
pelaksanaan Proyek. Bentuk dan ukuran serta isi papan nama berdasarkan ketentuan yang
berlaku dan sesuai petunjuk Direksi dan Pemberi Tugas

3. MOBILISASI & DEMOBILISASI ALAT

3.1. MOBILISASI

3.1.1 UMUM

a) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini meliputi pekerjaan


persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan proyek. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

b) Pelaksana harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari


kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu
memberikan pelatihan yang memadai.

c) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, pelaksana harus


menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan
yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi
muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan
untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek.

d) Pelaksana harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan
jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus
memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.

e) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus


dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk-truk angkutan yang
bermuatan harus ditutup dengan terpal.

3.1.2 JANGKA WAKTU MOBILISASI

a) Mobilisasi harus diselesaikan segera setelah penanda tanganan kontrak,


kecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Proyek.

b) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus


dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan
tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.

3.1.3 PENYIAPAN LAPANGAN

a) Pelaksana akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan


pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah proyek.

Hal : 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

b) Pelaksana harus mengikuti hal-hal berikut :

− Memenuhi persyaratan Peraturan-peraturan Nasional dan Peraturan-


peraturan Propinsi.

− Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan


pembuatan kantor proyek dan gudang-gudang serta pemasangan
peralatan produksi (plant) konstruksi.

− Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari


operasi pelaksanaan.

− Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan


pekerjaan setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua
instalasi, plant dan peralatan konstruksi, serta semua bahan-bahan
lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.

c) Alat-alat pelaksanaan

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil


maupun yang besar, harus disediakan oleh Pelaksana dalam keadaan baik
dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai antara lain :

− Kuali

− Alat Pemadat

− Peralatan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.

− Gerobak Sorong, dll

3.1.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam Bab
ini harus dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada
pembayaran terpisah untuk item ini.

3.2. PENGUJIAN LAPANGAN

3.2.1 UMUM

a) Pelaksana harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan kecakapan


kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
dan menurut perintah Direksi Teknik.

b) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium Kabupaten atau


Provinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik. Pengujian
khusus di laboratorium pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian
oleh Direksi Teknik.

3.2.2 PEMENUHAN TERHADAP SPESIFIKASI

Semua pengujian harus memenuhi seperangkat standar di dalam spesifikasi.


Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, pelaksana harus melakukan
pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh
Pemimpin Proyek atau Direksi Teknik dan harus melengkapi pengujian-pengujian
untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.

Hal : 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

3.2.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Pelaksana harus bertanggung jawab membayar semua pengujian yang


dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian
“Pengendalian Mutu” yang ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan ke
dalam item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah
yang akan dibuat untuk pengujian.

3.3. BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN

3.3.1 UMUM

a) Uraian

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan


berikut :

− Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.

− Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang
ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain yang
dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik.

− Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat
harus diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.

b) Penyerahan

− Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu


daerah galian untuk suatu bahan, pelaksana harus menyerahkan kepada
Direksi Teknik contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan,
contoh bahan harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber,
dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk
memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi.

− Pelaksana harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan


memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi
ini serta harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari
sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi
Teknik secara tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan dalam
pekerjaan. Laporan ini berisi semua informasi yang diperlukan.
Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-bahan
dalam sumber tersebut disetujui.

− Dalam kasus bahan-bahan aspal serta bahan-bahan buatan pabrik


lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan
dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan persetujuan
ini secara tertulis.

3.3.2 SUMBER BAHAN-BAHAN

a) Sumber-sumber

− Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan


dalam dokumen-dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknik,
disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah tanggung jawab pelaksana

Hal : 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua


sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan
cocok untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.

− Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan
lindung, atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.

− Pelaksana akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang


diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi
spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan-
bahan dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang
ditentukan dalam kontrak.

− Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan
menimbulkan erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau
secara lain berpengaruh negatif dengan daerah sekelilingnya.

b) Persetujuan

− Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah


memberikan persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak
boleh digunakan untuk maksud-maksud lain dari pada yang telah
disetujui oleh Direksi Teknik.

− Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas
yang telah disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut
dan minta ganti.

3.3.3 PENYIMPANAN BAHAN

a) Umum

Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahan-


bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, sehingga bahan
tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh
Direksi Teknik.

Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah
diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.

Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas
pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh
bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar
pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan
bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.

b) Penumpukan Agregat

− Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian
rupa sehingga tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai.
Tinggi tumpukan maksimum ada lima meter.

− Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah


atau dipisahkan dengan partisi kayu.

Hal : 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

− Penempatan tumpukan mateial dan peralatan, harus di tempat-tempat


yang memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan
membendung lintasan air.

− Pelaksana harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan


angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material
lainnya, khususnya selama musim kering.

c) Penanganan dan Penyimpanan Semen

Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan


supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.

Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air,
dengan penumpukan yang rapih dan secara sistematis menurut jatuh
temponya, sehingga penggunaan (konsumsi) semen dapat diatur serta semen
tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan.

Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton


tidak boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa
semen yang disimpan di lapangan dan tidak mengizinkan setiap semen
digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras.

d) Bahan-bahan Yang Ditumpuk Di Pinggir Jalan

Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk
menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan, dan semua tempat yang dipilih
harus keras, tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama
sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut di mana bahan-bahan
tersebut dapat menimbulkan bahaya dan kemacetan lalu lintas.

Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dan


bila perlu tanah tersebut diratakan dengan grader.

Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal, dengan
sumbu memanjang tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah
jalan.

Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (C) di
atas dan dibentuk ke dalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang
jalan).

3.3.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

a) Royalty (Keuntungan)

Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan,
misalnya sewa, royalty (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan
dalam harga satuan bagi bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada
pembayaran terpisah kepada pelaksana untuk biaya-biaya ini.

b) Pekerjaan-pekerjaan Lapangan Untuk Sumber Bahan

− Pelaksana akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka


sumber bahan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik secara
tertulis.

Hal : 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

− Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan,


seperti pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas, serta
menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian diselesaikan, harus
dimasukkan dalam harga satuan, dan tidak ada pembayaran terpisah bagi
pekerjaan ini.
4. KEGIATAN PENYELENGGARAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
4.1 Umum
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan
:
1) Pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi
dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2) Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan Kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten
dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang
ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
3) Pihak Pelaksana mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum, UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA Lembaran Negara No.1
Tahun 1970 (Tambahan Lembaran Negara No. 1918) dan peraturan terkait lainnya.

4.2. Sistem Manajemen K3 Konstruksi


1) Pihak Kontraktor akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan
sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh PPK.
2) Pihak Kontraktor akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
risiko K3 tinggi atau sekurangkurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan
dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas
untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3
Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
3) Pihak Kontraktor akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila: jumlah
pekerja paling sedikit 100 orang,
4) Pihak Kontraktor akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
5) Pihak Kontraktor akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang
memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.

Hal : 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

4.3. Penyiapan Peralatan Standar yang Harus disiapkan untuk K3


Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kontraktor menyediakan perlengkapan K3
seperti diuraikan berikut ini:
1) Helm Pelindung (Safety Helmet) = 10 Bh
2) Sarung Tangan (Safety Gloves) = 10 Psg
3) Sepatu Boot (Safety Shoes) = 10 Psg
4) Baju Rompi (Safety Vest = 10 Pcs
5) Kotak P3K (First Aid Box) = 1 Bh
6) Rambu Informasi = 1 Bh
7) Rambu Pengarah / Petunjuk / Peringatan = 1 Bh
5) ASURANSI
Asuransi proyek (konstruksi)adalah asuransi yang memberikan penggantian finansial jika terjadi
kerugian pada pemilik proyek, kontraktor, tenaga kerja, aset atau mesin dalam proyek, hingga
tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga selama masa pembangunan.

PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN


1. PEKERJAAN LAPIS PENETRASI MACADAM
1.1 UMUM

− Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan lapis penetrasi yang terdiri


dari penghamparan agregat pokok dan agregat pengunci yang bergradasi
terbuka dan seragam yang ikat dengan aspal dengan cara disemprotkan atau
disiram dengan manual diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis.
− Apabila dipergunakan sebagai lapisan permukaan perlu diberi laburan dan
dihampar dengan agregat penutup yaitu pasir.

1.2 BAHAN

− Bahan untuk pekerjaan ini terdiri atas agregat pokok, agregat pengunci,
agregat penutup (hanya digunakan untuk lapisan permukaan) dan aspal.
Setiap fraksi agregat harus disimpan dan harus bersih, kuat, bebas dari
lumpur dan benda-bendayang tidak dikehendaki.
− Agregat pokok, pengunci dan agregat penutup harus memenuhi standar
yangdisyaratkan atas petunjuk Direksi Pekerjaan.

Hal : 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

− Aspal yang digunakan juga harus standar yaitu Pen 80 atau 60 dan semua
itu pun atas petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

1.3 PERALATAN

− Peralatan yang digunakan ada dua kegiatan, kegiatan pertama penumpukan


dan penghampatan dilapangan. Untuk penumpukan material menggunakan
dump truk atau truk serta menggunakan tenaga buruh.
− Pekerjaan penghamparan selain menggunakan alat penggilas beroda tiga
dengan kapasitas 8 – 10 ton juga menggunakan tenaga buruh.
− Selain peralatan diatas ada juga peralatan manual yang dapat menunjang
kegiatan penghamparan yaitu seperti kaleng aspal, sekop, gerobak sorong,
dan peralatan kecil lainnya.

1.4 PELAKSANAAN

− Sebelum melaksanakan pekerjaan penyedia jasa harus melihat kondisi baik


itu cuaca maupun lalu lintas yang dilewati jalur yang akan dilaksanakan.
− Lapen tidak boleh dilaksanakan pada permukaan yang basah, selama hujan
atau hujan yang akan turun.
− Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan sedang
berlangsung dan selanjutnya sampai waktu yang ditentukan dimana Direksi
Pekerjaan menyetujui dibuka untuk lalu lintas.
− Setelah kondisi cuaca dan lalu lintas dapat diatur, maka penyedia jasa harus
melapor kepada Direksi Pekerjaan bahwa pekerjaan akan dimulai dan
semua itu harus persetujuaan dari direksi pekerjaan
− Permukaan pada jalur yang akan dilaksanakan harus dipersiapkan baik itu
potongan melintang atau memanjang dari benda-benda yang tidak
diinginkanseperti debu dan bahan lepas lainnya
− Untuk pekerjaan rehap Lapen yang mana permukaan aspal yang lama harus
dibersihkan dari kotoran dan lansung diberi lapisan perekat yang semua ini
harus berdasarkan ketentuan dan dan spesifikasi sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
− Pekerjaan yang dilaksanakan dengan manual, yang mana dengan cara ini
agregat dan aspal harus sudah tersedia serta peralatan yang lain yang dapat
menunjang pekerjaan Lapen
− Jumlah agregat yang ditebar diatas permukaan yang telah disiapkan harus
sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh
dengan keterampilan penebaran dan menggunakan alat perata tangan seperti
penggaruk.
− Agregat pokok dan pengunci setelah ditebar merata langsung dipadatkan
dan pemadatan harus dilaksankan dengan cara mekanis seperti yang
disyaratkan
− Pekerjaan penebaran agregat pokok dan pengunci setelah rata dan mendapat
persetujuan dari Direksi Perkerjaan maka penyedia jasa baru
menyemprotkan aspal diatas permukaaan dengan menggunakan

Hal : 13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

penyemprot tangan (hand sprayer) ataupun dengan cara manual


menggunakan kaleng pelabur aspal (sesuai petunjuk dan persetujuan
direksi) dengan temperatur yang telah disyaratkan (aspal Pen 80 dengan
suhu 155 -165 C)
− Apabila Lapen Macadam digunakan sebagai lapisan permukaan maka
penebaran dan pemadatan agregat penutup (pasir) dilakukan sebagaimana
penebaran agregat pengunci dan apabila lapen Macadam sebagai lapisan
pondasi atau lapisan tipis perata maka penyedia jasa harus memelihara
permukaan agregat pengunci dalam kondisi baik sampai lapisan berikut
dihampar
− Pekerjaan Lapen Macadam dapat di terima oleh Direksi Perkerjaan dengan
tepat padat Lapen Macadam harus berada dalam toleransi 1 cm serta
kerataan pemadatan harus diukur dengan menggunakan mistar perata yang
panjangnya 3 meter dan apabila ditemukan adanya penurunan jalan yang
amblas maka disyaratkan tidak melebihi dari 8 mm

1.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

− Kualitas Lapen Macadam untuk pekerjaan yang diukur pembayaran harus


merupakan volume padat yang dihampar, ditentukan atas dasar luas
permukaan yang diukur dan tebal Lapen yang disetujui untuk setiap
perkejaan.
− Pembayaran Lapen menggunakan satuan ukuran meter persegi (M2).
− Penyedia jasa harus menyimpan catatan dari luas dan tebal bahan Lapen
serta kuantitas lapis perekat yang disemprotkan pada setiap kilometer
proyek, arsip harus diserahkan kepada direksi perkerjaan secara mingguan

2. PEKERJAAN LAPIS PEREKAT


1.6 UMUM

− Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. Lapis perekat harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat.

− Lapis perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang benar – benar kering.
Penyemprotan Lapis Perekat tidak boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan
atau akan turun hujan

− Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian – bagian yang beralur atau kelebihan aspal.

− Perbaikan dari Lapis Perekat yang tidak memenuhi ketentuan harus seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, termasuk pembuangan bahan yang
berlebihan, penggunaan bahan penyerap atau penyemprotan tambahan seperlunya.
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar lubang yang besar atau kerusakan
lain yang terjadi di bongkar dan dipadatkan Kembali.

2.2. BAHAN
Bahan Lapis Perekat

− Aspal cair penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus memenuhi ketentuan
SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau MC 250. Bilamana
Hal : 14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, aspal keras Pen 60 – 70 atau Pen 80 – 100 yang
memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-15, dapat diencerkan dengan 30 bagian
bensin per 100 bagian aspal (30 pph) untuk RC250, atau 30 bagian minyak tanah per
100 bagian aspal (30 pph) untuk MC250. Proses pencampuran tidak boleh
dilaksanakan diatasnya nyala api baik langsung maupun tidak langsung.

2.3. PELAKSANAAN

− Apabila pekerjaan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada permukaan perkerasan jalan
yang ada atau bahu jalan yang ada, semua kerusakan perkerasan maupun bahu jalan
harus diperhatikan dahulu.

− Apabila pekerjaan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada perkerasan jalan baru atau
bahu jalan baru, perkerasan atau bahu itu harus telah selesai dikerjakan sepenuhnya.

− Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan


penyapuan manual

− Tonjolan yang disebabkan oleh benda – benda asing lainnya harus disingkirkan dari
permukaan dengan memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya yang telah
disetujui atau sesuai dengan perintah Pengawas Pekerjaan dan bagian yang telah
digaru tersebut harus dicuci dengan air dan disapu

− Takaran Lapis Perekat sesuai dengan jenis permukaan yang akan menerima
pelaburan dan jenis bahan aspal yang akan dipakai.
Takaran (liter per meter persegi) pada
Permukaan
Baru atau
Permukaan
Aspal atau
Jenis Aspal Berbahan
Beton Permukaan Porous dan Terekpos Cuaca
Pengikat
Lama
Semen
Yang
Licin
0,2 - 1,0
Aspal Cair 0,15 0,15 - 0,35 (0,25)
(0,6)
Aspal Emulsi 0,2 0,20 - 0,50 0,2 - 1,0
Aspal Emulsi
Dimodifikasi 0,2 0,20 - 0,50 0,2 - 1,0
Polimer
Kadar Residu* (liter per meter persegi)
Semua 0,12 0,12 - 0,21 0,12 - 0,60

2.4. PENGENDALIAN MUTU

− Catatan harian yang terinci mengenai pelaksanaan penyemprotan permukaan,


termasuk pemakaian bahan aspal pada setiap lintasan penyemprotan dan takaran
pemakaian yang dicapai, harus dibuat dalam formular yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.

2.5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

− Kuantitas dari bahan aspal yang diukur untuk pembayaran adalah nilai terkecil di
antara berikut ini : jumlah liter residu menurut takaran yang diperlukan sesuai dengan
spesifikasi dan yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, atau jumlah liter residu
aktual yang terhampar dan diterima. Pengukuran berdasarkan volume harus diambil

Hal : 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

saat bahan berada pada temperature keseluruhan yang merata dan bebas dari
gelembung udara. Kuantitas dari aspal yang digunakan harus diukur setelah setiap
lintasan penyemprotan.

3. PEKERJAAN LATASIR KELAS A (SS-A)

2.1. UMUM

− Latasir atau lapis tipis aspal pasir merupakan lapis penutup permukaan perkerasan
yang terdiri atas agregat halus atau pasir atau campuran keduanya, dan aspal keras yang
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperature tertentu.

− Latasir biasanya memerlukan penambahan filler agar memenuhi kebetuhan sifat – sifat
yang disyaratkan.

− Pada umumnya Latasir digunakan untuk perancangan jalan dengan lalu lintas rendah
(≤ 500.000 ESA).

2.2. TOLERANSI DIMENSI

Ketentuan yang disyaratkan dengan tebal nominal minimum untuk Latasir Kelas A 2,0 cm
torelansi – 2,0 mm harus berlaku.

2.3. BAHAN

Ketentuan yang disyaratkan berlaku untuk Latasir baik dengan Aspal Keras.

Tabel 4.6.2.1) Amplop Gradasi Agregat Gabungan untuk Lapis Tipis Aspal Pasir

Ukuran Ayakan % Berat Yang Lolos Terhadap Total Agregat


ASTM (mm) Latasir Kelas A Latasir Kelas B
1/2" 12,5 100 100
3/8" 10 90 - 100
No. 8 2,36 75 - 100
No. 200 0 4 - 14 8 - 18
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Hal 4 -
45

2.4. CAMPURAN

Ketentuan yang disyaratkan untuk Aspal Keras dibawah ini.

Tabel 4.6.3.1) Ketentuan Sifat – Sifat Campuran Latasir

Latasir (SS)
Sifat - Sifat Campuran
Kelas A & B
Jumlah tumbukan per bidang 50
Min 3
Rongga dalam campuran (%)
Maks 6
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 6
Rongga terisi aspal (%) Min 20
Stabilitas Marshall (kg) Min 200
Min 2
Pelelehan (mm)
Maks 3
Marshall Quotient (kg/mm) Min 80

Hal : 16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah


Min 90
perendaman selama 24 jam, 60◦ C

Catatan :

1) Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis Maksimum


Agregat (Gmm test, SNI 03 – 6893 – 2002)

2.5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

− Untuk lapisan bukan perata adalah jumlah luas bersih dari campuran beraspal yang
telah di hampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil perkalian panjang dan lebar
aktual lokasi yang diterima dengan tebal disyaratkan.

− Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal
hamparan kurang dari tebal minimum yang dapat diterima atau setiap bagian yang
terkelupas, terbelah, retak atau menipis (tapered) disepanjang tepi perkerasan atau di
tempat lainnya.

− Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar aspal optimum yang ditetapkan
dalam JMF dan toleransi yang disyaratkan tidak akan diterima dalam pembayaran

− Tidak ada penyesuaian kuantitas untuk ketebalan yang melebihi tebal rancangan bila
campuran beraspal tersebut dihampar di atas permukaan yang dikerjakan

− Lebar dan panjang hamparan campuran beraspal yang akan dibayar harus seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan harus diukur dengan pita ukur oleh Pelaksana di bawah
pengawasan Pengawas Pekerjaan.

PEMBERSIHAN LAPANGAN / LOKASI


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama proyek
berlangsung termasuk material yang harus dibuang di areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk
Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan
kembali. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan

PEMELIHARAAN PEKERJAAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya antara lain:
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah melaksanakan kewajiban pada
masa pemeliharaan
5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membuat laporan berkala yang
berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun) serta laporan pekerjaan perbaikan bila
ada bangunan yang rusak. Laporan tersebut dibuat dengan persetujuan / diketahui pihak pengawas
lapangan / direksi dan konsultan pengawas.

Hal : 17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PENUTUP
1. Semua ketentuan yang belum tercantum di dalam persyaratan ini akan dijelaskan kemudian.

2. Bahan-bahan yang dipergunakan harus berkualitas baik sesuai dengan persyaratan.

3. Semua sisa-sisa bahan bangunan / alat-alat bantu harus dikeluarkan dari kompleks / lokasi
pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya pelaksana.

Demikian persyaratan Teknis pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Hal : 18

Anda mungkin juga menyukai