DISTRIBUSI
PROSES DISTRIBUSI
Berlangsung sangat cepat dan reversibel Obat terdistribusi dalam jaringan berkeseimbangan dengan kadar obat dalam darah
Sifat fisikokimiawi obat, terutama koefisien partisi lipid-air Vaskularisasi jaringan. Aliran darah yang memasok ke jaringan (distribusi regional) Pengikatan obat oleh material hayati Mekanisme transport
TOLOK UKUR
Tolok ukur distribusi adalah Volume Distribusi (Vd)
VOLUME DISTRIBUSI
Vd bukan volume sebenarnya ruangan yang ditempati obat ---- Vd semu Misal : Vd = 50 L bukan berarti obat menempati ruangan bervolume 50 L, karena tidak semua obat berada dalam darah.
Volume Distribusi
Dari definisi tsb jelaslah bahwa Vd tidak menunjukkan volum ruangan dalam tubuh yang ditempati oleh obat, kecuali jika obat hanya terdistribusi dalam darah. Obat yang hanya terdistribusi dalam darah adalah merah tripan dan biru evans. Dalam patologi klinik biru evans digunakan untuk mengukur volume plasma.
Vd dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana distribusi obat dalam tubuh.
Contoh Obat X diberikan pada orang dewasa normal dengan BB = 70 Kg
Vd = 5 L (4,3%BB) ---- Obat terdistribusi dalam sirkulasi sistemik Vd= 10-20L (15-27%BB) ---- terdistribusi dalam cairan ekstraseluler (CES) Vd = 25-30 L (35-42%BB) ---- terdistribusi dalam cairan intraseluler (CIS) Vd = 40 L (60%BB) ---- terdistribusi dalam seluruh cairan badan Vd > 100-200 L, ---- terdistribusi sampai pada jaringan sekunder
Vd merupakan parameter individual obat pada pasien dengan BB tertentu. Jika Vd dinyatakan L/KgBB adalah koefisien distribusi. Koefisien distribusi berlaku umum untuk :
Non Spesifik : Obat dapat diikat oleh molekul protein pada tempat yang sama
Mempengaruhi sistem distribusi obat membatasi interaksi obat reseptor, menghambat metabolisme dan ekskresi obat memperpanjang masa kerja obat
Contoh : Suramin, obat antitripanosoma yang diberikan dosis tunggal IV mencegah serangan penyakit tidur 2-3 bulan, karena ukuran molekul besar tidak dapat melewati filtrasi glomerulus dan ikatan kompleks Suramin-Protein plasma cukup kuat kompleks terdisosiasi sangat lambat melepas obat bebas sedikit demi sedikit.
Plasma
Extracellular water
Plasma protein
Tissue protein
drug
Semakin banyak tempat pengikatan pada molekul protein ---- Semakin banyak pula obat yang mampu diikat. Pada umumnya 1 tempat pengikatan dapat ditempati oleh 1 atau 2 molekul obat. nD + P D(n)-P
2. Kadar Protein
Jika kadar protein meningkat, maka jumlah obat yang diikat oleh protein juga meningkat sampai suatu saat peningkatan kadar protein tidak lagi berpengaruh terhadap jumlah obat yang diikat.
Pada kadar protein tetap, peningkatan kadar obat akan menurunkan fraksi obat yang terikat
Kadar Obat
Pengikatan obat oleh protein plasma dan jaringan dapat memberikan penjelasan mengapa kadar total obat yang tinggi dalam darah belum tentu mempunyai keefektifan yang tinggi
MENGAPA ???
Respon biologis ditentukan oleh kadar OBAT BEBAS dalam darah bukan kadar total obat dalam darah
Jika kadar protein dalam darah turun, maka jumlah obat yang terikat juga turun dan hal ini mengakibatkan kadar obat bebas naik. Berkurangnya kadar protein dalam plasma dijumpai pada :
Keadaan
Penyakit hati Trauma
Mekanisme
Menurunnya sintesis protein Meningkatnya katabolisme protein
Luka bakar
Penyakit ginjal
4. Afinitas Obat-Protein
K1 D + P ----------- D-P K2
DP K1 KA K 2 DP
K 2 DP KD DP K1
KA adalah tetapan Kecepatan asosiasi, KD adalah tetapan kecepatan disosiasi jika KA naik, maka [DP] juga meningkat.
D - P D - P fb DT D D - P
D1 +
Afinitas
obat yang didesak (D1) terhadap protein sangat tinggi (fraksi obat yang terikat > 80%) obat yang terdesak kecil
Vd
Pendesakan obat dari ikatannya dgn protein yang mempunyai arti klinis dan perlu diwaspadai
Obat/ senyawa yang didesak Obat yg mendesak akibat
Pendarahan
Warfarin & jenis Asam antikoagulan kumarin mefenamat Fenil butazon Tolbutamid (hipoglikemik) Bilirubin Fenilbutazon Salisilat Sulfonamid Salisilat Sulfonamid
Suatu obat dapat disimpan dalam jaringan khusus, penyimpanan ini bersifat reversibel. Banyaknya obat yang tersimpan tergantung pada afinitas konstituen sel jaringan terhadap obat dan suplai darah ke jaringan. Contoh : Vitamin B12 disimpan di dalam hati. Iodium diambil dari darah oleh kelenjar gondok kemudian disimpan sebagai hormon tiroid. Turunan barbiturat disimpan dalam jaringan lemak, yang nantinya akan dilepaskan secara perlahan-lahan.
Perpindahan
obat menembus plasenta terutama terjadi secara difusi sederhana. Faktor penentu kecepatan dan banyaknya obat yang ditransfer ke dalam janin ditentukan oleh :
Kelarutan obat dalam lipid pKa Pengikatan obat oleh protein baik dalam ibu (induk) ataupun dalam janin.
MATERNAL-FETAL DISTRIBUTION
Mother
Polar drug
Fetus
Non-polar drug
Non-polar drug
Polar metabolite
Polar metabolite
Jika obat diberikan pd trimester pertama akan mengganggu perkembangan organ, jika diberikan pd trimester akhir akan mengganggu fungsi vital fetus. Contoh tragedi TALIDOMID
Pemberian androgen mengakibatkan maskulinisasi janin wanita. Penggunaan tetrasiklin berlebihan menyebabkan pewarnaan kuning (coklat) pada gigi. Pemberian morfin selama melahirkan menyebabkan asfixia Pemberian antikoagulan dpt menyebabkan pendarahan fatal pd bayi yang baru lahir Pemberian antidiabetik golongan sulfonilurea menyebabkan hipoglikemia
Otak merupakan organ yang sulit ditembus oleh obat, karena ada semacam penghalang yaitu Blood-BrainBarrier (BBB). Penghalang ini sebenarnya perpanjangan sel khusus di dalam otak yang disebut : astrosit. Obat-obat yang sangat larut lipid dengan mudah menembus penghalang masuk ke otak dan menimbulkan efek, contoh : barbiturat, anestetika. Glukosa sangat sukar larut dalam lipid, sehingga masuk ke dalam sel otak melalui transport aktif.
9. Redistribusi
MENGAPA ???
Tiopental cepat terakamulasi dalam depo lemak kadar obat dalam plasma turun drastis. JADI : durasi yang pendek ini bukan karena mengalami biotransformasi yang intensif TETAPI karena redistribusi ke dalam otot, kulit dan jaringan lemak