Anda di halaman 1dari 20

Modul 3 : Gatal

Sistem Special Senses


Kelompok 4 Cempaka Putih
Tutor: dr. Rayhana, M.Biomed
Ahmad Abqari
Dona Puspitasari
Gisni Luthviatul Zachra
Grisel Nandecya
Miranda Audina Irawan
M. Ilham Ramadhan
Muhammad Alif Zainal
Nurasyiah Wulansari
Rizka Sekar Kinasih

SKENARIO
Mahasiswa AB, 18 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatalgatal dan timbul bercak kemerahan di sertai sisik pada sebagian besar
badan, dan sering gatal pada daerah-daerah tertentu, bila keadaan
umum tidak stabil, dan stress. Disamping itu dalam keluargapun
kadang-kadang ada yang menderita gatal. Sering tidak mengikuti
kuliah seiring dengan bertambah beratnya gatal yang dirasakan
terutama bila cuaca dingin dan panas sekali. Sering menarik diri dalam
pergaulan.

KATA KUNCI

Mahasiswa, 18 tahun
K.U : Pruritus, eritema, skuama
pada sebagian besar badan.
Gatal pada daerah tertentu, bila
keadaan umum tidak stabil dan
stress
Keluarga ada yang menderita gatal
Gatal bertambah berat pada cuaca
dingin dan panas

PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi dan histologi kulit!
2. Jelaskan bagaimana fisiologi pada kulit!
3. Jelaskan patomekanisme gatal, pembentukan sisik, dan bercak
merah!
4. Mengapa gatal bertambah berat pada cuaca dingin dan panas dan
dalam keadaan tidak stabil atau stress ? dan jelaskan macammacam eflouresensi!
5. Jelaskan adakah hubungan RPK dengan keluhan yang di derita ?
jelaskan etiologi gatal!
6. Jelaskan alur diagnosis pada skenario!
7. Jelaskan differential diagnosis 1!
8. Jelaskan differential diagnosis 2!
9. Jelaskan differential diagnosis 3!

8
4

1.
2.
3.
4.

Stratum korneum
Pore (pori-pori)
Batang rambut
Stratum lucidum

5.
6.
7.
8.

Stratum granulosum
Stratum spinosum
Stratum basale
Dermal papillae

14

12
11

15

9
9
10

13

13

16
16

9. Glandula sebasea
10. Kelenjar ekrin
11. Arrector pili muscle
12. Badan krause

13. Badan pacini


14. Badan Meissner
15. Badan Ruffini
16. Jaringan adiposa

FUNGSI
PROTEKSI

FUNGSI
ABSORPSI

FUNGSI
EKSRESI

FUNGSI
PERSEPSI

FUNGSI
TERMOGULASI

FUNGSI
PEMB.
PIGMEN

FUNGSI
KREATINISASI

FUNGSI
PEMB. VIT D

Mekanisme Pruritus & Eritema


Faktor
pencetus
Cuaca dingin
& panas
Keadaan
umum yang
tidak stabil
Stress

Pelepasan mediator
SEL MAS BASOFIL

Mensensitisasi
ujung serabut
saraf C

Histamin,
Prostaglandin, dll

Permeabilitas kapiler
meningkat
(Vasodilatasi).

impuls diteruskan ke
serabut radiks
dorsalis medulla
spinalis thalamus
Pruritus

Eritema

Mekanisme Pembentukan Skuama

Kadar nukleotida yg
abnormal. (terutama
cAMP siklik dan
cGMP siklik)

Proliferasi dan
migrasi sel-sel
epidermis dg cepat

Epidermis menebal

Skuama

Sel terdesak keatas

Pengaruh Stress, Suhu dan


Keadaan yang Tidak Stabil
Memacu sel Mast
panas, dingin,
trauma

Terlepasnya mediator
radang (histamin, PG,
dll)

cAMP/cGMP
Vasodilatasi
kapiler

Mitosis sel2
epidermis

Pencetus Psoriasis

Pato vol 1 hal.164-165. Pato vol 2 hal, 1440. IPKK UI hal, 174

Etiologi Pruritus
Kehamilan

Senilitas

Penyakit
Hepar

Penyakit
Ginjal

Penyakit
Neoplastik

Mikosis
Fungoides

Pruritus
Neurologik

Pruritus
Psikologik

Penyakit
Endokrin
Penyakit
Lain

Hubungan RPK dengan Keluhan


Riwayat penyakit keluarga berhubungan dengan penyakit keturunan
atau keluarga sebagai sumber penularan.
Penyakit seperti psoriasis vulgaris memiliki etiopatogenesis utama
faktor genetik. Bila orangtua tidak menderita psoriasis risiko
mendapat psoriasis adalah 12%, sedangkan jika salah seorang
orangtuanya menderita psoriasis risiko mencapai 34-39%.

PSORIASIS

penyakit autoimun yang


mengenai kulit dan merupakan
inflamasi kronis pada kulit yang
sering terjadi.

Epidemiologi:
Penyebaran di seluruh
dunia sekitar 1-2%
10-25% pasien mengalami
psoriasis arthritis.
Terjadi usia 20an - 50an.

Etiologi:
Trauma fisik
Infeksi
Stress
Obat

Faktor Pencetus:

Patofisilogi

Trauma fisik (Koebner


Phenomenon), akibat gesekan
atau garukan.
kadar
nukleotida
siklik yang
abnormal

epidermis
menjadi tebal
dan diliputi
keratin yang
tebal (sisik
yang
berwarna
seperti perak).

Jumlah sel-sel
basal yang
bermitosis
meningkat

Menuju
permukaan
epidermis
yang menebal

Infeksi : infeksis Streptokokus


dapat menyebabkan psoriasis
gutata
Stress : faktor lain yang
memicu timbulnya psoriasis
yaitu stress, insidensi nya
sebanyak 40% dan lebih tinggi
lagi pada anak-anak.
Obat : obat-obatan yang dapat
memicu timbulnya psoriasis
yaitu Glukokortikoid, lithium,
obat antimalaria, dan B blocker.

Gejala Klinis
Bercak-bercak eritema
yang meninggi (plak)
dengan skuama di
atasnya. Eritema
sirkumskrip dan merata
Skuama berlapis-lapis,
kasar dan berwarna putih
spt mika, serta
trasnparen.
Besar kelainan bervariasi:
letikuler, numuler atau
plakat, dapat
berkonfluensi
Terdapat fenomena
tetesan lilin, Auspitz dan
Kobner

Penatalaksanaan:
Pengobatan untuk pasien
psoriasis bergantung pada
lokasi, tipe, dan keparahan
dari penyakit. Beberapa agen
yang sering digunakan yaitu :
a. Agen sistemik :
- Methotrexate, golongan
antimetabolit.
- Sintesis retinoid
- siklosporin
b. Analog vitamin D.
c. Sinar UV-B
d. Psoralen PUVA (UV-A)

pemeriksaan laboratorium :
1.pemeriskaan darah rutin,
mencari penyakit infeksi,
2.pemeriksaan gula darah,
kolesterol untuk penyakit
diabetes mellitus.

Prognosis:
Meskipun psoriasis tidak
menyebabkan kematian,
tetapi bersifat kronis dan
residif.

DEFINISI

Eritroderma adalah kelainan kulit


yang ditandai dengan adanya
eritema di seluruh tubuh atau
hampir seluruh tubuh (90-100%),
biasanya disertai skuama.
Eritroderma ditandai dengan
warna kulit yang kemerahan akibat
dilatasi yang menyebar dari
pembuluh darah kutaneus.
Eritroderma adalah kemerahan
yang abnormal pada kulit yang
menyebar luas ke daerah-daerah
tubuh, dimana seluruh badan
kelihatan kemerahan (eritema),
berasa kasakitan, kegatalan dan
bersisik halus.

ERITRODERMA

epidemiologi

Jumlah pasien dengan eritroderma


semakin
bertambah
setiap
tahunnya. Hal ini terutama
dikarenakan
penyebab
eritroderma yang utama yaitu
psoriasis, mengalami peningkatan
insidens setiap tahunnya.
Berdasarkan data epidemiologi
terakhir ditemukan 35 pasien
eritroderma diantara 100.000
pasien kulit secara keseluruhan.
Perbandingan rasio pria : wanita =
2-4:1.
Onset
timbulnya
keluhan
eritroderma biasanya bermula
setelah usia 40 tahun

ETIOLOGI
1. Eritroderma eksfoliativa primer
2. Eritroderma eksfoliativa sekunder

GAMBARAN KLINIS
Eritroderma akibat alergi
obat secara sistemik
Mula-mula kulit berwarna
kemerahan yang menyeluruh
tanpa disertai skuama. Pada
waktu penyembuhan baru
timbul skuama

Eritroderma akibat perluasan


penyakit kulit
Eritroderma akibat psoriasis
(psoriasis eritrodermik)
Penyakit Leiner

Eritroderma akibat penyakit


sistemik termasuk keganasan
Keganasan yang sering yaitu
sindroma sezary

TATALAKSANA
Beberapa prinsip tatalaksana eritroderma adalah:
1. Hentikan semua obat yang mempunyai potensi
menyebabkan terjadinya penyakit ini.
2. Rawat pasien di ruangan yang hangat.
3. Perhatikan kemungkinan terjadinya masalah
medis sekunder (misalnya dehidrasi, gagal
jantung, dan infeksi).
4. Biopsi kulit untuk menegakkan diagnosis pasti.
5. Berikan steroid sistemik jangka pendek (bila
pada permulaan sudah dapat di diagnosis
adanya psoriasis, maka mulailah mengganti
dengan obat-obat anti-psoriasis).
6. Mulailah pengobatan yang diperlukan untuk
penyakit yang melatarbelakanginya.

KOMPLIKASI
Gagal jantung
Gagal ginjal
Kematian mendadak akibat hipotermi sentral.

PROGNOSIS
Eritroderma yang termasuk golongan I, yakni
karena alergi obat secara sistemik, prognosisnya
baik.

PITIRIASIS ROSEA
Definisi
Erupsi kulit akut
dan sering dijumpai
bersifat swarsirna
dimulai dengan lesi
inisial berbentuk
eritema dan
skuama halus,
Disusul oleh lesilesi yang lebih kecil
di badan, lengan
dan paha atas yang
tersusun sesuai
dengan lipatan kulit
Sembuh dalam 3-8
minggu

Contoh Gambar

Epidemiologi

Etiologi

Pitiriasis rosea
didapati pada
semua umur,
terutama antara 1540 tahun.
Pada wanita dan
pria sama
banyaknya

Belum diketahui
Ada yang
mengemukakan
hipotesis bahwa
penyebab virus,
karena penyakit ini
merupakan penyakit
swasima (self limiting
disease), umumnya
sembuh sendiri
dalam waktu 3-8
minggu.

PITIRIASIS ROSEA
Gejala Klinis
Gatal ringan
Pada umumnya tidak ada gejala konstitusi
Penyakit mulai dengan lesi pertama
(Herald Patch), umumnya di badan Soliter,
oval dan anular, diameter 3 cm

Lamanya : beberapa hari hingga beberapa


minggu
Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi
pertama
Gambaran khas : sama dengan lesi
pertama hanya lebih kecil susunannya
sejajar dengan kosta, hingga menyerupai
pohon cemara
Lesi timbul serentak atau dalam beberapa
hari
Lokasi: badan, lengan atas bagian
proksimal, paha atas.

Diagnosis Banding
Tinea korporis

Penatalaksanaan
Simtomatik
Gatal : Sedativa
Topikal : bedak asam
salisilat + menthol 0.05%
Kortikosteroid topikal
sedang

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.
Buku ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI
Slide kuliah dr.Nizamuddin
FISIOLOGI SHERWOOD halaman 485-487
Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology.
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi III. Jakarta: FK
UI, 1999: 126-31.
Debson RL, abele DC. The practise of dematology. Philadelphia: Haper & Row Publisher, 1990: 35-43.
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi III. Jakarta: FK
UI, 1999: 126-31.

Anda mungkin juga menyukai