Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN 8
RESONANSI SERI

Disusun oleh :

GANESHA KEYZAR MUHAMMAD AL FAIZE


NIM 4.34.23.2.09
TRE 1C

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2024
8.1. Tujuan Percobaan:

Setelah melaksanakan percobaan mahasiswa diharapkan dapat memahami:

1. Rangkaian resonansi seri.

2. Penerapan rangkaian resonansi scri

3. Pembuktian terjadinya arus maksimum pada rangkaian resonansi seri

8.2.Landasan Teori

Dalam suatu rangkaian bila pada suatu frekuensi tertentu didapatkan reaktansi induktif
besarnya sama dengan reaktansi kapasitif sehingga resultan antara keduanya sama dengan nol
yang berarti bahwa impedansi rangkaian sama dengan besarnya resistansinya, maka kondisi
seperti ini disebut dengan "resonansi".

Resonansi seri

Besarnya impedansi tergantung pada frekuensi yang digunakan. Hal tersebut terjadi karena
reaktansi induktif berbanding langsung dan reaktansi kapasitif berbanding terbalik terhadap
frekuensinya.

Gambar 8.1. Menunjukkan pengaruh perubahan frekuensi pada reaktansi dan impedansi pada
rangkaian R, L dan C yang terhubung seri.

Perhatikan bahwa pada frekuensi tertentu terjadi besarnya 𝑋𝐿, dan 𝑋𝐶= 0. Jadi pada frekuensi
ini besarnya reaktansi resultan adalah X= 𝑋𝐿 -𝑋𝐶= 0 Dan besarnya impedansi :

Z=√𝑅2 + 𝑋2 = R

Pada frekuensi ini besarnya impedansi adalah paling minimum.

Jika tegangan pada kedua ujung terminal tetap, tetapi frekuensinya diubah-ubah, maka arus
yang mengalir akan berubah pula sesuai dengan perubahan frekuensinya, (lihat gambar 8.1.).
Dan pada impedansi minimum maka arusnya akan menjadi maksimum.

Frekuensi dimana terjadi arus yang maksimum ini dinamakan frekuensi resonansi (𝑓0).
Gambar 8.1. Respons frekuensi dan variasi frekuensi terhadap beda potensial dan arus pada
rangkaian R-L-C seri

Suatu rangkaian listrik akan terjadi resonansi bila:

Reaktansi induktif = Reaktansi Kapasitif

Jadi: 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶
1
𝑓0 = 2𝜋 √𝐿𝐶
Maka

XL
VL VKump

VR I
VC
XC
Gambar 8.2. Diagram phasor
rangkaian resonansi.

Disaat frekuensi sama dengan 𝑓0, maka besarnya reaktansi adalah sama dengan X = 0, sehingga
Z=R, yang menyebabkan arus menjadi maksimum, jadi:

Karena rangkaian dalam kondisi resonansi bersifat resistif, maka arus yang mengalir akan
sefase dengan tegangan yang dipergunakan.
8.3. Gambar Rangkaian:

Gambar 8.3 Rangkaian Percobaan 8

8.4. Daftar Alat dan Komponen yang digunaksa:

a. Function Generator :1 buah

b. Osiloskop :1 buah

c. Kapasitor :1 buah nilai bebas

d. Multimeter :2 buah

e. Kabel penghubung (jumper) : 10 buah

8.5. Langkah Kerja :

1. Hitung frekuensi resonansi yang terjadi menurut teori yang ada.

2. Keluarkan frekuensi resonansi fo dari function generator, gambarkan dan masukkan sebagai
sinyal input rangkaian resonansi seri.

3. Amati arus yang terjadi pada rangkaian resonansi tersebut dan catat dalam tabel hasil
pengamatan.

4. Ubah frekuensi function generator sebagai sumber input: 5 frekuensi diatas frekuensi
resonansi fo dan 5 frekuensi dibawah frekuensi resonansi fo, amati perubahan arus yang
terjadi.

5. Ukur 𝑉𝑅, 𝑉𝐶 dan 𝑉𝐿, Rangkaian setiap langkah.


Keselamatan Kerja:

1. Perhatikan cara pemakaian balloskop saat pengukuran tegangan AC

2. Kalibrasi lebih dahulu osiloskop yang akan saudara gunakan

3. Perhatikan cara pemakaian Multimeter saat pengukuran tegangan AC

4. Perhatikan cara pemakaian multimeter saat pengukuran arus AC

8.6. Hasil Percobaan:

Tabel 8.1
R L C F (Hz) 𝑉𝑅 𝑉𝐶 𝑉𝐿 I𝑅 I𝐶 I𝐿 Arus (I) dan Gambar gelombang
output

100Ω 2,5mH 100µF 100Hz 0,73 0,22 0,30 7,44 7,44 7,44
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

100Ω 2,5mH 100µF 200Hz 0,75 0,24 0,15 7,64 7,64 7,64
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

100Ω 2,5mH 100µF 300Hz 0,75 0,24 0,10 7,68 7,68 7,68
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

100Ω 2,5mH 100µF 400Hz 0,65 0,24 0,07 7,64 7,64 7,64
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

100Ω 2,5mH 100µF 500Hz 0,75 0,24 0,05 7,70 7,70 7,70
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

100Ω 2,5mH 100µF 600Hz 0,75 0,25 0,04 7,70 7,70 7,70
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms
100Ω 2,5mH 100µF 700Hz 0,74 0,26 0,03 7,60 7,60 7,60
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

100Ω 2,5mH 100µF 800Hz 0,75 0,28 0,04 7,70 7,70 7,70
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

100Ω 2,5mH 100µF 900Hz 0,75 0,29 0,03 7,25 7,25 7,25
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

100Ω 2,5mH 100µF 1KHz 0,74 0,29 0,03 7,63 7,63 7,63
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

100Ω 2,5mH 100µF 1,1KHz 0,74 0,30 0,03 7,65 7,65 7,65
300mA Volt/div = 2V
Time/div = 2,5ms

8.7 Analisis Percobaan

Hasil percobaan menunjukkan bahwa arus dalam rangkaian resonansi seri mencapai nilai
maksimum pada frekuensi resonansi seperti yang diprediksi oleh teori. Perubahan
frekuensi input menghasilkan perubahan arus dalam rangkaian. Pengukuran tegangan
pada setiap komponen rangkaian memperlihatkan distribusi yang sesuai dengan
karakteristik rangkaian.

8.8 Kesimpulan

Hasil percobaan sesuai dengan teori yang ada, dan perubahan frekuensi input
mempengaruhi kinerja rangkaian resonansi secara signifikan.

8.9 Evaluasi

a. Pertanyaan:

1. Bagaimana bentuk gelombang saat resonani?

3. Bagaimana pengaruh perubahan frekuensi terhadap anus yang mengalir pada rangkaian
resonansi RCL seri

4. Berapa besar 𝑉𝑅, 𝑉𝐶 dan 𝑉𝐿, rangkaian resonansi seri?

5. Apa kesimpulan dari percobaan diatas?


b. Jawaban Pertanyaan:

1.

2. Perubahan frekuensi pada rangkaian resonansi RCL seri akan mempengaruhi besarnya
impedansi dan arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut. Pada frekuensi tertentu yang
disebut sebagai frekuensi resonansi (𝑓₀), reaktansi induktif (𝑋ₗ) akan sama dengan reaktansi
kapasitif (𝑋ᴄ), sehingga reaktansi resultan (𝑋) akan menjadi nol. Dalam kondisi ini, impedansi
rangkaian (𝑍) akan menjadi minimal, sama dengan resistansi (𝑅) dalam rangkaian. Hal ini
menyebabkan arus yang mengalir dalam rangkaian mencapai nilai maksimum.

3.

𝑉𝑅 𝑉𝐶 𝑉𝐿

0,73 0,22 0,30

0,75 0,24 0,15

0,75 0,24 0,10

0,65 0,24 0,07

0,75 0,24 0,05

0,75 0,25 0,04

0,74 0,26 0,03

0,75 0,28 0,04

0,75 0,29 0,03

0,74 0,29 0,03

0,74 0,30 0,03

4.
 Pada frekuensi resonansi (𝑓₀), impedansi rangkaian menjadi minimal sehingga arus
yang mengalir mencapai nilai maksimum.
 Besarnya tegangan pada masing-masing elemen dalam rangkaian (resistor, kapasitor,
dan induktor) akan berubah sesuai dengan perubahan frekuensi, tetapi pada frekuensi
resonansi, tegangan pada kapasitor dan induktor mencapai nilai maksimum.
 Rangkaian dalam kondisi resonansi bersifat resistif, sehingga arus yang mengalir akan
sefase dengan tegangan yang diberikan.

8.10 Gambar Rangkaian

Anda mungkin juga menyukai