Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Harus diperhatikan jangan sampai energi yang digunakan diubah menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur produk.
(Wirakartakusumah, 1992)
Gambar 1-b
Jika kerucut berputar, maka bahan yang ada di dalamnya akan teraduk dan tercampur
(Wirakartakusumah, 1992)
MEKANISME KERJA
Sebelum penelitian eksperimental [Brone 1997,
1998a] pencampuran dan pemisahan di doublecone telah meletakkan dasar untuk penelitian ini. Gambaran kualitatif dilukis oleh studi ini adalah bahwa blender dengan simetri reflectional mengalami menghambat transportasi di bidang simetri.
Pada alat ini digunakan15.000 bola identik
dengan diameter 2 mm (isi 44% dari total volume) melalui 6 revolusi dari blender pada 15 rpm.
Gambar 1 Atas : urutan waktu dari tampilan depan dari partikel dinamis simulasi partikel monodisperse hanya berbeda dengan warna di doublecone blender. N merupakan jumlah putaran yang dialami oleh gelasnya Bawah : sesuai eksperimental snapshot untuk operasi awal dan hampir identik kondisi di tumbler transparan. Tumbler dihentikan di menunjukkan waktu untuk setiap snapshot dan dikosongkan dan dimuat ulang untuk snapshot berikutnya.
Gambar 2 Gambar 2 menunjukkan bahwa setelah 6 revolusi, partikel kuning tampak seragam tersebar dalam kanan setengah dari gelas, tetapi transportasi sangat sedikit jelas antara dua bagian dari blender.
Pada saat wadah berputar: Drum silinder horisontal berputar dengan penerbangan dalam atau menangkupkan di dalam. Ketika Drum diputar perlahan, bubuk kaskade satu sama lain. Dengan drum polos, pencampuran tidak efisien ketika proporsi dan karakteristik dari bubuk bervariasi. Sebuah double cone mixer terdiri dari bejana dengan dua basis kerucut ke dasar, dengan atau tanpa bagian silinder di antara. Hal ini sangat dipasang sehingga bisa diputar terhadap suatu sumbu pada sudut kanan garis yang menghubungkan titik-titik dari kerucut. Gelas jenis ini tersedia polos atau dengan perangkat aglomerasipemecah atau dengan nosel semprotan atau dengan kedua perangkat. Mekanisme pencampuran dalam mixer kerucut ganda diilustrasikan pada Gambar 1-c.
(Bhatt & Agrawal, 2007)
lebih besar.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan jangan sampai energi
yang dikonsumsi diubah menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari produk.
Jenis alat pencampur ini kadang-kadang harus dilengkapi
terjaga
dan
seperti penambahan baffle untuk meningkatkan geser pencampuran dapat dilakukan untuk jenis ini mixer
I = Intensitas Pemisahan
n = jumlah sampel = konsentrasi partikel = konsentrasi rata-rata
1000 kg/m3 kerapatan curah rata-rata dihitung sebagai berikut: Kepadatan rata-rata Massal : (0,25 x 500) + (0,75 x 1000) = 875 kg/m3
(Tekchandaney, 2009)
Variabel
Monitoring
Sr no. Deskripsi
Spesifikasi
Metode Evaluasi
Observasi
1.
2. 3.
Tipe Alat
Kapasitas(L) Dimensions H L W
Measure tape
4.
5.
Surface finish
Driving motor Diatur RPM Voltage Phase
6.
7.
Gear box
Control panel & buttons
Berdasarkan Tipe
Operasional Kualifikasi
Setelah penginstalan Double Cone Mixer
selesai, kualifikasi dimulai secara aktual, untuk memastikan bahwa alat beroperasi sesuai spesifikasinya.
Periksa bagian pengoperasi parameter
(deviasi)
Spesifikasi
Metode Evaluasi
Observasi
Hidupkan alat dan pastikan power supply ON dan cone mulai berotasi Matikan alat dengan menekan OFF dan pastikan power supply OFF. 2. RPM Ukur RPM sebenarnya dengan stopwatch Isi cone dengan portable water menggunakan silinder pengukur dan amati serta
3.
Gross capacity
Kualifikasi Kinerja
Mengambil bahan yang akan dicampur
menggunakan Double Cone Mixer Memulai pencampuran menggunakan Double Cone Mixer dan diatur sehingga memutar (berotasi) sesuai waktu yang telah disebutkan dalam BMR-nya Setelah pencampuran selesai matikan mixer dan pisahkan drum-nya Ambil sampel dari beberapa bagian (atas, tengah, bawah) Berikan pada quality control untuk uji keseragaman kadar
Keseragaman Kandungan
Lokasi Sampling Top In process parameter Keseragaman Kandungan Hasil %RSD
Middle
Bottom
Sieve Analysis
Sieve analysis Retained on 20# Retained on the 40# Top Middle Bottom %RSD
Retained on 60#
Passed through 60#
Kerapat an Kerapatan
Ruah Mampat
Top
Middle
Bottom
%RSD
Sampling
atas tengah bawah
(Engelsmann, 2007)
Tidak dirancang untuk sistem atau zat particular yang baik yang memiliki perbedaan distribusi partikel yang sangat besar
(Chetu, 2009)
Daftar Pustaka
Agrawal. 2007. Pharmaceutical Engineering. Delhi Institute of Pharmaceutical Science and Research. New Delhi Bhatt, B. & Agrawal. 2007. Pharmaceutical Engineering. Tersedia di: ://nsdl.niscair.res.in/bitstream/123456789/751/1/Revise d+mixing.pdf (Diakses pada 03 April 2013). Brone, D., Wightman, C., Connor, K., Alexander, A., Muzzio, F.J. & Robinson, P. 1997 "Using flow perturbations to enhance mixing of dry powders in Vblenders," Powder Technol. 91, 165-172.
Chetu. 2009. Solid Mixers. Available at http://www.authorstream.com/Presentation/chetu30-1267989ankit-mixer/ (Diakses pada 03 April 2013).
Engelsmann. 2007.Double Cone Mixers. Available at : http://www.engelsmann.de/en/products/mixing-technology/freefall-mixers/double-cone-mixers.html (Diakses pada 03 April 2013). Parass, 2009. Validation of Dry Powder Mixers. Available Online at http://parasshah.weebly.com/uploads/9/1/3/5/9135355/validation _of_dry_powder_mixer_maliba.ppt Tekchandaney, Jayesh. 2009. Material Properties Affecting Solids Blending and Blender Selection: Bulk Density. http://www.brighthubengineering.com/manufacturingtechnology/53444-bulk-density-solids-blending-and-blenderselection/. [Diakses 3 April 2013]. Wirakartakusumah, M.A. dan Sukarno. 1992. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi . InstitutPertanian Bogor. Bogor