Anda di halaman 1dari 2

Hilang ingatan

Karya: Septi yanti


Kelas: XI-F3

Konsisten? Apa itu konsisten? Sepertinya aku pernah mendengar dan mencobanya, tiba-tiba kata
tersebut terbenak di dalam pikiranku, malam itu tepatnya pukul 22.00, air keringatku masih mengucur
deras, ketukan pensil ke meja yang berulang-ulang, dan "tik, tik, tik" bunyi jam yang berdetik pun ikut
mengisi keheningan malam itu, waktu terus berjalan dan aku masih memikirkan soal nomor 27 yang
begitu sulit. Ya, waktu itu aku sedang mempersiapkan osp biologi yang akan diselenggarakan tanggal
6 mei sekitar 2 hari lagi, gimana gak begadang? Hormon adrenalin yang terus tinggi karena ketidak
khawatiran kalah di pertempuran. Tapi beruntungnya aku bisa sampai lolos OSNK, Perjuanganku
yang telah lama aku rintis bersama guru spesialku ternyata membuahkan hasil yang nyata. Walaupun
begitu, aku tetap berpikir "Gimana ya? Perasaan orang-orang yang nggak lolos osnk, sepertinya sedih,
Djoko saja teman sekaligus lawanku disekolah sebelah sampai pingsan dan trauma dari kegagalan
tersebut, harus minum pil penghilang ingatan lagi. Emang separah itu ya?" dengan penasaranku yang
tinggi, akupun lanjut memikirkan soal No. 27 tersebut, dan tidak lama kemudian seseorang yang
dipenuhi gas kasih sayang sambil membawa segelas susu hangat menghampiriku, tidak lain adalah ibu
ku sendiri. "Nak, sudah jam berapa ini? Ayo, lekas tidur besok dilanjutkan lagi. Ini minum dulu
susunya, lalu segera ambil air wudhu, jalankan sunnah nabi sebelum tidur dan langsung tidur yaa!"
Ucap ibuku sambil memegang tanganku dengan penuh kelembutan. Aku Pun mengangguk dan
langsung meminum susu hangat tersebut, kepalaku pun mulai berat karena kantuk yang disebabkan
protein di susu hangat tersebut. "Oh iya ya, susu kan mengandung asam amino tryptophan, ini
nantinya akan dibentuk jadi serotonin dan diubah jadi hormon melatonin. Hormon yang berfungsi di
ritme sirkadian( siklus tidur dan bangun)" bisikku sambil memegang gelas yang kosong tersebut. Aku
Pun segera beranjak dari tempat belajar merapikannya dan mengikuti apa yang ibuku sampaikan tadi.
Akupun tidur dan tiba-tiba aku pun terjatuh dari ketinggian, aku pikir ini hypnic jerk, tapi ternyata
setelah aku mencubit kulitku rasanya sakit, apakah ini benar-benar kenyataan? Ada apa denganku?
Tapi kebingungan itu langsung terpatahkan setelah melihat pemandangan luar angkasa yang begituuu
luaass, dan indahnya bukan main, disana aku bisa melihat sampah-sampah satelit yang
terapung-apung, dan bagian yang paling terbaik adalah bisa melihat konstelasi leo, virgo, gemini, dan
yang paling indah adalah scorpio. Disana aku juga bisa melihat komet Eta aquarids secara langsung
dan begitu dekat, karena aku juga kebetulan ingat hari itu adalah hari sabtu tanggal 4 mei 2024,
dimana puncaknya komet terindah di tahun ini adalah dia.
Saking girangnya aku meloncat-loncat diatas sayap kiri satelit SATRIA-1, Satelit pertama di
Indonesia. Teksturnya yang agak licin ketika diinjak, Ya.. maklum, mengandung kaca karena kan ada
panel suryanya. Aku Pun bingung, kenapa aku sampai mendarat di atas satelit itu? "AHH..Peduli
amat, aku lanjut liat Eta aquarids aja" ucapku dengan nada biasa saja. Disaat berjingkrak jingkrak dan
tidak bisa diam, tiba-tiba ada yang memegang kedua tanganku dengan kuat, dari sebelah kanan dan
kiri lalu ada yang berkata " Tantrum dia kambuh, tenangkan dia lalu beri obat penenang ini segera".
" Hah?? Obat penenang maksudnya apa ini?? kok bisa di luar angkasa ada yang seperti itu? "
Gumamku dalam hati, dan tiba tiba optikku membuka penglihatanku yang sebenarnya, aku sekarang
ada dirumah sakit, dan akupun langsung ingat, semua kejadian yang telah berlalu, ternyata, aku adalah
seorang pecundang, sering gagal, sering mengingkari janji, berleha-leha dan menyepelekan ucapan
guru spesialku. Semua ingatan tiba-tiba langsung muncul di benakku. Perkenalkan, aku yang
sebenarnya adalah seseorang yang haus dunia, selalu mengedepankan kalimat " AHH..gimana nanti
aja we" bukan kalimat " bagaimana dengan nanti??", Uang pemberian orang tua untuk keperluan
sekolah sering dibelikan pulsa diam-diam untuk nyecroll hp dari subuh sampai malam jeput, melihat
yang lucu dan juga viral dengan alasan merefreshkan dulu pikiran buat belajar, yang nyatanya
malas-malasan hingga terbit fajar. Aku sering ikut lomba, tapi gagal semua karena kelakuanku yang
memang tidak pantas untuk diperjuangkan. Semangat belajarku ibarat kerupuk, mengembang dengan
cepat dan menciut kembali dengan cepat, harus selalu ada tekanan dari pihak luar. Rencananya
sertifikat-sertifikat juara lomba tersebut dikumpulkan dengan keperluan masuk UI, yang kata
orang-orang, Univ. tersebut tempatnya para pejabat negara, saking tingginya peminat. Tapi sekarang
sudah terlambat, sekarang aku seorang pengangguran, yang telah gagal diterima berbagai universitas.
Karena nilaiku yang anjlok dan tidak bisa menjawab pertanyaan di tes tertulis. Aku dilema, masuk ke
perguruan tinggi gagal, pengen kerja gak diterima. Sampai-sampai aku jeblos ke pergaulan yang
salah, dengan mencoba-coba minuman keras, narkotika, dan ngedisko. Ya gitu, tujuanku buat
penenang pikiran aja, eh ujung-ujungnya malah ketagihan. Hari demi haridorsolateral prefrontal
cortex (DLPFC) dan rostral prefrontal cortex (RPFC) yang terletak di depan dan memiliki fungsi
eksekutif, kontrol kognitif (perilaku), dan pengambilan keputusan yang tepat mulai rusak, filanjut
inferior frontal gyrus (IFG) dan orbitofrontal cortex (OFC) yang berfungsi memproses emosi dan
pengambilan keputusanpun mulai rusak juga, aku mulai gila karena kejadian itu. Setiap mengingat
semua kejadian itu, kepalaku langsung berdenyut kencang dengan rasa sakit yang tiada tertahankan,
sampai-sampai akupun memanggil ibuku "Ibu, ibuu,ibuu..dimana ibu, aku sangat membutuhkanmu,
dimana susu hangat itu ibu, aku rindu nasehat ibu" ketika aku melihat tanganku akupun mulai sadar
ternyata ibuku telah mati ditanganku sendiri, kejadian memilukan itu terjadi karena pada waktu itu ibu
ku marah akibat kelakuanku yang sering mabuk-mabukkan didisko, dengan penuh amarah tanpa
bepikir panjang aku pun langsung menghantam kepala ibuku dengan botol minuman keras, hingga ia
tewas ditempat, " A..a..ku masih ingat gambaran dulu ketika lumuran darah ibuku sendiri ada
ditanganku. AHH..bodohnya aku, sekarang aku baru ingat mengapa aku berada di rumah sakit jiwa
ini." Disaat pikiranku yang begitu dilema aku meminta izin kepada perawat untuk pergi keluar
mencari udara segar. Namun saat melihat keatas atap suatu rumah bertingkat dua, terlihat seperti ada
yang melambai-lambaikan tangannya, dan saat itulah jiwa ingin bunuh diripun keluar, waktu mulai
berlalu, rasa itupun makin kuat, aku pun segera berlari ke atap itu dan...tiba-tiba ada yang menarik
lenganku kebelakang. Seorang pria berbaju rapih, memakai sorban, berkacamata dan begitu gagahnya
menarik lenganku lalu membujuki aku. Pesannya yang paling membuatku terkesan dan menutupi
keinginanku untuk melakukan hal keji tersebut adalah "Jika ingin kedamaian hati, taatlah kepada
Allah, taruh keningmu di atas tanah, bicaralah kepada-Nya, dan curahkan semua isi hatimu.
Renungkan hidupmu, sesali kesalahanmu, dan bertobatlah, "Sesungguhnya Allah akan menerima
tobat seorang hamba selama nafasnya belum sampai di tenggorokan (sakaratul maut)." - HR Ibnu
Majah dan Tirmidzi". Dari saat itulah aku mulai sadar, dan jiwaku mulai pulih sedikit demi sedikit, 2
minggu setelahnya aku dinyatakan sembuh dan langsung dilamar oleh pria tersebut, siapa sangka dia
adalah jodohku. Sekaligus 'PENOLONGKU' yang dikirim oleh Rabb semesta alam kepadaku.
Terimakasih ya Robb, engkau masih memberikan aku kesempatan untuk bertobat dan menikah
dengan dia. "Kulihat dosa-dosaku seakan begitu besar. Tapi saat kusandingkan dengan ampunan-Mu,
ternyata ampunan-Mu jauh lebih besar."

Anda mungkin juga menyukai