Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIK KERJA LAPANG

BIDANG MANAJEMEN ASUHAN GIZI


KLINIS
RSU KABUPATEN TANGERANG

Tatalaksana Diet RG III RP 40 1500 + ekstra MCRP


pada pasien Chronic Kidney Diasese (CKD) stage V,
Anemia, dan Hipertensi
Rido Akbar

I14110125

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir
dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap

(Bakta 2006)

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume


eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang
nilai yang berlaku untuk orang sehat.
(Kasper et al.
2005).
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang ditunjukkan oleh angka

(Gallagher 2008)

STUDI KASUS

Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Ruangan/kelas/kamar
Tanggal masuk
Tanggal pengamatan
No. Rekam Medis

: Nn K
: 29 tahun
: Perempuan
: IRT
: Srn/2/5.3
: 14/10/ 2014
: 15-17 10/2014
: 13082588

ASESMEN GIZI
Antropometri
Umur : 29 tahun
LILA : 27 cm

TILUT : 42 cm

BB

: 2,001 x LILA -1,223


: 2,001 x 27 -1,223
: 52,8 kg
BBI : 49,4 kg
TB : (1,83xTL) (0,24xU) +84,88
: (1,83x42) (0,24x29) +84,88
: 154,8 cm

ASESMEN GIZI
Biokimia
Jenis pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin

Hemoglobin
Hematokrit
Ureum
Kreatinin

Awal masuk RS
(14-10-2014)

Rujukan

Satuan

9,7*
29,1*
9,8
315

12 14
40 48
5 10
150 450

g/dl
%
103/l
103/l

299*
20,3*

10 50
<1,5

mg/dl
mg/dl

Anemia
Gangguan fungsi ginjal

ASESMEN GIZI
Klinis/Fisik
: 360 C
: Konjugtiva Pucat, sklera tidak ikterik

Suhu
Mata

Mual : + Muntah : +

Tanggal

14 oktober 2014

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

Tekanan darah
Denyut nadi

140/90*
90

<120/70
60-100

mmHg
x/menit

Respirasi
Suhu tubuh

20
37

20-30
36-37

x/menit
0C

Tekanan Darah

Hipertensi

ASESMEN GIZI

Riwayat Gizi

Alergi Makanan : -

Pola Makan
:
Sehari-hari Os memasak makanannya sendiri di rumah. Namun, kadangkadang Os juga membeli makan di warung makan. Berikut adalah pola
makan Os sehari-hari :
Frekuensi makan utama 2-3 kali
Karbohidrat : Os biasanya mengkonsumsi nasi 2 sp Lauk hewani : Os
biasanya makan telur, ikan ayam dan daging.
Lauk nabati: Os suka makan tahu dan tempe
Sayuran : Os suka makan sayur capcay,.
Os suka Os sering mengonsumsi buah pisang, melon dan pepaya.
Tehnik Os memasak dengan cara direbus, dikukus atau ditumis dan digoreng.
Os jarang mengkonsumsi air minum (2-3 gelas /hari).

ASESMEN GIZI

Riwayat Gizi
JUMLAH

Kandungan Gizi

Waktu

Menu

Bahan pangan

(gr)

Pagi

Nasi
Telur rebus
Teh
Nasi
Ayam bb semur

25
55

Nasi
Ikan goreng

Beras
Telur
Teh tawar
beras
Ayam
Kecap
Tempe
minyak
Wortel
Kentang
Beras
Ikan tenggiri

Tumis
melon

Siang

Tempe goreng
Sop
Malam

Total Asupan

25
20
10
25
2,5
25
50
50
50

E
(Kal)
88
50
0
88
37
50
37
25
12
44
175
50

P
(gr)
2
7
0
2
3,5
0
2,5

KH
(gr)
20
0
0
20
0
12
3,5

0,5
1
4
7

L
(gr)
0
2
0
0
1
0
1,5
2,5
0
0
0
2

Brokoli

50

13

2,5

minyak
melon

2,5
100

25
25
719

0
0
30,5

2,5
0
11,5

2,5
10
40
0

0
16
126,5

ASESMEN GIZI

Riwayat Gizi

Tabel 1 Persentase Asupan sebelum masuk RS

Konsumsi
Kebutuhan
Persentase (%)

E(kkal)
719

P(gram)
30,5

L(gram)
11,5

KH(gram)
126,5

1848

40

51,3

304,9

38,9

76,3

22,4

41,6

tergolong defisit berat (<70% kebutuhan)

ASESMEN GIZI

Riwayat Personal

Riwayat Penyakit
: Batu ginjal
Riwayat penyakit Keluarga : Ayah Os anemia
Riwayat Pekerjaan
:Perhitungan Kebutuhan Gizi
Usia
: 29 tahun
TB
: 154,8 cm
BB
: 52,8 kg
BBI
: 49,4 kg

Perkiraan Kebutuhan Gizi

Kebutuhan energi = 35 kkal x BB


= 35 kkal x 52,8 = 1848 kkal
Kebutuhan protein(8,5%) = 0,75 x 52,8
= 40 gram
Kebutuhan lemak (25%)

= (25% x keb. energi total) : 9


= (20% x 1848) : 9
= 51,3 gram

Kebutuhan KH (66,5%)

= keb.E total (keb.p x 4)


(keb.L x 9)) : 4
= 304,9 gram

DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake : Malnutrisi (NI.5.2) (P), berkaitan dengan penurunan nafsu
makan (E) ditandai dengan persentase SMRS karbohidrat, protein, lemak,
dan karbohidrat terhadap kebutuhan yaitu sebesar 38,9%. 76,3%, 22,4% dan
41,6% (S)

Domain Behaviour : Pola makan yang salah (NB 1.5) berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi yang ditandai dengan
ketidak seimbangan asupan sebelum masuk rumah sakit..

Domain Clinis : Perubahan nilai laboratorium yang terkait gizi (NC.2.2)


berkaitan dengan ganguan sistem hematologi dan ginjal ditandai dengan
tidak normalnya hasil pemeriksaan biokimia yaitu hemoglobin rendah,
hematokrit rendah, ureum tinggi dan kreatinin tinggi.

INTERVENSI GIZI

Tujuan Intervensi

Tujuan diet tinggi protein, tinggi zat


besi, dan tinggi vitamin C adalah:
1. Memenuhi kebutuhan energi dan zat
gizi lain dengan asupan minimal 80%
dari kebutuhan Os
2. Mempertahankan status gizi normal
Mencapai hasil labolatorium terkait gizi
agar normal meliputi kadar hemoglobin,
hematokrit, dan leukosit darah dengan
memberikan makanan sesuai kebutuhan
dan kondisi Os.

INTERVENSI GIZI

Implementasi

Diberikan Diet Tinggi Protein, Tinggi Zat Besi, dan Tinggi Vitamin C dengan kandungan energi
sebesar 1885 kkal dan 91.8 g protein dengan konsistensi biasa. Rincian menu makan Os dalam
sehari diberikan seperti tampak pada tabel berikut ini.

INTERVENSI GIZI

Implementasi

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring

IMT Os normal, namun status gizi serta berat badan Os tetap harus
dipantau.
Pemantauan daya terima dan asupan Os.
Perlu dilakukan pemantauan terhadap komponen biokimia sampai
semua komponen biokimia yang tidak normal berubah menjadi normal.
Pemeriksaan terhadap tekanan darah Os rendah, sehingga juga perlu
dilakukan pemantauan terhadap tekanan darah Os.
Sesuai dengan kondisi penyakit Os, maka Os diberikan Diet Tinggi
Protein, Tinggi Vitamin C, dan Tinggi Zat Besi dengan konsistensi biasa.

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring

Berikut disajikan grafik perbandingan antara perkiraan kebutuhan Os dengan


perencanaan kebutuhan Os :

Tingkat perkiraan zat gizi terhadap perencanaan zat gizi

MONITORING DAN EVALUASI

Evaluasi

1. Secara keseluruhan, menu makan satu hari Os yang disajikan sudah


bervariasi dan terdiri dari semua bahan makanan.
2. Evaluasi perencanaan kebutuhan Os cukup memenuhi perkiraan kebutuhan
Os, hanya saja perencanaan untuk kebutuhan dari protein masih kurang.
Hal ini sangat penting untuk dapat diperhitungkan kembali karena
perencanaan ini akan mempengaruhi ketersediaan makanan yang akan
disajikan kepada Os dan akan menjadi asupan penting terhadap keadaan
Os.

KESIMPULAN DAN SARAN


Os merupakan pasien perempuan
dengan diagnosis anemia gravis. Diet
yang diberikan adalah diet Diet Tinggi
Protein, Tinggi Vitamin C, dan Tinggi
Zat Besi dengan konsistensi biasa. Hal
yang perlu dimonitor dari Os adalah
berat badan, status gizi , asupan dan
daya terima makanan Os. Selain itu
monitoring juga dilakukan pada nilai
laboratorium seperti nilai Hb, nilai Ht,
dan Leukosit agar kembali normal.
Hasil persentase ketersediaan dengan
kebutuhan gizi Os menunjukan
bahwa kandungan energi, lemak,
karbohidrat, zat besi, dan vitamin C
sudah cukup, sedangkan untuk
kandungan protein masih kurang dari
80% kebutuhan Os.

Kesimpulan

Perlu diperhatikan pemilihan bahan


pangan dalam merencanakan menu
makan agar sesuai dengan kebutuhan
zat gizi Os. Dalam hal ini, perlu
diperhitungkan kembali kebutuhan
protein Os karena perencanaan yang
dilakukan belum mencukupi 80 %
kebutuhan gizi Os

Saran

DAFTAR PUSTAKA
Bakta I Made. 2006. Sistem Eritroid. In: Hematologi Klinik Ringkas.
Jakarta (ID): Buku Kedokteran EGC.
Brashers VL. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi, Pemeriksaan Dan
Manajemen. Jakarta(ID) : Penerbit buku EGC.
Gallagher ML. 2008. The Nutrients and Their Metabolism. In: Mahan
LK, Escott Stump S. Krause Food, Nutrition, and Diet
Therapy. Philadelphia (US): Saunders.
Hoffbrand AV, Moss PAH, and Pettit JE. 2005. Kapita Selekta
Hematologi. Jakarta (ID): Buku Kedokteran EGC.
Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, and
Jameson JL. 2005. Harrisons Principle of Internal Medicine.
New York (US): McGraw Hill.
McPhee SJ, and Ganong WF. 2006. Pathophysiology of
Disease:
An Introduction to Clinical Medicine. California
(US): McGraw Hill.
Tramuz A, and Jereb M. 2003. Severe Malaria. Critical Care.
7:315-323.

Anda mungkin juga menyukai